Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru (always)

Genre : Romance/Humor

Rate : T

Warning : ooc, typo bertebaran, homor diragukan, boys love a.k.a Yaoi, author edan, gaje dll

Don't like Don't Read

Harap di perhatikan warningnya, gak sreg tinggalkan page ini. Jangan sampai meninggalkan flame dan coment2 yang menyinggung author dan antek2(?) nya...

Uke polos?

By

Chea

...

.

.

Seorang Pemuda berambut pirang, mata sebiru langit berjalan di koridor sekolahnya dengan tampang cerah. Cengiran lebar menghiasi paras manisnya ketika teman-temannya menyapa hangat sosok tersebut. Tidak lupa tatapan matanya yang begitu polos, membuat Seme yang melihatnya menahan diri untuk tidak langsung memakannya hidup-hidup. Mereka masih sayang nyawa tentu saja, semua orang di sekolah itu tahu, siapa pemilik sosok malaikat tersebut. Seseorang yang mempunyai hawa setajam(?) iblis, yang bagaikan es di musim dingin, yang bermuka batu, yang emmpphh (author di sumpel kaos kaki).

"Ohayou..."teriak pemuda pirang tadi a.k.a Naruto, semangat. Semua siswa yang berada di kelas dengan serentak menutup lubang telinga mereka. Hemm... suara yang dahsyat. Banyak di antara mereka yang ngedumel karena teriakan tersebut. Tapi tetap saja, mereka membalasnya. Ck dasar.

"Ohayou Naru..."jawab mereka seadanya. Dengan masih mempertahankan cengirannya, dia mulai melangkah memasuki kelas, ternyata kelas masih agak sepi. Dia memandang sekeliling heran, apa dia berangkat terlalu pagi? Wew, pemecah rekor. Naruto menggaruk kepalanya yang diyakini author tidak gatal sama sekali, kemudian berjalan ke arah bangkunya yang berada di pojok kelas. Tapi, langkahnya terhenti karena mendengar sesuatu yang menarik.

"Eh eh, kalian sudah punya majalah playboy yang baru belum?"tanya seorang siswa berambut putih kepada ketiga temannya.

"Emang edisi terbaru udah keluar ya, Kimimaro?"Jawab temannya yang berbadan gemuk, penasaran. Siswa yang di panggil Kimimaro memandang teman-temannya tidak percaya.

"Kalian ketinggalan info ya?majalahnya udah keluar dari seminggu yang lalu tau. Aku udah punya lho."Kimimaro mengedipkan mata ke arah yang lain. Naruto, yang ternyata sejak tadi mendengar percakapan mereka, mulai penasaran tingkat tinggi. Apa sih yang mereka bicarakan?

"Wah, aku pinjem dong."ucap temannya yang berambut orange semangat.

"Tahu tidak, gambarnya lebih hot tahu. Aku jamin, gak akan mengecewakan"Kimimaro malahan mulai promosi dadakan. Naruto yang mengetahuinya tambah penasaran, dia melangkah mendekati segerombolan teman-temannya tersebut.

"Apa sih, yang kalian bicarakan?"Tanya Naruto dengan nada ingin tahu. Seketika segerombolan penggosip(?) itu terlonjak kaget. Mereka mengarahkan pandangan mereka ke arah pemuda pirang a.k.a Naruto. Mata mereka melotot memandang si pirang, sial, kenapa harus kedengeran Naruto sih? Bisa gawat nih.

"Hehehe Naru, kami tidak membicarakan apa-apa kok"balas Pemuda yang berambut hitam, grogi. Dia menatap teman-temannya, meminta dukungan. Yang lain akhirnya mengangguk kaku. Mereka mulai memandang Naruto was-was.

"Eh benarkah? Tapi tadi aku dengar kalian membicarakan majalah Play-Play apalah itu namanya."desak Naruto ngotot. Dia memandang ke empat pemuda tersebut penuh selidik. Membuat mereka mulai berkeringat dingin, padahal ini suasana pagi.

"Be-benar naru, kami hanya membicarakan soal..."Kimimaro menatap yang lain meminta bantuan. Tapi, ternyata mereka sama paniknya. Wajah mereka mulai pucat pasi.

"Apa? Kalian kenapa sih?kan aku Cuma bertanya."Naruto memandang mereka polos.

