Title:Forgetable

Disclaimed :Naruto © Masashi Kishimoto

Genre: Angst, Family, Romance

Rating:T

Pairing: Belum ditentuin, tapi kayaknya NaruHina salah satunya

Warning : Semi-AU, dark!Naruto

.

Chapter 1. Awal Pertemuan

.

Semua yang ia lakukan selalu dianggap salah oleh orang lain—hanya karena ia berbeda dari orang-orang di desanya.

Saat ibunya melahirkannya dan saudara kembarnya, ibunya—Uzumaki Kushina meninggal dan membuat Kyuubi yang awalnya ada di dalam tubuhnya berpindah ke dalam tubuhnya. Semua orang tampak membencinya karena di dalam tubuhnya terdapat monster yang menghancurkan desa mereka, sementara ayahnya tampak seolah tidak perduli dengannya walaupun tetap tersenyum dan menjaganya dan lebih memperhatikan saudara kembarnya ketimbang dirinya.

Walaupun ia memiliki kemampuan akademik yang tidak kalah—bahkan lebih baik daripada Naruko, saudara kembarnya, tetapi tetap saja ia mereka tidak menganggap keberadaannya dan terus menjauhinya.

"Jangan sok hebat kau monster, kau hanya anak yang membawa sial untuk Hokage-sama dan juga Naruko-chan!"

Perkataan itu sudah sering ia dengar, bersamaan dengan beberapa pukulan bertubi yang diterima oleh tubuhnya. Beberapa anak tampak mengepungnya dan tersenyum sinis padanya. Walaupun banyak orang yang berada di sana, tidak ada satupun orang yang ingin menolongnya.

"Ayah dan ibu bilang kita boleh melukainya—karena di dalam tubuhnya ada monster yang menyerang desa lima tahun yang lalu!"

'Aku tidak pernah menginginkan monster itu ada di dalam tubuhku, kenapa mereka terus melukaiku?' menutup matanya, saat tubuhnya terkena hantaman dari anak-anak yang mengganggunya saat itu. Mereka terus memukuli hingga dihentikan oleh seseorang—dan itu membuatnya menoleh untuk mendapatkan Naruko yang berdiri di depannya.

Terkejut karena melihat saudaranya itu tampak membelanya, baru saja ia akan membuka mulut untuk berbicara sebelum menemukan tatapan dingin yang diberikan pada saudaranya kepada dirinya.

"Ayolah teman-teman, mengganggu Naruto hanya akan menghabiskan waktu kita saja—masih banyak yang bisa kita lakukan," terdiam dan menatap Naruko dengan tatapan tidak percaya sebelum akhirnya sosok Naruko dan juga semua anak-anak itu tampak menghilang,

Kekecewaan dan juga kebencian yang dibuat Naruto semakin hari semakin besar, ia hanya bisa diam dan mengeratkan kepalan tangannya sambil mengatur nafasnya. Menyeka darah yang mengalir di mulutnya dan akan bergerak saat seseorang tampak mendekat—seorang perempuan berambut hitam pendek dengan mata berwarna indigo.

"Ada apa?"

"A—ano, kau berdarah. Ini pakai ini—" memberikan sebuah sapu tangan berwarna biru langit, wajah anak perempuan itu tampak memerah, sementara Naruto tampak terkejut melihat ada seseorang yang setidaknya perduli dengannya seperti anak perempuan ini.

"Ah, terima ka—"

"Hinata, apa yang kau lakukan disini!" kali ini anak laki-laki yang tampak menghampiri anak perempuan itu dan segera menarik tangannya menjauh dari Naruto. Anak perempuan itu tampak bingung dan terkejut sebelum pada akhirnya membiarkan anak laki-laki itu menarik tangannya, menjauh dari Naruto.

Menghela nafas panjang, ia berjalan sendirian—mendengarkan semua bisikan dari orang-orang yang ada di sekelilingnya bagaimana mereka seolah tidak tahu kalau suara mereka bisa sampai ke telinga Naruto.

