Chapter 1: Duo Destroyer
Disclaimer: Masashi Kisimoto
Rating: T
Warning: TYPO(S), abal, AU, OOC, Boys Love, freak, and so on.
DON'T LIKE DON''T READ~
Summary: MinaKushi dan FugaMiko harus mengurusi kerjasama perusahaan mereka diluar negri. MinaKushi berniat menitipkan anak mereka pada Uchiha bersaudara. Apakah yang akan terjadi? Bagaimana sang duo Uchiha menghadapinya? SasuNaru/ItaKyuu.
I Can't Take It Anymore!
.
.
Pagi yang cerah dengan matahari yang indah serta langit yang berwarna biru polos tak bernoda telah siap menyambut hari. Namun, kini pagi itu telah ternoda oleh teriakan seorang wanita berambut merah dengan mata hijau yang penuh dengan kasih sayang. Sepertinya dia sedang sibuk membangunkan kedua putra manisnya. Tidak, sepertinya hanya seorang.
"KITSUNEEEEE! Ayo cepat bangun!" teriaknya sembari menggedor-gedor pintu kamar sang anak yang ternyata bernama Namikaze Kyuubi. Tak mendapatkan jawaban, sosok ibu itu kembali berteriak. "KITSUNE! Cepat bangun atau kau akan telat. Kau mau tidak dapat jatah apel seumur hidup, huh?" kali ini Kushina menyeringai mendengar sedikit bunyi-bunyi gerakan dari dalam kamar tersebut.
"Ck, kau mengganggu tidurku, Kushina! Memangnya tidak ada hari esok? Kan besok aku masih bisa sekolah. Sekolah sampai hari sabtu, bukannya sekali seminggu. Dasar nenek sihir cerewet!" ucap Kyuubi dari dalam. Tak menyadari ucapannya telah membuat jiwa iblis sang ibu telah bangkit.
'BRAK'
Pintu kamar Kyuubi telah hancur bersamaan dengan Kushina menerobos masuk ke kamar Kyuubi. "Apa kau bilang KI-TSU-NE? coba ulangi sekali lagi, hah?" dengan itu, Kushina menjitak kepala Kyuubi yang masih bergelung dalam selimut rubahnya. Kyuubi hanya mendecih melihat ibunya telah berhasil masuk ke kamarnya, padahal dia sudah menggemboknya dari dalam. 'Dasar iblis' batinnya horror. Kyuubi lalu bangkit dan masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan omelan sang ibu. Kushina hanya menghela napas melihat kelakuan anak berambut merah kejinggaan dan memiliki mata berwarna merah menyala itu.
"Aku harus membangunkan Naru-chan dulu." ucapnya sembari keluar dari kamar Kyuubi dan menuju kamar sebelah. Dibukanya perlahan kamar bernuansa orange itu, dapat dilihatnya sang putra bungsu masih tertidur dengan pulas. Rambut pirangnya menyembul dari balik selimut dan mata biru langitnya masih bersembunyi di balik kelopaknya. Kushina tersenyum dan mendekati putra bungsunya. "Naru-chan? Kau harus bangun. Ayo cepat mandi! Kau harus sekolah." ucapnya lembut, beda sekali dengan caranya membangunkan Kyuubi tadi.
Tampak Naruto mengucek-ngucek matanya perlahan dan mengedip-ngedipkannya. Membuat tampang bangun tidurnya menjadi sangat imut, 'Kawaiii' batin Kushina melihat tingkah anaknya. "Mom? Ini jam berapa?" tanya Naruto masih setengah sadar. Kusina tersenyum sembari memperlihatkan jam yang ada di tangannya. Naruto tampak memiringkan kepalanya, dilihatnya jam itu menunjukkan pukul 6.30. Dia tersenyum lalu bangkit dari tempat tidur. "Mom, Naru mandi dulu. Nanti Naru akan menyusul ke bawah."
Kushina mengangguk dan mengacak rambut Naruto dengan pelan. "Baiklah, Naru-chan. Mama duluan."
Naruto menggembungkan pipinya, "Jangan panggil Naru dengan embel-embel 'chan' Mom!" Kushina hanya tersenyum mendengar protesan dari anaknya.
