Buat Casper, ini happy ending loh :D

Silahkan baca^^


...


Life or Love?

Kyumin Version.

This story belongs to me

KyuMin, KyuBum!Brothership, SiBum, HaeHyuk, and others

Are belongs to God, Themselves, and their couple

Genre :

A little bit of Romance, Friendship, Hurt/Comfort, Fluffy, Angst

Rating : T

Length : Twoshoot

Summary :

Hidup itu, bukan hanya sebuah kesenangan yang akan kau ambil.

Tetapi, ketika kau akan menangis, tertawa dan merasa sakit, semuanya akan kau rasakan.

Ya, itulah hidup.

Sekalipun penyakit menyerangmu, dan membuatmu lemah,

Namun, ketahuilah, masih ada cinta yang dapat membuatmu bangkit kembali dan melihat dunia.

Karena cinta itu, menerima apa adanya, menerima apapun keadaan mu dan dia.

Warning :

Yaoi, BL, BoyXBoy, Shonen-ai, OOC! AU!

A/N :

Don't like don't read!

If you don't like, just go out.

Just tell me about your beautifully fanfic if you want to flame this fic.

Think again before you do that.

Thank you~

Enjoyed it, and please give me feedback~

And thank you again^^


.

.

Life or Love?

.

KyuMin Version

.

Present by Fujimoto Yumi

.

.


Hari-hari terus berjalan. Kini Sungmin dan Kibum sering mengerjakan skenario itu di rumah Kibum yang membuat Sungmin lebih sering bertemu dengan Kyuhyun. Sesekali, saat mereka bertemu pandang, Sungmin akan tersenyum pada Kyuhyun yang membuat namja itu membalas senyuman Sungmin dengan gugup kemudian menunduk. Terlihat lucu. Dan itu membuat Kibum terkekeh.

Saat ini Sungmin sedang berada di kamar sederhana Kibum. Dengan dirinya yang sedari tadi tersenyum tidak jelas karena berhasil berjabat tangan dengan Kyuhyun setelah beberapa kali bertemu, ia ingin sekali memegang tangan Kyuhyun. Kenapa? Pasalnya, setiap kali bertemu dan ingin berjabat tangan, alasan Kyuhyun tetap sama, tangannya kotor.

Seandainya Sungmin tahu bahwa alasan sebenarnya adalah bukan karena itu. Apakah dia akan tetap..menyukai Kyuhyun?

"Hyung?" panggil Kibum. Tetapi Sungmin masih sibuk dengan acaranya, tersenyum sambil mengusap-usap tangannya. Kibum geleng-geleng lalu menepuk bahu Sungmin. "Sungmin hyung!"

"Ah! Ne, Kibummie? Waeyo?" balas Sungmin yang sebenarnya merasa kaget. Kibum tertawa kecil. "Ckck hyung-hyung. Jatuh cinta sih jatuh cinta. Ngga gini juga kali," cibir Kibum setelah beberapa kali ia memanggil Sungmin namun tak di respon. "Aish! Kau ini apaan sih. Hah dasar. Ya sudah ya sudah. Ada apa?"

Alis Kibum bertaut kesal. "Huh, kau ini. Nih lihat, aku sudah memikirkan dengan matang dan mengetiknya sampai adegan ini. Menurutmu bagaimana?" ucap serta Tanya Kibum. Sungmin mengambil laptop Kibum lalu membacanya dengan seksama. Kemudian, sebuah senyum terpatri di bibirnya. "Keren! Benar-benar tertata rapi Kibummie. Tidak ada typos atau yang lainnya. Konfliknya juga sudah terlihat. Baiklah, kajja kita teruskan," puji Sungmin setelah membaca apa yang Kibum ciptakan.

Kibum hanya mengangguk-angguk lalu kembali fokus, tentunya dengan Sungmin kali ini.


...


'TOK TOK TOK'

Suara ketukan pintu membuat Kibum maupun Sungmin melihat ke arah yang sama. Lalu setelahnya, Kibum pun bersuara. "Masuk saja."

'Cklek'

"Hyung?" suara Kyuhyun yang sudah sangat di hapal Kibum pun membuat namja itu tersenyum. Sungmin di sampingnya pun melakukan hal yang sama. Setelahnya, Kibum pun bersuara. "Ne Kyunnie, waeyo? Ada masalah?" Tanya Kibum lembut. Kyuhyun melirik Kibum sesekali, ia masih berdiri di depan pintu sampai akhirnya Sungmin menyuruhnya masuk. "Kyu, kau masuk saja. Ngga enak tahu berdiri begitu di depan pintu pula."

Kalimat itu berhasil membuat jantung Kyuhyun semakin berdetak cepat. Kyuhyun hanya menunduk lalu menatap Kibum. "Aa..hanya ingin bilang, kata umma di suruh ambilkan cemilan. Annyeong," kata Kyuhyun cepat-cepat dan meninggalkan kamar Kibum. Membuat Sungmin tak berkedip dengan apa yang tadi ia lihat. "Aish! Aku salah ya?" gumamnya membuat Kibum terkekeh.

Kibum bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Sebelumnya, ia pamit pada Sungmin. "Hyung, aku ambil cemilan dulu ya?" pamitnya dan Sungmin hanya mengangguk. Setelahnya, ia hanya menatap pintu yang baru saja di tutup Kibum.

Beberapa menit kemudian, Sungmin merasa bosan. Ia memutuskan untuk keluar dari kamar itu. Tujuannya satu. Yaitu kamar Kyuhyun. Ia begitu penasaran pada adik dari hoobae merangkap sahabatnya itu. Ya, dia penasaran.


...


"Aish bodoh! Kenapa kau tadi langsung kabur sih, Cho Kyuhyun?" maki Kyuhyun pada dirinya sendiri. Ia tidak habis pikir, kenapa ia begitu pemalu dan ingin sekali menghindar jika bertemu dengan Sungmin.

Kyuhyun melirik pintu kamarnya, sebenarnya ia ingin sekali ke kamar hyungnya sekarang. Sekadar ingin meminta maaf karena tiba-tiba pergi begitu saja. Tetapi—"Aish!"

Kyuhyun bingung, sampai akhirnya ia memutuskan untuk membuka diary nya. Kembali menuliskan apa yang ada di dalam pikirannya. Lee Sungmin. Orang yang membuatnya seakan merasa berbeda.


Seoul, 11 April 20xx

Musim Semi

Tuhan, Tuhan, Tuhan~~ Ada apa dengan diriku? Apa aku benar-benar jatuh cinta? Tetapi..aku harus sadar diri 'kan? Aku lemah, dan pasti aku tidak bisa menjaga dia. Aku tahu aku siapa? Tapi..aku benar-benar jatuh cinta.

