—Mata cemerlang sang bintang memandang ke hamparan sapphire blue ocean di depannya dengan tatapan puas. Malam ini, Tokyo dome yang berkapasitas kurang lebih 55.000 penonton penuh sesak. Tak lain karena sesosok namja yang mampu membawa Hallyu wave ke seantero Asia.

Yang tengah dipuja memamerkan satu senyum menawan khasnya. Membuat teriakan melengking dari gerombolan orang yang menamakan diri sebagai "SparKYU" melingkupi Tokyo dome, menggema hingga langit-langit tingginya dan mengundang decak kagum bagi siapa saja yang tengah menonton siaran live-nya di rumah-rumah.

Akhirnya, waktu yang ditunggu tiba. 'The Man With the Voice of God' mulai mengangkat microphone-nya. Bersiap memperdengarkan suaranya pada entah-berapa-orang di luar sama yang membuat dirinya semakin di elu.

Bernyanyi, bersama bayang sosok imajiner yang dicinta melantunkan sebait lagu yang tertuju untuk mentari.


.

.

Taiyou no Uta

(A Song to the Sun)

.

.

Disclaimer : The characters inside are belong to God and themselves.

Warning : Chaptered, Boys Love, gajeness, OOC, typos, etc,KyuMin!


Music:

Miracle by Super Junior

Hope is a dream that doesn't sleep by Kyuhyun Suju


.

"The first time my shaking hand was touched by you, I finally realized the warmth of a gentle feeling."

"Laughing, crying, meeting you. The continuing future was shining beneath the sun where sunflowers sway. I remain my self and sing of tomorrow."

"Now, our love just become memories for us. Like your song, that became a song to the sun."

.


BRAAK

Suara pintu mobil yang terbanting memecah hening malam di jalanan sepi Prefektur Tokyo, Jepang. Si pelaku pembuat gaduh tampak berjalan dengan raut kesal tingkat dewa ke arah bangku taman yang terletak tidak jauh dari tempat mobilnya diparkir.

Cho Kyuhyun, kembali mengacak rambutnya frustasi.

Ahh... Sebaiknya tidak perlu kujelaskan siapa namja tampan yang tengah emosi itu. Walau tergolong pendatang baru, biodata maupun biografinya sudah tercetak di tiap majalah maupun koran-koran terkenal. Sosoknya sudah pernah muncul di hampir semua station televisi. Baik itu di negara asalnya—Korea selatan, ataupun di Jepang, Hongkong, Cina, dan entah berapa banyak lagi.

Ya. Dia lah sang Hallyu star. Sosok yang tengah digembar-gemborkan di seantero Asia dan disanjung-sanjung sebagai soloist sempurna.

Berlebihan? —nyatanya tidak.

Kyuhyun memiliki segalanya. Masih muda, tampan, latar belakang mapan, bakat yang cemerlang, dan diatas semua itu, namja itu memiliki suara yang merdu. Suara indah yang mampu memikat setiap orang yang mendengar.

Lalu, apa penyebab sosok yang begitu dipuja itu berkeliaran di negeri orang? Tengah malam dan tanpa pengawalan pula. Entah dia itu bodoh atau memang ceroboh. Cari mati, eoh?

"Sudahlah kyuhyun-ah, kalau kau memang lebih mementingkan kariermu dari pada aku, lebih baik kita sampai disini saja. Lagi pula, kau juga tidak mengakuiku di depan media, kan? Cari saja yeoja lain yang bersedia menjadi 'kekasih palsumu' itu. Aku yakin jutaan fansmu juga akan dengan senang hati melakukannya."

Ohh... Rupanya kalimat bernada sarkastis itulah yang menjadi alasan Kyuhyun uring-uringan saat ini. Namja yang tengah menggelar konser perdanya di Jepang itu baru saja turun dari panggung tadi, moodnya masih bagus, karena impiaannya bernyanyi di negara Matahari terbit itu sudah terlaksana. Hingga dering telfon dari kekasihnya—mungkin mantan tepatnya—damn that girl!— itu sukses meruntuhkan euforia sang bintang.

