Heroine

By: Azusa TheBadGirl a.k.a Fujoshi Nyasar

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pair : NaruSasu & ItaFemKyuu

Warning: AU, Dari pair yang disebutin pasti tau kalo ini fic campuran Yaoi dan Straight, OOC, Sasuke Autis, Lime/Lemon(ada lemon Narusasu di chap ini, yang gak mau baca silahkan di skip), Bahasa Kotor, Kebanyakan deskrip dari pada percakapan, Banyak Typo, Apdet Lama dll

Heroine 9

"Sialan! Sialan! Sialan!" Itachi terus saja memaki sambil beberapa kali memukul stir mobilnya, kesal. Itachi merasa sangat kacau sejak kejadian di hotel tadi. Harga dirinya terasa terinjak-injak.

Bagaimana bisa langsung lemas begitu? Apa aku sakit? Aku yakin baik-baik saja! Tadi itu bahkan sangat keras!

Setelah mantannya pergi, Itachi meminta sopirnya mengantarkan mobilnya ke depan hotel. Mereka taddi pergi dengan mobil si mantan. Itachi menyetir mobil dengan dengan kencang dan tanpa tujuan yang jelas. Dengan cara seperti inilah ia menghilangkan rasa stressnya. Tapi tetap saja kejadian memalukan beberapa jam yang lalu terus terbayang diotaknya.

Apa yang salah denganku? Haruskan aku ke dokter? Tidak itu memalukan!

Aku bisa hancur jika dokter mengdiagnosis aku impoten sungguhan.

Aku harus bagaimana?!

Itachi benar-benar merasa frustasi.

xxx

Ditengah desahannya Naruto sempat melihat kearah Sasuke yang sedang tersenyum. Sesaat Naruto tertegun melihat senyum Sasuke. Ini pertama kalinya Sasuke tersenyum di depan Naruto. Biasanya Sasuke hanya memasang wajah tanpa ekspresi, dan sekalinya berekspresi itu adalah ekspresi marah ketika dia mengamuk.

Tampannya~

Naruto baru menyadari kalau Sasuke memiliki wajah yang tampan.

Kenapa aku baru sadar kalau wajahnya tampan ya? Rasanya jadi ingin mencium deh~

Naruto menggelengkan wajahnya, mencoba menyadarkan dirinya.

Tidak. Tidak boleh! Aku tidak boleh kurang ajar!

Sepertinya Naruto lupa kalau dia justru sedang melakukan hal yang lebih kurang ajar karena meminta Sasuke mengocok miliknya.

Sasuke yang melihat Naruto menggelengkan kepalanya jadi berhenti mengocok milik Naruto. Alisnya berkerut. Apa dia melakukan kesalahan? Apa Naruto tidak suka?

Biasanya orang yang menggeleng itu artinya tidak mau atau tidak suka.

Tidak suka? Mata jernih tidak suka?!

Rasa marah tiba-tiba muncul di dalam diri Sasuke. Tanpa sadar Sasuke meremas milik Naruto keras-keras.

"Aaaargh!" Naruto menjerit sakit. Lalu langsung menjauhkan miliknya dari tangan Sasuke.

Tangan Naruto mengcengkram pergelangan tangan Sasuke agar tidak mencoba 'menghancurkan' miliknya lagi.

"Sakit! Jangan di remas kencang begitu!" Naruto meringis sambil mengelus miliknya.

Sasuke hanya balas melotot. Masih kesal.

Melihat tanda-tanda Sasuke siap mengamuk Naruto jadi menelan ludahnya.

"Ka-kalau kau tidak mau mengo-memerah susuku tidak apa. Aku bisa sendiri kok! Sudah jangan marah, ya?" katanya dengan nada membujuk.

Sasuke makin melotot, tidak terima. Dengan tangan satunya yang tidak di cengkram Naruto, Sasuke langsung menggapai milik Naruto dan mengocoknya lagi, keras-keras.

"Aaaargh! Aaaargh!" Sasuke meremasnya terlalu kencang jadinya hanya ada rasa sakit dan bukannya nikmat. "Hentikan! Hentikan!"

Naruto berusaha melepaskan genggaman Sasuke, lalu mendorongnya kebelakang hingga Sasuke jatuh telentang dan Naruto menindihnya. Menahan tubuh Sasuke yang meronta dan tangannya masih saja berusaha menggapai milik Naruto. Akhirnya Naruto menahan kedua tangan Sasuke di kiri-kanan kepalanya.

"Sakit tahu!" kata Naruto dengan nada galak. "Bukankah sudah kubilang jangan lakukan kalau kau tidak mau? Kau hanya membuatku sakit jika melakukannya keras-keras begitu! Biar aku saja yang lakukan!"

Sasuke menggelengkan kepalanya, "Aku! Aku! Aku!"

"Haaah?" Naruto memasang muka bodohnya karena tak mengerti dengan maksud Sasuke.

"Aku! Aku! Aku!" Sasuke masih saja mengatakan hal sama berulang-ulang.

Naruto berusaha untuk memahami maksud Sasuke.

"Kau mau mengocok?" tebaknya

Sasuke diam.

Seakan mengerti maksud Sasuke, Naruto menghela nafas, "tapi pelan-pelan. Jangan sekeras tadi, oke?"

Sasuke masih diam.

Naruto bangkit dan duduk lagi. Sasuke juga bangkit dan duduk di depan Naruto seperti sebelumnya. Naruto kembali menuntun tangan Sasuke ke miliknya.

"Pelan-pelan, lembut saja seperti yang diawal," sambil dituntun Naruto, Sasuke kembali memainkan milik Naruto. Naruto kembali mendesah-desah.

Sasuke tersenyum lagi. Dia suka. Dia suka melihat Naruto mendesah begitu. Terlihat lucu untuknya.

