Title : My Panda

Author : Raichi Lee SangJin ELF

Rated : T

Pairing : KrisTao/TaoRis, HunHan

Genre : Romance and Fantasy

DISC : para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent. Saya hanya pinjam mereka untuk membuat fantasy saya menjadi terwujud di FF ini.

Summary : sebuah perjanjian didesa kecil dengan makhluk penjaga desa yang dianggap sang malaikat kematian. IT'S YAOI! TAORIS/KRISTAO IS HERE! HUNHAN IS HERE TOO

Let's check it out, Chingudeul and Yeorebeun~!

Warning : BL/ BoysLove/Shonen Ai. Miss typo(s), alur terlalu dipaksakan, gaje, bikin mual, EYD yang ngasal. I told you before, if you hate YAOI or IF You HATE me, better if you don't read my fanfic, okay?

Author's note : annyeong ^^. Kembali lagi dengan saya, Rai.

GYAAA~!

Pada akhirnya bikin fic lagi nih. Gila banget, cinta bgt deh sm couple in. smpe tiap hri ad aj ide yang melintas dikepala saya yang gaje in XD

Sebenarnya, fic ini terinspirasi dari salah satu fic HaeHyukku juga yg d hpus. Jdulnya Can I Love You.

Nah, kurang lebih fic ini mirip sm fic Can I Love You, cuman yang ini lebih aku rapihkan, lebih aku buat nyata imajinasinya *mudah2han sih* dan lebih aku perbaiki lagi ^^ dan aku juga bedakan sedikit alurnya.

Nah, mari kita langsung saja mulai FFnya ^^

tolong tetap beri saya review anda *bow*

.

.

Oke, tanpa banyak bacot, mari kita langsung saja.

.

.

.

.

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

I TOLD YOU BEFORE!

.

.

IF YOU HATE YAOI, BETTER IF U NOT READ MY FIC!

.

.

RAICHI

.

Pagi hari yang cerah disebuah desa yang sedikit mirip perkotaan.

Tempat itu terlihat makmur dan terlihat bersinar. Tempatnya berada didekat gunung dan dikelilingi pohon-pohon tinggi yang membuatnya terlihat asri dan indah. Nama tempat itu adalah Ramandu.

Terlihat disebuah toko roti yang terlihat bersih dan terlihat indah yang lumayan ramai.

Toko kue itu adalah milik seorang namja cantik yang terlihat sedang mengelap gelas-gelas agar terlihat bersinar.

Namja cantik itu bernama Luhan. Dia adalah pemilik toko kue itu sekaligus pembuat rotinya. Rotinya juga sudah lumayan terkenal karna rasanya.

KLING!

Pintu terbuka dan menampakan namja tampan dengan kulit putih susu dan mata sipit yang sedang berjalan ke arah Luhan sambil tersenyum.

Siapa yang tak kenal namja tampan ini?

Dia adalah seorang polisi paling terkenal didesa mereka sekaligus polisi paling muda. Namja itu bernama Oh Sehun atau yang biasa dipanggil Sehun. Sehun sendiri adalah seorang namjachingu dari Luhan.

"Pagi, Sehunnie.." sapa Luhan sambil memamerkan senyum manisnya. Sehun mendekati hyungnya dan langsung mengecup bibir manis itu. Ya, itu sudah biasa. Pengunjung juga sudah biasa melihat kemesraan mereka.

"Hm, pagi Hyung." Ucap Sehun lalu mengelus pipi Luhan yang bersemu pink. Manis sekali. Selalu begini. Setiap Sehun selesai mencium Luhan, pipi Luhan akan bersemu pink. Dan Sehun akan sangat menyukainya.

"Selalu saja. Tidak bosan?" tanya Luhan yang hanya tersenyum. Sehun hanya menggeleng.

"Ani, mana bisa aku bosan dengan kau yang sudah menjadi canduku, hyung. Aku bisa gila kalau tidak melihatmu tersenyum atau tidak mengecup bibirmu lagi hyung." Ucap Sehun yang menggesekkan hidung mereka.

"Ahahaha…arraseo…arraseo… dasar penggombal. Jadi kau mau sarapan seperti biasa?" tanya Luhan. Sehun hanya tersenyum lalu mengangguk. Sehun langsung berajalan menuju tempatnya dan Luhan menyiapkan makanan kesukaan Sehun.

