NOT PERFECT AGAIN

Chapter Three

******HAPPY READING AND ENJOYING*****

Malam berganti pagi, begitupun matahari dengan pelan naik menggantikan tugas sang dewi malam. Jalanan diseluruh penjuru seoul juga mulai padat. Semuanya siap menjalani aktifitas masing-masing. Tak terkecuali dengan kyuhyun.

Hari ini ada yang berbeda dengannya, ia bangun lebih awal dari biasanya. Membuat semua orang terheran-heran padanya.

"Kau bangun lebih awal?" Tanya Kibum heran.

"Wae? Ada yang salah? Aku hanya membantu umma supaya ia tidak susah-susah membangunkanku," Kyuhyun menjawab seraya memposisikan pantatnya di kursi makan.

"Ada yang aneh, sedari kemarin kau senyum-senyum mengerikan seperti itu." Kibum belum puas akan jawaban Kyuhyun.

"Apa yang mengerikan? Senyum manis begini dibilang mengerikan." Jawab Kyuhyun tidak terima.

Kibum memicingkan sebelah matanya, "Dilihat darimana senyummu dibilang manis?" Kibum terus menggoda dongsaeng-nya.

"Kau hanya tidak terima kalau dongsaengmu ini lebih manis darimu," jawab Kyuhyun tidak mau kalah.

"Apanya yang manis, senyummu itu memang mengerikan Kyuhyunnie." Kyuhyun memajukan bibirnya menandakan ia sangat kesal, membuat Kibum makin menyunggingkan senyum kemenangan.

"Senyum saja mengerikan apalagi ditambah pouting begitu." Kibum pura-pura bergidik. Dia sangat senang menggoda adiknya.

"Sudahlah noona, jangan mengejekku terus. Tidak sadar kekasihmu juga sangat mirip dengan kuda."

"Ya! Kenapa sekarang bawa-bawa Siwon?" jawab Kibum jengkel.

Leeteuk dan Kangin yang saat itu juga berada di meja makan bersama mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala maklum, ini sudah sangat terbiasa. Kibum dan Kyuhyun memang selalu saling menggoda satu sama lain. Itu justru membuat keluarga mereka sangat hidup. Tentu saja moment seperti ini membuat mereka semakin dekat.

"Sudah cepat selesaikan sarapan kalian, hari sudah makin siang. Nanti kalian bisa terlambat." Tegur sang umma.

"Ne, umma." Kompak Kibum dan Kyuhyun.

~oOo~

Di kelas,

"Eoh bocah culun? Tumben sekali pagi-pagi sudah di sini." Eunhyuk menatap Kyuhyun heran.

"Jangan memanggilku bocah culun, dan aku sudah disini karena aku ingin."

"Mengaca dulu kalau tidak mau aku panggil begitu, dan jawaban seperti apa itu?" Eunhyuk belum puas akan jawaban Kyuhyun.

"Ah arraseo, terserah kalau kau mau panggil aku apa." Jawab Kyuhyun pasrah. Iapun memang menyadari akan itu. Sekarang yang ada bukan Kyuhyun yang keren, populer atau apalah yang sebangsanya. Melainkan Kyuhyun yang masih berpenampilan culun.

"Kau belum menjawabku!" bentak Eunhyuk kesal.

"Aish, kenapa semua orang menanyakan hal yang serupa?" ujar Kyuhyun frustasi.

"Aku memang sedang ingin berangkat pagi, itu saja! Kenapa semua pada heran?" Lanjut Kyuhyun dengan kesal.

"Harusnya rasa ingin itu selalu ada tiap hari, supaya tidak ada sejarah anak culun yang terlambat setiap paginya." Ujar Donghae yang pastinya akan menambah kekesalan Kyuhyun.

"Ya! Kenapa kalian terus mengejekku." Sebelum Kyuhyun menunjukkan kekesalannya lebih lanjut, Jung sonsaengnim keburu masuk dalam kelasnya.

