Paint My Love

©Kitsune Diaz isHizuka

Nae Sarangeul Paint©Park Jung Hye

It Has To Be You©Yesung Super Junior

Disclaimer: all casts are belong to their self and God

Rated: T

Genre: Hurt/Comfort/Drama

Pairing: Kyuhyun x Sungmin

Warning: Genderswitch, OOC, Typo(s), etc

.

.

.

Don't Like, Don't Read!

And please Don't be Silent Reader!


.

.

.

The Last Chapter

Till Death Do Us Part

.

.

.


Ryeowook mengajak Sungmin melihat pertunjukkan musik Indie yang sering diadakan di sekitar Universitas Hongik. Tempat ini lebih dikenal dengan Hongdae yang merupakan singkatan dari Hongik Daehaekgyo. Banyak café dan club yang memberikan kesempatan pada musisi baru untuk menampilkan kemampuan bermusik mereka.

"Salah satu temanku akan mengisi acara di sini," terang Ryeowook sambil mengajak Sungmin memasuki sebuah café.

Café penuh dengan anak muda yang ingin menyaksikan penampilan musisi yang tidak kalah hebatnya dengan vokalis terkenal Korea. Tampak teman Ryeowook sudah mempersiapkan diri dengan gitar untuk bermain secara akustik.

"Namanya Kim Jong Woon, tapi ia lebih senang di panggil Yesung. Suaranya indah sekali…" terang Ryeowook dengan ceria.

Yesung mulai memetik gitarnya dengan lembut. Malam ini ia akan membawakan lagu yang berjudul 'It Has To Be You'.

oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
i gil kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto i gireul mutneunda
neol bogo sipdago
tto ango sipdago
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal

niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka

na du beon dasineun
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago

niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka

nae meongdeun gaseumi
neol chajaorago
sorichyeo bureunda
neon eodinneungeoni
naui moksori deulliji annni
naegeneun

na dasi sarado
myeot beoneul taeeonado
harudo niga eobsi sal su eomneun na
naega jikyeojul saram
naega saranghal saram nan
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka

Suara Yesung mengalun dengan lembut sesuai dengan lirik lagu yang mengharu biru. Ryeowook mengikuti dengan seksama bait demi bait lagu yang sangat indah itu.

"Kau jatuh cinta pada penyanyi itu ya?" ledek Sungmin melihat tatapan Ryeowook yang berbinar.

Ryeowook tersipu malu sambil terus melanjutkan bernyanyi.


XXXX

Sudah tiga hari Kyuhyun mendampingi Tuan Cho mengunjungi salah satu pabrik mereka yang terdapat di Busan. Sungmin makin merasa menjadi ganjalan bagi perjalanan hidup Kyuhyun. Meski selama ini Kyuhyun tidak sedikitpun mengeluh, tapi ia yakin Kyuhyun sedang berusaha keras melawan pertentangan dalam dirinya. Sungmin tidak sanggup jika harus melewati hari seperti ini terus.

"Aku pulang!" seru Kyuhyun langsung menubruk tubuh Sungmin yang menyambutnya di teras rumah.

"Kau terlihat lelah sekali." Sungmin menyapu pipi Kyuhyun yang kian tirus karena padatnya pekerjaan.

"Lelahku hilang setelah melihat wajahmu," goda Kyuhyun sambil merangkul Sungmin membawanya masuk.

Setelah membersihkan diri dan makan malam dengan seluruh keluarga, Kyuhyun dan Sungmin menghabiskan waktu dengan mengobrol di beranda kamar Kyuhyun. Langit Seoul yang lengkap dengan kilau bintang menambah romantis suasana.

"Liburan musim ini kau mau kemana?" tanya Kyuhyun ingin membayar semua waktu sibuknya dengan mengajak Sungmin jalan bersama.

"Bagaimana jika kita mendaki Seoraksan?"

"Baiklah, minggu besok kita kesana."

Sungmin menatap wajah Kyuhyun yang terlihat lelah. Ia memang harus menghentikan semua ini.

