Title : Preferential Concubine
Author : Jenny Kim
Disclaimer : Super Junior milik diri mereka sendiri, SMEnt, ELFs dan Tuhan YME. Saia hanya memiliki cerita fiksi ini^^
Warning(s) : Typo(s), OOC akut, Yaoi, MPreg, fantasy berlebihan(?), pairing suka-suka author XD
Rated :T
OC(s) : Cherry Choi, etc.
Summary : Yesung terancam tidak bisa mendapatkan Putra Mahkota untuk klannya meski ia telah memiliki dua pendamping lantaran bayi-bayi dari kedua pendampingnya tidak pernah dapat lahir dalam keadaan hidup. Hingga akhirnya Yesung bertemu dengan Ryeowook, pemuda buta dengan keistimewaan yang hanya diketahui oleh orang-orang berkeistimewaan yang Yesung butuhkan dan orang itulah yang selalu Kyuhyun sembunyikan.
.
.
.
.
.
Preferential Concubine, Chapter 23
Yesung menghela nafas lelah. Waktu bergulir terlalu cepat.
"Hm?" gumam Yesung seadanya saat Luna berdiri dihadapannya yang sedang duduk dengan tenang di kursi kebesarannya.
Luna mengulurkan tangan Yesung ke perutnya, menggerakkannya dengan gerakan memutar. Ia menyeringai merasakan wajah-wajah orang-orang disekitarnya yang memucat. "Aku hamil."
.
.
.
.
.
Preferential Concubine, Chapter 24
"Tiga hari lagi akan ada pengangkatanmu menjadi Ratu," ucap Yesung acuh tak acuh. Ia mengumpulkan berkas-berkasnya dan menatanya, seolah tak peduli pada para bawahannya yang sibuk berbisik gusar.
"Hyung, apa maksudmu?" Serta merta Kangin berdiri dari tempat duduknya.
"Apa? Memang itu yang harus terjadi, 'kan?" sahut Yesung gamang. "Kau sendiri yang mengajukan perjanjian itu, aku hanya menurutinya sesuai keinginanmu."
Kangin terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Ya.. dia mengaku dia bersalah. Dulu bukanlah sekarang. Semuanya telah berubah, namun perjanjian tetaplah perjanjian.
Luna mengerling. "Aku mau pesta meriah untuk pernikahan kita!" ujarnya antusias.
"Hn." Yesung memasukkan kertas-kertasnya ke dalam stopmap, lalu berdiri. Ia berjalan melewati Luna begitu saja.
Luna menggapai tangan kanan Yesung. "Oppa mau kemana?"
"Bukan urusanmu, 'kan?" ujar Yesung dingin. Ia menarik tangannya dan melangkah pergi.
Luna mendengus sebal dan mengejar Yesung. Dia tidak akan menyerah, dia akan menjadi ekor Yesung kalau perlu.
"Huft..." Siwon membuang nafasnya. "Rapat selesai. Kembali ke pekerjaan kalian masing-masing!"
"Baik, Tuan Choi."
0o0o0o0o0o
"Wookie, minum ya? Kau sudah benar-benar pucat." Sungmin mendorong gelas kaca berisikan darah pada meja di hadapan Ryeowook. Sungmin sudah putus asa. Andai dia diperbolehkan untuk memaksa Ryeowook.
"Min..." Kyuhyun yang duduk di sebelah Sungmin menggeleng. Ia mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang istrinya yang gendut.
"Tapi, Kyu... Wookie sudah tidak minum darah sejak seminggu yang lalu. Dia bisa mati, Kyu!"
Kyuhyun menatap Ryeowook dalam. Namja yang telah menjadi yeoja itu sama sekali tak meliriknya. Pandangannya kosong. Tak ada sorot kehidupan di sana. Ia tenggelam dalam dunianya sendiri. Menguncinya dengan kunci berlapis agar tak ada seorangpun yang dapat masuk. "Mungkin memang seharusnya aku membiarkannya mati waktu itu."
"Kyu!" sentak Sungmin.
"Kau lihat sendiri, Min! Dia terus seperti itu sejak setengah tahun yang lalu! Bersikap seolah dia bisu, buta dan tuli! Aku menggigitnya agar dia tetap hidup, tidak menjadi mayat. Tapi dia malah menjadi mayat hidup!" Kyuhyun mengacak rambutnya kesal. Ia mengangkat tangan kanan Ryeowook yang terkulai, lalu menyentuhkannya ke pipinya. Mengusapkannya untuk mendapat 'belaian' dari sang kakak. "Wookie... jangan perlakukan aku seperti ini..."
