Chapter 3

EXO [The Extrasolarman]

Cast: EXO with HunHan and BaekYeol pairing

Genre: Action, Adventure, Friendship, Romance

Rating: PG

Disclaimer: Anggota EXO milik Tuhan tapi cerita ini milik saya sendiri.

Chanyeol mencoba bertanya tentang Sehun kepada Baekhyun disaat yang lainnya sudah kembali ke kamar masing-masing. Untungnya Chanyeol sekamar dengan Baekhyun sehingga ia tidak terlalu merasa gugup jika ingin bercakap-cakap. Awalnya Baekhyun sangat berat untuk memberitahu Chanyeol mengingat Sehun adalah masa lalu mereka yang kelam. Namun Chanyeol bersikeras ingin tahu tentang Sehun dan juga pemuda yang sedang mereka khawatirkan, Luhan.

"Jadi, siapa Sehun itu sebenarnya hyung? Kenapa Tao membencinya sedangkan Luhan hyung membelanya mati-matian. Aku akan tersesat disini tanpa kau beri tahu kepadaku tentang semuanya hyung. Sekarang aku bagian dari kalian juga." pinta Chanyeol yang sudah mati penasaran dengan kisah sebelumnya EXO. Dan sepertinya Baekhyun juga sudah tidak sanggup memendamnya sendirian.

"Pada awalnya Sehun adalah bagian dari kami, dia pengendali angin. Dulu dia sangat pendiam dan berbicara seadanya. Tapi setelah kami menemukan Luhan untuk bergabung dengan kami, Sehun mulai berubah. Karena Luhan sangat care terhadap Sehun. Mereka sudah seperti saudara sendiri. Mereka sangat dekat dan tak terpisahkan. Tapi sebuah kejadian yang mungkin tak terpikirkan oleh Luhan terjadi." jelas Baekhyun dengan mata yang sudah berkaca-kaca seperti tak sanggup untuk melanjutkan cerita tersebut. Tapi Chanyeol menenangkannya dengan mengusap-usap punggung Baekhyun.

"Sudahlah hyung, jika kau tak sanggup memberitahunya tidak apa-apa?" ujar Chanyeol mengurungkan niatnya karena melihat Baekhyun yang bergitu sedih. "Tidak, kau juga harus tahu. Aku juga tak sanggup merahasiakannya selama dua tahun ini!"

"Baiklah, hyung!"

"Saat kami masih tergabung dalam pasukan sebelas, seseorang menyandera Luhan. Diantara kami, Luhan-hyunglah yang paling susah mengedalikan kekuatannya. Kekuatannya sangat membutuhkan tenaga yang besar sedangkan kondisi tubuhnya makin lama makin memburuk akibat pemakaian telekinesis terlalu banyak. Sehun dan Tao berusaha menolong Luhan. Tapi tanpa mereka pahami, Sehun menjadi penghianat diantara kami. Dia bergabung dengan komplotan yang menyandera Luhan-hyung. Saat itu Sehun tak dapat berfikir jernih lagi, dia menerima tawaran itu tanpa berfikir panjang karena dia pasti tahu kalau tidak ada jalan lain selain hal itu. Dia hanya memikirkan keselamatan Luhan, bukan dirinya. Saat itu Tao sangat marah dan kecewa terhadap Sehun. Hingga saat ini, dia merasa sangat sakit jika mengingat nama Sehun. Tapi yang lebih menyakitkan lagi, Luhan kehilangan kekuatannya selama beberapa tahun karena pengaruh depresi dan obat pelemah yang diberikan si penyandera. Mereka sangat mengetahui kelemahan kami,"

