EPILOG

.

.

.

Satu Tahun Kemudian

"Wonnie.. cepatlah!"

Seorang yeoja bergaun putih tulang itu berteriak lantang pada suaminya yang baru saja keluar dari mobil. Langkahnya begitu antusias—sementara namja dibelakangnya yang sedang mengangkat tubuh seorang bayi kecil dan menggendongnya hati-hati terlihat kelimpungan. Setelah berhenti sebentar dan mengunci kendaraan mewahnya, barulah Siwon akhirnya menyamakan langkah kaki jenjangnya dengan sang pendamping hidup—Kibum dan berjalan beriringan.

Mereka tampak begitu serasi. Sang yeoja yang terlihat begitu cantik dan mempesona terlihat seperti bintang yang bersinar diantara hiruk pikuk keramaian. Menjadi pusat perhatian tidak harus mengenakan pakaian minim atau dandanan yang mencolok, dan itu terbukti pada Kibum. meskipun dengan gaun selututnya dan lipstick yang dipoles simple ia tetap memancarkan cahayanya sendiri. Aura kebaikan hatinya.

Sementara namja disebelahnya—tak perlu ditanya lagi. sebanding dengan Kibum, tentu saja pria dalam gandengan tanganya terlihat begitu tampan dan berkharisma. Dalam balutan tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu dengan warna senada, Siwon terlihat seperti pangeran saja. Oh dan jangan lupakan tubuh atletisnya yang gagah perkasa dan membuat beberapa namja bahkan melirik iri kearahnya.

Dan tentu saja, seorang lagi yang berada dalam dekapan erat ayahnya, Choi Minho. Bayi lucu itu tampak tenang dan sesekali tersenyum memamerkan deretan giginya yang belum tumbuh semua itu. Dengan pakaian yang sama dengan Appa-nya, Minho sudah seperti Siwon junior, dengan mata bulat, rambut ikalnya yang hitam serta bibirnya yang serupa membuatnya menjadi versi gembul dan lucu dari Siwon sendiri. Namun tak lupa hidung yang mancung serta kulitnya yang bening seperti susu merupakan warisan genetika sang ibu.

Mereka tampak serasi, dan berjalan beriringan bertiga sungguh membuat orang-orang disekitarnya iri bukan main. Kibum dan Siwon saja sudah seperti pangeran dan putri saljunya, ditambah dengan Minho—maka akan jadi sebuah keluarga yang sempurna, keluarga yang begitu diidamkan banyak orang tanpa mereka tahu betapa sulitnya juga bagai keluarga Choi itu memperoleh kebahagiaan mereka hingga jadi seperti sekarang ini.

"Ppa..Ppa.. Ppa.." Gumam Minho tidak jelas sembari menyentuh-nyentuh leher ayahnya sesekali.

"Turunkan saja Minho, Wonnie.. sepertinya dia sudah tidak betah digendong-gendong lagi"

Siwon mengangguk dan membiarkan anak semata wayangnya itu turun dari gendonganya. Berjalan diantara hamparan pasir putih yang begitu bersih dan membuat Minho girang bukan main. Bayi mungil itu berjalan dan sesekali berlari diantara pasir pasir lembut itu seolah bisa merasakan euforia kebahagiaan yang sedang dirasakan orang dewasa disekitarnya.

Siwon dan Kibum kini berjalan dengan satu tangan menatah anak mereka. Berjalan dan berbaur bersama kerumunan tamu undangan lainya yang berada disana. ditemani alunan simphoni biola yang merdu serta deburan ombak pantai yang menenangkan menambah nyamanya suasana.

