God Cheater
Cast : Super Junior 13 + 2
Summary : Dimulai dari penjara yang di penuhi orang-orang luar biasa yang tak terduga. Bagaimana jadinya jika mereka yang tak akur itu berkerjasama untuk keluar dari penjara yang memiliki pengamanan luar biasa? SJ FF
Rated: T
Disclaimer: FF ini milik seorang ika zordick. Ide cerita dan segala yang di dalamnya. Kecuali castnya.
Warning: Typos! AU, OOC, hati-hati dengan beberapa adegan. Gak suka ya.. tutup aja! Tapi yang baca wajib komentar (review)
Genre: Adventure, Crime
.
.
.
Ika zordick
.
.
Tempat yang remang tanpa penerangan sempurna, lorong bercahaya minim yang bagaikan tak bertuan tempatnya. Sinar matahari seolah segan untuk mengintip dari celah yang bahkan sama sekali tak ada. Dimana tempat yang begitu mengerikan ini? Dimana tempat yang seolah tak mengizinkan apapun untuk bernafas tenang di dalamnya?
Bisakah kalian menebak tempat itu? Tempat yang berisi deretan kamar-kamar berukuran sama. Dengan jeruji baja yang sulit untuk dihancurkan. Dengan tembok tebal yang mustahil untuk di robohkan. Segitu hebatnyakah? Ya… tentu saja!
"Appaku dimana?" namja tinggi berparas tampan sedang duduk di atas helikopternya, mengamati bintang dengan gaya angkuhnya yang begitu anggun dan berkharisma. Dinginnya angin malam yang berhembus dari laut di ketinggian lebih dari 5km di atas tanah tak membuatnya takut. Ia memang anak egois labih yang ingin menemukan jawaban.
Seorang namja yang duduk di samping pilot berbalik menatap namja tampan berlesung pipi yang kini beralih melihat bangunan tinggi yang tertata indah di atas pulau kecil di tengah laut yang sedari tadi mengoceh tentang keberadaan ayahnya. "Appa anda sedang bertugas tuan muda. Lebih baik kita pulang sebelum tuan besar marah" suara bijaksana nan tenang terdengar dari pelayannya. Membuktikan bahwa sang pelayanlah yang mendidik namja tampan tersebut untuk menjadi seperti dirinya.
"Tidak, aku akan melihat tempat itu" tangannya menunjuk ke arah pulau. Di bibirnya terukir senyuman hampa. Matanya menyayu menyiratkan kesedihan. "Tempat yang mungkin bisa membawaku menemukan orang yang sama denganku" ujarnya dalam hati. Dan berharap Tuhan turut mendengar jeritan hatinya.
%ika. Zordick%
Tes…
Tes…
Suara tetes air terdengar merdu di tengah keheningan labirin hitam dengan jutaan pengamanan tak terduga. Sebuah gedung yang ukurannya tak sebesar yang lain di tengah pulau kecil yang di sinari puluhan focus lampu. Sinar rembulan seolah turut membantu mengawasi gedung itu. Tidak membiarkan apapun keluar masuk dengan mudah.
Namja tampan bertubuh tinggi yang terlihat dewasa meski usianya yang masih menginjak 16 tahun melangkah ragu ke dalam gedung itu. Ada terbesit rasa takut di hatinya yang terus mengalir melalui peredaran darahnya. Membuat kakinya terasa berat melangkah lebih jauh. Padahal dia tak pernah di ajarkan untuk takut pada apapun.
Dia menghentikan langkah kakinya, diperhatikannya sekelilingnya. Dua belas orang yang berjalan di belakangnya turut berhenti. Dia dapat merasakan gejolak dalam perutnya yang membuatnya merasa mual saking takutnya berada di tempat yang begitu asing baginya. "Tuhan pasti melindungiku" ujarnya menepuk dadanya. Keberanian itu pun muncul kembali. Senyuman manis kembali terlihat di wajah tampannya yang berkelas.
Flashback –
"Untuk apa kau kemari?" suara dingin yang begitu ia rindukan terdengar menyayat hatinya. Namja tegap tinggi yang mirip dengannya berbicara sambil menatap lurus ke luar jendela ruang kerjanya. "Jangan mengganggu pekerjaan appa, siwon!"
Dia—choi siwon mendongak agar bisa melihat sosok tegap tinggi di hadapannya. Tatapan matanya yang tegas berlahan menyayu kembali. Dia sadar keberadaannya tak di inginkan di sini. Ia tak di rindukan. Choi siwon anak yang sopan, ia bukanlah takut pada namja berwibawa di hadapannya. Ia memilih diam dan kembali menundukkan wajahnya.
