Royal Life –episode 17- [Haunted House Make A Secret]
Title : Royal Life
Chapter : 16/?
Author : Shiro-Rukichii ( ) or Shiro Usagi (facebook) or Shiro_usachii (LJ)
Genre : fantasy, romance, sci-fi, friendship, angst
Warnings : language, abal dan gaje, typo everywheeerrreee
Rating : T
Pairing/characters : Jowy(OC)/Suci(OC), Nan(OC)/Fiqri(OC), Devi(OC)/Dulas(OC), Younita(OC)/David(OC), Maya(LM.C),Aiji(LM.C),GACKT (solo), Yee Sung (Super Junior), Rukan (OC), Valand (OC), Jweirk (OC)
Disclaimer : aku Cuma punya cerita ama konsepnya sama OC ._.v
Synopsis : demi orang yang mereka cintai neraka bukan apa-apa, kejahatan bagaikan perbuatan baik, kebohongan menjadi kejujuran, apapun akan mereka lakukan, asalkan senyum orang yang mereka cintai dapat mereka lihat hingga mereka mati...
Comment : enjoy
"AHHHH!" teriak Maya dan tubuhnya di selimuti cahaya hingga menyilaukan mata perempuan itu, hingga saat cahaya itu memudar betapa terkejutnya perempuan itu melihat sayap yang ada di punggung Maya serta sebuah bola cahaya yang ada didadanya, matanya berubah menjadi merah. full bola mata merah dengan pupil hitam yang sebelumnya hanya bagian sekitar pupil nya saja yang merah, pandangannya seperti pandangan hewan buas yang haus darah, kuku-kukunya juga semakin panjang.
"Die already!" seru Maya yang melesat kearah perempuan itu. Tapi ia berhasil menghindar.
"heh… boneka jelek seperti itu memangnya apa artinya untuk mu?" Tanya perempuan itu dengan muka mengejek.
"beraninya kau…" kata Maya dengan nafas terengah-engah karena menahan amarah.
"beraninya kau merusak pemberian kakakku!" teriak Maya sambil menebaskan gelombang ultrasonic dari twin sabernya, lalu perempuan itu memantulkannya dengan magicknya dan Maya terkena telak hingga terpental.
-flashback, Maya's prov-
Orang tuaku… telah di bunuh oleh pasukan 10 saint evil milik pemerintah karena garis keturunan kami yang merupakan iblis murni yang dianggap mengancam keberadaan para iblis di neraka ini. Setelah orang tuaku di bunuh seorang dari saint evil mengangkat ku menjadi adiknya, namanya adalah Aiji. Di kenal sebagai white dragon karena sayapnya seperti naga dan berwarna putih. Awalnya semua orang menentang dengan keputusannya, tapi Lucifer si saint evil peringkat 3 membantunya memastikan kepada orang-orang brengsek itu dengan menanamkan protomateria ke dalam tubuhku agar sifat physico ku tidak keluar dengan berlebihan. Sejak saat itu namaku berubah, dari Yamazaki Masahito menjadi Maya. Awalnya aku sangat dendam dan takut padanya , tapi ia selalu mengajakku bicara dan bermain serta mengajarkan ku bertarung, dan juga ia selalu menolongku saat anak lain mengganggu dan menghinaku, mungkin ini sebagai permintaan maafnya, melihat ia yang selalu berkata maaf setelah mengantarkan ku ke dalam ruang mimpi, setiap hari itu saja yang di katakannya kepada ku saat aku sudah tidur, lama kelamaan ia memperlakukan ku benar-benar sebagai adiknya, menceritakan tentang pekerjaannya, bagaimana hal baik dan buruk yang ia alami di luar sana, dan entah kenapa aku tidak dendam lagi padanya,tidak takut padanya , aku selalu semangat jika mendengar ia becerita dan semua yang kami lakukan bersama membuatku semangat sekali. Entah sejak kapan aku menganggapnya sebagai kakak kandung ku yang sangat berharga.
"huweee… nii chan…" tangis ku saat aku telah di keroyok oleh anak-anak lain entah karena apa mereka menghajarku secara tiba-tiba.