Ryeowook tak bereaksi apapun. Ia tetap mengunci bibir plumnya. Pandangannya selalu kosong. Tertuju pada lantai, seolah lebih baik menatap lurus ke bawah daripada bertatapan dengan Kyuhyun.
Zhoumi datang dan duduk di sisi kanan Ryeowook. "Kim Ryeowook, apa kabar?" sapanya yang dijawab keheningan tak berarti.
"Mau apa, ge?" tanya Kyuhyun sambil menurunkan tangan Ryeowook dari pipinya. Ia mengernyit bingung. Kakak kandungnya itu tak pernah menemui Ryeowook sebelumnya.
"Aku hanya ingin berkenalan dengan Ryeowook," sahut Zhoumi ringan. Ia menatap Ryeowook dan menjabat tangannya. "Perkenalkan, aku Zhoumi, kakaknya Kui Xian, tapi kau lebih mengenalnya dengan nama Kyuhyun."
Ryeowook masih tetap bungkam. Ia bahkan tak bergerak sedikitpun.
"Ryeowookie, apa kau ingat pada Yesung?" tanya Zhoumi. Ia menyeringai saat melihat tubuh Ryeowook yang menegang. Kontan Kyuhyun dan Sungmin membelalakkan mata mereka.
Zhoumi menyibak rambut panjang Ryeowook dan menyelipkannya di belakang telinganya. Ia mendekatkan bibirnya ke daun telinga Ryeowook. "Dia akan menikah, besok, dengan seorang wanita bernama Luna."
Tubuh Ryeowook bergetar hebat. Matanya yang selalu memandang hampa kini bergerak gelisah. Jantungnya berpacu cepat. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Coklat karamelnya memanas, berair, lalu berderai. Mengalirkan lelehan airmata.
Ryeowook membuka mulutnya dengan tergagap. Namun tak ada satupun suara yang keluar. Ia kesulitan berbicara. "Ha.. khh.. akh... ARRRRGGGHHH...!" teriaknya kalap. Ia mengobrak-abrik meja makan. Membuat seluruh makanan dan minuman yang tersaji di sana berantakan. Piring dan gelas kaca berjatuhan ke lantai. Pecah berkeping-keping dengan suara nyaring.
Masih belum puas, Ryeowook menarik kasar kain yang menjadi taplak meja makan. Sisa-sisa makanan yang tercecer di meja bergelinding jatuh membentur lantai.
Dengan emosi meluap, ia merobek kain itu. Melampiaskan rasa sakit di hatinya yang tersayat. Ryeowook membanting kursi makan dan mendorong meja. Kyuhyun segera menarik Sungmin menjauh saat meja hampir menubruk perut buncit istrinya.
"Wookie, tenang! Apa yang terjadi padamu?" Sungmin mendekat untuk memeluk dan menenangkan Ryeowook, namun Ryeowook justru mendorongnya sampai terjengkang. Kyuhyun menangkap Sungmin dengan sigap.
"Gege, apa yang kau lakukan padanya?" tanya Kyuhyun berang.
Zhoumi terkekeh melihat Ryeowook yang terduduk di lantai, berteriak-teriak histeris dan menjambaki rambutnya. "Membuatnya bereaksi. Kalau begini, dia tidak seperti mayat hidup, 'kan?"
"Kau benar-benar mengingatkanku pada Yesung, ge!" ketus Kyuhyun. Mendengar nama Yesung, Ryeowook semakin histeris dan menangis meraung-raung.
Zhoumi tertawa terpingkal-pingkal. "Aku sedang membantumu, Cho. Seharusnya kau berterimakasih padaku. Lihat, hanya vampire bersayap merah itu yang bisa menyembuhkan Ryeowook."
Kyuhyun mendengus. Ia mencekal tangan Ryeowook yang terus menjambaki rambutnya. Memeluk selir cantik itu dan mengecup pucuk kepalanya. "Jangan menyakiti dirimu sendiri, Wookie.. Hentikan.." Ryeowook berangsur-angsur tenang dalam dekapan adiknya.
"Tapi aku tidak berbohong, Yesung dan Luna akan menikah besok," ucap Zhoumi tanpa merasa bersalah.
"ARRRGGHH...! AKH! AHHHHKKHH..!"
"GEGE!"
"Ups, maaf~ Kekeke~"
0o0o0o0o0o
"Akh... Kyuuuh~ argh..." Sungmin mengerang kuat. Tubuhnya dipenuhi peluh. Ia meremas bantal di kedua sisi kepalanya dan mengejan. "NGGGHH..."
Kyuhyun menyibak poni panjang Sungmin dan mengecup dahinya. "Bertahanlah, Min.."
"Hnggghh... Sak..kit, Kyuhh~"
"Sshh... Kau harus kuat, Min.."