Sehun memag selalu sarapan pagi disini. Dan Luhan juga akan sarapan bersama Sehun. Dan kesukaan Sehun adalah kue Muffin hangat dengan Cappucino hangat. Sedangkan Luhan hanya Strawberry Milkshake.

Setelah disiapkan, Luhan mengantarkannya menuju Sehun dan duduk dihadapannya. Keduanya mulai sarapan.

"Mana Tao?" tanya Sehun yang mulai meminum Cappucinonya perlahan. Luhan hanya tersenyum.

"Dia sedang pergi kehutan. Sepertinya ingin berdiam diri lagi disana." Jawab Luhan. Sehun hanya manggut-manggut sambil menyendokkan kuenya.

"Kau sudah dengar kabar, hyung?" tanya Sehun yang nada bicaranya berubah serius dan pelan. Luhan tahu, ada yang sangat penting untuk dibicarakan kalau Sehun sampai seperti ini.

"Dengar kabar apa, Sehunnie?" tanya Luhan yang menyesap minumannya. Sehun menarik napas perlahan dan membuangnya.

"Soal persembahan untuk…tahun ini nanti.." ucap Sehun. Luhan terdiam. tubuhnya gemetar mendengar kata persembahan.

Tahukah kalian?

Walau desa mereka terkenal kaya dan sangat nyaman, segeralah ubah pendapat kalian.

Meskipun desa mereka kaya, desa mereka selalu menjadi tempat yang sempurna untuk terjadinya bencana alam yang dahsyat. Seharusnya, desa ini sudah 100 tahun yang lalu tidak ada, tapi ada satu makhluk mengerikan yang melindungi mereka.

Kalian pikir, makhluk itu baik hati karna melindungi desa itu?.

Tentu, kalian bisa dia bilang 'baik hati'. Tetapi, karna dia melindungi desa itu, dia meminta imbalan pada penduduk desa.

Ya, dia meminta tumbal dari desa mereka. Penduduk maklum karna makhluk itulah yang menghilangkan mara bahaya yang akan menimpa desa ini.

Tapi, pada suatu hari, makhluk yang tidak di ketahui jenis apa itu meminta persembahaan yang berbeda. Dulu, desa itu memberikan persembahan berupa hasil alam untuk makhluk itu. Tapi makhluk itu tidak menginginkannya lagi. Hingga dia meminta persembahan manusia.

Penduduk harus menyetujuinya. Karna mereka tidak mungkin meninggalkan tanah kelahiran mereka.

Sudah banyak gadis-gadis desa yang cantik menjadi persembahan.

Dan setiap 5 tahun sekali, setiap malam dengan bulan penuh yang terang, mereka harus menyediakan persembahannya atau desa akan hancur oleh kemarahan makhluk itu.

Semua penduduk bingung sekarang, karna pasalnya 2 hari lagi mereka HARUS memberikan persembahan lagi, tapi…di sini sudah hampir tidak ada lagi yeoja cantik. Jadi apa yang harus mereka lakukan?

Dan itu membuat resah penduduk desa.

"Aku sangat bingung sekarang hyung..dukun desa dan kepala desa juga sudah bingung. Aku takut sekali kita semua akan dibunuh dengan makhluk itu…aish…" ucap Sehun yang mengacak rambutnya frustasi. Luhan menatap namjachingunya sedikit iba.

"Gwaenchana..semuanya akan baik-baik saja. Pikirkan semuanya dengan kepala dingin, Sehunnie.. kau namja jenius yang berbakat. Aku percaya padamu." ucap Luhan yang menyentuh dan mengelus tangan Sehun dan memberikan senyum manis yang hangatnya untuk Sehun. Sehun hanya tersenyum.

"Hm..kau benar hyung. Hei, Tao sudah sarapan sebelum ke hutan?" tanya Sehun.

"Ah, tadi dia membawa sarapannya dan membawa 2 buah roti stroberry kesukaannya. Dia juga membawa susu stroberry." Ingat Luhan. Sehun hanya tersenyum sambil mengangguk.

Keduanya kini melanjutkan kembali sarapan mereka yang sempat tertunda.

.

.

.

.

SEMENTARA TAO

.

.

.

.

