Disclaimer : Masashi Kishimoto

-Another- by: Kanon1010

File 4 :


Sasuke POV

..

..

..

Tampak jam sudah menunjukan hampir tengah malam, kuhampiri Naruto yang sedang bercengkrama bersama keluarga Hatake. Aku mengingatkannya bahwa besok kita harus bekerja dan berangkat pagi. Jujur sebenarnya mau semalam apapun aku pasti akan bisa bangun pagi, hanya saja aku merasakan sesuatu tak menyenangkan akan terjadi.

"Ano~ Rin-san, Hatake-san kami mau ijin pamit duluan besok harus berangkat pagi-pagi sekali." Ijin Naruto untuk kita berdua undur diri kepada suami–istri tersebut.

"Ah, sayang sekali kalian sudah harus pulang. Tapi, terima kasih ya sudah mau mengunjungi kami…-" Terdengar bunyi bel membuat ucapan Rin tertunda sejenak. "Tunggu sebentar, sepertinya saudara sepupuku dan kekasihnya datang."

Sementara Rin membukakan pintu yang katanya saudaranya datang aku berserta Naruto berpamitan pada Kakashi, walau sebenarnya Naruto yang mewakili diriku. Dari arah pintu masuk nampak selulet yang kuduga dua orang pria yang disambut oleh Rin. Dan ketika ia membawa kedua orang itu, wajah terkejut tak mampu ku hilangkan karena kedua orang itu adalah…

"Nah, Uchiha-san ini sepupuku Gaara bersama kekasihnya datang berkunjung katanya sekalian ingin membeli rumah di dekat sini."

"Hay, Uchiha Sasuke, Uchiha Naruto." Ujar salah seorang dari pria itu.

Hyuuga Neji orang yang sudah kuputuskan hubungannya dariku demi Naruto, membawa seorang laki-laki dengan rambut merah dengan penampilan gothic, mengatakan bahwa mereka berdua adalah sepasang KEKASIH!

Apa-apaan ini, apa maksud Neji sebenarnya. Kulihat tak jauh berbeda dengan reaksiku, Naruto lebih shock lagi dan ku arahkan pandangaku ke pemuda yang bernama Gaara tersebut yang sedang menatap Naruto dengan tatapan yang enatahlah sulit kujabarkan, yang pasti aku tak suka dengan tatapan itu.

"Naru, ayo kita pulang." kutarik tangan Naruto dan ia hanya mengikuti dalam diam.

Kejadian ini terlalu mendadak datangnya…..

..

..


…...

Ok, ini benar-benar kejadian yang tak terduga bahkan dibayanganku pun tak ada. Saat ini aku dan Naruto sudah berada di dalam kamar, kulihat ia tengah mengganti bajunya dengan baju tidur. Aku tau bahwa ia masih memikirkan apa yang terjadi sekitar 30 menit yang lalu, karena terlihat dari gerakan tubuhnya yang tidak sejalan dengan kinerja otaknya.

Grep….

"Sa-sasuke?" Ia tersadar dari lamunanya yang bisa kupastikan apa yang tengah ia lamunkan. Ia kaget karena aku tiba-tiba memeluknya secara tiba-tiba.

"Hn, lupakan apa yang sedang kamu pikirkan." Balasku dengan posisi masih memeluknya dari belakang.

"Maksudmu apa?"

Ayolah, tak usah berbelit-belit atau berpura-pura tak mengerti seperti itu Naruto. Walau kau kupanggil dobe tapi aku tau kau tak sebodoh itu.

"Hn, kau tau maksudku dengan jelas," Kubalik tubuhnya hingga berhadapan denganku. "Kau sendiri sudah melihat kalau Neji sudah memiliki seorang kekasih, jadi tak mungkin aku akan bersamanya lagi, mengerti."

Ku kecup pipinya tersebut dan ia mengganguk pertanda mengerti, tapi aku rasa masih ada yang ia pikirkan mengenai hal itu tapi apa? itu yang tak bisa kutebak, sepertinya ia memiliki sedikit rahasia yang tidak ku ketahui.

