"Ini calon suamimu, Aya-chan. Killua Zoldyck."


DEGG

"Calon suami?"

HxH

Kurapika P.O.V

Jadi ini calon suami yang dibilang Aya-chan. Killua Zoldyck.

Aku agak ngeri melihat tatapannya. Begitu tajam dan seperti.. mengintimidasi atau apalah itu namanya.

Dengan ragu aku menyapanya dan senyum agak dibuat-buat di bibirku. Kurasa dia mengetahuinya.

"A.. Aku Aya, salam kenal."

"Ya. Aku Killua."

"Nah, Killua, Aya, ibu tinggalkan kalian berdua sebentar, ya."

"Eh, tu.. tunggu.." cegahku, tapi sepertinya ibu Aya tidak mendengarnya.

Setelah ibu Aya sudah pergi cukup jauh. Aku duduk.

"Kau bukan Aya, kan'?" katanya cuek.

DEGG. Aku membelalakkan mata.

"Aduh, bagaimana ini? Bagaimana dia bisa tahu, aduh.. bencanaa!" Jerit hatiku.

Tapi aku tetap berusaha sedapat mungkin mempertahankan wajah tenangku.

Aku hanya menghela napas seberat mungkin.

"Sekarang jawab pertanyaanku. Kau bukan Aya, kan.. Pika-chan?" katanya sambil memojokkanku ke dinding di belakangku, mendekatkan wajahnya padaku. Jika aku bergerak pasti bibirnya akan menyentuhku.

Pasti tampangku sudah tidak karuan. Wajahku antara pucat dan merona. Aduh, jantungku balapan dengan diriku sendiri. Aku takut dia bisa mendengar debaran jantungku. Aku menelan ludahku yang tertahan dari tadi.

"Kenapa kau berdebar begitu, huh?" dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu,

CUPP

Dia mencium pipiku.

Ya, ampun! Pasti mukaku sangat merah sekarang.

Mendengar suara langkah kaki, Killua menjauhiku, meminum tehnya.

"Jadi kalian sudah mengenal, ya?" kata ibu Aya ramah.

"Syukurlah kalau begitu."

"Aku akan pulang." kata Killua.

Aku hanya menunduk.

Setelah Killua pulang, ibu Aya membiarkanku pergi.

Aku segera pergi (baca:berlari) ke warung dango ayahku. Aku mau menemui Aya-hime.

Sesampai di sana aku segera menemui Aya-hime.

Aku langsung menarik Aya-hime ke dapur.

"Tidak ada siapa-siapa, kan? Syukurlah." kataku pada diri sendiri.

"Ada apa, Pika-chan. Ada apa?"

"Calon suamimu, Ki.. Killua.. sepertinya dia mengetahui rahasia kita." bisikku.

"Apaa?"