*YOUR VOICE*

Desclaimer : I hope Naruto Is Mine, Then the story line 'll end up with Naruto and sasuke being Together hahahhaha! *kicked* but it's still belong to Masashi Kishimoto T_T

Rate : still T

Pairing : Naru/femsasu , Dont like it ? just go back and dont read!

Summary : when the teme is dobe and dobe is teme! Sasuke gadis periang sang pembuat Onar di sekolahnya, Sang Hime-sama, suka membully Naruto. Namun pemuda yang di ganggunya itu hanya diam saja dan tak pernah peduli! Bahkan ia tak pernah bicara! Naru/femSasu. Super OOC, DLDR, gender bender!

Warning : typo ? OOC ? bad plot and another mistaken i hope u can bear with it

~Happy Reading~

" Ohayyoouuuuuuuu!" teriak seorang anak perempuan yang baru saja melompat dari pagar pembatas sekolah. rambut raven yang tak ter itu terlalu panjangnya itu terlonjak membuatnya sedikit berkilau diterpa sinar matahari pagi.

"Uchiha - san! Sudah saya bilang berapa kali jangan melompati pagar pembatas kalau pintu gerbang masih terbukaa...! berbahaya!". Teriak pria berseragam satpam yang mukanya penuh dengan piercing dan bertampang mesum. Ia sendiri nggak habis pikir kenapa orang seperti itu dijadikan penjaga sekolah ini, gosipnya laki-laki bernama Pein itu adalah teman kakaknya semasa SMA yang luntang-langtung nggak jelas nyari pekerjaan. Untunglah kakaknya yang terlalu baik itu mau membantunya untuk bekerja disini sebagai penjaga sekolah.

"jadi kalau sudah telat boleh..?" tanya gadis itu yang lebih terdengar seperti sebuah ejekan.

"Tetap saja tidak boleh..!"

"habis, kalau tidak seperti itu 'nggak keren' Jii-san.. Jaaaa neee!" ujar gadis itu sambil melambaikan tangannya dan berlari menuju kelas.

"hei, jangan memanggilku paman! Umurku baru 23 tahun tahun, setara dengan kakakmu!"

"Weeeee!". Gadis itu hanya meledek dengan menjulurkan lidahnya dan menarik ujung mata kananya. Pein mendengus kesal, kalau saja ia bukan adik Itachi, ia pasti sudah mengulitinya hidup-hidup!

Uchiha Sasuke , cucu perempuan dari keluarga Uchiha yang tak lain adalah pemilik sekolah ini. atau biasa dikenal dikalangan siswa-siswa dengan sebutan Hime-sama. Tubuhnya yang mungil namun lincah dan yang putih pucat nan mulus bak porselen, juga wajahnya yang cantik dengan Rambut hitam kebiru-biruan, serta bola matanya yang mengalahkan gelapnya malam. The most Trouble maker! Siapa yang tak kenal dia, biang keributan, terkenal dikalangan pria dan tak sedikit pula yang membencinya dari kalangan wanita. Suka mengolok dan mengerjai mereka yang dianggap lemah dan memiliki label 'LOSER' di jidatnya. Yah ! dia lah Hime sama~ penguasa Konoha Gakuen.

"aku tak sabar melihat ekspresi mukanya." Ungkap Sasuke kepada keempat temannya. Yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan satu , Kiba, Lee dan tenten . Ia menyenderkan tubuhnya di loker .Tenten , gadis bercepol dua itu berdiri di sampingya. Lee dan Kiba melakukan hal yang sama dengan Sasuke di loker yang bersebrangan. Sedangkan Neji berjongkok dengan tanpang bosan. Mereka sedang menunggu seseorang. Seseorang yang akan menjadi 'Target' mereka kali ini. The Big Loser, Uzumaki Naruto

"kali ini pun aku tak yakin akan berhasil". Ucap Lee tak bersemangat. Sasuke langsung meraih kerah Lee , menariknya hingga wajah Lee yang lebih tinggi sejajar dengannya, mata mereka bertemu dan itu membuat Lee sedikit ngeri.

