Eunhyuk duduk sambil mendengus. Tiga jam sudah ia, Ryeowook, dan Sungmin berkeliling salah satu mall yang ada dekat apartemennya. Namun sang pelaku–Ryeowook–yang mengajak mereka ke sana sama sekali belum membeli apapun. Gadis itu berpindah dari satu toko ke toko lain hanya untuk mencoba. Sungguh, hal ini membuat Eunhyuk mengantuk.

Ryeowook berjalan bolak-balik dengan sepatu high heels setinggi sembilan senti menghadap ke arah cermin besar. Sesekali ia memutar, lalu merengut. Entah apa yang ada di pikirannya.

"Menurutmu, ini bagus, tidak, Eonnie?" tanya Ryeowook sambil menatap Eunhyuk di belakangnya melalui pantulan cermin.

"Ya… ya…" jawab Eunhyuk sekenanya. Ia ingin makan sekarang juga. "Cepat tentukan pilihanmu!"

Ryeowook berbalik menatap Eunhyuk secara langsung. "Kalau mau memberi barang fashion seperti ini, tidak boleh sekali lihat, Eonnie. Takutnya nanti kita nggak suka. Sayang kalau sudah dibeli tapi nanti hanya dipakai sekali atau dua kali," jelas Ryeowook.

Eunhyuk hanya memutar matanya bosan. Harusnya tadi ia ikut Sungmin ke food court membeli minum saja.

.

.

.

.

Kazuma House Production

proudly present…

.

.

.

U

.

.

.

® 2012

.

.

.

"Masih belum membeli apapun juga?" tanya Sungmin sedikit kaget melihat adiknya masih menyusuri jejeran rak sepatu.

Eunhyuk menghela napas bosan "Dia itu pakai baterai apa sih bisa jalan selama ini. Mengeluh haus pun tidak," kata Eunyuk sedikit kesal. "Ya! Ryeowook-ah! Bisakah kita pulang sekarang? Aku sudah capek dan lapar. Apakah kau tidak merasakan hal yang sama?" tanya Eunhyuk penuh harap.

Ryeowook menoleh pada Eunhyuk dengan tatapan innocent dan bibir dipautkan. "Ani," jawabnya singkat. Helaan napas kembali terdengah keluar dari Eunhyuk.

Eunhyuk meraih gelas lain yang ada di dalam kantung plastik yang dibawa Sungmin. Ia memang tidak menemukan strawberry milk kesukaannya, tapi ia menemukan blue ocean di sana. Ia langsung menarik satu tegukkan panjang. Membasahi kerongkongannya yang kering.

"Apa dia selalu seperti ini saat belanja?" tanya Eunhyuk ingin tahu. Matanya terus mengikuti Ryeowook yang semakin menjauh, menuju deretan sepatu lain yang heels-nya jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

"Tidak. Dia jarang belanja seperti ini. Biasanya dia akan beli di online shop," jelas Sungmin. Yeoja berambut pendek itu memperhatikan sebuah sepatu high heels merah muda berpita yang ada di salah satu jejeran sepatu.

Sepatu itu juga menjadi pusat pandangan Eunhyuk. "Kau menyukai sepatu itu? Beli saja!" katanya sambil mengambil sepatu itu lalu menyodorkannya pada Sungmin. "Sekali-sekali kau juga harus menyamakan tinggi dengan Kyuhyun!"

Wajah Sungmin langsung memerah. "Ke-kenapa membawa-bawa nama Kyuhyun?"

"Sudah pakai saja!" kata Eunhyuk menaruh sepatu itu di depan kaki Sungmin.

Sungmin meneliti sepatu itu dengan saksama sambil mengira-ngira berapa tinggi heels-nya. Kemudian ia menghela napas dan mengembalikan sepatu itu ke tempatnya semua. Kenangan saat ia pertama kali mengenakan high heels kembali berputar dalam benaknya.

Saat itu ia, Ryeowook, dan Kibum sedang menghadiri perayaan sweet seventeenth teman mereka. Dan seperti remaja lainnya, ia ingin mengenakan high heels. Sialnya saat di pesta, dia mengenakan high heels dan hampir terpelet ke dalam kolam renang kalau saja Ryeowook dan Kibum tidak memeganginya.

