Mungkin memang tidak punya talenta, tapi author sangat ingin menulis saat ini. Enjoy...


.

Time Traveler
by ariadneLacie

.

Disclaimer

BLEACH by Kubo Tite

.

Warning : AU, OOC?, Don't Like-then review, tell me what's on your mind XD

.


Chapter 1

"Are You Really Exist?—Apakah Kau Nyata?"


Sebuah tongkat baseball berwarna hitam dipegangnya erat-erat. Dengan langkah super hati-hati, ia mulai mendekati pintu kayu berwarna coklat muda tersebut dengan napas tertahan. Ekspresinya menggambarkan bahwa ia sedang takut dan cemas. Tetapi sorot matanya menunjukan bahwa ia sedang waspada penuh.

Ngiik...

Ia nyaris tersentak disaat mendengar suara tersebut. Tidak salah lagi, suara aneh tersebut memang berasal dari perpustakaan rumahnya, yang kini berada tepat di depannya. Perasaan ragu mulai merambati dirinya, tetapi akhirnya tangan kirinya yang bebas mulai memutar kenop pintu perlahan.

Ngiik... ngiik...

Tangan kirinya kini sudah penuh keringat. Padahal ini pukul satu siang, seharusnya tidak perlu ada yang ditakutkan. Tetapi keadaan sekarang membuatnya serasa jadi tokoh utama film horror, dan pasti sekarang penonton sedang berteriak 'jangan ke sana bodoh!'.

"Sial! Beranikan dirimu Ichigo! Bagaimana jika itu sebenarnya pencuri!" gumam sosok yang sejak tadi dibicarakan. Ia pun membulatkan tekad dan membuka pintu tersebut dengan sentakan keras, bersiap untuk menerjang siapapun—apapun—yang ada di dalam perpustakaan rumahnya.

Tetapi akhirnya ia hanya mendapati sesosok gadis yang sedang bermain biola.

.

.

Sebagian dari diri Ichigo memperdebatkan apakah gadis di depannya ini nyata atau tidak. Tetapi sepertinya si gadis belum menyadari keberadaan Ichigo, karena sejak tadi ia tetap memainkan biolanya dan membelakangi Ichigo.

"Hei."

Ngiiik...

"Hei!"

Ngiik...

"Hei, gadis biola!"

Akhirnya gadis tersebut menghentikan permainan biolanya dan berbalik. Wajah putih porselennya sungguh kontras dengan rambut hitam sebahunya. Kristal violetnya menunjukan sorot bingung, dan ekspresinya sedatar tembok. Baju terusannya yang berwarna krem nyaris putih memantulkan sinar matahari yang berasal dari jendela besar di perpustakaan. Gadis tersebut nyaris seperti bersinar, bukan memantulkan cahaya.

"Aku Kuchiki Rukia, bukan gadis biola," katanya datar.

Baiklah, Ichigo merasa bahwa masalah sebenarnya bukan itu.

"Oh ya, sekarang tahun berapa, ya?"

.

.

"Sial. Sulit sekali kembali ke waktuku yang sebenarnya," gumam Rukia. Tangannya sibuk membulak-balik buku yang sudah menguning di depannya. Sementara biolanya kini tersimpan dengan rapi di dalam violin case di samping kakinya. Ichigo memandangi fenomena di depannya ini dengan takjub.

"Baiklah, silahkan diminum tehnya, dan ceritakan apa yang sebenernya terjadi." Ichigo menyilangkan kedua tangannya di dada lalu menjatuhkan badannya ke sebuah sofa empuk. Rukia tampak tak acuh dan masih sibuk membulak-balik buku kuning tersebut.

Dahi Ichigo berkerut menyadari ini. Gadis di depannya ini tampak sangat arogan. Sudah masuk sembarangan ke rumah orang, mengaku berasal dari 8 tahun yang akan datang, dan tidak mengacuhkannya. Ia merasa menyesal sudah memperlakukan gadis di depannya dengan baik.

"Hei, gadis aneh, mungkin aku akan berubah pikiran untuk memperlakukanmu layaknya seorang tamu." Ichigo menaikkan nadanya sedikit, dan akhirnya Rukia menghentikan aktivitasnya terhadap buku kuning tersebut lalu beralih menuju Ichigo.

"Oh, maaf. Siapa namamu tadi?" Rukia tampak masih ingin membuka-buka buku kuning tersebut, tetapi ia menyadari bahwa ia sudah agak tidak sopan.

"Panggil saja bocah 8 tahun yang lalu, nona masa depan," jawab Ichigo ketus. Rukia setengah menganga mendengarnya.

"Baiklah, bocah 8 tahun yang lalu, aku tidak main-main di saat mengatakan aku dari 8 tahun yang akan datang! Dan jangan mengolok-olokku seperti itu!" balas Rukia dengan tidak kalah ketus. Lalu ia menyambar violin case di samping kakinya dan mengambil biolanya yang berwarna coklat tua.

"Sudah hendak pulang ke jamanmu, nona?" goda Ichigo.

"Watch this, boy." Rukia membuka buku kuning tadi lalu mulai memainkan partitur yang terdapat pada halaman yang dibukanya. Alunan melodi yang lembut memenuhi ruangan tersebut, lalu Ichigo mulai menyadari sebuah keanehan sedang terjadi. Rukia tampak transparan!

"Kau... apakah kau nyata?" Ichigo terbata. Rukia hanya menutup kedua matanya dan terus bermain.

Entah karena dasar apa, tetapi Ichigo tergerak untuk menyambar buku kuning tersebut. Dan begitu ia menyentuh buku kuning tersebut, Rukia membuka matanya dan melotot marah padanya. Tetapi dalam hitungan detik, Rukia sudah menghilang bersama dengan violin case dan biolanya.

Dan buku kuning itu masih ada di genggaman Ichigo.

.

To be Continued

.


Short for prologue or first chapter.

Mind to review(s)? :3