Balas Review ya~ xD
Earl Lousia vi Duivel_ Wah~ Sepupu2 Naru Cuma datang aja..
Kalo nginapnya, mereka nginap di Sunagakure.. di chap ini~
Gak apa kan? Hehe… Kan rame juga~ x)
Gun-nee/Gunchan CacuNalu Polepel_Yep! Gun-nee benar sekali~ xD
KyuuNaru mau ngasih tau kalau penyebab lemonan itu menyebabkan kehamilan..
Pernikahannya? Hm~ Masih lama un, hehe~
Mau buat konflik dulu ne, heheefek seringa baca fic drama *timpuked*
Kutako Mekuto_ Sama2~ =D ItaKyuu? Nah! Itulah yang menganggu Ryuu! Karena Ryuu fans banget ama pair ini secara gak sengaja Ryuu banyakin ItaKyuu..
Tapi tenang aja! SasuNaru tetap akan Ryuu banyakin walau ada slight ItaKyuu..
Jadi gomen ne, penggemar ItaKyuu, disini mereka akan mulai berkurang munculnya*bows*
Mrs Kim siFujoshi_ Makasih udah review*hug*
seneng banget bisa buat Kim-san ketawa sekalian hot2an~ hehe..
Kirain bakalan garing ni humor =.=
In Seventeen? Tenang aja! Bakal di apdet kok! ^^
UzumakiKagari_ wah! Hati2 ketawa2 sendiri.. Nanti disangka kunti loh~#plaak!
Cinta segi empat? =="
kayaknya nggak, Cuma Ryuu mau sedikit ngerenggangin hubugan mereka tanpa orang ketiga! Hoho~(moga aja idenya jadi x))
Deavict024_ udah lanjut~
Rin Miharu-Uzu_ Udah lanjut un, xD
Desrochan_ Nasib Itachi udah terjawabkan di chap ini ^^
apdet kilat? Ne~ Ryuu gak janji~ Ryuu abisnya sibuk sih!*gampared rame2*
Ichigo 'Momo' Citrusz_ Sip dah! Entar Ryuu undang! xD
Iria-san_ Makasih banget udah kasih masukan ne, *shake hand Iria-san*
Tapi, tetap aja Ryuu lupa melakukan sarannya ne, udah kebiasaan TTATT
Tapi Ryuu tetap akan lebih disiplin deh x)
Guest/746xd_ Lemonan bareng ==" Mau nggak? *ngelirik SasuNaru n ItaKyuu*
SasuNaru&ItaKyuu: #geleng2kepala
Gomen ne, tu anak2 kagak mau~ #nunjukSN&IK *bows*
ByuuBee_ Kyuu! Kamu di bilang unyu! *di death glare*
Udah lanjut ne~ xD
Imouto/Mushroom Naru-chan_Udah lanjut imouto~ xD
Guest/Ca Kun_ Udah apdet ne~ xD
Hatekehanahungry_Lemonan? Tenang! Secepatnya pasti ada! xD
Iruka? Tenang aja~ bakal dapat –eheman- dari Kakashi kok!
Iruka: #mukahoror
Kakashi: #evilsmirk
KyuuNaru hamil? Bakal secepatnya kok! X)
Guest/sakuhimechan_ Wah~ Makasih Saku-san.. Maaf nunggu lama *bows*
AnindyaCahya_ Hie?! ==;;
Jangan salahkan Ryuu kalau ero dunk! Salahin mereka! *nunjuk SasuNaru & ItaKyuu*
SasuNaru&ItaKyu: *death glare Ryuu*
Ryuu: *ciut*
.
Ayo kita MULAI~!
.
Namikaze Daily
.
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rate: M
Genre: Romance, Humor
Pair: SasuNaru, Itakyuu,
Warning: Yaoi, BL, boyxboy, Lemon, Lime, Alur kilat, Abal, Ancur, Gajheness, OOC, OC, Rame Typo(s)… Bahasa sesuka hati author#plaak. oh ya atu lagi warningnya Ryuu lupa cantumin dari chap awal yaitu MPreg… hehe …
Gak suka? Ya~ gak usah baca deh!
Summary: Kyuu kena masalah, membuat Itachi merajuk karena kejahilan Kyuu yang garing. Namikaze kedatangan tamu terhormat, dan sang tamu ingin mencari masalah dengan SasuNaru dan ItaKyuu.. But~ Walau ada tamu yang tidak diundang, SasuNaru tatap aja santai pacaran di Istana.. Ciee~ Ciee~!
.
.
.
Dua keluarga berkumpul diruang makan, semuanya ada, kecuali…
"Mana Itachi?" Ratu Mikoto mencari anak sulungnya.
Seluruh orang yang diruang makan hanya saling melirik, lalu semuanya tertuju pada Kyuubi. Kyuubi yang merasa heran dilihatin terus mengangkat sebelah alisnya, "Apa?"
Minato sebagai tuan rumah dan sebagai Raja yang beriwibawa menatap tajam Kyuubi, "Mana tunangan mu, Kyuubi Namikaze?"
Kyuubi menaikan bahunya tidak tahu dan kembali makan.
Minato menyipitkan matanya tak suka, "Jangan bilang.. Itachi ada di Cerbi?" Kyuubi membelalakan matanya sejenak, lalu kembali menaikan bahunya lagi tidak tahu.
Merasa kesal tidak didengar, Minato hanya memberi isyarat pada istrinya. Kushina menggelengkan kepalanya, Minato melotot dan dibalas tatapan mematikan dari Kushina. Akhirnya Minato pun ketakutan tak berani dengan istrinya.
Merasa cemas melihat sahabatnya yang sejak tadi tak menyentuh makanan yang dihidangkan, dengan terpaksa Kushina menghentikan makan siangnya dan beralih menatap Kyuubi. "Kyuu-chan." Suara lembut Kushina membuat Kyuubi merinding seketika. "Dimana Itachi-kun?" Kushina tersenyum lembut, membuat semua orang yang ada didalam ruang makan merasakan hal yang buruk akan terjadi, "Lebih baik jawab." Kyuubi menganggukan kepalanya, "Dimana tu-na-ngan-mu?" Kushina tersenyum menyeramkan.
"D-Di Cerbi, kaa-san.."
ZZIIINGG!
Sebuah garpu melayang melewati Kyuubi dan menancap ketembok yang ada dibelakang Kyuubi beberapa meter. Bahkan pelayan yang ada dibelakang Kyuubi langsung pucat melihat garpu yang menancap ditembok, tepat disebelahnya.
"JEMPUT TUNANGAN MU DARI CERBI! SEGORES SAJA TUNANGAN MU DISENTUH OLEH PELIHARAAN MU YANG ANEH-ANEH ITU. Jangan. Harap. Labor dan hidup mu.. Aman.."
Kyuubi meneguk air ludahnya paksa, bukan Kyuubi saja. Semuanya yang ada diruangan tersebut. Dengan cepat Kyuubi menganggukan kepalanya dan langsung berdiri.
Tiba-tiba saja pintu ruang makan terbuka. Menampakan seorang laki-laki tinggi berambut perak dengan masker diwajahnya dengan dua pria dibelakangnya. Laki-laki yang dikenal sebagai Kakashi, kepala pelayan Uchiha, menunduk hormat pada orang-orang didepannya.
"Maafkan hamba yang menganganggu makan siang Anda. Saya kemari hanya mengantarkan Itachi-bochama yang hampir saja diterkam oleh Kitsune, peliharaan Kyuubi-sama yang setengah rubah dan setengah beruang." Kyuubi tersenyum canggung. "Dan, Kyuubi-sama memerintahkan Iruka-san untuk mengantarkan Itachi-bochama kesana."
Iruka menunduk meminta maaf beberapa kali. "Gomenasai.. Honto ni gomenasai! Saya tidak bisa menolak apa yang dipinta Kyuubi-bochama! Jika saya menolaknya, Kyuubi-bochama akan memecat saya.."
Mendengar penjelasan dari dua orang kepala pelayan tersebut. Seluruh mata kini tertuju ke Kyuubi. Kyuubi meneguk ludahnya ketakutan. Dia melirik Itachi yang kini sepertinya tak perduli padanya.
Itachi berjalan dan mendapat anggukan dari Kakashi dan Iruka, ia berjalan ke kursi kosong yang ada disamping Sasuke, berhadapan dengan Kyuubi.
Kushina menghela nafas berat, anak sulungnya kali ini terlaluan. "Kyuubi," panggilnya dan mendapat anggukan dari Kyuubi yang sudah ketakutan. "Selesaikan makan mu dan setelah itu ikut dengan kaa-san,"
DEG!
Jantung Kyuubi berdetak cepat, bahkan Naruto yang mendengarnya langsung menatap kakaknya miris. "Kyuu-nii.." Lirih Naruto.
Dengan terpaksa Kyuubi mengangguk pasrah. Sekarang ia hanya bisa berdoa pada Kami-sama.