"Buka kakimu lebih lebar, Nak," suruh seorang nenek tua. Kyuhyun membantu Sungmin melebarkan kakinya.
"Apa.. tidak bisa membedah perutku.. saja?" tanya Sungmin tersendat.
Nenek tua itu menekan-nekan pintu anal Sungmin. Membuat namja cantik itu berjengit. "Tidak bisa. Bayi setan itu merasa nyaman tinggal di perutmu. Ia tidak mau keluar. Ia mengeraskan perutmu sehingga katana setajam apapun tak akan mampu membelah perutmu."
Kyuhyun mendesah. "Kenapa kau suka sekali menyusahkan umma-mu, sih, aegya?"
"Karena dia anakmu!" umpat nenek itu.
0o0o0o0o0o
"Di luar hujan," kata Luna sambil melepaskan satu per satu kancing kemeja Yesung. "Kubantu mengganti kemeja oppa dengan baju yang lebih hangat."
Yesung memutar bola matanya jengah. Namun sedetik kemudian ia menoleh cepat ke arah jendela. Ia dapat merasakan seseorang yang tengah mengintipnya. Dan kini berlari meninggalkan ruangannya.
Sontak Yesung mendorong Luna sampai terjatuh di tempat tidur. Ia berlari keluar. Mengejar sosok beraroma stroberi menyengat yang ia yakini mengintip kamarnya. Luna menggerutu akan kelakuannya.
Langkah kakinya membawanya pada sebuah kolam berisikan darah. Ia berhenti dan mengatur nafasnya. Butiran hujan membasahi sekujur tubuhnya yang tanpa baju. Rambut basahnya menutupi sebagian matanya.
"Wookie.."
Pemuda yang berdiri membelakanginya itu menoleh. "Kenapa kau menghianatiku?" tudingnya.
Yesung menatap miris selir manis yang begitu dicintainya. Bulir-bulir darah kembali menetes dari iris obsidiannya. Ia benci ini. Ia benci saat ia kehilangan sifat dinginnya dan menjadi lemah dihadapan pemilik hatinya.
Ryeowook berbalik. Maniknya menyorot penuh kebencian. "Kenapa kau menikahi Luna? KENAPA?!" jeritnya.
"Mels... Caramel.." Yesung melangkahkan kakinya mendekat, namun Ryeowook malah mundur untuk menjaga jarak mereka.
"Kenapa kau tidak mau menjawabku? Kenapa kau menghamilinya? APA KAU TIDAK MENCINTAIKU?!"
"AKU MENCINTAIMU, KIM RYEOWOOK! AKU SANGAT MENCINTAIMU!" teriak Yesung.
"Hiks... kau bohong! Kalau kau mencintaiku, kau tidak mungkin menghamilinya. Hiks... kau tidak mau anak dariku! Kau menbenci anak kita karena dia perempuan! Kau hanya menginginkan anak dari Luna!"
"Tidak, Caramel.. Tidak.."
"Akkhh..!" Ryeowook meremas perut buncitnya dan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Darah hitam mengalir menuruni pahanya sampai ke tungkai. "Jangan membenci putri kita, hyung.. Dia anakmu. Dia ada karena kau. Dia.. nghh.."
Ryeowook memberikan sebuah senyum tulus untuk Yesung. "Aku mencintaimu, Yesung hyung."
BYUURRR!
"TIDAK! WOOKIE!" Yesung berlari secepat kilat ke pembatas kolam. Ia mengulurkan tangan kanannya. "Raih tanganku, Wookie! Cepat raih!"
Ryeowook mengangkat tangannya. Namun tidak untuk menggapai tangan Yesung, melainkan menampiknya. Ia membiarkan roh-roh yang bersemayam di dalam kolam darah memeluk tubuhnya. Menariknya masuk ke dalam air kolam. Menenggelamkannya.
"TIDAK! JANGAN! APPA, HALMEONI, HARABOJI, AHJUMMA, AHJUSSI, YOONA! JANGAN BAWA DIA! JANGAN AMBIL DIA DARIKU! LELUHUR, JANGAN LAKUKAN ITU PADAKU!"
"CUKUP HYUNG!"
Tubuh Yesung ditarik paksa ke belakang sampai ia terjerembab jatuh membentur tanah dengan suara berdebam keras.
Seakan tak merasa sakit ataupun marah atas perlakuan Siwon padanya, Yesung malah menatap Siwon dengan wajah panik. "Siwon, tolong Wookie! Dia tenggelam! Tolong dia! Keluarkan dia!"