Naruto terus saja mendesah, matanya yang entah sejak kapan terpejam jadi tebuka sedikit, kembali melihat wajah Sasuke yang tersenyum. Perasaan ingin mencium Sasuke muncul lagi.

"Sa-Sasuke.. aku menciummu ya?" katanya meminta izin ditengah deru nafas yang memburu.

Sasuke hanya diam. Senyumnya hilang. Tak mengerti dengan perkataan Naruto.

Untuk orang yang tidak pernah di cium seperti Sasuke, ia tak mengerti apa artinya cium.

Melihat Sasuke hanya diam, Naruto memberanikan diri meraih tengkuk Sasuke dan mendorong kepala Sasuke kearah wajahnya untuk mempertemukan bibir mereka.

Cup

Hanya sebuah kecupan ringan. Naruto melepaskan tempelan bibir mereka, menatap Sasuke yang hanya diam dengan mata terbuka. Merasa tak ada penolakan Naruto kembali mengecup bibir Sasuke beberapa kali sambil sesekali menghisapnya. Mata Sasuke hanya memperhatikan bibir Naruto yang berkali-kali menyentuh bibirnya dengan tatapan bingung, tidak seperti Naruto yang memejamkan matanya –begitu menikmati ketika mengecup bibir Sasuke.

Naruto membuka matanya lagi dan mentap Sasuke yang hanya diam saja dikecupi. Sebuah serigai usil muncul dibibir Naruto.

"Kenapa Sasuke~? Apa ini pertama kalinya kau dicium?" ujarnya dengan nada menggoda.

"Mau ku ajari yang lebih hot?" Naruto cekikikan sendiri. Sasuke kelihatan manis sekali kalau sedang begini. Jadi terlihat seperti bocah kecil yang polos, padahal mereka seumuran. Berbeda sekali sikapnya kalau sedang kumat, seperti hewan liar yang siap menyerang siapa saja.

"Dengarnya Sasuke, ini namanya kecupan. Kalau kau dikecup seperti ini," Naruto mengecup bibr Sasuke lagi, "kau harus balas mengecup juga, nah ayo kecup aku," Sasuke hanya diam saja sambil menatap Naruto. "Ayo kecup," Naruto kembali mendekatkan wajah mereka hingga jaraknya tipis sekali, perlahan Sasuke mengecup bibir Naruto. Masih dengan mata terbuka.

"Tutup matanya dong, Sasuke! Biar kelihatan menikmati!" Naruto jadi kesal sendiri. "Ah, sudahlah! Sekarang kita coba kecup sambil hisap, itu namanya ciuman," Naruto pun memcium Sasuke lagi, kali ini bukan kecupan tapi sebuah ciuman dengan hisapan dibibr bawah Sasuke, "ayo sekarang gantian,"

Dan Naruto pun terus mengajari Sasuke bagaimana cara orang bermesraan. Sedangkan yang diajari tampak seperti boneka hanya diam dan bergerak ketika disuruh.

xxx

Rasa frustasi membuat Itachi terdampar di tempat yang bising ini. Setelah hampir seharian berkeliling kota dengan mobilnya, akhirnya Itachi memutuskan untuk mengunjungi bar tempat biasa ia dan teman-temannya berkumpul. Para wanita penghibur atau pun wanita yang juga tamu seperti halnya dirinya mulai bermain mata, berusaha menggoda Itachi.

Biasanya Itachi bersikap tak peduli pada wanita murahan macam itu, Shisuilah yang paling suka bermain dengan wanita jalang. Meskipun suka bermain wanita seperti halnya Shisui, setidaknya Itachi lebih selektif dalam mencari teman mainnya. Tapi kali ini ia sudah tak peduli dengan prinsipnya itu. Saat ada wanita yang begitu berani mendekati dan menggodanya secara terang-terangan, Itachi langsung saja merangkul pinggang ramping wanita itu dan membawa ke bar untuk diajak minum bersama.

Dengan mesra wanita itu duduk dipangkuan Itachi tanpa rasa malu.

Itachi langsung menyerang bibir pasangannya dengan rakus yang dibalas dengan tak kalah rakusnya.

"Hei.. jangan buru-buru begitu," desah wanita itu setelah bibir mereka terlepas. Dielusnya pipi Itachi dengan jari telunjuk wanita itu membentuk gerakan yang seduktif.

"Hn," Itachi meraih jemari sang wanita kemudian mengecupnya mesra, membuat wanita itu tersenyum manja.

"Mau berdansa?"

Tanpa menjawab ajakan Itachi, wanita itu langsung bangkit dari pangkuan Itachi dan menarik Itachi menuju lantai dansa.

Sebenarnya teman-teman Itachi sudah ada dibar itu sejak beberapa menit sebelum kedatangan Itachi. Mereka bahkan sudah beberapa kali menghubungi nomor Itachi tapi handphonenya tidak aktif. Betapa terkejutnya mereka saat melihat Itachi sedang bercumbu dengan seorang wanita berpakaian amat sangat minim di meja bar. Bahkan sekarang mereka sedang berdansa dengan gerakan sensual dilantai dansa. Berusaha saling menyentuh dan merangsang dengan liuk-liuk erotis.

"Woow.. mereka erotis sekali!" Deidara berseru kagum melihat gerakan-gerakan Itachi dan pasangannya dilantai dansa.

"Mereka mirip penari striptis saja," Sasori menggelengkan wajahnya, tak mengerti dengan sikap sobatnya yang agak berbeda. "Tumben sekali ia mau melakukan hal semacam itu ditempat umum," tambahnya.

"Ya, seperti bukan Itachi saja," Deidara kembali menimpali, matanya tetap tertuju pada pasangan yang sedang saling mencumbu penuh nafsu dibawah sana.