"kali ini harus berhasil, aku ingin mendengar gertakannya, minimal ekspresi lain di wajah stoicnya!" ujar Sasuke penuh intimidasi. Lee meringis memohon agar Sasuke melepaskan cengkraman tangannya.

"hai'! gomen Hime~sama...!"

"sudahlah Hime-chan~ kita lihat saja nanti". Ujar Neji masih dengan tanpang bosannya. Siapa lagi yang berani memanggil Sasuke dengan sebutan Hime-chan kalau bukan Neji .Sasuke langsung mendelik tajam ke arah Neji . Ia ingin segera membentak Neji namun Tenten lebih dulu menginterupsi kalau target mereka telah datang.

Dia. Uzumaki Naruto berjalan melewati kelima orang tersebut tanpa peduli menuju lokernya. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun tetap tak peduli.

"klek" ia membuka lokernya. Tepat seperti apa yang ia perkirakan. Lokernya penuh dengan tumpahan ramen mengenai baju olahraganya, hari ini sepertinya ia tak akan ikut jam olahraga. Keadaan dalam lokernya benar-benar berantakan. Beberapa bukunya pun robek, padahal ada tugas yang harus dikumpulkannya. Coret-coretan di dinding lokernya pun bertambah. Masih tetap memasang wajah tanpa ekspresi ia memberesi buku-bukunya yang dipikirnya masih dapat digunakan. Ia akan membersihkan lokernya sepulang sekolah nanti. Ia sudah terbiasa, Sungguh! Ini sudah sering ia dapatkan. Entah dari Sasuke dan geng-nya atau dari siswa lain. ia sampai bosan!

"hei bastard!" .teriak Sasuke saat Naruto melewatinya begitu saja. Kiba dan Lee langsung menghadang jalan Naruto . Naruto berhenti dan diam. Tenten yang berada di belakang Naruto mengambil dompetnya dari kantung celana Naruto dan melemparkannya ke arah Kiba . Sedangkan Neji sama sekali tak peduli. Ia sudah bosan dengan skenario yang sama . baginya lebih menyenangkan mengganggu siswa lain yang pastinya akan memperlihatkan ekspresi takut dan tak berdaya saat diganggu . Tak seperti pemuda bernama Naruto tersebut. Dia benar-benar pemuda tanpa ekspresi.

"Whoaaaaa... sungguh menyedihkan.. Isi dompetnya hanya ada beberapa ratus yen...". Ujar Kiba sambil membuka isi mencoba melirik isi dompet tersebut, Ternyata benar! Hanya ada beberapa ratus yen. Ia menyeringai.

"ck , bahkan itu tak cukup untuk membeli bento makan siang...seharusnya kau berterima kasih karena aku telah memberimu ramen di lokermu.. hahaha..". Ujar Sasuke . Di ikuti dengan suara tawa dari Kiba dan Lee. Sedangkan Tenten dan Neji bersweatdrop ria (_ _') 'Tak adakah kata-kata yang lebih keren, Hime~?'

~Hening~

Naruto berjalan meninggalkan kelima orang tersebut ketika merasa mereka telah menyelesaikan ocehannya, tak memperdulikan dompetnya yang masih berada di tangan Kiba

Twicthhh! Sebuah kedutan muncul di dahi Sasuke .

3

2

1

"BASSSSTAARRRRDDDDD! KUSSOOOOO! BAKAAA! MUKA STOIIC.. TANPA EKSPRESI. WAJAH DATAR.! KUSO..KUSOO..KUSOOOOOO!" Teriak Sasuke dengan frekuensi tinggi! Kiba dan Lee yang tepat berada di sampingnya langsung menutup kuping. Tenten menghela nafas ' selalu berakhir seperti ini..' pikirnya. Neji menghampiri Sasuke , mengacak rambut ravennya.

" sepertinya kali ini juga tak dapat membuatnya berekspresi Hime-chan...". ejek Neji

"ITU JUGA KARENA KAU DIAM SAJA...HYUUGA!".

~OoO~

Sasuke Pov

"haaahh.. Done! As usual.. No one can force you to speak up . Sit down Please, Naruto san!"