"Apa para orang jahat itu begitu penting dari pada keberadaanku appa?" untuk pertama kalinya siwon melayangkan protes pada sikap patriotnisme ayahnya. Dulu, ia mungkin bisa bangga pada diri ayahnya yang begitu di puja masyarakat dan Negara itu. Tapi tidak untuk sekarang. Hatinya mulai ragu bahwa ayahnya menyayanginya. Tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa ayahnya tak sedang mencampakkannya seorang diri dengan harta yang sungguh tak ia butuhkan.
Mr. Choi tak segera menjawab. Ditatapnya mata anaknya yang terlihat masih sama seperti dulu. Begitu jujur dan patuh. Dia mengenal anaknya dengan baik. Ia tahu apa yang sedang di pikirkan choi remaja itu. "Inilah resiko menjadi anak dari ayah sepertiku siwonnie"
Siwon tersenyum lagi, diraihnya tubuh ayahnya yang kini sudah hampir ia imbangi tingginya. "Aku hanya merindukanmu, aku akan pulang"
Kemudian siwon melepas pelukannya, dia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan berdisign sederhana namun indah tersebut sebalum Mr. choi menghentikan langkahnya. "Siwonnie, bagaimana nilaimu?" suara berat itu membuatnya berbalik. Retinanya menangkap senyuman menawan yang sangat ia nantikan.
"Aku mendapat nilai sempurna appa" terang siwon riang. Terkadang begitu membingungkan untuk apa ia begitu senang dengan nilai sempurna yang selalu bisa ia dapatkan. IQ yang ia miliki cukup meyakinkan bahwa ia mampu mendapat nilai-nilai tersebut.
"Kau ingin hadiah apa?"
"Bolehkah aku liburan di sini?"
Flashback off—
Itulah alas an mengapa dia berada di sini. Bangunan yang paling mencolok diantara bangunan di pulau yang di pimpin oleh ayahnya. Bangunan yang menjadi tempat tour terakhirnya di hari ketiga dia berada di pulau ini. "Choi siwon ssi, anda yakin?" suara pelayannya menginterupsi langkahnya. Ia tak menjawab melainkan meneruskan langkahnya yang panjang.
Ia bisa sangat merasakan betapa berbedanya penjara ini di banding yang lain. Orang-orang yang berada di belakangnya, beberapa maju ke depan. Membuat formasi seperti benteng dengan dia menjadi pusat yang perlu di lindungi. Berbeda… jelas saja! Terlihat betapa waspadanya orang-orang suruhan ayahnya melindunginya. Dan jika ia bandingkan dengan gedung yang berfungsi sama dengan yang sebelumnya ia kunjungi. Penjara ini terlihat jauh lebih mengerikan. Tidak ada sel penjara atau orang yang berteriak dan memaki seolah tak punya pendidikan. Orang yang berkelahi ataupun bertindak anarkis.
Di sini lebih bersih. Lebih gelap. Lebih tenang. Lorong gedung ini persis seperti labirin membingungkan tanpa jalan keluar ketika memasukinya. Sinar-sinar laser memenuhi jalan yang jika di sentuh memang tak berbunyi seperti pada umumnya melainkan langsung memotong siapapun yang mengenainya. "Apa kau takut?" seorang namja tertawa terkekeh saat siwon terperanjat saat melihat lapisan pintu tebal terbuka dan beberapa senapan langsung menembak secara otomatis.
"Tenanglah! Kami menguasai semua tempat di gedung ini, meski kami tak yakin saat kami yang terkurung di dalam sini kami akan bisa keluar dengan keadaan hidup"
Siwon menelan ludahnya kecut. Ia tak bisa membayangkan bagaiamana tampang penjahat yang mengisi penjara ini. Langkah pengawal siwon berhenti di depan sebuah pintu berlapis, seorang namja tinggi tegap yang berdiri paling belakang maju ke depan. Mendorong pintu di hadapannya dengan sekuat tenaga. Membuat urat-urat ototnya terlihat, membuktikan betapa kerasnya usahanya untuk mendorong pintu itu agar terbuka.
Berlahan pintu itu terbuka dan mata siwon menyipit saat merasakan cahaya yang begitu terang menyerang matanya. Formasi yang mengelilinginya bergerak, ia berjalan sambil mempersiapkan hatinya. Ia juga berusaha membiasakan dirinya dengan cahaya.
Sel-sel bewarna serba putih terlihat memenuhi tempat yang begitu terlindung dan dipenuhi kamera pengawas. "Ini berbeda" ujarnya takjub.