Kau tahu? Jantungku selalu berdetak dua kali lebih cepat jika melihat atau mengingat wajahnya. Apa..wajahnya itu benar-benar membuatku lupa siapa diriku? Aku tidak tahu harus bagaimana? Aku tidak tahu apa reaksinya jika tahu bahwa aku..menyukainya. Oh Tuhan, mengapa jadi sesulit ini?

Aku..benar-benar jatuh cinta.


...


'Cklek'

"Kyuhyun?"

'DEG DEG DEG'

'Ah, jantungku?' batin Kyuhyun reflex memegang dadanya. Ia menoleh dan mendapati Sungmin yang sudah memasuki kamarnya. Kyuhyun memasukkan buku diary nya dan menatap Sungmin. "Aa..ada apa S-sungmin hyung?" Tanya Kyuhyun gugup.

'DEG DEG'

'S-senyumnya..indah,' batin Kyuhyun berseru lagi.

"Haha, kenapa kau segugup itu sih? Ohya, tadi kau sedang apa?" ucap serta Tanya Sungmin. Kyuhyun hanya tersenyum kecil. Kemudian menggaruk belakang kepalanya. "Aa..tidak ada. H-hanya menulis d-diary, hehe," balas Kyuhyun ragu-ragu namun tersenyum membuat Sungmin tak berkedip. Tak lama, Sungmin juga tersenyum kepada Kyuhyun. "Begitu yah."

Hening. Tidak ada yang berbicara di antara mereka berdua. Sampai akhirnya Kyuhyun ingat, untuk apa Sungmin ke kamarnya?

"Ah, ada apa h-hyung ke sini?" Tanya Kyuhyun. Sungmin mendongak menatap namja itu. "Eum, tidak tahu. Aku hanya bosan berada di kamar Kibum yang sedang mengambil cemilan. Jadinya..aku ke sini. Kamu ngga suka yah?" jawab serta Tanya Sungmin. Dengan cepat, Kyuhyun menggeleng. "A-aniyo. A-aku hanya heran saja, hehe."

'Lagi! Senyum itu begitu indah Tuhan!' seru batin Sungmun. Entah mengapa ia sangat menyukai senyuman Kyuhyun.

"Aa..aku kira ada apa," ujar Kyuhyun. Sungmin hanya menggeleng dan melihat-lihat sekeliling kamar Kyuhyun. Kemudian berdecak kagum. "Desain kamarmu bagus yah? Lebih bagus dari Kibum, hehe. Kelihatan juga bahwa semangatmu lebih besar daripada Kibummie," ucap Sungmin membuat Kyuhyun tersentak saat mendapat pujian seperti itu. "Aa..begitu yah. Hehe terimakasih hyung."

Diam. Lagi-lagi diam. Tak ada yang berniat memulai percakapan. Keduanya saling memandang dan melempar senyum termanis yang mereka punya.

Sungmin merasa kagum melihat semangat yang ikut terpancar melalui senyuman yang selalu Kyuhyun tunjukkan. Ia bisa tahu, dari senyuman itu, bahwa namja di depannya ini memiliki semangat juang yang kuat. Ia..benar-benar kagum.

Sampai akhirnya, sebuah pertanyaan keluar dari mulutnya. "Kamu sudah punya pacar Kyu?"

'DEG DEG DEG'

"Aa..tadi hyung Tanya apa?" Tanya Kyuhyun balik. Sungmin mengerjap pelan kemudian bertanya lagi. "Memang aku Tanya apa?"

"Eh?" Kyuhyun merasa heran. Kok? Sungmin bisa lupa? Jangan-jangan Sungmin punya penyakit lupa lagi. "Aniyo. Lupakan saja," balas Kyuhyun kemudian kembali menatap lantai kamar. Dan pertanyaan Sungmin, lagi-lagi membuat ia merasa heran. "Kita teman 'kan?"

"Eh? Kenapa tiba-tiba Tanya begitu?" balas Kyuhyun. Sungmin hanya tersenyum lalu menggeleng. "Ngga tahu. Entah kenapa aku ingin sekali lebih dekat denganmu, hehe," kata Sungmin membuat Kyuhyun tersentak. "Aa..arraseo. Teman Kibum hyung adalah temanku juga."

"Begitu ya? Kalau begitu kita teman, ne?"

"Ne hyung!" dan keduanya hanya bisa tersenyum. Membuat semburat tipis hadir di pipi keduanya.


...


Jika kau melihat ke atas langit, dan di sana kau menemukan senyuman seseorang. Apa yang akan kau lakukan?

Saat kau bertanya pada Kyuhyun, jawabannya adalah, "Pasti orang itu kini sedang tersenyum cerah untuk semua orang."

Jika kau di hadapkan pada kenyataan yang membuatmu ingin meninggalkan dunia. Kau tahu? Mungkin, kau akan terus berteriak untuk pergi. Tetapi, jawaban Kyuhyun bukanlah seperti itu. Ia akan menjawab, "Ini semua hanya sebuah ujian agar kau menjadi orang yang bertakwa. Itulah yang aku tahu dari Siwon hyung juga appa. Bagaimana kalau kita percaya saja? Lagipula, hidup ini sempurna kok, dengan adanya berkah Tuhan di setiap langkah kita."

Tersenyum. Untuk semua orang Kyuhyun lakukan. Tidak peduli sesakit apa kenyataan yang ada di depannya. Yang jelas, ia begitu mencintai hidupnya. Sekalipun ia tidak bisa bergerak pun, ia yakin, bahwa ia masih memiliki appa, umma juga hyung yang begitu mencintainya. Itulah yang selalu Kyuhyun percayai.

Karena itulah—"Aku sangat mencintai mereka!" seru Kyuhyun setiap waktu yang ia punya.


...


Musim semi hampir berakhir. Dan musim panas akan datang menghampiri. Sungmin terduduk di atas bangku taman kampus. Ia memandang langit. Dadanya berdenyut sakit ketika mendengar percakapan Kibum dengan Siwon.

Kyuhyun? ALS? Apakah..itu benar?


~Flashback~


"Hiks hiks," lagi-lagi Kibum menangis. Sungmin sering melihat Kibum menangis dengan Siwon di sampingnya. Tetapi ia tidak pernah tahu apa sebabnya. Sampai akhirnya..ia tahu yang sebenarnya.

"Bummie~ sampai kapan kau mau menangis, eoh?" tegur Siwon masih sambil memeluk Kibum. Kibum tak bergeming. Ia masih setia dengan tangisannya. Sampai akhirnya, namja cantik itu bersuara. "A-aku hiks, Wonnie, kau tahu? Semalam..K-kyuhyunnie, hiks, tidak bisa menelan makanannya..hiks..hiks," ucap Kibum membuat Siwon semakin memeluknya. Memberikan sang kekasih kekuatan.