Gah! Seperti biasa.. That Bastarrdd! Dia selalu seperti itu! Uhh!.! He is totaly Robotic! Ah.. rasanya ingin sekali meninju wajah menyebalkan miliknya itu. Apa ia tak bisa bicara meski hanya sebuah ucapan salam pembuka? Sedari tadi ia hanya berdiri diam di depan kelas tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya sampai akhirnya Kakashi ~sensei menyuruhnya untuk duduk. Ku lihat Kakashi sensei menghela nafas saat dia berjalan menuju tempat duduknya. Aku yakin kakashi sensei saat ini sedang kebingungan akan menaruh nilai berapa untuk anak itu. Yahh~ seperti guru-guru yang lainnya ketika harus berhadapan dengan anak itu saat ujian lisan. dia selalu mendapat nilai terbaik hampir disemua mata pelajaran dalam ujian tulis, namun gagal disemua ujian lisan. Bukan karena dia tak bisa bicara atau bisu, tapi memang karena ia tak pernah mau mengeluarkan suaranya. Arrgghhh! Aku benar-benar membencinya..! hanya ia yang berani mengabaikan aku! Sang Hime~sama.

Ini tahun kedua aku berada dikelas yang sama dengannya. Selama dua tahun pula aku tak pernah bicara dengannya bahkan mendengar suaranya pun tidak, padahal aku duduk dua kepala dibelakangnya. Seperti yang selalu guru mesum itu katakan. 'no one can force him to speak up!". Bahkan guru mesum plus killer seperti Kakashi sensei pun tak dapat menyuruhnya untuk bicara. Ok! Kita memang musuh! Atau lebih tepatnya aku yang memusuhinya. sama seperti aku memusuhi anak-anak yang berlabel loser lainnya. Tapi dia benar-benar membuat darahku mendidih! Dia mengabaikanku! Anak tanpa ekspresi itu!Arghhhh!

Aku selalu melihatnya sendirian. Whoaa.. jangan salah paham dulu.. bukan maksudku untuk memperhatikannya. Ingat! He is totaly LOSER!. Yahhhh.. tipikal seorang pengecut memang seperti itu. selalu berada di perpustakaan ketika jam makan siang atau berada di atap sekolah ketika tak ada jam pelajaran, Loser always Alone. Wajahnya tanpa ekspresi seperti mayat hidup. Huh... padahal akupun mengakui kalau ia Tampan, kulit tannya yang eksotis, siapapun akan suka padanya dengan catatan taruh satu saja ekspresi di wajah datarnya itu. aku pun tak menyangka ada orang sepertinya di dunia ini. ia sama sekali tak melakukan interaksi sosial dengan siapapun meskipun itu guru! Setahuku seorang pendiam pun ada saat-saatnya dimana ia perlu untuk bicara. Namun tidak baginya. Itulah yang membuatnya menjadi target utama orang-orang seperti kami! Meskipun ia tak pernah memperdulikannya!

Dari kabar yang Neji bilang, ditahun pertama ia masuk sekolah ini ia masih berbicara meskipun sedikit. Ia memang tipe seorang pendiam dan introvert, tapi sesuatu terjadi padanya saat liburan musim panas ditahun pertama. Entah itu apa, tak ada satupun yang mengetahuinya. Hanya saja ketika liburan selesai dan kita semua mulai masuk sekolah... semenjak itu tak ada satupun yang pernah mendengarnya berbicara. Ia mulai mengabaikan semua orang yang mengajaknya bicara atau sekedar menyapanya. Menjawab semua pertanyaan guru dengan sebuah anggukan atau gelengan. Atau diam ketika dirasa pertanyaan tersebut tak bisa dijawab dengan keduanya. ia juga selalu mengunjungi ruang konseling seminggu tiga kali. banyak juga konselor yang angkat tangan karena tak satupun dari mereka dapat membuatnya bicara. Mereka bilang ia mengalami semacam trauma hingga membuatnya sulit untuk bicara dengan orang lain, namun tak satupun tahu penyebabnya. Tapi ini Gila! Hal apa yang membuatnya tak bicara selama lebih dari dua tahun belakangan ini!