Ada Eunhyuk dan Donghae disana—dengan pakaian pernikahan serba putih yang senada sedang berjalan dengan langkah mantap menuju ke pelaminan. Diiringi tebaran kelopak bunga dan ucapan selamat dari pada tamu undangan keduanya berjalan naik dengan anggun keatas pelaminan. Raut bahagia dan senang tentu terpancar dari keduanya. Eunhyuk—sang gadis tomboy kini tampak berbeda dari biasanya, dengan gaun putih panjang yang menjadi pakaian pernikahanya ia terlihat sangat berbeda dan cantik, dan jangan lupakan bagian belakang gaunya yang terbuka semua itu, menambah kesan elegan bagi sang pemilik. Binar wajahnya begitu cerah—secerah namja yang tersenyum lebar disampingnya.

Setahun bukanlah waktu yang cukup panjang bagi sepasang kekasih untuk langsung berfikir kearah pernikahan, Namun tak disangka, ternyata waktu secepat ini cukup bagi keduanya untuk membangun sebuah hubungan berkomitmen yang intim dan dilandasi saling cinta satu-sama lain. Ya, akhirnya, setelah melalui perjalanan panjang yang bahkan seringkali putus ditengah jalanya, kedua anak manusia bermarga Lee itu akhirnya resmi terikat dalam sebuah ikatan pernikahan.

Mungkin tepatnya setelah Minho lahir, Eunhyuk dan Donghae mulai berpacaran. Pada akhirnya Donghae menyerah untuk mendapatkan hati Kibum dan memilih membuka hatinya untuk seseorang yang selama bertahun-tahun ini telah menunggunya dengan sabar. Meskipun jauh berbeda dengan Kibum, kepribadian Eunhyuk yang tomboy dan periang membawa warna baru di kehidupan Donghae. Ia seolah menemukan seseorang yang bisa melengkapi kekuranganya, dan itulah seorang Lee Hyukjae, yang kini menjadi pendamping seumur hidupnya.

"Bummiee!" Eunhyuk memekik ketika menyadari seseorang sudah berdiri diatas pelaminan dan bergerak kearahnya. Tak memperdulikan lagi gaun yang dikenakanya akan kusut atau rusak, dengan semangat empat lima Eunhyuk memeluk tubuh Kibum erat-erat.

"Chukkae Hyukkie, Hae" Kibum tersenyum sembari mengelus pundak Eunhyuk hangat. Siwon yang sedang menggendong Minho dibelakangnya hanya tersenyum mengiyakan ucapan tulus dari istrinya itu. "Kali ini, harus bertahan sampai akhir, ne? jangan bertengkar seperti anak-anak lagi, Hyukkie. Kau kan sudah jadi nyonya Lee yang sah sekarang"

"Selamat bro" Siwon menjabat tangan Donghae dengan hangat. Wajah pria Mokpo itu terlihat begitu berseri-seri dan bahagia sekali menyambut hari pernikahanya. Kini, mereka sudah menjadi sahabat bahkan patner dalam urusan bisnis, tentu saja sudah tidak ada kecanggungan lagi dalam hubungan keduanya yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja beberapa tahun silam.

"Terimakasih Siwon, Kibum" Balas Donghae sembari mencubit pipi gembul Minho perlahan, "Aigoo.. Minho hari ini lucu sekali ya, tapi, kau kesepian ya Minho-ya? Aigoo.. tunggu sebentar lagi ya, Hae Samchon akan memberikan Minho adik baru, arrasse—"

"Hae mesum!" Eunhyuk mencubit pinggang suami tampanya itu kesal.

"Kau yang lebih mesum chagi, apa harus aku—"

"arrasseo, arrasseo" Yeoja itu memotong perkataan Donghae sebelum namja itu mulutnya makin melebar kemana-mana. "Kau ini, lebih tampan kalau diam saja jadi tutup mulutmu!"

"Kalian ini lucu sekali.. kalau begitu, kami turun dulu ya, masih banyak yang mengantri dibelakang sana"

Keduanya pamit, turun lagi dan berhambur dengan para tamu lainya yang kini sedang berbahagia pula. Apalagi dengan suasana pantai dan sunset yang begitu romantis ini benar-benar membuat suasana semakin indah saja. Minho, kini sudah tenang dalam gendongan ayahnya yang tampan sembari memainkan boneka keropi kesayanganya sementara Kibum terlihat sedang berbincang-bincang dengan para tamu lainya.