Shisui hanya diam saja tak menanggapi kata-kata temannya. Mata kelamnya tertuju pada sepupunya dilantai dansa yang sedang saling menyentuh tubuh pasanganya dengan sangat intim sambil berciuman dengan liar.

Kening Shisui berkerut saat melihat Itachi menarik paksa pasangannya keluar dari lantai dansa dan menuju rest room.

"Eh, menurut kalian mereka mau apa?" tanya Deidara dengan nada menggoda pada dua temannya saat Itachi udah menghilang—masuk ke rest room.

Sasori mendengus, "Pasti 'itu' kan. Lihat saja betapa hornynya Itachi barusan,"

Shisui meneguk vodkanya perlahan, "dibanding horny, dia lebih terlihat seperti orang frustasi,"

Jangan-jangan benar dia sudah bertemu heroinenya, seperti apa ya wajahnya?

Xxx

"Ngh.. Ita.. cih.. aaah~" suara dehasan pelah terdengar dari salah satu cubical rest room bar.

Tangan Itachi dengan liar meremas payudara besar sosok yang sedang bersandar pasrah dipintu cubical, sedangkan dua jari tangannya yang lain dengan liar mengocok lubang kelamin sang wanita, melakukan foreplay.

"Ah.. Ah..," desahan dan deru nafas si wanita kian cepat mengikuti kecepatan jari Itachi yang nakal.

Bibir Itachi sibuk menghisapi leher si wanita hingga merah-merah. Bahkan sampai terluka. Seakan melepaskan rasa frustasinya di sana.

"Aaaaah," akhirnya wanita itu klimaks, dia tersenyum dengan wajah puas, "jarimu hebat sekali, sayang. Tapi milikmu pasti lebih hebat lagi," katanya denga nada menggoda. Tangan wanita itu mulai jahil meremas milik Itachi yang mengeras.

Itachi tersenyum. Dapat ia rasakan miliknya yang sekeras batu karena mendengar desahan erotis pasangannya.

Kali ini bisa! Pasti bisa!

"Mau coba?" balas Itachi dengan suara parau, menahan nafsu.

"Hmm~" sang wanita langsung menunduk dan membuka releting celana Itachi kemudian memakan isi di dalamnya dengan lahap.

Mata Itachi terpejam, menikmati gerakan benda kenyal nsn basah di bagian sensitifnya. Namun sekelebat wajah gadis berambut kemerahan dengan mata yang menatap tajam penuh amarah tadi siang terbesit dipikirannya. Dan dalam sekejap segala usaha fore play Itachi sia-sia, karena miliknya langsung melemas bak balon bocor.

Xxx

Naruto menggeliat di kasurnya, tubuhnya terasa kaku. Perlahan matanya terbuka, lalu mencari jam yang ada di meja kecil di samping tempat tidurnya. Jam dua pagi.

"Ternyata masih malam," Naruto menguap lebar-lebar. Matanya tak sengaja melihat tuan mudanya yang sedang bergelung memeluk pinggangnya. Tiba-tiba Naruto teringat apa yang sudah ia lakukan pada si majikan beberapa jam yang lalu.

Wajahnya berubah pucat dan ketakutan.

Aku sudah memperkosa majikanku! Bagaimana iniiiiiiii?!

Naruto menjambak rambutnya, depresi.

Dasar hormon bodooooh! Aku pasti dipecat! Tidak! Mungkin malah akan di penjara! Paman juga akan malu!

Wajah Naruto kian horor saat teringat Iruka.

Bagaimana kalau paman juga dipecat?! Ini semua salahku!

Kriuuuk~

Bunyi diperutnya menghentikan segala teriakan histeris di otak Naruto.

Cengkraman di rambut kini turun ke perutnya. Ia lapar. Ia tadi tak sempat makan malam karena ketiduran.

"Sebaiknya ambil makan dulu," ujarnya pada diri sendiri. Perlahan ia lepaskan pelukan Sasuke kemudian turun dari kasurnya. Diambilnya celana seragamnya yang entah sejak kapan ada di lantai. Setelah memakai celana, berjalan kepojok kamar dimana ada kardus ramen yang ia bawa dari desa. Diambilnya dua cup ramen instan lalu keluar kamar, menuju dapur untuk menuang air panas.

Masih dipenuhi pikiran akan perbuatannya sore tadi, Naruto membawa dua cup ramen yang sudah diberi air panas kembali ke kamar. Di dapur sepi dan gelap, ia takut makan di sana sendirian.

Saat tinggal beberapa meter menuju kamarnya, tampak sosok yang sedang tertatih keluar dari kamar Naruto.

Mata Naruto melebar, hampir ia teriak kalau saja ia tak ingat kalau sekarang ini masih pagi buta. Betapa kagetnya Naruto saat melihat Sasuke telah bangun dari tidurnya dan sedang keluar kamar sambil telanjang bulat!

"Sasuke!" setengah berlari, Naruto menghampiri Sasuke yang telah keluar kamar sambil berpegangan di dinding.

"Kau mau kemana? Mau ke kamarmu? Kenapa tidak pakai baju dulu?" tanyanya bertubi-tubi.

Saat melihat Naruto sudah ada di sebelahnya, Sasuke langsung memeluk Naruto seperti biasanya.

Naruto sempat oleng saat Sasuke memeluknya tiba-tiba, hampir saja ramennya tumpah, "ayo masuk kamar, pakai baju dulu kalau mau kembali ke kamarmu," agak sulit membantu orang yang tertatih berjalan sambil memegang cup ramen di kedua tangan.

Sasuke duduk di kasur Naruto yang sudah acak-acakan. Ditatapnya Naruto dengan wajah datarnya.

