Dinary Part Kyu-Min

Lost U, Lost Memory

Genre : Romance , Hurt/Comfort, Drama.

Rate : T

Pairing : Kyuhyun X Sungmin.

Warning : GS, abal, geje, aneh, Ooc, Typos, Author baru yang ga ngerti banyak hal, dan paket lain yang membuat fic ini jauh dari kata sempurna.

Disclaimer : Super Junior milik SME, Karakter milik diri mereka sendiri, Ran hanya pinjem nama untuk fiksi dari imajinas Ran tanpa bermaksud mengambil keuntungan materi dalam bentuk apapun. Not alowed to bashing the cast or other, please! DON'T LIKE DON'T READ!

.

Nan ajikdo neoreur bomyeon gaseumi apa, Keumsaerado nunmuri ssodajilga bwa, Aesseo nan babocheoreom utgo ittneun geol oreuni? saranghae saranghae yaksokhalke, Mianhae mianhae dorawajwo Press the reset.

Even now when I look at you my heart hurts, I try hard not to let my tears fall, Don't you know that I'm smiling like e fool? I Love You I Love You I Promise You, I'm Sorry I'm Sorry, Come back to me, press the reset. (Reset – Super Junior)

.

.

Tidak-tidak! Bukan begini, bukan begini seharusnya! Tidak boleh begini!

Namja kurus itu menatap nanar apartemen kosong di depannya. Kosong, hanya tirai-tirai diam yang masih tertingal. Kosong, bahkan demi sejejak aroma strawberry yang seringkali terabaikan keberadaannya.

"Minnieya~, Waeyo? Waeyo, kau benar-benar pergi?" ujar namja kurus itu putus asa. Penyesalan yang mendalam dan terlalu dalam bergumul dan bergulung-gulung di dadanya. Mengikis perlahan pertahanan hatinya tanpa... dia... si pemilik hati.

.

Flashback...

.

Kyuhyun menatap yeoja imut di depannya dengan tatapan menilai. Jujur saja, dia sedikit tertarik padanya... oh! Bukan! Bukan tertarik dalam konteks 'Cinta'. Oh, ayolah... dia Cho Kyuhyun.

Seorang Cho yang digemari banyak yeoja cantik dan seksi di luar sana. Seorang pemain hati tanpa pernah mau mempercayakan hatinya pada siapapun.

Apalagi pada seorang yeoja seperti Lee Sungmin. Dia akui, yeoja itu cuk— sangat manis, wajah bergaris lembut dengan mata kelinci yang memancar dalam dan bibir plum yang seakan mengundang. Dan sedikit alasan itulah yang membuat Kyuhyun yakin untuk menerima pernyataan cinta sunbae-nya itu.

"Baiklah, aku mau jadi namjachingumu. Tapi, dengan satu syarat... jangan pernah membatasi kebebasanku," ujar Kyuhyun dengan menatap penuh penekanan pada iris kelinci itu.

Sungmin membulatkan iris gelapnya dan mengulum senyum di bibir plum itu. Lalu mengangguk dalam. "Arra, asal kau tidak menduakanku aku tidak akan membatasi apapun kebebasanmu."

.

.

"Kyunieya~ aku membawakanmu bekal," seorang yeoja bermata foxy meletakkan dua kotak bekal di atas meja Kyuhyun. Kyuhyun mengernyit, bell istirahat baru saja berbunyi dan sunbae yang merangkap yeojachingunya ini telah tiba di kelasnya?

"Aku tidak suka bekal," ujar Kyuhyun datar. Dan itu memang benar, dia tak suka bekal yang dibawa dari rumah, entah itu buatan Eommanya, Ahra-eonnienya atau bahkan ratusan siswa-siswi yang mencoba menarik perhatiannya. Dia tak suka bekal karena—

"Tenang saja, aku tahu kau tidak suka sayur. Buka dulu tutupnya kalau memang tidak suka kau boleh membuangnya," yeoja kelinci itu tersenyum tulus dan menatap Kyuhyun lembut.

