'DUAK!'

"UCHIHA!"

"I-Itachi.."

"Jiraiya.."

Mendengar suara yang lain, Itachi, Jiraiya dan Kyuubi pun menoleh ke sumber suara yang memanggil Jiraiya tadi..

"KAU!"

Semua orang yang berada didalam ruang kepala sekolah menatap horor seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Jii-san?" gumam Itachi melihat jii-san –nya sedang menatap lurus ke seseorang yang sedang merangkul Kyuubi.

Menoleh ke seseorang yang berada disamping Kyuubi, Itachi menaikan alisnya. Kenapa jii-san –nya mau kayak nangis gitu?

"Jiraiya.." lirih orang itu, ia berjalan masuk kedalam ruang kepala sekolah. "Kau tega sekali!"

Jiraiya yang merasakan hal yang tidak enak langsung beringsut mundur menjauhi orang itu.

"K-kau ja-jangan mendekat!" teriak Jiraiya merasa jijik jika orang itu mendekat.

Melihat Kyuubi yang terbebas dari ero-sensei, Itachi langsung menarik keluar Kyuubi yang masih ingin melepas rindu dengan kakeknya.

"JANGAN MENDEKAT MADARA!" teriak Jiraiya sambil melindungi dirinya dengan bantal sofa.

"KAU TEGA! AKU MENJEMPUTMU ITU BERNIAT NEBENG TAU?! KAU TAU? GARA-GARA MEMBELI KOSTUM INI UANG YANG KU BAWA HABIS! KAU TEGA SEKALI!"

"UWAAA!"

Sebuah teriakan memilukan pun menggema dari ruang kepala sekolah, sedangkan Itachi melarikan anak orang alias Kyuubi ke gudang peralatan olahraga untuk melakukan 'acara pendiaman Kyuubi'―yang bersifat mesum. Dasar! T.T

.


In Seventeen

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Rate: M for this chapter

Pair: ItaKyuu, SasuNaru

Warning: Yaoi/BL, AU, OOC(untuk beberapa chara), Lemon, Lime, Alur kilat, Rame Typo(s), bahasa sesuka hati author, Di sini Kyuu anak kecil banget, And Gak suka? Gak usah baca!


.

~oO0Oo~

.

Chapter: 5

.


.

Sebuah mobil mini bus terparkir sejauh 40 meter dari Konoha Gakuen. Didalam mobil tersebut terdapat lebih dari enam orang berpakaian seragam 'Aotoaka' dengan jubah mereka setengah biru dan merah.

"Aku tidak bisa terima!" teriak seseorang, membuat lima orang lainnya menoleh ke seorang remaja laki-laki berambut perak. "Siapa itu Kyuubi?!" teriaknya sembari menoleh kebelakang menatap tajam teman-temannya, "Gara-gara dia, Dei menolak cinta ku!"

"Ka-kami tidak tau Sui-sama!" ucap mereka ketakutan saling berpelukan(?)

Sui-sama menoleh kedepan, menatap tajam Konoha gakuen. "Tidak ada yang boleh mencuri hati Dei, selain aku! Termasuk si barbie jejadian itu!"

Seorang yang ada di samping Sui-sama itu meliriknya datar, "Sasori? Dia juga belum bisa buat Dei jatuh cinta tu.." gumam laki-laki berambut oren dengan tubuh besar.

Sui-sama mendeathglare orang itu, "Kau diam saja Juugo!"

"Cih! Terserah kau saja Suigetsu!"

Dan Sui-sama alias Suigetsu pun memperhatikan kembali Konoha gakuen dengan tatapan tajam.

~In 7 to 17~

TK KONOHA..

"Twinkle-twinkle little star~ $%#&^~"

Anko-sensei bersweatdrop ria saat salah satu anak didiknya bernyanyi dengan sangat tidak jelas. Menghiraukan anak didiknya yang kini berdiri diatas meja sambil bernyanyi twinkle-twinkle dengan nada kacau dan lirik yang sesuka hatinya ―Anko menoleh ke sang pangeran kelas yang sedang menatap binar si pelaku pengacau nyanyian. Sasuke.

"Baiklah! Selesai!" teriak Anko sambil bertepuk tangan, begitu juga dengan anak-anak didiknya.

"LAGI! LAGI! LAGI NYANYINYA ANKO-CENCEI!" teriak bocah pirang yang kini duduk bersila diatas meja.

Menoleh ke sensei-nya, Sasuke mendeathglare sang guru untuk meng-iya-kan apa yang diminta Naruto si calon Uke –nya.

Bulir keringat besar menggantung dikepala Anko saat deathglare andalan salah satu muridnya meminta agar keinginan si pujaan hati dikabulkan. "Ha.. Haha.. Bagaimana kalau kita nyanyi lagi?" tanya sang sensei gugup.

"NGGAK~/IYA~" Sasuke mendeathglare yang mengatakan 'tidak'. "IYA! AYO NYANYI SENSEI!" teriak seluruh murid dengan keringat dingin mengucur dari kening mereka masing-masing. Mereka masih ingin hidup rupanya.