"Alraight class, i had decide to do something a little different, i'm going to give you a project . it's related to english but it also help people get to know each other. You 'll do this in pairs that i have already assigned" Kakashi sensei pun menyebutkan dengan siapa kami akan berpasangan untuk mengerjakan project ini. mataku membulat ketika mendengar namaku dan Uzumaki Naruto keluar dari mulut sensei. Oh~no...! aku pasti salah dengar!

" Naniiii...?, wait sensei.. This fucking freaker doesnt talk even a word! How could it be posibly? " teriakku sambil menunjuk orang yang berada dua bangku didepanku! Aku bisa-bisa gila berpasangan dengannya. Bagaimana mungkin kita bisa saling mengetahui kalau dia tak bicara sama sekali. Semua anak kelas melirikku.. ahh.. kalian pasti mengerti penderitaanku kan?

"Sasuke~san..wacth out your Language!" sensei menginterupsi.

"but,senseeiiiiii..."

"just do it! I'll give you a punnishment for using dirty language in my class. During this project you may not speak to anyone in this school all day. you have to get information and figure out your partner without using word. find another ways ! i think it will be helping consider your partner doesn't talk! Maybe you two'll understand each other". Ucap kakashi sensei. Ini jauh lebih buruk dari yang kubayangkan! Tak bicara selama satu minggu! HELL NOO~~ hari-hari neraka akan segera datang! Ah.. darah di kepala ku sudah mendidih.. ini semua gara-gara DIA!

"once more.. dont try to cheat on me.. You know well your sensei , Ne sasuke –san? I'll tell all of teacher and also all of student can be my eyes. Then, just be good student." Ujarnyaaku yakin ia pasti menyeringai dibalik maskernya itu. Shit! Kakashi sensei memang yang paling menyeramkan! Seluruh sekolah pasti akan menertawakanku. THE MOST GREATEFULL HIME~ SAMA CAN NOT TALK JUST LIKE THE MOST FREAKER, UZUMAKI NARUTO!

~oOo~

"salam kenal, namaku Uchiha Itachi , Uzumaki naruto, benar ?".

Naruto hanya memandang pria yang saat ini ada dihadapannya. Dia pasti konselor barunya. sudah banyak konselor yang berusaha membuatnya bicara kembali, tapi tak pernah membuahkan hasil. Sepertinya kali ini pun tidak akan berhasil, dilihat dari postur tubuh dan wajah si konselor, ia pasti konselor baru yang hendak mencari pengalaman atau hanya menjadikannya sebagai reset penelitiannya. Konselor barunya, Uchiha Itachi terlihat seperti lelaki berumur sekitar 22-23 tahun. Uchiha ...? apakah ia salah satu..?

"ya.. aku salah satu dari keluarga Uchiha , pemilik sekolah ini.. santai saja... Silahkan duduk ". Itachi menyuruh Naruto duduk di hadapannya. Tangannya memegang map yang berisi Teraphy History milik Naruto. Ia sudah mempelajarinya dan ia tercengang ! ia tahu ini bukan hal yang patut dikagumi melihat seseorang yang tak bicara lebih dari dua tahun dalam hidupnya. Tapi Naruto benar-benar mengejutkannya, padahal ia terlihat seperti remaja pada umumnya. Yah, hanya saja tak punya ekspresi. Itachi pun tahu sudah banyak yang menyerah dengan anak ini. namun, ia harus mencoba meskipun rasanya akan memerlukan waktu yang lama dan ekstra kesabaran. seiring waktu berjalan Naruto pasti akan berbicara kembali, entah itu kapan. Yang pasti ia tak bisa terus seperti ini, mengingat ia akan masuk ke Universitas dan dosen di Universitas tak akan bertoleransi terhadap mahasiswa yang mengabaikan pertanyaannya. Hal Itulah yang paling dikhawatirkan para guru. Otak cemerlang milik Naruto tak akan berguna jika ia terus seperti ini.