Ayolah... Siapa yang tidak kesal saat kekasihmu tiba-tiba menelfon dan mengajak putus tanpa alasan yang jelas? Oke, yeoja tadi mengungkapkan alasan yang cukup jelas. Tidak pernah diperhatikan-lah, selalu dinomor duakan dari karier-lah, dan beragam alasan klasik lain.

Tapi-hey! Kyuhyun itu artis lho, public figure yang tengah bersinar diranah hiburan. Masa iya dia harus mengorbankan konser impiannya di Jepang demi memenuhi tuntutan yeoja manja itu? Hell no!

Jangan mentang-mentang Kyuhyun itu teman kecilnya dan mereka telah dijodohkan oleh Appa Kyuhyun-walau hal itu ditutupi demi kepentingan karier, yeoja itu bisa bertindak seenaknya dan mencampakan Kyuhyun seperti itu, ya.

Cih... Memang siapa yang dulu berkata bersedia-menerima-semua-resiko-menjalin-hubungan-dengan-artis itu? Dasar yeoja sialan. Kubunuh kau begitu aku pulang ke Korea!

Puas memaki mantan tunangannya—dalam hati, Kyuhyun menyamankan punggungnya di sandaran kursi. Matanya terpejam, hah... Saat sudah sedikit tenang begini dia jadi merasa bersalah pada Eeteuk hyung. Managernya itu sudah begitu sabar mengurusnya selama ini. Tapi dia malah seenaknya membentak dan meninggalkan sosok lembut itu di tempat konser tadi. Pasti hyungnya itu sedang kerepotan sekarang.

"Life couldn't get better..."

Petik gitar dan alunan suara merdu menginterupsi Kyuhyun dan segala kegalauan(?)nya. Namja itu mengernyit. Tengah malam begini siapa orang kurang kerjaan-atau gila? Yang bermain gitar di taman kota ini?

"Jigumkaji no obdon shiganun odumiojyo, norul mannan hu naui senghwarun kumman gathoyo..."

Lirik yang terlontar selanjutnya membuat Kyuhyun berdiri dan menghampiri sumber suara. Itu bahasa Korea, kan? Tidak aneh jika ini di Korea. Tapi ini Tokyo, bukan hal wajar jika orang itu pengamen iseng yang mengamen tengah malam. Terlebih lagu yang dimainkannya bukan lagu terkenal. Bahkan Kyuhyun yakin dia tidak pernah mendengar lagu semacam ini sebelumnya.

"Norul chum bon sungan, a miracle..."

Whoa... Manis sekali.

Kyuhyun tidak mampu menyembunyikan binar takjubnya saat mata obsidiannya menemukan sosok si pemetik gitar. Namja itu tengah duduk di pinggir jalan yang tak jauh dari bangku yang dia duduki tadi. Di pangkuannya tergenggam sebuah gitar berwarna-eh? Itu beneran pink? -yang serasi dengan kaos lengan panjang pink-putih yang dikenakannya. Rambutnya tercat pirang, terjatuh apik di wajah putih susu yang teramat aegyo itu.

"Ehh... Su-sumimasen, anata wa.. Dare desu ka?(ma.. ma'af, anda siapa)", setelah sedikit memberanikan diri untuk menyapa si pemetik gitar, akhirnya kata sapaan dari mulut Kyuhyun keluar. Menginterupsi nyanyian merdu si namja aegyo.

Yah... Walau dengan kosa kata dan tata bahasa yang menggunakan aturan 'kira-kira' (FYI Kyuhyun tadinya mau bertanya 'sedang apa', bukannya menanyakan nama. Tapi, berhubung kemampuan bahasa Jepang-nya dibawah rata-rata —mau menyapa dengan bahasa Inggris pun nasibnya bakal sama, jadilah kalimat 'asal ngomong' tadi).