~In 7 to 17~

Konoha Gakuen.

Dengan masih berdiri di ambang pintu kelas, Deidara sekali lagi menoleh ke lorong sekolah mencari Kyuubi. Sasori yang ada didalam kelas menatap malas Deidara, tapi sejak tadi matanya tak berpindah objek, hanya Dei saja yang ia pandangi. Seakan objek satu-satunya hanyalah Deidara seorang didalam kelas tersebut.

Si ketua geng yang kalah main kartu lagi-lagi harus menerima saat anak buahnya mencoret wajahnya dengan spidol warna, hingga kini wajahnya dipenuhi warna-warni dari spidol milik Konan.

Kisame dan Zetsu saling pandang dan menoleh ke Pein yang mendadak berdiri dari kursinya dan menghiraukan pertanyaan Nagato yang heran dengan sahabatnya.

"Ada apa Pein-senpai?" Tobi bertanya, ia mengintip kartu yang dipegang Pein sehingga lambang-lambang kartu itu tampak.

"Kok gua rasanya mau… Tawuran ya?" gumam Pein berhasil membuat seisi kelas menaikan alisnya.

"Kita kan lagi gak ada musuh, ngapain mau tawuran? Gak ada kerjaan.." Balas Kakuzu. "Entar barang rusak, uang keluar!"

Pein menoleh ke Kakuzu, "Benar juga.." ia pun kembali duduk.

Beberapa saat kemudian…

"YES! GUE MENANG!" teriak Hidan.

"AARRGGHH!" pekik Nagato, kembali wajahnya dicoret-coret para anak buah.

~In 7 to 17~

Ruang kepala sekolah.

"Kau bercanda!" teriak Jiraiya, tak percaya apa yang baru dikatakan temannya.

"Untuk apa bercanda? Apa wajah ku sedang menampakan wajah bercanda?" Madara tersenyum mengerikan, membuat Jiraiya menggelengkan kepalanya. "Betulkan?!"

"Tapi! Kenapa Kyuu bisa disini?"

"Tanya saja istri mu! Dia yang buat Kyuubi jadi seperti itu!"

"Lalu―Uchiha itu siapanya cucu ku?"

Madara mengambil kopi Jiraiya―dia tidak disuguhkan minuman oleh Jiraiya―menyeruputnya lalu mendesah saat cairan hangat berwarna hitam itu masuk kedalam tenggorokannya. "Entahlah.. Sepertinya keponakan ku lagi kasmaran dengan cucu mu.." Madara berucap, ia mengambil sebuah buku dari kantong kostum kataknya.

"Apa itu?" tanya Jiraiya menunjuk ke sebuah buku yang digenggam Madara.

"Ini buku dari Tsunade, dia memberikan resep pertama yang akhirnya membuat cucu mu menjadi dewasa.." Madara membuka buku tersebut, lalu mendongakan kepalanya. "Apa kau membawa yang ku minta?"

"Eh?" Jiraiya memeriksa kantongnya, "Aku rasa aku bawa.. Tapi.. Dimana ya?" Jiraiya pun berdiri dan mencari sebuah tas. "Mana tas ku?"

Madara mengangkat sebelah alisnya saat jiraiya bersibuk ria mencari apa yang dia minta, "Benar kau membawanya?" tanyanya memastikan.

"Aku yakin aku bawa, sudah ku masukkan kedalam tas.. Tapi.. Mana tasnya?"

"Memang kau bawa tas?"

"Eh? Bawa―

Hening..

Hening..

He―

—Tidak.." ucap Jiraiya mengingat kalau apa yang diminta Madara dan tasnya tertinggal di hotel tempat ia menginap dan.. Itu membuat Jiraiya meneguk ludahnya.

"Kau. Tidak. Membawa. Nya?" tanya Madara dengan suara yang menekan –mengerikan.

"A-akan ku telpon tempat penginapan terakhir ku.. Hehe.."

Madara berdiri dari kursinya dan menerjang Jiraiya..

"HYAA! MAAFKAN AKU! AKU LUPA!"

~In 7 to 17~

Didalam sebuah gudang peralatan olahraga, dua orang pemuda saling berhadapan dengan bibir saling menyatu. Salah satu pemuda duduk diatas meja yang ada didalam gudang tersebut, sedangkan satu lagi, memagut nafsu bibir milik si pemuda bersurai oren kemerahan itu.

"Ngghh~" lenguh pemuda berambut oren kemerahan tersebut. Ie menggenggam kemeja pemuda yang sedang mencumbunya itu dengan erat, sesekali ia mendorong dada pemuda itu untuk membiarkannya menarik nafas.

Itachi, yang tidak menerima penolakan dari Kyuubi sejak awal menariknya kesini, makin bernafsu segera melakukan yang lebih dari ciuman. Tangannya pun mulai turun dan membuka resleting celana seragam Kyuubi, lalu menyelusup kedalam dan meraba-raba kulit putih mulus milik Kyuubi.