Itu memalukan. Membuat Sungmin sedikit menghindari sepatu-sepatu berheels tinggi. Di rumah, heels yang ia miliki paling tinggi adalah 5cm, dan hal itu tidak mungkin mengalahkan tinggi Kyuhyun yang sekitar 180cm.

"Ayo ke salon," ajak Ryeowook yang sudah berdiri di hadapan mereka. Lagi-lagi tanpa membawa satupun barang belanjaan.

"Sebenarnya kau mau apa sih, Wookie-ah?" tanya Sungmin.

Ryeowook yang memimpin jalan berbalik dengan wajah tanpa dosa. "Cuci mata."

.

.

.

DOENG?

CUCI MATA? Hanya untuk cuci mata dan dia membuat Eunhyuk dan Sungmin keki sendiri selama tiga jam? Demi semua strawberry milk kesukaan Eunhyuk, Ia ingin sekali memakan Ryeowook saat itu juga. Sumpah. Nggak boong. Rasanya ada uap-uap panas yang keluar dari hidung dan telinga Eunhyuk.

"Lee. Ryeo. Wook. Kau menyebalkan!" teriak Eunhyuk membuat orang-orang mengalihkan perhatian padanya.

Sementara sang tersangka utama hanya cengar-cengir dan menunjukkan tanda peace. Dia mengamit lengan Eunhyuk dan Sungmin. "Eonnie, ayo ke salon! Aku yang bayar!"

Tanpa menunggu jawaban Eunhyuk. Ryeowook menarik kedua perempuan yang notabenenya lebih tua dari dirinya.

.

.

.

.

.

Eunhyuk hanya bisa pasrah ketika rambutnya yang sudah panjang harus ia relakan untuk digunting hingga seleher. Belum lagi rambutnya sejak tadi diberikan krim-krim aneh berwarna merah muda yang wanginya manis. Seperti permen karet menurutnya. Dan sekarang, rambutnya tengah diwarnai dengan warna pirang atas perintah Ryeowook.

Ketika melihat pantulan dirinya di cermin, hal yang terlintas di otak Eunhyuk hanya satu, ia serasa terbang kembali ke masa SMA-nya. Tinggal menambahkan jepit-jepit kecil dan ia akan benar-benar menjadi seorang Lee HyukJae yang dulu. Lee HyukJae yang pecicilan dan sering dipanggil Monyet oleh teman-temannya. Lee HyukJae yang gila menari. Lee HyukJae yang akan selalu bersama Lee Donghae.

Kadang ia berpikir, apakah dia akan bisa mempenyembunyikan hubungannya dengan Donghae selama Donghae masih terikat kontrak dengan SM Entertainment. Ia takut ia tidak bisa. Donghae masih memiliki enam tahun lagi sebelum akhirnya ia menuntaskan kontraknya bersama Super Junior. Apa yang akan terjadi nanti bila ia tidak bisa menunggu Donghae? Berpaling pada namja lain, kah?

Seperti pasangan kekasih lainnya, ia ingin menjalankan hal yang dinamakan kencan. Benar-benar kencan di malam minggu. Bukan kencan yang seperti biasa ia lakukan dengan Donghae hari-hari kemarin–pergi ke luar jam tiga pagi. Apa yang akan terjadi bila ada fans atau paparazzi yang melihatnya?

Saking sibuknya Eunhyuk dengan pikirannya sendiri, ia tidak sadar bila kuku-kukunya telah selesai diwarnai dan wajanya telah berpoleskan make up tipis. Ryeowook dan Sungmin saling berpandangan sambil menggedikkan bahu melihat Eunhyuk mentapa kosong pada cermin.

"Eonnie!" panggil Ryeowook. Eunhyuk menoleh pada Ryeowook yang–eh, kok rambutnya Ryeowook tiba-tiba jadi panjang begitu? Seakan mengerti, Ryeowook nyengir lima jari. "Namanya hair extension. Aku bosan menunggu rambutku sampai panjang," katanya sambil memainkan rambut-rambut barunya. "Bagaimana make up-nya?"