"Kau mau makan dulu, Sasuke? Kebetulan aku membuat dua cup ramen," Naruto menjulurkan salah satu tangannya yang memegang ramen pada Sasuke. Tadinya kedua ramen itu mau ia makan sendiri.

Sasuke hanya diam sambil menatap cup ramen.

"Ayo, makan saja. Enak kok. kau juga belum makan, pasti lapar, kan?" entah memang karena lapar atau karena tak bisa menolak permintaan Naruto, akhirnya Sasuke meraih cup ramen yang di julurkan ke arahnya.

Setelah salah satu tangannya bebas, Naruto meraih kaus Sasuke yang juga ada dilantai lalu di gunakan untuk menutupi kemaluan sasuke yang terbuka.

"Setelah makan, kau pakai baju lalu kita kembali ke kamarmu, oke?" kemudian Naruto baru menyeruput ramennya dan diikuti Sasuke.

Xxx

Naruto jadi tak bisa tidur.

Sekarang dia sudah berada di kamar Sasuke. Setelah membantu Sasuke berpakaian Naruto langsung mengendong Sasuke dipunggungnya dan mengantarkannya ke kamarnya sendiri dilantai dua. Naruto tak tega melihat Sasuke yang tampak kepayahan ketika berjalan. Lalu karena Sasuke tak mau tidur sendirian, Naruto jadi menemani Sasuke di kamar ini. Namun sialnya dia jadi tak bisa tidur dan kembali teringat dengan perbuatan bejatnya tadi sore.

Flashback

"Mereka sedang apa?" tanya Sasuke dengan polosnya saat melihat pasangan di video itu sedang bercinta dengan gaya anjing.

Naruto melirik sekilas kearah tabletnya. Saat ini dia sibuk memciumi leher Sasuke yang wangi sabun. Kedua tangannya tengan sibuk mengelus dada dan bongkahan pantat Sasuke yang bajunya sudah tak karuan.

"Mereka sedang main kuda-kudaan," Naruto kembali asik menciumi rahang dan pipi Sasuke.

"Aku mau,"

Kata singkat Sasuke barusan membuat Naruto terkejut dan menghentikan kegiatannya.

"Apa katamu tadi?" seakan takut telinganya salah dengar Naruto meminta Sasuke mengulang perkataannya.

"Aku mau," katanya dengan wajah datar.

"Mau apa?"

"Main kuda-kudaan seperti itu," tangan Sasuke menunjuk kearah Video.

Naruto tampak tercekat. "Serius?! Kau mau main itu? Main denganku?" entah kenapa Naruto merasa sangat antusias.

Sasuke mengangguk.

Wajah Naruto berbinar. Lalu langsung memeluk Sasuke dan mencium bibirnya sekilas.

"Kau mau bercin- maksudku.. kau mau main kuda-kudaan denganku, Sasuke?"

Sasuke mengangguk lagi, kali ini sambil tersenyum. Mengkin senang dengan reaksi Naruto yang tampak gembira saat mendengar permintaannya.

Ini pertama kalinya ada yang mengajak Naruto melakukan 'itu'. Artinya akan jadi hari pelepasan keperjakaan Naruto. Selama ini Naruto mungkin sering ngengocok bersama teman-temannya, tapi tidak sampai melakukan adegan ranjang.

"Um.. oke! Um..," Naruto tampak agak panik dan kebingungan sendiri, ia melepaskan pelukannya dan mulai menggaruk kepalanya.

Apa yang harus aku lakukan pertama-tama ya?

Semua adegan porno yang pernah ia tonton seakan terhapus dari otaknya kerena terlalu tegang.

Ia lupa apa yang harus dilakukan pasangan kalau ingin bercinta. Kebiasaanya kalau sedang panik atau tegang pikirannya jadi kosong.

"O-oh iya! Buka baju! Ayo buka bajumu Sasuke!" Naruto membantu Sasuke membuka kaus yang dipakai Sasuke.

"Tidak mau. Dingin," kata Sasuke sambil mencoba mempertahankan kausnya.

"Eh? Tapi tadi kau bilang mau main itu kan? Kalau mau main itu harus buka baju," Naruto menunjuk pemeran di vdeo porno itu tengah telanjang bulat sambil bergerak maju mundur. Sasuke ikut menatap kearah video, setelah terdiam beberapa saat lalu dia membuka kausnya sendiri juga celana beserta boxernya. Telanjang bulat dalam sekejap.

Narutotertawa pelan melihat tingkah Sasuke. Lalu ikut membuka kemeja dan celananya.

"Nah.. um.. setelah ini.." Naruto tampak mengingat apa lagi yang harus dilakukan. Melirik sekilas kearah video untuk mendapat inspirasi. Si laki-laki tampak sedang mengulum payudara pasangannya. Naruto melirik ke dada Sasuke.

Tanpa sadar ia meneguk ludahnya saat melihat puting berwarna merah muda milik Sasuke. Karena terlalu fokus untuk mengingat hal-hal yang perlu dilakukan ketka bercinta, dia jadi mengbaikan sosok indah dengan tubuh polos di depannya.

Sudahlah~ ikuti insting saja

"Boleh aku menghisap susumu, Sasuke," perlahan Naruto mendekatkan tubuhnya kearah Sasuke.

Sasuke langsung, memegang kelaminnya dan mengarahkannya ke arah Naruto.

"Eh?" Naruto tampak ling-lung melihat tingkah Sasuke. Ah, dia baru ingat. Bukankah ia bilang kalau melakukan kocokan atau oral itu adalah memerah susu? Kenapa ia bahkan sampai lupa dengan istilah yang ia karang sendiri?

Ah Sasuke mulai pintar. Dia memahami pelajaranku dengan baik. Diam-diam Naruto tersenyum bangga

Tapi bukan itu yang aku maksud saat ini

"Ah.. bukan itu maksudku, Sasuke. Aku mau menghisap yang ini," Naruto menunjuk puting Sasuke.