~oOo~

Waktu istiarahat memang lebih menyenangkan untuk bercanda satu sama lain. Tidak terkecuali Kyuhyun, Donghae, dan Eunhyuk. Mereka bertiga menghabiskan waktu istirahatnya di taman samping sekolah.

"Kyu, bagaimana kemarin?" Donghae bertanya antusias.

"Bagaimana apanya?" Kyuhyun pura-pura tidak paham akan pertanyaan Donghae.

"Jangan pura-pura tidak tahu! Bagaimana kemarin dengan Sungmin noona?" Tanya Donghae dengan nada kesal.

"Eumm, biasa saja." Kyuhyun menjawab dengan wajah santai yang dibuat-buat.

"Bohong! Ceritakan pada kami Kyu~" Eunhyuk mengguncang-guncangkan lengan Kyuhyun, tanda ia penasaran.

"Sungguh tidak ada yang menarik, hanya saja…" Kyuhyun menggantungkan kalimatnya.

"Hanya saja…" ulang Eunhyuk.

"Aku harus berterima kasih dengan hujan." Kyuhyun tersenyum mengingat kemarin.

"Jangan lupakan, kalau kau juga harus berterima kasih pada kami juga Kyu." Ujar Donghae.

"Ne arasseo. Gomawo pada kalian berdua dan hujan yang telah membuatku bisa berduaan dengan Sungmin noona." Kyuhyun menerawang, tersenyum membayangkan dirinya dengan Sungmin yang pada saat itu hanya berdua di halte menunggu hujan reda.

~oOo~

#other side

"Sungmin-ah~" panggil Kibum.

"Ne, ada apa Kibum-ah?" Sungmin menoleh ke samping dimana Kibum duduk di sebelahnya.

"Kau dekat dengan anak baru itu?"

"Nugu? Cho kyuhyun?"

"Ne, anak kelas satu itu."

"Ne, waeyo?" Sungmin merasa heran terhadap Kibum.

"Aniya, hanya saja… kau tidak risih dengan penampilannya Min?" Tanya Kibum.

"Mengapa harus risih, dia sama saja dengan kita bukan?" Sungmin tampak tidak setuju dengan pernyataan Kibum.

"Eumm, tapi penampi.."

"Kenapa dengan penampilannya, aku tak pernah mempermasalahkannya. Bahkan dia lebih baik dari namja-namja yang kau tunjukkan padaku." Sungmin segera menyela Kibum.

"Hmm baiklah. Tapi apa kau tau Min, Jungmo sunbae suka denganmu," Kibum mulai mengalihkan pembicaraan.

"Benarkah? Yasudah, itu haknya," jawab Sungmin tak tertarik.

"Dia tampan Min, bahkan banyak yeoja yang menyukainya." Pancing Kibum.

"Kalau kau suka, buatmu saja." Sungmin menjawab seraya memandang keluar kelas.

"Aku sudah punya Siwon, Min." Kibum tampak tak suka dengan jawaban Sungmin.

"Kalau begitu, mengapa masih memuja pria lain? Dasar aneh." Cibir Sungmin.

"Aku memujanya bukan untukku, tapi untuk dirimu." Kibum menjawab dengan kesal.

"Tidak ada yang menyuruhmu. Dan kau tak perlu melakukannya, aku tak butuh itu."

"Haah, terserah kau saja." Kibum menghela nafasnya menyerah.

Kibum tahu akan hal itu, sahabatnya memang susah untuk jatuh cinta. Selama Kibum mengenalnya, Sungmin tak pernah bercerita tentang laki-laki yang ia sukai. Bisa dibilang ia sangat tertutup dengan hal yang berkaitan dengan jatuh cinta.

Kibum sering mencoba memancingnya, mengenalkan pria-pria tampan menurut versinya ke hadapan Sungmin. Tapi yang ada, dia mendapatkan tatapan maut dari Sungmin. Tanpa dibantu Kibum pun, banyak namja di luar sana yang terpikat dengan pesona Sungmin.

Sungmin memang mempunyai daya tarik tersendiri sehingga banyak namja yang jatuh hati padanya. Sungmin memang tidak secantik model-model di tivi, tetapi dengan wajah manisnya membuat semua orang betah menatap wajahnya. Sungmin juga mempunyai hati yang lembut, membuat Kibum sangat menyayanginya.