Terlihat seorang namja manis sedang duduk di sebuah batu besar di pinggiran sungai. Sungai itu ada air terjunnya. Dan tempat itu di kelilingi oleh puluhan pohon yang menjulang tinggi. Udara yang sejuk dan cahaya yang menyinari tempat itu membuatnya terasa nyaman, di tambah lagi cuaca yang menyenangkan dan langit biru yang membuat pemandangan itu semakin indah. Sungguh sebuah lukisan tuhan paling indah.

Namja manis itu bernama Huang Zi Tao. Tao adalah adik tiri yang dianggap adik kandung oleh Luhan. Ya, dialah adik Luhan.

Sekarang, Tao terlihat sedang menikmati udara segar sambil mencelupkan kakinya kedalam air yang dingin itu. ikan-ikan kecil bahkan lewat dikaki Tao yang mulus.

KRUYUK…~!

Tao memandang perutnya yang berbunyi.

"Ahahaha…aku memang sudah lapar. Baiklah, aku makan saja sarapanku~!" ucap Tao semangat lalu mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak bekal yang didalamnya terdapat dimsum buatan Luhan.

Setelah menghabiskan Dimsum, Tao langsung membelah 1 roti stroberry menjadi dua untuk lebih mudah memakannya.

Disaat sedang asyik mengunyah, Tao dikejutkan oleh sesuatu.

Kresek…kresek…kresek…

Tao mendengar suara gesekan semak. Karna menurut Tao hanya perasaannya saja Tao kembali melanjutkan sarapannya.

Kresek…kresek..kresek..

Oke, kali ini Tao tahu suara gesekan semak itu bukan suara alami alias bukan karna angin. Tao menoleh ke sumber suara dan menemukan semak yang ada dibelakangnya.

Kresek…kresek..

"Nuguseyo..?" tanya Tao waspada. Walau terlihat waspada, Tao masih sedikit takut.

Apa jangan-jangan hewan buas?

Aish, tidak mungkin. Hutan didesa Ramandu tidak memiliki hewan buas yang berbahaya. Kalaupun ada, mereka tidak akan mengganggu. Karna menurut cerita hyungnya, penduduk desa mereka dilindungi.

Hantu..kah?

Oh jangan bercanda! Setan itu tidak ada. Lagi pula, mana ada hantu yang mau berjalan-berjalan siang hari. Mungkin hanya setan bodoh yang mau melakukannya.

Tapi…bagaimana kalau benar-benar hantu..?

Kresek…kresek..

"Oh ayolah, siapa di sana?." Desak Tao lagi. Dan setelah berbicara begitu, dia terkejut melihat apa yang keluar dari semak yang tinggi semampai dan terlihat elegan itu.

Seorang namja dengan paras rupawan. Sangat sangat rupawan. Dengan rambut pirang terang, mata biru sedikit gelap yang indah, kulit pucat dan bibir pink yang pucat sekali.

Namja itu menatap Hyukkie dengan tatapan seolah-seolah mengatakan "Hei-siapa-kau-ini?"

"Hello." Sapa suara namja itu. Segera Tao tersadar dari lamunannya.

"Nu…nuguya?" Tanya Tao. Roti yang ada di tangannya urung dia makan.

"Kau tidak akan mau tahu." Tanya namja itu. "Boleh aku duduk di sini?" Tanya namja itu lagi. Tao hanya mengangguk.

Namja ini….mengherankan. dia datang dari desa mana? Bukankah seluruh penduduk desa Ramandu, memiliki cirri-ciri khusus? Yaitu rambut dan mata hitam atau mata coklat atau kecoklatan. Sama seperti dirinya.

Tapi…namja ini berbeda.

Rambut pirang terang.

Kulit pucat.

Mata biru agak gelap.

Tao sangat tahu, dia bukan dari desa Ramandu.

"Kau sebenarnya berasal dari mana? Aku baru pertama kali melihat orang dengan penampilan sepertimu." Tanya Tao lagi. Namja itu tersenyum kecil.

"Yang jelas, bukan dari desa Ramandu, tempat tinggalmu. Tapi tempat tinggalku ada di dekat desa kalian." Ucap Namja itu. Tao sangat bingung. Karna tidak mau ambil pusing, jadi dia kembali pada sarapannya. Tapi…tidak enak 'kan? Kau makan sendiri sementara ada orang di sampingmu yang tidak makan? Akhirnya, Tao juga menawarkan satu potong rotinya lagi yang ada di dalam kotaknya.