Siwon tampaknya sudah menikmati benar peranya sebagai seorang ayah. Sejak Minho lahir, sepertinya merupakan kebahagiaan tersendiri yang membuatnya berubah dari seorang businness man menjadi seorang family man, prioritas utama dalam hidupnya, kini bukan lagi perusahaan. Melainkan Choi Kibum dan Choi Minho yang begitu Ia sayangi. Untungnya, kedua orang tuanya mengerti dan mulai melonggarkan jadwal pekerjaan Siwon yang memang notabene sangat padat sekali itu. Jadi kini ia memiliki banyaaaak sekali waktu yang bisa dihabiskan untuk mengamati tumbuh kembang Choi junior.

"Siwon Oppa!"

"Ah Ya.. Tiffany?"

Siwon hampir tidak mengenai seorang yeoja berambut pendek sebahu yang berjalan sembari tersenyum kearahnya jika bukan karena senyumanya yang khas serta bekas tindikan yang masih agak kentara dan begitu ia kenal. Sudah lama sekali ia tidak pernah melihat Tiffany lagi, tepatnya, gadis itulah yang memutuskan untuk resign dari perusahaan. Seolah menghilangkan jejak—ia hilang begitu saja. Tidak ada kabar, tidak ada pemberitahuan. Hanya selembar kertas pengunduran diri yang tiba-tiba muncul diatas meja yang membuat Siwon tahu yeoja itu sudah pergi. Ia bahkan tidak pernah mengucapkan seamat tinggal pada para karyawan lainya.

Sungguh, dari dandananya pun Tiffany berbeda seratus delapan puluh derajat, membuat Siwon sendiri sempat binggung siapa yang dilihatnya, Tiffany, atau bukan. tidak ada lagi pakaian sexy yang ia kenakan—yang ada hanya gaun berwarna kuning pucat dibawah lutut yang tidak ketat atau menonjolkan tubuh moleknya, ia terkesan lebih natural. Bahkan rambut merah kebangganya itu sudah tidak ada lagi. ia menghitamkan rambutnya dan memotong mahkota wanita itu sebahu.

"Apa kabar?" Gadis itu mencoba memulai percakapan denganya sembari tersenyum canggung.

"Baik, bagaimana denganmu, Tiff? Kau terlihat berbeda sekali"

"Aku baik-baik saja, Oppa" Ia mengalihkan pandanganya pada Minho dan mengelis pipi gembul bayi itu dengan halus, "Dia.. siapa namanya? Lucu sekali, mirip denganmu dan Kibum Eonnie"

"Minho, Choi Minho namanya"

"Nama yang bagus sekali" Pujinya lagi.

Tiffany memandang bosan pada hamparah ombak pantai yang menggulung-gulung ditengah laut sana. Sama seperti ombak yang pergi mendekat dan menghempaskan deburan airnya, kisah cintanya juga berakhir seperti itu. Ia, melepaskan Siwon begitu saja.

"Kau terlihat berbeda sekali"

"Ya, tentu saja" Ia benar-benar tak berani menatap dua bola mata Siwon yang tajam itu. Sembari berbicara ia sembari bermain-main dengan baby Minho yang berada dalam buaian Siwon.

"Semua manusia dapat berubah, Oppa. Termasuk aku. Tuhan, masih memberikanku kesempatan untuk berubah. Oh ya Oppa. Sekarang aku tidak bekerja lagi. aku dan beberapa temanku membuat sebuah panti asuhan di Incheon. Mengurus mereka memang membutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit, jadi aku akhirnya memilih berhenti bekerja saja dan lebih fokus untuk mereka"

Siwon menatap Tiffany tidak percaya. Inikah gadis yang dulu pernah dikencaninya diam-diam?

