Disclaimer: Katekyo Hitman Reborn (c) Amano Akira [Kalo saya yang punya KHR, saya pasti bakal biarin Tsuna nembak Kyoko ;_;].

Notes: AU. (Sudah pasti) OOC. Hint (apa aja, terutama straight sama yaoi) bertebaran. Mahkluk unyu bertebaran. Kata-kata baku dicampur kata-kata non-baku bertebaran. Majas bertebaran. Parodi bertebaran.


Hibari melirik sekumpulan makhluk herbivore unyu yang kini sedang berkumpul di ruang keluarga rumahnya.

Serius deh. Sebenarnya anak-anak imut yang sialan yang menyebut diri mereka VK yang seusia dengannya itu, pada punya nyawa berapa sih? Berani aja gitu, main di rumahnya. Pada hal di rumahnya 'kan ada Alaude. Orang yang paling ditakuti di seantero RT nomer 2 setelah Reborn.

Bukan hanya Alaude saja. Di rumah tempat kecil (?) tempat Hibari tinggal, juga tinggal seorang pria tampan namun terlihat seperti wanita cantik bernama Fon.

Menurut Fuuta, pengurus administrasi RT (?). Fon adalah orang yang paling mengerihkan nomer 2, setelah Luce.

Tunggu…apa bedanya 'mengerihkan' sama 'menakutkan'? Silahkan cek KBBI.

Oh ya, Om Alaude 'kan pergi nganterin om kepang, sama nemenin Kuda jingkrak ke toko buku… batin Hibari begitu ia menyadari adanya kejanggalan, diiringi dengan dengusan kesal.

"Meaow."

"Uri! Kamu berhenti gangguin aku dong!" gerutu Gokudera.

Tsuna terkikik melihat tingkah kawannya itu. "Lagian kamu ngapain bawa Uri ke sini, Gokudera-kun? Biasanya kalau kamu main 'kan Uri di tinggal di rumah."

"Di rumahku cuma ada Om G., kakak sama mama lagi belanja. Om G. 'kan musuhnya semua binatang, makanya aku ajak Uri main," balas Gokudera.

Yamamoto tertawa kecil. "Kalau begitu. Kenapa kamu nggak titip Uri di rumahku aja tadi? Kan ada Jirou sama Kojirou! Jadi Uri nggak kesepian!"

Gokudera mendelik tajam ke Yamamoto. "Nggak kesepian jidatmu. Kamu mau Jirou dimakan sama Uri? Terus nanti warung sushi-mu acak-acakkan gara-gara Uri sama Kojirou?"

Yamamoto menoleh ke Tsuna. "Memangnya kucing suka makan burung merpati?" Tsuna menggelengkan kepalanya. Gokudera menepuk jidatnya.

"Kufufufu." Tawa aneh Mukuro tiba-tiba terdengar. "Omong-omong, kenapa bocah itu dari tadi berdiam diri di sana terus?" tanyanya seraya menunjuk-nunjuk Hibari yang ada di pojokkan ruangan.

"Hibari bilang dia nggak mau main sama kita," balas Enma.

"Oya oya, kenapa?" tanya Mukuro.

"Karena dia takut ketularan punya rambut nanas kayak kamu, hiiii," balas Gokudera asal. Enma, Tsuna, dan Yamamoto pun langsung menahan Mukuro agar dia tidak menjambak rambut gurita Gokudera.

Sementara itu, di pojok ruangan, Hibari mengangguk setuju dengan pendapat Gokudera.

"Eh, kita main di halaman aja yuk!" ujar Enma tiba-tiba, masih tetap memagangi Mukuro.

"Ide bagus!" seru Yamamoto setuju. "Hibari mau ikut?"

"Hn."

Hening.

Mukuro langsung berhenti memberontak.

Empat anak unyu itu langsung bertatapan satu sama lain. "Serius deh, tadi dia bilang 'Hn' ya?" tanya Mukuro.

Gokudera mengangguk. "Ini benar-benar aneh! Jangan-jangan Hibari kesambet!"

Enma dan Mukuro tersentak. "Hush, ngomongnya!" ucap mereka berdua.

"Kesambet itu apa?" tanya Tsuna.

"Udah mendingan kita cepet pergi dari sini aja deh," ajak Enma. "Daripada di sini terus. Nanti kalau ada barang yang rusak. Kalian mau dirajam sama Alaude-san?"

Setelah Enma menanyakan hal itu. Mereka semua langsung pergi ke halaman belakang rumah.