Namja itu menoleh, raut wajahnya sedikit terkejut. Tak lama, hingga senyum ramahnya mulai terkembang. "Ah... Hai. Watashi wa Sungmin. Lee Sungmin desu. Anata?(Ah... Ya. Saya Sungmin. Lee sungmin. Anda sendiri)"

"Kyuhyun. Err..."

"Anata wa nihon-go ga dekimasu ka?Ahh... Maksudku, apakah kau bisa bahasa jepang? Kelihatannya kau orang Korea, eoh?"

Saat mendengar bahasa Korea yang keluar dari mulut Sungmin, rasanya Kyuhyun ingin memeluk dewi keberuntungan yang tumben baik padanya. Namja tampan itu buta bahasa asing, kalau kau lupa.

"Aisshh... Kau bisa bahasa Korea? Syukurlah, aku buta bahasa Jepang soalnya. Hm, ne. Aku orang Korea." jawab Kyuhyun. Satu helaan nafas lega darinya menarik tawa geli Sungmin.

—Dan itu membuat Kyuhyun semakin terpana dengan tawa lembut namja ini. Tanpa sadar, bibirnya membentuk satu senyum yang sama. Menyambut keramahan dan aura positif yang menguar dari sosok disampingnya.

"Apa kau lupa kalau namaku bukan nama Jepang? Aku juga orang Korea, tahu. Oh ya, namamu Kyuhyun, eoh? Berapa umurmu?" tanya Sungmin sambil menatap Kyuhyun yang sekarang mendudukkan diri di sampingnya.

"19. Kau?"

"Arra... Panggil aku 'hyung' kalau begitu, Kyuhyun-ah. Aku dua tahun lebih tua darimu."

"Mwo? Tapi kau terlihat seperti murid SMA."

"Ya! Apa maksudmu?"

Serius.

Saat Kyuhyun pertama kali melihatnya tadi, namja itu sempat mengira kalau namja-yang-dua-tahun-lebih-tua-darinya itu anak SMA yang iseng mengamen di pinggir jalan. Tidak disangka umurnya malah lebih tua darinya. Heh... Dia pakai cream anti aging apa memangnya?

"Ne ne, hyung. Mian. Tapi serius, kau tidak terlihat seperti namja berumur segitu. Operasi plastik ya?" ujar Kyuhyun asal. Namja itu memang punya mulut yang tidak bisa dijaga.

Sungmin merengut kesal. Walau kalimat itu diucapkan dengan nada bercanda, tetap saja terdengar menyebalkan. "Ya! Bilang saja kalau kau iri dengan wajahku yang awet muda ini. Mengaku sajalah! Asal kau tahu, aku tidak pernah melakukan hal-hal semacam itu. Tidak berguna bagiku juga sih."

Kembali, Sungmin memutuskan untuk memainkan gitarnya. Sedikit tidak mengacuhkan si namja tampan di sampingnya yang sesekali menatapnya. Memulai kembali nyanyiannya yang sempat terpotong.

"Nan nukleyojyo gijogun baro norangol, life couldn't get better nan nol pume ango nara..."

Suara tenor yang tidak kalah indah dari milik Kyuhyun kembali mengalun. Melantunkan lirik-lirik bernada ceria yang terasa begitu nyata. Suara sebagus ini, wajah pun sangat mendukung. Kenapa namja ini tidak menjadi artis saja?

Ngomong-ngomong soal artis, Kyuhyun baru sadar akan satu hal. Sejak dia datang ke sini entah berapa waktu lalu, Sungmin sama sekali tidak menyinggung perihal dirinya yang public figure terkenal.

Bukan, bukan. Kyuhyun bukannya ingin Sungmin mengenali dirinya sebagai artis. Hanya saja, terasa sedikit aneh saat 'Sang Bintang Asia' itu bertemu dengan seseorang tanpa ada jeritan kagum atau minimal tatapan terkejut dengan mulut ternganga. Reaksi Sungmin sungguh biasa. Apa namja itu tidak tahu kalau yang duduk di sampingnya itu merupakan Hallyu star terkemuka?-masa tidak tahu sih?