Bukannya tidak perduli dengan Kyuubi, Itachi sudah menganggap kejahilan Kyuubi tadi sudah sangat kelewatan. Dirinya yang tadi baru masuk kesebuah gedung yang bertuliskan 'Cerbi' sangat lah terkejut saat melihat dua ekor binatang yang besar dan tak jelas. Satu setengah beruang dan rubah, dan satu lagi setengah kura-kura dan buaya. Dan tadi hampir saja dirinya diterkam oleh Kitsune, binatang yang setengah rubah dan beruang tersebut.
Jika Iruka tidak langsung menembak Kitsune dan ia tidak ditarik oleh Kakashi. Itachi yakin saat ini dia berada dirumah sakit dengan luka besar didadanya.
Kyuubi menyelesaikan makan siangnya dan begitu juga dengan Kushina. Kushina menunduk meminta maaf dengan keluarga Uchiha karena dia harus pergi dan tak bisa berbincang-bincang dulu.
Kushina dan Kyuubi pergi, menyisakan orang-orang yang berpikir apa yang akan terjadi dengan Kyuubi.
"Aniki.." Panggil Sasuke pada kakaknya yang terlihat tenang.
"Hn?"
"Kau tidak khawatir pada Kyuubi?"
"Hn,"
"Itu tidak menjawab pertanyaan ku baka!"
Itachi berdiri, "Aku selesai." Ia menoleh ke adiknya, "Bukan urusan mu," Itachi langsung pergi meninggalkan ruang makan.
"Aku harap Kyuubi dan Itachi tidak bertengkar," Ujar Mikoto miris, dia takut kalau anaknya nanti tak jadi menikah dengan Kyuubi karena masalah yang cukup mengerikan tadi.
Kakashi dan Iruka hanya saling pandang saat merasakan kekhawatiran yang dirasakan pada orang-orang yang ada diruang makan.
"Semoga Kushina-sama tidak terlalu keras dengan Kyuubi-bochama.." Lirih Iruka.
Kakashi hanya melirik Iruka dan menepuk-nepuk pundaknya. "Yang pastinya nanti Kyuubi-sama akan jera,"
Iruka menoleh ke Kakashi, "Kau buat aku tambah khawatir!"
"Hehe.." Kakashi menyengir tak jelas mendapat teman seperjuangannya sangat khawatir.
.
~oO0Oo~
.
Sore datang..
Sasuke tadi diajak jalan-jalan oleh Naruto. Sasuke tidak menyangka jika Naruto mempunyai sebuah ruangan pribadi. Dan kini Sasuke merasa dia harus waspada pada kekasihnya, karena ruangan yang tadi ia datangi sangatlah menyeramkan untuk dilihat.
Ruangan persenjataan Naruto.
Didalam ruangan itu banyak alat-alat yang bahkan Sasuke tak bisa mengucapkannya satu persatu, shuriken, kunai, senjata api, basoka dan banyak lagi. Naruto bilang, dia mengoleksi itu agar dia tampak laki. Sasuke mengangguk mengiyakan saja. Dan Sasuke tidak lebih menyangka lagi kalau Naruto bisa menggunakan semua alat-alat persenjataan tersebut.
Contohnya saja Naruto bisa menggunakan sebuah senjata api yang beratnya sekitar 5kg dan Naruto berhasil menembak titik target. Dan itu membuat jantung Sasuke berdetak lebih cepat. Apa kabarnya jika Sasuke melakukan kesalahan? Bisa-bisa nasibnya seperti titik target itu.
Dan sekarang dia dan Naruto berada di kolam ikan yang menghiasi taman belakang istana yang luas. Matahari yang akan terbenam membuat suasana yang dirasakan Sasuke sangat lah cocok untuk melakukan kegiatan sepasang kekasih.
Sasuke menoleh ke Naruto yang ada disampingnya. "Naruto,"
Naruto menoleh dan mengisyaratkan Sasuke untuk diam. Sasuke pun mengernyitkan dahi. Tiba-tiba saja Naruto berjongkok dan menatap kolam yang ada didepannya.
"Naru-
"Ssstt!" perintah Naruto, membuat Sasuke terdiam.
BYUR!
"NA-Naruto!" panik Sasuke yang tiba-tiba Naruto nyebur kekolam.
Naruto muncul kepermukaan air dan tersenyum lebar ke Sasuke. "Teme!" panggilnya, Sasuke yang tadi panik kini kembali mengernyitkan dahi. "Lihat! Akhirnya seumur hidup ku, aku bisa menangkap ikan dengan tangan kosong!" teriak Naruto senang, membuat Sasuke menggelengkan kepalanya.
"Naik Dobe!"
"Oke!" Naruto akhirnya keluar dari kolam, dia tersenyum lebar sambil menunjukan ikan koi yang ia dapat. Saat ia akan memberikan pada Sasuke, ikan itu terlepas karena Sasuke menyambutnya dengan sebelah tangan( karena tangan kirinya patah) dan ikan tersebut kembali kedalam kolam.
Naruto panik, "Te-teme! Ikannya!"
"Biar saja!"
"Nggak! Nanti dia mati Teme! Tu lihat! Ikannya tenggelam!"
Sasuke memutar bola matanya bosan, astaga.. Ternyata Naruto memang Dobe.
Akhirnya Sasuke hanya bisa membungkam Naruto dan menariknya pergi keliling istana lagi.
.
.
.
Itachi duduk disofa yang berada dibalkon kamar yang ia tempati. Earphone ditelinganya sedang memutar lagu rock, metal dan semua yang berkaitan dengan cadas, kebiasaan Uchiha sulung dikala suasana hatinya sedikit buruk.
Walau Kyuubi adalah orang yang ia cintai, tetap saja kekagetannya dengan apa yang terjadi tadi siang membuat Itachi sedikit menjauh dari Kyuubi. Bahkan Itachi bertanya pada dirinya sendiri, kalau Kyuubi tetaplah seperti ini tak menganggapnya lebih dari pengganggu, apa dia bisa tahan?
Dari dalam kamar Itachi, Kyuubi berdiri. Dia mengelus bokongnya yang merasa nyeri karena habis mendapat hukuman dari Ratu Kushina. Kyuubi berjalan mendekati Itachi yang sedang berada di balkon. Kyuubi berhenti tepat dibelakang Itachi, "I-Itachi.." Itachi hanya diam, membuat Kyuubi berpikir kalau Itachi memang marah padanya. "Chi?" panggilnya lagi, tapi Itachi tetap tak merespon Kyuubi.
Kesal, Kyuubi menarik Itachi menghadapnya. Itachi hanya menatapnya datar, lalu berbalik lagi menatap pemandangan istana dari lantai 2. Kyuubi terdiam, dia harus meminta maaf pada Itachi. Oke, jangan berpikir dia meminta maaf karena dia mau. Tapi karena ibunya yang mengancam, lagi pula seluruh pelosok di istana dipasang cctv. Dan ibunya pasti tahu apakah dia meminta maaf pada Itachi atau tidak,
Kyuubi melangkah kedepan, menghadap Itachi, menatap langsung onyx kelam milik tunangannya. Itachi mendongakan kepalanya dan masih menatap Kyuubi datar. Kyuubi menjulurkan tangannya menarik earphone dari kepala Itachi. "Aku minta maaf," ucapnya datar, tampak tidak tulus.
"Hn," jawab Itachi, dia tahu kalau Kyuubi mengatakannya dengan terpaksa. Jadilah, Itachi memasang earphone nya lagi.
Merasa tidak diperdulikan, Kyuubi menarik earphone serta ipod milik Itachi, membuat Itachi berdecak kesal. "Apa?"
"Aku minta maaf pada mu Uchiha!"
"Kalau terpaksa lebih baik tak usah," ujar Itachi dingin, dia merebut earphone dan ipodnya lagi.
Itachi pun masuk kedalam kamarnya, meninggalkan Kyuubi dibalkon. Itachi membaringkan tubuhnya yang terasa sedikit lelah. Ia kembali memasang earphonenya dan kembali memutar lagu cadas tadi.
Baiklah! Kyuubi menghela nafas berat. Dia diacuhkan oleh Itachi, dan dia sedang diamati ibunya dari kamera cctv. Otak Kyuubi berputar mencari sesuatu yang akan membuat Itachi mengatakan, "Aku memaafkan mu Kyuu-chan~". Tapi apa?
Kyuubi masuk kedalam kamar Itachi. Ia melirik Itachi yang sudah menutup matanya, sepertinya Itachi sedang kesal. Terbukti dengan helaan nafas berat beberapa kali yang ia dengar.
Kyuubi mendekati Itachi, dia ragu ingin meminta maaf dengan ide yang ia dapat. Tapi… apa boleh buat? Kita harus mencoba sesuatu bukan?
Dengan perlahan, Kyuubi menaiki ranjang Itachi. Setelah berada diatas Itachi, Kyuubi kembali melepaskan earphone yang ada dikepala Itachi. Membuat Itachi membuka matanya.
"Aku minta maaf.." ujar Kyuubi masih tak tulus, membuat Itachi memutar bola matanya-bosan.
"Sudah ku bilang kalau kau tidak mau mengatakannya ja-
Bibir Itachi terkunci denga ciuman Kyuubi. Mata Itachi melebar tak percaya, Kyuubi meminta maaf dengan cara ini? Cara ini? CARA INI?!