Bahkan Kibum hampir tidak rela ketika Kyuhyun memintanya untuk menyetujui perasaannya terhadap sahabatnya itu. Kibum sebenarnya tidak mau Sungmin jatuh ditangan si evil itu, tapi hati yang lain percaya bahwa dongsaeng-nya itu mampu menjaga Sungmin untuknya.

Kibum tidak tahu bagaimana reaksi Sungmin jika tahu kenyataanya, bahwa Kyuhyun yang dianggap semua warga disekolahnya sebagai namja culun adalah adiknya. Apa Sungmin akan membencinya? Kibum mengeleng-gelengkan kepalanya, menepis apa yang dibayangkannya.

"Kau kenapa Bummie?" Sungmin heran melihat Kibum yang tiba-tiba menggeleng-gelengkan kepalanya.

"An-aniya Minnie, aku hanya sedang melamun saja." Kibum segera menepis bayangan tentang dirinya yang dibenci Sungmin.

"Apa ada hal yang mengganggumu? Wajahmu tidak mengatakan bahwa kau baik-baik saja?" Sungmin menghujam manik Kibum memintanya untuk berterus terang. Berlebihan mungkin, tapi Sungmin benar-benar khawatir dengan sahabatnya.

"Aku tidak apa-apa Minnie, sungguh." Kibum menunjukkan wajahnya yang memang baik-baik saja.

"Benarkah?" tanya Sungmin masih sangsi.

"Ne." jawab Kibum lantang membuat wajah yang didepannya tersenyum lega. "Eumm, Minnie.." Kibum berbicara sedikit ragu,

"Ne, waeyo? Kau mau mengatakan sesuatu?" Sungmin masih memasang senyum terbaiknya.

"Apa yang akan kau lakukan jika sahabatmu membohongimu?" Tanya Kibum takut, ia memandang wajah Sungmin lekat-lekat.

"Wae? Apa kau membunyikan sesuatu dariku?" Sungmin menatap Kibum heran.

"Aniya, aku hanya ingin tahu bagaimana tanggapanmu. Itu saja!" Jawab Kibum dengan wajah yang dibuat setenang mungkin.

"Eumm, kau tahu jika aku tidak suka dibohongi Bummi-ah.."

"E-eh Ne." Kibum menjawab ragu.

"Aku menaruh kepercayaan padamu. Aku percaya kau tidak seperti itu Bummie-ah, aku benar-benar menyayangimu." Sungmin tersenyum tulus menatap Manik mata Kibum dengan lembut.

"Ne Minnie-ah, aku juga menyayangimu."Kibum membalas senyuman Sungmin dengan perasaan bersalah, 'Mianhae, Minnie-ah.' Lanjut Kibum di dalam hatinya.

"Aku keluar sebentar Min, aku ingin menemui Siwon dulu, bye.." Kibum berujar seraya beranjak meninggalkan Sungmin didalam kelasnya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu Bummie, aku benar-benar mempercayaimu." Sungmin menatap punggung Kibum dengan sedih. Ia menghela nafas lalu menelungkupkan kepalanya dimeja dengan disangggah oleh kedua tangannya yang dilipat di atas meja.

"Aku akan benar-benar membunuhmu jika Sungmin marah dan menjauhiku Kyuhyun!" Kibum menggerutu sepanjang jalan, mengindahkan tatapan heran dari orang yang dilewatinya.

~oOo~

Hari sudah sore, beberapa orang sudah terlihat bersantai didalam rumah, berkumpul dengan keluarga. Bercengkrama dan bercanda satu sama lain. Menceritakan kejadian-kejadian tadi pagi kepada anggota keluarga lainnya. Sungguh keluarga yang sangat hangat. Hal yang terjadi pada keluarga Cho saat ini. Siapa saja pasti merasa iri akan kebersamaan mereka.

"Kyuhyun-ah~ nanti malam apa kau ada acara?" Tanya sang umma.