"Kau tidak punya waktu lagi untuk melukis," pancing Sungmin ingin melihat reaksi Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum tipis lalu masuk dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Rasa lelah itu kian terasa tiap ada yang menyinggungnya soal melukis. Ia berusaha keras melupakan hasratnya memegang kuas dengan berbagai kesibukan di perusahaan. Tiap kali rasa itu menggigit dan mencengkeram, ia hanya bisa menarik nafas panjang berharap bisa membuatnya tenang.

Sungmin membelai rambut Kyuhyun yang sedang memjamkan mata.

"Mianhae…" bisik Sungmin. "Istirahatlah…"

Kyuhyun menahan tangan Sungmin agar tidak pergi.

"Temani aku sampai tertidur!" pinta Kyuhyun sambil terus menggenggam erat tangan Sungmin. Ia ingin meminta kekuatan dalam dekap hangat Sungmin untuk menepis hatinya yang gundah.

Sungmin menahan perasaannya untuk tidak menangis. Ia sungguh tidak sanggup melihat pria yang dikasihinya merana seperti ini.


XXXX

Taman nasional Seoraksan merupakan salah satu lokasi favorit bagi para pengujung saat musim gugur tiba. Terletak di Sokcho-si, Kangwon-do, Provinsi Kangwon. Ada tiga jalur hiking yang bisa dipilih di taman ini, yaitu jalur menuju air terjun Biryong, Biseondae, dan Ulsanbawi. Sepanjang jalan akan terpampang dengan indah pemandagan bukit dengan pohon-pohon berdaun merah, kuning dan oranye.

Kyuhyun menggandeng tangan Sungmin menyusuri Jalur Biryong sambil menikmati daun-daun yang berguguran di sepanjang jalan. Bunyi yang terdengar merupakan penggabungan suara alam dengan langkah kaki mereka. Suara gesekan antara daun kering yang terinjak seperti irama yang berpadu.

"Kau suka?" tanya Kyuhyun melihat Sungmin tidak berhenti tersenyum sepanjang perjalanan.

"Suka… Suka sekali! Gomawo," ucap Sungmin sambil memeluk pinggang Kyuhyun.

"Ini saja?" ledek Kyuhyun yang tidak puas dengan pelukan Sungmin.

"Kau ini!" balas Sungmin mencubit lengan Kyuhyun.

Kyuhyun menarik tubuh Sungmin dan mendekapnya erat. Sejak sibuk bekerja ia jarang mempunyai waktu untuk bersama dengan kekasihnya ini. Namun tak sekalipun Sungmin protes atau marah dengan semua kesibukannya. Ia selalu setia menunggu bahkan saat Kyuhyun pulang dini hari sekalipun.

"Saranghae. Jeongmal saranghae…" ucap Kyuhyun sambil menarik wajah Sungmin dan menciumnya dengan lembut.

Tak terasa Sungmin meneteskan air mata mendengar kalimat uang diucapkan Kyuhyun. Ia benar-benar tidak sanggup jika harus berpisah dengan pria yang sudah mengisi seluruh lembar kehidupannya, tapi ia tidak ingin melihat Kyuhyun hidup dalam kepura-puraan.

"Eh? Kenapa menangis?" tanya Kyuhyun heran sambil menghapus air mata Sungmin.

"Aku bahagia… Gomawo Kyuhyun-ah!" bisik Sungmin lalu memeluk erat tubuh Kyuhyun.


XXXX

Sungmin memberikan undangan pameran lukisan Kyuhyun pada Tuan Cho. Ia akan mengalah demi kebahagiaan pria yang sangat dikasihinya.

"Pameran ini merupakan bukti jika Kyuhyun tidak bisa hidup tanpa melukis," urai Sungmin.

"Aku sudah katakan, sampai kapanpun tidak akan menyutujuinya menjadi pelukis!" Tuan Cho tetap dengan pendiriannya.

"Mianhae ahjussi! Akulah awal dari semua ini, jadi ijinkan aku juga yang akan mengakhirinya demi kebahagiaan Kyuhyun…" pamit Sungmin meninggalkan Tuan Cho yang terduduk bisu.