"Maya!? Ada apa!? Kenapa kau penuh luka begini!?" Tanya onii chan yang langsung menghampiriku dan memeriksa seluruh lukaku.
"mereka memukul ku tanpa sebab… tiba-tiba mereka melempari ku batu dan berkata 'anak pembawa sial! Setan mengerikan! Hilang dari sini! Mengganggu ketenangan orang saja!' begitu kata mereka…" jelasku sambil terisak-isak sedikit, lalu tiba-tiba kekuatan onii chan berubah drastis, ia merapatkan giginya dengan kuat dan saat aku melihat mukanya, ekspresinya sangat menyeramkan, belum pernah aku melihat onii chan semarah ini, lalu amarah nya mereda setelah ia menarik nafas panjang.
"jika mereka mengatakan hal itu lagi. Hajar saja, dan katakana apakah yang mereka bilang itu benar? Ada buktinya? Begitu…" kata Nii chan padaku.
"memang boleh begitu?" tanyaku sambil mengelap air mataku, dan nii chan hanya mengangguk saja. "adikku kan tidak mungkin membawa sial, justru kau membawa keberuntungan buatku, kau begini imut masa' di bilang mengerikan… mereka benar-benar bodoh kan?" sambung nii chan dan aku hanya tersenyum sambil mengangguk kuat saja.
"nah, aku juga punya hadiah untuk mu…" kata nii chan yang merogoh tas belanja yang dari tadi di pegangnya.
"eh? Nani? Nani? Lihat! Lihat!" seru ku yang makin semangat lagi, apalagi ini adalah hadiah pertama dari nii chan. Lalu saat nii chan mengeluarkan hadiahnya aku langsung berhenti di tempat.
"nii chan…" panggil ku dengan muka yang lemas. "nani?" Tanya Nii chan dengan muka senang.
"aku laki-laki…"
"sou?"
"kenapa memberi ku hadiah yang begini kalau tahu aku laki-laki!" omelku sambil menunjuk kea rah boneka kelinci hitam yang ukurannya tidak besar, tapi tidak terlalu kecil juga.
"mau perempuan atau laki-laki, kalau masih anak-anak pasti suka boneka, aku saja waktu kecil mau main boneka, ku ajak bicara lagi!" seru nii chan dengan bangga.
"neat freak" gumam ku saat mendengar ia berkata begitu.
"apa!? Kau mengatai kakak mu hah!? Beraninya kau!" kata nii chan yang mengangkat tubuh ku lalu menggelitiki ku.
"AHAHAHAHAHAH! AMPUN! TIDAK AKAN LAGI!" teriak ku yang kegelian sambil minta ampun.
"terima dulu hadiah dari ku baru ku lepas!" seru nya dan aku hanya mengangguk-angguk saja, tidak bisa ngomong lagi, terlalu geli! Hingga air mataku keluar! Lalu akhirnya nii chan melepaskan ku dan menurunkan ku, lalu ia memberikan boneka usagi itu pada ku. Kalau dilihat-lihat nih boneka lucu juga.
"arigatou onii chan" kata ku sambil melihati boneka itu dan nii chan hanya mengangguk saja. "aku akan menjaga boneka ini baik-baik!" seru ku dan senyum nii chan semakin mengembang.
"janji ya?" katanya sambil mengeluarkan jari kelingkingnya. "promise!" kata ku sambil mentautkan jari kelingkingku juga.
-end of the flashback, normal prov's-
"hm… ternyata boneka pemberian kakak tercinta ya… kawaii" kata perempuan itu.
"dari mana kau tahu?" Tanya Maya
"oh? Aku belum memperkenalkan diri ya? The name's chesie… aku bisa mengintip ke dalam memori mu dan bisa meng-analyse semua gerakkan dan teknik mu" jelas chesie
"cih… seperti nama anjing peliharaan saja. Masih mending lucu, ini lucuan moco anjing peliharaan ku dari pada kau" kata Maya dengan muka mocking yang juga seperti muka kecewa.
"kauuu… beraninya…" geram Chesie , lalu ia mengeluarkan radarnya dan Maya langsung menyerangnya, tetapi sama sekali tidak kena, padahal jelas-jelas serangan dari Maya mengenai Chesie.