Bip…bip… bip…. Ia langsung menoleh ke arah kanan saat ia mendengar suara seperti game yang di mainkan oleh teman-temannya. Pupilnya membesar saat mendapati namja kecil yang duduk di atas bed king sizenya di dalam salah satu sel sambil bermain benda kotak kecil berwarna hitam. Hatinya mencelos sakit, kenapa bisa anak yang jauh lebih muda darinya bisa berada di dalam salah satu sel di gedung penjara yang ia dengar sebagai penjara dengan pengamanan terkuat di pulau ini. Apakah ayahnya telah membuat kesalahan? Kenapa bisa menerima anak manis yang terlihat tak berdosa itu ke dalam penjara yang begitu mengerikan ini?
"Hei…" sapa siwon melambai di depan sel anak tersebut. Anak itu tak mengubris, dia masih sibuk bermain PSP hitam di tangannya. "Bisakah kalian membukakan pintu ini?" pintanya. Orang-orang itu terlihat patuh, dia meraih kartu kecil di saku jasnya. Di kutak-katiknya layar kecil di dekat pintu. Mematikan aliran listrik bertegangan tinggi yang menyelimuti pintu baja sel anak yang begitu menarik perhatiannya.
Saat sel itu terbuka, siwon melangkah masuk. "Annyoungseyo… siapa namamu?" senyuman menawan terukir di bibirnya. Anak itu menekan tombol pause di PSPnya. Mendongak untuk melihat siapa orang yang berani mengganggu siang… bukan… malam.. ahh… dia bahkan tidak tahu apakah hari ini siang atau malam. Ia bahkan tak tau sudah berapa lama dia berada di dalam penjara yang membuatnya tak tahu waktu.
Onyx hitam itu menusuk ke dalam manic hitam siwon. Membuat air mata siwon lolos begitu saja melihat mahluk lemah di hadapannya. Wajah pucat, dan mata sayu yang begitu meyakinkan bahwa ia menderita di dalam sel penjara mengerikan ini. "Cho Kyuhyun, apa aku sudah melewati setahun?" deep voice itu tepat mengiris hati lembut siwon. Anak itu—cho kyuhyun tak berekspresi. Wajahnya datar. Tapi siwon terlalu peka dan ia mengetahui betapa anak itu mirip seperti dirinya. Tidak bahkan lebih.
"Belum kyuhyun-ssi" namja yang berdiri di luar sel kyuhyun berbicara.
"Begitukah? Hmm.." datar. Sangat datar. Ia kembali sibuk dengan PSPnya tanpa mengacuhkan siwon yang terus bersimpati padanya.
Siwon duduk di sisi bed kyuhyun. "Apa setahun lagi kau akan keluar dari sini?" Tanya siwon yang masih tak di perdulikan oleh kyuhyun. "Apa kau mau aku mempercepat waktu setahun itu? Aku bisa membantu asalkan kau menjawabku, adik kecil"
"Anni… setahun lagi, eomma, appa dan ahra noona akan menjengukku" kyuhyun menjawab tanpa mengalihkan pandangannya pada benda yang terlihat begitu menyita perhatiannya.
Menangis… rupanya siwon sungguh tersentuh dengan nasib namja kecil itu. "Berapa umurmu?"
"13" jawabnya singkat.
Siwon menghapus air matanya. "Mata Tuhan tak pernah tertutup, dia akan membantumu" ucap siwon memeluk kyuhyun erat kemudian ia keluar dari sel itu.
"Benarkah?" ujur bibir kyuhyun terangkat keatas setelah membisikkan kata itu untuk dirinya sendiri, membentuk seringgaian mengerikan dengar ribuan makna abstrak yang hanya ia ketahui.
%ika. Zordick%
Siwon melirik ke arah lain. Di lihatnya namja berbadan besar yang sedang push-up di lantai kamarnya. Namja yang ia kira hanya terpaut beberapa tahun di atasnya. Matanya menangkap sosok cantik yang sedang duduk dengan anggunnya di atas tubuh namja berbadan besar itu. Memainkan rambut pirangnya sambil bercermin. "Kenapa namja dan yeoja ada dalam satu sel?" Tanya siwon polos yang sontak membuat namja berbadan besar menghentikan hitungannya yang jumlahnya sudah ribuan. Sosok cantik itu menatap tajam ke arahnya, poni pirangnya di singkapnya ke atas sambil bangkit dari punggung namja berbadan besar itu.