Seperti balon yang diterbangkan, entah kenapa kekesalan Itachi pada Kyuubi hilang seketika dan berganti dengan rasa yang membuncah, sampai-sampai si Uchiha sulung ingin jingkrak-jingkrak diatas ranjang.
Kyuubi menekan kepalanya mencium Itachi. Itachi menyeringai, ditariknya kepala Kyuubi dan ia pun mulai beraksi. Itachi menyela bibir Kyuubi dan langsung menorobos masuk. Seluruh isi dimulut Kyuubi ia eksplor dan ia rasakan. Lagi-lagi rasa apel yang dirasakan Uchiha sulung.
Tak mau menjadi yang 'dibawah', Itachi memperbalik keadaan. Dia kini berada diatas Kyuubi sambil mencium tunangannya, Itachi bisa menjamin setelah ini malam kedua mereka akan dimulai.
.
.
Disebuah ruangan, seorang wanita berambut merah menyeka hidungnya dengan sapu tangan putih miliknya. Ia tak menyangka akan mendapat tontonan yaoi live! LIVE!
Kushina ingin berteriak memanggil sahabatnya, Mikoto. Hanya saja acara yang sedang berlangsung membuat mantan Uzumaki ini tak bisa bergerak, bahkan berteriak. Anaknya dan anak dari sahabatnya sedang bercumbu..
Oh! Rezeki Fujoshi memang tak tanggung-tanggung!
Pada saat acara anaknya hampir memuncak, Kushina mengingat sesuatu. Anaknya… A-anaknya! Ya! Kyuubi tak bisa melakukan hal yang hampir membuat Kushina jantungan! Anaknya mempunyai kelainan! Itu yang dikatakan dokter kerajaan! Astaga! Kushina tak bisa membayangkan jika anaknya akan punya anak, dalam arti kata dia punya cucu!
Segera, Kushina mengambil ponselnya menelpon Kyuubi, untuk menghentikan acara anaknya. Ya, ini demi masa remaja Kyuubi yang masih panjang, walau sebenarnya Kushina juga tak menjamin sih…
.
.
"Mnnhh ahh~" Kyuubi melepaskan pagutannya bersama Itachi, paru-parunya perlu diberi udara.
Tak mau hanya diam saja, Itachi menurunkan kepalanya ketengkuk Kyuubi. Menghirup aroma khas Kyuubi, lagi-lagi apel.. Ha-ah~ Kekasihnya memang maniak apel, batin Itachi sambil terus mencium tengkuk milik Kyuubi.
Belum rasa paru-parunya terisi udara dengan penuh, Kyuubi harus menerima serangan Itachi ditengkuknya. Ge-geli! Kyuubi merasa geli dengan kelakuan Itachi yang menyentuh tengkuknya dengan hidung mancung Itachi dan sesekali mencium tengkuk miliknya.
Disaat menikmati perlakuan Itachi, nada Hit in the USA milik Beat Cruseader berbunyi nyaring. Kyuubi mendorong Itachi untuk bisa mengambil ponselnya yang ada didalam saku celananya. Dengan terpaksa Itachi minggir dari atas Kyuubi.
Kyuubi mendudukan dirinya, ia menjawab telpon yang masuk keponselnya. "Ada apa, Kushi-eh! Kaa-san?" Kyuubi menepuk jidatnya yang hampir saja memanggil ibunya dengan nama.
"Kyuu? Hm.. err.. Sepertinya, lebih baik sudahi saja meminta maaf dengan Itachi. Kaa-san khawatir dengan cara meminta maaf mu.. Yah… You know lah~ Kau punya-ehem- didalam tubuhmu.."
Kyuubi menaikan alisnya, berarti ibunya benar-benar mengamatinya sejak tadi. "Ya.. Aku sudahi.. Eh? Ta-tapi kaa-san a-
"Kaa-san tau, kaa-san tau.. Kalian sedang ditengah-tengah, tapi demi masa muda mu yang masih panjang lebih baik sudahi saja dulu,"
"Tapi aku dan Keri-Itachi sudah-
"Sstt~ Sudah-sudah! Kau mau membuat kaa-san mu kehabisan darah hah? Sudah lah, keluar dari kamar Itachi-kun, siap-siap lah. Makan malam sebentar lagi. Dan lagi pula nanti Yakato-jiisan akan datang."
"EH? Yakato-jiisan? Berarti Yahiko datang juga?"
"Entahlah, tapi kaa-san dengar, Yahiko sedang di Uzugakure."
"Hahh~ Baiklah.." desah Kyuubi kecewa.
"Cepat keluar dari sana, sebelum kalian bernafsu lagi! AKU BELUM MAU PUNYA CUCU!" teriak Kushina sekencang-kencangnya, membuat Kyuubi menjauhkan ponselnya dari telinga.
Sambungan terputus, diputusi oleh Kyuubi sebenarnya.
"Kyuu?"
"Emm.. Aku harus kembali kekamar." Kyuubi berdiri, tapi ditarik dengan Itachi sehingga Kyuubi terjatuh dan menimpa Itachi.
"Kita belum selesai, Kyuu.." Itachi mengecup bibir Kyuubi, membuat Kushina yang mau keluar dari ruang pengawas lagi-lagi harus terdiam dan berteriak, segera saja dia menelpon Kyuubi.
Kyuubi yang terhanyut dengan ciuman Itachi mulai pasrah, tapi lagi-lagi ponselnya berbunyi. Kyuubi mendorong Itachi dan duduk diatas perut Itachi, "Ck!" decaknya kesal, dia mematikan panggilan masuk kedalam ponselnya. "Aku harus siap-siap, Yakato-jiisan akan datang." Kyuubi menyingkir dari Itachi dan pergi.
Itachi menatap pintu kamarnya yang telah ditutup Kyuubi, "Hahh~ Lagi seru juga!" Gerutunya kecewa.
.
.
.
Kalau ditanya suasana romantis pada Sasuke, si Pantat ayam ini akan menjawab, "Suasana romantis adalah saat kau melihat Naru-Dobe berbaring diatas rerumputan taman dengan dikelilingi bunga-bunga tulip dan sinar matahari sore menyinari wajahnya," Ya itu lah yang sedang dialami tokoh utama kita ini.
Dengan saling berhadapan, Sasuke dan Naruto hanya diam dan saling tatap. Mereka tak mau berbicara sedikit pun karena suasana yang mendukung dan romantis seperti ini. Oke! Naruto yang mengakui kalau dirinya laki-laki memang suka hal romantis seperti yang dialaminya sekarang, tapi ya… Jangan bilang kalau dia seperti anak perempuan saja yang menyukai hal-hal romantis, jika kau tak mau sebuah tanda pusaran berwarna merah ada diperut mu, di rasengan maksudnya.
Sasuke mengelus pipi Naruto, membuat Naruto memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut yang diberikan Sasuke. "Naruto," ucap Sasuke menyebut nama kekasihnya yang telah ia rebut kepera-ja-nya.
Naruto membuka mata, menatap lurus kemata onyx milik Sasuke. "Ya?"
"Boleh aku mencium mu?" tanya Sasuke sedikit dihiasi rona merah dipipinya.
Naruto mengangguk, "Biasanya langsung juga," jawab Naruto dengan senyum mengejek diwajahnya.
"Hn," Sasuke tersenyum, ia mendekat ke Naruto dan mengecup bibir Naruto yang berwarna pink alami.
Kecupan yang terasa dibibir Naruto membuat si Kuning terhanyut. Sasuke memeluk pinggang Naruto dan menariknya mendekat, sedangkan tangan Naruto berada didada Sasuke menjaga jarak dan jaga-jaga kalau Sasuke tak mau melepaskan ciumannnya disaat dia butuh udara.
Angin berhembus membuat surai yang berbeda warna itu mengalun pelan. Sasuke dan Naruto tersenyum ditengah ciuman mereka, merasa jika saat ini sangatlah tepat untuk bercumbu, sepi, romantis dan-
"Enak lah yang lagi bermesraan~ Aku aja mau~"
DEG!
Sasuke dan Naruto membelalakan matanya mendengar suara yang menganggu acara mereka. Dengan kesal, Sasuke melepaskan ciumannya dan mendudukan dirinya. Ia membalikan badannya dan melihat siapa yang berani-beraninya mengganggu acara penting yang romantis ini!
Anak laki-laki berambut pirang panjang yang dikuncir kuda, sedang berjongkok dibelakang mereka. Matanya yang berwarna hijau dan tindikan kecil ditelinga kirinya membuat anak laki-laki berusia 14 tahun itu terlihat tampan dan keren.
"Siapa kau?" tanya Sasuke menyelidik pada anak pirang berkuncir kuda itu.
Naruto melirik anak yang sedang berjongkok dengan posisinya yang masih berbaring. Naruto memutar bola matanya seperti sedikit tak suka dengan anak laki-laki itu. Dengan kesal Naruto duduk dan menggembungkan pipinya sambil melihat anak laki-laki itu.
Sasuke menyipitkan matanya, "Kau seperti Yahiko,"
Anak itu menyengir lebar, "Benarkah? Aku mirip Yahiko-niichan?"