'Bukankah itu anak dari Yondaime Hokage-sama?'

'Katanya ia yang membuat ibunya meninggal karena monster yang ada di dalam tubuhnya…'

'Mengerikan—kalau begitu ia adalah monster…'

'Kenapa petinggi desa tidak mengusirnya saja?'

'Kalau saja ia bukan anak dari Hokage-sama—'

Dan semua cemooh yang sudah biasa didengar oleh Naruto—bahkan sejak ia bisa mengerti semua hal yang terjadi di sekelilingnya. Ia sudah biasa mendengar itu—tetapi tentu saja itu masih membuatnya sakit hati mendengarnya. Bagaimanapun juga ia adalah anak biasa—berusia 5 tahun yang bahkan biasanya tidak mengerti bagaimana kerasnya dunia.

Tetapi, tidak untuk Naruto tentunya—karena cemooh dan juga perilaku yang didapatkannya sejak berusia 2 tahun itu sudah membuatnya merasakan tekanan dari penduduk desa.

"Lebih baik makan ramen sa—"

Baru saja akan berjalan menuju ke sebuah rumah makan ramen yang sudah menjadi langganannya saat tiba-tiba seseorang—atau beberapa orang yang memakai jubah hitam tampak menyergapnya dan menyeretnya. Walaupun berada di tengah kerumunan, tetapi tidak ada yang perduli dengan semua yang terjadi.

Walaupun Naruto berteriak, dan terus meminta tolong sekalipun.

"Itu—" seorang Jounnin Konoha yang tampak melihat Naruto sebelum sosok itu menghilang bersama dengan beberapa orang yang menyergapnya tampak terkejut. Dengan segera bergerak lebih cepat—berjalan menuju ke kantor Konoha, tentu saja untuk memberitahukannya pada sang Hokage.

DHUAG!

Suara pukulan orang-orang yang mendarat di tubuh kecil Naruto tampak membuatnya meringis kesakitan. Mereka memukulnya seolah tidak tahu kalau yang mereka pukul saat itu hanyalah anak kecil berusia 5 tahun yang tidak mengerti apapun. Ia sudah tidak memiliki tenaga bahkan untuk bergerak sekalipun.

"Kenapa kalian semua terus saja memukuliku?" suaranya yang tampak lirih terdengar, mencoba untuk meminta belas kasihan pada beberapa orang di depannya saat itu. Tetapi mereka hanya menjawabnya dengan senyuman sinis yang ditujukan pada Naruto saat itu.

"Salahkan dirimu sendiri—kesalahan terbesarmu adalah terlahir di dunia ini," dan suara tendangan yang tampak mengenai ulu hatinya kini memberikan sakit yang luar biasa di tubuh kecilnya itu. Kalau saja tidak karena Kyuubi yang berada di dalam tubuhnya, tentu saja ia sudah tewas sedari tadi—sedari dulu, "lihat saja—bahkan, tidak ada yang menolong dan membawamu kabur dari sini bukan?"

'Kenapa…'

"Bahkan aku bertaruh, ayahmu dan saudaramu menyesal karena kau terlahir di dunia ini…"

'Aku tahu itu—tetapi kalian fikir aku menginginkan semua ini? Monster yang ada di dalam tubuhku ini?'

"Lebih baik kita segera membunuhnya saja, bisa gawat kalau sampai Konoha benar-benar memanggil squad untuk menyelamatkan anak ini," salah seorang dari mereka menoleh kearah yang lainnya—yang sepertinya tampak seperti pemimpin mereka.

"Tidak akan ada—bahkan tidak ada orang yang menginginkan keberadaannya di tempat itu…"

'Ya—memang benar…'

"Lebih baik ia tidak ada di dunia ini—" tersenyum sinis, menatap Naruto yang membalasnya dengan tatapan kosong.

'Apakah kau akan menyerah begitu saja?'