Gokudera berlari-lari mengejar Uri—

Bruk.

—dan dia terjatuh.

"Eh herbivor."

Kres.

Yamamoto dan Enma menginjak-injak dedaunan kering yang berjatuhan hingga hancur. Entah apa tujuannya.

"Eh, mainnya pelan-pelan—"

Kres.

Lalu Tsuna ikut-ikutan Yamamoto sama Enma.

"nanti kena cucian-nya om Kepang…"

"Santai. Cuciannya Fon-san tinggi. Kita nggak bakal bisa jatuhin cuciannya 'kok," balas Mukuro yang lagi gangguin Hibird.

Hibari mendelik tajam ke arah bocah tampan bermabut seperti buah tropis itu. "Ngapain ganggu-ganggu Hibird?"

"Suka-suka aku lah."

"Ngajakin berantem ya?"

"Boleh aja. Tapi nanti kalo kena cucian-nya Fon-san gimana?"

"Cucian-nya om Kepang 'kan tinggi. Kita nggak bakal bisa jatuhin cuciannya 'kok."

"Kufufu. Itu omonganku."

"Biarin."

Dua bocah itu pun langsung main pukul-pukulan.

SREEEETTTT…!

Tiba-tiba saja suara yang terdengar seperti suara celana robek terdengar.

Yamamoto, Enma dan Tsuna berhenti menginjak-injak dedaunan rapuh nan kering di bawah kaki mereka. Lalu saling bertatapan satu sama lain.

"Suara apaan tuh?" tanya Enma.

Yamamoto mengedikan bahunya. "Nggak tau…" Lalu ia mendongakkan kepalanya. "Oaah! Tsuna! Enma! Liat itu ada helikopter sama pesawat!" serunya sambil nunjuk-nunjuk dua objek yang telah ia sebutkan namanya itu, di langit.

"Oaaahh!" gumam Enma dan Tsuna, kagum.

Dua bocah tampan maniak berantem yang baru mulai main pukul-pukulan itu menghentikan pertarungan mereka.

Hibari menoleh ke belakangnya—tepatnya ke jemuran cucian. "Aduh gawat…"

Karena penasaran, Mukuro mengikuti pandangan Hibari. Matanya langsung melebar karena shock. "Aduh gawat…"

"Heh itu omonganku!"

"Biarin ah. Yang penting ini gawat."

Gokudera tertawa canggung sambil menggendong Uri. "Hehe. Ma-ma-maafffff ini semua salah Uri…"

Bocah tampan bersurai hitam legam itu memberikan death glare terindahnya ke Gokudera. "Mau salah kucing itu atau salah kamu, dua-duanya sama aja!" Hibari langsung mendekati jemuran.

"Liat nih! Train coat-nya om Alaude jadi robek!" teriaknya.

Benar saja, ternyata ada yang robek.

Glek.

Mendengar hal itu; Yamamoto, Enma, dan Tsuna langsung kaget dan memasang wajah horror. "APANYA OM ALAUDE YANG ROBEK(?)!

Karena kesal mendengar teriakan tiga herbivore unyu yang sialan yang menyebut diri mereka VK itu, Hibari langsung melempar sandal miliknya ke Tsuna.


Pria bersurai platina itu meraba-raba celananya (?).

Pria bersurai hitam legam yang berdiri di sampingnya menatap heran. "Ada apa, Alaude?" tanyanya sambil tersenyum, lalu berdiri di depan Alaude. Hendak menutupi perbuatan memalukan pria tampan itu, agar tidak dilihat oleh pengunjung mall lainnya.

Sebenarnya, sih bukan cuma mau menyelmatkan harga diri-nya Alaude. Tapi Fon sekalian mau modus gitu.

"Bukan apa-apa. Tapi 'kok aku berasa kalau bagian baju atau celanaku kayak ada yang robek, ya?"

"Ah, bahasamu kenapa jadi ambigu begitu, Alaude?"

Alaude terdiam.


Horror. Benar-benar horror.

Kini keenam anak-anak imut yang sialan yang menyebut diri mereka VK itu terdiam. Saling menatap satu sama lain dan menatap sesuatu yang disebut jas di hadapan mereka.

Jas itu…jas kesayangannya Alaude. Jas itu kini memiliki tampilan yang cukup—sangat absurd.

Di bagian belakang jas itu, kini ada robekannya. Robeknya panjang pula. Ada tiga pula.

