I am Back for You

.

.

.

Summary : Setelah 17 tahun hidup di Cina, Kim Kibum kembali ke Korea Selatan demi

memenuhi janji semasa kecilnya.

Declaimer : Super Junior milik diri mereka sendiri, keluarga dan SMEnt.

Pairing : KiHae (Kibum Donghae) or KyuHae (Kyuhyun Donghae) ?

Other cast : HanChul (orang tua angkat Kibum), Leeteuk, YunJae, yang lain menyusul sesuai dengan kebutuhan cerita :D

Rating : T

Genderswitch : Donghae, Heechul, Leeteuk, Jaejoong, maybe more.

Warning : ceritanya semakin aneh dan menyimpang.

Don't like don't read, don't flame the casts, just flame the author, no copas, review please.

^^ Saranghaeyo Super Junior ^^

Dengan kecepatan maksimalnya, setelah turun dari taxi yang mengantarnya, ia membawa kakinya melangkah menyusuri tempat yang begitu ramai. Bagaimana tidak ramai? Suatu tempat yang menjadi pusat transportasi antarpulau bahkan antarnegara dengan menggunakan sarana transportasi kapal terbang. Terus dan terus ucapan maaf meluncur dari bibir seorang yeoja seiring dirinya yang menubruk orang-orang yang berlalu-lalang, karena dirinya tengah tergesa-gesa, seakan diburu oleh waktu, yang jika terlambat sedikit saja akan fatal. Dan memang benar semuanya dipastikan akan berakhir jika ia terlambat, terlambat mengejar masa depannya.

"Eotteohkhae? Bagaimana kalau dia benar-benar pergi?" tanpa sadar yeoja tersebut meremas-remas tangannya gelisah, mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru bandara, menelisik satu per satu dari sekian banyak wajah yang siapa tahu terdapat sosok yang dicarinya. Dejavu. Yeoja itu merasakan apa yang dialaminya kini pernah ia alami sebelumnya, dan hal itu memang benar adanya.

-three days ago-

Kedua mata sembab yang menghiasi paras cantiknya tampak menelusuri tiap sudut bandara, mencari sosok yang begitu dikenalnya dan sangat ia butuhkan saat ini.

'Kumohon, jangan pergi,' innernya, kegelisahannya sudah berada di level teratasnya. 'Semoga belum terlambat,' dan tak lupa harapan ia rangkai agar 'orang itu' belum meninggalkan negara di mana ia dilahirkan.

Deg.

Suara microphone yang mengumumkan keberangkatan salah satu pesawat menuju Negeri Tirai Bambu begitu menyentakkan dirinya. Dalam kepanikan, ia tetap menyeret kedua kakinya dengan terus bibirnya menggumankan sebuah nama, nama dari seseorang yang akan ia cegah kepergiannya.

Hingga sampailah ia pada sebuah tempat di mana bidikan matanya menangkap sosok yang menjadi alasan ia berlari-lari di Incheon airport. Walaupun ia hanya melihat punggungnya saja, tapi ia yakin, sangat yakin bahwa dirinya tidak salah.

Di tengah letih yang menderanya, sekuat tenaga ia berteriak dengan lantang, "KIBUMMIII!"

Dan sosok yang merasa namanya dipanggil pun menghentikan langkahnya yang beberapa pijakan kaki lagi ia akan memasuki pesawat yang hendak ia tumpangi.

"GAJIMA!" lagi, ia berteriak, masa bodoh dengan beratus pasang mata yang menatapnya.

"Donghae-ah." Suara dari seseorang yang mengantar kepergiaannya –Yunho- sukses meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sedang bermimpi mendengar suara yang sangat ia kenal meneriakkan namanya.

Tubuhnya berbalik, dan "Hae" adalah satu kata yang meluncur dari bibir namja yang menyandang nama Kibummi, Tan Kibum.

"Kyuhyun ingin bertemu denganmu." Setelah mengucapkannya, Donghae lalu menarik tangan Kibum, membawanya berlari menjauhi pintu menuju pesawat yang akan membawa Kibum ke China tadinya, dengan menghiraukan passport Kibum yang tercecer di lantai dan juga Yunho yang sepertinya kehadirannya tidak disadari oleh Donghae.