Eunhyuk menoleh pada cermin. Seingatnya, ia tidak dimakeup. Walau samar, tetap saja Eunhyuk dapat merasakan lapisan BB cream, eye shadow, dan lipstick di bagian-bagian wajahnya. Matanya pun terlihat lebih besar dengan eyeliner dan bulu mata palsu.

"Kau sebenarnya mau apa, sih?" tanya Eunhyuk penasaran. "Aku merasa seperti boneka, kau tahu?"

Ryeowook tertawa. "Habis ini, kita belanja lagi!" ucapnya bersemangat dan berhasil membuat mata Eunhyuk membola.

"Lagi?" tanya Eunhyuk dengan wajah horor.

"Ne!" kata yeoja itu. "Kajja! Mari kita belanja lagi!"

Eunhyuk hanya bisa pasrah tangannya kembali ditarik-tarik Ryeowook. Sungmin pun tidak banyak membantu. Ketika dilirik, Sungmin hanya bisa nyengir serba salah dengan kondisi yang sama seperti Eunhyuk–ditarik-tarik juga oleh Ryeowook.

.

.

.

.

.

Mata Donghae memandangi cincin-cincin perak yang bersinar terang tertimpa cahaya dari balik kaca. Setengah jam lalu ia tiba di salah satu toko perhiasan, dan sampai detik ini dia belum bisa memutuskan akan membeli apa. Yunho yang tadi bersamanya sudah meninggalkan dia sendirian karena harus mengisi suatu acara.

Ada begitu banyak cincin dengan model yang beragam. Kalau saja harganya murah, pasti Donghae sudah akan membeli semuanya. Sayangnya harganya mahal, ditambah lagi bila modelnya rumit dan ditambah dengan berlian. Ia sudah dapat membayangkan berapa banyak won yang akan keluar dari rekeningnya.

Tapi untuk Eunhyuk, dia akan melakukannya.

"Bisa kulihat yang ini?" tanya Donghae pada sang pramuniaga setelah tadi sempat bingung menentukan pilihan. "Terima kasih," katanya setelah cincin yang menjadi tujuannya berada di depan matanya sendiri.

"Cincin ini adalah design terbaru kami. Beratnya sepuluh gram dan menggunakan batu sapphire blue. Dan ini hanya diproduksi tiga di seluruh dunia. Dua di antaranya sudah dibeli di Amerika dan Eropa. Sisanya satu, yang ini," jelas sang pramuniaga.

"Berapa harganya?" tanya Donghae sambil terus memperhatikan cincin yang memantulkan cahaya lampu.

"Satu juta won."

Dan harga satu juta won itu setimpal dengan keindahan cincin itu. Ukiran-ukiran indah di sekelilingnya dan mata sapphire blue itu membuat siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh hati. Terlalu indah. Dan juga, limited edition.

"Aku mau yang ini," kata Donghae.

Hei! Sebenarnya Donghae mau apa dengan cincin itu? Terlebih lagi cincin itu adalah cincin perempuan! Pastinya dia tidak akan menggunakan cincin itu? Untuk Eunhyuk, kah?

Senyum dan mata berbinar telah melekat pada wajah Donghae sejak pagi tadi. Dia telah memikirkan hal ini masak-masak. Mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya bila ia melaksanakan rencana–sebut saja rencana gila–ini.

"Terima kasih telah membeli di toko kami," kata Sang Pramuniaga setelah Donghae membayar dan memberikan cincin itu.

Senyum Donghae semakin melebar. Dia bahagia. Malam ini adalah malam penentuan untuknya.

.

.

.

.

.

Eunhyuk memutar-mutar dirinya di depan kaca. Sungguh, ia bahkan tidak mengenali dirinya sendiri di pantulan cermin. Sesosok gadis berambut pirang pendek dibalut mini dress biru gelap yang melekat di tiap lekuk tubuhnya dan sepasang high heels bertaburan glitter di kaki.

Ryeowook yang melihatnya nyengir. Hawa pengap tidak membuatnya ingin keluar dari bilik yang mereka tempati. Ya, mereka masih di dalam mall dan rasa penasaran Ryeowook yang membuat ketiganya menempati satu ruangan super kecil itu.

Beberapa kali gadis yang warna rambutnya baru saja berubah itu menurunkan bawahan dressnya. Ia tampak tidak nyaman dengan itu.

