~Destiny Of Love~

.

.

Genre: Romance and Drama

Rate: T

Author: Amora101

Pair: KyuMin (Don't like? Don't read and Please Close Right Now :D)

Cast: Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, and the other needed casts

Warning: OOC, typo(s), abal etc.

Summary: Seorang artist pervert Cho Kyuhyun yang diam-diam menyukai Lee Sungmin seorang yeoja dingin yang mempunyai masa lalu yang buruk dengan tetap bersikukuh mempertahankan image-nya.

Disclaimer: Super Junior belongs to their self, but this fic belongs to me.

DON'T LIKE DON'T READ!

.

.

Chapter 6

.

"Ah aniyo. Oppa tidak perlu mengantarku. Aku bisa pulang sendiri, kok!" Eunhyuk awalnya sangat senang mendengar tawaran Donghae untuk mengantarnya pulang. Tetapi ia harus menemui Sungmin untuk sekedar memastikan bahwa dia baik-baik saja, dan Eunhyuk tak mau merepotkan Donghae-nya ini. Donghae NYA? Semoga saja!

"Dasar bodoh! Aku juga tahu kalau kau bisa pulang sendiri." Donghae menghentikan langkahnya yang membuat gadis disampingnya ikut menghentikan langkahnya pula dan memberikan deathglare terbaiknya mendengar kata bodoh yang dilontarkan pemuda itu.

"Kau jauh lebih bodoh! Sudah tahu aku bisa pulang sendiri tetapi malah mau mengantarku pulang." Eunhyuk memajukan bibirnya –ngambek- dan berjalan kembali tak memperdulikan Donghae.

Sedangkan Donghae hanya tersenyum dibalik punggung Eunhyuk. Ia berfikir bahwa ternyata Eunhyuk jauh terlihat lebih cantik disaat seperti ini. Donghae lalu menahan lengannya.

Aku memang bodoh. Sangat bodoh bahkan. Dan kau tahu? Semua itu karena kau Lee Hyuk Jae. Kau yang sukses membuatku terlihat bodoh seperti ini dalam waktu kurang dari sehari. Puas kau monyet kecil?

"Oppa?" Eunhyuk mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Donghae yang hanya terdiam memandang lekat matanya. Ia bingung dengan apa yang dipikirkan orang ini.

"Kirimkan aku alamat rumahmu lewat pesan. Nanti malam aku jemput. Kita kencan! Aku pergi dulu." Baru beberapa langkah, Donghae berhenti dan terseyum evil yang pasti tidak diketahui Eunhyuk yang masih terpaku dan membelakanginya. "Tidak ada penolakan!"

Kedua manusia yang saling membelakangi itu terlihat sibuk dengan pemikirannya masing-masing, sampai salah satu dari mereka –Donghae- mulai menjauh.

Eunhyuk yang masih setia dengan hatinya kini mendesah berat dan semakin memanyunkan bibirnya. "Cih! Memang dia itu siapa sih? Berani sekali memutuskan secara sepihak." Tetapi tak lama kemudian terlihat seulas senyuman.

Aku harus tampil secantik mungkin. Aah ya ampun! Aku harus pakai baju yang mana? Semua bajuku sudah tidak layak pakai. Bagaimana kalau dia tahu bahwa bajuku adalah merk lama? Dan sepatu? Aishh aku lupa belum mencucinya. Dan bukannya sepatu yang itu sudah banyak pemakainya? Bagaimana kalau dia tahu kalau sepatuku sangat pasaran? Lalu bagaimana dengan tas andalan ku yang warnanya sudah hampir luntur? Aku harus cepat menemui Sungmin dan mempersiapkan semuanya.

Eunhyuk memutar tubuhnya hendak pergi dari tempat itu juga lalu bergegas ke apartementnya Sungmin. Ya, sepertinya Eunhyuk sudah banyak mengetahui semua tentang Sungmin. Tetapi saat berbalik, Eunhyuk melihat seseorang yang sedang berdiri memasukan kedua tangan kedalam sakunya dan menatap dirinya penuh keingintahuan.

"Eh? Kyu-hyun? Sedang apa kau disini?" 'Kyuhyun' Orang itu adalah orang yang menambah kebigungan Eunhyuk dalam sehari ini. Pergi begitu saja dari kelas dengan sebelumnya membuat gempar seisi kelas dengan teriakannya itu. Tak ada penjelasan, tetntu saja membuat bingung bukan? Dan sekarangapa? Tiba-tiba berada didepannya dengan tampang seperti itu. Apa dia ingin membuat parah kebingunan Eunhyuk kali ini? Oh Tuhan, kalau benar seperti itu Eunhyuk rela apabila harus mati saat ini juga.