Menarik ciumannya, Itachi membiarkan Kyuubi menarik nafas. Senyum merekah diwajahnya saat wajah Kyuubi memerah dan matanya sedikit sayu. Uh! Sepertinya Itachi akan mengambil virgin Kyuubi di gudang peralatan olahraga ini. Hn, bukan ide buruk rupanya.

Kepala Kyuubi mendongak saat Itachi menciumi lehernya, menjilat hingga ketelinganya dan mengigit cupingnya.

"Mnnh.. Ita..chi~" Kyuubi kembali menglenguh saat Itachi menggigit dan menghisap cupingnya, membuat darahnya berdesir hebat.

Itachi menyelusup lebih dalam, ia meraba-raba dada Kyuubi lalu menyentuh-nyentuh titik sensitive disana.

"Ah~" Kyuubi mendesah, jari-jari Itachi memilin titik itu hingga Kyuubi menggelengkan kepalanya tak bisa menahan rasa aneh yang ia sukai itu. "Itachi.. AH!" Kyuubi menggenggam kemeja Itachi erat dan menyembunyikan wajah merahnya di pundak Itachi.

Itachi tersenyum, Kyuubi sangat manis seperti itu—pikirnya. Menjilat leher Kyuubi, Itachi mencari sebuah titik yang berdenyut. Setelah menemukannya, Itachi segera mengigit dan menghisapnya hingga Kyuubi makin menyembunyikan wajahnya ditengkuk Itachi. Selesai memberi tanda pemilikannya, Itachi menjauhkan wajahnya dari tengkuk Kyuubi dan menatap Kyuubi yang tertunduk dengan wajah merah.

"Kyuu?" Itachi memanggil, Kyuubi menggelengkan wajahnya dan menjauhkan wajahnya dari wajah Itachi—menghindari Itachi untuk melihat wajahnya yang memerah.

Itachi tersenyum, ia menarik Kyuubi dan mendongakan kepalanya dan langsung saja ia memagut bibir yang sudah membengkak tersebut. Astaga! Itachi tidak bisa berpikir jernih lagi! Ia mau lebih dari ini! Ia mau Kyuubi segera menjadi miliknya.. Miliknya hingga mati… Kalau bisa.

Kyuubi yang terhanyut dengan ciuman Itachi, melingkarkan tangannya dileher Itachi—menariknya untuk menciumnya lebih dalam. Itachi memasukan lidahnya, ia menjilat deretan gigi Kyuubi dan menjilat-jilat langit-langit rongga mulut milik Kyuubi, lalu menggoda lidah Kyuubi yang mulai terlatih meladeni lidahnya.

Perang lidah terjadi, Itachi ingin menguasai seluruh isi mulut Kyuubi tapi, Kyuubi tak tinggal diam. Ia melilit lidah Itachi dan mendorongnya keluar, tapi Itachi tetap bersikukuh untuk menguasai mulut itu hingga akhirnya Kyuubi mengalah dan membiarkan Itachi mengeksplori mulutnya.

"Ngghh.." Kyuubi mengerang geli saat langit-langitnya dijilat Itachi.

Dan setelah ia merasakan kalau Kyuubi menggenggam kemejanya lebih erat, Itachi pun melepaskan ciumannya. Ia menatap wajah Kyuubi yang masih memerah tapi kali ini dengan saliva yang menuruni dagunya.

Hah~

Itachi menarik nafasnya, ia harus mengendalikan dirinya. Ya! Karena ini cucunya Tsunade! Istri kepala sekolah! Bisa-bisa dia ditendang keluar dari Konoha gakuen!

"Itachi.. haahh.. Itachi.."

DAMN!

Persetan dengan istri kepala sekolah yang pasti akan menjadikannya tikus percobaan! Kyuubi lebih menarik dari apapun didunia ini! Selain Sasuke yang pertama kali mengucapkan namanya waktu masih beberapa bulan!

Cih! Lupakan si bungsu itu! Kyuubi menginginkannya!

"Kyuu.." gumam Itachi, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Kyuubi lalu menjilat saliva itu menurun hingga ke leher milik Kyuubi.

Itachi mengeluarkan tangannya dari dalam baju Kyuubi, ia membuka satu persatu kancing kemeja seragam Kyuubi. Lalu, ia menarik kaos biru Kyuubi keatas dan kembali bibirnya berkerja menjilati dada itu.

"Ah~ Chi.." dengan secara spontan, Kyuubi menarik rambut Itachi yang kini tengah menjilat-jilat nipple sebelah kanannya. Sekali lagi, Kyuubi menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan rasa aneh yang berdesir di tubuhnya.

Bosan menjilat-jilat nipple Kyuubi, Itachi menghisapnya seperti ingin benar-benar menelan nipple itu. Setelah puas, ia kembali mendekat ke nipple yang sama, tapi kali ini ia menggigitnya hingga sontak Kyuubi menarik rambutnya keras hingga ia meringis.

"Itachi!"

Itachi makin menggila! Suara Kyuubi benar-benar seperti meminta lebih. Itachi melepas nipple Kyuubi yang kini berwarna merah dan sedikit berwarna biru. Menatap kesebelah kiri yang belum ia sentuh, Itachi kembali melakukan hal yang sama dengan nipple sebelah kiri Kyuubi.