"Bisa ganti yang lain saja, tidak?" tanya Eunhyuk pada Ryeowook. "Serius, aku tidak suka dengan dress sependek ini. Rasanya selalu naik," kata Eunhyuk dengan wajah memelas.

Ryeowook dengan cepat menggeleng. "Tidak, Eonnie! Kau lebih cantik bila begitu!"

Sungmin yang dari tadi tampak diam, mulai membuka suara, "Mungkin Eonnie bisa menggunakan stocking," katanya memberi usul.

"Terserah kau saja, lah," kata Eunhyuk yang sudah mulai pasrah tubuhnya dijadikan seperti boneka oleh dua manusia kembar di hadapannya. "Ngomong-ngomong, untuk apa kalian berdua mendandaniku seperti ini? Baju yang dibelikan Si Ikan saja belum semuanya kupakai," tanya Eunhyuk menyelidik.

Ryeowook nyengir canggung. "Nggak apa-apa, kok." Dia memainkan rambutnya. "Cepat ganti baju, Eonnie! Aku dan Sungmin Eonnie akan menunggu di luar!"

Sungmin mengikuti langkah Ryeowook keluar dari ruangan sempit itu. Rasanya lega sekali menghirup udara sejuk AC dari tempatnya yang sekarang. Ryeowook yang duduk di salah satu kursi tak jauh dari bilik Eunhyuk menghembuskan napas lega.

"Hampir saja ketahun…" katanya. "Aku bisa dihabisi Manusia Ikan itu kalau sampai mengatakan yang sebenarnya."

"Bila melihat Hyukjae Eonnie dan Donghae Oppa, jadi iri sekali…" kata Sungmin sambil menerawang ke karpet merah marun yang melapisi hampir seluruh permukaan lantai department store. "Jadi ingin cepat-cepat menikah."

Ryeowook tersenyum jahil. "Katakan saja pada Si Evil Kyu! Pasti dia akan langsung mengabulkannya, kok!"

Sungmin menolehkan kepalanya cepat pada kembarannya dengan wajah merona hebat. "A-apa-apaan kau? Sejak kapan kau berubah menjadi seratus kali lebih jahil, Lee Ryeowook?"

"Sejak aku dan Si Evil Kyu sering kerja sama mengerjai Leeteuk Oppa!" ucap Ryeowook riang tanpa beban.

.

.

.

.

.

Eunhyuk masih saja merutuki tindakkan Ryeowook. Mulai dari mendandaninya, sampai mendorongnya masuk ke dalam sebuah Limosin putih yang kini menurunkannya di depan sebuah hotel megah dengan arsitektur bangunannya yang sangat modern dan mewah.

Ia hanya bisa mengikuti seseorang berseragam di depannya yang mengarahkannya menuju sebuah ruangan yang ia tidak tahu letakknya di mana. Apakah ia mau diculik? Dan hal itu terdengar sangat tidak masuk akal. Mana ada penculik yang membawa mangsanya ke hotel berbintang seperti ini?

"Silahkan duduk," kata seorang pelayan sambil menarikkan kursi untuk Eunhyuk.

Eunhyuk sendiri hanya menurut dan duduk di depan satu-satunya meja makan yang berada di ruangan besar itu. Terdapat satu kursi kosong di depannya. Untuk siapa?

"I don't know, but I believe. That some things are meant to be. And that you'll make a better me. Everyday I love you." Tiba-tiba suara merdu Donghae membuat Eunhyuk , menoleh dan mendapati namja itu dalam balutan tuksedo sedang menyanyi sambil berjalan mendekat padanya.

Donghae meraih tangannya lalu mencium punggung tangannya. Mata mereka bertemu. Tanpa harus bicara, keduanya bisa merasakan detak jantung masing-masing yang semakin cepat. Ulasan senyum tak henti-hentinya Donghae tampilkan. Namja itu merogo saku jas-nya, lalu membuka kotak kecil berlapis beludru ke hadapan Eunhyuk. Cincin bermata batu sapphire tampak bercahaya kala tertimpa cahaya lampu.

"Lee Hyuk Jae, would you marry me?" tanya Donghae.

Eunhyuk tak kuasa untuk menahan air mata kebahagian yang meluncur mulus dari kedua matanya. Dia menutup mulutnya sambil menganggukkan kepala. "Yes, I would."