"Anu... i-itu..."mereka kalang kabut. Jangan sampai mereka memberitahukan yang sebenarnya kalau memang masih ingin hidup.

"Hanya soal majalah komik."sebuah suara dingin nan datar menyela pembicaraan mereka. Dengan serempak, mereka mengalihkan pandangan ke sumber suara. Termasuk Naruto.

"Eh, Sasuke"teriak Naruto girang. Pemuda yang di panggll Sasuke alias Uchiha Sasuke, mendekat ke arah mereka dan berdiri cool di samping si pemuda pirang. Dia mulai memandang tajam keempat siswa lain yang saat ini bertampang layaknya vampire yang tidak minum darah berminggu-minggu.

"Benarkan?"ucap Sasuke penuh penekanan. Keempat pemuda tadi mengangguk kayak robot rusak. Benar-benar takut dengan sosok dingin di hadapan mereka.

"Komik? Tapi, aku belum pernah tahu ada majalah komik"Naruto memandang Sasuke heran. Yang di pandang hanya menghela nafas.

"Sudahlah lagi bel masuk. Ayo"ajak Sasuke. Dia mulai menyeret Naruto ke arah bangku mereka yang ada di belakang.

"Ta-tapi Teme, Aku belum selesai"Sasuke tidak menghiraukan permintaan Naruto, dia masih menyeret pemuda pirang itu menjauh. Ketika dia melewati keempat pemuda tadi, ia memberikan tatapan tajam nan membunuh seolah berkata Jangan-berbicara-yang-tidak-tidak-di hadapan-Dobeku- membuat mereka bergidik ngeri.

'Menyeramkan'inner mereka kompak.

.

Istirahat

.

Seorang gadis berambut pink dengan semangat melangkah melewati lorong-lorong sekolah. Senyum manis tak henti-hentinya meluncur dari bibirnya. Langkahnya terhenti ketika dia sampai di kelas bertuliskan 11-1. Dengan mantab, gadis tersebut memasuki kelas yang sudah sepi tersebut. Matanya meneliti seluruh kelas guna mencari seseorang. Setelah mendapatkan obyek yang di carinya, dia mulai melangkah ke arah bangku yang berada di pojok belakang. Sebuah senyum misterius tiba-tiba melekat di wajah putihnya.

"Hei, Naru"serunya setelah sampai tujuan. Sang korban yang tidak menyadari ada seseorang di dekatnya, langsung tersentak kaget dan hampir saja menjatuhkan handphone orange yang ada di tangannya. Dia menatap si pelaku yang ada di hadapannya dengan pandangan cemberut.

"Apa sih Sakura-chan? Kau mengagetkanku tau"sebalnya. Sang gadis yang di panggil Sakura hanya cengar-cengir menanggapi. Dengan hati-hati , Dia mulai duduk di bangku yang berhadapan dengan sang obyek.

"Eh eh Naru, Sasuke di mana? "tanya Sakura memulai percakapan. Dia celingak-celinguk mencari orang yang di maksud.

"Si Teme lagi rapat osis, Sakura-chan. Memang kenapa?"balas si Naru atau Naruto tersebut. Dia mulai mengotak-atik handphone di tangannya. Sesekali dia tersenyum sendiri, entah karena apa. Author pun gak tahu sama sekali.

'Kesempatan bagus'inner Sakura licik. Saatnya mengorek informasi yang berharga, sebelum si pangeran es datang.

"Naru, boleh tanya sesuatu tidak?"Sakura siap melancarkan aksinya. Dia menatap pemuda pirang di hadapannya dengan mata berkilat-kilat.

"Eh, tanya apa Sakura-chan?"ucap Naruto penasaran. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Sakura. Tatapan matanya penuh minat, membuat gadis yang ada di hadapannya menyeringai kecil.

"Kau sudah pernah berciuman dengan Sasuke belum?"tanya Sakura to the point.

"Tentu saja pernah"jawab Naruto tanpa pikir panjang.

"Sudah berapa kali?"Sakura memandang pemuda di hadapannya dengan mata berbinar-binar. Ck dasar. Si pirang berpikir sejenak. Dia mulai menghitung jarinya satu per satu.

