It is © atacchan

.

Harry Potter © J. K. Rowling

.

Summary : Saat semua yang dianggap biasa menjadi hal yang tidak biasa. Saat itulah kau harus menyadari banyak yang berubah. AlRose slight ScorpRose.

.

Warning : OOC mungkin, gaje, jelek, absurd, ide pasaran, typo atau miss typo(s), dan kesalahan lainnya.

.

Timeline : NextGen. Al, Rose, dan Scorpius di tahun kelima. Hugo dan Lily ditahun keempat. James dan Fred di tahun ketujuh.

.

Don't Like? Don't Read!

.

Prolog : Hogwarts Express.

.

Rose menatap Ibunya malas. "Mum, kau sudah mengatakannya 10 kali sampai tadi."

"Rose. Aku masih berbicara seharusnya kau tidak menyelaku." Kata wanita dengan rambut coklat dan mata hazel.

"Oh Hermione, kau sudah mengatakan banyak larangan bahkan sebelum dia menyetuhkan kaki di Hogwarts. Kau mengajarinya melanggar semua larangan itu." Komentar pria berambut merah.

"Ron! Kenapa kau malah membela Rose?" kata wanita yang bernama Hermione itu.

Peluit kereta berbunyi keras.

"Aku tidak membelanya, tidakkah kau berpikir bahwa kau sedang mengatakan hal apa saja yang harus dilanggarnya."

"Mum, Dad," sela Rose.

"Aku hanya mengingatkan Ron."

"Mum," sela Rose lagi

Peluit berbunyi lagi.

"Yah terserah pada mu." komentar Ron malas.

"Dad,"

"Kau harus mengakui bahwa yang ku katakan benar." kata Hermione dengan jengkel.

"Mum," panggil Rose dengan batas kesabaran yang mulai menipis.

Peluit berbunyi lagi.

"Tidak, aku hanya malas berdebat." bantah Ron.

"Mum! Dad!" panggil Rose.

"Apa?" tanya Hermione menoleh.

"Aku dan Hugo harus berangkat sekarang kalau tidak kami akan ketinggalan kereta."

"Jangan lupa-"

"Ya, aku dan Hugo akan ingat semua kata-kata mu Mum."

Peluit berbunyi lagi.

"Jaga dirimu sayang." tambah Ron sambil mengusap lembut rambut putrinya.

"Ya Dad. Aku pergi." Katanya dan berlari memasuki kereta.

OoO

"Lama sekali, kau sedang berdiskusi soal apa?" tanya Hugo.

"Tidak ada diskusi. Mum hanya menceramahi ku."

"Oh begitu,"

"Kau tega sekali meninggalkanku ketika Mum memulai ceramahnya." kata Rose ketus sambil mengecek kompartemen.

"Seharusnya kau sudah bisa mengantisipasinya Rose."

"Yeah, ingatkan aku lain kali." katanya malas.

"Pasti. Eh, Rose itu Al." kata Hugo mempercepat jalannya ke arah seorang lelaki berambut hitam berantakan yang berdiri di depan sebuah kompartemen.

"Kalian dari mana? Mengecek seluruh murid yang ada di kereta?" tanya Al polos.

"Tentu tidak Al. Rose dapat banyak ceramah dari Mum."

"Oh."

Rose dan Hugo mengikuti Al yang masuk ke dalam kompartemen. Hugo mendudukkan dirinya di kursi yang dekat jendela. Rose menemukan keganjilan saat dia baru akan duduk. Dia melihat ada sebuah jubah yang tidak di kenalnya di salah kursi yang berseberangan dengan Hugo.

"Itu jubah siapa?" tanya Rose.

Al duduk di sebelah Hugo dan menjawab santai "Itu milik Scorpius. Dia menemui Lily dulu.".

"Al sebaiknya kau saja yang duduk disebelah Malfoy. Aku lebih senang jauh-jauh darinya."

Al menatap Rose. "Apakah Uncle Ron masih menceramahimu untuk berjauhan dengan Malfoy?" tanyanya pada Rose.

"Tidak. Aku hanya malas saja." Jawabnya acuh tak acuh.

"Maaf Rose tapi aku sudah santai dan malas untuk pindah." Kata Al tenang.

"Oh ya ampun. Kalau begitu kau saja yang duduk dengannya." Kata Rose sambil menatap Hugo.

Hugo dengan santai pindah dan mengambil tempat duduk di seberangnya.

"Rose, padahal Dad juga tidak marah kita bergabung dengan Malfoy, kenapa kau anti sekali sih?" tanya Hugo.

"Kau tahu seberapa jahilnya dia dan seberapa senangnya dia bertengkar denganku." Jawab Rose.

"Membicarakan ku?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di depan pintu kompartemen mereka.

"Tidak." Komentar Rose singkat.

"Akui saja Rosie." Katanya dengan nada di lembut-lembutkan.

Hugo terkekeh. Al hanya menatap mereka sambil berdoa dalam hati semoga tidak ada adu pendapat.

"Baik aku akui kalau aku memang tidak membicarakanmu. Percaya diri sekali kau." Cela Rose.