Tak jauh dari sana, Sungmin bisa mendengarnya. Kyuhyun? Tidak bisa menelan makanannya? Kenapa?

"ALS itu..hiks..semakin menggerogoti tubuhnya. Aku takut..ini sudah tahun kedua Wonnie~ aku takut. Kau tahu 'kan? Penderita ALS hanya bertahan sekitar 2-5 tahun, dan ini—"

"Ssstt—Kyuhyun akan baik-baik saja. Percaya padaku, eoh?"

"Wonnie—"

"Bummie please, I'm hurt when you cry. Please, Bummie," ucap Siwon membuat Kibum menatapnya. Kibum membawa tangannya dan menangkup kedua pipi Siwon dengan kedua tangannya. "Mianhe, mianhe, mianhe Wonnie. Mianhe, hiks, saranghae, cup," ujar Kibum yang ia akhiri dengan sebuah kecupan.

Siwon hanya mengangguk lalu mengecup bibir Kibum lagi sekilas, kemudian menarik namja itu kepelukannya. Memberikan kehangatan dan kekuatan.


~Flashback End~


Pikiran Sungmin melayang ke beberapa tahun lalu. Ketika ia..kehilangan sang adik dengan alasan yang sama. ALS.

Ryeowook, adik Sungmin, merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga Lee. Ibu Sungmin juga menderita penyakit itu. Karena menurutnya, penyakit ini adalah penyakit keturunan. Yang akhirnya awalnya di miliki oleh neneknya, kemudian ibunya dan berakhir pada adiknya, Lee Ryeowook.

ALS atau Amyotrophic Lateral Sclerosis adalah penyakit yang menyerang neuron-neuron (sel-sel syaraf) motorik pada tulang belakang dan batang otak sehingga mengakibatkan kelumpuhan secara bertahap keseluruh organ tubuh bahkan kelumpuhan dalam mengfungsikan paru-paru untuk bernafas. Penderitanya terjebak dalam tubuhnya sendiri karena tidak mampu menelan, berbicara atau bahkan bernapas. Pasien ALS biasanya meninggal dalam waktu 2-5 tahun.

Sungmin sangat tahu penyakit itu. Karena ia..mengalami saat-saat ia merawat sang adik. Menangis setiap hari ketika secara perlahan, ia melihat sang adik yang tak bisa berjalan, kemudian memegang sumpit, menelan ludah, sampai akhirnya tak bisa berbicara.

Sampai saatnya, penyakit itu benar-benar menyerang dan menguasai tubuh Ryeowook, yeoja kecil itu hanya bisa berbaring di atas tempat tidur. Tanpa berkedip, tanpa bergerak sedikitpun. Tetapi dengan hati juga pikirannya yang masih berfungsi.

Sungmin selalu menangis jika mengingat hal itu. Dan sekarang..ia di hadapkan pada seseorang..yang menderita penyakit yang sama? Orang yang ia sukai? Tuhan, kenapa kau begitu tega?, batinnya.

Tetapi, Sungmin pernah mendengar, bahwa ada satu dari sekian banyak orang penderita ALS bisa sembuh? Bagaimana mungkin? Berkata bahwa itu keajaiban. Semoga saja itu juga terjadi pada Kyuhyun.

Sungmin masih memandang langit yang perlahan berubah jingga. Di sana ada sang adik yang tersenyum.

"Wookie-ah, oppa..kau tahu? Oppa mencintai seseorang yang sama sepertimu. ALS, kau tahu itu? Hiks," Sungmin masih menangis. Sungmin..tak ingin kehilangan lagi.

"Tapi oppa yakin, bahwa Tuhan menyayanginya. Dia..pasti sembuh.." ucapnya lirih menggenggam erat ponsel di tangannya. "..karena Tuhan tahu bahwa oppa mencintainya. Ya, benar. Karena Tuhan sangat baik. Oppa percaya itu."

Dan beriringan dengan semakin banyak air mata yang mengalir dari mata Sungmin, bersamaan dengan itu..kau tahu? Tuhan pasti selalu mendengar kita. Percayalah, bahwa para malaikat berbondong-bondong untuk menyampaikan doa mu, yang kau tujukan untuk dia, yang kau cintai.


...


Sungmin berjalan pelan bersama Kibum juga Siwon di kompleks rumah mereka. Sesekali Sungmin mendongak menatap cakrawala, dengan Kibum di sampingnya yang terus menggenggam erat tangan Siwon.

Sungmin iri sebenarnya. Kapan ia akan seperti itu bersama Kyuhyun? Ups.

"Kibummie~ setelah kerja kelompok nanti, boleh aku mengajak Kyuhyun—"

"Tidak!"

"Eh? Aku 'kan—"

"Hyung ingin mengajaknya keluar 'kan?" Tanya Kibum yang Sungmin balas dengan anggukan. "Tidak hyung. Jika mau di rumah saja. Tidak usah kemana-mana," balas Kibum kemudian melepas genggaman Siwon dan berjalan terlebih dahulu. Alis Sungmin bertaut, kemudian menyahut pelan. "Apa karena Kyuhyun sedang sakit?"

'DEG DEG DEG'

Tak ada jawaban. Kibum pun berhenti berjalan. Sungmin berucap lagi. "Apa karena dia sedang sakit? Apa karena kau amat sangat menyayanginya? Aku tak boleh pergi keluar dengan—"

"Kau sudah tahu hyung. Kenapa masih bertanya?"

"Kibummie—?"

"Sudahlah. Kajja kita cepat. Ini sudah terlalu sore," ajak Kibum kemudian meninggalkan Sungmin juga Siwon di belakang. "Mianhe hyung. Kibummie, memang seperti itu," ucap Siwon merasa bersalah. Sungmin hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

'Begitu ya? Kau lebih posesif daripada aku, Kibummie.'


...


"Sungminnie sudah mau pulang?" Tanya Heechul saat melihat Sungmin akan keluar dari pintu rumahnya. Sungmin berhenti dan membungkuk kemudian tersenyum. "Ne ahjuma. Umma sudah menyuruhku untuk pulang. Mianhe merepotkan. Selamat malam, ahjuma, ahjushi, Kibummie, Kyuhyun-ah," ucap Sungmin lalu beranjak keluar dari pintu rumah itu. "Ne, hati-hati," teriak Heechul dari dalam.