"Entahlah. Mungkin delapan kali sehari. Hehehhehe aku tidak sempat menghitungnya, Sakura-chan?"Naruto menggaruk kepalanya di iringi cengiran polos. Sakura yang mendengarnya melongo tidak percaya. APA? Sebanyak itukah?

'Dasar Sasuke pervert"inner Sakura sambil geleng-geleng kepala.

"Terus-terus, apa Sasuke pernah memberimu kiss mark?"tanya Sakura antusias. Informasi ini tidak boleh di lewatkan.

"Apa itu kiss mark, Sakura-chan?"Naruto memiringkan kepalanya tanda tidak mengerti. Sungguh, pose Naruto imut-imut banget. Author sampai mimisan akut dibuatnya. Ternyata Sakura juga kena dampaknya Saudara-saudara, dia malahan sampai memencet hidungnya agar tidak ada darah yang keluar.

'Ukhh... sial... jangan pasang pose seperti itu, Naru-chan?'batin Sakura dilema.

"Itulhoh...tanda kepemilikan. Biasanya seseorang memberikannya di leher"jelas Sakura sambil menunjuk lehernya. Naruto hanya manggut-manngut menanggapi.

"Kalau di leher sih, Teme sering melakukannya. Dulu aku kira si Teme vampire jadi-jadian. Tapi ternyata bukan, hehehehehe"jawab Naruto cengengesan. Aduh Naru sayang? Kenapa kau bongkar semua kegiatanmu bersama Tememu? Kau ini polos atau bodoh sih?

"Benarkah?"Sakura bersorak dalam hati. Dia mulai menggenggam kedua tangan Naruto yang ada di atas meja. Ekspresi wajahnya terlihat senang dan puas. Memang mudah mencari info dari sosok polos macam Naruto.

'Yes... kabar gembira buat Fujodanshi di sekolah. Khu khu khu' ihh, dasar Sakura icik. Jangan mentang-mentang Si ayam lagi gak ada, dia bisa bebas mewawancarai Naruto. Menyesal kau Sasuke, Meninggalkan ukemu sendirian tanpa sahabat-sahabat di dekatnya.

"Apa kau pernah melakukan 'itu' dengan Sasuke?"tanya Sakura pelan. Tapi tentu saja tidak menutupi nada antusias yang terselip di dalamnya. Naruto mengerutkan dahinya tanda bingung.

"Itu... itu apa?"Si pirang menatap Sakura penuh tanda tanya, membuat cewek pink itu menghela nafas maklum. Dia melepas genggaman tangannya kemudian mulai menggerak-gerakkan tangannya membentuk tanda sesuatu. Naruto makin tambah bingung. Apa maksudnya?

"Apa yang kau lakukan bersama Naruto, Sakura?"suara dingin keluar dari sosok pemuda tampan berambut hitam. Dia sekarang sedang berdiri tidak jauh dari Naruto dan Sakura sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Hehehehhe, Sasuke. Kami hanya mengobrol kok. Iyakan Naru?"Sakura jadi grogi sendiri di pandangi Sasuke seperti itu.

"Uum... tadi Sakura-chan hanya bertanya soal ciu.. emmpphhh..."Sakura langsung mendekap mulut Naruto dengan tangannya. Membuat sang korban meronta-ronta minta di lepaskan.

"Lepaskan tanganmu"perintah Sasuke dingin. Sakura tersenyum kaku, kemudian melepaskan dekapannya.

"Ah sudah mau masuk nih. A-aku pergi dulu ya, Sasuke, Naru-chan. Jaa..."Sakura langsung kabur ke luar kelas sebelum mendapat amukan dari si empunya. Setelah kepergian gadis pink itu, Sasuke melangkah mendekati Naruto yang memandang heran kepergian Sakura.

'Kalau aku tadi tidak datang secepatnya, cewek itu akan menanyai Naruto lebih jauh. Dasar merepotkan. Pasti Sakura tanya hal macam-macam pada si Dobe'batin Sasuke gondok.

"Apa rapatnya sudah selesai, Teme?"tanya Naruto memandang pemuda di depannya.

"Besok masih ada rapat. Persiapannya belum selesai"jawab Sasuke kemudian mendudukkan diri di bangku sebelah si pirang. Yup, Sasuke memang Ketua osis di sekolah mereka. Rapat yang mereka bicarakan adalah rapat mengenai pensi yang akan datang sebentar lagi. Memang perlu persiapan yang matang agar pensi berjalan meriah.