"Ne umma, aku mau jalan sama selingkuhanku." Kyuhyun menjawab tanpa mengalihkan dari benda portable persegi panjang di tangannya.

Semua orang yang disana tampak mengerutkan dahi dengan jawaban ngawur Kyuhyun.

"Apa pacarmu tidak marah?" Tanya Leeteuk heran.

"Ani, orang aku tidak punya pacar umma. Jadi mana bisa ada yang marah." Kyuhyun membuat semua orang sweatdrop dengan jawabannya.

Plak

"Aaww, aish. Kenapa memukulku?" Kyuhyun segera mengalihkan dari benda keramat miliknya untuk mengusap kepalanya yang dipukul oleh Kibum.

Kibum hanya memeletkan lidahnya, dan tersenyum menang.

"Sendal aja punya pasangan Kyu, masa kau tidak?" Ledek Kibum untuk kesekian kalinya.

"Ya! Kenapa aku disamakan dengan sendal?" ujar Kyuhyun tidak terima.

"Aish, kalian ini. Bisa tidak sehari tidak saling mengejek?" Kangin hanya mengeleng-gelengkan kepalanya heran.

"kalau kau tidak ada acara, nanti malam antarkan umma ne,"

"Ne, umma." Jawab Kyuhyun tak rela. Setelah menjawab itu ia langsung beranjak meninggalkan ruang keluarga.

"Mau kemana Kyu? Jangan lupa nanti malam."

"Cuman keluar sebentar ummaaa." Jawab Kyuhyun teriak.

"Umma~~~" teriak Kyuhyun dari luar seraya berlari kecil ke dalam.

"Ada apa Kyu, kenapa teriak-teriak begitu?"

"Umma, aku minta uang," Kyuhyun mengulurkan tangannya ke Leeteuk seperti anak kecil.

"Buat apa?"

"Ada bapak-bapak tua, kasian sekali umma. Dia teriak-teriak begitu." Adu Kyuhyun yang di buat-buat.

"Memangnya dia teriak apa?" Leeteuk bertanya heran.

"Bakso, bakso. Begitu umma," jawab Kyuhyun dengan tetap memasang wajah sok innocent-nya.

Brakk

Kibum segera melempar bantal yang dipegangnya.

"Bilang saja kalau memang ingin beli. Pabbo!" Ujar Kibum kesal. Kyuhyun hanya mengedikkan bahunya cuek.

~oOo~

Tanpa hari tanpa memikirkan sang pujaan hati, Kyuhyun benar-benar telah jatuh kedalam pesona Sungmin. Senyuman dan tatapan lembutnya membuat Kyuhyun terus memikirkannya. Tanpa lelah ia terus menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Haah, aku akan gila bila seperti ini terus," Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi.

"Bahkan aku tidak tahu perasaannya terhadapku." Kyuhyun tampak putus asa.

"Kyuhyun bodoh, mana bisa ia jatuh cinta dengan penampilanku saat ini." Kyuhyun berjalan gusar di dalam kamarnya, terlihat putus asa yang terlukis dalam gurat wajahnya.

"Kyu.." seorang memanggilnya dari balik pintu kamarnya.

Krieet..

Kepala sang pemanggil menyembul ke dalam kamar Kyuhyun, "Apa aku boleh masuk?" tanyanya.

"Bummie noona, tumben sekali kau meminta ijin padaku." Jawab Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke pintu dimana Kibum berada.

"Aish, aku ingin bertindak sopan, kau malah mengejekku." Kibum segera berbaring ke ranjang menikmati empuknya spring bed milik Kyuhyun.

"Ada apa? Apa ada sesuatu?" Kyuhyun bertanya sedikiit cemas akan keadaan kakaknya yang sedikit murung. Walaupun Kyuhyun selalu menjahili noona-nya, ia sangat menyayanginya.

Walaupun tidak terlihat karena yang ada mereka memang terus saling mengejek setiap harinya. Tapi ketika disalah satu dari mereka mengalami kesulitan pasti mereka akan mencoba membantu dan menghibur satu sama lain.

