Kibum memandang sekelilingnya dengan seksama. Pemandangan yang indah dari sebuah gereja putih, besar dan mewah, ditambah dengan alunan piano membuat suasana dalam ruangan itu semakin khidmat saja.
Ia melihat dirinya sendiri yang begitu cantik terbalut wedding dress berwarna putih yang sangat-sangat indah—gaun yang bahkan tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sejenak kemudian, ia baru menyadari Appa-nya mengapit tangan kanan Kibum dengan erat, ayah yang bahkan jarang sekali bertemu denganya kini tersenyum berbinar-binar dan memandunya ke atas altar.
Hari ini tentu hari spesialnya, bersama Appa yang begitu dicintainya. Begitu menginjakkan kaki diatas altar Kibum dapat melihat kedua anggota keluarganya yang lain, Umma dan Kyuhyun yang melambai haru ke arahnya.
Kini ia mengenggam tangan seorang pria yang entah siapa. Wajahnya begitu bersinar—hingga ia sama sekali tidak mengenali pria itu. Postur tubuhnya cukup tinggi dan gagah, bagian bawahnya saja sudah memperlihatnya ketampanan sang mempelai pria. Keduanya mengikrarkan janji setia mereka dengan lancer dan hening. Kibum bahagia—ada perasaan yang entah mengapa tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata ketika pria itu mengucapkan sumpahnya di depan pendeta.
"Congratulation, now, you may kiss your groom…"
.
.
"Love, Affair and Revenge!"
Warning : genderswitch, crack pair, typo, alurnya agak kecepetan.
Main cast :
Choi Siwon
Kim Kibum
Lee Donghae
Lee Hyukjae
(Sibum, HaeHyuk / Eunhae)
.
.
"ANDWAE!"
Mimpi yang super buruk—sontak Kibum terbangun dari mimpi buruknya. Jelas ia terlihat tidak karuan, bulir-bulir keringat dingin dan wajahnya yang berubah pucat pasi tidaklah terlihat baik-baik saja. Sembari mencengkram erat selimutnya Kibum merasa seluruh jantungnya berdetak dengan cepat dan membuat tubuhnya terasa tidak enak.
"Mengapa harus Choi Siwon? Ah sial.."
Jika saja pria yang ada di mimpinya itu seorang Lee Donghae, Kibum sudah dipastikan akan melanjutkan mimpinya tadi dan tidur dalam damai. Kebalikanya, dalam mimpinya barusan dengan brutal ia malah mencium seorang 'pria bersinar' yang jika dilihat dari dekat adalah seorang Choi Siwon.
'apa yang kupikirkan sebelumnya sih? Bodoh..'
Dalam mimpinya ia mencium pria tinggi itu dengan cepat. Siwon kemudian mengapit pinggul Kibum dengan kedua tanganya dan mencengkramnya kuat-kuat—ia sendiri baru terbangun ketika menyadari di tengah tengah aksi ciumanya, kedua obsidian miliknya menangkap sepasang bola mata Lee Donghae yang hanya tersenyum kecil memandang keduanya.
'Tapi anehnya, mengapa hatiku senang sekali dalam mimpi itu, bahkan sampai sekarang…'
Ah sudahlah. Otaknya seolah menepis pemikiran aneh itu dengan cepat, Lebih baik ia tidur saja sekarang, ya, tidur. Daripada memikirkan sesuatu yang membuatnya pusing lebih baik ia melanjutkan tidurnya lagi.
.
.
.
"Siwon Oppa… kau sakit?" Gadis dengan kaus hitamnya yang ketat itu perlahan menyentuh wajah Siwon yang terlihat agak pucat.
Seharian penuh ia tidak bisa bekerja dengan benar. Kalau dipikir-pikir, semua ini tentu ada sangkut pautnya dengan ucapan Minho semalam yang tanpa adiknya itu sadari atau tidak, memintanya untuk serius dengan Kibum.