Siwon menggelengkan kepalanya. Bukankah Yesung kuat? Dia bisa melakukan apapun. Dia bisa berjalan lebih cepat dari angin. Dia memiliki sayap. Untuk apa meminta tolong? Yesung bisa, jika dia dalam keadaan baik-baik saja. Namun sekarang dia seperti orang gila yang tak bisa apa-apa. Seperti manusia, bahkan lebih lemah.
"Tidak ada Wookie, hyung! Kau hanya berhalusinasi!"
"Tidak!" sergah Yesung. "Aku melihatnya, dia tenggelam di sana! Para leluhur menariknya!" adunya sambil menunjuk-nunjuk kolam darah.
"Ryeowook tidak ada, Yesung.. dia sudah meninggal setengah tahun yang lalu." Heechul ikut angkat bicara. Ia berdiri tak jauh dari suami dan adiknya. Memakai payung untuk memayunginya dan bayinya.
Yesung langsung merangkak cepat ke arah Heechul saat melihat bayi cantik dalam gendongannya. Ia meremas kedua kaki Heechul untuk menopangnya berdiri. Dengan susah payah ia bangun dan merebut bayi dalam dekapan kakaknya. "Dia putriku, 'kan, hyung? Dia anakku dengan Wookie! Iya, 'kan? Cup sayang... jangan menangis... appa menyayangimu... maafkan appa, ne?"
"Bukan, Yesung...! Dia putraku, Choi Daniel! Kau sendiri yang menamainya!" kata Heechul. Ia mengulurkan tangannya. "Kembalikan padaku, ne? Kau membuatnya kehujanan. Sini, dia bisa sakit, Yesung-ah.."
Yesung mematung di tempat. Pelukannya merenggang. Ia kehilangan cahaya kehidupan di matanya. "Lalu anakku dimana?" lirihnya hampir tak terdengar.
BUGGHH!
"YESUNG!"
Siwon yang memukul belakang kepala Yesung sampai pingsan pun mengambil putra bungsunya dan memeluknya posesif.
"Siwon, apa yang kau lakukan?!" geram Heechul.
"Dia seharusnya sudah tahu keberadaanku sebelum aku sempat memukulnya, hyung. Tapi kau lihat sendiri, 'kan? Dia kehilangan kewaspadaannya. Dia bukan Yesung yang kita kenal."
"A-apa maksudmu?" tanya Heechul.
"Dia sakit, hyung." Siwon mengembalikan Niel pada Heechul kemudian mengangkat tubuh Yesung. "Semoga besok dia baik-baik saja dan menganggap kejadian malam ini sebagai sebuah mimpi."
Heechul menatap sendu adik bermata obsidiannya itu. "Kenapa jadi begini, Yesung-ah?"
0o0o0o0o0o
"Gwaenchana?"
Sungmin tak mampu menjawab apapun. Ia hanya mengangguk perlahan dan memejamkan mata. Tubuhnya terasa letih. Melahirkan sembilan kelelawar bukan perkara yang mudah. Seluruh tubuhnya terasa remuk.
Kyuhyun menatap sang iblis tua yang sedang merapal beberapa mantera untuk merubah wujud sembilan kelelawar jelmaan anaknya menjadi seorang bayi. Ia tersenyum lega saat anaknya telah benar-benar berubah menjadi bayi yang sangat menggemaskan.
Kyuhyun mengecup sudut bibir Sungmin. "Gomawo~"
"Umh.." sahut Sungmin seadanya.
Nenek tua itu menaruh bayi Kyuhyun di sebelah kiri Sungmin. Membuat Sungmin diapit oleh suami dan anaknya. Kemudian ia berjalan meninggalkan kamar sepasang ayah dan ibu baru tersebut.
"Setan kecil, kau benar-benar nakal!" Kyuhyun mencubit pipi bayinya dan tersenyum hangat. Bayi itu menggeliatkan tubuhnya dengan lucu.
Kyuhyun mengalihkan perhatiannya pada pintu saat merasakan keberadaan seseorang. Ia menautkan alisnya saat melihat Ryeowook. Seingatnya, Ryeowook tidak pernah keluar dari kamarnya kecuali Kyuhyun yang membawanya keluar. "Wookie, kenapa hanya berdiri di situ? Mendekatlah!"
Ryeowook melangkahkan kakinya. Bukan karena perintah Kyuhyun, namun karena bayi mungil di hadapannya. Ia membelai pipi bayi itu dengan tangan bergetar, seolah ingin mendekapnya.
"Perkenalkan, dia keluarga Cho yang baru. Cho Jino, anakku," kata Kyuhyun.
Bagai tersambar kilat, Ryeowook menarik tangannya dengan cepat. Matanya berkaca-kaca. Benar... itu bayi Kyuhyun, bukan bayinya. Bayinya sudah mati ditelan kolam darah. Satu kenyataan pahit yang harus diingatnya kembali.