Atau mungkin dia tahu, tapi pura-pura tidak sadar?

Ah... Entah. Kyuhyun tidak peduli. Bukannya malah bagus kalau Sungmin tidak tahu dia yang sebenarnya? Dia akan lebih leluasa untuk mengobrol dengan si namja aegyo ini, kan?

"... Life couldn't get better, noui mame munul yoro jwo gude ne sonul jabayo, life couldn't get better."

Satu petikan gitar terakhir yang menutup nyanyian Sungmin membuat Kyuhyun bertepuk tangan kagum. "Lagu yang bagus. Judulnya apa?"

Sungmin memiringkan kepalanya. Tanpa memandang Kyuhyun, sibuk memasang raut wajah berfikir. "Ng... Belum ku pikirkan."

"Mwo? Jadi hyung membuatnya sendiri?"

"Ne. Wae?"

Jawaban polos nan santai itu semakin membuat Kyuhyun membulatkan matanya. "Hebat sekali. Bagaimana bisa hyung melakukan itu? Selama ini, aku hanya bisa menyanyi saja."

Nada iri yang terbesit membuat Sungmin terkekeh. "Itu bukan apa-apa Kyuhyun-ah. Aku masih belajar. Eh? Kau suka menyanyi juga?"

"Ne! Sejak kecil aku sangat suka menyanyi. Kau mau mencoba mendengar suaraku hyung?" tawar Kyuhyun semangat.

Sekali lagi Sungmin terkekeh. Tidak tahan untuk tidak mengusap lembut rambut ikal kecoklatan milik Kyuhyun dan mengangguk. Sementara yang dimanja tersenyum, sebelum menarik nafas dan mulai memperdengarkan suara halus yang teramat indahnya.

"Na oeruwo dodoe neol saenggakhalddaen, misoga naui eolgule boenjyeo..."

Lantunan lirik penuh makna itu terlontar. Mengalun bebas dan mengantar rasa nyaman bagi pendengar. Kyuhyun sanggup bernyanyi lepas kali ini. Menyanyikan lagu favoritnya tanpa tercemar emosi negatif.

Entah kemana rasa marah yang meluap-luap di hatinya barusan. Semuanya hilang. Selain karena dia sedang bernyanyi, siapa yang tengah mendengarkan suaranya juga berpengaruh sepertinya.

"Na himdeul eododoe niga haengbokhalddaen, sarangi nae mam gadeukhi chaewo..."

Sesekali kyuhyun tersenyum lembut ke arah Sungmin yang tengah melihatnya tertarik. Namja aegyo itu agaknya tak berbeda dengan jutaan orang yang telah mencicipi suara emas sang bintang. Bahkan Sungmin mulai memainkan gitarnya. Mengiring tiap bait lirik dalam nyanyian yang muda.

Keduanya berpadu kompak. Saling mengisi bagian yang lain hingga harmoni sederhana-tapi menawan, tercipta malam ini.

"... Nae maeum dahae saranghaneun neoreul."

Nada rendah apik digunakan Kyuhyun untuk mengakhiri 'konser' singkat mereka. Keduanya saling melempar senyum, sementara hati tengah sibuk memuji yang lain.

"Suaramu sangat indah Kyu. Aku yakin menyanyi tidak hanya menjadi hobimu."

"He.. He.. Sudah banyak yang bilang begitu, hyung."

Sungmin merengut mendengar kalimat bernada kenarsisan tingkat akut itu dari Kyuhyun. Tangannya refleks menjitak kepala berambut ikal di sampingnya. "Narsis sekali. Menyesal aku memujimu."

"Appo! Mengaku sajalah hyung. Kau pasti kagum dengan suaraku."

"..."

"..."

"Apa kau seorang penyanyi?"