-VargaS. Oyabun-
Saat ini mereka sedang duduk santai di meja makan. Minato dengan korannya, Kyuubi dengan pandangan malasnya, sedangkan Naruto hanya menggoyang-goyangkan kakinya sembari memperhatikan Ayahnya, merasa diperhatikan, Minato bertanya, "Ada apa, Naru? Kenapa memandangi ayah seperti itu?" Naruto diam untuk beberapa saat, "Katakanlah sayang, ada apa?"
"Urusan itu? Apa benar? Apa benar kalian akan pergi keluar negri? Bagaimana dengan Naru dan Kyuu-nii, Dad?" tanya Naruto sembari menatap ayahnya lekat. Minato tersenyum dan melipat korannya.
"Naru, itu adalah tugas kami. Ayah dan ibu sebenarnya ingin membawa serta kalian. Akan tetapi, kalian masih harus menyelesaikan sekolah, bukan? Jadi kami tidak bisa membawa kalian. Maafkan kami, sayang." ucap Minato sembari mengelus tangan Naruto dengan lembut.
"Pergi saja, Naru dan aku bisa menjaga diri dan tinggal dengan baik dirumah yang kelewat besar ini. Naru, kau tidak usah sedih. Kaukan sudah besar, sudah kelas satu smp. Jadi, tidak usah takut." ucap Kyuubi berusaha menenangkan kebimbangan adiknya. Kyuubi adalah kakak yang mengidap penyakit brother complex. Dia sangat over protective terhadap Naruto.
"Siapa bilang kalian akan tinggal berdua disini, hah? Kalian akan ibu titipkan pada anak bibi Mikoto dan paman Fugaku. Jadi, selama kami tidak ada mereka yang aka menjaga kalian. Lagian ibu tidak percaya denganmu, Kitsune. Sangat meragukan kau bisa menjaga Naru." Kushina menginterupsi percakapan mereka sembari meletakkan sarapan keluarganya di atas meja.
"Cih, percaya diri sekali kau, Kushina!" ucap Kyuubi dan mendapat jitakan sayang dari ibunya. Minato hanya mengelus dadaya melihat kelakuan Kyuubi yang tak pernah memangil ibunya dengan sepantasnya.
"Panggil aku Ibu atau Mom, Kitsune. Dasar kau keras kepala sekali. Dasar tidak manis." Kyuubi mnggerutu mendengar ucapan Kushina. 'Memang aku cewek' batin Kyuubi kesal. Naruto hanya tertawa malihat suasana yang sudah sangat dikenalnya ini. Suasan yang hangat ini.
"Naru, ayo! Nanti kita bisa terlambat." ajak Kyuubi, tidak heran mereka pergi bersama karena mereka satu sekolah. Naruto murid tahun pertama di KMS, Konoha Middle School. Sedangkan Kyuubi murid tahun pertama di KHS, Konoha High School. Meskipun beda tingkat, tetapi sekolah mereka masih dalam satu wilayah—hanya beda bangunan. Tak lupa mereka pamit kepada orang tuanya—minus Kyuubi yang sepertinya ogah-ogahan, katanya terlalu merepotkan dan memperlambat waktu.
"Ktsune, Naru-chan! Pulang cepat ya! Nanti kita akan kerumah bibi Mikoto untuk memperkenalkan kalian!" teriak Kushina sembari melambaikan tangannya. Naruto hanya tersenyum dan membalas lambaian ibunya, sementara Kyuubi sudah duluan masuk ke mobil.
"Kushi-chan, sebaiknya kita bersiap-siap dari sekarang. Lusa kita sudah harus pergi." Minato mengajak istrinya untuk masuk ke dalam.
"Hm, kau benar. Aku pasti akan merindukan mereka berdua. Semoga nanti mereka baik-baik saja." Kushina tampak sedih mengingat dia akan berpisah cukup lama dengan kedua anaknya.
-VargaS. Oyabun-
"Kyuu-nii, apa kau pernah bertemu dengan anak dari bibi Mikoto?" tanya Naruto sembari melihat keluar dari jendela mobil.