"Kelemahan kami adalah Luhan-hyung. Dan kami mengetahui bahwa Sehun memendam sebuah rasa terhadap Luhan hyung. Rasa yang lebih dari seorang adik kepada kakaknya, rasa yang dimiliki Sehun adalah sebuah rasa memiliki Luhan sepenuhnya. Dia mencintai Luhan. Tapi yang dia lakukan itu salah." jelas Baekhyun panjang lebar dan berakhir dengan sebuah isak tangis yang susah untuk dihentikan dari bibirnya. Chanyeol merasa miris dengan kisah nyata itu. Jika dipikirkan baik-baik, Tao tidak pantas memusuhi Sehun karena Sehun mengorbankan kepercayaan semua orang untuk menolong Luhan dari kematian. Tapi disisi lain mereka tidak bisa menyalahkan Tao untuk membenci Sehun. Karena dalam hatinya Tao juga merasa berat untuk membenci Sehun. Egonya terlalu tinggi. Mungkin.

"Sudah cukup ceritanya, Baekhyun!" Xiumin yang sudah sedari tadi mengikuti alur cerita mereka dari balik pintu akhirnya keluar. Ia berjalan dengan membekukan semua hal yang ia lewati hingga sampai ke tempat Chanyeol dan Baehyun berdiri. "Kau tidak berhak memberitahu anak ini tentang penghianat itu, karena dia Luhan jadi begini!" ujarnya dengan tatapan sini kearah Chanyeol. "Apa maksudmu hyung?" tanya Baekhyun.

"Kondisi Luhan melemah!" jawabnya tertunduk dalam, Chanyeol dan Baekhyun terkejut dengan berita tersebut. Padahal beberapa saat yang lalu Kai memberitahu mereka bahwa Luhan baik-baik saja. "Bukannya dia baik-baik saja beberapa waktu yang lalu?"

"Dia keluar tanpa sepengetahuan yang lain dengan cuaca hujan seperti ini. Dan Kris menemukannya di luar dalam keadaan kristis. Lay tak bisa berbuat banyak karena kekuatannya saat ini masih terbatas. Luhan benar-benar tersiksa gara-gara penghianat itu!" jelas Xiumin dengan pehun emosi yang meluap setelah menyebut-nyebut si penghianat itu.

"Hyung, dia bukan penghianat, dia melakukan hal ini demi menolong Luhan dan yang lainnya. Kenapa tidak ada satu orang pun yang percaya dengan pengorbanan Sehun. Dan kau menyebutnya penghianat seenak perutmu hyung!" ucap Baekhyun dengan penuh amarah dan mulai muak dengan semua sifat kekanakan mereka yang terlalu kejam terhadap Sehun.

"Apa maksudmu hah?" ujar Xiumin setengah berteriak dan mengendalikan kekuatan esnya dengan membekukan Baekhyun namun dengan cepat ditepis oleh seekor burung Phoenix yang terbang diantara Chanyeol dan Xiumin seperti membuat tameng untuk melindungi Baekhyun. Es yang dilancarkan Xiumin meleleh dan menjadi air kembali. "Cukup hyung, kau boleh menyalahkanku tapi jangan serang Baekhyun. Walaupun aku orang baru disini, tapi aku menganggap perkataan Baekhyun itu benar" ujar Chanyeol membela dan melindungi Baekhyun. "Tahu apa kau tentang kami hah?" ujar Xiumin yang mulai geram dengan sifat kepahlawanan Chanyeol.

"Cukup, kalian membuatku muak. Tidak ada gunanya bertengkar seperti ini. Luhan-hyung tidak akan kembali sehat setelah melihat perselisihan kalian seperti ini!" ujar seseorang yang menurut Chanyeol belum ia kenal. "Kyungsoo? Chen? Heh, kalian rupanya. Kemana saja kalian?" tanya Xiumin masih dengan nada sarkastiknya, seperti bukan Xiumin yang biasanya. "Ya kami kembali dan membawa sebuah kejutan untukmu hyung!" ujar Kyungsoo dengan penuh semangat. Dan disambut pula dengan senyuman riang dari Chen. Xiumin hanya diam padahal ia merasa penasaran dengan hadiah apa yang dibawa oleh mereka. Chen fan Kyungsoo berjalan kearah Xiumin berdiri dan membungkuk seperti ingin berbisik.