Sasuke menganga, adik Yahiko? Pantas saja ada tindikan! Lalu Sasuke melirik Naruto yang seperti kesal melihat anak itu. "Kau kenapa Dobe?"
"Cih!" Naruto membuang wajahnya tak mau melihat dua orang yang berhadapan itu.
Anak laki-laki berambut pirang selain Naruto itu tersenyum lebar, "Hai sepupu!"
"Uruse!" ujar Naruto ketus, membuat Sasuke mengernyit heran.
Anak itu menyengir lebih lebar, lalu beralih ke Sasuke. "Kenalkan! Nama ku Yota Namikaze! Rival Naruto dan…"
"Dan?" Sasuke membeo.
"Mantan kekasih Naruto!"
'DEG!'
Jantung Sasuke seperti berhenti berdetak. A-anak ini? Anak ini mantan Naruto? Sasuke mengepalkan tangannya kesal, dia melirik Naruto yang masih saja menggembungkan pipinya, sepertinya Naruto tak mendengar apa yang dibilang anak yang seumurannya ini.
Merasa ditatap, Naruto menoleh ke Sasuke yang berwajah kesal. "Ada apa?"
Anak bernama Yota itu tersenyum lebar ke Naruto, "Hai mantan kekasih ku~"
TWITCH!
Kepala Naruto bersarang kedutan besar. Mantan? MANTAN? Yang benar saja!
"Sudahlah! Lelucon mu tidak lucu Yota!" Naru memandang kesal Yota yang tertawa terpingkal-pingkal.
"Hahaha! Lihat Naruto! Lihat wajah pacar mu itu! Haha!" Yota tertawa sambil menepuk-nepuk rerumputan karena tak tahan lihat wajah Sasuke yang sangat aneh menurutnya.
Sasuke masih menatap Naruto meminta penjelasan, "Haha! Hahaha! HAHAHAHA!" tawa Yota makin besar karena melihat wajah Sasuke.
Kedutan besar dikepala Naruto makin membesar. Ck! Sepupunya yang satu ini selalu saja mengacau hubungan orang! Semuanya! Tak terkecuali kakaknya sendiri!
Mentang-mentang wajahnya tampan! Tampak sangat manly, dan juga sangat pintar dalam hal apapun, dia seenak jidat memainkan hubungan orang!
Yota masih tertawa terpingkal-pingkal sambil terus menunjuk-nunjuk wajah Sasuke, baiklah! Naruto tak bisa menahan kekesalannya!
Naruto menatap tajam Yota, sangat tajam hingga Yota ahirnya menatap Naruto dengan masih sedikit tertawa. Naruto menyipitkan matanya, "Lu kira lu bagus gitu?" Yota berhenti tertawa saat wajah sepupunya tidak bersahabat. "Gak! Asal lu tahu aja!" Naruto menoyor kepala sepupunya.
Naruto berdiri dan menarik Sasuke pergi, meninggalkan sepupunya sendirian ditaman. "Cih! Kalau saja saingan ku bukan Uchiha, sudah ku serang kau dari awal Nar!" gumam Yota, wajahnya mendadak berubah menjadi sangat menyeramkan. "Akan ku rebut virgin mu! HAHAHA!" Yota tertawa setan, membuat seseorang yang mencarinya sejak tadi menoleh ke arah suara.
"Ck! Anak itu!" gerutu wanita berambut pirang dengan potongan rambut bob, dia berjalan mendekati Yota. "Ehem!"
Yota mendadak berhenti tertawa dan menoleh kebelakang. Wajahnya langsung berubah horor melihat wanita cantik dengan dada yang cukup besar serta wajahnya yang menyramkan. "A-Aneki.." ucap Yota ketakutan.
"Enak ya? Setelah kau mengacaukan hubungan ku dengan pacar ku, sekarang kau tertawa.. Hm?" wanita cantik itu maju selangkah, membuat Yota mundur kebelakang. "JANGAN HARAP KAU AKAN SELAMAT YOTA!" teriak wanita itu lalu menggunakan sinra tensei hingga membuat Yota terlempar jauh.
.
.
.
"Selamat datang, Yakato-sama.." ujar Iruka menyambut kakak dari raja Minato.
Laki-laki tampan berambut pirang dengan tuxedo hitam itu tersenyum pada Iruka. Dia melangkahkan kakinya masuk kedalam istana didampingi wanita berambut oranye dengan gaun biru.
Yakato Namikaze membuka sebuah pintu disalam satu ruangan diistana. Dia tersenyum saat mendapati adiknya, Minato sedang duduk menunggu kehadirannya. "My otouto~" teriak Yakato sambil melebarkan tangannya menyambut sang adik yang akan memeluknya.
Minato tersenyum dan memeluk kakaknya, "Lama tidak bertemu, aniki.."
Yakato melepaskan pelukannya bersama dengan sang adik, "Haha.. Maklum lah, aniki mu ini masih banyak kerjaan diperusahaan yang baru dibangun,"
"Banyak alasan kau aniki!" Minato tertawa, "Ayo duduk, sebentar lagi Fugaku akan kesini.." ujarnya menginformasikan sahabat mereka akan datang.
"Fugaku? Uchiha maksud mu?" tanya Yakato yang sedikit penasaran.
"Ck! Iya aniki, Uchiha. Dia kan seangkatan mu saat sekolah!"
"Hahaha, ya, ya, aku ingat!" ujar Yakato sambil duduk. "Darling," panggil Yakato pada istrinya.
Wanita berambut oranye itu menoleh ke suaminya, "Ya beb?"
"Temui lah Kushina.. kalian sudah lama tak berbincang,"
Seketika wajah wanita berambut oranye itu berubah horor. Saat ia akan menjawab, pintu ruang kerja Minato terbuka. Menampakan wanita berambut merah, siapa lagi kalau bukan Kushina.
Istri Yakato yang melihat Kushina masuk, langsung merinding seketika. Kushina yang melihat iparnya hanya tersenyum manis(baca: Menyeramkan!) membuat istri Yakato tersenyum kecut.
"My, My~ lama tidak bertemu.. Yu-na,," ujar Kushina sambil mendekati iparnya.
Wanita yang bernama Yuna istri dari Yakato mundur selangkah, "Haha.. I-iya la-lama tidak bertemu Kushina.."
"Hm.. Bagaimana kalau kita ke Cerbi? Kitsune sudah rindu dengan mu~. Dan sepertinya kau sudah agak 'besaran' ya? Operasi lagi? Astaga.."
'GLEK'
"Ah, em.. Ga-Gak usah deh! Haha.. Yakato pasti akan mencari ku kalau pergi jauh.. Benerkan Beb?"
"Gak juga, kamu kan udah pernah tinggal disini selama tiga tahun. Oh ya, lebih baik latihan aja ama Kushina, dari pada sedot lemak terus" Ujar suaminya sambli menyesap teh, tak perduli jika istrinya sudah berkeringat dingin.
"Nah, ayo Yu-na~"
"Hiks.. Beb.."
"Oh ya Kushi-chan, Yuna sudah lama tak berlatih dengan cakra nya. Tolong buat dia giat lagi ya! Dan.. Buat Yuna menurunkan berat badannya dengan alami, kalau dia sedot lemak terus bisa bangrkut gua.."
"Oke kakak ipar~" Kushina menyeringai senang, lalu ia menarik Yuna pergi dari sana dan menuju Cerbi.
"LEPASKAN AKU! YAKATOO!"
Ck, inilah yang selama ini ditakuti istri Yakato kalau ke Istana, sejak dulu selalu saja dia di bully oleh Kushina karena kegemerannya mempermak tubuh.. Ck, ck, ck, Kushina nakal juga rupanya!
.
.
.
Setelah puas men-sinra tensei-kan adiknya, wanita berdada yang cukup besar itu berjalan bebas diistana. Bajunya yang sedikit vulgar, dengan menampakan belahan dadanya dan menjadi sorotan kamera cctv, kerjaan para pelayan yang mengawas di ruang pengawas.
Saat di persimpangan di koridor istana, wanita ini terdiam. Dia melihat laki-laki berambut hitam kuncir sedang berjalan kearahnya. Wanita itu langsung merapikan penampilannya karena melihat laki-laki tampan, yang ternyata Itachi akan lewat dihadapannya.
Wanita berambut pirang bermata zamrud itu mencondongkan dadanya dan berjalan seseksi mungkin ke arah Itachi. Itachi yang sadar dengan wanita itu tersenyum dengan niat menyapa.
"Hai, kau Uchiha ya?" tanya wanita itu didepan Itachi, membuat Itachi terpaksa berhenti berjalan.
"Ya, hm.. Siapa ya?"
"Ah.. Aku Jennifer.." ucap si wanita berambut pirang yang bernama Jennifer itu dengan gaya menggoda. Ia menggigit telunjuknya, lalu tangannya yang satu lagi mengusap pipi Itachi. "Kau tampan sekali, Uchiha.."
"Terima kasih, bawaan lahir soalnya," ujar Itachi sambil tersenyum, membuat Jennifer sweatdrop.
"Namanya siapa sich?" Jennifer mendekatkan tubuhnya ke tubuh Itachi.