"Apa yang kau bilang tuan? Siapa yang kau sebut yeoja eoh?" suara sinis terdengar dari si cantik. Umpatan-umpatan kecil terdengar membuat siwon berdoa-doa dalam hatinya.
"Sudahlah heechul-ah! Salahmu kenapa punya muka seperti itu!" tawa terdengar dari suara namja berbadan besar. Membuat si cantik menimpuk kepalanya dengan sangat tidak elit menggunakan bantal.
"Wajahku yang tampan ini dikatai wanita? Dia gila?" suara heechul berlahan meninggi. "Dan Kangin, berapa kali ku peringatkan, hati-hati dengan ucapanmu"
Kangin menatap heechul tajam. "Dasar mak lampir"
"Beruang kutub"
"Kuntilanak"
"Raksasa bodoh!" teruslah mereka beradu mulut dan mengucapkan kata-kata yang tak sepantasnya. Siwon hanya mampu berkata dalam hati. "Tuhan memberkati mereka"
Dia beralih pada sel selanjutnya. Seorang namja berkebangsaan China terlihat di dalam sana, mengutak-atik kartu Trotnya. Namja China berwajah tampan itu menatap siwon, sebuah senyuman samar terlihat merekah di bibirnya. Memberi isyarat entah apa. "Hangeng, namaku hangeng" suaranya terdengar bergetar. Kartu-kartu trot itu jatuh dari tangannya. "Jangan kembali kemari kumohon"
Siwon memiringkan kepalanya tak mengerti. Hangeng menaiki tempat tidurnya. Teman satu selnya yang bertubuh gempal tersenyum pada siwon. "Dia sering mengigau, tenang saja!" ucap namja itu meneruskan kripiknya yang sempat tertunda.
"Choi siwon imnida" siwon membungkuk hormat.
"Shin donghee imnida" sahut namja gempal itu ikut membungkuk.
Bingung? Tentu saja choi siwon bingung, kenapa yang di tahan di penjara ini sama sekali tak terlihat seperti bayangannya. Mereka sopan, masih muda dan terlihat berkelas serta berpendidikan. Mereka juga ramah dan tak bertingkah laku kasar. Ya.. meski mulut namja cantik bernama kim heechul tadi jauh dari kata lembut.
Tuk… Tuk…
Siwon tersenyum saat melihat dua namja manis sedang bermain catur di dalam sel mereka. "Hyung! Kau curang!" teriak salah satu namja bersuara cempreng yang bertubuh lebih mungil dari yang satunya.
"Wookie, aku tidak curang, kau yang tak memperhatikan jalanmu!" sahut yang satunya lagi sambil mencium pion kuda hitam di tangannya yang lentik.
"Andwae! Kembalikan kudaku Minnie hyung!" jadilan namja bersuara cempreng—ryeowook yang menangis sejadi-jadinya.
Sungmin—namja imut yang satunya mengacak rambut ryeowook. Ia tertawa manis. "Arra… arra.. ini, aku kembalikan! Suaramu bisa menganggu yang lain, kau tahu"
"Mian…"
Suara tawa terdengar meriah terdengar di sel sebelahnya. Siwon mempercepat langkahnya. "Hyukkie kau kalah!" namja berwajah ikan berlari. Siwon tercengang melihat sel yang luas tempat dua mahluk seusia dirinya yang sedang bermain kejar-kejaran di dalamnya.
"Aku akan menangkapmu kali ini Hae!" teriak yang satunya lagi.
Dia beralih melihat sel yang sama besarnya dengan sel yang di tempati oleh dua anak SMA seangkatannya yang sedang bermain kejar-kejaran. Seorang anak yang ia perkirakan seusia dengan kyuhyun duduk di tengah ruangan. Sel itu tak punya bed dan di jaga oleh dua orang namja berkulit hitam di depannya.
Anak di dalam sel itu duduk di atas sebuah kursi besi yang melekat kuat di lantai. Bantalan kursinya sengaja di buat seempuk mungkin dan tebal agar kulitnya yang putih salju tak menyentuh dinginnya besi yang tampak kuat. Ke dua kakinya di borgol sempurna dan tangannya juga. Lehernya seolah melekat pada kursi sama keadaannya dengan pinggang dan ke dua pahanya. Matanya di tutup dengan benda elektrik yang tak pernah siwon lihat sebelumnya. Earphone menutup telinganya dengan rapat.
"Bisakah aku masuk untuk melihatnya juga?"