"your attack… won't reach me!" kata Chesie dengan gaya sok imut, dan muka Maya langsung terlihat makin lemas.
"kau tante jelek jangan sok imut deh.." kata Maya dan perempatan mulai banyak muncul di kepalanya.
-in that time, Jowy and the others-
"ngomong-ngomong jika Gackt berubah secara tiba-tiba tanpa ada izin dari pemegang kontrak bukankah akan menguras banyak tenaga pemegang kontrak?" Tanya Fiqri pada Jowy dan Jowy hanya mengangguk saja.
"benar, tapi mau bagaimana lagi… tidak bisa melakukan apa-apa" kata Jowy
"ah, benar… nona Devi. Ini titipan dari Gackt" kata Valand yang menyerahkan Ruby Prism pada Devi.
"apa? Ta-tapi ini…" kata Devi yang kaget melihat Ruby Prism yang seharusnya masih dalam tahap penelitian.
"saya juga tidak mengerti tapi Gackt bilang… semenjak 2 hari yang lalu nona Suci mereasa ada yang aneh, jadi ia membawa Ruby Prism ke mana-mana bersama Gackt, katanya hanya alchemist hebat yang bisa membuka semua hal ini, kekuatan Ruby Prism dan juga kekuatan alchemist itu sendiri… jadi sampai nona Devi tidak menghadapi keadaan kritis yang merupakan keadaan di mana kekuatan manusia melampaui batas kekuatan itu tidak akan terbuka" jelas Valand.
"jadi dia mengumpan kan dirinya!?" Tanya Jowy dengan muka yang sangat terkejut.
"tidak , ini di luar rencana, kata Gackt, 1 minggu ke depan nona akan bertarung dengan nona Devi secara serius hingga kekuatan itu terbuka. Dan Gackt bilang selagi nona akan bertarung dengan musuh yang kuat, kemungkinan besar nona Devi bisa menggunakan Ruby Prism ini" jelasa Valand lagi dan Devi hanya diam saja sambil memegang Ruby Prism itu.
"nomor tiga sudah dekat! Tuan Fiqri!" seru Rukan yang menggantikan tugas Valand memperhatikan jalan, saat mereka mendengar itu semuanya melihat kearah depan dan bisa melihat seorang lelaki berambut silver panjang yang memakai baju tradisional jepang,kimono untuk lelaki sedang berdiri dengan tenang di bawah sana.
"kau yakin bisa? Kau kan tidak membawa Jweirk" kata Nan yang mulai khawatir.
"tenang saja, apa jadinya kalau calon raja Ar Heartless tidak bisa melakukan ini? Aku tidak akan berani menunjukkan wajahku di depan rakyatku nanti…" kata Fiqri sambil tersenyum dan mempersiapkan diri untuk lompat ke bawah. Tapi tetap saja Nan masih khawatir.
"lawan mu pe magick, bawa ini untuk meningkatkan pertahanan mu" kata Devi yang melemparkan sebuaah sarung tangan hitam fingerless pada Fiqri dan ia menangkapnya lalu memakainya.
"terima kasih… sa, aku pergi dulu ya!" kata nya dan semuanya hanya mengangguk, lalu ia melompat dari atas bahammut menuju musuh di depannya, dan Nan yang masih juga khawatir hanya melihat ke bawah berharap calon suaminya baik-baik saja.
"tenang saja, begitu-begitu anak itu kuat loh…" kata Jowy yang tiba-tiba mukanya terlihat aneh.
"kalau mau mengatakan itu katakana dengan serius, muka mu tidak meyakinkan" kata Nan swt.
"ya-yah… gimana ya, soalnya dia itu sangat tidak terduga, mirip raja yang lalu…" sambung Jowy yang mukanya makin aneh lagi, seperti kecewa ataupun swt.
"namanya juga anaknya, pasti mirip lah…" kata Devi
"ngomong-ngomong soal Fiqri dia itu selalu selamat dari bahaya ya? Baik dari musuh ataupun serangan rampage dari kalian semua" kata David yang baru ingat bagaimana Fiqri selamat dari amukkan Suci ataupun Devi, sedangkan yang lain pada babak belur.