Sungmin berjalan menyusuri kompelks rumah itu. Sambil memandang langit. Lagi-lagi, semuanya seakan terekam kembali. Ia sama dengan Kibum. Tetapi mengingat bagaimana sifat Kibum jika sudah menyangkut tentang Kyuhyun, membuatnya merasa..Kibum terlalu berlebihan. Sungmin bisa merasakan apa yang Kibum rasakan. Tetapi..

"Aku benar-benar tahu Bummie, aku tahu apa yang kau rasakan. Tapi kenapa kau harus seperti ini sih?"


...


"Kibummie ayolah~ hanya di sekitar rumahmu loh~ 'kan rumahmu itu langsung berhubungan dengan alam 'kan. Kibummie boleh ya—"

"Tidak hyung!"

"Kibummie?"

"Aku bilang tidak ya tidak! Kau mau Kyuhyun tambah sakit? Kalau kau tahu Kyuhyun sedang sakit kenapa kau memaksa untuk mengajaknya pergi? Tidak-tidak-tidak!"

"Kau egois Kibum! Aku mencintai adikmu! Mana mungkin aku mencelakainya!"

"Terserah. Sekali tidak tetap tidak!"

"Cho Kibum!"

"Terserah!"

"Aish!"


...


"Hiks," suara isakan itu kembali terdengar. Cho Kibum, menutup mulutnya menahan agar isakan tak lagi keluar. Siwon sudah di belakangnya. Ia melihat bagaimana tadi sang kekasih dan Sungmin bertengkar. Er..mungkin bukan bertengkar. Tetapi, setidaknya, lagi-lagi ini berhubungan dengan Kyuhyun 'kan?

"Bummie~"

"Hiks..Wonnie~" ucap Kibum langsung memeluk Siwon saat ia mendengar namja itu memanggilnya. Kibum menyembunyikan tangisan di dada Siwon. Mencari ketenangan. Selalu berakhir seperti ini. Apakah Kyuhyun merupakan kunci kelemahan bagi seorang Cho Kibum? Dan jawabannya adalah iya!

"Berhenti seperti ini. Sungmin hyung hanya—"

"Kau tidak tahu!"

"Aku tahu! Kau terlalu posesif!" balas Siwon cepat membuat Kibum menatapnya. "Wae? Kau membelanya!"

"Tidak! Aku mengatakan yang sebenarnya. Kalau seperti ini—kau sama saja melarang Kyuhyun untuk jatuh cinta!"

"Tapi Kyuhyun milikku!"

"Dia milik dirinya sendiri Kibummie. Kau itu milikku, dan aku milikmu. Jadi kau tidak bisa memiliki siapapun lagi," ucap Siwon lembut. Kibum menggeleng. "Kyuhyunnie milikku, hiks."

"Kibummie please~"

"Andwae~ Kyuhyunnie milikku Wonnie, dia milikku. Hiks..hiks."

Lelah sudah. Beginilah Cho Kibum. Siapa yang bisa membuat ia menurut? Hanya Kyuhyun. Karena ia..begitu mencintai sang adik sehingga ia akan melakukan apapun yang Kyuhyun mau.

"Seandainya aku yang menderita penyakit ini, mungkin aku akan membiarkan Kyuhyun keluar kemana pun, tetapi kenyataannya, dalam keturunan appa, anak bungsulah yang berpotensi dan kenyataannya kau tahu 'kan Wonnie? Aku tidak mau kehilangan Kyuhyun, hiks..hiks," ujar Kibum setelah sadar apa yang ia lakukan. Ia—menyakiti Siwon. Siwon semakin memeluknya, "Sstt..sudahlah. Aku tahu Bummie. Aku tahu," balas Siwon dan membiarkan Kibum terus menangis dalam dekapannya. Karena hanya inilah yang bisa Siwon lakukan.

Tak ada lagi yang bisa ia lakukan kecuali memberikan tempat bagi Kibum untuk menangis.


...


'TING TONG'

"Sebentar," teriak orang dari dalam. Namja itu masih berdiri menunggu sampai akhirnya sang pemilik rumah membukakan pintu. "Ah, Sungminnie. Ada apa? Kibummie sedang di—"

"Aku ke sini mau ketemu Kyuhyun, ahjuma. Dia ada?" ucap namja yang ternyata adalah Sungmin. Heechul, hanya tersenyum kemudian mengangguk. "Oh, ketemu Kyunnie, toh. Ne, dia ada di taman belakang. Langsung ke sana saja, ne?"

Sungmin mengangguk dan mulai menyusuri rumah itu. Mungkin, Heechul akan mengizinkannya membawa Kyuhyun keluar rumah. May be.


Sungmin sampai di taman belakang rumah keluarga Cho. Ia melihat Kyuhyun yang duduk menghadap kolam. Heyo~ ini 'kan musim panas? Dan pasti, cuaca begitu panas. Kenapa Kyuhyun berada di luar?

Sungmin berjalan pelan menghampiri Kyuhyun, kemudian ia duduk di samping namja itu membuat Kyuhyun berjengit kaget. "Ah! S-sungmin hyung?"

Sungmin hanya tersenyum melihat kekagetan Kyuhyun. Kemudian, ia mengambil tangan Kyuhyun dan di genggamnya. Entah kenapa Sungmin melakukannya. Yang jelas, ia ingin sekali menggenggam tangan namja itu. "S-sungmin hyung.."

"Wae? Kau tidak suka? Padahal aku suka loh memegang tanganmu, hehe," ujar Sungmin cepat sebelum Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya. Kyuhyun menggeleng, dan satu tangannya menutup buku diary nya. Meletakkannya di meja yang ada di sampingnya. Kyuhyun heran kenapa Sungmin ada di sini, dan dia pun bertanya. "Kenapa hyung di sini? Kibum hyung 'kan belum pulang."

"Aku ingin bertemu denganmu. Tidak boleh yah?"

"Eh? Aku?" Sungmin mengangguk. "Iya kamu. Kenapa? Kamu heran?" Tanya Sungmin yang di balaskan anggukan oleh Kyuhyun. "Ngga tahu kenapa, aku..kangen sama Kyuhyunnie, hehe."

'DEG DEG DEG'

"Aa..h-hyung jangan bercanda,"

"Aku serius loh. Kok bercanda?"

"Tapi..nanti pacar hyung marah lagi,"

"Aku ngga punya pacar Kyu~" balas Sungmin kemudian bangkit dari duduknya. Ia berjalan kemudian berdiri di belakang kursi roda yang Kyuhyun duduki. Memang, sekarang ini Kyuhyun menggunakan kursi roda. Mengingat, beberapa kali ia tidak bisa menggerakkan tangannya.

Sungmin membungkuk dan berbisik di telinga Kyuhyun. "Mau jalan-jalan keluar tidak?" Tanya Sungmin. Namun Kyuhyun menggeleng. "Mianhe hyung. Tapi aku.."