Mampuslah Uri—atau mungkin yang benar itu; mampuslah Gokudera?

"Sekarang harus kita apain, nih?" tanya Mukuro. "Otakku lagi susah mikir, nih. Daritadi cuma bisa mikirin buat kabur dari sini…"

Hibari mendeat glare Mukuro. "Kabur. Kamikorosu."

"Ih itu kayak omongan di anime yang Giotto-nii sering tonton," Tsuna menginterupsi.

"Anime apaan?" tanya Yamamoto.

"Kayaknya Cozart-nii juga sering nonton, deh," Enma jbjb.

"Anime apaan sih? Mending kalian bantu aku mikir deh," protes Gokudera, kemudian tiga anak unyu itu diem.

Enma meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, berpikir. "Kita jahit aja!" serunya, bahagia, merasa idenya ini akan berhasil.

Gokudera misu-misu. "Gigimu dijahit! Emang diantara kita ada yang bisa jahit?"

Anak-anak unyu—minus Gokudera—itu menggeleng. Gokudera menepuk jidatnya lalu melirik Uri yang sedang tidur di sofa.

Tsk. Uri nakal, batin si anak bersurai keperakan itu. Aku jual kamu nanti, lanjutnya dalam pikirannya.

Jahat sekali bocah berambut gurita itu.

"Um, gimana kalau kita tambal aja?" usul Yamamoto.

"Harus dijait juga," balas Gokudera.

"Kita sambungin pakai solasi saja."

Ting.

Serempak anak-anak unyu itu, menatap anak yang paling unyu di antara mereka semua, Tsuna.

"Lho, ada apa?" tanya Tsuna dengan tampang innocent.

Mukuro langsung mendekati Tsuna, lalu menggoyang-goyangkan tubuhnya. "IDE HEBAT!" serunya.

Hibari facepalm. Memilih untuk pasrah dengan ide-ide gila dari—makhluk-makhluk yang bukan—teman-temannya.


Kret.

Tap. Tap.

Srug.

Tap. Tap.

Gedebuk.

"Adaw! Eh, Kyouya! Solasinya ada dimana sih!?" tanya Mukuro sambil menggerutu sekaligus menyingkirkan tumpukan buku yang menimpanya.

Hibari menatap Mukuro dengan tatapan; dasar bodoh, nyari solasi di rak buku. "Biasanya ada di atas meja belajarnya Kuda jingkrak, di dapur—"

"Solasi ditaruh di dapur buat apaan?" sela Yamamoto.

"Buat nambal panci bocor," jawab Gokudera asal.

"Diem dulu kenapa," kata Hibari dengan nada mengancam. "Oh, mungkin ada di laci yang ada di, umm—"

Cahaya kebahagiaan mulai menyinari wajah Tsuna, Gokudera, Enma, Yamamoto, dan Mukuro.

"—kamarnya om Alaude."

Ctar.

Andai sekarang mereka ada di manga atau anime, dan kalian sedang membaca manga atau anime tersebut. Kalian akan melihat, sekujur tubuh kelima anak unyu itu berubah menjadi warna putih semua, ada kilat sebagai background-nya, mata mereka melebar dan putih semua, dan juga mulut mereka terbuka lebar.

"Di kamarnya…A-A-Alau-d-de-sa…n?" tanya Tsuna terbata-bata sambil gemetaran.

Serius deh, Alaude itu memang menakutkan lahir batin, ya? Disebut namanya saja, anak kecil umur 5 tahun langsung ketakutan kayak liat setan.

Hibari mengangguk mantap. "Yup. Tenang aja sih. Di kamarnya om Alaude nggak ada apa-apa, 'kok."

"Gi-gimana kalau di ka-kamarnya A-A-Alaud-de-san ada alat pendeteksi malingnya? Terus kita masuk kamarnya, kita dikira maling?" tanya Gokudera.

"Nggak ada. Nggak ada yang mau maling rumah ini," balas Hibari dengan nada ayo-cepet-ke-kamar-si borgol.

Enma mengacungkan tangannya. "Kalau memang nggak ada yang mau maling rumah ini. Kenapa waktu itu kamu bisa diculik?" tanyanya dengan lancarnya.

"Itu…lain cerita. Ayo, kalian mau masuk ke kamarnya om Alaude, nggak?" tanya Hibari yang lama-lama jadi kesal sendiri. "Kalian mau diborgol sama dia?"

"Tapi 'kan yang salah kucingnya si Gokudera," balas Mukuro nggak terima disalahin juga.