Kyuhyun tersenyum miring, meremehkan. Lalu dengan kasar dia membuka kotak bekal itu dan...

"Pfhhhttt..." namja itu menahan tawanya saat melihat wajahnya yang tergambar di atas nasi.

Ada kim yang membentuk rambut hitamnya, jamur yang membentuk wajah pucatnya, sosis, potongan daging asap, dan... tak ada sayur di sana. Lagi pula, aromanya menggiurkan. Tanpa sadar namja itu meraih sumpit yang diulurkan Sungmin dan mulai memakan bekal itu.

Sungmin tersenyum melihat keberhasilannya membuat Kyuhyun memakan sayur yang telah dia sulap bersama jamur untuk menghilangkan aroma sayuran itu. Dia tahu, Kyuhyun bukan tak menyukai sayur, dia hanya tak selera saat membaui aroma sayuran yang khas.

.

"Kyunieya~ bagaimana kalau besok kita ke eonderland? Aku ingin sekali beerteriak diatas roller coaster!" seru yeoja itu semangat. Dia melangkah mundur di hadapan Kyuhyun yang melangkah maju, membuat keduanya saling berpandangan.

"Ani, aku tidak suka tempat ramai,"ujar Kyuhyun datar. Dia masih tak mengerti kenapa dirinya bisa mengikuti kemauan yeoja ini untuk berjalan kaki sepulang sekolah, meninggalkan mobilnya di sekolah.

Sungmin mempoutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya, sebal. Membuat Kyuhyun mati-matian menahan tangannya untuk tidak melayang mencubit dan membungkam bibir pouty itu dengan bibirnya. "Hanya sebentar saja, aku janji. Hanya naik roller coaster, lalu pulang. Eh, tapi jangan lupa makan ice cream dan permen kapas. Lalu…" Sungmin menunjukkan pose berpikirnya dengan mencubiti dagunya pelan.

Kyuhyun mendesis dalam hati dan bersenyum miring tanpa sepengetahuan Sungmin yang masih saja sibuk berpikir. "Ya. Lee Sungmin, kau itu sedang merayuku agar mau ke wonderland, bukannya menyusun daftar kegiatan saat di wonderland." Ujar Kyuhyun, gemas juga dengan tingkah yeoja di depannya.

Sungmin mengerjap. Kemudian terkekeh kecil menyadari kebodohannya. "Tapi kau maukan? Ayolah Kyu.. nanti aku buatkan bekal lalu kita makan bersama di atas rumput Aigo~ itu romantic sekali… kau maukan Kyunie?"

Merasa puas dengan tingkah imut yeoja itu, Kyuhyun pun mengangguk menyetujui. Membuat Sungmin melonjak-lonjak girang.

"Ya! Kyu, itu ada penjual toko ice cream. Ayo kesana!"

Kali ini, tanpa persetujuan Kyuhyun, yeoja itu menarik tangan Kyuhyun dan membawa si namja kurus ikut berlari bersamanya. Menuju kedai ice cream yang akan menjadi saksi dimana Kyuhyun semakin terjerat perlahan oleh pesona yeojachingunya.

Yeoja yang seharusnya menjadi mainannya saja.

.

Tak ada yang mampu mengelak dari waktu dan tak ada yang bisa mengelak dari kasih lembut seorang Lee Sungmin. Siapa yang takkan luluh, Siapa yang takkan tersenyum saat bibir plum itu menyunggingkan senyum? Dan siapa yang takkan bersedih bila melihat iris kelinci itu meneteskan bulir mutiaranya?

Tidak ada.

Termasuk juga seorang Cho Kyuhyun. Namun tentu saja, kemunafikan adalah satu musuh dalam selimut yang begitu keji. Menyembunyikan jejak-jejak kasih dalam hati di balik topeng ego.

Hari itu... Dua Puluh Maret.

Karena ego, semuanya hancur.

.