"Jangan menatapku seperti itu, Oppa" Tiffany terkekeh perlahan, "Aku tahu kau pasti akan kaget—tapi tidak perlu sekaget itu, Okay? Semua manusia kan bisa memperbaiki hidupnya, termasuk aku"

"Tentu saja, tentu. Aku senang melihat perubahanmu, Tiff. Kau semakin baik saja" Puji Siwon tulus. Ya, semua manusia memang dapat berubah. Sama sepertinya dan Tiffany. Gadis manja itu telah menjadi seorang wanita mandiri yang kuat.

"Oh iya, Oppa, dimana Kibum Eonnie? Aku belum melihatnya dari tadi.."

"Ia sedang bergossip dengan Sungmin dan Leeteuk, tapi aku tidak tahu pasti dimana, sepertinya di dekat-dekat sini."

"Sayang sekali.." Ia menghela nafas, "Padahal aku sudah mau pulang. Oppa, sampaikan salam dan maafku untuk Kibum Eonnie, ne?"

"Tentu saja, Tiff"

"Jika aku mengundang kalian di pernikahanku, kau harus datang bersama Kibum Eonnie, ara? Kau harus janji padaku!" Tiffany bebicara dengan riang sekali seolah Siwon bukanlah pria yang pernah dicintainya hingga nyaris membuatnya gila.

"Menikah? Kapan? Kenapa kau tidak mengabariku sebelumnya, heum?" Siwon terkaget, namun sekarang mereka sudah seperti kakak beradik saja.

"Dua bulan lagi, kebetulan, aku sudah bertunangan dengan salah satu relawan di panti kami.. dia memang baru saja wajib militer dan belum mendapat pekerjaan tetap tapi kami akan menikah sesegera mungkin. Doakan aku, ne? semoga bisa seperti Oppa dan Kibum Eonnie lalu memiliki anak selucu Minho"

" Kau bahkan bisa mendapatkan yang lebih baik lagi, Tiff. Kami akan selalu mendoakanmu" suara seorang yeoja lain menginterupsi percakapan keduanya.

"Kibum Eonnie!"

Tanpa basa-basi, Tiffany yang sebelumnya menabuh genderang perang pada yeoja yang baru saja datang itu memeluknya dengan erat.

"Kau harus memberikanku alamat pantimu.. siapa tahu, aku dan Siwon bisa membantu"

"Tentu saja, Ini" Yeoja itu menyodorkan selembar kartu nama dan dengan sopan memberikanya pada Kibum. "Maaf Eonnie, Oppa, aku sudah harus pulang sekarang, anak-anak panti menungguku. Aku permisi"

Gadis itu membungkuk dengan hormat, kemudian berjalan pergi menjauh dari keduanya. Ketika sudah berada jauh dari Siwon dan Kibum, tampak Tiffany yang mengapit lengan seorang namja gagah berambut cepak kemudian pergi menjauh dan menghilang dari pandangan.

Kibum tersenyum kecil pada suaminya sembari gantian menggendong Minho. Siwon pasti lelah seharian ini menjaga bayi mungilnya. Dengan hati-hati, ia mendekap Minho dan memberinya sebotol susu. Sudah waktunya Minho tidur, terbukti, baru menyedot susunya sebentar saja bayi gembul itu tampak tenang kemudian memejamkan kedua matanya.

Waktu memang begitu cepat berlalu. Tanpa sadar semua orang sudah memilih jalanya masing-masing dan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, Kibum dan Siwon yang kini sudah menemukan jalan lagi untuk bersama dan memperbaiki semuanya, Donghae dan Eunhyuk yang akhirnnya kini berjanji satu sama lain untuk terus bersama dalam ikatan pernikahan, Sungmin dan Kyuhyun yang sedang bahagia-bahagianya mengurus bayi mereka dan Leeteuk serta Kangin yang bersiap memiliki momongan baru. Semuanya terjadi dan mengalir begitu saja, mereka mencari kebahagiaan masing-masing.