Sungmin mengemasi seluruh pakaiannya sambil terisak. Mulai detik ini ia akan kembali melewati harinya sendirian. Ia menggulung lukisan Kyuhyun yang belum selesai dilanjutkan dengan pita merah dan meletakkannya di atas ranjang. Ia ingin Kyuhyun sendirilah yang akan melanjutkan sesuai dengan gayanya. Ia juga menaruh secarik surat yang sudah ditulisnya semalam.

Kyuhyun pulang dengan hati gembira. Hari ini ia berhasil memenangkan tender produksi dalam jumlah besar. Tidak sia-sia ia memberikan presentasi yang baik pada jajaran direksi perusahaan rekanannya.

Ia ingin segera berbagi kebahagiaannya dengan Sungmin, tapi kenapa ia tidak melihat gadis itu menunggunya di teras. Jika ia memberitahu akan pulang lebih awal, biasanya Sungmin akan menunggunya dengan wajah cantik yang berbinar. Wajah itulah yang menghapus semua lelah batinnya.

Kyuhyun mengetuk pintu kamar Sungmin tapi tidak terdengar jawaban. Ia membuka pintu dan tidak melihat siapapun di sana. Apa mungkin Sungmin sedang keluar? Pesan singkat yang dikirimnya sebelum pulang tak dibalas oleh Sungmin.

Ia kembali ke kamarnya sendiri dan menemukan gulungan kanvas yang diikat dengan pita tergeletak di atas tempat tidurnya. Ia membuka dua gulungan yang ternyata lukisan yang belum sempat diselesaikannya. Lukisan itu kini hampir sempurna karena banyak bagian yang terlihat rapi.

Selembar kertas jatuh saat Kyuhyun hendak berdiri. Dibukanya kertas surat berwarna pink itu sambil tersenyum. Ia tahu Sungmin ingin memberikan kejutan kecil untuknya.


.

Kyuhyun-ah, mianhae karena aku belum menyelesaikan lukisanmu dengan sempurna. Aku harap kau akan membuatnya jauh lebih sempurna dariku.

Maafkan aku karena selama ini telah bersikap egois dengan memaksamu melupakan angan dan impian yang selama ini tertanam dihidupmu. Sudah cukup pengorbanan yang telah kau lakukan untukku.

Karena itulah aku minta ijin untuk pergi agar kau bisa melanjutkan semua mimpi dan cita-cita yang sempat terhenti karenaku. Chukkae atas keberhasilanmu menjadi salah satu pelukis terbaik dari kampus kita. Bagaimana bisa kabar sebesar itu kamu sembunyikan dariku?

Aku tidak ingin melihat kau berusaha tegar untuk menutupi hatimu yang terluka. Nah, mulai sekarang kembalilah menjadi Cho Kyuhyun yang kukenal. ^^

Saranghae~

Lee Sungmin


.

Kyuhyun terbelalak membaca bait demi bait tulisan dalam surat Sungmin. Ada apa ini? Apa yang terjadi? Jantungnya berdetak tidak karuan, hatinya di penuhi perasaan tidak enak. Ia langsung berlari menuju kamar Sungmin dan membuka semua lemari pakaian dan laci meja hias. Tak ditemukan satupun barang milik Sungmin yang tertinggal. Tubuhnya lemas seketika, tangannya gemetar mencengkeram erat surat Sungmin.

Ia langsung berlari menghampiri ruang kerja Tuan Cho dan mendapati ayahnya sedang sibuk menandatangani beberapa berkas.

"Appa! Ada apa ini? Apa maksud Sungmin?" Kyuhyun panik menghampiri ayahnya dengan membawa surat Sungmin. Dadanya naik turun menahan berbagai rasa.

Tuan Cho memberikan surat undangan pameran lukisan. Kyuhyun terjatuh lemas. Bagaimana ia bisa ceroboh hingga Sungmin tahu soal undangan itu. ia menutup wajahnya dengan tangan.