"Itachi,"
"Oh.. Apa kau sudah punya.. ke-ka-sih?" bisik Jennifer sambil memainkan kancing kemeja biru garis-garis milik Itachi.
"Sudah, tunangan lagi."
Jennifer menginjitkan kakinya menempelkan dadanya kedada Itachi, "Putusi saja, kau dengan aku. Aku bisa memuaskan mu~"bisiknya menggoda.
Itachi tersenyum ramah pada Jennifer, "Gak, terima kasih,"
"Ayo lah.. Aku bisa-
"Dada mu buatan ya? Hmp,, pasti operasi di Desa Senjukigakure.. Hm.. Kasihan.,, buatan tangan aja bangga. Buatan pabrik dong, baru bangga.. Made in self.." Ujar Itachi sambil mendorong Jennifer yang membatu, "Sorry ya.. Kyuu-chan lebih seksi dari pada mu. Jaa~" Itachi kembali berjalan menuju kamar ibunya, meninggalkan Jennifer yang membatu menahan malu.
"K-Kok dia tau? ARRGHH! Ini memalkukan! Huh!" Jennifer berlari pergi.
.
.~oO0Oo~.
.
Malam datang, Sasuke dan Naruto belum berniat masuk kedalam istana. Mereka sekarang duduk di gazebo di tengah-tengah sebuah kolam ikan di samping kebun anggur. Ha-ah, mereka berdua terus saja saling pandang sejak tadi.
Naruto menggerakan tangannya mengambil perban, ia menaikan tangan Sasuke dan melepas perban yang sejak tadi pagi dipakai Sasuke-masih dengan terus memandang wajah Sasuke. Setelah terlepas, Naruto segera melilitkan perban yang baru ketangan Sasuke. Dan… Selesai..
Sasuke tersenyum saat perban tangan kirinya sudah diganti, dia memakai penyanggah tangannya kembali dengan dibantu Naruto. Bosan duduk, mereka berbaring masih saling menatap, entah mengapa mereka tak bosan menatap wajah didepan mereka. Sebuah rasa déjà vu saat melihat bayangan mereka terpantul diiris mereka masing-masing.
Bulan yang menyinari mereka menambah suasana déjà vu mereka. Lampu yang ada di gazebo itu kalah dengan sinar bulan yang menyinari mereka. Haahh.. Entah apa yang mereka pikirkan, yang pasti mereka berdua tak mau memandang yang lain selain orang yang ada didepannya saat ini. Ini lah.. Cinta~
Sasuke menyentuh pipi Naruto dengan lembut, membuat Naruto menutup matanya menikmati sentuhan lembut sang seme. Sasuke menyibak poni yang menghalangi wajah Naruto, "Kau tahu kenapa bulan bersinar terang malam ini? Lebih terang dari pada lampu yang ada di gazebo ini?"
Naruto menggelengkan kepalanya, dia menggenggam tangan Sasuke. "Tidak. Memangnya kenapa?"
Sasuke tersenyum, "Karena bulan sedang menyinari malaikatnya yang indah-kalau tidak mau dibilang cantik-."
Naruto terkikik geli, "Siapa?"
"Kau.. Naruto Namikaze.."
Naruto tertawa, "Bisa saja!" Naruto menoyor kepala Sasuke, membuat Sasuke mengernyit aneh. Kenapa dia ditoyor?
Naruto mendudukan dirinya, ia memandang istana yang telah terang menderang karena lampu sudah dinyalakan. "Lebih baik masuk yuk? Bentar lagi makan malam."
"Hn," Sasuke segera duduk dan berdiri. "Ayo,"
"Oke!" dan mereka pun kembali ke istana dengan berpegangan tangan.
Hahh.. so sweet~ buat iri author saja..
.
.
.
Semua sudah berkumpul di ruang makan, Uchiha dan dua keluarga Namikaze. Minato dan kakaknya berhadapan di meja makan yang panjang, Kushina duduk dekat suaminya berhadapan dengan Jennifer dan sampingnya Mikoto, Fugaku disamping istrinya berhadapan dengan Itachi, disamping Itachi, Kyuubi, berhadapan dengan Yota dan Yuna, lalu di samping Kyuubi, Sasuke dan Naruto.
Makan malam dimulai, semua makan dengan nikmat. Disaat semua sedang sibuk dengan makanannya, Naruto menatap Sasuke yang sedikit kesulitan dengan makannya, dia tak bisa memotong steak dagingnya. Naruto tersenyum, dia mengambil piring Sasuke, memotong daging steak milik kekasihnya dan menyuapi Sasuke
Sasuke tertegun sesaat, tapi selanjutnya ia membuka mulutnya dan memakan daging steak yang dipotongi Naruto.
Kushina dan Mikoto tersenyum menatap anak mereka yang sangat romantis. Sedangkan yang lainnya menatap datar dan iri.
Naruto mengusap pinggiran bibir Sasuke saat saus steak itu menempel dibibir kekasihnya, "Terima kasih," ujar Sasuke, dan mendapat anggukan dari Naruto.
Naruto kembali menyuapi Sasuke dan memakan makanannya juga secara bergantian. Dihadapan Itachi, Yota memandang keromantisan SasuNaru dengan tatapan iri. Oke, sejak dulu dia selalu bermimpi disuapi sepupunya yang imut itu, tapi yang ia dapat adalah sebuah bogem mentah di pipinya. Sejak itu ia tak meminta pada sepupunya untuk disuapi.
Itachi melirik adiknya yang disuapi Naruto, rasa iri bersarang di dirinya. Kemudian, Itachi menatap Kyuubi yang memakan makan malamnya dengan tenang, tak ada niat melirik keromantisan adiknya.
Jennifer menatap Itachi yang sepertinya iri dengan SasuNaru. Ia pun menggeser kursinya mendekati Itachi, "Mau ku suapi, Itachi-kun?"
"Tidak usah," jawab Itachi langsung memakan steaknya.
"Ayolah, kalau Kyuubi tidak mau aku mau kok,"
"Gak nanya,"
Kyuubi melirik kearah kanannya, ia menatap sepupunya yang sedang menggoda tunangannya. Bukannya cemburu, Kyuubi Cuma menatap datar mereka. Dia mendengus kesal, sejak dulu Cuma Yahiko yang klop menjadi sepupu terdekatnya, tidak seperti Jennifer dan Yota. Mereka berdua terlalu mementingkan tampang.
"Ayo.. Itachi-kun, buka mulutnya.. Aa,"
"Hn," jawab Itachi tidak mau membuka mulutnya.
Jennifer menggembung pipinya tak suka Itachi yang tak menghiraukannya.
Menganggap semua Cuma numpang, Sasuke dan Naruto terus saja melanjutkan keromantisan mereka. Sampai-sampai steak yang ada di piring Sasuke sudah habis, ditambah Naruto dan kembali menyuapi kekasihnya. Bisa dipastikan berat Sasuke akan naik lama-lama dengan Naruto.
Yota memakan makanannya sambil memandang tak suka pada pasangan mesra di meja makan. Menaruh garpunya, Yota menompang dagunya sambil tersenyum jahil pada SasuNaru, "Naruto, kau seperti perempuan saja menyuapi si Pantat ayam,"
"Uhuk!" Sasuke, Itachi, Kyuubi, Kushina, Mikoto, Fugaku dan Minato terbatuk serentak mendengar apa yang dikatakan Yota.
Naruto berhenti menyuapi Sasuke. Ia menaruh garpu ke piring kosong. Naruto tersenyum pada Yota, "Tadi bilang apa?"
Namikaze(Minato) dan Uchiha langsung mengisyaratkan Yota untuk tidak mengulang apa yang dia katakan sebelumnya. Sedangkan Namikaze(Yakato) hanya diam dan terus melanjutkan makan mereka.
"Kau seperti perempuan saja menyuapi Si Pantat Ayam.."
Hening..
Hening..
He-
ZZIINGG!
ZZIINGG!
"KAU BILANG APA BAKA?!" teriak Naruto sambil memegang shuriken yang entah dari mana.
Didepan sana Yota terpucat meratapi nasibnya yang baru saja dilempari 2 shuriken sekaligus dengan kecepatan yang tak dikira oleh si jenius Yota.
Naruto menaiki meja makan dan akan mendatangi Yota, sebelum Sasuke menariknya dan memerintahkan Naruto untuk duduk. Dengan dengusan kesal, Naruto duduk kembali tapi dengan terus menatap tajam Yota yang masih membeku dan pucat.
'T-Tidak mungkin!' teriak Yota dalam hati memandang takut Naruto.
Makan malam kembali berjalan seperti biasa lagi, walau aura yang tidak bersahabat masih menguak dari Naruto.
Jennifer yang selesai dengan makan malamnya menoleh ke Itachi yang juga sudah selesai. Wanita itu tersenyum pada Itachi saat Itachi tak sengaja meliriknya. Hahh.. Wanita itu kenapa sejak tadi menatapnya sih?
"Aku selesai," ujar Kyuubi, membuat Itachi menoleh ke arah tunangannya.