Tangan Itachi yang tadi hanya diam mulai berkerja. Ia turun dan menyentu selangkangan Kyuubi, membuat Kyuubi membelalakan matanya dan ia pun menarik-narik rambut Itachi meminta berhenti.

Itachi mengabaikannya, ia sangat menikmati perkerjaannya. Tidak puas hanya mengelus-elus dari luar, Itachi memasukkan tangannya kedalam celana seragam Kyuubi memegang sesuatu yang tegang disana.

"AH!" Kyuubi tersentak, ia kembali menarik-narik rambut Itachi untuk berhenti. Dan akhirnya keingianannya terkabul, Itachi berhenti,

Itachi menatap Kyuubi yang kini matanya berkaca-kaca. Itachi tersenyum, ia mengeluarkan tangannya dari dalam celana Kyuubi. Ia menyentuh pipi Kyuubi mengelusnya hingga Kyuubi menutup mata—menikmati sentuhan lembut di pipinya.

Itachi mendekatkan wajahnya kembali ke wajah Kyuubi, menciuminya penuh nafsu dan kali ini ia sedikit mendorong tubuh Kyuubi hingga Kyuubi terbaring diatas meja dengan kaki yang menggantung.

Itachi melepaskan ciumannya, ia kembali menjilat dan membuat tanda dileher dan dada Kyuubi hingga kembali lagi Kyuubi merasakan kalau ada rasa aneh yang berdesir, kali ini lebih dan disertai rasa yang— membuatnya takut.

"Kyuubi.." mata Itachi tertutup kabut nafsu, ia menatap Kyuubi dengan tatapan lapar. Menyeringai lebar, Itachi membuka sabuk celananya, membuka kancing celana seragam dan menuruni resletingnya.

Kyuubi menatap Itachi yang sedang sibuk membuka celananya, dan saat rubby nya menatap gundukan diselangkangan Itachi, rasa takut Kyuubi makin membesar. Ia langsung duduk dan beringsut mundur menjauhi Itachi serta menutupi dadanya dengan kemejanya yang terbuka.

Itachi menaikan alisnya saat melihat Kyuubi beringsut mundur dengan wajah yang ketakutan. "Kyuu?" Itachi mendekat, tangannya menarik lengan Kyuubi yang gemetar ketakutan.

"Ti-tidak.. ja-jangan!" ucap Kyuubi benar-benar ketakutan, makin membuat Itachi mengerut heran.

"Kau kenapa?" Itachi menarik tangan Kyuubi lebih kuat, membuat Kyuubi lebih ketakutan.

Kyuubi menggelengkan kepalanya, "Jangan.." matanya mulai berair, "Aku ti-tidak mau.." dan pecah lah sudah air mata itu—mengalir deras dari iris rubby nya.

"Kyuubi!" Itachi menarik lengan Kyuubi lebih kuat berniat memeluk tubuh Kyuubi, tapi Kyuubi tetap tidak mau, malah lebih beringsut mundur hingga ia akan terjatuh dari meja itu.

Kyuubi menangis terisak, ia menggelengkan kepalanya dan mencoba melepaskan tangan Itachi yang menariknya. "Aku tidak mau!" teriaknya benar-benar ketakutan.

"Kau kenapa?!" teriak Itachi benar-benar heran dengan Kyuubi, cemas menggerogoti dadanya. Segera saja ia menarik Kyuubi lebih kuat dan memeluk tubuh mungil itu erat. Ia menenggelamkan wajahnya disurai oren kemerahan itu dan mengelus punggungnya—mencoba menenangkan Kyuubi.

Kyuubi masih menangis, dan makin menyembunyikan wajah manisnya didada Itachi tak mau jika Uchiha sulung itu melihatnya menangis. Ia bukan anak kecil, itu yang dikatakan ayahnya. Dan ia tak boleh takut dengan apapun, tapi.. Tadi.. Ia benar-benar tidak tau, hanya saja ia sangat takut saat melihat Itachi yang sangat ingin melakukan sesuatu padanya.

"Kau kenapa, Kyuu?" tanya Itachi lembut, ia menciumi puncak kepala Kyuubi dan mengelus punggung kekasihnya. "Katakan pada ku," lirihnya, ia benar-benar cemas.

"A-aku takut.."lirih Kyuubi menyembunyikan wajahnya didada Itachi—tak mau wajahnya dilihat Itachi dalam keadaan menangis. "K-Kyuu takut.. Itachi melakukan sesuatu pada Kyuu.." isak Kyuubi, membuat Itachi mengeratkan pelukannya.

"Maaf.." ucap Itachi, ia menyelesupkan wajahnya ditengkuk Kyuubi. "Maafkan aku, Kyuu.. Maaf.."

Kyuubi menggenggam erat kemeja Itachi, "Hiks.." dan ia pun menangis lebih terisak lagi.

~In 7 to 17~

TK Konoha.