Udara Maret yang membawa musim semi menari dengan lembut menghapus rasa panas akibat aktifitas berat Cho Kyuhyun pagi itu. Sedikit melatih tubuhnya dengan bermain basket di lapangan outdoor milik sekolah.

Masih terlalu pagi untuk para siswa berkeliaran di sana, terkecuali dia dan... seorang yeoja.

"Kemampuanmu makin baik saja, Oppa," ujar yeoja itu dengan mengangsurkan sebuah handuk putih bersih.

Kyuhyun menarik sudut bibirnya, terlalu terbiasa dengan pujian macam itu meski bagi orang lain pujian yang datang dari Victoria bisa saja jadi sebuah anugrah. Karena Victoria, yeoja cantik bertubuh tinggi yang seorang ketua cheer di sekolah dan juga... princess school of the year.

Dengan ponggah Kyuhyun menerima handuk itu dan mengusapkan ke lehernya. Lalu dengan 'sedikit' mesra dia memberikan kecupan bibirnya di bibir yeoja itu. Bukan hal yang patut di herankan bila seorang princess seperti Victoria berada di samping Kyuhyun. Tidak, bukan karena Kyuhyun seorang prince school of the year –Kyuhyun akan tertawa mendapat lelucon macam itu– justru karena Cho Kyuhyun adalah Everlasting Evil School.

Meski pada kenyataannya Cho Kyuhyun telah menjalin sebuah ikatan tak kasat mata dengan seorang yeoja bernama Lee Sungmin, hal itu tak lebih dari sekedar lelucon di mata mereka dan siswa-siswi lain. Tapi tentu saja, mereka memilih diam. Memangnya siapa yang mau menerima resiko sebuah tendangaan dari pemegang gelar juara Martial Art Seoul?

Namun sayangnya. Ada yang terluputkan dari pengawasan Kyuhyun pagi itu. Namja itu sama sekali tak menyadari keberadaan yeoja kelinci yang menatapnya sedih di antara deretan anak tangga.

.

Amarah dalam mata kelinci itu membara. Dadanya terasa tercekik mati. Bukankah dia sudah mengatakannya? Menyatakan kalau Cho Kyuhyun boleh melakukan apapun kecuali menduakannya? Kecuali bermain dengan yeoja lain? Lalu sekarang…

Dan kenapa harus sekarang…? Tidak bisakah lain waktu? Besok… atau lusa… atau kemarin saja asal bukan hari ini. Karena hari ini….

Dia harus kuat.

"YA! KAU BRENGSEK CHO KYUHYUN!" Sungmin berteriak begitu keras. Yang tak ayal membuat kedua anak manusia di tengah lapangan itu terlonjak.

"Sungmin?" bukan terkejut, takut, cemas atau khawatir yang tergambar dari nadanya, melainkan datar dan.. bosan.

"APA YANG KAU LAKUKAN!" amuk yeoja kelinci itu.

"Aku? Berlatih basket," jawab Kyuhyun santai, terlalu santai malah.

"KAU MENCIUMNYA!"

"Lalu?"

"KAU ITU MILIKKU!" Kyuhyun sedikit terkejut saat menyedari adanya bulir bening di iris kelinci itu, namun dengan cepat disingkirkannya rasa aneh yang mendadak ada itu.

"Aku bukan milikmu, memang benar aku namjachingumu, tapi aku bukan milikmu. Dan asal kau tahu saja, aku mulai bosan denganmu! Kau benar-benar memuakkan, terlalu sok suci... bersyukurlah aku memiliki mereka, dengan begitu aku tak perlu memaksamu untuk keatas ranjang—"

'PLAK!'

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi berkeringat Kyuhyun, satu tamparan yang setidaknya membuahkan sebuah ringisan sakit.

"Kau—" Sungmin mengeram, namun tampaknya yeoja itu telah kehabisan kata dan segera berbalik pergi.