"Kau sudah memilih bukan?" ucap Tuan Cho melihat Kyuhyun terpaku.

Kyuhyun bangkit dan berlari keluar. Tidak! Ia tidak akan membuat Sungmin pergi darinya. Ia tidak mau kehilangan gadis itu. Ia sudah menggantungkan semua harapan dan mimpinya demi Sungmin. Saat ini ia sedang berusaha keras menyeimbangkan hidupnya agar tidak terus terpaku pada mimpi yang ingin dilupakannya.

Hanya Sungmin yang bisa membuatnya terus bertahan melewati waktu yang kadang sangat menyiksa ini. Bagaimana dengan mudahnya Sungmin pergi dan meninggalkannya sendirian.

Kyuhyun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Tuan Lee. Ia yakin Sungmin pasti kembali ke rumah orangtuanya.

"Ia tidak disini," jawab Nyonya Lee bingung melihat wajah panik Kyuhyun.

Kyuhyun menghela nafas kencang.

"Ada apa? Apa kalian sedang bertengkar?" tanya Nyonya Lee.

"Mianhae ahjuma, akan kujelaskan nani. Aku pasti akan membawa Sungmin kembali."

Kyuhyun menghubungi semua teman yang dikenal Sungmin tapi tak satupun yang tahu keberadaannya. Bahkan Ryeowook saja kaget saat Kyuhyun memberitahu Sungmin pergi dari rumah.

Kyuhyun menghentikan mobilnya di tepian Sungai Han. Keindahan jembatan Banpao lengkap dengan air mancur pelangi, tidak bisa meredakan kegelisahan yang berkecamuk dalam dadanya. Kenapa Sungmin berbuat seperti ini? Kenapa Sungmin tidak membicarakannya lebih dulu agar ia bisa menjelaskan apa pilihan yang sudah dibuatnya. Untuk apa ia berjuang keras hingga sejauh ini jika gadis itu pergi meninggalkannya.

"Arggggghhhhh!" Kyuhyun berteriak meluapkan semua kemarahan dan kegundahan hatinya.


XXXX

Hidup Kyuhyun terasa hampa dan kosong. Berhari-hari ia mencari Sungmin ke sekeliling Seoul tapi tak sedikitpun jejaknya terlihat. Ia bahkan bolak-balik ke kampus untuk mengecek apa Sungmin datang untuk belajar.

"Sudah cukup Kyuhyun! Kau sudah mabuk," tegur Donghae saat melihat Kyuhyun minum soju tanpa henti.

"Mabuk seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah," tambah Eunhyuk seraya menyingkirkan botol soju dari hadapan Kyuhyun.

"Tsk, tidak usah mengguruiku. Kalian tidak tahu apa artinya berkorban!" teriak Kyuhyun keras sehingga menarik perhatian pengunjung kedai lain.

"Ayo kita pulang! Jangan membuat malu disini." Eunhyuk menarik tangan Kyuhyun keluar kedai.

Kyuhyun menyentakkan tangan Eunhyuk keras. Ia tidak ingin siapapun menghentikan acara minumnya.

"Jangan ikut campur masalahku!" teriak Kyuhyun.

Bukkk! Pukulan keras menghantam wajah Kyuhyun membuatnya terjungkal ke belakang.

"Dengar! Kau berlaku seperti ini juga tidak akan membuat Sungmin kembali. Jadi bersikaplah seperti seorang pria!" omel Eunhyuk meninggalkan Kyuhyun yang mengusap bibirnya yang berdarah.

Kyuhyun duduk dan menutup wajahnya dengan tangan. Ia menangis. Hidupnya memang hancur lebur setelah ditinggal Sungmin. Ia bahkan tidak sanggup tiap kali bangun dipagi hari tidak mendapati senyum dan sapa lembut Sungmin. Cintanya pada gadis itu melebihi apapun.

"Sudahlah, kini saatnya kau bangkit dan menata hidupmu…" ucap Donghae menguatkan sahabat karibnya.