Sebenarnya Kyuhyun sangat membenci wajah Kibum saat mengejeknya, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa jauh didalam lubuk hatinya dia sangat menyanyanginya.

Sama halnya dengan ini, Kyuhyun akan merasa khawatir jika menyangkut perasaan Kibum. Waktu itu pernah dimana Kibum disakiti oleh seorang pria, besoknya Kyuhyun menghampiri dan menghajarnya sampai babak belur.

Dan ketika Siwon mulai mendekati Kibum, Kyuhyun terus mengamati sampai pada akhirnya dia merelakan Kibum untuk Siwon. Kyuhyun mempercayai Siwon untuk menjaga noonanya. Walaupun dia sempat mengacam akan membunuhnya jika Siwon membuat Kibum meneteskan air mata setetespun. Protectif mungkin, tapi Kyuhyun benar-benar menyayanginya.

"Kyu, bagaimana kalau Sungmin menjauhiku dan membenciku?" Kibum memasang wajah takutnya.

"Memangnya kau berbuat salah padanya?" Kyuhyun mencoba menjadi pendengar yang baik.

Bruuggh..

Kibum melemparkan bantal yang sedari tadi dipegangnya. Dan segera mendudukkan badannya seraya menatap Kyuhyun tajam.

"Ya! Noona kenapa melempariku?" Kyuhyun segera menghujam noonanya dengan tatapan sebalnya.

"Kau bertanya apa aku berbuat salah padanya begitu?" Kibum berujar menatap tajam mata Kyuhyun. Kyuhyun hanya menganggukkan kepala dengan polosnya sebagai jawaban.

"Bodoh! Ini semua juga karena ulahmu." Kibum makin menatap jengkel Kyuhyun, karena ia tetap memasang wajah sok tidak tahunya.

"Karena aku? Aku memang berbuat apa?" tanya Kyuhyun masih belum mengerti.

"Karena apa lagi? Kau yang pura-pura dengan penampilan kebanggaanmu itu, dan membohongi semua orang tak terkecuali dengan Sungmin." Kibum menjawab dengan sekali tarikan nafasnya, dengan kesal tentunya.

"Apa aku harus berhenti?" tanya Kyuhyun yang membuat Kibum bungkam seribu bahasa. Bukan, bukan ini maksud Kibum. Ia tak berniat menyuruh Kyuhyun berhenti hanya saja,

"Bukan seperti itu Kyunnie…"

"Aku mengaku saja pada Sungmin, bahwa kau adalah adikku. Begitu," Kibum tampak berkaca-kaca.

"Apa kau tidak malu?"

"Tidak akan, kau tetap adikku Kyuhyunnie…"

"Ck, ada apa denganmu. Kenapa jadi melankolis begini?" Kyuhyun mengacak lembut rambut kakaknya.

"Ya! Kyuhyun pabbo! Aku hanya ingin jujur pada Sungmin." Jawab Kibum seraya merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan.

"Ne arraseo, terserah kau saja noona. Yang terpenting kau bahagia." Kibum sontak memeluk tubuh jangkung dongsaengnya erat.

"Gomawo Kyuhyunnie.. aku menyayangimu," Kibum memasang senyum terbaiknya.

"Kau memang sangat menyayangiku Bummie, siapa yang tidak sayang pada Kyuhyun yang tampan begini." Kibum segera melepaskan pelukannya dan segera menimpuk Kyuhyun dengan bantal lagi.

"Huh, kau benar-benar menjengkelkan. Dan panggil aku noona, Kyuhyun pabbo!" ujar Kibum seraya melangkah keluar kamar Kyuhyun.

"ck," Kyuhyun mendecak kesal melihat kelakuan kakaknya.

~oOo~

Sekarang Kyuhyun dan Leeteuk berada di supermarket yang lumayan besar, dan termasuk pusat perbelanjaan terbesar di Seoul.

"Umma! Umma tak berniat belanja benda hijau itu kan?" Kyuhyun tampak tidak setuju dengan arah Leeteuk berjalan menuju komplek yang diyakini Kyuhyun tempat benda warna hijau.