"Kemana dia?" Kyuhyun sama sekali tak menggubris pertanyaan yang dilontarkan Eunhyuk.

"Dia? Dia siapa?" Apabila didunia ini tidak ada hukum, apabila didunia ini tidak ada agama, Eunhyuk jamin Kyuhyun akan berada dineraka sekarang. Hey! Dia mengacuhkannya!

"Seseorang yang duduk dikursi sebelah kananmu. Kemana dia?"

"Maksudmu Lee Sungmin?"

Lee Sungmin?

Kyuhyun mematung mendengar nama yang diyakini sebagai nama gadis cantik itu. Dan gotcha! Eunhyuk semakin bingung. Ya. Mungkin dia akan mati setelah ini.

"Dimana orang itu?" Kyuhyun mencoba untuk kembali ketujuan asalnya.

IIIIIIIIIIIIIIIII

Sungmin membuka pintu apartementnya kemudian ditutupnya kembali dan dengan kuatnya ia melemparkan tas yang diiringi desahan nafas berat ke sofa yang berada di samping pintu. Merasa sangat lelah, ia lalu menghempaskan tubuhnya diranjang begitu saja tanpa sekedar membuka sepatu terlebih dahulu.

Baginya hari ini benar-benar melelahkan. Bukan hanya melelahkan tubuhnya. Tetapi juga pikirannya. Sampai-sampai ia harus mengurungkan niatnya untuk mencari kerja sampingan sepulang sekolah.

Hah~ bagaimana bisa ada yang mau menerimanya disaat keadaan Sungmin yang hampir gila itu? Bahkan sebelum masukpun, kemungkinan besar ia akan langsung di tendang keluar melihat betapa kusutnya wajah cantik nan manis itu. Pasti semua orang mengiranya sudah gila. Ck, orang gila mencari kerja? Dasar gila!

Aisss dengan membayangkannya saja ia sudah bergidik ngeri.

Tiittt Tiiitt

Terlihat ID caller yang baru saja dimasukannya kedalam ponsel yang berada di saku celananya.

"Yeoboseyo Shindong oppa? Apa kau merindukanku?" terdengar kekehan Sungmin yang masih saja tak bergeming dari aksi tengkurapnya.

"Cih, yang benar saja. Aku meleponmu hanya ingin memastikan kau sampai diapartementmu dengan selamat. Dasar dongsaeng nakal!" Shindong berdecih pelan disebrang telpon yang semakin membuat Sungmin tertawa kecil.

"Ne. Oppa tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Hah~Bagaimanapun kini kau sudah menjadi dongsaengku, min. Aku tak mau terjadi apa-apa pada dongsaengku. Arraso?" Shindong memberikan nasehat –ancaman- lebih tepatnya.

Sungmin tersenyum. "Ne. Arraso!"

"Kalau kau punya masalah jangan menunggu terlalu lama untuk memberitahuku."

"Aku mengerti."

PIP

Sungmin meletakan ponselnya diatas meja yang tak jauh dari tempatnya merebahkan tubuh. Di ingatnya kembali ekspresi oppa-nya beberapa waktu yang lalu, Shindong.

Mulai saat ini Shindong adalah oppa-nya. Oppa barunya. Dan dirinya adalah dongsaeng-nya. Dongsaeng barunya. Jangan tanyakan mengapa bisa seperi itu. Lalu apa aku akan menceritakannya? Tentu sajalah, kalau tidak kalian pasti akan bingung.

Simaklah alur mundur ini dengan seksama !

Flashback

"...Bagaimana denganmu? Apa kau merindukan eoma-mu juga bocah?"

Sungmin terdiam. Ku tegaskan sekali lagi sungmin TERDIAM.

Bagaimana tidak? Pertanyaan itu seperti petir yang kembali mengingatkannya akan apa yang ingin dia ketahui akan tetapi tak pernah diketahuinya.

Sungmin tersenyum hambar. "Tentu saja! Setiap anak pasti akan merindukan eoma-nya. Tak terkecuali aku sendiri. Aku sangat~ merindukannya, kau tahu?"

Shindong hanya mengangguk tanda mengerti. "Memang seberapa indahnya sosok eoma-mu itu? Sampai-sampai kau berkata 'sangat' merindukannya?" Pertanyaan yang pas untuk lebih membuat luka dalam seorang Lee Sungmin.

"Entahlah" Sungmin menunduk.

"Entahlah?" Lagi-lagi Shindong memperdalam luka itu.

"Aku tak pernah melihat sosoknya. Bahkan namanya saja aku tak tahu. Yang aku tahu, dia adalah seorang perempuan. Itu saja."