...

Sang mentari mulai menampakan tubuhnya yang terang benderang, membiaskan cahayanya melalui celah-celah tirai jendela hingga membangunkanku dari tidur yang bisa dikatakan tidak nyenyak.

Kulihat di sampingku Naruto masih tertidur menghadapku dengan wajah tenangnya, tunggu tenang? salah tampak bulir-bulir keringat keluar dari keningnya dan tampak ia menggumamkan sesuatu.

"Naru… Naruto bangun." Ku guncangkan tubuhnya dan astaga panas sekali. Aku tak tau apa yang membuatnya demam seperti ini, rasanya ia tak melakukan hal-hal aneh.

"Ngh.. Suke..ah," Ia memegang kepalanya dan sedikit memijitnya.

"Pusing?" hanya mengangguk yang bisa ia lakukan.

Wajahnya memerah dengan tatapan sayu, lalu bibir yang biasanya berwarna pink tersebut tampak pucat, lalu peluh keringat membasahinya.

"Lebih baik kamu istirahat hari ini, biar ku telpon Ino untuk mengabari bahwa kau tak masuk hari ini." Akupun meninggalkan Naruto di dalam kamar seraya menelpon Ino untuk mengabari keadaan Naruto.

Setelah itu aku meminta Haku, pelayan di kediaman ini untuk membuatkan bubur dan tak lupa dengan beberapa obat penurun demam. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 07.30 Sh*t! aku terlambat, segera saja aku berpamitan pada Naruto dan meminta maaf karena tidak bisa merawatnya dan ia pun tersenyum maklum.

...

Dalam waktu 30 menit, aku sampai di tempat kerja. Jika saja bukan karena permintaan mendesain bangunan penuh, maka aku mungkin saja bisa membolos sehari untuk menemani Naruto.

Perasaan khawatir itu datang lagi….

Bukan-bukan karena kejadian semalam, namun mengenai Naruto. Akibat perselingkuhanku dengan Neji membuatku lupa kapan terakhir kali aku mengkhawatirkan sosoknya.

Hyuuga Neji, pria dengan penuh sejuta pesona itu berhasil mengacaukan hidupku, sebenarnya apa maunya itu? setelah kuputuskan hubungan dengannya, ia tiba-tiba muncul dengan menggandeng seseorang yang bernama Sabaku Gaara. Pria yang bisa kukatakan cukup tampan, namun firasatku mengatakan bahwa ia bukan pria sembarangan.

Nampak jelas dari tatapan mengerikannya yang justru terarah ke Naruto, apa mereka memiliki hubungan? tapi selama aku mengenal Naruto rasanya ia tak memiliki teman berambut merah, kecuali…

Tok… tok …tok….

"Hn, masuk." Cih, spekulasi semnetara harus kupedam karena ada yang mengacaukan disaat aku sedang berpikir mengenai ini semua.

"Apa aku boleh masuk?"

Bagus! Si manusia sejuta pesona itu datang tentu saja aku tak bisa mengusirnya karena ia salah satu klien dan rekan kerjaku.

"Hn, ada apa?" Tanyaku dengan wajah datar dan berpura-pura sibuk dengan kertas rancangan di mejaku saat ini.

"Hei, ada apa denganmu Sasuke? meskipun kau yang telah memutuskan hubungan ini tapi aku masih rekan kerjamu dan aku kesini datang untuk mengambil rancangan yang kau janjikan tempo hari." Ujarnya santai dan duduk tepat dihadapanku.

Kuserahkan saja perkamen blue print tersebut padanya. "Ambil dan pergilah sekarang juga."

Tanpa melihatpun aku merasa Neji menyeringai tanpa bisa aku tebak apa yang berada didalam pemikirannya.

"Apa kau sedang badmood Sasuke? apa karena kau bertemu denganku semalam dan aku membawa seseorang yang kupanggil kekasih?"