Kyuubi mengangguk hormat pada yang lain, lalu berdiri dan pergi. Itachi ingin mengikuti Kyuubi, tapi wanita disampingnya menahan. "Serempak aja perginya,"
Dengan terpaksa Itachi mengangguk, lagi pula tidak sopan pergi saat semuanya belum selesai.
.
.
Menyender di pintu balkon kamarnya, Kyuubi sejak tadi menikmati angin malam yang berhembus. Iris rubby nya memandang kagum pada bulan purnama yang terang menderang, tapi.. Entah mengapa ada yang kurang. Dia merasa kalau saat-saat yang sangat tenang ini ada sesuatu yang kurang..
"Apa itu?" tanya nya mencoba menghilangkan rasa yang kurang tersebut, mungkin saja ada yang menjawabnya.. Siapa tahu?
Pintu kamar Kyuubi terbuka pelan, laki-laki berambut raven panjang yang saat ini rambutnya tak dikuncir, melangkah pelan memasuki kamar tunangannya. Dia baru bertanya pada calon adik iparnya tentang pejagaan yang diamati dari cctv. Dan.. Itachi mendapat jawaban yang membuat hatinya berbunga-bunga! "Kalau malam, penjagaan dari cctv di semua kamar dimatikan. Dan penjagaan yang lebih ketat dilakukan di ruangan lain selain kamar, Tachi-nii.." oh sungguh, saat mendengar kata-kata calon adik iparnya, Itachi seperti petasan yang dinyalakan. Meledak-ledak! Ia bisa melakukan malam kedunya bersama Kyuubi~
Kyuubi maju selangkah, menyanggah tubuhnya pada pembatas balkon. Dengan menompang dagu, Kyuubi menatap keadaan istana yang sunyi dan juga sepi.. Sepi..
Si sulung Namikaze akhirnya mendapat jawaban yang ia rasakan sejak tadi. Kesepian.. Kyuubi menghela nafas, apa yang bisa dilakukannya untuk menghilang kesepian yang ia rasakan?
Dari belakang, Itachi datang. Dengan pelan, Itachi mendekati Kyuubi. Perlahan, Itachi memeluk tubuh tunangannya dari belakang, membuat Kyuubi tersentak kaget. Tapi segera diam saat menyadari kalau yang memeluknya adalah Itachi. Entah mengapa rasa kesepian yang dirasakan Kyuubi tadi pergi..
"Kyuubi," menyebut nama kekasihnya, Itachi mengeratkan pelukannya di pinggang Kyuubi. Membuat Kyuubi menyender ke tubuh Itachi.
Kyuubi menutup matanya, dia tak mau mengusir atau memaki Itachi. Sentuhan Itachi membuat rasa nyaman ditubuh Kyuubi. Hahh.. Apa yang sebenarnya dia rasakan?
Itachi mencium helai oranye kemerahan milik Kyuubi. Aroma yang telah ditebak si sulung Uchiha. Apel..
Turun ketengkuknya, Itachi mencium jengkal demi jengkal tengkuk milik Kyuubi. "Kyuubi," panggilnya dan membuat erangan kecil yang keluar dari mulut sulung Namikaze.
Menyenderkan kepalanya kebahu sang kekasih, Itachi menikmati saat-saat dimana rubahnya jinak. Coba kalau disetiap kesempatan Kyuubi seperti ini.. Astaga.. Sudah dipastikan oleh Uchiha sulung kalau dia akan menjadi orang pervert.. Inginnya sentuh Kyuubi terus..
Itachi membalik tubuh Kyuubi. Membuat Kyuubi berhadapan dengan Itachi.
Mengelus pipi kekasihnya dengan lembut, Itachi menarik pinggang Kyuubi mendekat ke tubuhnya. Kyuubi menatap lurus ke onyx Itachi dengan lekat. Sedikit bangga saat melihat pantulan bayangannya lah yang ada di onyx kelam itu.
"Itachi," entah kerasukan apa, Kyuubi menggenggam tangan Itachi yang ada dipipinya. Merasakan suhu badan Uchiha sulung yang membuat dirinya nyaman..
Itachi tertegun sesaat, tapi kemudian ia tersenyum dan mengeratkan genggaman tangan Kyuubi ditangannya. Perlahan-lahan, Itachi mendekati wajah Kyuubi. Kyuubi pun menutup mata..
Ciuman yang mereka lakukan tidak menutut, atau mendominasi.. setidaknya bukan sekarang. Mereka hanya ingin menikmati sentuhan lembut dibibir mereka, meresapi struktur bibir yang merasakan.
Kyuubi memiringkan kepalanya, menekan bibirnya kebibir Itachi. Merasa jika kekasihnya meminta lebih, Itachi mendorong tubuh Kyuubi menyandar pada pembatas balkon. Itachi melumat bibir ranum Kyuubi, menikmati bibir lembut itu dengan rakus.
Menerima serangan yang makin menjadi, tangan Kyuubi naik memeluk leher Itachi, memperdalam ciuman mereka. Kyuubi membuka mulutnya, membuat lidah Itachi masuk tanpa penghalang. Dijilatnya deretan prajurit putih milik Kyuubi, menyentuh langit-langit mulut kekasihnya, membuat Kyuubi mengerang kecil. Mengajak lidah Kyuubi menari, lalu Itachi menghisap lidah Kyuubi dengan keras..
Kyuubi terus saja mengimbangi permain lidah milik Itachi. Kenapa dia kalah dengan laki-laki ini?
Lupakan! Sekarang Kyuubi hanya mau menikmati sentuhan demi sentuhan dari Itachi. Melupakan keegoisannya, malam ini Kyuubi mau melakukan apa yang diinginkan Itachi. Tidak berontak, tidak memaki dan tidak memikirkan harga dirinya. Dia terlalu nyaman dengan sentuhan Itachi.
.
.~oO0Oo~.
.
Pagi datang..
Naruto mengajak Sasuke berjalan mengelilingi istana, sekalian olahraga. Olahraga dalam tanda kutip sebenarnya.. Hanya ciuman.. Lalu yah.. You know lah, tapi tidak sampai lemonan. Karena pas mau gituan, Sasuke lagi-lagi harus menerima salah satu anggota tubuhnya cedera. Dan kali ini kakinya yang bengkak, karena diinjak Naruto dengan tenaga yang luar biasa.
Dan… Jadilah seperti ini.. Keliling Istana dengan dibantu Naruto, karena kakinya yang bengkak dan dia sulit untuk berjalan normal.
Merasa lelah terus membantu Sasuke, Naruto mengajak Sasuke duduk dibawah pohon apel yang hak miliknya tentu saja bernama Kyuubi Namikaze, terbukti dari ukiran dibatang pohon yang bertuliskan 'It's mine! Me! Kyuubi! Mengambil tanpa seizin ku, kau akan mati!'. Saat Sasuke membacanya, dia jadi sweatdrop sendiri.
Keheningan melanda mereka, entah mengapa Sasuke sedikit tak suka dengan suasana ini. Dia ingin bicara Cuma, dia sedikit gengsi. Tapi, tak apalah dia kan lagi pula mau berbincang bersama kekasihnya..
"Na-
"Sasuke," Sasuke langsung menutup mulutnya saat Naruto yang memulai pembicaraan.
"Ya?" saat Sasuke, dia menyamankan tubuhnya ke batang pohon.
Naruto melirik Sasuke, dia menyender dibahu Sasuke, "Kalau di Uchigakure, ngapain aja?"
"Baca buku, latihan, tidur." Jawab Sasuke singkat.
Naruto menaikan sebelah alisnya, "Main gitu?"
"Malas,"
"Kenapa?"
"Semua orang di istana sudah tua. Tidak ada yang seumuran dengan ku,"
"Hm," Naruto mengangguk.
Keheningan kembali melanda mereka, kali ini yang mereka lakukan hanya diam sambil memandang bunga-bunga yang ada didepan mereka. Sasuke yang bahunya dipinjam Naruto untuk menjadi senderan, memainkan pelan rambut blonde milik kekasihnya.
Merasa nyaman rambutnya dimainkan, Naruto mendongakan kepalanya melihat Sasuke. Sasuke tersenyum pada kekasihnya, dan perlahan-lahan wajah mereka mendekat mengeliminasi jarak diantara mereka.
Dekat..
Dekat..
De-
"Cit.. Cit.. Cuiitt~ Wihh.. Enak nih~ pagi-pagi udah mesra banget~ Jadi iri~" Goda seseorang. Sasuke dan Naruto tak perlu melihat siapa orang itu, siapa lagi kalau bukan… "Ih~ kok gicu sich~ YoTampan di cuekin~"
Sasuke menutup matanya, kepalanya berkedut kesal. Bisakah si Yota pulang ke alamnya? Atau perlu Sasuke memakai Kuchiyose di atas kepala Manda untuk menjauhkannya si Pirang gete'an dari kehidupannya?
Sepertinya tidak usah, kekasihnya lagi-lagi yang ambil alih keadaan..
"YoTampan," Naruto tersenyum, "Pernah di rasengan dengan seribu orang belum?" senyuman Naruto berubah mengerikan, "Oh.. Atau.. Kau mau kepala mu ku pukul pakai ini?" ancam Naruto sambil mengangkat pemukul baseball yang entah dari mana.