Ia menepis tangan sang gadis barusan, "Aniya, Victoria-ssi.. Aku baik-baik saja, ah, daripada berbicara sesuatu yang tidak penting bagaimana jika kau kembali ke ruanganmu dan mempelajari script untuk adengan selanjutnya? Bukankah Direktur memperpanjang waktu makan siang agar kau bisa berlatih dulu sebentar?"
"Ah I-iya. Kalau begitu, aku pergi dulu, Oppa"
Aktris muda yang bernama Victoria itu hanya mendecih kemudian tak lama pergi menghilang dan keluar dari ruangan Siwon. Ini bukan sekali atau dua kali dirinya digoda oleh perempuan yang jadi lawan mainya. Sudah berpuluh-puluh kali jadi rasanya ia tidak perduli lagi bagaimana para lawan mainya itu akan bereaksi menanggapi jawabanya yang pastinya akan menohok Victoria.
Bukan berarti ia di cap sebagai Casanova dalam dunia entertainment tanpa alasan, selain cukup tampan hingga bisa memikat lawan mainya, keluarga Siwon juga cukup terkenal dalam dunia medis. Dan tentu saja, menjadi keluarga dokter yang terkenal berarti memiliki pendapatan keluarga yang banyak pula. Ia memang sudah beberapa kali berganti-ganti pacar. Namun hey—sekarang ia sudah bukan lagi manusia lajang. Bagaimanapun, Image-nya sebagai kekasih Kibum harus tetap bersih, bukan? Siwon sangat tidak mau, jika hanya karena skandal baru yang bisa saja dengan bodohnya ia ciptakan ia terpaksa harus menanggalkan karier keartisanya dan melanjutkan studi kedokteran sesuai apa yang orang tuanya inginkan.
"Choi Siwon! Tiga menit lagi kau harus berada di set…. Bersiap-siaplah!" Teriak seseorang dari luar sembari mengetuk-ngetuk pintunya dengan cepat.
"Ne, Manager Jang"
Dengan sigap Siwon berdiri bangkit dari kursi dimana ia duduk tadi. Dengan professional dan cepat ia segera bergegas dari ruangan khususnya dan kembali ke set syuting yang telah sedikit mengalami perubahan. Karena sang lawan main belum juga keluar, akhirnya Siwon hanya duduk diam sembari membiarkan para coordi merias wajah tampanya.
Pria tampan itu harus menunggu beberapa lama sampai akhirnya seorang kru memberanikan diri untuk memberitahunya bahwa sang lawan main telah pergi meninggalkan mereka dan para kru terpaksa membatalkan pengambilan adegan hari ini. Kebingungan dan rasa kesal tentu menjadi hawa yang cukup terasa di dalam set, semua ikut kesal mengenai sikap seorang Victoria yang cukup menyebalkan sebagai aktris, seenaknya pergi begitu saja disaat semua orang justru sudah mati-matian mempersiapkan set syuting untuknya. Meskipun jika Victoria adalah artis terkenal sekalipun, sebenarnya dengan sikap yang buruk dan ketidak profesionalanya ini bisa saja menjadi bahan pembicaraan kalangan di belakang layar—jadi menurut Siwon tindakan bocah yang masih jadi pendatang baru itu sebenarnya sudah sangat salah.
Namun Siwon hanya tertawa kecil sembari menenangkan para kru bahwa ia baik-baik saja. Jika actor lain berada di posisinya tentu sebagian dari mereka akan kesal bukan main dengan kelakuan lawan mainya yang cukup kurang ajar—meninggalkan set syuting tanpa pemberitahuan yang jelas.
Karena Siwon tahu—alasan Victoria pergi adalah karena mulutnya yang pedas.
.
.
.
"Aigoo" Kim Heechul menunjuk pada bagian pantat kucingnya, "Lihat itu nyonya Park—sepertinya Heebum kena penyakit lagi, ya?"