"Tidak! Untuk anak itu tidak, tak ada yang boleh mengunjunginya tuan. Bahkan Mr. Choi dilarang keras memasuki selnya"
Siwon berdecak kesal. "KALIAN TAK MEMPERLAKUKANNYA SEBAGAI MANUSIA!" teriak siwon keras menghentikan segala kegiatan yang berlangsung di dalam ruangan itu. Suasana sel hening, hanya terdengar suara ketukan-ketukan kecil dari seorang namja yang duduk di sudut ruangan di salah satu sel. Namja berambut hitam yang sedang mengetuk-ngetuk lantai dengan jemarinya. Ia menyenandungkan nada-nada tanpa membuat mulutnya.
"Pulanglah di sini bukan tempatmu!" teman satu sel dari namja yang mengetuk-ngetuk lantai angkat bicara. Senyuman malaikat terlihat indah di wajahnya. "Anak baik tak boleh berada di sini. Hangeng sudah menyuruhmu pergi kan?"
"Kau? Siapa?"
"Aku? Apakah begitu penting?" suara namja dengan senyum malaikat terdengar miris. Di papahnya tubuh temannya yang sedang bersenandung lirih di sudut ruangan mereka. "Ayo Yesungie… waktunya tidur!" di selimutinya tubuh namja itu di tempat tidur king size mereka. Apa yang mereka lakukan di sore hari begini? Jangan terlalu heran, kau lupa bahwa mereka sama sekali tak bisa membedakan siang dan malam di tempat menyedihkan ini?
%ika. Zordick%
Rembulan terlihat begitu indah dari jendela kamar tuan muda tampan yang seperti pangeran yang terjebak di pulau pengasingan. Sudah sedari dua jam lalu tengah malam telah lewat. Dan ia tahu sudah empat jam, ia telah mengundur waktu tidurnya. Apakah ia mengidap insomnia mendadak? Tentu saja tidak, seorang choi siwon tak mempunyai penyakit seperti itu.
Salahkan hatinya yang sesuci sinar rembulan yang terpantul di wajahnya yang membuatnya terlihat lebih tampan. Salahkan dia yang terlalu baik. Ia terus memikirkan nasib orang-orang yang berada di dalam penjara khusus yang baru di temuinya tadi siang. Baying-bayang mereka yang tak berdosa menghantui pikirannya.
Untuk apa ia begitu resah memikirkan hal yang bukan urusannya? Bukankah ia yakin Tuhan takkan pernah menutup mata atas keadilan di dunia ini? Ia sedang melihat orang-orang yang tak seharusnya berada di penjara mendekam di sana dengan… ya.. ia dengar dari ayahnya bahwa mereka takkan pernah keluar dari sana seumur hidup mereka. Ia tak mengerti dan ayahnya tak ingin menjelaskan apa dosa yang telah orang-orang itu lakukan. Mereka baik.
"Bukankah Tuhan tak pernah tidur? Kenapa dia tak menolong mereka?" tanyanya sedih menatap bangunan yang di penuhi dengan ratusan penjaga yang mengawalnya dan lampu sorot yang berkeliling mengintarinya. Bukankah kau terlalu polos choi siwon?
%ika. Zordick%
"Aku bosan" suara ryeowook memecah keheningan penjara. Di perhatikannya sungmin yang duduk di sampingnya yang sedang sibuk berguling-guling di bed mereka tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Sungmin tak terlalu memikirkannya, dia lebih memilih tetap berguling-guling. Dia paham betul mengapa teman satu selnya itu berteriak kebosanan. Dan ini bukan yang pertama kalinya dalam sejarah hidupnya mendengar seorang kim ryeowook mengeluh kebosanan.
Kim Ryeowook
Age : 15
Koki besar yang memiliki bakat alami sejak ia dilahirkan. Peka dengan berbagai macam bahan kimia yang tak terlihat, tercium bahkan teridentifikasi. Ahli meracik makanan, obat bahkan racun serta bahan peledak. Di hukum seumur hidup karena membunuh satu desa dengan percobaan ilegalnya.
"Hyung… kau lihat si… siapa namanya tadi…" sambungnya saat ia teringat sosok namja yang memperhatikan seisi ruangan mereka beberapa saat yang lalu.
"Namanya Choi Siwon, hah..." Shindong—sinamja gempal menjawab pertanyaan yang tak jelas kepada siapa di tujukan itu, dia terbangun saat suara cempreng ryeowook yang mau tak mau membangunkannya setiap ia tertidur.