"Naruto kun, aku tahu ini sulit, aku pun tahu kau mungkin sudah bosan menemui beberapa konselor yang berbeda tahun ini, namun tak ada satupun yang berhasil. Aku rasa mereka hanya terlalu cepat untuk menyerah dan tak mencoba untuk mengerti kamu . Aku tak ingin memaksamu untuk bicara, sungguh. Aku tahu sulit rasanya ketika sesuatu yang tak kau inginkan terjadi dan sangat mengguncang jiwamu. Mereka , termasuk Aku sendiri tak tahu apa yang membuatmu berhenti untuk berbicara, memang sulit menghilangkan sebuah trauma, apalagi kau sendiri tak mau menceritakan apa yang terjadi. Tapi aku hanya ingin kau tahu kalau pintuku selalu terbuka untukmu, kau bisa kan saja datang menemuiku".

Naruto hanya memandang konselor barunya tanpa ekspresi. Ia sudah sering mendengar 'omong kosong' ini dari konselor-konselor sebelumnya. Dan ia sama sekali tak tertarik. Itachi menghela nafas, sadar kalau perkataanya tak akan mendapat tanggapan sama sekali.

"mari kita coba sesuatu yang berbeda".Itachi mengambil sebuah kertas kosong dan sebuah pulpen lalu memberikannya kepada Naruto.

"aku ingin kau menuliskan 'hello' di kertas itu".

Naruto sedikit terkejut. Tak satupun konselor sebelumnya yang pernah menyuruh Naruto melakukan hal ini, atau bahkan mungkin mereka lupa kalau dia bisa menulis. Naruto pun melakukan apa yang diperintahkan konselor barunya.

"Hai` bagaimana perasaanmu?"

Naruto menuliskan kata 'baik'

"aku dengar kau mengambil jam tambahan di beberapa mata pelajaran..?"

'ya'

"wow.. kau murid yang rajin ya..apa kau yakin akan lulus dengan nilai yang baik tahun ini.?"

'tentu..'

"aku hanya akan mendapatkan satu kata untuk setiap pertanyaan yang kupunya untukmu, ya.. kan? ".

Naruto hanya memandang Itachi , haruskah ia menceritakan hal-hal yang tak penting pada orang yang baru di kenalnya..?

"hmmm.." Itachi tersenyum."tenang saja, seperti yang ku bilang aku tak akan memaksamu. Suatu hari kau akan memberiku lebih dari satu kata dan akan tiba saatnya kau siap untuk kembali berbicara.. ah.. ya.. aku senang sepertinya kau orang yang penuh percaya diri ya.. Naruto kun? Aku harap kau akan lulus dengan nilai yang memuaskan dan masuk universitas terbaik.. kau boleh pergi.. kita akan bertemu lagi hari rabu..".

Naruto kembali ke kelasnya, saat ini sedang berlangsung matematika. Ia menemukan tempat duduknya diduduki siswa lain dan hanya ada satu yang kosong yaitu di sebelah Sasuke . Sepertinya ada perubahan tempat duduk mengingat selama project bahasa inggris berlangsung para siswa harus saling mengenal partnernya satu sama lain. ia pun mengambil tempat duduk di sebelah Sasuke . Sepertinya gadis tersebut sedang kesulitan, di lihat dari raut wajahnya yang menunjukkan kekesalan. Sesekali ia mendecak, Sasuke tak mengerti sama sekali apa yang tertulis di papan tulis dan ia tak bisa bertanya karena ia tak dibolehkan untuk bicara. Ok! Ini lebih menyulitkan dari yang ia kira.

Pluk! Sebuah gulungan kertas jatuh dihadapannya. Ia menoleh kearah gulungan kertas itu datang. Ck, That bastarrdd! Sasuke membuka gulungan tersebut dan melihat apa yang tertulis disitu.

' Kau tak boleh bicara bukan berarti tak bisa menulis kan.? You know what i mean..! '

Entah mengapa Sasuke merasa ini lebih terlihat seperti sebuah ejekan ketimbang solusi? Ia pun mengangkat tangannya, menuliskan bagian yang tak ia mengerti lalu menyerahkannya pada sensei. Perlu ia akui, solusi dari Naruto atau dalam pandangan Sasuke sebuah ejekan sedikit membantu karena saat ini sensei sedang menerangkan kembali bagian yang tak di mengertinya. Sasuke menulis sebuah balasan.