Kyuhyun tersenyum ragu sebelum menjawab pertanyaan Sungmin. "Hm.. Bisa dibilang begitu."

"Jinja?"

Yang diteriaki sedikit kaget. Menatap heran ke arah Sungmin yang memasang raut aneh sekarang. Terkejut, senang, juga—sedih. "N..ne. Wae, hyung? Ada yang salah?"

Satu gelengan lemah dan seulas senyum sendu terukir. Sebelum yang lebih tua berujar, "Sugoi...(hebat) kalau kau dari Korea, berarti... Apa kau sedang konser di Jepang?"

"Hanya tur untuk promosi album hyung. Bukan konser besar seperti yang sering digelar di Tokyo dome, kok."

"Tapi setidaknya kau bisa bernyanyi untuk orang lain, Kyu. Aku... Aku juga sangat ingin menjadi penyanyi."

Kyuhyun mengernyit mendengar ini. Hyungnya itu ingin menjadi penyanyi, katanya? Lha terus kenapa tidak terjun ke dunia hiburan saja?

Ayolah, Sungmin itu sangat berbakat lho. Baru mendengar suaranya sekali saja, Kyuhyun langsung terpana. Selain itu, namja berambut pirang di sampingnya ini juga sangat tampan-manis sebenarnya. Pintar main gitar dan menciptakan lagu, pula. Apalagi yang kurang coba?

"Ha? Ku pikir hyung memang tidak ingin terjun ke dunia hiburan? Kalau memang ingin menjadi penyanyi, hyung pasti bisa dengan mudah mewujudkan itu. Kau kan memiliki semua aspek yang dibutuhkan untuk menjadi penyanyi, hyung-ah."

Sungmin menggigit bibirnya dan berkata ragu "Jinjayo? Tapi itu tidak mungkin sepertinya."

"Jangan merendah seperti itu hyung." Kyuhyun tertawa sekarang. Menatap lembut ke arah Sungmin yang memutus kontak pandang mereka. "Kau tahu? Dari dulu aku selalu bermimpi untuk bisa menggelar konser tunggal di Tokyo dome. Di Jepang ini. Dan sekarang impian itu terwujud. Yah... Meski aku belum bisa bernyanyi di sana, setidaknya satu mimpiku sudah terwujud."

"Begitu ya?"

"Tentu saja, hyung. Makanya, ayo kita sama-sama berusaha. Setelah bertemu denganmu, aku jadi ingin bernyanyi di Tokyo dome bersamamu."

Mau tak mau Sungmin terkekeh. Semangat anak ini sungguh menular. "Aku tahu kau pasti bisa mewujudkan impianmu itu dongsaeng-ah."

Kyuhyun tersenyum. "Gomawo. Aku juga berdoa untukmu, hyung."

'Terlambat untuk berdoa, kyuhyun-ah.'

TIT TIT TIT

Dering alarm dari jam tangan biru tua yang dipakai Sungmin mengejutkan mereka berdua. Si pemilik menoleh enggan ke arah jamnya. Err... Sebenarnya tidak perlu juga sih. Dia sudah hafal jam tangannya akan berbunyi pada angka berapa. Hanya sedikit berharap kalau mungkin saja benda penunjuk waktunya tiba-tiba rusak dan berbunyi beberapa jam lebih awal.

04.00 AM

Sungmin menghela nafas pasrah. Harapannya kandas ternyata—konyol sekali Sungmin! Namja itu segera memasukan gitar pinknya ke tempat gitar di samping kirinya.

—membuat Kyuhyun yang melihatnya mengernyit.

"Kau sudah mau pulang, hyung?" tanya Kyuhyun. Retoris sebenarnya, tapi suaranya yang sedikit tidak rela itu membuatnya bingung sendiri.

"Ne. Waktuku habis."

"Tapi aku masih ingin ngobrol denganmu."

Pernyataan itu membuat Sungmin menoleh. Sedikit heran juga dengan tingkah namja yang baru ditemuinya beberapa jam lalu ini.