"Siapa dia? Apakah anggota baru yang Kris bicarakan?" tanya Chen pada Xiumin. Pemuda tembem itu mengangguk dan memandang sinis kearah Chanyeol. "Dia Chanyeol, pengendali api!"

"Oh, Chanyeol. Aku Chen pengendali petir dan Kyungsoo pengendali tanah. Salam kenal!" sapa Chen dengan senyuman. "Ya, salam kenal!" balasnya dengan senyuma pula.

"Jadi apa kejutan yang kau bawa, dongsaeng-ah?"

"Aku!" ujar sebuah suara yang sangat ia kenali dari ambang pintu berdiri dengan gagahnya tanpa bimbang dan tanpa ketakutan sama sekali. Xiumin membelalakan matanya memandang tak percaya dengan apa yang dibawa oleh duo pemilik suara indah itu.

"Kau?"

Lay masih duduk memandangi Luhan yang masih dalam keadaan kritis. Ia menyesal tidak dapat menyembuhkan Luhan sepernuhnya. Alat bantu pernapasan juga sudah membantunya untuk tetap bertahan hidup. Yang dibutuhkan Luhan saat ini hanya satu, yakni keberadaan Sehun. Sehun yang merupakan separuh jiwanya, sumber kehidupannya, dan orang terpenting bagi hidupnya. Luhan hanya butuh Sehun. "Bagaimana keadaanya?" tanya Suho

"Tidak ada kemajuan apapun, aku jadi merasa tak berguna tidak bisa membantunya pulih, hyung!" jawab Lay dengan raut wajah yang sangat sedih. Suho mengacak-acak rambut Lay dengan penuh perhatian. "Tenang, dia pasti akan sembuh. Kau tenang saja Yixing!" ujarnya tersenyum lembut.

"Ne, hyung. Gomawo!"

"Kau. Berani sekali kau menginjakan kakimu disini setelah apa yang kau lakukan kepada kami!" Xiumin benar-benar tidak puas dengan kejutan yang diberikan Chen dan Kyungsoo padanya. Esnya kali ini benar-benar membekukan semuanya dengan cepat dan sangat tebal. Chen yang tidak sempat menghindar akhirnya terkena bekuan es Xiumin. Sedangkan yang lain berhasil menghindar. Chanyeol memanggil burung Phoenixnya dan memerintahkannya untuk melelehkan bekuan es pada Chen. Dan alhasil, Chen jadi basah kuyub. Orang yang menjadi sasaran utama tersebut terbang dengan bantuan angin tornado kecil dibawah kakinya yang membantu dia tetap menjaga keseimbangan di udara.

"Hyung, aku datang ingin menyampaikan sesuatu. Bukan untuk berkelahi!"

"Apa kau bilang?"

"Pasukan Block akan datang menyebu markas ini dalam waktu dua hari dari sekarang!" jelas Sehun kepada para hyungya dengan wajah datar. "MWOO? Katakan kau sedang bercanda Sehun-ah!" teriak Chen yang masih basah kuyub karena lelehan es Xiumin. Karena teriakan Chen yang melengking, membuat Tao keluar dari kamarnya. Dan betapa terkejutnya ia melihat sosok Sehun melayang-layang membelakangi dirinya. Tao tersenyum sinis dengan tatapan mata yang berbeda, sulit diartikan tatapan apa yang dia berikan kepada Sehun. Tao berjalan dan menarik Sehun turun lalu merangkul bahunya dengan erat. "Akhirnya, kau kembali. Sudah waktunya ya?" bisik Tao ke telinga Sehun yang sukses membuatnya merinding. Sehun bergiding ngeri tapi yang ia lakukan hanya merespon dengan senyuman sinis. "Yeah!"

tbc