Bel pulang untuk anak TK sudah berbunyi sejak tadi dan anak-anak kecil pun berhamburan keluar dan mencari mama atau papa nya yang menjemput mereka. Tapi tidak dengan dua bocah ini, yang satu pantat ayam dan satu durian, mereka berjalan berdua sambil bergandengan tangan berjalan ke sekolah yang ada disamping TK mereka, Konoha Gakuen.

Dengan background pink plus bunga-bunga bagi si pantat ayam sedangkan si durian backgroundnya adalah gundam, mereka berjalan sambil sedikit bersenandung twinkle-twinkle. Mengabaikan padangan 'so sweet' dari anak-anak Konoha gakuen yang sedang berolahraga, mereka tetap berjalan denga bergandengan tangan menuju Konoha Gakuen.

"Eh?" Sasu mengingat sesuatu, membuat Naru berhenti berjalan dan menatap calon seme nya.

"Ada apa?" tanya nya dengan kepala yang sedikit dimiringkan.

"Naru tunggu disini! Aku lupa kotak makan siang ku!" teriak Sasuke berlari meninggalkan Naru yang kini Cuma diam sambil melihat calon seme –nya pergi. Lama menunggu, Naru pun menyenderkan badannya ditembok Konoha Gakuen, ia sesekali menggerutu kalau si pantat ayam itu lama sekali.

Jauh beberapa puluh meter, sebuah mobil terpakir dan mengamati Konoha Gakuen sejak tadi pagi. Salah satu orang disana bahkan sudah tertidur karena saking lamanya mengamati Konoha Gakuen.

Sedangkan pemuda berambut oren yang duduk dibagian kemudi, mengamati dengan intens Konoha Gakuen. Saat matanya menatap seorang bocah berambut kuning yang tengah menyender di tembok Konoh gakuen, ia mencoba membangunkan seseorang yang ada disebelahnya.

"Suigetsu.. Oi!" ia mengguncang badan Suigetsu, hingga si Sui terbangun dan mendeathglare Juugo.

Mengabaikan deathgalre dari Suigetsu, Juugo menunjuk bocah yang kini masih menyender ditembok Konoha gakuen. "Itu anak kecil yang pernah bersama Dei.." Ujarnya, membuat Suigetsu menaikan alis. "Dei punya adikkan?"

"Yang ku ingat dia punya adik, tapi.. Benar itu adiknya?" tunjuk Suigetsu pada bocah kuning.

"Mungkin saja. Dari rambut dan.. Matanya mirip.." Jelas Juugo membuat Suigetsu menampakan seringai lebarnya.

"Kita hampiri anak itu.." ucapnya, lalu ia keluar dari mobil dan mendekati bocah itu.

Naruto yang masih setia menunggu Naruto kini menggerutu lebih-lebih, bahkan ia menyumpahi Sasuke bakal botak. Membiarkan Uke imut menunggu sendirian di area seperti ini? Itu.. T-E-R-L-A-L-U!

"Hai~" Naruto menoleh ke seorang kakak berambut perak, ia menaikan alisnya saat orang itu makin mendekat.

"Ada apa?" tanya Naruto, membuat senyum di bibir Suigetsu makin lebar.

"Kamu yang pernah dengan Dei-chan kan?"

"Dei-chan?" Naruto berpikir sebentar, "Oh! Dei-nii! Iya! Yang kemalin pegi ke mol ama Kyuu-nii ama Itachi-nii!" teriak Naruto bersemangat, "Tapi.. Nii-shan ciapa?"

Suigetsu tersenyum, "Aku teman Dei-nii mu.."

Naruto mengangguk, "Kalo mau ketemu Dei-nii macuk ke dalam aja! Dei-nii pasti ada di kelash nya!"

Suigetsu menggeleng, membuat Naruto heran. "Aku mau bicara dengan mu.. Apa kau mau? Nanti nii-san akan beliin yang kamu mau deh!"

Naruto yang medengar 'apa yang kamu mau', langsung tersenyum lebar dan mengangguk, membuat Suigetsu makin tersenyum lebar.

"Bagus!"

Dan Suigetsu pun menggandeng Naruto, ia menarik si Naru kedalam mobil dan membawanya pergi.

~In 7 to 17~

Sasuke menapakkan kakinya di Konoha Gakuen, dengan langkah yang dipercepat bahkan berlari, bungsu Uchiha ini mencari sosok bocah pirang yang ia klaim sebagai Uke nya.

"Naru.." lirihnya, ia mencari Naru hampir disetiap kelas. Dan sekarang harapannya adalah Naru ada dikelas kakaknya. "Naruto.."

KRIEET~

"Sasuke?" Sasuke mendongakkan kepalanya saat melihat Dei yang ternyata masih berdiri didekat pintu.

Sasuke menatap seisi kelas dan tak mendapati Naruto. "Apa kau lihat Naru?" tanya nya sedikit panik.

Dei menatap teman-temannya lalu kembali menatap Sasuke. "Tidak. Dia tidak ke sini.." ujar Deidara.