Shin donghee
Age : 24
Pengusaha kaya yang memegang saham terbesar diberbagai perusahaan besar dunia. Guru besar di Cambrige university dan di anugerahi gelar professor diusia muda. Suka makan dan selalu tak bisa protes soal ryeowook yang berhasil menghipnotis lidahnya. Di hukum seumur hidup karena terlibat dalam inflasi besar keuangan dunia yang jelas menghancurkan ekonomi dunia secara drastis. Memonopoli keuangan dunia secara terang-terangan dan membunuh manusia. Yaa… namun di dalam buku tuntutannya dia di hukum akibat 'korupsi' dan dia menerima tuduhan itu karena mendengar kim ryeowook berada di penjara yang sama dengannya.
"Ya… Ya.. Choi Siwon! Dia itu seusia denganku dan donghaekan?" Eunhyuk menimpali membuat donghae mengangguk setuju dengan antusiasnya.
Lee Hyuk Jae
Age : 19
Anak hyperaktif yang sempat menghebohkan dunia dengan eksisnya dia di dunia keartisan. Tentu saja hingga namanya menghilang dengan rumornya sebagai guy. Sialnya dia malah melakukan tindakan bodoh dengan memaki semua orang yang menfitnahnya di depan acara LIVE dan mengumumkan bahwa ia telah merencanakan pembunuhan untuk mereka semua.
Donghae tersenyum charming, ditatapnya sosok namja kecil yang terborgol sempurna di dalam sel yang berhadapan dengan selnya. "Penjaga anak itu tak akan mendengar apa yang kita katakan, mereka sudah mengaktifkan earphone mereka untuk mendengarkan apapun yang sedang di gumamkan oleh anak itu"
Lee Dong Hae
Age : 19
Si Prince Charming yang rela mencuri permata impian seharga $500 Milyar untuk kekasihnya dan tertangkap setelah dua bulan kemudian. Salahkan dia yang begitu setia. Tapi kemampuannya yang mampu mencuri permata itu dan bertahan selama dua bulan membuat semua yang berada di ruangan ini percaya bahwa mencuri memang bakatnya.
"Jinjja? Anak itu sungguh menguntungkan kita meski namanya pun kita tak tahu" kekeh Heechul membuat kangin yang tidur di lantai harus terbangun karena di injak dengan sengaja oleh namja bersosok yeoja yang satu sel dengannya.
Kim Hee Chull
Age : 25
Model papan atas yang mendapat menjadi guru fashion di universitas fashion terkemuka dunia. Hoby menghabiskan uang dengan berkeliling dunia dan bercrossdressing ria demi menarik perhatian namja kemudian mengkerut uangnya. Sangat jelas kenapa ia berada di penjara, tentu saja karena penipuannya itu.
"Diamlah Kim Hee Chul! Kau tak lihat aku sedang tidur?" kangin berdecak sebal sambil memiting leher heechul di lengannya. Ia tertawa nista saat melihat heechul terkulai lemas tak berdaya di lantai.
Kim Young Won (Kangin)
Age : 24
Pegulat jalanan yang tinggal di desa. Ia menghidupi orang tuanya dan adik-adiknya dengan uang yang ia dapat tersebut. Ia tertangkap dan tanpa sengaja membunuh orang-orang yang berada dalam penjara umum dengan tangan kosong hingga ia di pindahkan menjadi tahanan khusus.
"Bisakah kalian berhenti bertengkar? Yesung jadi terbangun karena ulah kalian" Leeteuk mengelus rambut hitam Yesung. Berusaha menenangkan namja yang bergeliat pelan di dalam pelukannya.
Park Jung Soo (Lee Teuk)
Age : 25
Sosok pemimpin cemerlang yang memenangkan pemilu beberapa tahun silam. Kenapa ia di tangkap? Pemalsuan identitas dan umur yang ia gunakan. Itu hanya kejahatan kecil yang di hukum dengan kurang dari lima tahun penjara. Namun ia menggunakan identitas palsunya dan memangku jabatan presiden lebih dari tiga bulan.
Yesung mengerjab-ngerjabkan matanya lucu. Bukankah dia terlihat kekanak-kanakan dengan usia yang bisa di bilang dewasa? "Sungie mau minum"
Jong Kim Won (Yesung)
Age : 24
Seorang yang mengidap autisme namun jenius dalam hal music. Orang yang di anggap sebagai seorang yang wajib bertanggung jawab karena membunuh hampir dari 5000 orang dengan karya ciptaannya saat konser perdananya.
"Hei… hyung, aku punya sebuah saran" kyuhyun buka suara. Seluruh penjuru penjara hening seketika, jarang sekali anak SMP itu mengeluarkan suara selain berkata 'berisik' atau 'tak berguna'
"Kau berbicara denganku Kyunnie?" Sungmin yang merasa terpanggil karena tak ada seorang pun yang di panggil kyuhyun dengan sebutan 'hyung' selain dirinya.