Park Junsu hanya tersenyum kecil kemudian, memeriksa sang kucing abu-abu yang harganya lebih mahal ketimbang gajinya sebulan.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Nyonya, Heebum baik-baik saja, kerontokan bulu memang sering terjadi pada kucing… bisa jadi karena Heebum terlalu stress atau mungkin juga faktor makananya" Balas Junsu yang seorang dokter hewan itu sembari tersenyum pintar. Kedua tanganya menurunkan stetoskop yang sedari tadi menggantung di leher jas putihnya.
Heechul mengapit tubuh Heebum—Kucing peliharaan kesayanganya yang sudah sekitar tujuh tahun ini setia menemaninya. Meskipun memiliki dua anak yang selalu membuat hari-harinya terasa bahagia, seorang Kim Heechul yang sangat sibuk tentu saja butuh hewan peliharaan. Ketika ia pertama kali bertemu dengan Heebum kecil ia langsung jatuh cinta, begitu melihatnya sekali entah mengapa hati kecil Heechul langsung tergerak untuk mengadopsi bayi kucing kecil yang baru saja ditinggal mati indukanya.
"Kau yakin? Sepertinya Heebum juga tidak bersemangat akhir-akhir ini, sepertinya makanan yang kuberikan sama saja kok seperti sebelumnya…. Sesuai dengan anjuranmu agar Heebum tidak terlalu gemuk, kemarin-kemarin ia juga sepertinya cocok dengan makanan barunya… tapi kenapa sekarang Heebum-ku jadi tidak bersemangat begini?" Heechul yang penyayang binatang itu meletakkan Heebum dalam pangkuanya. Layaknya seorang ibu, dengan penuh kasih sayang tanganya terulur membelai tubuh kucing yang asik bergelung dalam pangkuanya.
"Bisa jadi dia stress… Ah, seingatku, kau pernah bercerita majikan Heebum ada dua kan, nyonya Tan?"
"Kibum!" Pekik Heechul yang tiba-tiba teringat pada putri cantiknya, "Heebum pasti merindukanya.. apalagi sejak kubawa ke Eropa Heebum selalu kutinggal di hotel, ah paboya.. kenapa aku baru menyadarinya sekarang"
"Dan jika kau mau tahu Kibum itu siapa, ia adalah putriku" lanjutnya memberitahu Park Junsu yang sepertinya masih asing dengan nama-nama lain. Ia memang tidak begitu mengenal klien barunya selama di Eropa ini, yang ia tahu, perempuan berambut kemerahan ini adalah istri seorang pengusaha kaya raya yang kini sedang berada di Paris untuk urusan fashion. Sebagai salah satu dokter hewan yang cukup diperhitungkan di kota ini Junsu ditunjuk sebagai dokter pribadi kucing-kucing Heechul yang hidup dalam kemewahan itu.
"Eh? Putri anda, nyonya?" Junsu menatap wajah awet mudah itu perlahan, sangat cantik. Tidak ada tanda-tanda bahwa Heechul adalah seorang ibu rumah tangga.
Heechul tersenyum bangga sembari mengeluarkan handphonenya, "Ne, putriku. Aku memiliki dua anak.. ini anakku yang pertama, Kim Kibum, ia cantik bukan?" Heechul menunjuk wallpaper handphonenya dimana terdapat fotonya bersama anggota keluarganya yang lain. Seorang gadis belia berdiri tepat disamping suami nyonya Heechul, senyumanya terkesan dingin dan anggun—menunjukkan gadis yang disebut sebagai Kibum ini sangat berkelas.
"Nah yang ini putraku, Kyuhyun. Dan tentu saja yang ini suamiku"
"Omo… putra-putrimu sangat tampan dan cantik, nyonya" Puji Junsu jujur, "Eh? Tapi ini.. bukanya.."
"Bukan apa, Junsu-ssi?"
Junsu yang reflex menunjuk wajah Kibum di wallpaper tersebut lantas berfikir perlahan, "Bukankah gadis ini.. kekasih Siwon?