"be-benar juga… yah… aku rasa anak itu akan selamat" kata You yang juga baru ingat.
-di tempat Maya-
"AAAHHHH!" teriak Maya yang ke sakitan karena terjebak perangkap listrik yang di pasang Chesie, sudah berkali-kali ia terkena jebakan itu.
"ahahahahha! Kau tak akan bisa menghindari jebakan yang ada di ruangan ku ini!" seru Chesie dengan sombongnya, sedangkan Maya hanya berdiri dengan agak terhuyung, sambil mengelap darah yang ada di sekitar mulutnya.
"kalau begitu…." Gumam Maya yang mengeluarkan gitarnya.
"let's move to Haley's house" sambungnya dan ia mengeluarkan kekuatan magicknya. Dan secara tiba-tiba ruangan yang seperti radar itu berubah menjadi seperti sebuah ruangan yang besar dengan karpet merah besar terbentang di tengah-tengah ruangan sampai ke tangga dan juga beberapa patung berbentuk kelinci dan sebagainya ada di sana, serta lampu gantung yang besar ada di tengah asbes ruangan.
"apa!?" Chesie yang kaget melihat ruangannya yang berubah hanya bisa diam saja. Entah bagaimana kekuatan magicknya tidak bisa keluar. Lalu beberapa alat music seperti samisen,keyboard beserta perlengkapan set DJ dan drum ada di sana.
"welcome to Haley's house" kata Maya dengan tenang dan muncul dua anak kecil, satu perempuan berambut pirang panjang dengan baju dress pink, dan seorang lagi lelaki berambut pirang agak panjang untuk ukuran laki-laki dengan baju kaos biru dan celana biru tua pendek berdiri di depan Maya, setelah itu samisen nya bermain sendiri di iringi dengan permainan gitar Maya.
"Boku no na wa HORII tonari ni wa HARII itsudemo futari itazura bakari
Toaru hi no yuugure te wo hikare yatte kita ano ko ni hitomebore
Aoi hitomi ni milk no hada nagareru kuriiro ni makka na RIBON
Sono egao wa majutsu datta bokura no mune wo shimetsuketa"
Pada saat Maya bernyanyi kedua anak itu menyerang Chesie dengan random dari segala arah di tambah lagi gelombang ultra sonic dari gitar Maya menyayat Chesie.
"aaaaggghhh!" teriak Chesie kesakitan.
"Papa ni naisho de bed nukedashi mama no dress de odokete miseru Dakeredomo HARII Bokura no sukeru karada ja ano ko wo dakishimerarenai Boku no na wa HORII tonari ni wa HARII soshite mou hitori She is like a Lily Dakeredomo HARII Bokura no sameta ryoute wa ano ko no namida meguenai
Sonna ano ko ga waraeba nanairo furubita yashiki wo azayaka ni someru
Takusan no mono takusan no hito soredemo ano ko dokoka sabishisou
Itsumo mujaki wo yosoou sugao hitori bocchi
Hoshi ga konna ni kirei na yoru dakara mou sukoshi soba ni itai
Gozen sanji itsumo no heya ni shougou konya mo jikan wo wasure asobou
Demo asa ga nigate na bokura futari itsu made mo issho ni wa irarenai
Soshite kekkyoku ano ko wa kyou mo hitori bocchi
Dakara bokura no himitsu uchiakeyou yoru ga akeru sono mae ni"
Semakin Maya bernyanyi serangan nya semakin kuat dan sadist, sedangkan anak-anak itu hanya tertawa-tawa sambil menyerang Chesie, Chesie yang di serang hanya bisa merintih kesakitan tanpa bisa melakukan apa-apa karena kekuatannya tersegel.
"Kisetsu megureba ano ko mo itsuka otona ni nari bokura ga mienakunaru Dakeredomo HARII Bokura ano sukeru karada ja ano ko wo dakishimerarenai Himitsu wa himitsu no mama de" dan berakhirlah lagu Maya, dengan berakhirnya lagu itu ruangan beserta yang lainnya menghilang kecuali Maya dan Chesie. Dan saat semuanya menghilang Chesie tumbang dan area di sekitarnya menjadi seperti semula.