Donghae menyematkan cincin itu di jari manis Eunhyuk yang tampak serasi dengan pakaian Eunhyuk malam ini. Ia sudah berdiri dari posisi sujudnya tadi di hadapan Eunhyuk sambil mengedarkan matanya ke arah lain, asalkan bukan Eunhyuk. Di sedikit gugup dengan perubahan status kekasihnya ini.

"Err… sepertinya aku perlu mendaftar wajib militer secepatnya," katanya berusaha mencairkan suasana yang sedikit membeku.

Eunhyuk mendongak, menatap wajah gugup kekasihnya. Sudah lama rasanya ia tidak melihat wajah gugup Donghae. "Donghae-ah!" panggilnya membuat Donghae mau tak mau menoleh padanya dan kembali bertemu dengan sepasa mata gelap milik kekasihnya. "Saranghaeyo."

Dan Eunhyuk bangkit berdiri lalu mengecup pipi Donghae. Seketika Donghae menjadi diam seribu bahasa layaknya patung. Di tengah kegugupannya di hadapan kekasihnya ini, kekasihnya malah menciumnya. Dan hal itu berhasil meruntuhkan kegugupan Donghae.

Tanpa Donghae berkata, Eunhyuk tahu kalau calon suaminya ini mencintainya melalui pelukan hangat yang diberikannya. Dan ia berharap, waktu berhenti di sini, saat ini, sekarang juga.

.

.

.

Aku tidak memerlukan banyak kata untuk mengungkapkan perasaanku, karena tanpa aku bicara kau sudah tahu isi hatiku

Karena kau adalah kau, Lee Hyuk Jae.

.

.

.

Done

.

.

.

2.127 words

Big Thanks to: AranciaChru, Ayugai Risa, Cho Kyuri Mappanyukki, Han Eun Kyo, Han Soo Wook, HyukBunnyMing, Jewels97, Keyra Kyuunie, Kim Soo Hyun, KpopersUnyu, Kyo Ellie, Mei Hyun15, blue sky21, cherrizka980826, desroschan, epthy. , eunhae25, kyunny, 1, llamalia, minmi arakida, myhyukkiesmile, nyukkunyuk, puthri mala99, reaRelf, ressijewelll, rianalupamelulu, ryeosomNia14, sparkyumin, trytocreate, AidenLee15, BooFishy, Cho Rai Sa, Ellizabeth Kim, Kim Jung Min, MrsVampire, Park Ha, Vivinetaria, XxStarLitxX, aissh-ii, ceekuchiki, evilMinMin, fallforhaehyuk, haengbokhagae, imyk1601, nikyunmin, qyukey, sweetink, Tania3234, yantiheenim, Rio, Cloud77, Anonymouss, aleajee, Pikapika, Guest, kyukyu, IfaKyuKyungie369, Kim ryokie, Lee Eun Jae, Thania Lee, SsungMine, Chipichipi jewelzfish, Anchovy, minnieGalz, minami aikawa, myfishichovy, Stephanien Choi, Arit291, Mincha, kim ahjumma, SaranghaeSuJu, rainforest56, ShillaSarangKyu, Stephanie Choi, Evil Thieves, Ika-chan Imut, Ivha, Fina lie veronica, Kyo Ellie, kyuli, IamCloudFishy, dirakyu, nahanakyu, Fine7, Guest, harumisujatmiko, sha, fei, Lala, WIKA-IMUT, Raeminnie, Guest, Imcherlonntan, iyyan, blue minra, luqi, Shofiy Nurlatief, Sitara1083, Guest, dewi90, NeRadial, coolBeauty, yemillie, Guest, mitade13, Guest, haehae, kyuhyun1103, park ji hyun, KyuLoveMin, acipa calange unyuknya donge, Guest, chocho, Guest, Elly lyana, Guest, Eunfaloverz yeFawook, Rearea. Dan juga semua yang telah membaca.

KAMSAHAMNIDA!

Sign,

Uchiha Kazuma Big Tomat

Finished at:

Thursday, October 25, 2012

04.49 P.M.

Published at:

Thursday, October 25, 2012

09.21 P.M.

U © Kazuma House Production ® 2012