"Ukh... selalu begitu"Kata Naruto manyun. Sedangkan Sang Uchiha yang mendengarnya hanya menghela nafas pelan. Kemudian dengan perlahan, dia mengangkat tangannya dan mengacak-nagacak rambut blondie sang kekasih.

"Hei, jangan marah. Setelah semuanya selesai, aku janji akan mengajakmu jalan-jalan"bujuk Sasuke lembut. Si pirang yang mendengarnya sumringah, dia langsung memeluk si raven erat.

"Janji, Teme?"

"Hn"

Teett Teett

Bel masuk berbunyi nyaring tanda istirahat telah selesai. Semua anak yang masih di luar kelas berbondong-bondong masuk ke kelas mereka, guna melanjutkan pelajaran selanjutnya.

.

.

Hari ini giliran pelajaran olahraga untuk kelas 11-1. Tidak heran, jika melihat siswa-siswi kelas tersebut berjalan di koridor sekolah dengan membawa baju olahraga di tangan mereka. Yup, mereka memang menuju ruang ganti untuk berganti pakaian.

"Hei Naru, Tememu mana?"tanya salah seorang sahabat si pirang, Inuzuka Kiba.

"Entahlah Kiba, aku dari tadi tidak melihatnya"jawab Naruto bingung. Mereka sekarang tengah berjalan bersama-sama menuju ruang ganti yang berada dekat dengan lapangan basket.

"Biarkan saja dia, Naru"ucap sahabat Naruto yang lain, Sabaku no Gaara. Suara ramai menyambut mereka ketika mereka ber tiga sampai di ruang ganti khusus cowok tersebut. Tapi, hal itu tidak berjalan lama, ketika mereka mulai melangkah masuk. Suasana hening menyelimuti. Semua anak yang ada di ruang ganti menatap ke tiga sahabat tersebut dengan muka memerah dan err.. mesum? Hal itu membuat Naruto heran.

"Kalian kenapa?"tanya Si pirang polos. Tidak tahu sama sekali, dengan kondisi yang sedang di hadapi. Berbeda dengan kedua sahabatnya yang tengah menatap mereka tajam.

"Ahh... tidak apa-apa"balas salah satu dari mereka, grogi. Dengan salah tingkah, mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka a.k.a ganti baju. Tapi, sesekali mata mereka mencuri pandang ke arah ke tiga sahabat tersebut. Membuat Kiba jengah dan Gaara yang hanya menghela nafas frustasi.

'Kalau begini terus, kapan aku ganti bajunya?'inner Kiba dan Gaara kompak, merana.

"Dasar aneh"Naruto mengelengkan kepalanya pelan. Tangannya mulai melepas dasi yang ia kenakan.

"Berhenti"kata sebuah suara dingin dari arah pintu ruang ganti. Naruto yang hendak melepas kancing kemejanya, menatap sang pelaku kesal.

"Kau kenapa sih, Teme?"ucap si pirang sungut-sungut. Sasuke memasuki ruang ganti dengan aura membunuh yang pekat mengerikan, membuat semua bergidik ngeri kecuali Naruto yang sekarang sedang kesal.

"Apa yang kalian lihat, Hah!"bentak si bungsu Uchiha. Yang lain mulai berkeringat dingin.

"Kau ini apa-apaan Dobe. Aku pernah bilang padamu jangan ganti baju di hadapan orang banyak seperti ini"lanjut Sasuke geram.

"Memangnya kenapa Teme? Jangan mengaturku. Lagipula kenapa kau melarangku hah? Terserah aku mau ganti baju di mana saja"balas Naruto ketus. Sungguh, kalau Sasuke tidak menyandang gelar Uchiha, di pastikan sekarang dia akan menabrakkan kepalanya ke tembok terdekat. Ya tuhan? Kenapa kekasihnya ini begitu polos? Apa dia tidak sadar, jika sejak tadi banyak mata jelalatan memandang dia dengan tatapan mesum? Apa otaknya ini memang Dobe, sehingga tidak mampu memahami situasi? Apa salah Minato dan Kushina sehingga mempunyai anak yang manis nan imut idaman para Seme tersebut? Argghhh... Sasuke lama-ama bisa gila.