Soshite subete wo wasurete shimau darou mado no soto tsuki ga nijimu
Hoshi ga konna ni kirei na yoru dakara itsumade mo soba ni itai
"ini untuk boneka yang kau rusakkan" kata Maya yang memegang salah satu twin sabernya di dekat Chesie dan saat mata Maya yang full merah, melihat mata Maya Chesie merasa kegelapan dan kegilaan yang sangat dalam. Dan saat Maya mengangkat saber nya mata Chesie semakin terbelalak.
-di tempata Gackt-
Gackt yang sedang terbang melawan seorang lelaki tua yang menenteng peti mati hitam di punggungnya, ia bersenjatakan twin gun yang lumayan besar, sudah dari tadi Gackt menyerangnya tapi tidak ada luka yang berarti. 'apa-apaan paman ini!?' batin Gackt yang tidak percaya akan pertahanan orang itu.
"anak muda…" panggil orangtua itu pada Gackt.
"hah?" sahut Gackt dengan kasar dan ia mendarat agak jauh dari orang itu.
"kau iblis bukan?" Tanya Orang tua itu.
"then you too…" kata Gackt dan orang tua itu hanya tersenyum saja.
"sungguh beruntung kau berada di pihak manusia…" kata orang itu dengan pelan.
"hmph… tidak seperti kau saja menyesali sesuatu… sensei" kata Gackt yang mengisi peluru death penalty nya.
"yah… bukan menyesal… Cuma agak iri saja" kata orang tua itu sambil mengeluarkan twin hand gun nya.
"tapi bagaimana pun kita harus menjalani peraturan kan? Sensei" kata Gackt yang terbang ke atas lagi lalu orang yang di panggilnya sensei itu hanya tersenyum saja
"sudah lama kita tidak bertemu ternyata kita malah ada di pihak yang sangat berlawanan… yah.. kau benar, bagaimanapun juga kita iblis paling terkutuk dari dasar neraka yang mengikat kontrak dengan makhluk kui land harus mematuhi perintah tuannya atau kita yang akan mati" jelas si sensei yang mulai menembaki Gackt , tapi Gackt bisa menghindarinya dengan mudah.
"benar… ngomong-ngomong… sudah lama juga kita tak bertarung seperti ini" kata Gackt yang kembali menembaki sensei nya juga.
"kau benar lagi… bagaimana dengan tuan mu?" Tanya sensei nya.
"di culik sama tuan mu, kami lagi menyelamatkannya makanya aku di sini" jawab Gackt ynag menghindari serangan demi serangan dari senseinya.
"begitu… kau senang bersama tuan mu?" Tanya senseinya lagi.
"sangat… aku dapat banyak teman baru dan tahu arti dari ikatan… huh… manusia sungguh hebat, mereka bisa membuat iblis terkutuk seperti kita mengerti apa itu ikatan… tapi mereka juga bisa lebih mengerikan dari kita…" jawab Gackt yang memegangi kalung nya. Lalu ia mengeluarkan sniflenya dan memasang materia fire dan mengarahkannya pada senseinya.
"aku tambah iri dengan mu…" kata senseinya dan ia menangkis serangan material Gackt dengan sangat mudah.
"tapi.. enough with chitchat.." kata senseinya dengan tenang, ia meletakkan peti matinya di sebelahnya. 'gawat… aku harus segera memulainya' pikit Gackt yang menyimpan semua senjatanya dan membuat beberapa kunci jurus dari tangannya.
"oh? Mau melawanku dengan magick?" kata senseinya, lalu peti mati itu terbuka dan beberapa senjata seperti mesin dan tembak ada di sana, dan dalam hitungan detik semua senjata itu sudah mencharge diri.
"maaf sensei , aku ingin sekali bertarung dengan mu, tapi bukan sebagai musuh seperti iini" kata Gackt dan lingkaran mantra magic muncul di bawah kakin ya.
"maaf juga.. tuan ku memerintahkan ku untuk menghalangi semua intruders" kata senseinya lagi dan sepertinya senjatanya akan segera meluncurkan serangan. Tapi tiba-tiba spell magic yang sedang Gackt jalankan muncul di bawah kakinya dan mengurung dirinya, tiba-tiba sensei nya Gackt merasakan tanda salib di lehernya terasa panas.