Untuk melupakan kesedihan hatinya, Kyuhyun menghabiskan hari dengan bekerja sekuat tenaga. Ia mengerjakan semua proyek yang diberikan Tuan Cho secara membabi buta tanpa kenal waktu. Sering ia tidak pulang dan memilih menginap di ruang kerjanya. Ia merasa hidupnya bagaikan robot yang tidak memiliki hati dan jiwa. Ia menuruti semua perintah ayahnya tanpa sedikitpun melawan.

"Siwon-ah, tidak bisakah kau lihat betapa menderitanya Kyuhyun…" tegur Nyonya Cho.

"Itu sudah menjadi pilihannya," ucap Tuan Cho tak acuh sambil terus membaca Koran.

"Tidak bisakah kau memberinya kesempatan untuk membagi waktunya sedikt untuk melukis? Selama ini ia sudah bekerja keras dan siap menjadi penggantimu," lanjut Nyonya Cho.

"Chullie-ah, kenapa sekarang kau membelanya?" tanya Tuan Cho heran.

"Sudah cukup aku melihat penderitaan Kyuhyun saat berpisah dengan ummanya. Aku tidak ingin ia kembali terpuruk karena kehilangan gadis yang sangat dicintainya." Nyonya Cho berusaha mengetuk hati suaminya.

Tuan Cho menghela nafas mendengar ucapan istrinya. Apa benar selama ini tindakannya terlalu keras pada Kyuhyun. Ia tidak pernah berpikir bagaimana Kyuhyun melewati harinya tanpa Sungmin.


XXXX

Tuan Cho menghampiri ruang kerja Kyuhyun dan melihatnya sedang termenung memandangi foto Sungmin. Melihat kedatangan ayahnya buru-buru disembunyikan pigura Sungmin ke dalam laci.

Tuan Cho meletakkan undangan pameran lukisan ke atas meja Kyuhyun.

"Apa kau bisa membagi waktu antara bekerja dengan melukis?" tanya Tuan Cho.

Kyuhyun menatap ayahnya tidak mengerti.

"Appa minta maaf telah memaksamu melanjutkan perusahaan, tapi itu appa lakukan agar kau menjadi pria yang tangguh dalam menghadapi persaingan bisnis."

Kyuhyun masih menatap ayahnya.

"Kini appa yakin kau mampu melanjutkan perusahaan dengan melihat kerja keras yang kau lakukan selama ini. Sekarang appa memberimu kesempatan untuk melanjutkan mimpi yang sempat tertunda itu." Tuan Cho tersenyum.

Kyuhyun memandang ayahnya dengan tidak percaya.

"Selamat kau telah berhasil menjadi salah satu pelukis terbaik di kampus, jadi datanglah pada acara pameran nanti karena appa ingin melihat hasil karyamu yang indah itu."

Kyuhyun bangkit lalu memeluk tubuh ayahnya sambil menangis.

"Terima kasih appa! Terima kasih!" serunya bahagia.

"Kau sudah berhasil menemukan Sungmin?" tanya Tuan Cho.

Kyuhyun menggeleng lemah. Ia sudah nyaris putus asa harus menrari kemana lagi untuk menemukan gadis itu.

"Jangan menyerah! Jika kau sungguh mencintainya, carilah dia meski ke ujung dunia sekalipun." Tuan Cho menyemangati putranya yang terlihat pasrah.


XXXX

Sungmin menarik nafas panjang menghirup udara segara di tanah kelahirannya. Keindahan Pulau Nami semakin terasa saat musim gugur tiba. Perpaduan barbagai macam bunga dan pohon bagaikan lukisan hidup yang mengelilinginya.

Ia mendesah pelan. Meski ia merasa bahagia bisa datang kembali dan mengunjungi makam ayahnya, tapi hatinya tetap kosong dan hampa. Ia masih tidak sanggup mengusir semua kenangan manis yang terajut dengan indahnya saat bersama Kyuhyun.