"Wae? Ini kan menyehatkan," Leeteuk berujar cuek dan terus memilah-milah sayuran.

"Umma kan tahu Kyuhyun tidak menyukainya," Kyuhyun memanyunkan bibirnya tampak tak suka seraya setia mendorong troly dan mengikuti Leeteuk di belakangnya.

"Memangnya umma memasak hanya untukmu saja?" jawab Leeteuk tetap focus pada belanjaannya, Kyuhyun makin memajukan bibirnya pertanda kesal.

Kyuhyun terlihat sangat penurut dan setia pada ummanya, terus mengikuti kemana Leeteuk berjalan seraya mendorong troly yang sudah penuh dengan belanjaanya.

Kyuhyun tampak bosan, yang dia kerjakan hanya mendorong, mendorong dan mendorong terus. Leeteuk bisa dibilang terlalu focus dengan catatan belanjaanya, bahkan untuk sekedar menengok melihat wajah bosan sang anak pun enggan dilakukannya.

"Umma, kapan selesainya?" tanya Kyuhyun bosan.

"Sebentar lagi," lagi-lagi kyuhyun harus menahan rasa bosannya, Leeteuk selalu menjawab seperti itu terus.

Untuk menghilangkan rasa bosannya, Kyuhyun melihat-lihat sekeliling. Bahkan ikut membeokan lagu yang sedang diputar didalam supermarket. Ketika sedang melihat-lihat, Kyuhyun tak sengaja melihat sesuatu, "Gawat! Kenapa ada duo pasangan hiperaktif itu disini?" Kyuhyun berujar panik seraya mulai menutup-nutupi wajahnya, takut ketahuan.

Kyuhyun panik bukan main, takut rahasianya akan terbongkar sekarang. Saat ini memang Kyuhyun berpenampilan seperti Kyuhyun yang biasanya, bukan Kyuhyun yang weird, culun atau apalah.

Kyuhyun tahu, sangat tahu malah. Lambat laun rahasianya juga pasti akan terbongkar, tapi bukan sekarang. Bahkan ia belum melakukan apa-apa dengan penampilannya. Setidaknya ada buah hasil dari penyamarannya.

Karena takut ketahuan, ia berjalan seraya menundukkan wajahnya, tak ayal ia selalu menubruk punggung Leeteuk. Membuat sang umma mengomelinya.

"Kyu, jalan yang benar! Punggung umma sakit." Kesal Leeteuk.

"Mianhae umma.. Kyuhyun mohon, cepat selesaikan belanjanya ummaa.." pinta Kyuhyun memelas.

"Kau kenapa? Ini juga sudah selesai," Leeteuk memandang cemas wajah sang anak yang memucat.

"Gwenchana umma, makanya ayo cepat." Kyuhyun langsung melangkah cepat menuju kasir.

"Ya! Kyuhyun-ah, tunggu umma.. aish, ada apa dengannya," ujarnya sedikit teriak seraya mengikuti Kyuhyun dengan langkah yang cepat juga.

"Hyukkie-ah, dia sangat familiar wajahnya. Apa kita mengenalnya?" Donghae menunjuk kedepan tepat menuju orang yang berada di kasir.

"Nugu?" tanya Eunhyuk heran.

"Itu, yang pakai hoodie biru di kasir," Donghae terus melihat ke orang yang menurutnya familiar.

"Benar, wajahnya familiar. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Eunhyuk mengikuti Donghae menatap orang yang sedang mereka bicarakan. Tanpa berpikir panjang Donghae mendekati kasir. Eunhyuk mengikuti dibelakangnya.

"Sebentar, apa aku mengenalmu?" Donghae memegang bahu Kyuhyun supaya ia dapat melihat wajahnya. Mungkin sikap Donghae terlalu tidak sopan, tapi yang ada di otaknya, pasti dia mengenalnya. Pasti tak apa jika ia melakukan seperti itu.

kyuhyun menggigit bibir bawahnya, pasrah mungkin tindakan yang tepat saat ini. Ia cukup lama berpikir, mungkin Donghae dapat dipercayainya sebelum ia menoleh.