Ryeowook membekap mulutnya. Airmatanya meleleh. Ia berbalik dan berlari keluar dari kamar suami-istri Cho tersebut. Tak dihiraukannya gaun putih panjangnya yang menjuntai di lantai sampai terseret-seret. Ia hanya ingin pergi. Dan berlari dari kenyataan ini.
"Wookie! Mau kemana? Wookie!"
0o0o0o0o0o
CEKLEK
Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar Ryeowook setelah membuka pintunya. "Wookie?" panggilnya saat menemukan sang kakak tengah berbaring dengan posisi miring di kamarnya. Memunggunginya.
Kyuhyun berjalan pelan tanpa menimbulkan suara. Ia duduk di tepi ranjang Ryeowook, menyentuh bahunya dan menariknya untuk berbalik. "Wookie.."
"Errkhh..."
Kyuhyun terperanjat mendapati Ryeowook yang menangis sambil meringis kesakitan. "Wookie, waeyo? Mananya yang sakit, eoh?"
Seperti biasa, Ryeowook tak pernah menjawab. Namun Kyuhyun langsung tahu saat melihat Ryeowook menangkup payudaranya yang basah.
Kyuhyun menelan ludah pahit. Ia menjauhkan tangannya dan tersenyum canggung. "A-aku akan kembali sebentar lagi."
Kyuhyun langsung melesat pergi ke kamarnya dan mengambil Jino yang sedang 'bermain' dengan Sungmin.
"Kau mau membawa Jino kemana, Kyu?" tanya Sungmin bingung.
Kyuhyun tersenyum gugup. "Aku pinjam sebentar, ya?" ijinnya. Sebelum Sungmin menjawab atau bertanya lebih lanjut, ia langsung berlari kembali ke kamar Ryeowook.
0o0o0o0o0o
'Aku menyesal menjadi iblis,' batin Kyuhyun frustasi.
Iblis selalu memiliki nafsu yang besar. Mereka tidak mengenal apa itu kesetiaan. Dan Kyuhyun berusaha mati-matian untuk menghilangkan nafsunya melihat payudara Ryeowook saat yeoja cantik itu menyusui anaknya.
'Aku hanya mencintai Sungmin. Aku hanya bernafsu pada Sungmin. Aku hanya tertarik pada tubuh Sungmin!'
Kyuhyun merapal mantera-mantera aneh di otaknya.
Ryeowook seolah tak menyadari detak jantung Kyuhyun yang tak beraturan. Ia malah mendesis nikmat saat Jino menghisap putingnya dengan rakus. Mengingatkannya pada putri kecilnya.
"Wookie, minum ya?" Kyuhyun mendekatkan bibir gelasnya ke bibir Ryeowook. "Jika kau tidak mau minum, aku akan membawa Jino kembali ke kamarnya. Kau tau kan, pa-payudaramu bisa sakit kalau tidak kau gu-gunakan untuk me-menyusui.."
Ryeowook tidak membantah. Ia menyeruput darah di gelas itu sampai habis.
Kyuhyun tersenyum puas. "Kau harus sering-sering seperti ini. Dan aku akan sering-sering membawa Jino padamu, okay?" Ia meletakkan gelasnya di meja dan membelai surai madu Ryeowook yang panjang sepinggang.
Ryeowook menaruh Jino yang tertidur pulas di sebelahnya, lalu menatap Kyuhyun. Membuat Kyuhyun melongo tak percaya. "Kyu..hyun..."
Kyuhyun membulatkan matanya. "Kau bicara?!"
Ryeowook memegang kalung perak tanpa bandul yang tersemat di leher jenjangnya. Kalung pemberian Yesung. Ia menunjukkannya pada Kyuhyun. "...permata.. naga.."
Kyuhyun mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu, Wookie? Aku tidak mengerti."
Ryeowook membuka mulutnya, ingin berbicara, namun rasa sakit langsung menghantam kepalanya. "AKKHH...!" Yeoja cantik itu meremas kepalanya.
"Wookie? Waeyo?" Kyuhyun menyentuh kepala Ryeowook.
"Arghh... per-pusta...kaan...errghh...b-bandul...ARRRRGGGGHHH...!"
"WOOKIE!" Kyuhyun menepuk-nepuk pipi Ryeowook agar yeoja cantik itu terbangun, namun Ryeowook tak merespon apapun. Tatapan Kyuhyun berubah ngeri melihat tonjolan di dada Ryeowook perlahan mengecil hingga menghilang sama sekali. Ryeowook menjadi namja kembali?
"Cho Kyuhyun.."
Kyuhyun mengangkat kepalanya. Rahangnya seolah terjatuh mendapati yeoja cantik berambut hitam panjang tengah berdiri—melayang—di dekat jendela. Yeoja itu..