Sasuke membalikan badannya dan langsung meninggalkan kelas Akatsuki sambil berteriak "Naruto!" disepanjang ia berlari.

"Ada apa dengan Sasuke?" gumam Deidara.

So everything that's make's me whole

Ima kimi ni sasageyou…

I'm yours~*

Dei melirik panggilan masuk di ponselnya. "Private number?" gumamnya, lalu ia menjawab panggilan tersebut. "Moshi-moshi?" Dei mendengarkan orang yang menepolnya berbicara, lalu kemudian matanya melebar. "NARUTO!"

~In 7 to 17~

"Maafkan aku, Kyuu.." Itachi memeluk Kyuubi. Ia merutuki dirinya mengapa sampai hampir kehilangan kendali. "Maaf.." lirihnya lagi.

Kyuubi membalas pelukan Itachi, matanya sendu dan sedikit bengkak karena menangis cukup lama. Ia menutup matanya saat pelukan Itachi kembali mengerat dan matanya mulai berat, ia mengantuk. "Itachi.." lirih Kyuubi, ia menyamankan kepalanya di tengkuk Itachi. "Kyuu ngantuk," bisiknya.

Itachi mengelus kepala Kyuubi membuat Kyuubi menambah ngantuk. "Tidurlah kalau kau mau. Aku disini.."

"Um.." Kyuubi mengangguk lalu menutup matanya, ia benar-benar mengantuk ditambah lagi pelukan Itachi membuatnya sangat nyaman dan sangat mengangtuk. "Oyasumi.." lirihnya sebelum suara dengkuran halus terdengar di telinga Itachi.

BRAAK!

"NARUTO!"

Itachi menoleh kebelakang―kaget dan memandang adiknya yang sudah mewek mencari Naruto.

"Otouto?" gumam Itachi.

Sasuke berjalan cepat dan memeluk pinggang Itachi. "Aniki~ Na―Naruto.. HUWAA!"

Karena tangisan Sasuke yang membahana, Kyuubi pun terbangun dia sedikit mendorong Itachi yang masih memeluknya. Lalu mata rubby nya memanang Sasuke yang menangis tersedu-sedu.

"Naruto~ Huwaa~ Aniki~ HUWAA!"

Itachi melirik Kyuubi yang sudah terbangun, lalu ia melepaskan pelukannya dan berjongkok―menyamakan tingginya dan Sasuke. Lalu Itachi menggendong adiknya dan mencoba mendiamkan Sasuke.

"Sssst~ Sudah.. Diamlah.. Naru paling main disekitar Konoha Gakuen,"

Sasuke menggeleng dan mengosok matanya―masih sambil menangis. "Nggak! Aku sudah nyari Naru! Naru gak ketemu! Naru ilang! Hiks~"

Itachi mengelus kepala adiknya, "Mungkin sudah dijemput Tsunade-sama.."

Sasuke kembali menggeleng, dan karena tidak bisa menahan tangisnya, Sasuke menangis sekencang-kencangnya. Ia terlalu khawatir dengan Naruto. Itachi melirik adiknya, Sasuke tidak pernah menangis seperti ini. Terakhir menangis seperti ini saat ibunya sakit dan harus dirawat.

Hahh.. Kenapa hari ini ia seperti baby sitter yang mendiami anak-anak yang menangis?

"Ssstt.. Sudahlah.. Nanti Naru pasti ketemu.." Itachi menempelkan keningnya pada kening Sasuke, "Percayalah pada Aniki.." Mata Sasuke yang memerah menatap onyx yang sama dengannya di mata Itachi, lalu ia menganggukkan kepalanya dan memeluk Itachi erat, ia pun kembali terisak menangis. "Cup! Cup! Sudah! Jangan menangis!" Itachi menepuk-nepuk kepala Sasuke pelan.

Kyuubi memandang kakak beradik didepannya. Lalu ia menatap seseorang yang tangah berdiri ambang pintu dengan wajah panik.

"Deidara?" gumam Kyuubi.

Sasuke dan Itachi menoleh ke Deidara yang masih berusaha mengatur nafasnya yang ia rasa sempat berhenti.

"Naruto.." Deidara menatap Kyuubi dengan raut wajah panik. "Dia diculik!"

Mata Kyuubi melebar tak percaya, tangannya terkepal.

Tidak mungkin.. Naruto.. Naru..

Kyuubi menggertakkan gigi grahamnya. Ia harus menyelamat kan Naru, kaa-san dan tou-san nya tidak ada di Konoha dan tidak mungkin dia memberitahu jii-chan dan baa-chan nya. Ia tak mau mereka khawatir.

Itachi melotot tak percaya, ia segera menurunkan Sasuke dan mendatangi Deidara. "Siapa yang menculiknya?!" Itachi menarik krah kemeja Dei.

PLAK!

Sasori dengan kasar menepis tangan Itachi, ia pun melepaskan cengkraman di krah kemeja Dei. "Seharusnya kau lembut dengan Dei!" Sasori menarik Deidara.