"K-kau? Kau menangis?" Namja bertubuh besar itu terlihat khawatir melihat cairan bening yang tercetak jelas di pipi Sungmin. Ia mulai kalap. Melihat seseorang menangis terlebih lagi itu seorang perempuan, Shindong merasa tercekat. Ia paling tidak tahan melihat yang seperti itu.

"Ah benarkah? Aku menangis?" Sungmin yang tidak menyadari adanya air yang keluar dari matanya, hanya bisa tersenyum (lagi-lagi) hambar sembari mengusapnya. Apa sebegitu sakitnya kah luka itu? Sampai-sampai air matapun tak terasa mengalir?

"Dia bukan appamu. Kau adalah korban penculikan!"

"Lalu siapa orangtuaku sesungguhnya?"

"Maafkan kami, dia tidak mengingatnya. Mungkin pengaruh alkohol yang diminumnya terus-menerus. Sekali lagi, maafkan kami Lee Sungmin."

Tak tahan mengingat semua itu, akhirnya air mata tak terbedung kembali. Hancurlah pertahan Sungmin sekarang.

Ia memajamkan matanya kuat membiarkan cairan membasahi wajahnya. Lalu yang ia rasakan selain rasa sakit, adalah seseorang yang memeluknya erat-Shindong.

"Keluarkanlah! Tak perlu menahannya. Setelah itu, ceritakan semua padaku. Dan setelah itu, jangan harap kau akan lepas dari pelukan ini. Aku akan menjagamu, Sungminnie~"

Flasback off

IIIIIIIIIIIIII

Kyuhyun lagi-lagi tersenyum disela-sela kegiatan mengemudinya. Akhirnya ia mendapatkan alamat apartement Lee Sungmin.

Ya Lee Sungmin. Kini tahu juga namanya.

Tak perlu bersusah payah, hanya dengan berpura-pura bahwa dirinya telah berteman baik dengan Sungmin dan ingin menggantikan Eunhyuk untuk menemuinya. Stelah itu inilah pengaruhnya.

Kyuhyun menunjukan evilsmirk yang sangat menawan.

Beberapa jam yang lalu mungkin hanya satu kecup. Tetapi tidak dengan kali ini. Ia pastikan lebih dari sepuluh kecup.

Kyuhyun sudah terlanjur tertarik pada gadis yang bermarga Lee itu. Dan layaknya sepatu, apabila dia tertarik maka mau bagaimanapun Kyuhyun akan selalu mencari cara agar sepatu itu menjadi miliknya dan berusaha agar orang lain tidak memilikinya.

Lalu setelah itu? Di injaknya sepatu itu kemanapun dia pergi hingga akhirnya bosan dan 'buang saja'. Seperti itulah kira-kira pemikirannya.

Terlebih lagi sepertinya sepatu itu diperjualkan dipasar yang isinya barang biasa namun antik.

"Lee Sungmin?"

Kyuhyun bergumam ria.

Tak lama kemudian, Kyuhyun sudah sampai di depan gedung yang terlihat tinggi menjulang. Kyuhyun keluar dari mobilnya dan bergegas masuk kedalam gedung tersebut.

Dan kini sampailah penyanyi terkenal itu didepan pintu yang diyakininya sebagai apartement gadis bernama Lee Sungmin.

Sebelum hendak mengetuk, Kyuhyun tersadar bahwa pintu tidak terkunci melihat sedikit celah yang langsung membawa matanya sedikit melihat isi dari ruangan didepannya itu.

"Tidak dikunci, eoh? Bagus kalau begitu!"

Tanpa banyak bicara lagi Kyuhyun membuka pintu dan melangkahkan kakinya pelan. Sangat pelan. Setelah dirasa dirinya masuk kedalam ruangan itu, Kyuhyun pun menutup pintunya pelan. Sangat pelan.

Kyuhyun tercekat melihat seseorang yang sedang berbaring diranjang yang tak jauh terletak beberapa cm dihadapannya sedang tertidur pulas. Tak salah lagi, dia Lee Sungmin.

"Ternyata kau lebih cantik apabila dilihat sedekat ini." Dibelainya pipi sungmin setelah ia menghampiri dan duduk disisi ranjang.

"Engghh" Sungmin menggeliat dalam tidurnya.

Kyuhyun tersenyum kecil melihat lucunya gadis itu ketika menggeliat.

Mata yang sedari tadi memperhatikan lekat pipi dan mata yang tertutup itu, kini beralih memperhatikan bibir yang merah seakan menggodanya untuk berbuat lebih selain 'memperhatikan'.