"Tidak, tapi kudengar mereka juga baru-baru saja pindah kesini. Sebelumnya mereka tinggal di Suna. Aku heran, kenapa kita tidak dibolehkan tinggal sendiri sih? Padahal akukan bisa saja menjagamu." Jawab Kyuubi sambil menunggu lampunya berubah hijau. Saat lampunya sudah hijau, mobil yang di depannya tak juga bergerak maju. Dengan kesal Kyuubi menekan klaksonnya. Tak ada tanggapan, akhirnya Kyuubi mendahului mobil itu. "Cih, kalo mau tidur jangan di tengah jalan, bego. Dipinggir jalan aja." Ucap Kyuubi edan sembari memukul mobil sport metalik tersebut.
Dahi sang pengemudi yang baru terbangun berkedut kesal. "Berisik." Ucap lelaki tersebut dengan ketus. Kyuubi memperhatikan cowok tersebut, rambut raven yang mencuat kebelakang dengan mata onyx dan kulit putih pucat, 'Suram' batin Kyuubi. Malas meladeni, Kyuubi segera pergi dari tempat itu.
Sementara orang itu memperhatiakn Naruto dengan seksama. Pandangan mereka bertemu, biru ketemu onyx. 'Manis' batin orang tersebut saat memperhatikan Naruto. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena Kyuubi segera beranjak pergi. Pemuda itu lalu menyusul mobil Kyuubi. Sebenarnya bukan menyusul, melainkan tujuan mereka memang satu arah.
"Cih, menyebalkan sekali orang itu. Jangan sampai aku bertemu dengannya la—Naru? Kau kenapa bengong, kau sakit? Yang mana yang sakit?." Ucap Kyuubi dengan khawatir sembari memegang kepala adiknya. Mulai sudah penyakit brother complex bocah satu ini.
"Aku baik-baik saja. Jangan terlalu mengkhawatirkanku Kyuu-nii. Aku sudah besar." Ucap Naruto sambil menggembungkan pipinya. Kyuubi hanya terkekeh dan kembali fokus pada jalanan.
'Mata itu, sangat dingin dan tajam, tetapi kenapa aku terpaku saat melihatnya.' Batin Naruto.
-VargaS. Oyabun-
Mobil yang dikendarai Kyuubi sudah memasuki wilayah sekolahnya. Dengan buru-buru Kyuubi memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil yang dia temui di jalan tadi. Namun, Kyuubi tidak terlalu memperhatikannya. Hanya Naruto saja yang menyadarinya, 'Oh, jadi dia murid sini juga.' Batin Naruto.
Kini Naruto menyusuri koridor sekolahnya—Kyuubi sudah ke kelasnya lebih dulu. Naruto menapaki tangga sekolahnya satu demi satu. Sesampainya dikelas dia disambut dengan teriakan seorang bocah yang memiliki tato segitiga terbalik dikedua pipinya, Inuzuka Kiba. Sementara, bocah yang duduk di sampingnya dengan rambut diikat ke stas seperti nanas—Nara Shikamaru—hanya mengucapkan mantra Mendoukusai andalannya.
Naruto membalas sapaan temannya dengan senyuman, lalu duduk di bangkunya. Gaara, teman sebangku Naruto sudah lebih dulu ada disitu. "Kau kenapa, Naru?" tanya Gaara saat Naruto duduk.
"Hm, tidak. Hanya sdikit lelah." Ucapnya pelan. Gaara hanya mengangguk singkat. Dan kembali fokus dengan guru yang sudah memasuki kelas.
"Baiklah, kita akan memulai BAB baru kali ini. Buka buku matematika kalian halaman 243 dan cobalah untuk memahaminya." Ucap seorang Guru dengan rambut perak mencuat ke atas serta masker yang selalu setia menutupi sebagian wajahnya, Kakashi-sensei.
Acara belajar mengajar berlangsung seperti biasanya. Tidak ada yang istimewa, hanya saja kali ini Naruto agak pendiam. Dia masih memikirkan tentang kepergian orang tuanya besok lusa dan juga memang saat ini dia agak sedikit tidak enak badan.
Pergi ke UKS terlalu merepotkan baginya, entah sejak kapan dia menjadi seperti Shikamaru yang selalu menganggap segala hal merepotkan. Namun, dia tetap bertahan di kelas mendengarkan penjelasan setiap guru yang masuk ke kelasnya.