Yota meneguk ludahnya, "Ah… Tidak terima kasih, si-silahkan melanjutkan.." Akhirnya dengan langkah yang tergesa-gesa, Yota pun pergi.
Sasuke tersenyum puas, "Naru-
"Ayo masuk, belum sarapan nih…" Ujarnya pergi meninggalkan Sasuke.
"Ck! Padahal mau minta jatah!" Dan Sasuke pun menyusul kekasihnya.
.
.
Dihalaman Istana terparkirlah beberapa mobil mewah. Salah satunya berlambang [: i :] yang sudah dipastikan kalau mobil itu milik anggota keluarga kerajaan Sabaku. Lalu satu persatu pintu mobil-mobil mewah itu terbuka-menampakan orang yang memiliki mobil mewah itu.
Berjalan lebih dulu-Yahiko memimpin jalan para sepupunya, sedangkan disampingnya Konan setia menggndeng sang tunangan.
"Selamat datang,"
Seluruh pelayan menunduk hormat saat Yahiko, Konan, Uzumaki, dan Sabaku plus Neji saat melewati pintu, mereka pun membalas dengan hanya menganggukan kepalanya.
Yahiko menatap sekeliling istana, ia mencari seseorang. Lalu secara bersamaan orang yang dicarinya lewat.
"Iruka-sensei!"
Iruka yang merasa dipanggil menoleh kearah suara, ia tersenyum lebar saat melihat Yahiko yang pernah menjadi muridnya menyapa. Mendekati Yahiko, Iruka menyuruh pelayan untuk menambah makanan dimeja makan.
"Yahiko-sama.. Kenapa tidak beritau kalau mau kesini?"
Yahiko hanya tertawa pelan sambil menggaruk tengkuknya. "Aku mau surprise sih tadi… hehe~"
Iruka menggelengkan kepalanya, "Ya sudah.. Ayo semuanya ke ruang makan.. Sarapan sudah disiapkan.."
Mereka pun langsung mengikuti Iruka ke ruang makan.
.
.
Tok.. Tok..
"Kyuubi-bochama.. Anda dipanggil Kushina-sama untuk berkumpul di ruang makan.."
Suara wanita yang berasal dari salah satu pelayan dirumah Kyuubi, terus saja mengetuk pintu kamar tuan mudanya. Sedangkan sang tuan muda masih tertidur lelap di dalam sana.
"Kyuubi-bochama,,"
Memanggil sekali lagi, kali ini sang pelayan lebih kuat menggedor pintu kamar Kyuubi.
Terbangun, Kyuubi menggaruk kepalanya-kesal, karena si pelayan mengganggu tidurnya. Ia pun berdecak kesal, Kyuubi menggapai jam yang ada disamping ranjangnya.
"Kyuubi-bochama Anda-
"Iya! Aku sudah dengar! Sampaikan pada Kushina-AH! Kaa-san maksud ku, aku akan ke sana lima belas menit lagi!"
"Baik, Kyuubi-bochama.. Saya permisi dulu.."
"Hn,"
Setelah kesadarannya benar-benar sudah penuh, Kyuubi menoleh kekanannya dan mendapati orang yang semalam datang kekamarnya. Dan tanpa diduga-duga wajah Kyuubi memerah-sangat merah, saat ia melihat tunangannya tidur disampingnya.
Menyikap selimut tebalnya, Kyuubi mendapati kalau ia dan tunangannya tidak berpakaian sedikit pun… Dan-
"Ti-tidak mungkin.. Ja-jadi itu… i..i..itu… bu-bukan mim-mimpi?"
Merasa kedinginan, Itachi-yang tertidur disamping Kyuubi, akhirnya membuka mata dan melihat kalau tunangannya kini seperti kepiting rebus, merah dan berasap.
"Kyuu?"
Merasa dipanggil, Kyuubi menoleh kekanannya dan mendapati Itachi yang sudah duduk dan mencoba mendekatinya.
Dan…
Kaset rusak dipikiran Kyuubi pun berputar!
"Kyuu?"
TENG!
BRAK! DUAK! BAK! BUK! DRAKK! SRAAKK! WUSSHH! ZZINGG!
Mengatur nafasnya yang tadi ia rasa menghilang, Kyuubi berjalan meninggalkan tunangannya yang terbaring jauh dari ranjangnya. Masuk kedalam kamar mandi, Kyuubi menatap tajam Itachi yang kini tepar habis dihajar Kyuubi.
"ITACHI KAMPRET!"
BRAAK!
"Ittai~ Kyuu! Kau jahat! Padahal semalam kau-
KRIIEETT~
"Semalam apa?" Kyuubi membuka pintu kamar mandi dan menatap tajam Itachi.
"Ti-tidak ada apa-apa… hehe.."
BRUAAK!
Pintu pun tertutup, meninggalkan Itachi yang kini memegang kepalanya yang mendapat hadiah pagi dari sang tunangan.
"Padahal semalam kau sangat penurut.." gumam Itachi.
Dan-
"RASENGAN!"
BRAK! DUAK! BAK! BUK! DRAKK! SRAAKK! WUSSHH! ZZINGG!
"OMAE…!"
"WAAA! ITTE! ITTE! ITTE! ITTAI KYUU!"
.
.
"Wah! Yahiko!"
Suara sambutan Raja Minato menggema saat Yahiko dan rombongan(?) memasuki ruang makan. Sontak, seluruh pelayan yang ada diruangan tersebut menunduk hormat pada Yahiko sang calon raja Namigakure nanti, menggantikan Raja Minato.
Yahiko tersenyum pada pamannya, ia lalu memandang ayahnya yang kini sedang menatap binar ke lobster yang ada dimeja makan, dan… Yahiko pun sweatdroped.
"Anak ku~"
Yuna yang melihat putra sulungnya langsung menghambur dan memeluk Yahiko yang sudah lama tak ia temui.
"Mama…" Yahiko pun membalas pelukan ibunya.
Menoleh ke calon menantu, Yuna segera memeluk Konan yang ia sudah percayai untuk menjadi pendamping putra sulungnya.
"Okaa-sama.." memeluk calon mertua, Konan terpaksa harus menampilkan senyum secantik mungkin. Bukannya gak ikhlas dipeluk calon mertua, calon kakak ipar yang memliki dada besar itu menatapnya tajam. So? Ia harus menampakan sikap baiknya didepan mertua. Dibelakang mertua? Heh! Si dada besar dan Konan pasti akan adu ejekan dan berakhir dengan sebuah kertas yang membekap mulut Jennifer.
"Kau baik-baik saja kan Konan-chan?" Yuna menarik Konan untuk duduk disampingnya dimeja makan.
"Baik kaa-sama.."
"Panggil mama aja Konan-chan~"
Melirik ke Jennifer, Konan tersenyum sinis, lalu kembali menatap calon mertua. "Baik mama.."
"Uhh~ kau memang manis~"
"Cih! Model kayak cewe berandalan gitu dijadiin menantu.." sindir Jennifer menatap tajam Konan.
Tersenyum manis(baca: menyeramkan) Konan menoleh ke Jennifer. "Nee ada bicara sesuatu? Tidak? Bagus lah.." Dan Konan pun membuang mukanya.
Mengabaikan kata-kata Konan, Jennifer menoleh keseeorang yang baru datang ke ruang makan.
"Ah! Itachi-kun!"
Mendengar teriakan kaget Jennifer, sontak seisi ruangan menoleh ke sang objek yang kepalanya ia kompres dengan batu es.
"Ohayou Itachi-sama.." seluruh pelayan menunduk hormat pada Itachi.
"Hn, ohayou.." Itachi melewati para pelayan dan segera duduk di kursi kosong yang ada di ruangan tersebut.
Deidara kebetulan kursi disebelahnya kosong langsung diserobot Itachi. Menoleh ke teman sekolahnya, Itachi mengkedipkan matanya menggoda Deidara, membuat Dei blushing.
"EHEM!"
Dei langsung memasang wajah seperti biasa saat Gaara yang kini melototinya. Sedangkan Itachi terkikik geli berhasil menggoda pujaan hatinya(dulu). Dia tidak mau mata-mata Sasori-Gaara- mengadukan kelakuannya jika bertemu dengan Itachi pada Sasori.
Semuanya pun kembali melakukan kegiatannya tadi, sebelum para chef mengantarkan sarapan untuk keluarga besar ini.
"TEME!"
DUAK!
Hening..
Hening..
He-
"AW!"
Semua yang ada didalam ruangan tersebut menatap prihatin Sasuke yang terbaring dilantai dengan sebuah jejak kaki diperutnya. Tak perlu ditanya, semuanya tau kalau pelaku dari jejak kaki itu adalah, Naruto.
Berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki, Naruto menarik lengan bajunya. Ia sungguh kesal dengan si bungsu Uchiha. Udah di kasih ciuman 'selamat pagi', 'olahraga pagi', bahkan sudah berjalan-jalan pagi dan sekarang ia minta 'sarapan pagi'? Yang benar saja!