...Yoona. Mendiang istri Yesung yang dibunuhnya. Ibu kandung Henry..
"Yoon-Yoona?"
Yoona membiarkan setitik airmata jatuh di pipinya. "Maafkan aku... aku terlalu banyak menyakiti Ryeowook demi keegoisan'nya'. Aku hanya ingin 'dia' bahagia. Aku tahu aku bersalah karena memberikan'nya' kebahagiaan di atas penderitaan Ryeowook. Aku hanya terlalu menyayangi'nya', Kyuhyun-sshi.."
Yoona menarik nafas panjang dan menghembuskannya. "Tolong bahagiakan Ryeowook. Beri dia kehidupan yang baru. Kehidupan tanpa airmata yang tidak bisa kutepati untuknya. Aku menyayangi Ryeowook, sungguh... Namun aku tetap lebih menyayangi'nya'. Selamat tinggal.."
Kyuhyun memejamkan matanya. Merasakan tubuh Yoona yang memudar menjadi butiran debu dan terbang bersama angin. Pemuda ikal itu mendekap Ryeowook dengan hangat. "Siapa 'dia', Wookie? Apa karena'nya' kau jadi menderita sedalam ini? Kau sudah terlalu banyak merasakan sakit, bolehkah aku membunuh 'dia'? Beritahu aku siapa 'dia', Ryeowookkie.."
0o0o0o0o0o
"Hyukkie, maaf, aku terlambat." Donghae menghampiri istri cantiknya dan duduk di tikar yang telah digelar Eunhyuk. Ia sedikit terlambat menepati janjinya untuk piknik di taman bersama Eunhyuk dan Hazel.
Eunhyuk mengulum senyum kemudian mengecup sudut bibir Donghae. "Gwaenchana, yang penting kau datang."
Donghae mengangguk dan menepuk-nepuk kepala Eunhyuk. Mendengar celotehan tak jelas dari seorang bayi, Donghae menolehkan kepalanya. Ia mengernyit bingung. Ada bayi lain yang tengkurap di samping Hazel. Bayi yang tampan dengan bau tubuh setengah manusia setengah vampire. Eunhyuk seharusnya menyadarinya karena Donghae telah mengubahnya menjadi vampire.
"Hyukkie, ini anak siapa?" tanya Donghae. Ia langsung mengangkat bayi itu ke pangkuannya. Entahlah, ada rasa sayang yang tiba-tiba datang saat melihat mata anak itu yang mirip dengan matanya.
Eunhyuk mengangkat bahunya. Ia menyuapkan biskuit bayi ke mulut Hazel, namun Hazel langsung memuntahkannya. Mungkin namja cantik itu tak tahu bahwa makanan dan minuman apapun akan terasa hambar di mulut bayi bermata obsidian itu. Hazel itu... istimewa.
"Aku menemukannya di dalam kereta bayinya, sendirian, mungkin ibunya sedang pergi sebentar," kata Eunhyuk sambil menyuapi Hazel lagi. Sepertinya dia belum menyerah.
Donghae mengecup puncak kepala bayi dalam pangkuannya dan memeluknya di dadanya. Menepuk-nepuk punggungnya dan membuat bayi itu mengantuk. Tak lama kemudian bayi itu larut dalam mimpinya.
"Kau yakin? Kau tahu kan kalau bayi ini setengah vampire?"
"Eum.. aku tidak mencium bau vampire lain," kata Eunhyuk. "Dimakan, Haz.. Masa' kau hanya mau minum darah, sih? Lidahmu tidak bermasalah kan, aegya?" sambungnya pada sang anak.
Hazel menangis keras karena ibunya yang terus memaksanya untuk memakan makanan hambar—menurutnya—itu. Ia memukul-mukulkan sendok di tangannya ke segala arah. Membuat aksi sebal—ngambek—.
Donghae menggenggam tangan Eunhyuk. "Jangan memaksanya, Hyukkie.. Biarkan Haz melakukan apapun yang diinginkannya."
"Itu ajaran yang tidak baik!" dumel Eunhyuk.
"Huweee... ahh? Ah! Eh!"
Eunhyuk menggeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya yang langsung berhenti menangis dan menatap berbinar penjual mainan keliling. Matanya tak pernah lepas dari boneka dinosaurus yang dijual oleh penjual mainan keliling itu.
Eunhyuk berdecak. "Boneka dino-mu sudah banyak, Haz!"
"HUUWWEEEEE...!"
"Baik, baik! Kita beli, Haz! Jangan menangis begitu!" Eunhyuk buru-buru menghapus darah di pipi Hazel sebelum ada orang yang sempat melihatnya. Ia menggendong bayi keras kepala itu. "Lakukan sesukamu, Haz. Asal jangan menangis! Kau selalu memanfaatkan kelemahan umma!" gerutu namja cantik itu.