"Wae? Cuma di sekitar sini kok," ajaknya lagi. Kyuhyun bersuara lagi. "A-aku mau sih keluar tapi—"

"Tidak boleh!" seketika, keduanya menoleh kea rah sumber suara. Di sana, berdiri Cho Heechul dengan sebuah nampan di tangannya. "Kau tidak boleh membawa Kyuhyun kemana-mana."

"Tapi ahjuma.."

"Aku bilang tidak Lee Sungmin!"

"Ahjuma~"

"Tidak!" Heechul meletakkan nampan itu di meja di samping kursi roda Kyuhyun, kemudian menarik Sungmin keluar. "Jika kau ke sini hanya mau membuat Kyuhyun tambah sakit, sebaiknya kau pulang!"

"Tapi ahjuma aku.."

"Aku bilang tidak boleh, Sungmin. Hiks, aku bilang tidak!"

"Ahjuma aku hanya ingin mengajaknya di sekitar si—"

"Tidak! Ku bilang tidak ya tidak! Kau tidak tahu kalau udara luar bisa membuatnya tambah sakit! Kau mau membunuhnya, hah? Kau tidak tahu kalau aku sangat mencintainya. Aku tidak mau kehilangan Kyuhyun-ku!"

"Kalau begitu ahjuma juga harus tahu! Aku juga mencintai anakmu. Aku hanya ingin mengajaknya melihat dunia!"

"Kau tidak mengerti Sungmin. Kau tidak mengerti! Kau tidak melihat bagaimana keadaannya ketika appanya pertama kali mengajak Kyuhyun keluar setelah sekian lama. Kau tidak tahu 'kan kalau Kyuhyun langsung terjatuh tidak berdaya. Kau tidak tahu! Kau tidak pernah tahu, hiks!"

"Ahjuma.."

"Umma..aku juga, mencintainya,"

"Kyu?" ucap keduanya setelah mendengar apa yang terucap dari bibir Kyuhyun. Tetapi, ego Cho Heechul masih berkuasa. "Tidak! Pergilah, aku tidak akan membiarkanmu membuat Kyuhyun-ku tambah sakit! Tidak! Aku sangat mencintainya."

"Ahjuma aku juga sangat mencintai Kyu—"

"Pergi!"

'BLAM'

"Ahjuma! Hiks," teriak Sungmin dari luar dengan di akhiri isakan yang melolos indah keluar dari bibirnya. Sungmin jatuh terduduk di depan pintu rumah keluarga Cho. Ia semakin menangis mengingat Kibum dan Heechul ahjuma, sama seperti dirinya dan sang appa ketika Ryeowook masih ada.

"Wae? Kalian melarang Kyuhyun untuk jatuh cinta? Wae? Dia butuh dunia luar, hiks, dan aku mencintainya ahjuma! Aku benar-benar mencintai Kyuhyun!" ucap Sungmin yang akhirnya berubah menjadi teriakkan. Heechul bisa mendengarnya, Kyuhyun pun juga. "Pergilah! Dan jangan lagi berhubungan dengan Kyuhyun!"

"Tapi ahjuma.."

"Tidak Sungmin, tidak! Aku tidak mau terjadi apa-apa pada Kyuhyun. Andwae! Hiks," balas Heechul cepat memotong kalimat Sungmin membuat namja yang berada di depan pintu itu menghela napas frustasi. Dadanya berdenyut sakit. Ia pun bergumam lirih. "Aku..benar-benar mencintai Kyuhyun, ahjuma."


...


Malam itu bintang bersembunyi. Sungmin terduduk di beranda kamarnya, pikirannya melayang ke kejadian tadi siang. Betapa..Heechul ahjuma sangat takut kehilangan Kyuhyun. Tetapi, tak bisakah Heechul ahjuma percaya padanya?

Sungmin benar-benar jatuh untuk Kyuhyun, tetapi kenapa? Apa Heechul ahjuma tidak bisa melihat ketulusan di matanya? Apa yang harus ia lakukan?


...


Suasana di ruang makan itu begitu hening, sampai akhir Cho Heechul berucap sebuah kalimat yang membuat Kibum ikut bersuara. "Tadi siang Sungmin ke sini, Bummie."

"Mwo? Mau apa dia ke sini umma? 'Kan aku nya di kampus?" ucap serta Tanya Kibum. Heechul meletakkan sendoknya dan melirik Kyuhyun kemudian menjawab. "Dia ingin membawa Kyuhyun keluar."

"Dan umma mengizinkan?"

"Tentu saja tidak Bummie. Mana mungkin. Seharusnya kau ingat, saat pertama kali appa mu mencoba membawa Kyuhyun keluar, kau tahu 'kan Kyuhyun langsung terjatuh seperti itu?" Kibum hanya mengangguk. Tapi tidak dengan Cho Hangeng. Dia merasa..anak dan istrinya sudah keterlaluan.

"Kalian berlebihan," ucap Hangeng membuat Heechul dan Kibum menatapnya. "Apa maksud appa?" Tanya Kibum. Hangeng melirik anaknya. "Kau pintar Cho Kibum, kenapa kau bertanya?" Kibum diam mendapat jawaban seperti itu.

Heechul yang seperti mengerti pun membalas. "Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada Kyuhyun, Han."

"Tapi kau berlebihan Chullie! Kyuhyun butuh udara luar, dan kau juga Kibum malah mengekangnya. Dia bukan tahanan rumah!"

"Kau tidak mengerti Han! Aku mencintai Kyuhyun!"

"Dan seharusnya kau juga tahu Kim Heechul! Aku juga mencintai anakku!"

'DEG DEG DEG'

Jantung Kyuhyun, Kibum maupun Heechul berdetak dua kali lebih cepat. Jika seperti ini, ia tahu bagaimana Hangeng. Saat sang appa memanggil umma nya dengan marga aslinya. Cho Hangeng, benar-benar marah.

"Seharusnya kau juga tahu! Aku pernah mengalaminya. Adikku, Chullie, adikku juga penderita ALS. Sepertinya aku salah saat menuruti kemauan kalian ketika Kyuhyun ingin masuk kampus aku malah ikut menahannya di sini. Kyuhyun butuh dunia luar!"

"Tapi itu akan membuatnya tambah sakit!"

"Itu persepsimu Kim Heechul! Berhenti berlebihan! Rasa takut kalian berdua sudah membuat kalian buta akan kebahagian Kyuhyun. Setidaknya membiarkan Kyuhyun keluar dengan orang yang mencintainya bukan hal yang buruk. Nyatanya apa? Kalian seakan membuat Kyuhyun seperti penjahat yang hanya boleh berada di bangunan ini. Ku beritahu, ini rumah, bukan penjara! Camkan itu!"