-VargaS. Oyabun-
Bel berakhirnya proses belajar mengajar sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Kini Naruto dan Kyuubi sudah berada di dalam mobil mereka dan beriat untuk pulang. Namun, getaran di kantong Kyuubi menginterupsi kegiatannya. Tampak sebuah pesan tertera saat Kyuubi membukanya, [Datanglah langsung ke rumah bibi Mikoto. Ibu dan ayah sudah ada disini. Kau tak lupa rumahnya, kan? Kami menunggumu. Daaah, sayang.]
Kyuubi mendecih kesal melihat sms itu. Padahal dia ingin sekali beristirahat di kamarnya.
"Ada apa Kyuu-nii?" tanya Naruto dengan penasarannya.
"Kita ke rumah bibi Mikoto, mereka sudah duluan." Dan hanya direspon Naruto dengan 'oh'
.
.
Saat ini mereka telah tiba di kediaman Uchiha, dengan dibantu oleh beberapa pelayan, mereka memasuki ruang keluarga Uchiha. Mikoto dan Fugaku tersenyum melihat duo Namikaze bersaudara itu. Mikoto langsung memeluk mereka berdua dan tak memperdulikan protes yang dikeluarkan mereka. "Duduklah dulu." Ujar Mikoto setelah melepaskan pelukannya. Lalu duo Namikaze itu duduk di sebelah ayah mereka.
"Perkenalkan, ini Uchiha Itachi. Anak sulung bibi." ucap Mikoto sembari melihat ke arah pria dengan rambut hitam panjang yang dikuncir kuda ke belakang dengan mata hitam legam. Itachi tersenyum, "Uchiha Itachi." ucapnya sembari mengulurkan tangan.
Naruto membalasnya, "Namikaze Naruto, yoroshiku ne, Itachi-san." ucapnya riang dan ditanggapi dengan anggukan kecil oleh Itachi. Sementara Kyuubi hanya mengatakan, "Kyuubi. Salam kenal," ucapnya santai dan menolak untuk berjabat tangan dengan Itachi.
Dahi Itachi berkedut kesal melihat kelakuan Kyuubi. Tapi dia mencoba untuk tidak melempar manusia itu keluar dari rumahnya. Kushina hanya geleng-geleng melihat kelakuan Kyuubi. "Heh, Kitsune. Bersikaplah sopan." Bisik Kushina pada Kyuubi.
"Aku malas dan aku lelah." Ucapnya santai dan dengan senang hati Kushina memberikan jitakan sayanganya. "I-itai, Kushina!" bentak Kyuubi kesal dan mendapat tatapan iblis dari ibunya. 'Menakutkan,' batin Kyuubi.
Mikoto hanya tertawa, sudah sering melihat perkelahian ibu anak itu. Itachi hanya mencoba tersenyum dipaksa—masih dongkol dengan kelakuan Kyuubi barusan. "Cih, fake smile." Ucap Kyuubi pelan, namun masih dapat terdengar oleh Itachi. Entah berapa banyak kedutan yang terukir di dahi Itachi saat ini. Sungguh dia harus ekstra sabar menghadapinya.
-VargaS. Oyabun-
Tak lama kemudian, terdengar deru mesin mobil memasuki halaman kediaman Uchiha. Selang beberapa menit terdengar kata 'Tadaima' dari arah depan pintu.
"Okaeri, Sasuke." Ucap Mikoto saat melihat Sasuke melintasi ruangan keluarga. Melihat ada banyak orang di sana, Sasuke mengernyitkan dahi. "Kemarilah, Sasuke." Ucap Mikoto lembut. Sasuke lalu berjalan menuju ruang keluarga dan duduk di samping Itachi. "Ini putra bungsu bibi, Uchiha Sasuke."
Sasuke menatap Naruto dan Naruto menatapnya balik. Hening, tak ada satupun yang berbicara. Kyuubi yang sedari tadi memainkan coklat panasnya mengalihkan pandangannya ke pria di hadapan Naruto dan, "Wooooo! Kau orang menyebalkan yang tidur di tengah jalan tadi. Cih, untuk apa kau ada di—hmmph" belum sempat Kyuubi menyelesaikan omongannya, Kushina sudah membekapnya.