' Thanks Freak, jangan lupa pulang sekolah di tempatmu, jangan membantah' Sasuke melemparkannya ke meja Naruto.

'aku ada jam tambahan'

'jam 5 , bagaimana?'

'fine'

~oOo~

Sasuke berjalan menuju ruang kepala sekolah, yaitu tempat dimana kakeknya berada. Kakashi sensei sudah keterlaluan, mana bisa ia tak bicara selama seminggu penuh? Belum ada sehari saja sudah membuatnya frustasi berat. Kesemena-menaan guru itu harus segera dilaporkan kepada Kakek Madara..!

"menulis..?"

"setidaknya itu satu-satunya cara berkomunikasi dengannya.. yah.. walau hanya satu kata yang kudapat untuk setiap pertanyaanku .."

"Nii-san? Ada di ruangan kakek?' batin Sasuke ketika yang sudah berada di depan pintu, ia pun menempelkan telinganya ke pintu, untuk menguping apa yang mereka bicarakan.

"hmmm.." Tuan besar tersenyum, bangga dengan cucu laki-lakinya. Meski baru saja mendapat gelar sarjana psikologi tahun ini, ia mampu memikirkan cara yang tak pernah terpikirkan konselor-konselor lain dalam menangani Naruto. "tak ada yang melakukan itu sebelumnya.. kakek harap dengan begitu akan ada kemajuan. Kakek khawatir mengingat ia akan masuk ke jenjang universitas.."

"tenang saja kek, aku akan berusaha.. sebelumnya , setelah mempelajari Teraphy history milik anak itu, aku langsung mencari tahu melalui tetangganya apa yang terjadi saat liburan musim panas tiga tahun lalu.."

'Tentang Naruto ya..jadi kakak yang menjadi konselor barunya Naruto ?' Sasuke membantin, ia menekankan telinganya ke pintu agar dapat mendengarkan lebih jelas.

"saat itu ayahnya terbunuh!". Ujar kakaknya.

Sasuke terhenyak mendengarnya, tiba-tiba saja ia tak bisa menumpu berat badannya pada pintu, membuatnya terjungkal ke depan.

"Bruukkk!"

"Sasukee!" teriak kakaknya.."apa yang kau lakukan di depan pintu hahh? Kau mencoba menguping ya..!". Itachi mengintrogasi Adik satu-satunya itu. Sasuke gelagapan, apalagi saat ini ia tak bisa bicara, ia mengambil pensil dan notebook kecil di sakunya lalu menulis sesuatu.

'Aku tidak menguping! Aku ingin menemui Kakek!' di sodorkannya notebook itu tepat dihadapan wajah sang kakak!

"Alasan, heh.. apa kau sedang sakit gigi.. ? biasanya kau kan berisik, kenapa sekarang seperti orang bisu..!". Sasuke mengembungkan pipinya. Menahan diri agar tak berteriak. Sungguh kalau saja saat ini ia sedang tak menjalani pasti sudah membalas kata-kata kakaknya itu. Tuan Madara hanya tersenyum melihat tingkah kedua cucunya, Kakashi sensei juga sudah memberitahu perihal hukuman yang sedang dijalani Sasuke .

"aku sudah mendengarnya dari Kakashi sensei.. jadi kau tak diperbolehkan bicara selama seminggu penuh?" tanya kakeknya sambil tersenyum.

"ohh.. jadi si boncel ini sedang menjalani hukuman..?"Ejek Itachi dan itu membuat Sasuke menggeretakan giginya menahan amarah yang akan meledak. Itachi selalu saja mengejeknya boncel.

'itulah mengapa aku datang kemari, kek~.. aku tak bisa seperti ini terus. T^T pokoknya aku ingin kakek menyuruh Kakashi sensei mencabut hukumannya...!' Sasuke menunjukkan notebooknya sambil pasang muka memelas.

"sayangnya kakek tidak bisa Sasu ~chan..."