"Hae-ya, jaga bayi ikan itu ya! Aku beli boneka dino untuk Haz dulu," pamit Eunhyuk dan segera pergi bersama anak mereka.
Donghae tersenyum getir. 'Anak Raja memang tidak mengerti arti kata tidak, Hyukkie.'
Pemuda ikan itu beralih menatap bayi yang tertidur dalam pangkuannya. "Bayi ikan?" Dan ia langsung mengerti maksud Eunhyuk saat melihat kaos putih bayi itu yang bergambar ikan nemo.
Seseorang duduk di samping Donghae. Membuat namja brunette itu menoleh. "Sica?" kagetnya.
Jessica menghirup nafas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. "Hari yang cerah. Apa kabar, Hae oppa?"
Donghae tersenyum canggung. "Ba-baik."
Jessica menaruh sekotak susu stroberinya dan mengambil alih bayi mungil dalam perlindungan Donghae. "Terimakasih sudah menjaga Kikwangie selama aku pergi."
Donghae tersentak. "K-Kikwangie?"
"Ada masalah?" tanya Jessica, tersenyum dengan mata bulatnya yang manis.
Donghae menggeleng cepat. "Hanya mengingat seseorang saja," jawabnya gugup. "Anakmu?"
"Begitulah," kata Jessica.
"Tapi..."
"Kwangie adalah anakku dengan seorang manusia. Mungkin kau tidak mengetahuinya karena aku memang pergi dari istana setelah kau... menolakku."
Donghae menggaruk tengkuknya. "Ma-maaf.."
"Eh? Kwangie umma bangun, eoh? Mau minum susu, sayang? Umma membelikan susu kesukaanmu." Jessica menancapkan sedotan ke kotak susu yang dibawanya dan memasukkannya ke mulut Kikwang. Dengan pintar bayi setengah tahun itu menyedot susunya.
Donghae tersenyum. Kikwang mirip Eunhyuk. Suka susu stroberi. Apa Kikwang-nya juga akan suka susu stroberi jika lahir selamat?
"Kami harus pulang. Mau beri salam terakhir pada Kikwangie?" tawar Jessica ramah.
Donghae tersenyum sumringah. Ia menciumi seluruh wajah Kikwang. "Jaga ummamu yang cantik ini dengan baik, ne? Selamat jalan, Kikwangie."
Jessica tersenyum tipis. "Selamat tinggal.."
..Donghae Appa, sambungnya dalam hati.
"Hae, bayi ikan itu kemana?"
Donghae menoleh pada sang istri yang berjalan ke arahnya. "Sudah dijemput ibunya."
Eunhyuk mendesah. "Tapi aku belum berpamitan padanya!"
Donghae hanya tersenyum. Ia menyentil hidung Hazel. "Kau dapatkan apa yang kau inginkan, Haz?" tanyanya dan dibalas dengan tawa Hazel. Bayi itu memeluk boneka dino-nya seakan memamerkannya pada Donghae.
"Dasar DinoZEL!"
0o0o0o0o0o
"Hyung, kau sadar? Syukurlah.." Kyuhyun mengembuskan nafas lega melihat sang kakak yang telah siuman.
Namja manis itu mengerjapkan matanya dengan bingung. "Kau siapa?"
'Beri dia kehidupan yang baru. Kehidupan tanpa airmata yang tidak bisa kutepati untuknya.'
Kehidupan yang baru... Yoona membawa seluruh memori ingatan Ryeowook bersama kepergiannya.
Kyuhyun mengumpat dalam hati. 'Sial!'
0o0o0o0o
Yesung menyematkan sebuah cincin bertahtakan berlian di jari manis Luna. Senyum merekah menghias bibir wanita bangsawan itu. Luna memakaikan cincin yang sama di jari Yesung.
Suara tepuk tangan yang riuh membahana di seluruh penjuru istana. Luna berjinjit, mendekatkan wajahnya dan mengecup kilat bibir putih Yesung. "Saranghae~"
"Hn." Yesung berbalik, lalu pergi. Ia mengusap bibirnya dengan kasar. Merenggangkan dasinya dan melepaskan jas hitamnya, lalu melemparkannya ke salah satu bawahannya.
Henry membuka kotak biolanya, namun langsung ditahan oleh Kangin. "Aku mau bunuh Luna ahjumma!"
"Kau bisa membunuh ahjussi dan seluruh orang di sini juga. Kau mau?"
"Menyebalkan!" Henry menyentak tangan Kangin, mengambil biolanya dan berlari mengejar sang ayah.
