a/n: permainan dimulai kawaaann.. bersiap ! :D maaf kalau gaje, ini Cuma mengalir aja dari otak ke tangan myowahahaha..
SHOUT
chapter 1
by pichi dichi
Ikki termenung di dalam kesendiriannya di kamar mandi, kegalauan memenuhi hatinya, air dari shower pun masih mengucur sementara busa sampo dari rambutnya turun mengalir hingga ke kakinya. Jika ia bisa melukiskannya dalam satu kata, ia akan menjawab,"galau," dan jika disuruh menajabarkannya dalam metode aljabar maka jadinya adalah "galau dipangkatkan 100 dipangkatkan sejuta dipangkatkan semilyar dikali bingung pangkat tak terhingga"
"Sial!" Umpat Ikki dalam hati. Hawa dingin itu kembali merasuk tubuhnya, entah apa yang terjadi, tetapi ia selalu merasakan ada hawa dingin di sekitar rumah barunya itu. Ya, Ikki baru saja menempati rumah baru bersama kesembilan temannya yang lain. Rumah yang dibeli Saori Kido secara kredit selama 100 tahun itu sepertinya menyimpan suatu misteri.
"Mungkin gara-gara si Athena bodoh itu enggak bayar lunas.. nunggak aja samapai 100 tahun!" Kenang Ikki akan perkataan Seiya kemarin pagi ketika ia sampai ke rumah yang sekarang kamar mandinya ia pakai untuk keramas sambil bergalau.
Mengenang itu, ia jadi mengenang keberangkatannya dari Kido Mansion. Rumah megah bercat putih itu terlihat ramai. Suara anak-anak remaja memecah keheningan di rumah dengan halaman yang luasnya sebesar lapangan sepak bola itu.
"Ikki!", Pekik seorang lelaki paruh baya dari depan rumah bercat putih. Seorang anak lelaki berusia 15 tahun tergopoh-gopoh keluar dari pintu rumah itu. Tangannya penuh dengan berbagai macam tas.
"Apa kamu sudah membawa semuanya? Kau tidak akan boleh kembali lagi ke rumah ini sampai Saori-san menyuruh kalian pulang dan dapat tenang! Kau harus tau! "
"Aku tau, Tatsumi!", Ucap Ikki memasukan seluruh tas-nya kedalam mobil box yang besar. Laki-laki itu kemudian masuk ke dalam sebuah mobil sedan. Ditatapnya seorang anak lelaki yang adalah adiknya sendiri, Shun. "Shun sudah siap?", tanya Ikki ramah.
Adiknya yang sedang bermain hanya mengangguk sambil terus melanjutkan permainan dalam video game-nya itu.
Mobil box itu berjalan, disusul dengan mobil mini-bus yang sedang ditumpangi Ikki. Sebentar lagi Ikki akan pindah ke sebuah rumah baru, di sebuah kota lain di ujung sana, yang pasti ia tidak usah terpenjara dalam rumah bodoh milik keluarga kido itu.
Tentu saja Ikki senang, ia akan memulai kehidupan barunya di tanpa kehadiran sosok gadis menyebalkan titisan dewi Athena itu karena si Dewi Athena itu memutuskan untuk menyendiri di rumahnya setelah pertarungan selesai untuk merenungkan yang ia akan kerjakan entah mengerjai 12 Gold saints atau apapun, Ikki tak pernah mau ambil pusing.
"Bebas dari pertarungan!" Pekik Seiya girang.
"mending bertarung dari pada sekolah.. anak bodoh!" Balas Jabu.
"Iyalah dia seneng, kalau kita bertarung, dia santai di rumah!" Ucap Shiryu sembari mencibir.
Jabu Cuma cengir-cengir kuda. Sembari ketawa-ketawa selama perjalanan.