Deidara melirik Sasori, ia melepaskan tangan Sasori dari lengannya membuat Sasori mengernyitkan dahi. "Naru diculik Hebi!" seru Deidara. Itachi dan Sasori menatap tak percaya. "Dia mengancam jika Akatsuki terutama aku, tidak datang ke markas mereka.." Dei meneguk ludah dan menundukkan kepalanya. "Naru.. Naru akan mereka jadikan penghibur mereka.."

Kyuubi yang berada didalam gudang, mengerutkan dahinya. 'Naru jadi penghibur?' lalu otak Kyuubi berfantasi, jika adiknya dijadikan oleh kelompok Hebi itu seperti artis. Tapi segera ia tepis khayalannya. 'Semua penculik itu jahat!' pikirnya, ia langsung mendatangi Deidara dengan kancing kemeja yang masih terbuka.

Itachi yang masih sibuk mendiami Sasuke, melirik Deidara yang melihat kearah belakangnya. Ia pun menoleh kebelakang dan mendapati Kyuubi yang berjalan dengan lagaknya. Onyx Itachi turun memandang dada Kyuubi yang terpampang. Wajah Itachi langsung berubah panik saat melihat tanda-tanda merah yang ada dileher dan sekitar dada Kyuubi, tentu itu perbuatannya. Segera saja ia menghampiri Kyuubi. Ia pun mengancingkan kemeja Kyuubi.

PUK!

Satu tepukan dipundak Itachi. Ia pun menoleh ke belakang, mendapati Deidara yang diselimuti aura gelap. "A-apa?" tanya nya gugup.

Deidara dengan senyuman manis bertengger diwajahnya, "Kau—habis melakukan sesuatu dengan.. Kyuu-chan? Itachi-kun?" ujar Deidara dengan aura gelap miliknya yang mencekam.

"Ti—tidak!" Itachi mengabaikan Deidara dan kembali mengancingkan kemeja Kyuubi dan merapikan penampilannya.

"Ita—

"Naruto.." lirih Kyuubi, ia memandang Dei, Itachi dan Sasori yang ada didepannya. "Naru.." dimatanya sudah menggantung airmata, dan—"HUUUWWEEE! NARU-CHAN!" Kyuubi menangis sesegukkan.

"Kyuu!" Itachi dan Deidara langsung panik, mereka berebut untuk memeluk Kyuubi. Sayangnya, Kyuubi tidak mau dipeluk siapapun dan menepis tangan mereka berdua.

"NARU-CHAN!" teriaknya, airmata yang keluar dari iris rubby nya semakin banyak. "NARU!"

Mereka pun terdiam—tak bisa melakukan apa-apa pada Kyuubi yang menangis meraung karena adiknya diculik.

"Aku akan bilang pada Nagato!" Sasori berlari meninggalkan Deidara dan Itachi yang memandang miris Kyuubi, sedangkan Sasuke hanya diam dengan wajah yang tertunduk.

~In 7 to 17~

"Ne, nii-shan! Nalu dimana?" Naruto memandang gedung tak terpakai didepannya, ia menoleh kebelakang dan memandang nii-san berambut perak yang mengajaknya membeli apa yang ia mau. "Katanya mau beliin apa yang Nalu minta!" seru Naruto, pipinya menggembung—kesal.

Suigetsu hanya diam, ia berjalan melewati Naruto dan menuju gedung didepannya. Naruto diam dan melihat Suigetsu yang masuk kedalam gedung, tak berapa lama kemudian beberapa orang berjalan dibelakang Naru dan menggiringnya masuk. Tapi, Naru menolaknya.

"Nalu gak mau macuk!" Naruto membalikkan badannya dan ingin pergi dari sana, sayangnya orang-orang yang lebih tinggi darinya menghadang. "Minggil! Nalu mau pulang!"

Suigestsu yang kesal karena korban penculikkannnya tidak dibawa masuk—kembali keluar dan memandang tajam anak buahnya juga Juugo. "Bawa dia masuk!" perintahnya.

Naru menoleh kebelakang dan mendapati wajah Suigetsu yang tak ramah seperti ia temui tadi. Perlahan rasa takut didadanya menguar, "Nalu mau pulang.." lirihnya, Suigetsu tidak menanggapi.

Kesal karena anak kecil itu tidak berjalan masuk, salah satu anak buah Suigetsu—menggendong Naruto dengan paksa lalu membawanya masuk.

Naruto yang makin ketakutan karena dipaksa masuk dengan cara digendong—memberontak. "Lepash! Nalu mau pulang!" teriaknya, tapi diabaikan.

Langkah orang-orang yang menggendong Naruto pun sudah masuk kedalam gedung yang gelap tersebut. Naruto yang memang takut gelap menambah rasa takutnya, perlahan airmatanya mengalir, "HUWAAA! KAA-CHAN! TOU-CHAN!" teriaknya sambil memberontak digendongan orang tersebut. "NALU MAU PULANG! LEPASHIN NALU! HUWEEE!"