"Hei," panggil Donghae sekali lagi.

Kyuhyun akhirnya menoleh, membuat wajah duo hiperaktif mengerutkan dahinya.

"Kau?" Donghae menunjuk wajah Kyuhyun. Keringat Kyuhyun mulai membasahi wajahnya.

"Siapa kau? Apa aku mengenalmu?" tanya Donghae dengan tatapan polosnya.

gubraak

Kyuhyun hampir terjengkal, mengira Donghae memang mengenalnya. Kyuhyun menghela nafasnya. Ia heran dengan wajah dua orang yang didepannya. Apa memang polos atau bodoh, ck. Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku kira kalian berdua memang mengenalku," ujar Kyuhyun sewot. Bagaimana tidak, ia sudah mati-matian menahan degub jantungnya takut dikenali, ternyata..

"Eh? Suaramu?" tunjuk Eunhyuk tepat diwajah Kyuhyun, Kyuhyun yang ditunjuk hanya memutar bola matanya malas.

"Kau Kyuhyun? Kyuhyun bocah culun itu?" tanya Eunhyuk yang sudah mengenali Kyuhyun lewat suaranya.

"Ya! Sudah kubilang aku tidak culun. Dasar bodoh, mengenali orang saja tidak becus." Jawab Kyuhyun jengkel.

Plak..

"Ya kau bilang apa? Dan bagaimana bisa kau..?" Donghae masih setia menunjuk-nunjuk muka Kyuhyun seraya melototkan matanya kaget.

"Hei ikan, tak perlu memukulku. Dan tak perlu menunjuk-nunjukku seperti itu, aku bukan maling yang ketangkap basah." Sulut Kyuhyun tak terima seraya mengelus-ngelus kepalanya yang berdenyut sakit.

"Kau memang maling yang ketangkap basah pabbo! Dan bagaimana bisa orang culun sepertimu berubah tampan begini?" Eunhyuk terus menatap kagum Kyuhyun, Kyuhyun hanya memutar bola matanya jengah.

"Apa kalau pagi kau berubah jadi jelek dan ketika malam berubah tampan begini? Seperti kena kutukan begitu?" lanjut Eunhyuk.

"Ya! Mana ada cerita seperti itu," Donghae merasa kesal dengan Eunhyuk yang memuji Kyuhyun.

"Kau terlalu banyak baca dongeng noona," Kyuhyun makin bosan dengan tingkah dua temannya itu.

"Kyu, jelaskan pada kami." Tuntut Donghae.

"Kyu ayo pulang, ini sudah selesai." Panggil Leeteuk tiba-tiba.

"Akan aku jelaskan besok, ikan!" setelah berujar demikian Kyuhyun segera meninggalkan duo hiperaktif menuju ke parkiran mobil.

"Ya! Kyu.." panggil Donghae tidak terima ditinggal begitu saja oleh Kyuhyun.

"Dia tampan, bahkan punya mobil sekeren itu," puji Eunhyuk dengan mata berbinar.

"Ya! Hyukkie.. bagaimana bisa kau memuji pria lain di depan kekasihmu sendiri?" kesal Donghae.

"Dia memang tampan Hae, tapi kau juga tak ada duanya. Hehe" Eunhyuk segera meluruskan perkataanya, takut Donghae ngambek padanya.

"Aku harus menjelaskan apa pada dua orang pabbo itu?" Kyuhyun mengacak-acak rambutnya.

"Kyunnie, menyetir yang benar." Tegur sang umma.

"Ne, umma."

'huft, sepertinya aku memang harus menceritakan pada mereka berdua. Aku mempercayai kalian Hae, Hyuk..' untuk kesekian kalinya Kyuhyun mengela nafasnya.

-TOBECON-

hehehe ^^ maaf sebesar-besarnya dengan amat sangat keterlambatan FF ini, *bow

chapter ini juga sebelumnya sudah pernah dipublish di fb. dan memang saya lupa kalu saya punya akun disini Hehe

ditunggu chapter depan entah kapan *plak

semoga ada mood buat nulis ^^"