Bruk.

Pintu ruang rawat di mana Kyuhyun menjadi penghuninya selama beberapa hari ini terbuka dengan kerasnya, menampakkan seorang yeoja beserta namja yang –bisa dikatakan- diseretnya.

"Kyuhyun-ah!" Donghae langsung saja menghampiri Kyuhyun yang masih setia terbaring di ranjangnya.

Kibum yang mendapati pandangan heran dari ketiga orang lainnya di sana memperkenalkan dirinya, "Tan Kibum imnida" disertai dengan kepala yang menunduk sopan, dan terjawab sudah rasa penasaran Tuan dan Nyonya Cho beserta Ahra, ternyata inilah orang yang ingin ditemui oleh si bungsu Cho.

"Dia sudah di sini, Kyu." Bisik Donghae lembut di telinga Kyuhyun yang kemudian Kyuhyun membuka kedua matanya.

Donghae menatap Kibum dengan sorot mata yang seolah bicara 'kemarilah.'

Kibum bingung hendak menyapa Kyuhyun bagaimana, dirinya begitu canggung, dan akhirnya "Apa kabar, Kyuhyun-ssi." satu sapaan yang Kibum pikir sangat konyol.

Kyuhyun nampak tersenyum kecil, "Seperti yang kau lihat, Kibum-ssi, I'm dying."

"Kyuhyun-ah!" seolah paduan suara, Tuan Cho, Nyonya Cho, Ahra dan Donghae menegur Kyuhyun, tidak suka pada apa yang baru saja keluar dari mulut sang magnae. Dan Kyuhyun? Hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Aku ingin meminta bantuanmu, Kibum... Kibum hyung."

Kibum terpaku mendengar bagaimana Kyuhyun memanggilnya, Donghae pun dibuat tercengang olehnya.

"Bolehkah seperti itu? Kibum hyung?" tanya Kyuhyun mengembalikan Kibum kembali ke alam sadarnya.

"Ne, tentu saja, Kyuhyun-ah." Kibum tersenyum, tulus.

"Mau kah kau menjaga Donghae noona untukkku, hyung?"

"M-mwo?" Kibum nampak tidak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Tidak lama lagi aku akan pergi." Lanjut Kyuhyun.

"Jangan katakan lagi, Kyu~" rengek Donghae. "Kau akan sembuh."

Kibum nampak mencerna kata-kata Kyuhyun, dan "Aku tidak mau." Alasannya adalah "Kau yang harus melakukannya sendiri." Begitu datar Kibum mengutarakannya.

"Hyung! Bersedia ataupun tidak kau harus melakukannya." Pinta Kyuhyun mutlak.

"Tapi aku tidak mau."

"Aku tidak bisa seterusnya di sisi Donghae noona."

"Kau bisa."

"Ajalku sudah dekat."

"Cukup, Kyu!" jerit Donghae, air mata sudah menganak-sungai dari mata indahnya yang senantiasa berbinar, namun kini? Mata indah itu tampak redup.

Sementara Tuan Cho? Beliau disibukkan dengan kegiatannya menenangkan sang istri yang sudah sedari tadi menangis, menangisi nasib putra bungsunya, putra satu-satunya. Dan Ahra? Kakak perempuan Kyuhyun tersebut membantu sang ayah memberi ketegaran pada ibunya.

Kyuhyun mengalihkan perhatiannya pada Donghae yang berdiri di sisi ranjang lain. "Uljima, noona." Tangan Kyuhyun berulur untuk menghapus air mata Donghae, Kyuhyun benci melihat Donghaenya bersedih dan menangis. Donghaenya dan juga Donghaenya Kibum, karena ia telah memantapkan hatinya untuk memberikan Donghae pada Kibum, berbagi Donghaenya, meminta Kibum melindungi Donghae, hanya Kibum yang ia percayai menjaga Donghaenya, Donghae mereka.