"Choi Siwon maksudnya?" Selidik Heechul. Sedikit banyak, ia sudah mengetahui hubungan putri cantiknya dengan salah seorang actor korea yang cukup diperhitungkan itu. Namun, rasanya aneh jika seorang Park Junsu yang lama tinggal di Perancis bisa hapal dengan nama actor baru seperti Siwon.
"I-iya, maksudku Choi Siwon… "
"Aigo Park uilsa… kau mengenalnya juga? Ah ternyata anda mengetahui perkembangan actor Korea juga ya" Puji Heechul sembari menepuk-nempuk pantat Heebum yang sudah menggeliat kesana dan kemari.
Junsu terkekeh, "Bukan begitu… hanya saja kebetulan Siwonnie adalah keponakan iparku, ibunya dan suamiku kakak beradik, makanya aku mengenalnya dengan baik"
"Dunia memang sempit ya.." Pantas saja kekasih anaknya itu tampan sekali, sepertinya darah wajah tampan dari suami Junsu yang juga berprofesi sebagai dokter mengalir juga dalam darah keponakanya. Meskipun sebenarnya Heechul juga tidak pernah melihat siapa yang namanya Choi Siwon itu namun sedikit banyak ia mengikuti perkembangan infotaiment—terutama mengenai perkembangan hubungan anaknya dan Siwon yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. Ah rasanya ia jadi ingin langsung saja bertanya pada Kibum mengenai hal ini, kebetulan nanti sore ia akan kembali ke Korea dan sepertinya ini adalah waktu yang baik untuk mengkonfirmasi berita yang sebenarnya.
.
.
.
Kutunggu kau di rumahku, jam Sembilan malam. Jangan sampai terlambat!
Sender : Kibum.
"Aigoo, gadis ini benar-benar hidup seenaknya saja"
Siwon memasukkan handphonenya kembali ke dalam saku, begitu selesai syuting ia baru menyadari ada beberapa sms masuk—dan salah satunya dari Kibum.
Siwon bukanlah seorang pria yang sudah diperintah seenaknya, apalagi oleh seorang perempuan, bahkan tidak juga ibunya. Namun gadis ini memerintahnya seolah ia adalah pelayan yang harus mengikuti apa mau Kibum? Apa yeoja itu tidak sadar ya, bahwa ia kini bermain main dengan seorang actor tampan seperti Siwon?
Namun pria yang mengendarai kendaraanya sendiri itu tetap dating ke rumah Kibum yang kebetulan tidak jauh dari lokasi Syutingnya, ini baru pertama kali Siwon pergi ke rumah Kibum, selain memang karena ingin menemuinya, sedikit banyak ia penasaran dengan rumah gadis yang katanya semegah istana itu.
Dan ternyata benar, meskipun ia sendiri cukup kaya raya, ternyata diatas langin masih ada langit yang lainya. Rumah Kibum memang benar-benar layaknya sebuah istana yang bahkan lebih besar dari lapangan golf.
Begitu masuk ia disambut oleh beberapa petugas keamanan yang kebetulan mengenalinya sebagai kekasih majikan mereka. Dengan hangat, Siwon dipandu masuk ke dalam rumah yang jarak dari garasinya saja jauh sekali—dan begitu masuk, ia disambut layaknya seorang pangeran oleh banyak sekali pelayan wanita, dan akhirnya ia sadar bahwa pelayan-pelayan Kibum yang kebanyakan masih muda itu mencoba menarik perhatianya.
"Kau terlambat dua jam, Choi Siwon"
"Setidaknya yang penting aku datang, kan? Jadi, ada apa, Sweetheart?" Siwon memeluk tubuh mungil yang kini sudah terbalut rapi dalam piyama tidur bermotif beruang, ya ampun… Kibum terlihat sangat imut layaknya anak kecil yang sudah siap untuk tidur.
Kibum mengencangkan peganganya, "Sepertinya kita tidak bisa bicara disini, sayang" Balasnya sedikit kencang, "Ikut aku… tentu saja kita tidak bisa membicarakan sesuatu seperti ini di tempat yang banyak mata lainya, bukan?"