Luna menatap sendu pria yang kini telah menjadi suaminya. Namum setelah itu ia tersenyum. Ia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Menikah dengan Yesung, mendapatkan bayi dari Yesung dan memiliki Yesung sampai akhir hayatnya. Itu sudah lebih dari cukup.
Luna akan memiliki semua yang tersisa pada diri Yesung. Ia akan memilikinya, selamanya...
Walau cinta Yesung tak akan pernah bisa diraihnya, ia sudah merasa puas.
0o0o0o0o0o
Yesung duduk di bangku panjang yang menghadap ke kolam darah dengan pandangan menerawang jauh. Henry menghampirinya dan memainkan biolanya. Menimbulkan suara indah. Ia memainkannya untuk ayah dan ibunya.
Setelah itu, bocah mochi tersebut menaruh biolanya di tanah dan menghadap ke langit luas. Ia membentuk tanda cinta dengan kedua tangannya di atas kepala. "NLY CAYANG UMMA!" teriaknya lantang pada langit. "Nly akan jaga appa dengan baik, umma. Nly akan celalu menamani appa. Umma tidak pellu khawatil. Umma halus bahagia di cana, ne? Nly janji, Nly juga bakal bahagiain appa di cini. CALANGHAAEEE!"
Henry berbalik dan melihat ayahnya yang mengukir sebuah senyuman. Ia ikut tersenyum cerah, berlari dan melompat ke pangkuan Yesung. "Appa jangan cedih telus, ya? Nly akan jadi obat buat appa bial yang di cini nggak cakit lagi," ucapnya polos sambil menunjuk-nunjuk dada Yesung.
Lagi-lagi Yesung merasakannya. Hatinya yang hampa selalu merasa hangat hanya karena kata-kata polos dari anaknya itu. Ia memeluk Henry dengan erat. "Gomawo.. Gomawo, Nly.. Mochi appa.."
"Eum! HWAITING!"
.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
.
Kalaupun bayi di perut Luna cewek, Luna ga akan dibunuh. Dia kan ga punya keharusan untuk melahirkan putra mahkota.
Bayi di perut Luna adalah ANAK KANDUNG YESUNG!
Dan bayi itu ga akan mati walaupun Luna meminum darah Yesung. Karena yang selama ini membunuh bayi TeukMing adalah darah Yesung yang terkontaminasi*?* darah Kyuhyun.
Sedangkan darah Kyuhyun udah keluar dari tubuh Yesung *di PC chap 19*, ingat? So, darah Yesung kembali suci. Janinnya dinyatakan AMAN!
Eh, Ryeowook yang ada di kolam darah itu halusinasinya Yesung lho~ makanya perutnya masih buncit kayak waktu hamil, jangan salah paham ya~
Okay... Preferential Concubine telah berakhir. Dengan keadilan tersirat.
Yesung yang munafik akhirnya tak dapat apa-apa. Cintanya, bahkan bayinya. Ia kehilangan semuanya dalam kedok 'kematian'.
Begitupun dengan Donghae yang terseret masuk ke dalamnya.
Pernah mendengar pepatah 'If you break a girl's heart, I can promise you that she can rip you to pieces'?
And she really did it! XXD
Hae, jangan macem2 ama cewek nekad kayak Sica. Akhirnya anak lo 'mati', 'kan?
Untuk KyuMin, KangTeuk dan LunaJessiBummie yang bekerja keras melawan rasa sakit dan pantang menyerah, mereka bisa mendapatkan kebahagiaan mereka. Entah itu tulus, memaksakan kehendak ataupun terpaksa.
Untuk Ryeowook, maaf... aku tidak bisa kalau tidak menyakitimu^^
Terkadang rahasia ada untuk tetap menjadi rahasia selamanya. Rahasia kelahiran Kikwang, Hazel dan Raizel adalah contohnya.
You will never understand what pain really is until you have lost it.
Last, jangan pernah mengharapkan akhir cerita yang bahagia dari saya—kecuali yang bahagia itu si antagonis. Karena saya adalah orang jahat, yang akan selalu menjunjung kejahatan dan membuat kejahatan menang dan berjaya. (Sepertinya ini jawaban untuk pertanyaan Nona Scientist)
Gomawo sudah mengikuti cerita ini sampai akhir^^, gomawo untuk semua review yang masuk^^, mianhae untuk ending yang amat sangat begitu menyebalkan dan menggantung.
P.S: Ada yang mau sekuel? Saya akan mempertimbangkan akhir yang bahagia untuk para protagonis jika ada yang mau sekuel. Tapi sebaiknya ditulis di new story atau lanjutin di sini aja ya =_=a
Yesung's Concubine
—Jenny Kim—