Sasuke kembali menulis di notebooknya.

' hayolahh kek~ kau tega melihat cucu kesayanganmu... setidaknya buat Kakashi sensei mengurangi jumlah harinya. Aku sudahh tak sanngguuupp T_T '

"kau tahu dengan baik kakashi sensei kan? kakek tak dapat membantu Jalani saja hukumanmu.. OK ^^b"

Sasuke menghela nafas, Hopeless. Selamat datang hari-hari terburuk dalam hidupnya...! Tanpa pamit, karena memang ia tak bisa mengucapkan kata permisi dan terlalu malas untuk menulis lagi. Ia pun meninggalkan ruangan kakeknya.

"hahhh .. dia itu makin bertingkah saja.. baguslah kakek tak lagi memanjakannya.." Ujar Itachi , ia memandang kakeknya yang sedang tersenyum. Umurnya sudah tua, namun senyumannya itu dapat membuat hati semua orang Tentram melihatnya.

"tidak juga ^^ memang tak ada yang dapat mencegah kakashi hanya dia satu-satunya guru yang tak memperlakukan Sasuke dengan spesial..lagi pula yang dilakukan Adikmu itu hanya kenakalan-kenakalan biasa.. dia hanya mencari perhatian semua orang..".

"kenakalan-kenakalan biasa? Haaaahh kakeekk ini.. "

"dia itu berbeda denganmu Itachi .. dia tidak sempat merasakan bagaimana rasanya 'diperhatikan dan kasihi' tidak seperti mu.. biarlah dia mendapatkannya dari semua orang di sekolah ini .. kau kan yang belajar mengenai hal ini.. tentu kau lah yang seharusnya paling mengerti, ya kan Itachi ?" . sejenak raut wajah Itachi berubah, lalu ia tersenyum kecil seakan mengejek dirinya sendiri yang tak pernah mau mengerti adik perempuannya. Padahal ia jauh lebih beruntung sempat merasakan dan dibesarkan oleh kedua orangtuanya, tidak seperti Sasuke, adiknya. kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan saat Sasuke baru berusia delapan bulan dalam kandungan. Beruntung Tim Medis cepat-cepat mengeluarkan janin Sasuke dari tubuh ibunya yang sudah sekarat. Sasuke bisa sampai saat ini adalah sebuah keajaiban, keajaiban yang ditinggalkan kedua orang tuanya untuk ia jaga.

Naruto dan Sasuke berjalan memasuki perkarangan sebuah rumah yang cukup besar Sasuke pun tak tahu kalau rumah Naruto akan sebesar ini. memang manshion milik kakeknya jauh lebih besar. Ia hanya tak menyangka kalau Naruto berasal dari keluarga kaya raya. Jangan salahkan ia, salahkan isi dompet Naruto yang hanya ada beberapa ratus yen saja. Naruto membuka pintu, sebuah teriakan pun menyambut mereka berdua.

"YOU FUCKING WHORE! Cepat keluar dan cari pekerjaan! jangan hanya duduk duduk sepanjang hari!" teriak seorang Pria kepada wanita yang tengah duduk di kursi sambil memegangi keningnya.

"kau yang laki-laki di rumah ini, seharusnya kaulah yang pergi keluar dan mencari pekerjaan. Kau tahu sudah tiga hari kita tak punya apapun dirumah ini untuk dimakan. Tagihan air dan listrik menunggak! Kau laki-laki tak tahu malu!" balas si wanita tak kalah kencangnya!

"like i care? Aku bahkan bukan suamimu!"