Suigetsu yang memimpin jalan mendadak berhenti, ia membalikkan badannya dan menghampiri orang yang menggendong Naruto. Setelah dihadapan orang tersebut, Suigetsu mengambil alih menggendong Naruto, ia tersenyum. "Jangan nangis ya? Nanti nii-san gak beliin mainan.."

Naruto menggeleng, "Nalu mau pulang!" dan ia kembali memberontak.

PLAAK!

Tamparan di pipi Naruto membuat bocah lima tahun itu terdiam, tubuhnya bergetar ketakutan. "DIAM!" pekik Suigetsu yang kesal, belum ditambah dia memang tak suka anak kecil.

"Hiks.." tubuh Naruto bergetar hebat digendongan Suigetsu. "KYUU-NII!" teriakan Naruto membuat Suigestu kesal lalu menurunkan Naruto dan menarik bocah itu hingga terseret kedalam ruang gelap yang dipenuhi sarang laba-laba—menambah ketakutan Naru.

Juugo yang tak jauh dari Suigetsu mendengus tak suka, "Kau keterlaluan, Suigetsu.." ujarnya santai, "Kau membuat Dei makin tak suka pada mu, kalau kau menyakiti adiknya." Suigetsu tak mendengarkan temannya yang sekaligus anak buahnya tersebut. "Bahkan, kau bisa dibencinya."

Suigetsu berhenti menarik Naru, perlahan seringai mengembang diwajahnya. "Kalau dia membenci ku, aku bisa menggunakan adiknya agar dia bisa menyukai ku.." Suigetsu menarik Naruto dan mendorongnya kedalam ruangan gelap tersebut, setelah itu dia mengunci pintunya mengabaikan teriakan Naruto yang memilukan.

"NII-CHAN! SASUKE!"

~In 7 to 17~

Awalnya Nagato memang sudah kesal karena wajahnya dicoret-coret oleh anak buahnya karena kalah dalam permainan kartu beberapa kali, tapi saat mendengar jika Hebi kembali berulah, kali ini menculik adik dari salah satu anak buahnya—Kyuubi. Ditambah, setelah melihat Kyuubi yang terpuruk dan terus menangis meraung memanggil adiknya—menambah kekesalan Nagato yang kini berubah menjadi kemarahannya.

Pein yang berada tepat disamping pemimpin Akatsuki itu bisa merasakan kalau mood Nagato benar-benar buruk, juga feelingnya yang mengatakan akan tawuran, sepertinya benar-benar akan terjadi. "Nagato.."

Bibir Nagato terasa tertarik keatas dan membentu seringai, "Pein, kita akan menunjukkan kekuatan Akatsuki." Ujarnya, Pein serta yang lainnya melotot tak percaya—kecuali Kyuubi yang masih menangis—untuk sekian lamanya Nagato yang mereka takuti kembali keluar. Alasan itulah kenapa mereka memilih Nagato sebagai pemimpin.

Itachi yang sejak tadi menjadi penumpuan Kyuubi sebagai tempat menangis—meggeram kesal. Suigetsu, ia tak akan pernah lupa nama itu. Ya, orang itu berulah lagi dengan gengnya, kali ini dengan Kyuu-chan nya. Dia tak akan memaafkan orang itu jika dia berani melakukan sesuatu pada Naruto yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Lagipula, dia tak bisa memaafkan siapapun yang berani membuat Kyuu-channya menangis. Jikapun dia yang membuat Kyuu-chan nya menangis, dia tak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Naru—hiks—'Tachi, Naru-chan—hiks!" Kyuubi menggenggam erat kemeja Itachi. Betapa ia sangat takut terjadi sesuatu pada adiknya, firasat buruknya memenuhi dadanya yang membuat ia tak bisa berhenti menangis saat ini.

Saat Akatsuki sedang terdiam memandangi Kyuubi yang tengah menangis dipelukan Itachi, Sasuke yang berada disana melangkah mundur perlahan. Dia harus melakukan sesuatu. Ya, dia akan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan calon uke nya, menyelamatkan Naruto.

Setelah menjauh dari gudang perlengkapan olahraga, Sasuke segera mengeratkan pegangannya pada tas ranselnya dan mempercepat larinya. Ia harus menemui seseorang, menemui seseorang yang bisa membantunya.

"Madara-jiisan.." lirihnya sambil berlari dengan cepat.


ーつづくー


-To Be Continue-


*Supercell- My Dearest

Ada yang rindu dengan fic ini? OvO

Hehe~ gomenne~ Ryuu lambat apdetnya #nyengir innocent#

Hehe~ abis Ryuu sibuk dengan beberapa fic mau apdet dan lanjutan fic yang akan apdet.. jadi terkadang Ryuu lupa nyelesain di fic~ hehe~ ^v^

Ehm.. akhirnya mulai konflik ni fic! Hehe~

Ah~ apa ceritanya gak nyambung? Aneh? Gak jelas?

Maaf jika hal itu ada memang ada di benak minna-san~ (_ _)

Ryuu sudah berusaha semampu mungkin untuk membuatnya semenarik mungkin untuk dibaca readers.. um.. dan—

—mind to review? Flame?

Or..

Deleted? ^^