'Siapa—'

'Kau tidak selemah ini bocah, kalau tidak aku tidak akan mungkin bisa bertahan di dalam tubuhmu ini—'

'Kau—'

'Kalau memang semua orang tidak membutuhkanmu, kenapa tidak kau buat mereka meninggalkanmu saja—meninggalkan dunia ini…'

'Maksudmu?'

'Biarkan aku membantumu menghabisi mereka—sekaligus untuk membalaskan dendam pada mereka…'

"Ada apa monster? Kau tidak bisa berkata apapun lagi?" salah seorang dari mereka memegang sebuah kunai dan berjalan mendekat untuk menusukkannya pada Naruto saat itu. Hanya menunduk dan terdiam, tidak melakukan apapun hingga saat kunai itu tampak terayun di dekatnya.

"Jangan berani melukainya…"

Suara Naruto dan juga jurus Kawarimi no Jutsu, semua orang yang ada di sana tampak terkejut dan menoleh ke sekeliling mereka untuk mencari dimana Naruto berada.

"Dimana kau!"

Dari balik pohon, tampak sosok Naruto yang tersenyum dingin dengan raut wajah yang pucat dan juga mata yang tertutup oleh rambut kuningnya. Saat kepalanya sedikit mendongak, mereka semua bisa melihat—dimana mata birunya tampak berubah menjadi merah darah saat itu.

"Ka—kau…"

"Sudah cukup lama aku mengurung diri—dan sekarang saatnya aku sedikit bersenang-senang…"

"Tadaima!" anak perempuan berambut kuning panjang yang mirip dengan Naruto itu tampak berjalan masuk ke dalam rumahnya. Melihat ayahnya yang tidak biasanya sudah pulang membuatnya menaikkan sebelah alis dan segera berjalan sambil melompat dan memeluk tubuh ayahnya.

"Hei Naru-chan, bagaimana hari ini—apakah kau bersenang-senang?" Minato yang tadi tidak mendengar salam dari Naruko tampak tersenyum dan memeluk anak perempuannya itu.

"Menyenangkan, aku bermain banyak permainan—mereka semua tampak baik padaku!"

"Baguslah kalau begitu—" Minato menepuk kepala anak perempuannya itu dan melihat sekelilingnya, "—dimana Naruto?"

"Tadi aku sempat bertemu dengannya di taman—tetapi setelah itu berpisah," Naruko tampak menggelengkan kepalanya dan menatap ayahnya bingung. Sementara Minato sendiri tampak menunjukkan raut cemas di wajahnya sebelum menggelengkan kepalanya dan tersenyum sambil bangkit dari tempatnya berada.

"Mungkin sebentar lagi ia akan da—"

"Minato-sensei!" Jounnin yang tadi melihat penculikan Naruto—pemuda berambut putih dengan penutup mulut bernama Kakashi Hatake itu tampak panik dan segera berjalan mendekati mantan gurunya itu.

"Ada apa Kakashi?"

"Aku melihat beberapa orang yang membawa Naruto tadi—aku ingin mengejar mereka, tetapi mereka dengan cepat menghilang begitu saja," mendengar perkataan Kakashi, sudah cukup untuk membuatnya mempercepat langkah dan mengambil jubah Hokagenya, melangkahkan kakinya keluar bersama Kakashi.

"Naruko, aku akan kembali sebentar lagi—" mencoba untuk tersenyum dan menenangkan Naruko, sebelum menoleh dan menghampiri Kakashi, "—kirimkan bantuan kelompok Anbu untuk membantuku mencari Naruto…"

"Baiklah, Minato-sensei…"

Suara nafas yang memburu tampak terdengar—saat di tengah hutan itu tampak Naruto yang berdiri dan menatap kosong ke arah tubuh yang bersimbah darah dan tergeletak begitu saja di sekelilingnya—tidak bernyawa.