Sasuke hanya mengedipkan matanya melihat adegan pertengkaran rumah tangga secara live, ini yang pertama kali baginya . Ia mengedarkan pandangan kesekeliling, sebelum Naruto menginterupsi untuk mengajaknya naik ke tangga! Sungguh tak dapat dipercaya! rumah sebesar ini tak ada satupun barang-barang furnitur, hanya ada sebuah sofa lama dan sebuah meja untuk televisi. Terlihat menyedihkan. Orang gilapun tak akan betah tinggal dirumah menyedihkan ini dengan dua orang yang saling berteriak satu sama lain. sambil berjalan mengikuti Naruto dia menengok ke arah kedua orang yang sedang bertengkar itu. dilihat dari wajahnya si wanita punya kesamaan dengan Naruto. Mungkin itu ibu Naruto , lalu siapa laki-laki itu? Bukankah ayah Naruto sudah mati terbunuh? dan lagi apa dia bilang? Mereka sudah tiga hari tak punya makanan? Itu berarti sudah tiga hari Naruto tak tak makan..? Sasuke pun mengingat dompet Naruto yang direbutnya tadi, bahkan isi dompetnya tak cukup untuk membeli makan siang. Ia jadi merasa bersalah.

"jangan coba-coba kau menekan anakku..! sudah cukup ia membuang sebagian waktunya untuk bekerja! Kau itu bukan Ayahnya!"

"bahkan selama hidupnya Minato tak pernah memperdulikan bocah itu. dia itu 17 tahun... dia bisa mendapatkan pekerjaan penuh, bukan paruh waktu..! "

"KUSSO YAROO! Dia itu masih sekolah, dia berusaha mempertahankan nilainya agar tetap mendapatkan beasiswa. Dan tahun ini ia akan masuk Universitas. Kau tak berhak apapun Atasnya!"

" kalo dia memang pintar! Seharusnya dia cukup pintar untuk membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu!"

Sasuke masih dapat mendengar jelas teriakan kedua orang tersebut meskipun sekarang dia sudah berada di lantai dua, tepatnya di kamar Naruto . Ia duduk bersila di lantai dengan sebuah meja pendek di hadapannya. sedangkan Naruto sudah mulai mengerjakan PRnya di meja belajarnya, sambil mendengarkan musik melalui earphone yang terpasang di kepalanya tak terpengaruh oleh suara-suara teriakan dari bawah. Toh ia sudah biasa dengan kondisi seperti ini.

"ARGGGHHHHHH!" Sasuke mulai frustasi dengan laki-laki bernama Naruto yang sedang duduk mengerjakan PR disana , juga rumah ini, juga PR matematikanya yang tak kunjung dapat ia selesaikan. juga tentang projeck yang mengharuskan ia seminggu penuh bersama Naruto, duduk berdekatan dengannya. Mengerjakan PR bersama dan Apa itu..? apanya yang disebut dengan kerja sama kalau saat ini ia berpusing ria sendirian dengan PR yang tak dapat di selesaikannya? Di pandangnya sosok Naruto, tangannya bergerak lincah di atas sebuah kertas tugas. kepalanya mengangguk-angguk kecil menikmati musik yang keluar dari Earphonenya. Sasuke memerhatikan wajah datar Naruto , bagaimana dia bisa sedatar itu dengan segala keadaan yang sama-sekali tak memihak kepadanya? Menjadi bulan-bulanan seluruh siswa disekolah. Tinggal di rumah yang berantakan dengan dua orang yang saling teriak satu sama lain. ini bahkan pantas disebut neraka..! tiba-tiba saja tubuh Naruto beranjak menghampiri Sasuke , duduk bersila di hadapanya lalu menarik kertas tugas miliknya , melihat bagian mana bagian mana yang belum terisi . Naruto menulis sesuatu lalu memberikannya kepada Sasuke . Ia menuliskan langkah-langkah penyelesaian PR mereka kepada Sasuke dengan catatan yang mudah di mengerti. Sasuke bingung sejenak sampai akhirnya ia paham sesuatu, Naruto mencoba membantunya.! Matanya membulat saat membaca serangkaian kata terakhir di kertas yang Naruto berikan.

' cepat selesaikan, aku harus pergi jam tujuh '

"seharusnya dari tadi kau membantuku! Memanganya kau mau pergi kemana?" tanya Sasuke

Tak ada jawaban

~oOo~

TBC~

Hmmm.. gomen sasuke OOC banget! Hahaha sesekali bikin Sasuke yang begitu tak apakan? Naruto disini juga keren kan? Aku suka Naruto yang seperti ini.. ^^ he is so cool! Buat yang setuju silahkan Review! #plaaakk