Sekali lagi, sebuah sentakan rasa aneh mengganggu dada Kyuhyun saat melihat bulir bening di pipi pucat yeoja kelinci itu. Seakan ada rasa sedih yang ikut merembes masuk ke dadanya hanya melalui tatapan iris foxy itu.

Dan kembali, dengan cepat ditepisnya rasa itu. Tak perlu.. sungguh tak perlu baginya untuk memikirkan semua itu, Kyuhyun tahu, Sungmin mencintainya dengan begitu tulus dan dalam. Dan seratus persen dia yakin, suatu saat yeoja itu akan datang lagi padanya dan memohon untuk kembali berdiri di sampingnya.

Memohon dengan tangis yang tersedu berlutut di depannya.

Yah. Dia yakin itu, seyakin bahwa matahari akan terbit lagi esok hari.

.

.

Dan Kyuhyun tak heran ketika seharian dia tidak melihat yeoja kelinci itu, entah untuk datang memberikan bekal, entah untuk mengajaknya sekedar duduk dan membaca di perpustakaan atau sekedar berkeliaran di koridor sekolah.

Hingga esoknya...

Dan esoknya...

Dan esoknya lagi...

.

Empat April.

Kyuhyun bangkit dari tempat tidurnya. Jam weker di mejanya masih menunjuk pada angka lima... pagi. Hari ini, entah hari keberapa dia tak bisa memejamkan matanya. Bahkan PSP hitam itu tak mampu lagi menghilangkan bayangan senyum manis dari bibir plum itu. Ya, PSP yang notabene adalah kekasih sejatinya tak lagi lebih menarik dari putaran film tentang penampilan aegyo yeoja kelinci dari otaknya.

Rasa rindu menggerogoti dadanya pelan. Keyakinannya tentang hari esok dan matahari yang akan terbit musnah perlahan. Matahari itu telah pergi, lenyap entah ke mana.

Dua minggu berlalu dan Sungmin tak juga muncul di sekolah, apalagi muncul di hadapannya untuk memohon hubungan mereka kembali seperti yang diperkirakan otak jeniusnya. Yang terjadi justru sebaliknya. Rasa rindu itu benar-benar tak tertahankan, membuat seorang Cho Kyuhyun diam-diam mengintip ke kelas sunbaenya itu. Mencari dan mencari lagi, dan esoknya lagi. Hingga kini yang bisa dilihatnya hanya sekedar fantasi semu dalam otaknya.

"Argh! Sial. Aku harus menemuinya hari ini atau aku bisa makin gila!" jeritnya frustasi.

Dengan keyakinan penuh, dia pun mulai menyusun kata maafnya. Mempersiapkan dirinya, berpakaian sememikat mungkin. Mengunjungi toko bunga dengan canggung. Seumur hidupnya itu pertama kalinya dia datang ke toko bunga.

.

Dan akhirnya tiba di bangunan berlantai empat itu, apartemen kecil tempat flat Sungmin berada. Memarkirkan audi putihnya dengan gugup dan menarik napas panjang. Dia tahu ini tak akan sulit, Sungmin mungkin marah, kesal dan kecewa padanya tapi.. dia tahu Lee Sungmin adalah yeoja pemaaf.

Sedik— umm sangat gugup sebenarnya, namja kurus itu menaiki tangga satu persatu menuju lantai dua. Dan mencoba mengembangkan senyum canggung kala berhadapan dengan sebuah pintu coklat di depannya.

.

'Tok.. tok.. tokk...' mengetuk pintu.

Tak ada jawaban… dia mencoba mengetuknya lagi…

'Tok.. tok.. tok...'

"Ya, kau Cho Kyuhyun?" seseorang memanggilnya dari belakang.

Kyuhyun berbalik dan melihat namja kecil itu, Kim Ryeowook, classmate-nya yang baru dia sadari keberadaannya setelah Sungmin banyak bercerita tentang namja itu dan persahabatan mereka.

"Anny—"

"April mop sudah berlalu tiga hari yang lalu? Kenapa baru membuat lelucon sekarang," ujarnya begitu ketus.