"Yaa... dan aku berbicara dengan kalian semua"
Cho Kyuhyun
Age : 13
Si jenius IT yang di buru dunia karena membocorkan rahasia dunia. Merampok bank dunia dan menyusup ke jaringan utama CIA. Ditangkap oleh salah satu hacker Amerika dan dia dengan gamblangnya mengatakan bahwa ia sedang bermain game, hingga dia tak terlalu di salahkan.
"Maksudmu kyunnie? Kau ingin menggunakan choi Siwon?" duga Hangeng, ah… salah! Dia memang tahu segalanya karena bisikan dari seseorang yang ia tak tahu dari mana asalnya.
Kyuhyun tersenyum samar, meski tak ada satu orang pun yang tahu apa yang ia lakukan dalam selnya. "Nee… hyung, aku ingin melihat matahari"
Tan Hangeng
Age : 25
Indigo ungu yang mampu berkomunikasi dengan Tuhan. Namun sialnya dia sama sekali tak mampu mempercayai keberadaan Tuhan. Dia hanya merasa ada seseorang yang tak jelas siapapun itu sering berbisik di telinganya dan mengganggu hidupnya. Ditangkap karena meramal seorang raja dan mengatakan akan terjadi revolusi. Dan hal itu menjadi kenyataan setelah ia di tangkap tepat di tanggal yang ia beritahu.
"Aku juga ingin melihat matahari" suara baritone indah terdengar. Menusuk ditelinga seluruh manusia yang berada di sana. Dia tak pernah berbicara, dia bahkan tak tahu apa gunanya dia berbicara.
Sungmin tersenyum, "Aku rindu pada dunia luar dan udara segar juga"
Lee Sungmin
Age : 21
Penulis terkenal yang menggunakan cara gila untuk mendapatkan inspirasi. Dia menulis segalanya yang sangat sesuai kenyataan hingga di kira sebagai mata-mata dunia. Ia mencintai tulisannya hingga terjadi plagiatan dan dia menulis hal itu dan mengakibatkan dunia gempar dengan tulisannya yang sangat sesuai dengan kenyataan dan menyebabkan sebuah Negara terpelosok musnah. Alasannya jelas, dunia takut tulisan selanjutnya menjadi kenyataan dan dialah penyebab hal tersebut.
"Aku juga ingin hyung. Aku ingin keluar dari tempat ini" sahut ryeowook.
"Jadi apa rencananya kyu?" Heechul tampak tertarik dengan manusia yang selnya berhadapan dengan selnya itu.
Kyuhyun menyeringgai penuh kemenangan. Dimatikannya PSPnya. Dia berjalan mendekati selnya yang di penuhi aliran listrik. "Berikan aku obeng dan ku janjikan aku akan membukakan pintu sel kita semua"
"Tapi itu tetap tak akan ada gunanya, kalian ingat system pengamanan di luar?" suara Shindong tepat membuat mereka pesimis sempurna. "Meskipun anak itu memberikan kita obeng. Itu takkan berguna" ia sedang memaksudkan siwon dalam kalimatnya.
"Bagaimana menurutmu ge?" donghae bisa berkesimpulan mereka harus bertanya pada seseorang yang tak pernah memikirkan segala hal dari asas logika. Hangeng adalah jawabannya.
"Anak yang di depan selmu, bisa membantu kita" jawab hangeng singkat. Dia tak bisa memungkiri bahwa dia juga ingin keluar dari tempat itu. Dia sudah mengetahui bagaiamana kematiannya di dalam sel penjara bersama seorang yang licik bernama Shindong. "Tapi aku tidak yakin, dia tak membunuh kita setelahnya" sambung leeteuk yang tahu sekali bagaimana sosok anak SMP dengan pengawalan terketat yang memasuki penjara tak lama setelah dia.
"Apa kau mendapatkan penglihatan tentang dia?" heechul memanggil hangeng lagi.
Hangeng memejamkan matanya. Air mata dan senyuman berganti spontan dengan tarikan nafasnya. "Dia punya dua kemungkinan, dia sungguh akan mengakhiri kita atau menolong kita. Tapi jika dia tak ikut keluar, kita akan mati"
"Kalau begitu biarkan dia ikut" Kangin angkat bicara.