"ini!?" kata senseinya yang sangat terkejut, Ia memegangi lehernya karena terasa sangat panas, dan sepertinya ia tahu jurus apa yang sedang Gackt jalankan.
"heh… kau pikir aku hanya bermain-main di sini… kau ingat kan mereka mengajarkan aku ikatan.. dengan kata lain aku juga mendapat beberapa guru yang baik hati mengajarkan jurus ini" kata Gackt dengan senyum sinis nya.
"broken seal… magic yang membatalkan kontrak iblis dengan pemegang kontrak… hanya 10 saint evil yang bisa melakukan ini…" kata senseinya.
"tidak percuma aku berteman dengan saint evil nomor 3 dan nomor 5, mereka mau mengajar kan aku jurus ini dengan Cuma-Cuma" kata Gackt dan tanda salib di leher senseinya semakin panas. 'Lucifer si pembawa cahaya dan Aiji si Red Dragon… begitu… ternyata dia bisa mengambil 2 saint evil yang paling terkenal dengan kekejamannya itu' pikir senseinya
"huh… kau memang murid kurang ajar… aku tunggu kau di rumah, saat itu kita akan bertarung dengan sangat serius… inigat itu.." kata senseinya yang sudah pasrah dengan apapun yang terjadi padanya.
"heh… tentu saja…" kata Gackt dan tanda salib yang di leher senseinya menghilang dan sebuah pintu yang terkesan mewah dan besar muncul dari belakang senseinya Gackt, perlahan-lahan pintu itu terbuka dan menyedot senseinya ke dalam pintu itu.
"jaa ne… Grave sensei… iya… jii san.. (ayah)" kata Gackt yang melambaikan tangannya pada Grave dan ia hanya tersenyum saja dan melanbaikan tangannya juga. Lalu pintu itu tertutup dan menghilang seraya Grave masuk ke dalamnya.
"sukur si Aiji ngajari aku itu, kalo nggak dah mati di tempat aku" kata Gackt yang garuk-garuk kepala sambil jongkok. "mana bisa aku mengalahkan monster itu, Aiji dan Lucifer saja lumayan makan waktu untuk melawan orang itu" gumamnya lagi.
"oooooiiii! Gackt!" teriak Dulas dari belakang sana.
"oh? Tuan Dulas? Bagai mana dengan Reki?" Tanya Gackt pada Dulas yang turun dengan perlahan.
"aman… sudah ku kirimkan ke Gaea, bagai mana dengan pertarungan mu?" Tanya Dulas balik.
"beres… untungnya aku tidak terluka banyak" kata Gackt.
"ah! Gackt! Kok kau baik-baik saja!?" Tanya Maya yang sedang menaiki air board nya.
"jadi maksudmu kau ingin aku babak belur seperti mu gitu?" Tanya Gackt dengan perempatan di kepalanya.
"ahaha.. bukan begitu… ternyata kau hebat juga ya.. tidak banyak luka yang berarti" kata Maya yang turun dari air boardnya.
"yah.. tapi aku menghabiskan setengah dari kekuatanku… butuh waktu lama untuk recover" kata Gackt. Dulas hanya melihati Maya dari belakang saja.
-flash back-
"tuan! Ada yang sudah selesai bertarung!" seru Luca yang sedang berlari dengan Maya. Mereka baru saja mengalahkan Reki dan menyusul Jowy dan yang lainnya.
"benar! Ayo samperin!" seru Dulas, lalu mereka mendekati orang itu, saat mereka semakin dekat alangkah kagetnya mereka melihat kolam darah di dekat mereka. Lalu tiba-tiba Luca berdiri di depan Dulas sambil menangkis serangan dari seseorang, ia bermata merah dengan pupil hitam , memakai topi santai dan berambut pirang jabrik dengan tanduk dan sayap hitam yang besar, taring yang kelihatan kuku yang sangat panjang serta ekor yang seperti anak panah, ia memakai baju kodok hitam lengan sebahu beberapa pin dan wrist band dengan boot tebal, di sekitar muka dan beberapa bagian tubuhnya terdapat beberapa bercak darah . Pandangannya sangat menakutkan seperti hewan buas yang lapar dan haus akan darah. Membuat keringat dingin Dulas bercucuran.