Sasuke menunduk, menatap arah yang yang ditunjuk Naruto.

"Tidak ada susu di sini," kata Sasuke pelan sambil memelintir putingnya sendiri.

Pemandangan itu malah terlihat begitu erotis di depan Naruto.

"Tapi aku mau coba, boleh ya Sasuke?" katanya dengan nada merengek mencoba membuat Sasuke luluh.

"Boleh ya?" pintanya lagi dengan memasang muka sememelas mungkin.

Akhirnya Sasuke mengangguk.

Mata Naruto langsung berbinar penuh semangat, sempat meneguk ludahnya sekali sebulum dia menjulurkan lidahnya yang basah ke arah puting Sasuke.

"Ugh," refleks Sasuke langsung mendesah sambil menjauhkan dadanya dari mulut Naruto.

Naruto memilik Sasuke yang tampak mengernyitkan dahi, merasa risih. "Rasanya agak aneh di awal, tapi nanti enak kok. Kau mau main kuda-kudaan seperti itu kan Sasuke?" Naruto kembali menunjuk ke arah tabletnya.

"Aku akan melakukan persiapannya dulu. Kau perhatikan saja ya?"

"Langsung saja," Sasuke mendorong Naruto menjauh, lalu menungging kan pantatnya tepat di depan wajah Naruto.

"A-ah.." Naruto melogo saat diberi pemandangan seerotis itu. Lubang Sasuke yang ketat tepat ada di depannya. Begitu merangsang.

Ugh! Sialan kau Sasuke! Sengaja menggoda ya!

Tangan Naruto sudah gemetar, gatal ingin meremas bongkahan padat nan kenyal itu.

"Ayo main seperti itu! Ayo! AYO!" Sambil teriak-teriak Sasuke menggerakkan pinggulnya maju mundur seperti pemain video.

Naruto menggeram tak tahan lagi dengan berbagai rangsangan tak langsung dari Sasuke, "Kau yang minta ya, Sasuke!"

Naruto kemudian mencengkram pinggul Sasuke dan dengan kasar menusukkan kejantanannya di lubang sempit Sasuke.

"AAARRGHH!" Sasuke langsung menjerit keras sambil mendongakkan kepalanya.

Otomatis Naruto langsung mengeluarkan kejantanannya.

"Sasuke? Kau baik-baik saja?" Naruto tampak cemas melihat Sasuke merintih sakit juga takut ada yang mendengat jeritan Sasuke.

"ugh, Sakit," Sasuke menggigit bibirnya menahan perih.

"Maaf! Maafkan aku! Kan sudah kubilang harusnya dipersiapkan dulu biar tak terlalu sakit," Naruto tampak panik, dia mengelus punggung Sasuke untuk menenangkannya, takut tiba-tiba mengamuk.

"Sini ku lihat," Naruto mengarahkan lubang Sasuke tepat ke depat mulutnya, lalu dia mulai menjilati lubang sempit itu.

"Ugh!" Sasuke merasa risih lagi dan sempat menjauhkan pantatnya dari mulut Naruto, tapi pinggulnya di cengkram erat oleh Naruto. Menahannya agar tetap ditempat.

Naruto asik menjilati lubang Sasuke sambil sesekali menusuk-nusukkan ujung lidahnya kelubang Sasuke, mencoba memasukinya.

Naruto melepas salah satu cengraman di pinggul Sasuke, jari tangannya yang bebas di tujukkan ke lubang Sasuke. Sasuke kembali merintih, Naruto langsung menciumi punggung dan tengkuk Sasuke. Tangannya yang lain meremas kejantanan Sasuke yang mulai berdiri.

"Ah.. ugh.. Mata jernih.. ugh.. geli," tangan Sasuke mencengkram sprai dengan erat.

"Panggil namaku, Sasuke. Panggil namaku. Na. Ru. To," katanya sambil terus meciumi tubuh polos Sasuke.

"Ugh.. Naru.. To.. Sudah.. ah.. geli.. Sakit.."

"Cara mainnya memang begini, Sasu. Diawal agak sakit tapi nanti jadi enak. Sabar ya?" Naruto menambahkan beberapa jarinya lagi dilubang Sasuke sambil mempercepat kocokannya.

"A.. Aaaah," Naruto menemukan sweet spot Sasuke. Tusukannya kian cepat di daerah itu membuat Sasuke makin mendesah-desah.

"Keluarkan 'susu'mu, Sasuke,"

"Aaaaah," semen Sasuke pun keluar dengan deras. Tubuhnya langsung lemas , kemudian jatuh tengkurap.

Naruto tersenyum. "Enakkan?"

Sasuke hanya diam dengan nafas memburu. Wajah menoleh menatap Naruto dibelakangnya.

"Pipis. Aku pipis,"

"Itu bukan pipis, itu 'susu'," Naruto menyerigai nakal. "Kalau main kuda-kudaan akan keluar susu yang lebih banyak, akan lebih enak dan lega,"

Sasuke diam, berusaha mencerna penjelasan—sesat Naruto.

"Tapi sakit," keluh Sasuke sambil memegangi pantatnya.

"Awalnya begitu, tapi nanti akan enak. Masih mau main?" tanya Naruto penuh harap. Kalau Sasuke menolak, terpaksa dia main solo. Dalam hatinya terus berdoa agar Sasuke mau secara rela, dia tidak bisa memaksa Sasuke kalau dia tidak mau. Yah mungkin saja Sasuke masih mau mengulum miliknya, tapi rasanya pasti beda.

Setelah terdiam cukup lama, Sasuke akhirnya mengangguk. Mungkin tak tega dengan tampang Naruto yang memelas menahan hasrat.