"Hiks," bentakan kepala keluarga Cho itu menghasilkan isakan dari mulut Heechul. Heechul menutup mulutnya dengan tangannya dan berlari menuju kamar. Mengunci diri membuat Hangeng menghela napas. Membuat namja paruh baya itu bergumam. "Mianhe Chullie, aku hanya merasa kau berlebihan."

Dan Kyuhyun? Hanya bisa menunduk meremas-remas tangannya. Melihat pertengkaran sang appa juga umma nya, karena dirinya. Ya, karena dirinya.


...


Kyuhyun terduduk diam di depan meja belajarnya. Ia menggenggam erat pena di tangan kanannya. Sekali lagi, ia mulai menggoreskan pena itu. Menumpahkan semua yang ia pikirkan dan ia rasa.


Seoul, 20 April 20xx

Musim Semi

Tuhan, kau tahu? Malam ini appa dan umma bertengkar. Dan Kau tahu Tuhan? Itu semua karenaku. Mereka bertengkar karenaku. Apa memang aku ini tidak berguna dan hanya bisa membuat mereka bertengkar?

Aku menyayangi mereka Tuhan. Aku mohon buat mereka berbaikan. Karena aku sangat takut. Aku sangat takut mereka terus marahan karena hal ini. Aku ingin mereka baik-baik saja. Aku ingin mereka tidak seperti ini. Aku janji tidak akan jadi anak yang menyusahkan lagi. Tetapi aku mohon, buat semua keadaan ke awal lagi. Di mana hanya ada ketenangan di rumah ini.

Aku mohon Tuhan. Aku mohon.


'TOK TOK TOK'

Kyuhyun menoleh saat mendengar suara ketukan dari jendelanya. Alisnya mengernyit heran ketika melihat siluet seseorang. Lee Sungmin.


"Kenapa hyung ada di sini?" Tanya Kyuhyun setelah membukakan jendela untuk Sungmin. Sungmin hanya menggosok-gosokkan tangannya yang terasa dingin. Ia mendongak menatap Kyuhyun. "Menurutmu?" tanyanya balik membuat Kyuhyun terdiam. Kemudian menyahut. "Kau bisa sakit hyung. Udara di luar sangat dingin 'kan?"

"Hehe bahagianya di khawatirkan orang yang aku cintai, hehe,"

'DEG DEG DEG'

"Aish!" gerutu Kyuhyun yang sebenarnya merasa gugup. Sungmin berjalan pelan mendekati Kyuhyun dan duduk di pangkuan Kyuhyun. "H-hyung, apa yang k-kau lakukan?"

"Santai saja," ucap Sungmin seraya melingkarkan tangannya di leher Kyuhyun. Tentu saja hal itu membuat Kyuhyun gugup. "H-hyung?"

"Benarkah kau mencintaiku juga?" Tanya Sungmin sambil menatap mata Kyuhyun. Tangannya ia gerakkan untuk mengusap pipi Kyuhyun. Sedangkan tangan Kyuhyun? Tergeletak tak berdaya dengan apa yang terjadi di hadapannya. "Wae? Aku senang loh saat kau bilang kau juga mencintaiku."

"Aku.."

"Aku mencintaimu, chu~"

'Astaga!' seru batin Kyuhyun ketika Sungmin menciumnya. Ia hanya diam saat Sungmin memainkan bibirnya. "Eemh~" desah Sungmin akibat perbuatannya sendiri. Kyuhyun tak bisa apa-apa. Hanya membiarkan Sungmin bergerak sendirian. Sampai akhirnya, suara seseorang membuat keduanya menjauh.

"Kyu, kau makan du-lu, ups!" ucapan itu terucap dari bibir Kibum. Matanya melotot melihat pemandangan di depannya. Lee Sungmin, sunbae merangkap sahabatnya sedang berciuman dengan sang adik, Cho Kyuhyun.

"Aa..maaf mengganggu, aku.."

"Hehe aniyo Bummie. Sini makannya, biar aku yang menyuapi Kyuhyun," ucap Sungmim menyuruh Kibum membawa makanannya itu. Kibum hanya menuruti lalu ia pun keluar kamar meninggalkan Kyuhyun. "Setelah itu paksa dia minum obat ya, hyung. Gomawo."

"Ne Bummie."


...


"Aaaa," kata Sungmin sambil menyuapkan sesendok nasi dengan lauk ke mulut Kyuhyun. Kyuhyun langsung menerimanya. Sungmin tersenyum masih sambil duduk di pangkuan Kyuhyun. Kemudian ia pun berceloteh. "Sekalipun Heechul ahjuma melarang kita berhubungan. Aku akan tetap mengganggumu, hehe."

Kyuhyun tak berkedip. "Hyung..tapi.."

"Karena aku mencintaimu. Ohya, soal kau juga mencintaiku, berarti kita pacaran yah?"

'DEG DEG'

Lagi-lagi jantung Kyuhyun berdetak lebih cepat. Dan Sungmin menyadari itu.

"Diam berarti iya Kyunnie~"

"Tapi hyung.."

"Aku tidak peduli siapa, atau bagaimana dirimu. Yang aku tahu, aku..mencintaimu, Kyu," ucap Sungmin memotong kalimat Kyuhyun. Kyuhyun menatap mata Sungmin. Bisa ia lihat ketulusan dan kesedihan di sana. Kyuhyun mulai memberanikan diri menggerakkan tangannya dan menangkup kedua pipi Sungmin, kemudian mengecup bibir namja itu. "Ne, kita adalah sepasang kekasih."

Dan moment itu di akhiri dengan ciuman yang panjang yang mereka ciptakan.


...


"Aaaa~" ucap Sungmin sambil memperagakannya dengan mulutnya. Kyuhyun hanya terkekeh dan melahap sesendok nasi dengan lauk itu. Namun ketika ingin mengunyah, ia merasa..tak bisa menggerakkan giginya. 'Apa lagi? Jangan sekarang Tuhaaan~'

"Kyu? Waeyo?" Tanya Sungmin yang khawatir. Merasa tak ada jawaban, Sungmin mendekatkan bibirnya dan mencium Kyuhyun. Lidahnya masuk ke dalam mulut Kyuhyun dan mengambil makanan yang ada di dalamnya. Mengunyah sebentar, kemudian ia berikan lagi ke Kyuhyun. Yang alhasil, makanan itu tertelan.

"M-minnie hyung,"

"Waeyo? Hehe," balas Sungmin santai yang tak melihat bahwa wajah Kyuhyun sudah memerah sempurna. "Saranghae Kyu~" katanya lagi dan mengulangi apa yang baru saja ia lakukan.


...