"Apa ini?" Tanya namja itu. Tao heran sekali mendengar namja ini.

"Tentu saja ini roti. Ini, silahkan. Ini buatan toko kue gege-ku. Dia pandai sekali membuat roti loh! Aku juga bisa sih, tapi tidak seenak buatan gege-ku. Nama gege-ku Luhan." ucap Tao semangat. Setelah memberikan satu potong kuenya itu. Tao langsung makan dengan riang. Namja itu menatapi dulu makanan yang ada di tangannya lalu mulai memakannya.

Heh….ternyata..enak juga. Bisik namja itu di batinnya.

Mereka makan berdua dengan suasana sunyi. Sampai…

"Heh, namaku Huang Zi Tao, panggil saja Tao. Siapa namamu?" Tanya Tao semangat dengan namja itu. Namja itu menoleh.

"Kevin. Kevin Wu. Salam kenal, Tao. Sepertinya aku lebih tua darimu, kau harus memanggilku gege, ne?" Ucap namja tinggi itu sambil tersenyum pucat.

"Well, Kevin-ge wajahmu pucat. Kau demam ya?" Tanya Tao dengan nada perhatiannya yang menurun dariLuhan. Kevin hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Hm tidak, aku tidak demam. Wajahku memang begini. Dari dulu…." ucap namja bernama Kevin itu sambil menatap Tao dengan senyum tipis yang terukir di wajah rupawannya. Tao mengangguk mengerti. Dia menatap kembali ke depan dan menatap indah lukisan tuhan itu.

"Hey, aku dengar desamu akan memberikan tumbal dalam waktu dekat ini ya?" Tanya Kevin. Tao menoleh ke samping. Heran juga sih, kok bisa tahu ya?

"Hum?. Ne?, aku memang sudah di beritahu kalau desa kami akan memberikan tumbal, tapi tidak tahu kalau dalam waktu dekat ini." Jelas Tao. Kevin mengangguk paham.

"Kau sudah pernah liat seperti apa 'makhluk' itu?" Tanya Kevin. Tao hanya menggeleng.

"Belum. Yang tahu rupa dan wajahnya seperti apa hanyalah dukun desa, polisi desa dan kepala desa kami, bahkan gege-ku saja belum pernah melihatnya. Oh iya, kepala polisi di desa ku itu, namanya Oh Sehun. Dia itu namjachingu gege-ku." Jelas Tao bangga sambil memamerkan senyum manisnya. Kevin menatap heran namja ini.

"Oh. Hyungmu namjachingunya polisi itu?" Tanya Kevin lagi. Tao hanya mengangguk.

Lama mereka terlibat dalam percakapan menyenangkan.

Tak jarang keduanya bermain dan saling bercanda dengan riang.

Hingga tak terasa waktu sudah menjadi jam 3 sore. Saatnya Tao pulang untuk membantu-bantu gege-nya.

"Baiklah, aku pulang dulu Kevin-ge. Aku harus menolong gegeku." Pamit Tao yang sudah membereskan peralatannya. Kevin terlihat tidak rela.

"Haruskah? Harus sekarang kah,Tao?" Tanya Kevin. Tao mengangguk sambil tersenyum dia sudah menyandang tasnya.

"Ne. bisa di marahi hyungku kalau aku tidak pulang. Aku tidak mau dia cemas karna aku tidak pulang." Jawab Tao.

"Apa besok kau akan ke sini lagi?" Tanya Kevin lagi. Sepertinya Kevin sangat mengharapkan Tao. Tao berpikir lalu mengangguk.

"Akan aku usahakan. Sudah dulu ya, Kevin-ge. Aku benar-benar harus pulang sekarang. Bye." Pamit Tao lalu berbalik dan masuk kembali ke hutan untuk menuju desanya.

Kevin hanya tersenyum lembut lalu menatap ke arah sungai.

.

.

.

.

.

"TAO….!" Geram Luhan di dalam café mereka. Sepertinya akan mengamuk.

"HUAAA! Ampun Gege..!" teriak Tao yang menunduk. Walau terlihat imut dan aegyo, Luhan adalah namja yang sebenarnya sedikit galak.