Akhirnya Kyuhyun mulai mendekat menghapus jarak antara bibirnya dan bibir Sungmin. Kini merekapun dapat merasakan deru nafas keduanya. Kyuhyun merasakannya, namun Sungmin tidak.

Semakin dekat dan dekat. Kyuhyun sudah memejamkan matanya. Dan..

"Eh?" Kyuhyun berhenti saat Sungmin membuka matanya.

"Kyuhyun?"

Apa-apaan ini? Sungmin sama sekali tidak memberontak. Ia malah tersenyum saat melihat Kyuhyun dalam jarak sedekat itu.

Pada awalnya Kyuhyun merasa aneh dengan reaksi Sungmin. Dia tidak terkejut? Mengapa dia tidak mendorongnya seperti adegan-adegan film yang biasa dibintanginya?

Namun Kyuhyun mencoba untuk tidak terlalu memperdulikan semua itu.

"N-ne?" Kyuhyun menjawab dengan sedikit tergagap.

Sungmin kembali tersenyum, "Ternyata kau itu tampan. Pantas saja mereka menggemarimu"

Kau baru sadar?

"Ne aku tampan. Dan kau cantik. Oleh karena itu, kita cocok jagi." Kyuhyun ikut tersenyum mendengar godaannya sembari membelai kedua sisi rambut Sungmin yang terjepit kedua lengannya.

"Bahkan didalam mimpipun kau sangat manis padaku."

"Eh? Apa maksudmu, cantik?" Kyuhyun menghentikan aksi membelai rambut lalu memicingkan matanya.

"Tetapi walaupun kau tampan dan manis, tetap saja kau itu tidak sopan! Berani mencuri ciuman pertamaku." Kini raut wajah Sungmin berubah menjadi sedikit terlihat marah namun dimana Kyuhyun sangat menggemaskan. Kyuhyun semakin gencar menggoda Sungmin yang dikiranya sedang berada di alam mimpi.

"Benarkah? Itu ciuman pertamamu? Bagus! Kalau begitu bagaimana jika sekarang kuberikan ciuman keduamu, hm?"

Kyuhyun mulai memejamkan kembali matanya dan berniat mencium Sungmin. Tapi seketika Sungmin menahan dadanya.

"Maafkan aku. Tetapi aku harus bangun saat ini juga." Untuk kedua kalinya Kyuhyun terheran dan lagi-lagi memicingkan matanya.

Kyuhyun hanya melihat apa yang akan dilakukan Sungmin. Ternyata Sungmin memejamkan matanya, lalu beberapa detik berlalu dan Sungmin kembali membuka matanya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya bingung melihat sosok Kyuhyun. Tetapi lihatlah Kyuhyun yang terlihat sedang menahan nafsu yang bergejolak untuk segera meraup bibir merah milik Sungmin.

"Ternyata aku belum bangun juga." Sungmin kembali memejamkan matanya. Lalu setelah itu (lagi-lagi) beberapa detik berlalu, Sungmin kembali membuka matanya.

"Mengapa aku tidak bangun-bangun ju-empphh" Sebelum Sungmin melanjutkan kata-katanya, bibir plum itu terlebih dulu terkunci oleh bibir Kyuhyun.

Kyuhyun benar-benar tak tahan saat ini. Cukup sudah!

Dan kali ini tidak hanya kecupan, tetapi Kyuhyun sudah berani melumat dalam bibir Sungmin. Benar-benar manis.

Sejenak Sungmin membalas lumatan Kyuhyun dan memejamkan matanya seperti apa yang Kyuhyun lakukan. Mereka saling menikmati posisi mereka.

Kini Kyuhyun mulai menindih tubuh Sungmin. Dan merekapun kini berguling kesana-kemari dengan sedikit-sedikit bethenti untuk sekedar menghirup oksigen.

Sesaat mereka berhenti ditengah-tengah ranjang tanpa melepaskan pautan bibir masing-masing. Kini Kyuhyun mulai berani meraba paha Sungmin dan semakin naik ke bokong Sungmin. Ia mulai meremasnya.

.

To Be Continued

.

Author fikir author ini sombong deh! Lama banget updatenya! Mending kalau fic ini bagus. Kamu itu beruntung masih ada yang mau baca fic kamu! Tapi apa? Keinginan mereka buat update kilat ga kamu turutin! Ck'dasar! *ngomong sama diri sendiri*

Mianhae ya readers. Kalian pasti kecewa. Jujur aku bener-bener sibuk banget belakangan ini. Ngurusin lanjut sekolah. Mian!

Dan sekarang aku juga minta maaf kalau aku ga sempet nih buat bales review kalian. Masih ada kerjaan yang harus aku selesain. Mianhe! *bungkuk2*