Berdiri didepan Sasuke, Naruto menunjuk wajah Sasuke dengan telunjuk kanannya. "KAU! MESUM! SUDAH KU KASIH CIUMAN, BIARIN LU NGEGRAEP-GRAEP GUA! SEKARANG LU MAU YANG LEBIH?! GAK CUKUP APA DUA HARI YANG LALU KITA-HMMP!"
Kyuubi menarik nafas lega, untung ia datang tepat pada waktunya. Kalau terlambat saja, entah apa yang akan dikatakan adik bodohnya ini.
"KYUU!"
Menoleh ke dalam ruang makan, mata Kyuubi melebar. Semuanya ada disana, keluarga besarnya, dan juga..
"YAHIKO!"
Bagai badai yang lewat, Kyuubi menghampiri Yahiko dengan kecepatan tinggi. Sampai-sampai Itachi tak sempat menangkap tunangannya yang kini berpelukan dengan Yahiko bagai teletubies.
Meninggalkan Sasuke yang kini duduk dan terdiam melihat ruang makan yang rame banget, Naruto berlari ke Gaara dan lainnya. Ia tak menyangka kalau sepupunya mau datang ke istana setelah dua tahun mereka tak ke rumahnya lagi.
Berkumpul dengan sang kakak, kali ini Sasuke harus menahan untuk tidak meng-amaterasu-kan seluruh sepupu Naruto, begitu juga dengan Itachi.
"Maaf menunggu lama!"
Seorang chef berbadan tambun dengan tato spiral di pipinya membuka pintu dapur dan menyuruh para pelayan mengantarkan sarapan pagi special pada Namikaze dan tamu-tamunya.
Setelah semua menu sudah berada didepan mata mereka, dan Minato sudah mempersilahkan untuk memulai makan, KyuuNaru cs langsung berhamburan mengambil menu yang mereka suka tak menghiraukan Uchiha dan Namikaze(Yakato) tercengang dengan keributan yang terjadi.
Bahkan tadinya Gaara dan Naruto yang akrab tiba-tiba berkelahi saat memperebutkan makanan yang mereka ingin makan. Sontak, ruang makan yang tadi bersih dan tenang kini berantakan dengan keributan yang luar biasa yang dilakukan KyuuNaru cs.
Kushina dan Minato yang sudah menebak ini akan terjadi(lagi dan lagi) hanya diam dan melanjutkan makan mereka.
Sasuke yang merasa kalau perutnya memang sudah harus diisi karena para cacing sudah berdemo ria, langsung menoleh keseluruh menu yang ada meja makan. Lalu matanya tertuju pada sepotong daging panggang yang ada ditengah meja.
Berdiri, Sasuke mencoba mengambil menu yang ia makan, tapi sebuah tangan sudah menggapai menu yang ia mau. Saat mendongakan kepalanya, Sasuke menatap tajam sang pelaku, Yota.
"Gua duluan!"
Yota menarik piring tersebut, Sasuke tak terima, ia melempar kunai hingga hampir terkena tangan Yota yang sontak kembali menaruh piring itu kembali –menghindari kunai Sasuke.
"Aku melihatnya duluan,"
Perang deathglare pun terjadi.
"Tapi itu babi loh, Sasu-chan~"
"Biarin.. Aku mau,"
"Tapi nanti kau gendut loh~"
"Aku bisa kurus lagi,"
"Nanti kena koresterol loh~"
"Masalah?"
"Nanti-
"RIBUT LU PADA!"
Bosan melihat perdebatan tak guna seperti itu, Itachi langsung menyambar daging panggang tersebut.
"KERIPUT!" Itachi menoleh ke dua boah yang tadi perang deathglare, lalu ia pun mengabaikan mereka dan memakan daging rebutannya dari dua bocah tersebut.
"Gochisousama.." Kushina menyelesaikan sarapannya.
TWITCH!
Kedutan besar bersarang dikepala sang Ratu, ruang makannya yang tadi bersih kini sudah seperti kapal pecah. Piring pecah, makanan dilempar-lempar, dinding banyak tertancap kunai dan anak-anak yang masih bererebut menu kesukaan mereka.
Merasa kalau mereka sedang ditatap tajam, Naruto, Kyuubi, Gaara, Neji, Kankurou, Temari, Deidara, Yahiko, Konan, Itachi, Sasuke dan Yota langsung menoleh ke sang Ratu yang kini mengibarkan rambutnya seperti sembilan ekor dan aura yang sangat pekat.
Dalam hitungan detik, mereka kembali duduk rapi dan makan dengan lahap.
"Kan enak kalau gitu," Kushina tersenyum manis(baca: MENGERIKAN!)
Beberapa saat kemudian.
"Gochisousama.." ucap mereka serentak menyelesaikan makanan mereka.
Meneguk segelas jus orangenya yang terakhir, Dei langsung menatap binar sepupu-sepupunya. Merasa kalau salah satu sepupunya seperti mempunyai rencana, seluruhnya menoleh ke Deidara.
"Bagaimana kalau kita liburan di…" semuanya mengharap yang paling bagus, "Ke…" semuanya berkedip mengharap yang mereka inginkan dikabulkan Dei, "SUNAGAKURE!"
"HOORREEE~!"
Teriakan 'hore' yang menggemparkan ruang makan itu membuat seluruh orang disana menutup telinganya.
Kyuubi berlompat-lompat ria, keinginannya dikabulkan Kami-sama.
"AKU AKAN MAKAN APEL SEPUASNYA!"
Semuanya langsung berdiri dan pergi dari ruang makan, meninggalkan para orangtua yang ada disana dan juga si putri sulung Namikaze, Jennifer. Beberapa saat terdiam, sampai seorang koki datang dan memberikan mereka makanan penutup.
"Apa tidak apa-apa, mereka pergi ke Sunagakure? Secara-
"Biarlah.." potong Kushina tidak akan membiarkan kakak iparnya mengatakan hal yang mengerikan.
"Tapi, disana-
"Oh ayolah~ biarkan Kyuubi melihatnya sendiri aniki.." potong Minato tak membiarkan kakaknya mengatakan hal yang ingin membuatnya tertawa.
"Aku tidak ikut campur.. Aku sudah akan mengatakannya, tapi kalian memotong kata-kata ku.." gerutu Yakato, ia berdiri dan keluar dari ruang makan.
Jennifer menaikan alisnya, kenapa ayahnya kesal?
"Minato-jiisan.." Panggil si gadis berdada besar ini.
"Ya?"
"Memangnya kenapa dengan Sunagakure?"
"Tidak ada. Hanya.. Sunagakure lagi musim kemarau.. Jadi kau tau kan?"
"Ah~" Ingat Jennifer, lalu raut wajahnya berubah menjadi aneh. "Ta-tapi! Kyuu akan ke-
"Biar saja~. Sekali-sekali tidak bertemu kekasihnya tercinta tak apa kan?" potong Kushina.
"Tapi-
"Sstt~ Ayo habiskan puding ini," Kushina menyodorkan puding besar kehadapan Jennifer, membuat Jennifer menelan ludahnya. "Lupakan saja diet mu," Kushina tersenyum mengerikan.
"Aa-HUMP!" mulut Jennifer pun tersumpal puding besar.
"Hihi~" sedangkan pelakunya hanya terkikik geli.
.
.
Malam pun tiba, Kyuubi, Naruto dan sepupunya plus Uchiha telah sampai di Sunagakure. Turun dari pesawat pribadi milik Sabaku, mereka –khususnya Kyuubi- berlari keluar dari bandara dan senyum lebar pun menghiasi wajah mereka terlebih lagi Kyuubi.
"APEL AKU DA-
WWUUSH~
-tang.."
Hening..
Hening..
Hening..
"Kyuu-nii?" panggil Naru melihat Kyuubi yang mendadak jadi patung. "Nii-chan!" Naru menepuk-nepuk pundak Kyuubi agar sadar dan akhirnya, Kyuubi pun sadar.
Wajah Kyuubi yang tadi tersenyum lebar mendadak sendu dan lesu. "Kyuu?" Itachi menepuk kepala Kyuubi, "Ada apa?"
Kyuubi menatap tunangannya, "Kenapa kalian tidak bilang.." semuanya menaikan aliis, "..kalau.." Gaara menyadari sesuatu, "SUNA LAGI MUSIM KEMARAU!"
Kistune pun mengamuk, membuat seluruh orang pada berlari ketakutan, kecuali Naruto. Anak rubah itu malah diam memandangi kota Suna yang sudah gelap dan dipenuhi pasir dan udaranya cukup panas. Gersang.
"Mana pohonnya? Kok pasir semua.."
Mengabaikan kakak, sepupunya dan Uchiha yang berlari menghindari Kyuubi, Naruto malah santai berjalan saat sebuah mobil limossin berlambang kota Suna datang, ia pun naik dan menyuruh sopir itu jalan, membiarkan keluarganya dan Uchiha cengok melihat ia yang sama sekali tak peduli.
"NARUTO!"
Mobil berlambang kota Suna pun menjauh dan meninggalkan sang keluarga kerajaan dan Uchiha yang kini memasang wajah dendam pada Naruto.
.
~つづく~
~To Be Continue~
Gaje? =='
Mudah2an nggak..
Tak ada kata-kata yang ingin Ryuu katakan, kecuali~
Mind to review? *nadah tangan*