"Kau bertambah kurus dan tampak jelek, kau tahu?" goda Kyuhyun mengelus pipi Donghae sayang, pipi yang dirasanya bertambah tirus.

"Hey! Kenapa masih menangis eoh? Kau benci terlihat tua bukan? Saat menangis, kau nampak lebih tua 10 tahun." Kyuhyun mencoba melempar candaan, namun Donghae tetap terisak. Dan Kyuhyun? Ia menyerah, ia tahu, sangat tahu bukan saatnya untuk bercanda, dan Donghae tidak bisa diajak untuk bercanda.

"Apa kau masih menyimpan kalung dariku, noona?" dan Donghae menjawabnya dengan anggukan.

"Aku sangat ingin melihatmu memakainya." Tutur Kyuhyun.

Donghae menjauhkan tangan Kyuhyun dari pipinya yang mendapatkan tatapan heran dari Kyuhyun. Apa yang Donghae lakukan? Dia menghampiri tasnya dan mengambil sesuatu yang merupakan kalung dari Kyuhyun saat Kyuhyun melamarnya waktu lalu. Tanpa Kyuhyun ketahui, Donghae selalu menyimpannya di dalam tasnya, membawanya kemanapun ia pergi. Entah apa yang ada di pikiran Donghae.

"Sangat cocok denganmu, noona." Kyuhyun tersenyum senang begitu melihat Donghae mengenakannya, sangat pas di leher jenjang Donghae yang putih mulus tak bernoda.

"Aku menyimpannya dengan baik, Kyu. Berjanjilah kau akan sembuh." Atas permintaan Donghae tersebut, Kyuhyun hanya bisa tersenyum sayu. Kyuhyun bahkan tidak yakin dirinya bisa melewati hari ini.

Tangan Kyuhyun hendak menggapai wajah Donghae kembali, membuat Donghae mendekatkan dirinya pada Kyuhyun dan menunduk.

"Bagaimana bisa aku seberuntung ini bisa bertemu malaikat seperti dirimu, eoh?" Dibelainya dengan penuh kasih sayang paras cantik Donghae, wanita pertama dan satu-satunya yang ia cintai segenap jiwa raganya.

"Kau harus sembuh, Kyu, kau ingin menikah denganku bukan? Aku sudah menerima lamaranmu. Lihat, sekarang aku mengenakan kalung darimu." Donghae membawa tangan Kyuhyun pada lehernya di mana kalung indah nan mahal pemberian Kyuhyun bertengger anggun di sana.

"Gomawo." Tutur Kyuhyun. "Tapi aku tidak bisa."

"Kau membohongiku! Kau sudah berjanji padaku ribuan kali untuk sembuh, untuk percaya pada keajaiban. You're liar." dalam isak tangisnya, Donghae memaki Kyuhyun, makian yang terlontar karena ketakutannya Kyuhyun akan pergi.

"Sssstt! Uljima! Kau ingin menyiksaku dengan melihatmu menangis, eoh?" tapi Donghae tidak mendengarkan perkataan Kyuhyun, ia masih saja terus menangis.

"Jeongmal saranghamnida, Hae-ya."

"Nado."

"Ani. Kau tidak mencintaiku, noona. Kau mencintai Kibum hyung, dari dulu hingga kini, kasih sayangmu padaku hanya sebatas noona dan dongsaeng."

Donghae tidak berusaha menyanggah, ia sungguh bingung apa yang hendak ia katakan, karena sesungguhnya tidak ada kesalahan sama sekali dalam perkataan Kyuhyun.

"Aku benar bukan?" Kyuhyun tersenyum, walau sedikit ada luka tersirat di sana.

"Mianhae, Kyu. Aku menyayangimu, sangat."

Beberapa menit setelahnya, hanya hening yang menyelimuti. Dan Kyuhyun lah yang memecah keheningan tersebut dengan penuturannya yang sangat mencenangkan, pasalnya ia berkata, "Apa kalian mematikan lampunya? Gelap sekali." yang nyatanya hal itu tidak benar karena cahaya di ruangan itu sangat terang.