Mobil yang mereka tumpangi sampai tepat berada di depan sebuah rumah megah yang katanya dan rumornya masih KPR selama 100 tahun oleh Saori. Ikki meluruskan kakinya, sedikit melompat-lompat untuk menghilangkan rasa kram pada kedua kakinya. Ia menatap rumahnya yang memiliki model hampir sama dengan model rumah tetangganya, namun karena rumahnya berada di sudut, jadi terlihat lebih besar.
Ikki berjalan memasuki rumah yang akan ia tinggali, tetapi entah mengapa kepalanya serasa pusing. sebuah jeritan tiba-tiba terdengar di telinganya, namun saat ia berpaling, ia tidak menemukan apapun dan siapapun yang berteriak.
Ikki melangkah, tetapi teriakan minta tolong yang kali ini terdengar. Ikki menengok sekali lagi, tetapi ia tidak menemukan apa pun.
"Ikki, apa yang kamu lakukan?", Suara gema dari Seiya menyadarkan dirinya dari lamunan.
"Ti.. tidak.. tidak apa-apa", Kata Ikki cepat.
Ah mungkin hanya khayalannya semata. Ikki beranjak dan masuk ke dalam rumah tersebut sambil membantu ayahnya membereskan barang-barang. Ya, pergi dengan rasa penasaran yang menghantui dirinya.
Ya menghantui dirinya, hingga saat ini, hingga detik ini. Ia masih terpaku.
Ikki terdiam dan pergi, tak ada satu katapun yang terucap dari bibir remaja berusia 15 tahun itu. Ia selalu merasakan ada yang aneh di dalam rumahnya yang baru, seperti terkadang ia merasa ada udara dingin menyusuri tengkuknya,atau kaca jendelanya tiba-tiba berembun. Seperti saat ini.
"Mungkin itu hyoga main-main sama jurus barunya.." Batin Ikki mencoba menenangkan diri sendiri mengenang perkataan adiknya, Shun sambil meneruskan keramasnya. Karena siapa lagi yang bisa melakukan hal-hal enggak jelas berbau dingin-dingin kayak gitu selain Hyoga di rumah ini? Masa Camus dari kuilnya di Sanctuary bisa memberikan cosmo sebesar ini? Lagian dia mau ngapain main-main sama keahliannya sendiri, kayaknya Camus bukan tipe cowok kurang kerjaan gitu deh…
"Liatin aja tuh si bebek jelek itu, bakal gue ancurin lu pake tinju ilusi.." Geram Ikki dalam hatinya yang terdalam.
Kejadian aneh itu membuat kegalauan Ikki meningkat tujuh ratus persen, bahkan hingga di kamar mandi pun, cowok yang terkenal paling 'cool' namun panas itu sering nyanyi sendiri "Setetes embun di daun lamban bergulir…"
Sementara itu, Shun sedang bergegas menuju kamar mandi, Kantong kemihnya hampir jebol. Rencananya sih ia ingin menggedor pintu kamar mandi sekeras yang ia bisa, tapi suara yang lantang nan menggelegar itu bikin Shun yang lagi kebelet buang air kecil tertawa sampai terjengkal ke belakang. Kena dimana otak kakaknya itu? Sepertinya Shun merasa harus meminta uang kompensasi asuransi kesehatan dari Athena untuk biaya pengobatan kakaknya yang sedang stress berat setelah pertarungan selesai.
"Mati banget… ampun.. Kakak.. wakakakakak.." Shun ngakak guling-guling enggak bisa berhenti."itu lagu jadul taon ke berapa ya ampun... !" Shun masih terguling-guling sambil tertawa terbahak-bahak dan tak menyadari bahwa sudah ada bau pesing tercium dari arah celananya.
"bletak!" Suara pintu terbuka, Ikki bengong melihat Shun sudah jejengkingan sambil guling-guling di lantai dengan celana sudah setengah basah.
"Shun.-"
"Kak.. Kakak nyanyi lagu..a..myowahahaha" Shun kembali tertawa histeris.