Ia berusaha menghabiskan waktu dengan bekerja paruh waktu di sebuah café berharap semua bayangan itu hilang. Semakin keras ia berusaha, sesering itu pulalah Kyuhyun hadir di setiap mimpinya. Ia tidak tahu sampai kapan harus bersembunyi dan lari dari kenyataan yang harus dihadapinya. Ia sudah memberitahu umma untuk tidak memberikan info apapun jika Kyuhyun datang mencarinya.

Sungmin sedang membereskan meja bekas para pelanggan café saat melihat tubuh menjulang Kyuhyun dihadapannya. Meski kaget, ia berusaha bersikap biasa dengan terus melanjutkan pekerjaannya. Kyuhyun kesal dengan dengan sikap Sungmin yang dingin dan tak peduli. Ia mengambil tumpukan gelas di tangan Sungmin dan menarik lengan gadis itu untuk mengikutinya.

"Kyuhyun-ah! Aku sedang bekerja!" ucap Sungmin berusaha melepaskan genggaman Kyuhyun.

Kyuhyun menghempaskan tangan Sungmin dengan kesal. Pandangan marah terpancar jelas di matanya. Sungmin tidak berani menatap Kyuhyun dan hanya bisa menunduk.

"Apa yang sedang kau lakukan ini!" teriak Kyuhyun kencang.

Sungmin menggigit bibirnya takut mendengar kemarahan Kyuhyun.

"Apa kau pikir bisa seenaknya sendiri memutuskan sesuatu!" Kyuhyun masih penuh emosi memarahi Sungmin.

"A-aku hanya ingin membuatmu bahagia…" ucap Sungmin pelan.

"Apa kau kira pergi begitu saja bisa membuatku bahagia?" Kyuhyun masih terus marah.

Sungmin diam tidak menjawab. Ia sungguh takut dengan wajah marah Kyuhyun. Tangannya gemetar dan ia menutupinya dengan meremas celemek yang sedang dipakainya. Kyuhyun melihat tubuh Sungmin yang ketakutan tidak sanggup lagi meneruskan amarahnya. Ia menarik gadis itu dalam pelukannya.

"Jangan pernah sekalipun berpikiran untuk meninggalkanku!" pinta Kyuhyun dengan nada melunak.

Sungmin terisak pelan. Ia hanya ingin Kyuhyun tidak melepaskan mimpi demi dirinya.

"Semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Kenapa kau harus mengambil keputusan sendiri?" urai Kyuhyun sambil membelai rambut Sungmin.

Sungmin mengusap airmata yang mengalir di pipinya.

"Aku tidak tahan saat melihat undangan pameran itu."

Kyuhyun menghela nafas kemudian menjelaskan jika ia berhasil membuktikan pada ayahnya jika ia layak menjadi pemimpin perusahaan untuk menggantikan posisinya suatu hari nanti. Tuan Cho juga menyadari jika melukis merupakan bagian dari jiwa Kyuhyun dan kini memberikan kebebasan selama tidak tugasnya di perusahaan.

"Jadi ini tidak ada hubungannya denganmu. Aku bersyukur appa mendidikku dengan keras hingga berhasil membuatku menjadi pria dewasa yang tanguh…"

Kyuhyun menarik wajah Sungmin.

"Apa kau tahu betapa tersiksanya aku tanpa dirimu?" tanya Kyuhyun dengan suara parau menahan tangis.

"Mianhae…" isak Sungmin.

Kyuhyun menghapus air mata Sungmin dengan jemarinya. Kerinduannya pada gadis ini begitu membuncah hingga membuatnya seperti orang gila.

"Jangan tinggalkan aku lagi…" bisik Kyuhyun lalu memeluk tubuh Sungmin dengan erat.

Setelah mengajak Kyuhyun mengunjungi makam ayah kandungnya, Sungmin mengajak Kyuhyun berkeliling Pulau Nami dengan sepeda. Mereka berhenti di jalan Metsequoia dan menyusuri jalan berpasir di pinggir danau yang banyak terdapat jejeran pohon birch sambil bergandengan tangan.

"Kenapa kau bisa tahu aku ada disini?" tanya Sungmin penasaran karena Kyuhyun berhasil menemukannya.