Siwon hanya mengangguk dan membiarkan Kibum memandu jalan. Aneh sekali tapi rasanya ia ingin sekali memeluk gadis ini dari belakang, namun ia sudah bisa membayangkan tatapan mata Kibum yang dingin dan rutukan gadis itu pasti akan menjadi jawabanya.
"Disini saja" Mereka berhenti di sebuah ruang keluarga yang besar dan tidak seperti ruang keluarga pada umumnya. Sepi, hanya ditemani suara kayu bakar yang menyala-nyala dalam perapian. Meskipun luar biasa mewah ia bisa merasakan bahwa ruangan ini sesunyi keadaan keluarga ini.
"Apa yang mau kau bicarakan sebenarnya?" Pria itu menatap tajam Kibum yang terlihat santai saja menanggapinya. Gadis ini memang benar-benar suka sekali menyepelekan sesuatu dan bertindak seenaknya.
Kibum terkekeh sembari mengetuk-ngetuk meja menggunakan kedua jarinya, "Seperti yang kau ketahui, Siwon-ssi… hubungan kita yang seperti ini sudah berjalan satu bulan lebih"
"Lalu?"
"Kau ingat kan perjanjianya? Hanya satu bulan"
"Dan?"
Dan apa maksudmu. Siwon berusaha menutupi perasaanya yang tiba-tiba karuan ketika mendengar kata-kata Kibum tadi dengan nada yang paling tidak perduli. Acuh tak acuh, sebenarnya ada sedikit rasa kecewa ketika kedua bola mata Kibum begitu tenang dan santai ketika berhadapan dengan kedua onxynya
"Semuanya bisa berakhir dengan baik sekarang"
"Jadi..?"
"Jadi.. ya, kita putus saja"
"Jeongmal? Hanya itu?"
"Lalu, kau berharap aku memanggilmu kesini untuk apa?" Kibum terkekeh, wajah cantiknya berubah jadi kemerahan ketika tertawa meremehkan.
"Kukira ada sesuatu yang lebih penting"
"Menurutmu, putus denganku bukan hal penting?"
"Tentu saja tidak" Siwon meninggikan nada bicaranya, "Putus dengan seorang wanita… apalagi yang hanya sekedar pura-pura sepertimu seharusnya bisa dibicarakan lewat telfon. Mengapa kau selalu bertindak semaumu, Kim Kibum? kau kira, di dunia ini hanya kau sendiri yang punya kesibukan?"
Pria itu menahan amarah yang sudah mengepul-ngepul diudara dengan kalimat yang sama menyakitkanya dengan ucapan Kibum barusan.
"Baiklah, Choi Siwon-ssi, aku minta maaf" Kibum membungkuk Sembilan puluh derajat namun egonya masih saja berbicara dengan nada yang menyebalkan, "Kalau begitu, terimakasih sudah menjadi kekasihku selama ini"
Siwon memandang ketus pada Kibum sembari berjalan meninggalkan gadis itu kearah luar. Beberapa pelayan yang diam-diam mengintip keduanya berbisik – bisik tepat dibelakang tubuhnya sendiri. Sial, meskipun ia tahu pembantu rumah Kibum itu tidak mungkin mendengar percakapan keduanya namun ia yakin mereka bisa menangkap ada sebuah perdebatan terjadi antara majikan mereka dengan kekasih gadunganya.
"Yak! CHOI SIWON! KAU ITU TIDAK SOPAN SEKALI!"
Kibum berlari mengejar Siwon yang sudah berjalan cukup jauh. ketika sudah berada tepat di belakang tubuh namja atletis itu Kibum memukulnya kencang-kencang. Baru sekali ia diabaikan, rasanya, harga diri seorang keturunan kolongmerat sepertinya terinjak-injak ketika ditinggalkan begitu saja oleh lawan bicaranya.
Siwon berbalik, wajahnya secara tidak sengaja berdekatan dengan wajah Kibum hingga hidung mereka bertemu. Bahkan Kibum dapat merasakan deru nafas Siwon yang kini menyatu dengan miliknya.