"Lelucon?" Kyuhyun membeo.

"Mau apa kau datang kemari? Mencari Minnie noona? Sampai matipun kau tak akan menemukannya di sini!" namja itu begitu dingin, bukan hanya nada ucapannya, tapi juga iris coklatnya yang begitu tajam seakan mendakwanya sebagai tersagka utama.

"A-apa maksudmu?" tak dapat di pungkiri, hatinya mencelos begitu saja. Seakan jatuh ke dasar perutnya dan ada blender di sana. Menggilasnya habis.

"Kau benar-benar namja brengsek Cho Kyuhyun!"

"AKU TAHU AKU BRENGSEK! TAPI APA MAKSUDMU DENGAN TAK ADA MINNIE DI SINI!" jeritnya mulai kalap. "Dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya, aku ingin dia tahu aku membutuhkannya!"

"Membutuhkannya? Kau pikir dia tak membutuhkanmu? Kau... memangnya apa yang kau tahu tentang dia?" Ryeowook mendorong bahu Kyuhyun kasar. "Apa kau tahu Minnie noona di Korea sendirian? Apa kau tahu kedua orang tuanya ada di Jepang? Apa kau tahu kedua orang tuanya bekerja di kedutaan? Apa kau mendengar berita kecelakaan pesawat di Jepang dan dua korbannya adalah duta besar Korea dan istrinya? Apa kau tahu Minnie noona begitu kehilangan dan kau menghianatinya? Apa kau tahu pagi itu dia datang kesekolah untuk mengucapkan selamat tinggal pada sekolahnya? Apa kau tahu semua itu? KAU TIDAK TAHU!"

Kyuhyun jatuh. Pertahanan dirinya telah runtuh, kakinya tak lagi mampu menopang beban diri dan hatinya.

"Kalau kau ingin masuk, masuk saja. Flat itu tidak dikunci dan kau bisa melihat kekosongan apa yang di tinggalkan Minnie noona bersama sakit hatinya di ruangan itu!"

End of flashback.

"Minnie chagi~ itu semua tidak benarkan? Kau hanya marah padaku dan akan kembali memaafkanku kan? Chagiya~ CHAGIYA!"

.

Bulir bening itu tak terbendung. Mungkin tak sebanding dengan jumlah yang mata kelinci itu keluarkan. Tapi bukankan itu cukup untuk menggambarkan sebuah penyesalan? Penyesalan yang mendalam.

Namja itu bahkan mulai kehilangan akalnya, meremas rambutnya kuat-kuat dan mencari dengan begitu lapar aroma tubuh Sungmin di flat kecil itu.

"Minnieya, kau tak boleh pergi! Kau tak boleh pergi! Aku membutuhkanmu! Aku membutuhkanmu!"

Hilang sudah semuanya, pertahanannya, akal sehatnya. Namja itu bangkit dengan cepat dan berlari menembus lorong kecil apartemen itu, melompati dalam tiga langkah tangga panjang itu dan menginjak tanpa kesadaran pedal gas audi putihnya.

Dia tahu, Sungmin tak mungkin pergi meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Dia tahu Sungmin akan menunggunya, meski begitu lama dia tahu yeoja itu masih menunggunya di sana. Dia tahu, meski dua minggu yang lalu dia tak sempat mengucapkan salam perpisahan di bandara, yeoja itu akan tetap di sana. Menunggunya datang untuk memeluknya dan menguatkannya dan berjanji akan datang lagi padanya dan...

.

Terlalu cepat! Kecepatan mobil itu terlalu cepat dan tak diiringi kesadaran dari pengemudinya. Terlalu cepat hingga tak sanggup berbelok dengan benar di tikungan. Terlalu cepat dan menghantam pembatas jalan... berputar seratus delapan puluh derajat di udara dan menghantam aspal dengan keras.

.

Kyuhyun masih menginjak gasnya sedalam mungkin, tangannya terasa kebas namun licin di stir kemudi. Pandangannya berputar sesaat dan... tak kembali ke posisi semula. Kepalanya pening...