"Tadinya aku nyaris menyerah mencarimu tapi appa memberiku semangat untuk segera membawamu kembali. Dan aku baru ingat jika ummamu tidak terlalu khawatir atas kepergianmu, sudah pasti ia menyembunyikan sesuatu. Maka aku memaksanya memberitahu keadaanmu," terang Kyuhyun panjang lebar.

Sungmin tertawa geli mendengar perjuangan Kyuhyun.

"Kenapa tertawa? Iya, kamu boleh menang karena telah berhasil membuat pria tampan ini kalang kabut seperti orang gila…" gerutu Kyuhyun.

Sungmin menggenggam tangan Kyuhyun sebagai permintaan maaf tapi Kyuhyun telah lebihdulu menarik wajahnya lalu mencium bibirnya dengan lembut.

"Kyuhyun-ah! Disini tempat umum!" ucap Sungmin dengan wajah memerah karena malu.

Kyuhyun tertawa melihat Sungmin yang salah tingkah.

"Biar semua orang tahu jika gadis manis ini milikku…" ujar Kyuhyun santai lalu merengkuh tubuh Sungmin dan mengajaknya berjalan kembali.

Sungmin merasa pelangi sedang terbentang di langit Pulau Nami. Hatinya sedang terbang bersama angin yang berhembus lembut di musim gugur. Kegelisahannya jatuh satu demi satu seperti helaian daun dari pohon birch yang sudah mengering.


XXXX

Suasana Museum Nasional Korea sudah ramai dengan pengunjung. Pameran yang selalu diadakan tiap tahun ini merupakan salah satu dari banyak rangkaian acara untuk memperingati hari lahir Museum yang berusia lebih dari seratus tahun ini.

Acara pameran berlangsung dengan sukses, para pelukis diwajibkan berfoto di samping karyanya masing-masing untuk dikenalkan sebagai perwakilan dari unversitasnya. Wajah Kyuhyun tampak ceria melihat kehadiran semua orang yang disayanginya.

Lukisan Kyuhyun yang bertema wanita cantik dengan tubuh penuh bunga terlihat mencolok. Banyak di antara pengunjung yang berebut ingin foto bersama karena wajah tampan Kyuhyun yang memang menarik perhatian itu.

"Selamat atas pameran pertamamu!" ucap Leeteuk bangga pada salah satu anak didiknya.

"Semua ini juga berkat dirimu. Terima kasih telah membimbingku!" Kyuhyun membungkukkan tubuhnya dengan hormat.

Tuan Cho menepuk bahu putranya dengan bangga. Dugaannya selama ini salah terhadap minat melukis Kyuhyun. Kini hatinya jauh lebih tenang dan bahagia. Perasaan bersalah terhadap mantan istrinya jauh berkurang melihat putra kesayangannya berhasil meraih impian dan cita-citanya dalam waktu bersamaan.

"Minggu depan kita pergi menemui ummaku…" ucap Kyuhyun pada Sungmin yang sedang membereskan peralatan melukisnya.

Sungmin mengangguk sambil tersenyum. Kyuhyun tidak sabar lagi ingin segera menikahi Sungmin. Ia merasa hidupnya sudah lengkap dengan kebahagiaan. Ia juga sudah memenuhi janjinya pada ibu. Kini saatnya ia memberikan puncak kebahagiaan itu pada gadis yang dicintainya.

"Awas saja jika kau berani menolak lamaranku di depan umma!" ancam Kyuhyun teringat Sungmin yang menolak rencana ayahnya.

"Tapi aku belum lulus." Sungmin menggoda Kyuhyun.

Kyuhyun gemas dan memburu tubuh Sungmin yang sudah berlari menjauh. Ia menangkap dan memeluknya dengan erat.

"Hanya maut yang akan memisahkan kita. Saranghaeyo…"

"Nado saranghae."


XXXX

"Anda Cho Kyuhyun, bersediakah menerima Lee Sungmin sebagai istrimu, dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kalian?" ucap sang pastor menatap Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk dan menjawab mantap. "Saya bersedia."