"Tapi 'kan om Alaude selalu nyalahin manusia, bukan binatang."

Pada saat itu juga ingin rasanya Mukuro membanting figura foto Alaude yang ada di atas meja di sampingnya. Tapi mengingat kalau itu adalah foto Alaude, dan itu adalah foto milik Alaude, ia jadi terpaksa mengurungkan niatnya.

"Tch. Liat nanti pas pulang, aku aduin ke Papa ku!"

"Papa mu takut sama om Alaude."

Mukuro langsung menjedotkan kepalanya ke dinding.


["Pada sabtu dini hari, ditemukan hampir seratus kilogram majalah porno, dan seorang wanita muda di rumah Dokter Shamal. Di—"]

"Majalah porno itu apa?" Enma, Tsuna, dan Yamamoto bertanya pada Gokudera dengan polosnya.

"Tanya om Daemon," balas Gokudera.

Klik.

["Sawada Ieyasu, sebentar lagi akan menikah. Sementara itu jutaan fans-nya sudah siap menyabotase lokasi pernikahannya nanti."] (1)

Klik.

["Pelangi-pelangi, alangkah maho-nya. Merah ungu uke di langit yang seme (?)."]

"Maho itu apa?" tanya Tsuna.

"Aku nggak tau bos, tanya om Daemon," balas Gokudera.

"Kok Papa ku lagi, sih," gerutu Mukuro.

Klik.

["Ti amo, Xanxas."]

[["Ti amo di piu di quanto mi ami, Squalia!"]]

["UHUK."]

[["SQUALIA!"]]

Klik.

"Oi, Kyouya! Acara tv-nya kok acara orang dewasa mulu, sih?" tanya Mukuro.

"Mana aku tau," balas Hibari yang lagi nyari-nyari solasi di laci di sebelah tempat tidur Alaude.

"Nggak ada kartun, ya?" Yamamoto ikut-ikutan nanya.

"Mana aku tau."

"Kok gosip mulu, sih? Alaude-san suka gosip?" Gokudera jbjb.

"Mana aku tau."

"Hibari! Toilet ada dimana!? Kebelet pipis nih aku!" pekik Enma sambil memegangi piip-nya.

"Mana aku ta— ini di sampingku pintu ke kamar mandi."

Enma pun langsung berlari-lari kecil menuju pintu yang ditunjuk Hibari. Sementara itu, Hibari diam-diam mendekati herbivor-herbivor yang dengan seenak jidatnya duduk di atas tempat tidur Alaude sambil nonton tv.

"Kalian mau berhenti nonton tv atau dibunuh om Alaude?"

Gokudera, Yamamoto, Tsuna, dan Mukuro langsung berhenti menonton tv dan turun dari tempat tidur Alaude.

"Nah, ini aku udah dapet solasi-nya. Terus sekarang kita apain?"

Mukuro menoleh ke Tsuna. "Tsunayoshi, itu kita apain lagi?" tanyanya seraya menunjuk solasi di tangan Hibari.

Bocah bersurai coklat kastanye itu berpikir sejenak.

"Sini, biar aku yang selesaian semuanya." Gokudera langsung sujud di depan Tsuna sambil nangis-nangis bilang terimakasih.


Dino meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. Ia sedang berpikir. Ia berpikir karena ia sedang bingung. Dia bingung harus memilih komik yang mana di antara komik-komik lain yang ada di rak buku itu.

"Heh, udah belum?" tanya Alaude.

"Belum. Tunggu sebentar, Alaude-san," balas Dino agak kesal, lalu mengembungkan pipinya—Alaude hampir ingin menciumnya—. Jika ia tidak salah menghitung, Alaude sudah menanyakan hal yang sama sebanyak tiga belas kali.

"Cepetan. Lima belas menit lagi si Fon minta dianterin ke tempat klub karate-nya."

"Kapan Fon-san bilang gitu? Orang tadi Fon-san udah pergi sendiri ke klub-nya."

Sialan.

"Yaudah. Cepetan."


"OH YES! INI SUNGGUH CETAR MEMBAHANA!" teriak keenam bocah unyu itu dengan bahagianya. "AKHIRNYA SELESAI JUGA MASALAH KITA!" Dan mereka pun saling tos satu sama lain.

Setelah teriakan kebahagiaan itu. Wajah Hibari langsung kembali terlihat datar. "Udah 'kan? Cepat kalian pulang sana. Aku mau tidur siang."