Naruto sumringah lagi, "aku akan pelan-pelan. Janji!"

Naruto lalu membantu Sasuke menungging lagi. Di sela perut dan pahanya di beri bantal untuk membantu menopang Sasuke juga agar lebih nyaman.

Pelan-pelan Naruto mulai memasukkan kejantanannya ke lubang yang sudah dipersiapkan itu.

Sasuke sempat merintih pelan. Saat sudah melihat sasuke terbiasa yang miliknya Naruto baru bergerak pelan. Sasuke meringis sakit, Naruto berusaha menemukan sweet spotnya lagi.

"Aaah.." Tubuh Sasuke menegang, kepalanya mendongak. Naruto menyerigai dan mulai menusuk bagian itu dengan keras dan cepat. Hingga akhirnya mengeluarkan 'susu' mereka bersamaan

End Flasback

Xxx

Menjelang pukul lima pagi Naruto buru-buru kembali ke kamarnya diam-diam untuk membereskan diri dan berganti pakaian dengan seragam yang bersih. Sempat menatap miris pada keadaan seprainya, dia bermaksud mencuci nanti saja. Takut Sasuke bangun kalau ditinggal terlalu lama. Setelah memastikan kamarnya terkunci, Naruto bermaksud kembali ke kamar Sasuke.

Saat melewati dapur Naruto berpapasan dengan Iruka.

"Pagi, Naruto. Rajin sekali kau sudah bangun jam segini," kata Iruka sambil tersenyum ramah.

"Eh? Yah.. begitulah paman hehehe.." Naruto tertawa canggung tampak gelisah, masih ketakutan akan kelakuannya yang kurang ajar pada majikannya ketahuan.

"Semalam apa Sasuke-sama main di kamarmu Naruto? Pelayan bilang dia tidak ada di kamarnya saat di bawakan makan malam,"

Naruto makin panik, "Ah.. I-iya paman! Dari sore sampai malam Sasuke main game dikamarku terus ketiduran. Tapi sekarang ia sudah kembali ke kamarnya kok," ujarnya dengan nada cepat.

"Begitukah? Kalau begitu aku akan meminta pelayan membawakan sarapan yang lebih banyak untuk Sasuke-sama karena dia tidak makan malam. Kau sendiri sudah sarapan?"

Naruto langsung mengagguk cepat. Ingin sekali cepat-cepat pergi dari hadapan Iruka, takut ditanya yang lain. "Aku ke kamar Sasuke dulu ya paman. Dia suka mencari aku kalau aku tak ada di sebelahnya,"

Menghela nafas maklum, Iruka mengangguk.

Naruto langsung berjalan cepat-cepat ke lantai atas.

Xxx

Benar saja, Sasuke sudah terbangun lagi. Sedang berpegangan di meja berusaha berjalan. Sepertinya ingin mencari Naruto lagi.

"Ah, Sasuke," Naruto langsung menuju Sasuke dan kembali membantunya berdiri. "Kau mau mandi? Aku akan siapkan air hangat untukmu," merasa tak enak hati, Naruto mengangkat tubuh Sasuke dengan gaya bridal. Agak berat, karena porsi tubuh mereka memang hampir sama. Dengan terburu-buru Naruto membawa Sasuke ke kamar mandi dan meletakkannya di bathtub. Sasuke harus mandi sebelum pelayan yang biasa membantunya mandi datang. Bisa gawat kalau sampai pelayan itu melihat kissmark di sekujur tubuh Sasuke.

"Kau bisa mandi sendiri kan? Aku tunggu di luar ya?" Naruto menyalakan kran air dingin dan panas bersamaan agar suhunya menjadi hangat. Saat akan melangkah pergi tangannya dipegang oleh Sasuke.

"Ada apa?" Kata Naruto sambil berbalik ke arah Sasuke.

"Gosok," Sasuke menunjuk punggungnya.

Naruto hanya menghela nafas dan membantu Sasuke Mandi.

Saat menggosok punggung Sasuke, Naruto melihat banyak bekas ciuman di sana.

Naruto benar-benar merasa dirinya seorang bajingan sejati.

Bagaimana bisa aku melakukan 'itu' pada anak ini?

Anak yang terlihat seperti anak kecil ini. Dimana otakku semalam?

Maaf Sasuke

Naruto menggigit bibirnya menahan rasa bersalah.

Xxx

Itachi tampak kacau. Semalaman tak bisa tidur. Kasur nyaman di apartmen Shisui tak bisa membuatnya terlelap. Lagi-lagi terus terbayang wajah gadis itu. Kurama Kyuubi.

Apa sih bagusnya perempuan itu?

Wajahnya biasa saja

Bentuk badannya standar

Kenapa heroine ku harus seperti itu?

Tidak bisa lebih cantik sedikit? Atau dada yang lebih besar?

Dan kenapa dia tak mau hilang dari otakku?! Perempuan sial!

Itachi mencengkram kepalanya kesal.

Itachi bangun dari tidurnya yang tidak lelap, bangkit dari kasur menuju kamar mandi untuk siap-siap ke kampus.

Shisui yang sedang membuat omelate di dapur agak terkejut saat melihat Itachi sudah bangun dan berpenampilan rapi dengan kaus putih di tambah kemeja biru bergaris-garis vertikal abu-abu serta celana jeans biru navi—semuanya milik Shisui, Itachi biasa meminjam baju Shisui jika menginap.

"Sudah mau pulang , Chi?" tanyanya basa-basi.

"Tidak. Aku mau ke kampus," balas Itachi datar sambil mengambil satu sandwich yang ada di meja makan.

"Untuk apa? Kita kan tidak ada kelas hari ini?" Shisui mengangkat alisnya bingung.