"Ada apa lagi?"
"Aku belum selesai bicara!" Wajah Kibum memanas. Entah mengapa… rasanya jantungnya berdetak tidak karuan saat kedua wajah mereka bertemu. ia sendiri binggung apa kini ia masih sadar atau sudah di dunia lainya.
"Ini, ada—sesuatu untukmu" Sebuah kotak merah marun berbahan beludru dengan cepat berpindah ke tangan Siwon.
"Eh? Apa ini?"
"Sebagai ucapan terimakasihku saja, kau bisa membukanya nanti ketika kau sampai di rumah.."
"Baiklah, terimakasih." Pria itu hanya menoleh sebentar, "Meskipun pada akhirnya… dengan bantuanku kau gagal mendapatkan hati Donghae, kau masih memberiku hadiah juga? Aigoo, kau sangat baik"
"Aku memang baik!" Bentaknya kesal, "OMO! Tunggu dulu, Kau! Bagaimana bisa kau tahu—Aish sudahlah!"
"Mengenai cinta bertepuk sebelah tanganmu dengan Donghae atau balas dendamu pada Hyukjae? Kau ingin bertanya yang mana dulu?"
"Hyukkie—God! Kau juga tahu hal itu?"
Siwon mengangguk bangga. Otak superior yang menurun dari kedua orang tuanya memang tidak bisa diragukan. Lagipula, salahkan sendiri Kibum dengan cara balas dendamnya yang kekanak-kanakan itu. Sejak awal Siwon bahkan sudah bisa menebak motif Kibum yang tiba-tiba mengajaknya berpacaran.l
"Aku tidak bodoh, Kim Kibum"
"Kau memang tidak bodoh, tapi kau sangat menyebalkan!"
"Menyebalkan? Aku? Haha yang benar saja" Lanjutnya lagi, "Bukanya aku ini menyebalkan.. tapi karena kau aku jadi bertindak bodoh dan menyebalkan seperti ini"
"Kau menganggapku seperti mainan untuk ambisimu, bukan? Maka dari itu aku juga menjadikanmu mainan untuk hari-hariku yang membosankan. Kau tahu tidak? Menggodamu jauh lebih menyenangkan ketimbang menggoda perempuan di klub, haha"
"Kau!"
Dengan kasar Kibum menjitak kepala sang artis, emosinya sudah di ubun-ubun. Memangnya, siapa yang mau dianggap mainan oleh pria seperti Choi Siwon? Cih.
"Aigoo Bummie, tidak baik menyiksa kekasihmu seperti itu~"
"EOMMA!"
Seorang wanita cantik yang tiba-tiba sudah berada di dekat jendela itu hanya menggeleng-geleng melihat gaya berpacaran anaknya yang sangat tidak normal. Ketika pasangan yang lain bermesraan dan saling memadu kasih, Heecul malah menemukan putri semata wayangnya yang cantik sedang 'menyiksa' pasanganya tepat di depan matanya sendiri.
Siwon yang menyadari kedatangan Heechul langsung membungkuk hormat. Dan Kibum? dimana dia? Ah gadis manja itu kini sudah tenang dalam rangkulan hangat sang ibu tercinta.
"Anyeonghaseyo, Eomonim~"
"Ne Anyeonghaseyo, Jadi kau yang namanya Choi Siwon?"
"Ne, Choi Siwon imnida"
Heechul tersenyum sembari memandangi tubuh Siwon dari atas hingga ke bawah. Sempurna sekali. Selera Kibum sangat tepat dan bagus sekali, dalam hati rasanya Heechul bangga sekali memiliki putri yang punya cita rasa tinggi terhadap lelaki, sama sepertinya.
"Kau namjachinggunya Kibum, kan?"
Wajah Siwon menegang. Kedua bola matanya dengan cepat bergerak kearah Kibum yang terlihat kaku, sama sepertinya. Binggung menjawab apa, begitu kedua matanya menangkap sinyal 'ya' dari obsidian Kibum seketika itu juga ia mengangguk mantap, "Ya, Kami—ah saya… Saya adalah namjachinggunya Bummie"
"i-iya. Eomma, maaf belum memberitahukanmu tentang Siwonnie.. a-aku lupa" Bohongnya.