"Seorang Malfoy harus percaya diri." Katanya singkat dan mendudukkan diri disebelah Hugo.

Rose mencibir.

Al yang merasa akan ada tanda-tanda pertengkaran mencoba mengalihkan perhatian.

"Aku dengar OWL tahun ini akan lebih ketat daripada tahun lalu."

"Benarkah?" tanya Rose. Tuhkan kalau hal-hal seperti ini bisa menarik perhatian Rose.

"Yeah, pengawas dari kementrian akan lebih memperketat penjagaan. Katanya untuk mendapatkan hasil uji kemampuan yang pasti." jawab Al.

"Kalau begitu menjelang OWL kau harus belajar bersamaku. Aku tahu kau tidak terlalu memperdulikan nilai mu tapi percayalah Auntie Ginny akan protes jika melihat nilai mu kalau tidak bagus."

Al mendesah. Dia salah memilih topik, tapi itu cukup untuk mengalihkan perhatian Rose.

"Baiklah." katanya singkat.

Hugo membaca bukunya dalam diam dan tidak berniat berkomentar, sementara Scorpius memandang Al dan Rose dengan aneh.

OoO

Al menatap buku Transfigurasinya dengan sungguh-sungguh. Sesekali terlihat bahwa dahinya berkerut dan dia sedikit mengangguk-angguk saat membaca sesuatu. Scorpius yang menyaksikan aksi Al tersebut hanya memperhatikan sambil menahan tawa.

Akhirnya tawa yang ditahan keluar seketika. Al yang mendengar tawa renyah Scorpius menatap Scorpius dengan aneh.

"Apa?" tanya Scorpius sambil menunjukkan seringaian khas keluarganya.

"Kenapa kau tertawa? Ada yang aneh?" tanya Al sambil memperhatikan sekitar ruang rekreasi mereka. Hanya ada beberapa anak yang bermain catur sihir dan beberapa gadis yang berkerumunan di pojok.

"Kau, kau terlihat lucu sekali." kata Scorpius santai.

"Huh? Aku? Memangnya aku sedang melucu?"

"Kau harus melihat bagaimana anehnya wajahmu ketika menatap buku Transfigurasi." jawab Scorpius tenang.

"Loh? Ada yang aneh ketika aku membaca buku Transfigurasi?" tanya Al innocent.

"Lupakan." kata Scorpius malas.

"Menurutku kau lah yang aneh." kata Al. "Tadi kau berkata aku aneh dan saat aku bertanya kau malah menjawab dengan kata lupakan. Apa itu?" cibirnya.

"Aku malas menjelaskannya. Lagipula untuk apasih membaca buku Transfigurasi? Kita baru mempelajari Transfigurasi kurang dari lima jam yang lalu."

"Yeah, tadi aku berjumpa dengan Rose dan dia mengajakku untuk berdiskusi tentang Transfigurasi makhluk hidup. Jadi aku hanya baca-baca sedikit, kau tahulah beragumen dengan Rose harus mempersiapkan bahan terlebih dahulu." kata Al sambil kembali menekuni bukunya.

"Tumben kau perduli? Saat berdebat dengan James saja kau menjawabnya dengan asal-asalan." ejek Scorpius.

"Rose berbeda. Dia tidak akan senang jika aku hanya menjawab asal-asalan dan mengalah. Justru dia akan melaporkanku pada Mum. Aku bisa bayangkan wajah Mum saat marah." jawabnya sambil bergedik.

"Oh. Lalu kapan kalian belajar?" tanya Scorpius.

"Setengah jam lagi. Dia masih ada urusan dengan anak Ravenclaw." jawab Albus tanpa minat.

"Ravenclaw?"

"Yeah, aku dengar ada beberapa anak yang mengajaknya berkencan." kata Al malas.

"Wah, itu suatu keajaiban mate. Pasti para lelaki itu lupa pakai kacamata." kata Scorpius dengan nada mencela.

"Hei, dia tidak sejelek itu juga." bela Al.

Scorpius menyeringai jahil. "Jangan-jangan kau juga menyukai Rose?" tanyanya sambil tertawa.

Al terlihat tegang sesaat dan memasang ekspresi santai yang kurang meyakinkan. "Itu tidak mungkin Scorp. Kau tahu dia sepupuku. Aku duluan ya."

Al keluar bersamaan dengan masuknya beberapa anak Slytherin lainnya yang terkikik pelan saat melihat Albus.

Scorpius memandang Albus dengan tidak yakin. "Mungkin hanya perasaanku saja."

OoO

Afterwords : Hollaaaa. Ata kembali~ Maaf malah kembali dengan fic baru tanpa mempercepat proses pengerjaan fic yang in-progress. Dan reader pasti bertanya-tanya kenapa fic ini singkat sekali. Ini karena ini masih Prolog. Akan Ata lanjutin kalau ada yang minta kelanjutannya muehehehe. Kalau lumayan banyak yang ngedukung pasti Ata lanjutin kok ;)

.

.

Mind to Review?