'Hmph—kau memiliki perasaan benci yang sangat kuat bocah, walaupun usiamu baru 5 tahun…'

"Ini semua salah mereka," tatapannya tampak kosong dan juga tajam, mengeratkan sebuah kunai yang berada di tangannya yang bersimbah darah itu, "kalau saja mereka tidak memperlakukanku seperti tadi…"

'Heh, sepertinya aku akan menyukaimu bocah…'

Baru saja Naruto akan menjawab saat suara langkah seseorang tampak berada di dekatnya. Menoleh dengan sebuah kunai dan bersiaga untuk menyerang orang itu, sebuah tepukan tangan terdengar dari sana. Menunjukkan seorang pria dengan menggunakan jubah berwarna hitam tampak menepuk tangannya dan berjalan mendekat.

Di wajahnya tampak topeng bermotif spiral yang menutupi seluruh sisi wajahnya kecuali mata kirinya.

"Siapa kau…"

"Tenang saja—" suaranya tampak santai—bahkan seperti suara orang yang kekanak-kanakan. Mata kirinya yang tampak, menunjukkan sebuah simbol yang diketahui sebagai sebuah Sharingan yang hanya dimiliki oleh orang dari klan Uchiha, "—aku kemari bukan untuk membunuh ataupun menyiksamu…"

Tampak waspada, namun sudah menurunkan kunai yang tadi sedikit terangkat saat dalam posisi siaga.

"Lalu, apa yang ingin kau lakukan disini—dan siapa kau…"

"Aku ingin menawarkan sesuatu padamu—" walaupun tidak terlihat, tetapi Naruto tahu jika orang itu tampak tersenyum padanya, "—aku bisa membuatmu menjadi kuat, dan dengan begitu kau bisa membalaskan semua dendammu pada orang-orang yang sudah melukaimu…"

"Apakah kau menginginkan sesuatu?"

"Aku hanya ingin—saat kau kembali ke desamu ini kau bisa menghancurkannya, untukku—membantuku untuk menguasai dunia Shinobi ini," tatapan sharingannya tampak dingin menatap sang anak kecil itu. Walaupun usianya masih 5 tahun, ia sudah bisa mengerti apa yang dikatakan oleh pria itu, "aku tahu tentang Kyuubi di tubuhmu, dan aku akan mengajarimu cara untuk mengendalikannya…"

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Karena aku—tertarik akan kekuatanmu, mereka akan menyesal karena sudah menyia-nyiakanmu seperti ini," mengulurkan tangannya kearah anak laki-laki itu—kearah Naruto, "bagaimana? Lagipula—tidak ada yang perduli padamu bukan? Tidak ada hingga sekarang—aku orang satu-satunya yang perduli padamu…"

"Kau tidak ingin membalas semua yang dilakukan oleh mereka—semua yang seharusnya tidak kau dapatkan," Naruto tampak menundukkan kepalanya sejenak, tidak mengatakan apapun, "bahkan saat kau membutuhkan bantuan seperti sekarang—atau saat kau meminta tolong di depan mereka, tidak ada satu orangpun yang menolongmu. Termasuk ayahmu dan juga saudaramu…"

Mengeratkan kepalan tangannya, menutup matanya sejenak sebelum membukanya dan menatap dingin dan tajam kearah pria yang ada di depannya saat itu. Menerima uluran tangannya, membuat pria itu tersenyum puas pada Naruto. Menepuk kepala anak itu pelan, tampak tersenyum ke arahnya.

"Mulai sekarang—akulah keluargamu satu-satunya," membuka sedikit topengnya, hanya menunjukkan sebagian wajahnya pada sisi kiri, "namaku adalah Uchiha Madara—cukup itu yang kau tahu untuk saat ini…"

To Be Continue

Oke, disini inti ceritanya adalah Minato yang masih hidup karena Kushina Cuma ngorbanin dirinya buat nyegel Kyuubi di tubuh Naruto. Dia juga punya saudara kembar cewe namanya Naruko :). Dan yep, Naruto pas usia 5 tahun hampir di bunuh sebelum Kyuubi kasih kekuatannya buat ngebunuh orang-orang itu—dan kemunculan tak terduga Tobi ^ ^

.

RnR onegai~

.