"Lagipula Eomma kan juga belum sempat bertemu denganmu ketika kau berhubungan denganya.. jadi santai saja, Bummie. Tapi nanti, kau harus ceritakan semuanya pada Eomma, Arachi?"
"Ne.." Kibum tertunduk lesu. Scenario apalagi yang harus ia buat untuk membohongi ibunya nanti malam?
"Kau begitu tampan, selera Bummie memang begitu bagus, sama seperti ibunya. Keke~" Puji Heechul pada Siwon yang memang sangat tampan meskipun hanya berbalut kaus abu-abu dan hoodie hitamnya yang terlihat agak besar. Meskipun simple, ditambah ketampanan fisiknya sudah membuat Siwon tampak seperti pria berkelas. "Oh ya—Siwon, apa kau mengenal Park Junsu?''
"Park Junsu? Junsu Imo?"
Heechul mengangguk, "Kau mengenalnya, kan?"
"Tentu saja, beliau adalah istri dari Yoochun Samchon… adik laki-laki ibuku. Memangnya ada apa dengan beliau, nyonya?"
"Junsu adalah dokter Heebum ketika kemarin aku berada di Paris. Dan ngomong-ngomong, Heebum adalah peliharaan kesayangan di keluarga kami, ia sangat akrab juga dengan Kibum. kapan-kapan, kau harus berkunjung untuk bermain denganya juga"
"Ne, Eomonim. Tentu saja dengan senang saya akan kemari lagi kesini" Balasnya sembari berpura-pura melirik jam, "Ah sudah larut… kalau begitu, saya permisi dulu, Eomonim, Kibummie. Selamat malam"
Siwon baru saja akan berjalan ketika sepasang lengan terkait dengan erat pada perutnya yang berotot. Kaget. Begitu menoleh, Kibum sudah memeluknya sembari memajang wajah sok manja dengan mata yang berkaca-kaca.
"Wonnie.. Jangan pergi dulu~~ nanti saja pulangnya~" Rengek Kibum sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya perlahan. Heechul yang ada diantara keduanya hanya menggeleng sekali melihat kelakuan anaknya yang benar-benar manja.
"Sudah malam, Kibummie… Besok Wonnie masih ada syuting, Bummie nggak mau kan besok Wonnie syuting dengan mata panda?"
"Andwae. Namjachingguku adalah pria paling tampan di Korea. Wonnie tidak boleh terlihat jelek di layar kaca"
"Kalau begitu, Wonnie pulang dulu, okay? Ah Eomonim… saya pamit"
Kibum mengantar 'kekasihnya' hingga keluar rumah. Masih dengan acting mereka, keduanya bahkan saling berpelukan. Kibum yang menyadari Heechul diam-diam memperhatikan keduanya dari atas balkon bahkan membiarkan Siwon mengecup kening perawanya.
"Kalau kau menyentuhku seperti ini lagi nanti, kupastikan karier entertainment-mu akan berakhir!" Bisik Kibum sembari mendekap tubuh Siwon erat.
"Dan jika kau masih bertindak seenaknya.." Tangan Siwon membelai telinga Kibum sembari membisikkan sesuatu di telingnyanya, "Maka kupastikan semua rahasiamu akan terbongkar. Bagaimana, kita impas, kan? Jangan pernah meremehkan seorang pria sepertiku, sayang" Balasnya dengan nada mengintimidasi. Sembari mendekatkan wajahnya kearah wajah Kibum hingga hidung mereka kembali beradu Siwon tampak tersenyum licik.
Well, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi nanti pada mereka, kan?
.
.
.
TBC
So Sorry For LATE UPDATESSSS!-_-
Kalian boleh menyalahkan saya kok-_-
Hidup SIBUM SHIPPER! Manse~~~`