Tangis Nyonya Cho pun pecah, keluarga Cho mau tak mau menelan pil pahit, mereka cukup tahu apa yang terjadi pada sang magnae.

Dan Donghae menggigit bibir bawahnya guna menahan isakan yang akan lolos dari mulutnya, sementara air mata kembali mengalir di pipi porselennya.

"Hey, kau menangis?" tanya Kyuhyun, bagaimana Kyuhyun bisa tahu? Tentu karena kedua tangannya yang memegang kedua sisi wajah Donghae. Dan Donghae hanya menggeleng sebagai jawaban yang tentunya Kyuhyun tahu itu bohong.

"Kibum hyung, berjanjilah untuk menjaga Donghae noona, membahagiakannya seumur hidupmu dan mencintainya segenap jiwamu."

"Tidak. Aku tidak mau. Kau yang akan melakukannya, Kyu. Kau yang bisa melindungi Donghae. Kau lebih layak bersamanya."

"Aku akan pergi, hyung. Menikahlah dengan Donghae noona."

"Aku tidak mau, Cho Kyuhyun."

"Kau harus, Kim Kibum!"

"Of course, Kyu, Kibum will do it and we're gonna live happily as your wish." Tutur Donghae yang membuat keempat orang itu tercengang, terutama Kibum.

Dan Kibum pun mengerti maksud Donghae, ia dapat membacanya lewat sorot mata yang Donghae berikan.

"Arra. I'm gonna do it, Kyu. I'm the one who will make your dream come true. I'm gonna marry her and have cute children."

"Thank you so much, hyung. I trust you to protect my Donghae." Kyuhyun tersenyum lega, satu beban hatinya telah hilang, hanya Kibum lah yang ia percayai menjaga Donghaenya, karena Kyuhyun tahu betapa Kibum mencintai Donghae.

"Bolehkah aku meminta sesuatu darimu, noona?"

"Apa itu, Kyu? Aku akan melakukan apapun yang kau mau."

"Gimme a kiss for the last time."

"Kyu~" lirih Donghae, memandang penuh prihatin dan perih, Kyuhyun yang tidak fokus memandang dirinya, tidak bisa menyelami kedua manik kelamnya, karena indra penglihatan Kyuhyun tidak bekerja.

"Tentu, Kyu." Kemudian Donghae mendekatkan wajahnya pada Kyuhyun dan menempelkan bibirnya dengan bibir tebal Kyuhyun, yang sebelumnya kembali Donghae berkata, "Aku menyayangimu."

Selanjutnya, Kyuhyun memberi lumatan-lumatan pada bibir Donghae, menyesap rasa manis yang tak pernah bosan Kyuhyun cicipi, bahkan tak hanya Kyuhyun, Kibum pun menyukainya, sangat. Kedua mata Kyuhyun dan Donghae terpejam, menghayati setiap kecupan yang mereka ciptakan dan kedua tangan Donghae memegang tangan Kyuhyun yang membelai pipinya.

Apa kabar dengan Kibum? Dirinya kini berusaha melapangkan dadanya melihat yeoja yang dicintainya berciuman dengan namja lain di hadapannya, garis bawahi, di hadapannya! Di depan kedua matanya! Namun Kibum tidak boleh egois saat ini bukan?

Tak sampai lima menit kemudian, kedua tangan Kyuhyun terlepas dari wajah Donghae, begitu pula dengan aktivitas bibirnya memagut bibir Donghae yang terhenti. Sebuah kenyataan sangat pahit yang harus diterima Donghae dan orang-orang yang menyayanginya, bahwa Kyuhyun telah pergi, pergi ke tempat yang sangat jauh yang tak bisa dijangkau, pergi untuk selamanya.

Dan saat itu, tangis keluarga Kyuhyun pecah, dan Nyonya Cho lah yang menangis paling keras.

"Selamat tinggal, Kyunnie, terima kasih untuk semuanya. Berbahagialah. Saranghaeyo." Bisik Donghae di telinga Kyuhyun.

Untuk yang terakhir kalinya, ia belai penuh sayang paras tampan Kyuhyun dengan kulit pucatnya, dengan pipi yang lebih tirus dari sebelumnya, menyimpan dalam memorinya wajah Kyuhyun.