"Tidak! Dia tak boleh ikut"
"Biarkan dia ikut leeteuk! Dia jalan keluar kita dari kematian yang cepat" Sungmin menarik nafasnya. Memberikan jawaban di tengah ketakutannya. Dia hanya sedang memilih, mati dengan memandikan sinar mentari atau mati di tempat pengap yang amat terisolir ini.
Leeteuk diam, dia tak ingin banyak bicara lagi. Dia sudah jelas kalah suara. "Eunhyuk, Donghae. Perhatikan langkah mereka membuka selnya kemudian ceritakan padaku" sepertinya kyuhyun masih lupa soal adat dan etika yang benar dalam pengucapan 'hyung'.
"Baiklah iblis" eunhyuk berdecak kesal dia memang tidak terlalu suka dengan si anak yang hanya tahu bermain PSP dan tak punya teman satu sel itu.
%ika. Zordick%
"Berikan aku air" eunhyuk dan Donghae langsung terjaga saat mendengar suara serak dan berat yang sangat mereka kenal di depan sel mereka. Penjaga sel yang di khususkan untuk anak itu langsung bergerak. Mematikan jaringan pintu jeruji besi di sel hadapan mereka.
Penjaga sel salah satunya menekan tombol, di sebelah sel yang sedang di tuju. Sampai saat ini sama hingga mereka menunjukkan retina mereka di alat sensor dan sidik jari. Aliran listrik mati di jeruji baja itu. Mereka mengambil sensor alat yang lebih rumit dan meletakkannya di depan pintu. Dan terbuka. Mereka masuk, mengambilkan air mineral dan meminumkannya kemulut si anak SMP tanpa menyentuh apapun dari anak itu.
Mereka kemudian kembali ketempat mereka setelah mengembalikan pengamanan seperti semula. Ya… perlukah mereka setakut itu. Tentu saja mereka perlu takut pada anak yang memang sudah di lahirkan untuk menjadi penjahat di dunia ini.
"Namaku Kim Kibum" dia kembali bersenandung menyebutkan namanya. Meski ia tak bisa melihat, mendengar atau merasakan apapun di dalam sel yang menyebabkan dia seolah menjadi cacat. Tapi satu hal, dia mempunyai harga diri agar orang tak melupakan namanya.
Kim Kibum
Age : 13
Seorang Psycopath yang tidak di beritahukan namanya secara umum. Meski ia sudah membunuh lebih dari seorang jack the ripper lakukan. Dimulai dari membunuh ke dua orang tuanya hingga seluruh keluarganya. Tertangkap dengan penuh kebohongan dan kenyataan yang tak memberatkannya. Karena seorang psikiater yang di ketahui sebagai kekasihnya yang menyerahkannya.
Donghae menepuk tangannya, memberikan isyarat agar kyuhyun dan yang lain mendengarnya. "Begitu? Baiklah…. Kita harus berharap choi siwon sungguh datang kembali"
"Dia akan datang" bisik hangeng kemudian memainkan kartu tarotnya. "Dia adalah kunci keselamatan kita. Si alim yang sangat percaya pada Tuhan!"
"Kuharap ini agar berhasil. Berikan aku rencananya!" leeteuk mengulum kekecewaan tapi ia tak mampu melihat Yesung yang sepertinya kesenangan mendengar kata matahari. Ia harus ikut karena ia merasa ia di butuhkan untuk menyelamatkan manusia yang sungguh tak berdosa itu.
"Aku mencintaimu teuki-ah! Kalau ada kau semua pasti beres" teriak Kangin girang.
"Aku tahu…."
TBC
Chp 2 : Lost from island
"Kita bagi dua, siapa yang akan naik helicopter, siapa jalan kaki?"
"Yack! Bukankah aku pimpinan di sini, bisakah kalian percayakan padaku"
"Aku ikut! Biarkan aku menjadi salah satu dari kalian!"
Attention:
Kepada para reader yang setia, yang baik dan ramah. Kka bakal memutuskan ka bakal pindah dari FFN dikarenakan, ka rasa semua author juga tahu, apa masalahnya. Pertanyaannya sekarang kemana saya harus pindah? Hah… bagi yang tahu tempatnya tolong beritahu saya ya! –sekian-
Tolong diberi review terakhir di sini! Hmf… untuk yang selanjutnya mungkin sementara ada di fb…. Atau lebih tepatnya di page, kyuniie KPOP-shop (ini page shop Cuma ada FF saya di dalamnya. Tanya aja sama yang punya page, kalau ada kesulitan. Bwahahahahahaha…)
Kalau minta tag hubungi saya di fb saya oke… jangan lupa inbox, karena itu fb yang terbengkalai.