"Eh? Boleh?" tanya Gokudera. Hibari mengangguk. "Yaudah. Maaf ya, Hibari. Uri, ayo pulang!" Anak berambut gurita itu langsung menggendong kucingnya yang lagi asyik merhatiin landak kecil milik Hibari.

"Dada, Hibari! Maaf ngerepotin!" ucap Tsuna, yang kini bersama keempat temannya sudah berada di depan pintu.

"Kalian memang merepotkan!"

Bruk.

Hibari langsung membanting pintu, kemudian berlalu ke kamarnya.


Pria berambut platina itu menutup pintu mobilnya, lalu berjalan dengan terburu-buru menuju pintu masuk rumahnya.

Langkah kakinya menggema di seluruh ruangan begitu ia telah memasuki rumah itu.

"Alaude-san! Sepatunya lepas dulu!" Dino memperingati seraya melepas sepatunya. "Oh, ya, Kyouya mana, ya?"

Alaude menghentikan langkahnya, yang padahal sudah terlihat begitu keren. Mendekati rak sepatu, lalu membuka sepatunya.

Setelah ia membuka sepatunya, Alaude langsung berjalan menuju kamarnya. Ia agak terkejut begitu melihat kamarnya berantakan.

Ah, paling Kyouya tadi nonton tv di sini, pikirnya. Wait, tapi 'kan acara tv-nya banyakan acara orang dewasa—ah au ah. Malas memusingkan masalah itu, Alaude langsung melihat sekeliling kamarnya.

Ia lalu membuka laci yang ada di samping tempar tidurnya.

Dibukanya laci pertama.

Lalu laci kedua.

Terakhir laci ketiga.

Ah, borgolku…aman ternyata… Helaan napas lega keluar dari mulut Alaude. "Ku pikir si bocah itu merusaknya lalu membuangnya di tong sampah…sial."

Merasa lega sekaligus capek level tinggi, Alaude memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur emput tercintanya. Namun ia mengurungkan niatnya sejenak saat melihat ada train coat yang ia kenal ada di atas kasur empuk tercintanya.

Kedua tangannya langsung meraih train coat itu. Bola-bola biru es-nya langsung memandangi train coat itu.

Dafuq

Alaude langsung memasang ekspresi—yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun, bahkan pada dirinya sendiri di hadapan cermin—horror.

Ternyata saat ia merasa ada sesuatu yang robek itu benar.

ini 'kan train coat-nya Reborn yang ku pinjam seminggu yang lalu…

Beberapa menit kemudian, Alaude langsung meletakkan train coat itu di ujung tempat tidur. Lalu ia memilih untuk tidur. Dan ia berencana untuk menyuruh Fon membetulkan train coat itu setelah pria chinese itu pulang nanti.

Bodohnya. Pria keturunan Prancis itu tidak bertanya-tanya siapakah orang yang telah merusak train coat milik ketua RT-nya itu.

Beruntunglah, anak-anak imut yang sialan yang menyebut diri mereka VK itu.


(1) Ya, ya, Sawada Ieyasu itu emang Giotto. Tapi ya namanya juga ini fanfic punya saya, jadi saya maunya Sawada Ieyasu sama Giotto itu beda… Jadi Giotto itu anaknya Iemitsu, kalau Sawada Ieyasu itu model usia pertengahan dua puluhan.

Ti amo: I love you.

Ti amo di piu di quanto mi ami: I love you more than you love me.


Okki's note: KYAAAA UPDATE! So how is it? Still in love with VK, hm?

Eniwei, itu si Xanxas sama Squalia itu TLY!XS ya, lol. I don't know how the heck I could added them into this fic /merana/. Terus itu lagu pelangi-pelangi-nya...amg...just ignore that one. Oh, ya, maaf kalau chapter ini dikit, wong total bersihnya cuma 2.228. Belakangan ini saya lagi punya ide buat bikin drabble mulu, paling panjang paling oneshot 1k+, haha.

Btw, di IFA 2012 nggak ada fic dari FKHRI masa atau saya-nya yang nggak merhatiin? :(

Review? Fave? Alert? Critic? Rain flame? Beliin soto Pakde? Nikahi saya dengan Makishima?

P.S: Donlot-in saya Psycho-pass eps 4-6, sama K eps 8-9 terus masukin ke flashdisk kalian terus JNE-in ke rumah saya. Kalau mau update-nya cepet. Jk. /dirajam/dibuang/dilupakan.