"Mian, Kyu." respond Sungmin. Senyum kecut terpeta di wajahnya sebelum kembali berkata "Aku juga masih ingin di sini. Tapi, yah.. Waktuku habis."

Selesai dengan tas gitarnya, namja aegyo itu segera berdiri. Melambai sekilas ke arah Kyuhyun yang tetap statis.

"Annyeong."

"Tunggu hyung, dimana aku bisa bertemu kau lagi?"

Kyuhyun ikut berdiri sekarang. Menarik tangan putih Sungmin sebelum namja itu melangkah pergi lebih jauh.

Yang ditanya mengangkat topi pink ditangan kanan dan memakainya. Menutup rambut pirang yang mulai terjamah angin fajar prefektur Tokyo.

"Kalau aku masih hidup, nanti malam aku pasti kesini lagi." Sungmin tertawa ringan, tidak mengacuhkan Kyuhyun yang menatapnya bingung. Memilih untuk mulai melangkah cepat meninggalkan tempat terbuka ini.

Bisa gawat kalau sampai matahari sialan itu menemukannya.

"Ya! Hyung, apa maksudmu?"

Teriakan itu hanya dibalas dengan satu lambaian tangan oleh Sungmin. Membuat Kyuhyun mendecak kesal dan hanya bisa menatap punggung mungil hyungnya yang kian jauh.

Hah, lima jam yang sangat singkat bersama Sungmin.

Tanpa sadar, sebelah tangan Kyuhyun terangkat. Mengusap heran dada kirinya yang sedikit terselip rasa—

'Kenapa disini agak tidak rela, ya?'

—aneh.

Entahlah.


TBC or End?


.

.
Annyeonghaseyo readerdeul, masih ingat Cla? Saya kembali dengan ff KyuMIN lagiii #yey!
Sebenarnya ini ff lama yang saya buat pas habis nonton "Taiyou no Uta" #sumpah, nyesek banget tu drama. Film jepang yang dimainkan oleh YUI, nggak tau juga tiba2 kepikiranlah ide ini, tapi karena ini ff sudah bisa dipastikan alur.x bakal beda jauh sama filmnya~

Eh, satu lagi, sebelum publish ini, saya sempet nemu fic WonKyu yang idenya juga terinspirasi sama film itu, tapi sumpah, saya nggak ngeplagiat fic itu. Saya emang nemu ide pas nonton taiyou no uta, tapi alurnya beda kok, Cuma bagian 'itu'nya yang sama,,, ^^v

Nah, karena ini ff lama, draft.x udah setengah jadi. Siap update, tinggal nunggu respond readerdeul aja. Apa mau dilanjut, atau harus saya delete? Fleksible kan~ :D

Oh ya,
special thanks for:
Kuminlinz92, V, Winnie Nagisa Yuhi, kunochan, Secret BlackHeart, Leeyasmin, choi rae hwa kyumin shipper, kyumin forever, KyuLie Minnie, Hyugi Lee, beibhy kyuminalways89, Cho Yui Chan, chacha95, Eternal Spring, choi min hwa, yukiLOVESUNGMIN, sung hye ah, diitactorlove, WhiteViolin, nene, Hikari Hoshigawa, emyKMS, dian minimin, Cho SungHyun, AIDASUNGJIN, Lil-larry, chocho95, Chikyumin, vitaminielf, Akita Fisayu, Maria A.O, Baby-ya, haNha KMS LoveYa501, Cho Ummu Archuleta, Kim Soo Hyun, Evilevigne, JiYoo861015, Cho Kyuri Mappanyukki, ELLE HANA, Kyuminyeeunhae 968 and all SiDer's

yang udah RnR di 'Every moment with you', jeongmal gomawo ^^

Tapi ada yang minta sequel yah? Boleh kok, asal respond ff kali ini juga bagus #maruk XP

So readers, thanks for reading and keep or delete?
v
v
v
v

Top of Form