"apa sih! Ternyata Luca dan tuan Dulas! Jangan mengagetkan aku dong!" seru Maya yang melepaskan sabernya dari 2 handed sword Luca.
"kau yang mengagetkan tau!" seru Dulas yang baru sadar ternyata orang itu adalah Maya.
"bagaimana dengan musuh mu?" Tanya Luca yang kembali menyimpan pedangnya.
"oh.. sudah ku basmi" kata Maya dengan santai. Lalu Dulas melihat ke belakang Maya, alangkah kagetnya dia melihat potongan-potongan tubuh manusia di sana, di tambah beberapa organ yang keluar dan kolam-kolam darah yang sangat banyak, seketika muka Dulas pucat melihatnya
"sebaiknya anda jangan melihat itu" kata Luca yang menghalangi pandangan Dulas dengan tubuhnya.
"ka-kau benar…" kata Dulas yang memegangi kepalanya.
"seems like I did it overboard" kata Maaya yang mengambil boneka kelinci hitam yang sudah rusak di sana.
"kau benar… dari pada soal itu.. bentuk mu itu" kata Luca, dan Maya hanya tersenyum saja.
"ini bentuk asli ku, tapi kekuatan asliku masih tertahan oleh protomateria" jelas Maya.
"siapa kau sebenarnya?" Tanya Luca
"aku? Aku Maya.. mau siapa lagi?" Tanya Maya balik
"oh iya.. tuan Dulas, Luca… tolong jangan katakana tentang perubahan ku ini pada onii chan dan yang lainnya ya" kata Maya yang mengeluarkan air boardnya, bentuknya sudah kembali sepertti sebelumnya, sayapnya menghilang kukunya kembali seperti semula dan matanya juga, kembali normal. Luca dan Dulas hanya diam saja.
"baiklah… kami mengerti" kata Dulas yang kembali lompat ke atas dan terbang bersama Maya dengan Air Treck nya.
-end of the flashback-
"masih kepikiran?" Tanya Luca dari belakang Dulas, dan ia hanya mengangguk saja.
"sebaiknya kita mengikuti permintaan nya saja" sambung Luca.
"ya, … kau benar" kata Dulas.
"ayo kita susul yang lainnya!" kata Gackt dan mereka semua mengangguk dan Dulas kembali terbang dengan airtracknya dan terbang dengan sayap masing-masing.
-di tempat Fiqri-
"hei kau! Jangan lari-lari! Nanti muka mu kena!" seru si pe magick berambut silver panjang itu kepada Fiqri yang menghindari setiap serangannya.
"cih… dia ini benar-benar kuat… tapi kenapa dia tidak mau menyerangku begitu saja ya? Padahal kalau sekali serang dengan magic nya aku bisa saja mati kalau kena" gumam Fiqri
"ohohoh… kalau aku melukai wajah mu aku bisa merasa bersalah… kan saying muka tampan mu yang sangat lembut itu terluka" kata si penyihir itu.
"ya ampun.. ternyata kau itu di luar jalur ya" kata Fiqri swt
"tentu saja! Aku benci perempuan! Mereka makhluk sombong yang memanfaatkan segalanya!" kata penyihir itu lagi. Lalu tiba-tiba Fiqri terpikir kan oleh sesuatu yang sangat hebat menurutnya.
"ano… siapa namamu?" Tanya Fiqri tiba-tiba. Lalu si penyihir terlihat sangat kaget, selama beberapa detik mukanya begitu terus. Hingga tiba-tiba menjadi ekspresi sangat senang,.
"nama ku Rurisen, penyihir paling kuat di bagian iblis… apakah kau mulai tertarik denganku hei pangeran tampan?" kata Rurisen yang menutupi sebagian mukanya dengan lengan baju nya yang kepanjangan.
"aku kagum dengan kekuatan mu, kenapa kau tidak berpihak ke manusia saja?" Tanya Fiqri lagi pada Rurisen.