Bahkan Tiffany pun sudah menemukan kebahagiaanya. Dan gadis itu—berubah drastis. Membuat Kibum salut bukan main dengan yeoja yang satu itu. Bahkan seorang sepertinya pun bisa berubah menjadi seseorang yang sama sekali tidak pernah Kibum bayangkan. Ia sendiri pun belum tentu bisa berubah seperti Tiffany. Salut, hanya itu yang bisa dikatakanya mengenai seorang Hwang Miyoung. Masalahnya dengan gadis barbie itu? Ia sama sekali tidak pernah membenci Tiffany. Gadis itu belum sama sekali dewasa, dan berkat masalah inilah pada akhirnya ia berubah menjadi wanita cantik yang baik hati. Kibum menganggap, masalah diantara ia, Tiffany dan suaminya adalah sebuah batu loncatan bagi Tiffany untuk menemukan kebahagiaannya hingga seperti sekarang.

Ia begitu bersyukur dengan apa yang ia miliki sekarang, Siwon, dan tentu saja Minho. dua laki-laki yang membuatnya merasa sempurna. dua orang yang menjadi alasanya untuk bangun dari tidur dan hidup. Apa jadinya hidup ini tanpa keduanya? Well, Kibum sendiri tak bisa membayangkan.

"Kau sedang berfikir apa, Bummie? Serius sekali.."

Siwon melingkarkan lengan kekarnya pada pinggul Kibum yang ramping. Namja itu, sesekali mengecup kening Minho kemudian membelai-belai anak rambut Minho dengan penuh sayang.

"Tidak kok, Wonnie" Balasnya sembari memandang deburan ombak yang menggulung-gulung itu. Ia menghela nafasnya perlahan.

"Bohong, buktinya kedua matamu itu menyiit sebentar, kau pasti sedang memikirkan sesuatu" Potong Siwon yang merasa yakin dengan ucapanya barusan.

"Aniya.. aku hanya sedang memikirkan tentang kita, tentang aku, kau dan tentu saja, Minho"

"Untuk apa dipikirkan lagi? begini saja, sudah cukup"

Siwon merangkul pinggul Kibum yang ramping itu dan merapatkan tubuh tegapnya. Mendekap Kibum, dan Minho membuatnya merasa lengkap. Ada istrinya, dan Minho sebagai kado bonus. Inilah yang ia impikan seumur hidupnya. Sebuah keluarga.

Siwon masih mengingat jelas semuanya. Ketika tubuh cantik bergaun pengantin putih itu bersedia menjadi pengantinya. Diusia yang cukup belia, Siwon dan Kibum yang dimabuk cinta—memutuskan untuk menikah. Wajah itu, bagaimana riasanya, Senyuman khas yang membuatnya dimabuk cinta, saat gadis itu menggenggam tanganya dan meyakinkanya bahwa semua akan baik-baik saja.. juga saat Kibum berjanji di depan altar dan bersedia menjadi pendamping hidupnya. Ia masih mengingat itu dengan jelas. Tidak ada yang pernah berubah dari Kibum, semuanya sama. Senyumnya, kesabaranya, sikapnya yang ceria, sekaligus tenang. Benar-benar membuatnya hidup dan merasa utuh. Seakan puzzle yang hilang, maka Kibum-lah potongan puzzle terakhir yang akhirnya menyelesaikan dan melengkapi dirinya.

"Bummie, saranghae.." Ia mengecup bibir mungil istrinya perlahan kemudian membelai pucuk kepala Minho yang berada dipelukan hangat istrinya.

"Nado, Wonnie. Aku juga mencintaimu"

Suasana yang begitu romantis, deburan ombak, alunan musik dan kerumunan manusia yang sedang berbahagia, sama sepertinya. Ditambah kehadiran Siwon disisinya, sudah membuat Kibum sangat bahagia dalam dekapan hangat tubuh kekar itu. Perlahan ia menurunkan Minho dan menidurkanya di baby trolley. Membiarkan namja itu memeluknya lagi dan melingkarkan kedua lenganya di pinggul ramping milik Kibum.