"Hehehe, maafkan ketidak sopanan Kyuubi Fuga-kun. Dia memang selalu sulit diatur" Ucap Minato yang sedari tadi diam saja. Fugaku hanya sweatdrop melihat keluarga tersebut.
Naruto yang terdiam kini angkat bicara, "Namikaze Naruto, yoroshikuuu." Ucap Naruto riang.
"Aku mendegarnya, Dobe. Tidak perlu berteriak." Ucap Sasuke santai. Tak sadar perkataan itu membuat dahi Naruto berkedut.
"Apa kau bilang, Teme? Coba bilang dobe sekali lagi akan kurobek mulutmu!" ucap Naruto geram. Sasuke hanya menyeringai.
"Hn, dobe tetap Dobe." Semakin banyak kedutan di dahi Naruto mendengar ucapan Sasuke.
Mendengar adiknya dikatakan dobe, sifat brother complex Kyuubi kumat, "Heh, pantat ayam! Berani sekali kau mengatai Naru. Kau sudah bosan hidup ya?" Kyuubi sudah berdiri dan ingin menjitak Sasuke, namun dihalangi oleh Itachi.
"Tenanglah dulu." Ucap Itachi mencoba menenangkan Kyuubi dan mencoba untuk terlihat bijak dan dewasa. Namun sayang, Itachi salah baca situasi. Buakannya tenang, Kyuubi malah membentak Itachi.
"Diam kau keriput! Urusun adik pantat ayammu itu!" bentak Kyuubi dengan kesal. Oh no, beribu kedutan muncul di dahi Itachi mendengar kata tabu keluar dari mulut Kyuubi. 'Apa dia bilang? Keriput?' batin Itachi.
"Heh Rubah jelek, beraninya kau mengataiku keriput, memangnya kau siapa, hah?" ucap Itachi mulai emosi.
"Aku Namikaze Kyuubi, bodoh. Kau ini tuli ya? Tadi aku sudah memperkenalkan diri. Kau lupa? Dasar keriput pikun." Ucap Kyuubi dengan nada sarkastis. Habis sudah kesabaran Itachi. Dengan kesal Itachi hendak memukul Kyuubi. Namun, sebuah pukulan lebih dulu mendarat dimukanya. Itachi terkejut, siapa yang memukulnya.
"Huaaa, Itachi-san, gomen. Naru mau mukul si Teme ini. Tapi di berkelit dan malah kena Itachi-san." Naruto ngebungkukin badannya ke Itachi. Sementara Kyuubi tertawa Iblis dan Sasuke berusaha keras untuk tetap stoic.
"Sudah diam!" bentak Itachi kesal.
"Kamu yang diam keriput!" bentak Naruto, Sasuke, dan Kyuubi bersamaan. Itachi tertohok mendengarnya.
"Otouto, kenapa kau mengataiku keriput juga, hah?" bentak Itachi kesal.
"Aku? Tidak aku tidak ada berkata seperti itu." Sasuke membela diri. Semoga saja Itachi tak memeperpanjangnya.
"Sasuke kau bohong, ya? Tadi aku dengar suaramu yang paling nyaring dan lantang?"
"Kau salah dengar Aniki!" omel Sasuke kesal—masih mencoba membela diri.
"Iya, Sasuke. Aku dengar tadi kamu teriak paling nyaring kok," Naruto tambah memanasi. Dan hanya dibalas dengan tatapan tajam dari Sasuke.
-VargaS. Oyabun-
Orang tua mereka sweatdrop melihat kelakuan mereka. Minato dan Fugaku pundung di pojokan ngeliat Itachi yang gampang emosi dan Naruto yang kasar. Karena tidak biasanya mereka seperti itu. Mikoto dan Kushina tersenyum miris. 'Apa jadinya kalu mereka berempat serumah' batin mereka bersamaan.
Sementara Itachi memeganggi lebam di pipinya, 'I Can't Take It Anymore!' batin Itachi berteriak tidak jelas. Sungguh dia tidak sanggup kalau disuruh menjaga dua orang perusuh bersaudara ini. Sementara kelakuan Sasuke membuatnya sweatdrop, sejak kapan Sasuke jadi seperti itu. Itachi pundung di samping sofa.
To Be Continued
Hahahah gimana? Gimana? Gimanaaaa?
Mind to REVIEW Minna-saaaan? hehehehe