"aku ingin,apalagi bisa bertemu pangeran tampan seperti mu setiap hari.. tapi aku tidak bisa mengkhianati yang mulia Dark… ah.. melihatnya tersenyum saja membuat tubuh ku lemas. Apa lagi melihat ke dua pengawal nya Aqua dan Aero… aku sangat bahagia…" kata Rurisen dengan muka mesumnya, lalu tiba-tiba Fiqri merasa ngeri sendiri.
'terpaksa deh… dari pada aku sia-siakan kekuatannya ini' pikir Fiqri lalu ia merogoh kantongnya dan mengeluarkan beberapa foto.
"ji-jika kau mau ikut aku membantu menyelamatkan teman ku, dan menjadi pengawal pribai ku, kau bisa bertemu dengan mereka…" kata Fiqri yang menunjukkan foto Gackt yang memakai baju you can see hitam dengan muka seksi yang sering di lancarkannya saat menggoda para maid di rumah Suci. Melihat foto itu mata Rurisen langsung menjadi love-love.
"ck.. bukan hanya itu saja…" kata Fiqri lalu ia menunjukkan foto David yang muka dan kepalanya basah, dengan ekspresi calm yang terlihat sangat menggoda. Melihat foto itu lagi, Rurisen makin mendekat kea rah Fiqri. "bagai mana dengan ini juga?" Tanya Fiqri yang menunjukkan foto Maya yang sedang menempelkan permen lollipop nya di bibrnya dengan ekspresi cool dan Aiji yang tersenyum manis di belalangnya, lalu foto Valand dengan kemeja putih yang 3 kancing atas nya di buka, Jowy yang sedang tidur, Rukan yang tersenyum sinis dari samping dan Dulas yang sedang asyik bermain biola nya dengan santai. Melihat semua foto itu Ruriisen langsung mendekati Fiqri dan menyalamnya.
"aku terima! Apa lagi menjadi pengawal pribadi mu!" kata Rurisan dengan iler dan mata bersinar sangat cerah, lalu Fiqri tersenyum sinis.
"bagaimana kalau kau melanggar janji?" Tanya Fiqri. Lalu Rurisen mengeluarkan 2 buah gelang dari tali berwarna hitam.
"jika aku melanggar janji maka seluruh kekuatan ku akan tersalur ke di rimu melalui gelang ini" kata Rurisen yang memakai gelangnya dan Fiqri menerimanya dan memakai gelang itu juga.
"baik… ayo kita susul teman-teman ku… mereka ada di depan sana" kata Fiqri.
"baik… sebaiknya pakai kain terbangku saja" kata Rurisen dengan muka senang.
"ooooiii! Fiqri!" teriak Dulas dari belakang sana, otomatis Fiqri melihat ke belakang bersama Rurisen, lalu tiba-tiba Maya melompat dan hendak menyerang Rurisen.
"tunggu!" teriak Fiqri dan Maya langsung jatuh ke tanah karena tiba-tiba berhenti.
"ittai… ada apa sih tuan? Dia ini kan musuh…" kata Maya yang memegangi kepalanya yang sakit.
"sekarang dia berada di pihak kita… ayo, perkenalkan dirimu" kata Fiqri pada Rurisen yang matanya makin terlihat bernafsu.
"namaku Rurisen! Mohon kerja sama nya!" serunya sambil menyalami Maya, lalu Maya terbengong sebentar dan tersenyum manis.
"ya!" katanya dengan polos dan hati Rurisen seperti terbang melayang melihat senyumnya Maya.
"sekarang dia jadi pengawal pribadi ku…" kata Fiqri pada Dulas yang bengong melihat tingkah Rurisen.
"yakin?" Tanya Dulas dan Fiqri hanya mengagguk saja. Lalu tiba-tiba mereka merasakan gempa bumi yang sangat hebat hingga tanah di sekitar mereka retak.
"apa itu!?" Tanya Dulas yang kaget.
"ada pertarungan sedang berlangsung di sana ada Lee! Mungkin dia! Ayo!" kata Rurisen yang langsung naik ke kain terbangnya di ikuti oleh Fiqri lalu yang lainnya mengikuti.
-to be continued-