Hari ini Sasuke terlihat lusuh sekali. Memang sih, kalau dilihat dia seperti biasa saja. Tetap tampan dan keren beserta rambut pantat ayamnya itu. Tapi aku tahu, dari matanya aku melihat begitu banyak masalah yang ia pikirkan.

Apakah itu semua karena aku?

Memories

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru

Rate : T

Warning : OOC, AU, Typo, Shounen-ai, alur kadang kecepetan, dll.

"Hei, Teme, kau kenapa?"

Diam.

"Teme? Aku tahu kau itu irit bicara. Tapi aku tahu sekarang ini kau sedang aneh."

Diam.

"Temeeee... ayo jawab!" teriakku frustasi dengan menarik-narik lengan bajunya.

Prreeekkk...

Diam. Sekarang semuanya terdiam.

"DOBE!"

Mendengar teriakan itu, aku langsung kabur saja. hehehe yang penting dia udah jadi Teme yang kukenal lagi, hehe.

"DOBE! Jangan lari kau!"

"GYYAA... aku dikejar ayam!"

~SKIP TIME~

"Huuh.. Teme, aku 'kan tak sengaja merobekannya," ucapku dengan mengembungkan pipiku menatap Sasuke yang hanya ber-'Hn' ria sambil menjahit lengan bajunya yang sobek.

Pelan tapi pasri, terdengar bisikan-bisikan para perempuan dari belakang sana. Bagaimana tidak, Sasuke yang saat ini tengah memakai kaos lengan buntung tengah menjahit ditemani wajah dinginnya itu. terlihat seperti sosok suami idaman.

Tidak butuh waktu lama, ia pun selesai menjahit. Dikenakannya kembali seragam itu dan menatapku sinis.

"Ini semua karena ke Dobe-an tingkat tinggimu yang sudah tak bisa disembuhkan itu, Dobe,"

Mendengar hal itu aku hanya senyum-senyum sendiri. Melihat tingkah anehku ini, Sasuke menatap heran. Didekatkannya wajahnya dengan wajahku. Sadar wajahnya makin dekat aku pun memalingkan wajah karena malu.

"Ke, kenapa sih, Teme?"

"Hn, Dobe."

Aku tak merespon dan memalingkan wajahku tak kuat menatap mata onyx yang sudah banyak menghipnotis para wanita itu. Mendapati keheningan yang mulai aneh ini. Aku memutuskan untuk menatapnya yang disambut dengan surai raven yang menyerbu wajahku.

'Sasuke memelukku!'

"Naruto..." lirih Sasuke.

Kenapa? Ada apa dengan Sasuke?

"Apa yang seharusnya kulakukan?" tanyanya pelan.

Tanpa bisa menjawab, kupeluk balik dirinya. Menghirup lembut harum tubuhnya.

"Sasuke..."

-Di lain tempat...

Tampak seorang pemuda tampan bersurai panjang tengah berjalan menghiraukan tatapan-tatapan genit dari para wanita yang meliriknya.

Sampailah pemuda itu di sebuah cafe. Dilangkahkan kakinya memasuki cafe, menghampiri seorang pemuda bersurai orange yang tengah menikmati jus apelnya.

"Lama sekali kau, Itachi?"

"Maaf membuatmu menunggu, Kyuubi."

Ditempat Sasuke dan Naruto...

Terlihat pemuda pirang tengah mencari-cari sesuatu.

"Kemana perginya si Teme? Kenapa cuman ada handphone-nya saja," ucapku sambil mengambil sebuah handphone hitam yang tergeletak di meja Sasuke.

Drrtt... Drttt...

"Hm? Pesan? ... ah, pesan dari Itachi-nii," ucapku seraya membuka pesan itu.

Sasuke, sekarang aku sedang bicara dengan dia. Saat ini semua keputusan ada ditanganmu. Rahasiakan dari Naruto kalau kau dan aku mengenal kakaknya, mengerti?

-Uchiha Itachi

'Kakakku?'

"Dobe, kau sedang ap-" ucap Sasuke terputus yang langsung mengambil handphone yang berada digenggamanku.

Kulihat dia menatap layar handphone membaca pesan yang tertera disana. Dialihkannya pandangan itu menatapku.

"Dobe, apa kau membaca pe-"

"Apa yang dimaksud Itachi-nii dengan kakakku?!" putusku.

Dan Sasuke pun hanya terdiam.

"Bukankah, bukankah dulu kaku bilang aku ini hanya tinggal seorang diri? Lalu apa maksudnya dengan Kakakku itu? apa yang kau sembunyikan dariku, Sasuke?"

"Kau... belum boleh mengingatnya, Naruto"

Bersambung...