Dan begitulah akhir kisah seorang Cho Kyuhyun, sosok pelindung bagi Donghae, pahlawan Donghae.

Lalu kini Donghae tengah berada di kerumunan orang yang berlalu-lalang di Incheon airport untuk menghentikan kepergian seseorang. Donghae tidak mau kehilangan orang yang ia sayangi untuk kedua kalinya. Tidak mau.

"KIBUMMIII!" teriakan dari mulut seorang yeoja membahana, yeoja yang tak lain adalah Lee Donghae.

Dilangkahkan kakinya menuju seorang namja tengah mengantri di depan loket sambil menghentak-hentakkan kakinya. Tidak salah lagi, namja itulah yang ia cari.

"Yah! Ku jahat! Tega sekali!" Donghae tanpa permisi datang dan memukuli dada Kibum, ia tak mampu menahan amarah dan kekesalannya, masa bodoh dengan beratus-ratus pasang mata yang memperhatikan tingkahnya.

"Kau pembohong, Tan Kibum!"

"Hey, Noona, Hentikan." Kibum memohon, memegang kedua tangan Donghae, menghalau pukulan Donghae yang sejujurnya menyakiti tubuhnya juga. Tak lupa Kibum melempar senyumnya pada orang-orang di sekitar mereka sebagai permintaan maaf mengganggu kenyamanan.

"Kau mengingkari janjimu, pabbo!" umpat Donghae.

"Tidak akan. Aku pasti menepatinya." Ucap Kibum mantap.

"Tapi kau akan pergi, Kibummie hiks." Donghae menunduk, menyembunyikan isakannya.

"Tapi aku tidak akan meninggalkanmu, Hae." Tutur Kibum sesabar dan selembut mungkin, memberi pengertian pada Donghae.

"Hey, tatap aku, Hae." Kibum perlahan mengangkat dagu Donghae, membawa obsidiannya dan manik kelam Donghae bertemu.

"Aku mencintaimu dan tidak akan meninggalkanmu. Kau percaya padaku?"

"Tapi-" celotehan Donghae terhenti saat jari telunjuk Kibum menempel di bibirnya.

"Aku kembali ke China untuk memberi tahu orang tua ku bahwa aku akan menikah, menikahimu, Lee Donghae." Killer smile khas Kibum tercetak di paras tampannya.

"Kau mau kita menikah tanpa restu orang tua ku, eoh?" goda Kibum.

"Iiiish! Kau menyebalkan!" Donghae memukul dada Kibum dan kembali menunduk, malu akan tingkah lakunya yang bisa dibilang berlebihan. Dirinya yang mengira Kibum akan kabur dari janjinya dan meninggalkannya.

"Suka sekali memukulku, itu sakit, sayang." Kibum menangkap tangan Donghae yang melancarkan pukulan pada dirinya dan menempatkan kedua tangan Donghae pada pinggangnya. Kemudian Kibum pun merengkuh Donghae dalam dekapan hangatnya dan tak lama kemudian Donghae balas pelukan Kibum, memeluk Kibum sama eratnya seperti Kibum memeluk dirinya.

Di balik bahu Kibum, Donghae tak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum. "Awas kalau kau kabur dariku, Kibumie!" ancam Donghae.

Kibum melepaskan pelukan keduanya dan tersenyum, "Tunggu aku empat hari lagi ne?" diakhiri dengan Kibum yang mendaratkan kecupan di bibir tipis Donghae. Tidak. Bukan hanya kecupan, tapi disertai lumatan mesra, memejamkan mata dan saling memagut, tidak dipedulikan mereka ada di mana.

E~N~D

T~A~M~A~T

F~I~N

S~E~L~E~S~A~I

B~Y~E B~Y~E

.

.

.

Akhirnya selesai juga! #jingkrak2 *nyalain kembang api*

Maaf atas keleletan saya update #deep bow

Gomawo bagi chingudeul yang telah mendukung terselenggaranya ff ini, hehe

Ps : Jangan minta sequel ok ^^