"Hn. Tapi dia ada," Itachi mengunyah sandwichnya sambil berjalan ke arah pintu keluar.

"Dia siapa?"

"Si Kyu-," Itachi membeku sesaat saat sedang memakai sepatunya.

Kenapa aku langsung menghapal jadwal kuliah anak itu?

Memijit keningnya pelan sambil menggeleng, tak mengerti dengan kinerja otaknya.

"Bukan siapa- siapa," lalu cepat-cepat keluar dari apartemen Shisui.

Shisui terdiam saat melihat sepeupunya keluar dari apartemennya.

"jangan-jangan ingin menemui heroinenya?" gumamnya pelan. Langsung dia matikan kompornya, melupakan masakannya.

"Sekarang bukan saatnya sarapan! Aku harus lihat seperti apa perempuan yang membuat Itachi takluk!" di sambarnya kunci mobil di gantungan dekat pintu dan langsung keluar mengejar Itachi.

Xxx

Masih cukup pagi untuk tiba dikampus, Itachi sempat terpikir untuk naik bus seperti kemarin. Mungkin saja bisa bertemu lagi dengan si Kyuubi. Tapi belum tentu juga bertemu, Itachi malas harus berdesak-desakan. Jadilah ia berduduk manis di kantin fakultasnya Kyuubi, di temani sekaleng kopi cappucino dingin. Sepertinya perempuan itu tipe yang suka nongkrong dulu sebelum masuk kuliah dari pada menunggu di kelas. Mata Itachi jelalatan memperhatikan mahasiswa yang yang hilir mudik.

"Jadi yang mana cewek itu?" tiba-tiba Shisui duduk di sebelah Itachi sambil membawa sepiring nasi bersama ayam teriyaki dan segelas teh hangat.

"Kenapa kau juga datang? Bukankah kau tadi sudah membuat sarapan?" tanya Itachi saat melihat Shisui melahap makanannya.

"Twadi laungsung pwergi, tidak jawdi mawkawn," jawab Shisui sambil mengunyah.

Itachi hanya memutar matanya.

Hidung Itachi mengendus-endus seperti anjing, mungkin saja bau gadis itu tercium lagi seperti kemarin. Tapi sialnya arah angin sedang tidak mendukung. Hanya mau masakan yang tercium.

Itachi menghela nafas.

"Gyuu, aku pinjam uang dong. Ayahku belum kirim uang bulan ini," sebuah suara yang entah kenapa terasa familier terdengar oleh telinga Itachi. Langsung saja Itachi mencari asal suara tersebut.

Tak jauh dari tempat duduk Itachi, di stand penjualan okonomiyaki dapat Itachi lihat sosok yang sejak tadi di carinya. Kyuubi dan sedang berdebat dengan temannya yang juga Itachi lihat kemarin.

"Hutangmu yang kemarin saja belum kau bayar!" tolak Gyuuki pada sobat kentalnya ini.

"Pasti ku bayar kalau sudah dapat kiriman, ayolah.. aku lapar belum sarapan, semalam juga tidak makan apa-apa," jawab Kyuubi dengan wajah yang dibuat sememelas mungkin.

Bukannya kasihan, Gyuuki malah jijik, "wajahmu menggelikan, hentikan,"

"Ayolaaaah~," Kyuubi merengek sambil menggoyangkan lengan Gyuuki dengan manja.

Manisnya~

Eh? Tidak! Mukanya menjijikkan!

Itachi kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. Matanya tak lepas dari sosok Kyuubi yang masih berusaha merayu Gyuuki.

Namun mata Itachi langsung memincing tajam saat ada seorang pemuda yang sedang merangkul pundak Kyuubi akrab. Sayup-sayup Itachi berusaha menguping pembicaraan mereka.

"Kenapa Kyuu?" Shukaku langsung masih merangkul pundak Kyuubi.

Kyuubi tampak senang saat melihat kedatangan sahabatnya yang lain.

"Shu, aku pinjam uang ya? Belum makan nih~" katanya dengan nada manja yang dibuat-buat.

"Belum dapat kiriman yan Kyu?" Shukaku terkekeh sambil mengacak rambut Kyuubi. "Aku traktir deh, tidak usah di ganti," katanya masih tersenyum.

Mata Kyuubi langsung berbinar senang. "Shukaku, my hero! Kau memang sahabat sejatiku!" Kyuubi memeluk Shukaku sambil tersenyum girang.

Trak!

Kaleng kopi Itachi langsung tak berbentuk dengan airnya yang menetes keluar, karena terlalu erat di genggam.

Shisui yang sadar dengan tingkah tak biasa Itachi langsung bereaksi setelah meneguk habis tehnya.

"Kau kenapa?" Shisui memperhatikan wajah Itachi yang mengeras seakan menahan amarah, lalu kaleng kopi yang setengah hancur itu. Shisui mengikuti arah pandang Itachi.

"Salah satu dari tiga orang itu heroinemu? Wanita yang rambutnya pendek atau panjang? Pastinya bukan yang pria kan?" Shisui kembali menatap wajah Itachi yang masih mengeras.

Tak mengubris pertanyaan sepupunya, Itachi langsung menghampiri ketiga mahasiswa itu. Ia tak tahan lagi melihat Kyuubi yang bergelayut di legan pemuda yang namanya Shukaku itu ketika sedang memesan okonomiyaki.

Dengan sengaja Itachi melepas rangkulan Kyuubi dan Shukaku dengan cara mendorong tubuh mereka bergeser berlawanan arah . "Minggir," ujarnya dingin.

"Aduh!" Kyuubi menubruk tubuh Gyuuki yang ada di sebelahnya.

"Hei, apa-apan sih?!" ujar Kyuubi kesal.