Hari-hari terus berjalan. Kini Kyuhyun dan Sungmin sering berhubungan melalui telepon genggam. Mengingat Heechul yang memang pernah bilang bahwa mereka tidak lagi boleh berhubungan. Tetapi, cinta yang mereka punya meruntuhkan apa yang menghadang mereka.

Tidakkah seperti apa yang selalu orang katakan? Cinta itu buta? Benarkah. Mungkin saja jika kita terlalu menganggapnya hal yang mengagumkan.

Bagi Kyuhyun, cinta adalah hal yang bisa membuatnya bangkit kembali. Bukan menganggap cinta itu adalah hal yang membuat dia menjadi anak pembangkang. Walau begitu, Kyuhyun masih menuruti apa yang sang umma mau. Setidaknya, setengahnya ia lakukan untuk orang-orang yang ia cintai. Sebagiannya, ia lakukan sesuai hatinya.

Kyuhyun mencintai Sungmin. Dan tak ada yang bisa mengingkari itu.


...


"Aish! Apa-apaan kuda itu? Masa tiba-tiba dia ngelamar aku sih? Ish!" gerutu Kibum yang bisa Kyuhyun dengar sesaat ia ingin keluar kamar. Sang hyung, terus menggerutu kesal di sofa dekat kamar mereka. Kyuhyun mendekati Kibum dan menegurnya. "Wae hyung?"

Kibum mendongak, melihat Kyuhyun dengan seringaiannya. "Ya! Berhenti menunjukkan seringaian jelekmu itu! Kau tahu? Kuda jelek itu melamarku, masa T_T" ucap Kibum terdengar sedih. Alis Kyuhyun bertaut. "Loh? Harusnya hyung seneng dong. 'Kan dengan begitu bakalan jadi Nyonya Choi, hahaha."

"Aish! Diam kau evil jelek! Aku ngga mau karena aku ngga mau ninggalin adikku!"

'DEG DEG'

'Lagi, alasan itu. Kenapa harus aku yang jadi alasan? Aku..akan baik-baik saja hyung-ah,' batin Kyuhyun sedih. Melihat ekspresi Kyuhyun, Kibum berjongkok dan mengelus pipi Kyuhyun. "Waeyo Kyu?"

"Terima saja hyung. Aku akan baik-baik saja kok. Lagipula kita masih bisa ketemu 'kan sekalipun hyung tinggal di rumah Siwon hyu—"

"Andwae! Aku mau tinggal bersamamu. Aku mau merawat adikku!"

"Hyung!"

"Terserah! Kalau pun menikah, aku mau tinggal di sini! Bersamamu! Titik!"

"Kibum hyung!"

"…"

"Aish!" Kyuhyun berdecak kesal. "Kau berlebihan hyung!"


...


Suasana ruangan makan itu hening. Semuanya sibuk menghabiskan makanan mereka. Sampai akhirnya, Hangeng membuka percakapan. "Tadi appa bertemu dengan appa nya Siwon. Dan dia sudah resmi melamarmu, Kibummie."

'DEG'

"M-maksud appa?"

"Sebentar lagi kau dan Siwon akan menikah,"

"Tapi appa.."

"Tidak ada tapi-tapian. Memangnya kenapa kalau kalian menikah? Bukankah itu lebih baik. Kau jadi punya pengalaman baru." Ucap Hangeng tetap fokus pada makanannya. Kibum menghela napas kemudian membalas. "Aku mau menikah dengan Wonnie kalau aku tetap tinggal di sini atau Kyunnie ikut tinggal denganku di rumah keluarga—"

"Kyuhyun tetap di sini Cho Kibum. Ia tidak akan kemana-mana,"

"Tapi appa.."

"Jangan membantah. Sampai kapanpun, Kyuhyun itu adikmu dan tidak akan pernah berubah. Tidak ada yang perlu kau takutkan. Apakah kau tidak percaya pada appa, umma dan Sungmin yang bisa menjaganya, huh? Egois sekali," balas Hangeng cepat membuat Kibum menunduk. "Tapi appa aku.."

"Sudah ku bilang tidak ada tapi-tapian 'kan Cho Kibum? Sudah di putuskan kau akan menikah dengan Siwon. Titik." Ujar Hangeng kemudian meninggalkan meja makan membuat Kibum menangis. "Umma aku.."

"Ikuti apa kata appamu Bummie. Percayalah," kata Heechul dan menyusul sang suami. Meninggalkan Kibum juga Kyuhyun. Kyuhyun mengusap rambut sang hyung. "Percayalah semua akan baik-baik saja hyung. Aku tetap adikmu loh~ dan kapanpun kau boleh mengunjungiku."


...


Pemberkatan itu berjalan sempurna. Membuat semuanya bertepuk tangan. Kini Cho Kibum telah menjadi Choi. Kyuhyun tersenyum dengan Sungmin di sampingnya. Ia menggenggam erat tangan Sungmin dan sesekali membawanya ke bibirnya lalu menciuminya.

"Mereka terlihat bahagia ya, Kyu," ucap Sungmin. Kyuhyun pun hanya mengangguk dan menatap Sungmin lembut. Sungmin mendaratkan sebuah ciuman di bibir Kyuhyun membuat namja itu tersenyum. "Gomawo karena kau selalu ada di sampingku hyung. Menerimaku apa adanya, gomawo," ucap Kyuhyun yang juga memberikan sebuah kecupan di kening Sungmin membuat namja manis itu memejamkan matanya.

"Sama-sama Kyu. Aku mencintaimu. Dan ketahuilah, hidup ini akan lebih indah jika kita lewati bersama orang yang kita cintai. Walaupun banyak badai, kita pasti bisa melewatinya," ujar Sungmin. Kyuhyun hanya mengangguk dan semakin mengeratkan genggaman tangannya.

'Terimakasih Tuhan.'


...


Malam ini bintang begitu indah. Apalagi jika kau di temani orang yang sangat kau cintai. Bukankah, itu menambah keindahan alam yang ada?

Kyuhyun dan Sungmin terduduk di atas ayunan di rumah Kyuhyun, di taman belakang rumah. Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin sambil mendongak menatap langit. Sungmin juga sama. Tetapi ia selingi dengan senyuman manis yang bisa membuat orang jatuh cinta.

Sungmin menatap Kyuhyun, beberapa hari yang lalu, Kyuhyun memberinya hadiah kemenangannya tentang lomba ea rah yang ia jalani bersama Kibum. Ah ea rah tahu apa hadiahnya? Hanya sebuah kalung sederhana tetapi berhasil membuat Sungmin tidak bisa tidur selamaman.