Tepat Sasaran.

"Dengar tuan Hyuuga, apa yang sedang kau rencanakan?"

"Rencana apa? kau terlalu banyak menonton film detektif Sasuke, makanya pemikiranmu terlalu rumit." Neji tertawa kecil sambil menyederkan kembali tubuhnya ke kursi.

"Hn. Jika tak ada urusan lagi tolong anda segera keluar karena saya masih banyak pekerjaan." Usirku dengan sopan.

Neji berdiri dan membenarkan celananya dan kemeja coklat tersebut. "Ok, ok aku pergi sekarang, cuma ada yang ingin kuberitau. Apa kau percaya bahwa Naruto hanya setia padamu?" Ucapnya di telingaku lalu dengan nakal ia meniupkan napasnya di tengkukku.

Kudorong tubuhnya agar menjauh dariku sebelum aku kembali merasakan sensai yang telah lama tak keluar. "Maksudmu?"

"Hum, cari tau saja sendiri Sa-su-ke-chan."

Setelah mengucapkan itu ia keluar ruangan dengan tertawa kecil. Sial! apa maksud perkataan terakhirnya itu? kenapa dengan Naruto? semakin kuat firasatku bahwa Neji sedang merencanakan sesuatu.

Dan akan aku temukan rencana busuknya itu!

..

..


…...

"Hiks…Hiks…hiks….."

Gumpalan selimut atau tepatnya Naruto berada di dalam selimut dengan menggulung tubuhnya nampak agak terisak. Aku tak tau kenapa ia menangis, baru saja kakiku melangkah masuk rumah setelah bekerja seharian, malah yang kudapati sekarang ia menangis. Saat kutanya ke Haku ia pun tak mengerti apa yang terjadi dengan Naruto.

"Naruto?"

Perlahan aku mendekati ranjang dan membuka gulungan selimut tersebut dimana Naruto tampak meringkuk dnegan posisi sujud. "Sa-sas-sukeee….hiks..hiks…" Ia memelukku dan kembali menangis terisak-isak. Sungguh aku tak mengerti kenapa ia bisa menangis seperti ini.

"Ada apa Naruto? kenapa kau menangis dobe?"

"Hiks..hiks…" ia terdiam sejenak lalu mengalihkan pandangan kearah lain seakan-akan sedang menyembunyikan sesuatu. "A-aku tadi tak sengaja menonton film seram dan ketakutan." jawabnya dengan menunduk.

"Kukira ada apa, bagaimana dengan demammu?" kusentuh keningnya dan nampak masih panas. "Obatmu sudah diminum?" Ia mengangguk lalu membaringkan lagi tubuhnya dengan posisi yang benar bukan seperti tadi. Lalu aku beranjak berdiri untuk melepas kotoran yang menempel di tubuhku, namun tangan Naruto yang panas menarik lenganku.

"Temani aku Sasuke…."

Kuacak-acak rambutnya tersebut dan mengatakan bahwa aku hanya ingin mandi lalu setelah itu menemaninya tidur. Sepertinya Sakit membuat Naruto sedikit manja.

End Sasuke pov

..

..


...

Di lain tempat, di sebuah aparterment tingkat 11. Nampak Neji dan Gaara sedang asik berpesta wine, entah apa yang sedang mereka berdua lakukan yang sepertiya sangat membahagiakan.

"Sejujurnya, aku sangat tak suka ketika kau menyentuh selain diriku." Ujar Neji sambil menggoyangkan gelasnya dengan Gaara yang duduk disampingnya menatap dengan bingung.

"Maksudmu?"

"Ayolah kau tak sebodoh si pirang itu 'kan?"

Gaara tertawa pelan dan mengecup bibir Neji singkat. "Just kidding. Tapi, kau tau dia benar-benar nikmat, tak salah aku menyukainya dari dulu." Gaara tertawa pelan lagi.