"Minnie chagi?" lirihnya diambang kesadaran.

Kepalanya berat, semakin berat, semakin gelap dan hilang.

.

Cho Ahra meremas-remas kedua telapak tangannya dengan gugup. Dua minggu berlalu dan baru hari ini sebuah perkembangan tentang kondisi namdongsaengnya dia dapatkan. Setelah dua minggu terdiam dalam komanya, hari ini namdongsaengnya itu membuka mata.

Tapi.. hatinya miris melihatnya. Namdongsaengnya... hanya menatap kosong pada dirinya, seakan dia tak ada di sana, seakan dia hanya makhluk trasnparan.

Dan di lorong putih itu dia menunggu, menunggu tim dokter itu keluar dari ruang intensif ICU. Ruangan yang selama dua minggu ini menjadi tempat tinggal namdongsaeng kesayangannya. Sekali lagi dia melirik ponselnya, berharap mendapat balasan meski sekedar pesan singkat dari kedua orang tuanya yang masih berada di London.

'Tit'

Suara pelan yang berasal dari lampu di atas ruangan itu memadam. Ahra bangun dengan cepat dan menyambut tim dokter yang keluar.

"Bagaimana kondisinya?"

"Kita keruangan saya saja Cho-ssi."

Ahra mengangguk dan mengikuti langkah namja berbaju putih-putih di depannya. Memasuki sebuah ruang kecil bernuansa putih dengan ratusan kertas-kertas yang tertata rapi.

"Bagaimana kondisinya?" Ahra mengulang pertanyaan yang sama.

"Terpaksa saya katakan bahwa kondisinya lebih buruk dari yang saya perkirakan. Cho Kyuhyun mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya dan itu membuat sebagian otaknya mengalami shock skala tinggi. Hal yang membuatnya mengalami Retrograde Amnesia Permanent."

.

.

Dan pada akhirnya waktu pulalah yang menentukan, mana-mana yang tak cukup berharga untuk dilupakan dan mana-mana yang terlalu berharga untuk diingat.

Penyesalan memang selalu datang terakhir, tapi seburuk apapun penyesalan akan menjadi sebuah pengalaman berharga bila kau mampu memperbaikinya. Dan bila tidak... biarkan takdir yang bergandengan dengan waktu yang menentukannya.

_FIN_

Yap! Fic ini pernah di publis di sebuah page FB. Tapi sedikit Lhyn udah dan Lhyn tambahin, untuk nambahin koleksi Oneshoot Lhyn di FFN.

Buat yang nunggu Kibum Vers. Dari Dinary-nya Siwon, sabar ya.. baru Lhyn ketik setengah... :)

Ada yang mau Dinary versi Donghae ? Atau versi Eunhyuk?

Makasih buat yang udah rifyu kemarin :

therany, Circle The Past, RistaMbum, Asahi, Seo Shin Young, Lee HyoJoon, Mulov, wonniebummie, diitactorlove, Caxiebum, iruma chan, Clouds54, bumie407, kailyn, Ichigobumchan, rikha-chan, eunhae25, Viivii-ken, Sung Hye Ah, Park Ha Ri, zakurafrezee, thasya357, Sibumxoxo, Kim Soo Hyun, OktavLuvJaejoong, Jewel LeeAihara, KimHanKyu, Dila choi, cha, blockbjaelf, Lil'cute Bear, monkey D eimi, QueenDeeBeauty.

Makasih ya udah mau Rifyu Fic Lhyn.
BTW, Kemaren ada yang menyayangkan sikap Donghae di Siwon Versi ya.. Hehe... tenang aja Babe.. Besok di Kibum Versi bakal ketauan alasan Donghae kok... nanti sekalian Lhyn bikin Donghae Versi ama Eunhyuk Versi juga deh ya... Donghae ga Playboy Kok..

Tapi sekarang pada Rifyu dulu ya...