"Aku mau melihatmu setiap hari, dibangunkan dengan caramu yang menyebalkan itu. Aku mau kamu dan Minho selalu ada disisiku, aku mau kau—masih setia mendengarkan cerita-ceritaku yang sama sekali tidak lucu sembari tertawa terkikir, aku mau melihat Kibum yang ratu tidur itu, yeoja menggemaskan yang mau menerima suami sepertiku, seseorang yang—"

"Semua itu tidak gratis, Siwonnie.." Kibum meletakkan telunjuknya diantara kedua bibir Siwon, "Untuk mendapatkan semua itu kau harus menjaga kami, menyayangi kami sepenuhnya, aku dan Minho. kau juga selama ini sudah menjadi suami yang baik jadi sudah sepantasnya aku, sebagai istri tentunya memberikan kewajibanku sebagai istri. Kita, saling melengkapi satu sama lain. Apa jadinya aku tanpamu, Wonnie? Aku juga tidak bisa melakukan semua ini sendiri. Maka dari itu, kita lakukan yang terbaik bersama-sama, aku dan kamu"

Siwon menggenggam tangan halus itu dan membiarkan keduanya dalam keheningan sesaat. Hidupnya sudah sempurna, semua yang ia inginkan telah ia dapatkan dan tentu saja ia harus menjaga anugerah tuhan ini dengan sebaik-baiknya. Menjadi suami yang baik bagi Kibum, dan tentu saja menjadi sosok ayah yang patut dijadikan teladan bagi Minho dan mungkin—jika nanti ada adiknya kelak.

Pernikahan ini, memang tidak sesempurna seperti yang orang lain bicarakan tentang mereka. Ada tangis, emosi, pertengkaran, masalah tidak berujung juga hal-hal rumit yang masih banyak dan akan mereka hadapi dikemudian hari. Namun Siwon yakin, masalah yang menghadang akan dengan mudah teratasi apabila mereka menghadapinya secara bijak dan bersama-sama. Dengan adanya masalah dan tantangan, keduanya akan semakin kuat. Ia percaya dengan hal itu.

Keduanya berjalan sembari menautkan satu tangan, plus Siwon yang perlahan-lahan mendorong trolley tempat bayi gemuknya sedang tidur dengan nyenyak. Saat ini ia hanya ingin pulang, menikmati hari demi hari, menyaksikan bayi gembulnya itu tumbuh dengan baik dan menjadi ayah sungguhan. Sebagai bonus, jika usia Minho sudah dua tahun—mungkin suati hari ia akan 'menitipkan'nya sehari dan memiliki waktu 'berdua saja' dengan Kibum. lalu kembali dengan memberikan hadiah adik baru untuk Minho-nya. Kekeke, otak mesumnya bekerja dengan baik hari ini.

Pandanganya lurus kedepan, kedua onyx setajam elang itu tersenyum kecil ketika Kibum menggengong Minho dalam buaianya dan bersiap masuk ke mobil, dengan gaya gentleman-nya yang khas ia sendiri kemudian masuk kedalam mobil yang sama dan mengendalikan kemudi.

"Siap dengan petualangan baru kita?" Tanyanya pada Kibum yang baru saja menemukan posisi nyaman untuk memangku Minho.

"Tentu saja, bawa aku bersamamu, Siwonnie. Kemanapun"

.

.

.

._.FIN._.

A/n

Anyeonghaseyo Chinggundeul! Akhirnya setelah berabad-abad Unperfect Marriage ini kelar juga *tebar confetti*. Tentunya, meskipun saya yakin banyak sekali readers yang kesal dengan update ff-ff saya yang super lama dan ngaret saya tetap berterimakasih sebanyak-banyaknya pada kalian semua yang sudah setia membaca dan menunggu FF sibum yang paling saya suka ini^^

Rencananya, saya akan memasukkan seluruh ff saya ke dalam blog. Ini baru rencana, blog saya bisa dilihat di choiminator dot wordpress dot com.

Sampai jumpa di ff sibum lainya^^ stay tune chinggundeul :D