"Ck sudahlah. Kalian sekarang keluar"teriak Sasuke ooc. Dengan tergesa-gesa membuat semua cowok yang ada di dalam berlari ke luar pontang-panting ketakutan. Malahan ada yang sampai nabrak pintu saking paniknya. Bukan hal yang bagus membuat tuan Uchiha marah.

"Sabar ya Sas..."kata Kiba prihatin. Dia dan Gaara mulai meninggalkan ruang ganti. Entah sejak kapan mereka ganti baju, , hanya author dan tuhan yang tahu.

"Eh eh, kalian mau kemana? Aku belum ganti baju. Kiba, Gaara... jangan tinggalkan aku"teriak Naruto lebay. Sungguh terlalu.

"Kami duluan Nar, Sasuke"teriak Gaara yang sekarang sudah berada di luar ruangan. Di dalam, tinggal Sasuke yang sedang menyeringai dan Naruto yang berwajah pucat pasi memandang kekasihnya.

"Kau harus di hukum, Dobe"ucap si Uchiha yang sekarang mulai memojokkan Naruto ke dinding.

"Tu-tunggu, Teme. Ka-kau mau apa?"tanya si pirang was-was.

"Tentu saja memberimu hukuman"jawab Sasuke sambil menyeringai lebar.

"TIDAAKKKK..."teriak Naruto.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 1 jam yang lalu. Tapi, masih ada sebagian siswa yang berkeliaran di area sekolah. Itu karena mereka sedang mengikuti kegiatan club yang biasanya di adakan sesudah sekolah usai. Tidak heran jika suasana sekolah masih terlihat 'hidup' walau jam sudah menunjukkan waktu sore. Dua orang pemuda tampan berjalan beriringan melewati koridor-koridor sekolah yang sepi. Suasana hening menyelimuti dikarenakan mereka memang bukan tipe orang yang banyak bicara.

"Apa kau akan ke perpustakaan menjemput Naruto, Sasuke?" tanya seorang pemuda berkuncir satu memecah keheningan.

"Hn"balas pemuda di sampingnya, singkat. Hal itu membuat sang penanya menguap lebar di barengi gelengan kepala maklum. Sudah biasa menanggapi sikap sahabatnya tersebut.

"Kau tahu sas. Menurutku, kekasihmu itu merepotkan"pernyataan frontal itu membuat Sasuke menatap tajam orang yang ada di sebelahnya.

"Hei, jangan bertampang seperti itu, aku tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja dia itu err... terlalu polos"Shikamaru, pemuda berkuncir itu menatap sahabatnya sekilas. Kemudian dia mengangkat ke dua bahunya.

"Kau benar Shika. Aku sempat berfikir kalau aku tidak sanggup menghadapi sifat polosnya"balas Sasuke datar.

"Jangan bilang kalau kau akan memutuskannya, Sasuke"Shikamaru memandang si raven horor.

"Tentu saja tidak, bodoh. Dan itu tidak akan pernah terjadi"Sasuke mendengus sebal menaggapi omongan ngawur Si pemuda Nara.

"Huft... syukurlah. Aku hanya berpesan jangan sampai pemikiran 'bersih' Naruto di campuri hal-hal kotor di sekitarnya"kata Shikamaru sambil menguap lebar.

"Heh, semua itu tidak akan kubiarkan. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, kalau aku akan melindunginya sampai saat nanti"balas Sasuke panjang lebar membuat Shikamaru cengok.

'Kalau menyangkut Naruto, dia memang ooc'inner Shikamaru. Mereka akhirnya sampai di persimpangan koridor, Shikamaru berbelok ke kiri menuju parkiran sedangkan Sasuke ke kanan menuju perpustakaan.

"Sampai jumpa Sas"Shikamaru melambai ke arah sahabatnya dan di balas lambaian pelan.

Dengan melangkah pasti, Sasuke berjalan mendekati pintu masuk perpustakaan. Tapi, gerakannya terhenti karena mendengar sesuatu.

"Sudah selesai belum sih, Naru. aku sudah capek menunggumu"Kiba menatap sebal ke arah sahabatnya yang sekarang sedang sibuk menulis sesuatu di atas bukunya.