"Shun.. kamu kenapa?"
Shun mengejang, tubuhnya bergetar menahan tawa. "Kak… Kakak.. udah selesai… hahaha"
Ikki menggaruk-garuk kepala, dia sekarang jadi bingung, adiknya itu habis makan apa sih. Apa adiknya salah minum obat ya? Mana ada kecium bau pesing gitu lagi. Shun meneliti ujung kepala hingga ujung kaki Shun dan ia langsung tersenyum geli.
"Eh Shun.. kamu tuh kelas berapa sih?"
Shun masih ketawa ngakak sambil guling-guling tidak menggubris kakaknya. "Apa sih kak.. ya ampun.. kak.. hahaha"
"Lihat tuh kamu ngompol!" Kata ikki dingin sambil berjalan pergi.
Shun menatap celananya, "astaga!" Wajah Shun memerah semerah kepiting rebus menahan malu dan langsung ngibrit ke kamar mandi sementara Ikki bergegas menuju kamarnya.
Ikki berusaha mengesampingkan segalanya, berusaha merasakan itu biasa saja. "Mungkin itu hanya imajinasiku saja.." Ucap Ikki menutup pintu kamarnya. Suara derap langkahnya terdengar melemah teredam karpet.
Ia kemudian mengambil langkah secepat kilat untuk membereskan barang-barangnya. Hari ini hari pertama ia masuk sekolah, ia tak mau terlambat. Namun tekanan itu terus saja mengganggunya. Hawa dingin, suara tak jelas. Ikki masih bisa merasakannya hingga sampai ke depan pintu kamarnya.
"Yo Ikki!" Seiya berdiri di depan pintu kamarnya. Shun, adiknya sedang ada di sana juga bersama kedua temannya yang lain,Shiryu dan Hyoga.
"Kenapa kok bengong sih? Lo tau gak kalo lo bengong terus gak ada yang naksir loh.. terus lo tuh kok diem banget sih… lo tuh harusnya lebih ceria dikit, lo tuh juga gak boleh kayak gitu." Cerocos Seiya panjang lebar mirip gerbong kereta api. "Disini kan banyak cewek cantik jadi kalau lo kayak gitu terus lo entar gak dapet-dapet loh..!"
Ikki yang kodratnya emang kalem Cuma menanggapinya dengan, "uhm!"
Shun Cuma menutup wajahnya menahan tawa melihat Seiya yang cuma mendapat jawaban singkat dari kakaknya.
"Jadi seharusnya – "
"Heh!" Jitak Shiryu kesal dengan omongan Seiya yang enggak ada habisnya.
"Udah punya Miho juga masih aja.." Ucap Hyoga sambil menjewer kuping Seiya.
Shun cekikikan melihat pemandangan di depannya sementara Ikki dengan santainya melengos pergi. Pokoknya asal jangan Shun kenapa-napa aja.
"Eh?" Ikki berbalik, ia menyadari ada yang tertinggal, ia kembali menyusuri langkah menuju ke rumahnya.
"Kak mau kemana!" Pekik Shun bingung.
"Mengambil barang! Kalian duluan saja!"
Ikki berlari dengan kekuatan supernya menuju rumah itu namun, saat ia membuka pintu, tanpa sadar ia melihat sesuatu. Sesuatu dengan aura yang sama, yang membuat seluruh bulu kuduknya berdiri.
xoxoxoxo
a/n: yiey.. chapter 1 done.. er.. tag siapa ya? *muter dadu dulu* Isabella Sunday deh.. met berjuang ! :D bebaskan ekspresimu *eh?*
tag to go (Choose Random, dear) :
Cecillia Angela / Mini Author Gita/ Glace Aquarii / Kenedict Leo / LittleScarlet / Pelayan Hermes / LittleSunion / Reizu YuukiNeezuri / Istar fantasy / RedQueen19/ Seika Hoshino