"Ke mana saja kau? Kau tahu ini sudah sore, kan?" Tanya Luhan sambil memegang sapu.

"Aku dari sungai. Huaa! Ampun, jangan pukul aku pakai sapu itu ge~." Ucap Tao yang melindungi kepalanya.

"Siapa juga yang mau memukulmu pakai sapu ini? Sana, kau sapu café. Yang bersih!" Ucap Luha sedikit galak. Tao menghela nafas lega. Dengan segera, dia letakkan tasnya di meja kasir dan langsung menyapu cafenya.

"Oh iya, hyung." Panggil Tao. Luhan yang sedang menata kue-kuenya menoleh ke arah Tao.

"Nde?" Tanya Luhan yang sekarang sedang mengelap gelas-gelasnnya agar terlihat bersih dan berkilau. Selain rasa dari masakannya, kebersihan tempat dan peralatannya juga harus di utamakan, bukan?

"Aku tadi berkenalan dengan namja asing loh. Dan dia sangat berbeda dengan kita. OH! Dia juga sangat tampan!" Ucap Tao yang masih menyapu tapi menggunakan nada semangat. Luhan terkejut.

"Hah? Berbeda? Seperti apa dia?" Tanya Luhan yang mulai tertarik. Walau tangannya masih dengan gelas dan lap itu.

"Yah, kalau orang yang berasal dari desa kita, pastilah memiliki kulit putih segar atau langsat kan? Memiliki iris mata hitam atau kecoklatan atau malah coklat, dan rambut hitam atau juga coklat dan coklat gelap. Tapi dia berbeda sekali loh, ge!" jelas Tao semangat. Luhan mendengarkan dengan semangat. Gelasnya dia letakkan lagi.

"Seperti apa dia?" Tanya Luhan lagi. Tao mengadah sambil membayangkan namja itu. Tongkat ujung sapu itu menempel di dagunya. Matanya menerawang namja yang dia temui tadi siang di danau.

"Dia….memiliki rambut pirang terang, kulit pucat, mata biru agak gelap, wajahnya pucat dan bibirnya pink pucat. Dia sangat tampan, ge!. Aku bahkan tidak percaya kalau ada namja yang bisa tampan walau rambut dan matanya berbeda dengan kita!" Jelas Tao kembali semangat. Luhan terkejut dan sedikit…aneh...

"Hah? Rambut pirang? Kulit pucat? Mata biru?" Tanya Luhan. Tao hanya mengangguk semangat.

"Kenapa mirip dengan… tapi..masa iya?" bisik Luhan. Luhan sedikit…ganjil dengan orang yang di sebutkan dengan Tao ini.

"Ada apa ge?" Tanya Tao yang sudah selesai menyapu café.

"Entahlah….sepertinya…aku ingat orang yang kau katakan itu berasal dari mana. Aku Cuma lupa tempatnya dan nama desanya." Ucap Luhan sambil bertopang dagu. Dia sangat berpikir keras. Tao hanya menaikkan bahunya.

"Dia menurutku sangat baik. Besok aku mau ke hutan lagi dan bermain lagi dengannya. Kalau aku lihat, dia sangat baik dan sangat dewasa, loh!." Ucap Tao lagi. Luhan mengangguk paham.

.

.

.

.

Kini jam sudah sangat malam, yaitu jam 22:00. Café Luhan sendiri malah sudah tutup dari 1 jam yang lalu. Luhan bahkan sudah mulai tidur di kamarnya. Sedangkan Tao belum bisa tidur. Pikirannya masih focus pada namja yang dia temui, Kevin-ge.

"Kalau di pikir…dia…sangat menarik." Ucap Tao pada angin malam yang menerpa tubuhnya lembut. Merasa udara semakin dingin, Tao segera menutup pintu dan mulai terlelap.

.

.

.

TBC

Hua!

Fic ini apa deh!

Rada aneh aku bikin TaoRis dari ver lain ficku. Cuman rasanya senang juga.

Walau chap yang ini hampir mirip dengan chap 1 fic HaeHyukku yg itu, tp aku jamin yg ini beda.

Mungkin fic ini sedikit lebih panjang chapternya XD

Oke, mind to review?

No flame please ^^