Dan sang pastor beralih menatap Sungmin. "Dan Anda Lee Sungmin, bersediakah menerima Cho Kyuhyun sebagai suamimu, dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kalian?"

Sama halnya dengan Kyuhyun. Sungmin mengangguk dan menjawab mantap. "Saya bersedia."

Jawaban sederhana yang membuat semua orang tersenyum. "Dengan ini, aku sahkan kalian sebagai sepasang suami istri. Silahkan mencium pasangan kalian."

Kyuhyun tersenyum pada Sungmin sebelum ia benar-benar mengeliminasi jarak diantara mereka berdua dan menekankan bibirnya pada bibir mungil Sungmin, lembut. Sungmin memejamkan matanya, menikmati ciuman yang diberikan oleh pria di hadapannya itu. Sekarang tidak ada yang perlu mereka takuti lagi. Kebahagiaan mereka sudah ada ditangan mereka.

XXXX


Kau tidak akan bisa memilih pada siapa kau akan jatuh cinta. Karena perasaan itu sendiri tidak akan bisa untuk memilih orang yang akan kau cintai kedepannya. Yang terpenting adalah nyata atau tidaknya perasaanmu pada orang yang kau cintai itu.

THE END


.

.

.

A/N:

Ending yang membahagiakan bukan? Jadi jangan timpuk saya dengan sandal, oke! /laugh

Terima kasih untuk semuanya. Orang-orang yang pernah menyempatkan diri meninggalkan review untuk fic ini, orang-orang yang sudah meninggalkan jejak di antara 300+ review di sela-sela 9 chapter kisah ini berjalan. Sungguh, terima kasih banyak. Terima kasih juga untuk silent reader di luar sana yang sudah menyempatkan membaca chapter terakhir ini. ^^

Nice Readers yang sudah mereview :

magnae91 | kucing liar | Cho Kyuri Mappanyukki | lee kyuzha | AIDASUNGJIN | Park Ha Rin | QueenDeeBeauty | rainy hearT | kyumin forever | HyunMing Joo | Syubidubidu | KyuLov | cho ndithkeyta | Cho Kwangrin | Lee soo hyun | beibhy kyuminalways89 | Tifafawookie | Ryani | farchanie01 | ri-yunjae | Yewook6699 | choi hyekyung | Cho Miku | LovelyMin | Cho SungHyun | Misskyu0604 | coffeewie kyumin | kyurin Minnie | S.J. 1315 | imsmL | Yanhaelforever | Rima KyuMin Elf | Choshikyumin | elfdinda | ShippoChan | Cho Yooae | gyugyu | KeropiGreen | Lee HyunJae | hyekyunSHIN | Mrs. Cassanove HyukJae | Keys47 | KyuLoveMin | emak mecca | Kanaya | arinidingdong | fe89 | Me Is | JiYoo861015 | Snowonest | Lee Ji MIN | mila - sungmiwon |QQ kyuminshippersangad | runashine88 | stcho03 | Kim Kyu Ri | lee demin | Pryscil-chan | minnieGalz | Secret BlackHeart | Chang Ki Men | rikha-chan | ChubbyKyuMinHae | Ervina clouds | Ha min jae | Min190196 | Super Girl | Hyeri | aichan gaemgyu | anon | evilsartvoice | puthri mala99 | Maeyhyukkie | choi hyekyung | mykyu | Kyuminyewook | KamilahAyu | Namikaze kushina | Dila choi | HyunMing joo | BunnyMinnie | sungyounpark | Ex Silent Reader | Auliayyg | Gwi | ELLE HANA | Kyuminyeeunhae 968 | Cho Hyun Jin | I'm Mr. X | Liaa kyuminelf | fanqishawolelf | icha | Miyoori29 | Kan Sun Young | destiieka | leelee min | SooHyun1997 | ANAKyuMin |

Mianhae kalau ada nama yang tertinggal dan nggak kesebut diatas, saya suka kalian semua, juga untuk para Silent Readers yang berkeliaran di luar sana. :*

Review?


.

Big thanks. Huge thanks.

Kitsune Diaz Ishizuka