"Melamun, Minnie?" tegur Kyuhyun pada Sungmin dengan panggilkan kesayangannya. Sungmin tersentak lalu memandang Kyuhyun. Menggenggam erat tangan namja yang sangat ia cintai itu. "Tidak. Aku sedang menatapmu, kok."

"Aa..begitu."

Diam. Suasana hening yang hanya di temani suara jangkrik. Sampai akhirnya Sungmin pindah ke atas pangkuan Kyuhyun. Melingkarkan tangannya di leher Kyuhyun membuat namja itu memerah. Kemudian mendekatkan wajahnya. Berbisik lembut. "Kau tahu? Aku senang saat Heechul ahjuma merestui kita, hehe," ucap Sungmin yang di akhiri dengan kecupan di bibir Kyuhyun.

Kyuhyun membawa tangannya melingkari pinggang Sungmin, menariknya lebih dekat. "Hn..aku tahu hyung. Aku..juga bahagia," balas lembut kemudian mencium Sungmin. Menciptkan suasana seromantis mungkin. Melepasnya kemudian dan menatap namja manis itu. "Gomawo karena membuat hidupku lebih berwarna dan indah."

Sungmin mengangguk dan mempererat kalungan tangannya. Mempertemukan kening mereka kemudian terkekeh. "Sama-sama. Dan terimakasih karena sudah mencintaiku."

Dan sekali lagi, semua itu di akhiri dengan sebuah ciuman yang panjang.


...


"Ehem-ehem,"

"Ah!" lenguh mereka setelah melepas tautan bibir mereka. Kyuhyun maupun Sungmin menoleh dan mendapati Kibum juga Siwon di belakangnya. Siwon berjalan ea rah depan ayunan dan duduk terlebih dahulu, lalu ia menarik Kibum dan mendudukkannya di pangkuan. Membuat namja berkulit seputih salju itu memerah. Yang tentu saja langsung Kyuhyun mencibirnya. "Ck! Hyung masih malu-malu."

"Ya!" seru Kibum kesal karena Kyuhyun selalu mengejeknya. Namun, akhirnya keempatnya kembali diam. Memandang ke atas langit.

Tuhan, tahukah Kau bahwa hidup ini begitu indah?

"Haha, semoga Kibum hyung cepat-cepat memberiku keponakan,"

Ketika aku di hadapkan oleh senyuman orang-orang yang aku cintai? Ketika mereka selalu tersenyum cerah untukku tanpa air mata?

"Ish! Kau saja sana yang memberiku keponakan,"

"Oh tidak bisa hyung! Hehe,"

Hidupku benar-benar indah walau terdapat rasa sakit di sana. Sudah beberapa tahun ini aku melihat semua senyuman itu. Sudah beberapa tahun Kibum hyung tinggal dengan Siwon hyung, dan pada tahun sebelumnya kau memberikanku keajaiban yang takkan pernah ku pula.

"Pokoknya kau yang harus memberiku keponakan!"

"Tidak-tidak! Hahaha,"

Kau tahu? Bahwa kini kami sedang berbahagia? Tertawa di bawah langit malam yang begitu indah dengan indahnya bintang yang bertebaran di langit sana?

Hatiku bahagia ketika tiba-tiba dokter bilang bahwa aku positif sembuh ketika beberapa waktu aku tak pernah merasa tanganku yang lemah. Aku bisa berdiri dan berjalan.

Aku kembali bisa menyanyi, dan aku bahagia.

Karena itulah, aku percaya bahwa cinta bisa membuatku kembali bangkit. Cinta itu menerima apapun keadaanku. Karena ia mencintaiku dan sebaliknya.

Dan Kau tahu Tuhan? Aku menyukai takdirmu kali ini. Terimakasih untuk segalanya.

Aku mencintaiMu. Sangat mencintaiMu. Terimakasih. Terimakasih.


...


Dan yang harus selalu kita percayai?

Tuhan selalu punya rencana untuk kita bukan?

Sebuah penyakit bukan akhir dari segala apa yang kau hadapi dan miliki. Di balik itu semua, Tuhan punya rencana tak terduga yang bisa tiba-tiba membuatmu menjerit, menangis tersedu. Karena percayalah, bahwa Tuhan mencintaimu.

Jika kau di hadapkan oleh pilihan antara Hidup atau Cinta? Kau pilih apa?

Jika kau bertanya pada Kyuhyun. Ia akan memilih dan mempertahankan keduanya. Karena baginya, hidup adalah tempat di mana kita bisa menemukan cinta. Dan cinta adalah sebuah perasaan untuk menunjukkan kebahagiaan kita dalam kehidupan yang kita punya.

Percayailah, semua kehidupan, ada taraf dan tingkatan yang tak menentu. Terkadang kau akan merasa sakit, tapi sekali lagi, percayalah bahwa Tuhan selalu memberikan hal yang termudah yang bisa kita ambil.

Karena hidup itu, adalah cinta. Dan cinta adalah kehidupan. Kehidupan yang di berikan Tuhan untuk kau jalani dengan tabah. Jangan pernah berputus asa. Karena di balik itu semua, Tuhan sedang mengujimu, bagaimana kamu bisa menghadapinya. Dan ketika kamu berhasil, di saat itulah, Tuhan akan tersenyum.

Tersenyum hanya untukmu. Hanya untuk kamu.


The End…


Note : Hyaa~ akhirnya selesai deh. Happy ending 'kan? Hehe :D

Saya mah ngga berani bikin sad end T_T ngga lagi saya bikin sad end deh.

.

Special thanks buat :

Choi wonsa, myevilsmile, amalia bihikmah, bungevil, Cho Ummu Archuleta, desysaranghaesuju,

melly, vitaminielf, rie sparkyu'min, kimhyena, Hyugi Lee, Hyeri, nahanakyu,

ShiRa1210 HapeVer, beibhy kyuminalways89, Honey ann, BunyyMin25, Cho Hyun Jin,

leenahanwoo, Park Soohee, terunobozu, Cho Miku, Chikyumin, Minnie Trancy, x, kyurin minnie,

alin, sweet haehyuk, Casper, dan Bunny Ming yang sudah mereview di chapter sebelumnya.

.

Dan buat satu reviewer yaitu dengan ID 'Chaos Seth'

Makasih atas review mu. Tetapi, saya tidak mau hanya terpacu pada review kamu.

Banyak yang meminta saya untuk melanjutkannya. Bagaimana pun saya ngga boleh lari^^

Maaf jika ff saya jelek dan ngga layak publish. Maaf ya? Tapi makasih :D

.

Menurut kalian gimana?

Maaf ya kalau banyak typo(s) dan kesalahan lainnya.

Di tunggu RnR nya ya?

Makasih :D

Salam KyuMin is REAL!

With Love,

Fujimoto Yumi