Itachi mendelik sinis kearah Kyuubi, "Aku mau membeli makanan, dan kau menghalangi," mata Itachi terlalu menakutkan untuk sekedar ingin mengantri makanan. Gyuuki sampai merinding.

"Tidak tau caranya mengantrinya? Tuan PK yang menjijikan?" Kyuubi membalas tak kalah sinis.

"Untuk apa aku harus mengantri dengan perempuan rendahan sepertimu?" Itachi mengambil makanan yang merupakan pesenan Kyuubi lalu melemparkan uang yang cukup besar untuk membayar makanan itu.

"Apa katamu?!" Kyuubi sudah siap menghajar Itachi kalau saja tidak di tahan Gyuuki.

Itachi langsung pergi dari situ meninggalkan Kyuubi yang emosi, Gyuuki yang menahan Kyuubi, Shukaku yang termangu dan pedagang okonomiyaki yang berteriak Itachi belum menerima kembalian.

"Apa yang kau lakukan sama si Uchiha Itu Kyuu, kelihatannya marah sekali?" tanya Shukaku setelah menemukan suaranya lagi.

"Mana ku tahu! Mungkin otaknya memang sinting!" Kyuubi berbalik kearah pedagang okonomiyaki. "Tadi dia tidak minta kembaliankan? Sisa kembalinya untuk menganti okonomiyaki-ku saja! Buatkan semua!" uang kembaliannya bisa untuk membeli empat okonomiyaki lagi.

"Ya ampun Kyu, kau masih saja memikirkan makanan! Aku saja sudah tak nafsu makan saat melihat matanya," Gyuuki cuma bisa menggelengkan kepalanya saat melihat Kyuubi memaksa pedagang itu menuruti permintaanya.

Xxx

Itachi berjalan keluar kantin. Bungkusan okonomiyaki di tangannya sudah remuk dan langsung dibuang saat ada tempat sampah terdekat.

"Aah.. kenapa tak kau berikan padaku? Padahal baunya enak," Shisui sudah ada disamping Itachi.

"Jadi heroine itu perempuan yang rambutnya panjang tadi?"

Itachi hanya diam tak menanggapi.

"Wajahnya biasa saja ya, ku pikir secantik apa,"

Itachi mendelik tak suka, tapi tak berkomentar karena kata-kata Shisui memang benar. Hanya saja agak kesal juga saat mendengar ada yang menghina Kyuubi.

"Kita mau kemana?" Shisui mengikuti langkah Itachi di taman kampus.

"Bagian tata usaha," akhirnya Itachi mengeluarkan suaranya.

"Untuk apa?"

"Mendapatkan data pemuda itu,"

"Eh? Heroine mu yang cowok?!" mata Shisui terbelalak kaget atas asumsinya sendiri.

TBC

AN : akhirnya chap 9 kelar!#tepar

Maaf apdetnya lama, fujo kepentok di lemon! Mana lemonnya ngaco lagi! Ini lemon teraneh yang pernah fujo bikin #jambak rambut. Biasanya lemon bikinan fujo emang aneh sih, tapi ini super aneh n gantung. Maaf yah bener-bener uda mandeg TQT

Emang lebih asik baca lemon dibanding bikin lemon! #ya iyalah

Itakyuunya juga dikit banget, lagi fokus ke Narusasu dulu sih. Sabar ya yang pingin baca Itakyuu. Fujo juga gatel pingin bikin adegan mereka.

Makasih banyak buat reviewer n silent reader yang sudah membaca fic ini dan juga atas kesabarannya menanti lanjutan fic yang ga jelas kapan apdetnya.

Big thanks n hug for :

Monokurobo, devilojoshi, kina Shinigami (fujo juga ga tau#dinjek), Harukichi ajibana(uda dikunci kok pintunya, tenang~), uzumakinamikazehaki, yuichi, RaFa Llight S.N, , Frau Freude(eling frau eling.. serem liat reviewnya), gici love sasunaru, kuchiharu, shanzec, Nanami koi, namikazevi, I don't care about Taz (makasih uda dua kali review, kayaknya masih lama ka#nangis dipojokan, sabar ka), Natha Nala ( tenang, fujo juga ga kuat bikin lemon banyak-banyak, paling di jadiin implisit), Drack Yellow (makasih uda dua kali review, itu tergantung mood mau bikin NS aja atau jadi NSN), Yippie, Arisa, Hikari Kireina, iqichan, Guest, pencuriLumba-Lumba ( memang sih heroine itu ga perlu ikut menderita sama para uchihanya kalau saja mereka tau gimana cara mengendaliin para uchihanya, sebenernya para heroine itu kayak joki n uchiha itu kudanya. Kalau tau gimana ngendaliinya pasti asik#ga jelas banget jawabannya), Vieny coutswan, kikyoitachi (nanti ada bagiannya masing2), ghighichan twinsangels ( 1. Karena uda mentok, 2. Karena fujo lagi pingin bikin Narusasu, tapi mungkin nanti bisa gantian kalo lagi pingin bikin Sasunaru. Intinya tergantung mood#ketawa setan 3. Sasuke cukup keren kok sekarang menurut fujo hihi, 4. Ooh tenang itu sudah direncanakan, sabar ya), Runriran, blacklist935, YunRan Livianda (Ukenya Sasuke), HiNa devilujoshi, Dark , Dewi15, inez Arimasen (kaget fujo ada review dari inez, ini pair utamanya NS loh nez, jangan ngamuk kalo sasu ke di ukein#gemeteran jawabnya), Yukata girl, sanaki chan dan para silent reader.

Ps: Nubruk, nyengir, cengengesan, itu bahasa bakunya apa ya?

Oiya.. chapter ini anggap aja traktiran buat ka Taz, Frau n Inez#tebar kissu

Sampai jumpa chapter selanjutnya~~

17 mei 2014