"Bentar lagi Kiba. Kau ini cerewet sekali"balas Naruto singkat. Sedangkan pemuda berambut merah yang saat ini sedang asyik membaca novel tidak terganggu sama sekali Dengan pertengkaran dua sahabatnya yang sudah berlangsung sekitar 20 menit yang lalu.

"Aku boleh tanya sesuatu tidak, Naru?"Kiba memandang Naruto penuh arti membuat si pirang menghentikan acara tulis-menulisnya.

"Apa?"

"Apa kau benar-benar mencintai Sasuke?"tanya Kiba penasaran. Pasalnya, dia belum pernah mendengar Naruto mengucapkan kalimat itu pada sang Uchiha.

"Eh... Cinta itu apa?"tanya Naruto balik. Membuat Kiba melongo tidak percaya dan Gaara menjatuhkan bukunya saking syoknya. Sedangkan Sasuke yang sekarang berada di depan pintu melebarkan matanya.

"Kau ini polos apa bodoh sih? Kau sudah berpacaran dengan Sasuke 3 tahun tapi tidak tahu cinta? Menggelikan"sahut Kiba di barengi tawa keras membuat Naruto menatap sahabatnya kesal.

"Aku memang tidak tahu. Tapi yang pasti aku menyayangi Sasuke lebih dari apapun di dunia ini"balas si pirang mantab.

"Benarkah?"Gaara memandang Naruto sanksi. Yang di balas anggukan lemah dari si pirang.

"Aku tidak ingin berpisah dengannya"Naruto berkata lirih. Hal itu membuat ke dua sahabatnya saling pandang satu sama lain kemudian tersenyum lembut menatap si pirang. Sasuke yang mendengar ucapan Naruto hanya tersenyum tipis. Dia mulai membuka pintu perpustakaan kemudian melangkah mendekati ke tiga sahabat tersebut.

"Ayo Dobe. Kita pulang"ajak Sasuke datar. Mereka bertiga terkejut mendapati sang Uchiha berdiri tidak jauh dari mereka.

"Hehhehehe, Teme. Apa Rapatnya sudah selesai?"tanya Naruto dan di balas anggukan singkat dari Sasuke. Naruto mulai membereskan buku yang berserakan di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas.

"Kami duluan ya Naru?"ucap Kiba yang sekarang berdiri bersama Gaara.

"Eh, kalian tidak bareng sekalian?"

"Kami sudah di tunggu Neji di depan. Jaa Naru, Sasuke..."Gaara membalas kalem. Kemudian dia dan Kiba berjalan keluar perpustakaan dan hilang dari pandangan.

"Ayo Teme"Naruto juga meninggalkan perpustakaan di barengi Sasuke.

"Hn"

"Teme, menurutmu cinta itu apa?"tanya Naruto ketika mereka berjalan menuju parkiran yang tidak jauh dari perpustakaan.

"Cinta itu...seperti rasa sayangku kepadamu, Dobe"balas Sasuke datar.

"Ehh benarkah? Berarti kau mencintaiku, Teme?"tanya Si pirang antusias. Dia memandang Sasuke sumringah. Sedangkan Sasuke menatap kekasihnya lembut.

"Tentu"

"Hehehehehe, berarti aku juga mencintaimu. Aishiteru Teme"kata Naruto polos diiringi senyuman yang hangat.

"Aishiteru yo Dobe"Sasuke mengacak rambut Naruto penuh perhatian.

E.N.D

Note: Akhirnya selesai juga fic ku. #Girang. Fic ini di kerjakan di sela-sela UTS dan di publish di akhir Ujian yang membuat author frustasi tingkat dewa. #Curcol. Aku mendapat inspirasi fic ini ketika pada suatu malam aku terjangkit insomnia berkala(?)...*abaikan

Gomen ne, bagi kalian yang tidak suka Naru yang polos nan imut-imut, authornya suka sih... aduhh gemesnya #meluk2 Naru -digampar Sasuke

oh ya? Daku mau mengucapkan terima kasih bagi kalian yang sudah mereview fic ku yang sebelumnya. Maaf, tidak bisa bales bagi yang gak login. Tapi Sungguh, aku terharu... #ihh lebay

Bagaimana fic ini menurut anda? Please, Review oke... kasih pendapat kalian mengenai cerita abal ini. Salam hangat dari author –Chea- ^^

Give me...

R

E

V

I

E

W