"Cih, jangan sampai kau lupa dengan tujuan kita Gaara sayang." tangan Neji yang nakal mulai masuk menjelajahi punggung mulus Gaara.

"Tenang saja, lagipula lebih lama dirimu yang menikmati tubuh Uchiha itu kau lebih nista Hyuuga." balas Gaara sarkatis.

"Hn, habis bagaimana ya? sama-sama enak sih."

Ucapan terakhir Neji membuat gelak tawa keduannya. Apa yang mereka rencanakan masihlah sangat abu-abu untuk diketahui, yang pasti rencana tersebut pasti bukanlah rencana yang baik.


….…

Normal POV

Ini sudah hari ke dua, deman Narutopun sudah menurun membuat Sasuke lebih lega melihat kondisi Naruto. Tapi, ia merasakan perubahan yang terjadi dengan Naruto. Meskipun demamnya berangsur baik, namun Sasuke merasa ada yang sedang dipendam oleh pasangannya tersebut.

Ia merasa bahwa Naruto menangis saat itu bukanlah karena nonton film seram atau apalah yang dijelaskannya, tapi seakan-akan ada yang ditutupinya. Bahkan tak jarang ia memeluk tubuh mungil tersebut dengan gemetaran.

Tak tahan melihat sikap Naruto yang semakin tertutup Sasuke menghampiri suaminya tersebut yang sedang duduk melamun di balkon rumah mereka.

"Katakan! ada apa yang sebenarnya."

Naruto mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Sasuke yang menuntut jawaban. Namun Naruto hanya membalas dengan menggelengkan kepala.

"Dobe! sampai kapan kau mau membohongiku? kau pikir aku tak tau kapan kau berbohong dan tidak."

Naruto menarik tangan Sasuke mengarahkannya agar duduk disampingnya, lalu setelah Sasuke duduk ia merebahkan kepalanya di pundak Sasuke.

"Tidak ada apa-apa, percayalah padaku. Aku hanya merasa kesepian."

"Apa kau yakin?"

"Huum, Teme bagaimana kalau kita berlibur?" Naruto mengangkat kepalanya dari pundak Sasuke dan memeluk erat lengan pria tersebut dan Sasuke membalas dengan mengelus-ngelus lengan Naruto. "Aku rasa terlalu banyak masalah dan aku hanya ingin menjernihkan pikiranku, bagaimana?"

"Tapi kerjaanku sedang banyak dobe, mau menunggu?"

"Baiklah tapi usahakan kau jangan pulang telat terus ya suke~."

Sasuke memandang Naruto bingung, kelihatannya semakin hari Naruto semakin manja dengannya dan seperti ketakutan jika Sasuke terlambat pulang.

"Tenang saja, sudah kukatakan bukan aku dan Neji telah selesai jangan khawatir."

Sasuke mengelus pipi Naruto, namun masih kelihatan jika Naruto tidak puas dengan jawaban Sasuke. Tapi apa yang sebenarnya di pikiran Naruto saat ini?

"Aku berangkat." Naruto hanya melambai sambil berkata hati-hati kepada Sasuke. Jika Saja Sasuke kembali melihat kebelakang, mungkin ia bisa melihat ekspresi Naruto yang suram.

Bisa dibilang memang ada yang disembunyikan Naruto, dan ia takut jika sampai Sasuke mengetahuinya, maka hubungan yang baru kembali seperti semula ini akan hancur kembali..


….

To Be Continue

….


Pojokan Kanon1010:

yo! minna-chan, masih ada yang ingat fic ini? lama ya? udah ga seru ya? hahaha kanon ngerti kok ^^, kalo ada yang masih mau baca kanon ucapkan terima kasih. meskipun gak ada yang baca fic ini akan tetap kanon tuntaskan sampai akhir.

kanon usahakan akan cepat updatenya, dan maaf kependekan (daripada ga update sama sekali).

ok minna! have a nice day… dan makasih yang udah fav + review di chapter sebelumnya *hugs*