He is Mine

Cast: Kim Kibum, Cho Kyuhyun, Shim Changmin, dan other Sj

Disclaimer :Super Junior milik SMEnt, Semua member milik mereka sendiri, tapi untuk Kim Kibum adalah milik saya, dan ryeowook adalah calon saya #kena Gampar#

Rated : M

Warning : Typos, bad plot, gaje, gak da humornya, YAOI, BOYS X BOYS don't like don't read

Summary :Kibum mulai menikmati harinya sebagai seorang yang normal. Melupakan keabnormalan dirinya sebagai psikopat, hingga orang yang sama dengannya datang dan ingin merebut sesuatu yang merupakan miliknya.

Genre : Crime, Romance

.

.

.

%ika. Zordick%

Kibum menatap datar wajah namja cantik yang tergambar sempurna dalam figura di dalam kamar yang pernah menjadi saksi bisu kisah cinta mereka. Kisah cinta mengerikan seorang namja yang memandang segalanya tak lebih dari permainan. Namja yang tak pernah menghargai apapun termasuk dirinya sendiri. "Chullie…." Suara beratnya terdengar. Disentuhnya figura sang mantan kekasihnya yang sudah tiada itu dengan jemari lentik putihnya.

Seringgai jahat yang lebih mengerikan dari seringgai iblis terukir diwajah dinginnya. "Kau senang? Heebum sekarang sudah pergi ke sisimu"

"Anni… bukan aku yang melakukannya. Bukan aku yang membunuh kucing manis itu. Kau lupa bahwa aku tak suka melukai mahluk itu?"kibum masih sibuk dengan monolognya.

"Kau marah eoh? Kekekekeke…. Bagus kalau begitu"

Tak ada perubahan dari figura heechul yang masih tetap diam di tempatnya. Di dinding kamar yang kini menjadi kamar milik kim kibum dan cho kyuhyun. Seolah kedua manusia itu tak mempunyai hati nurani. Bukan… salah satu dari mereka memang sama sekali tak mempunyai hati nurani. Salah satu dari mereka memang iblis yang berwujud manusia yang terlahir dari kegelapan abadi.

"Apa menurutmu aku harus menghancurkannya?" kibum beranjak dari tempatnya duduk, di pandanginya langit yang luas dari jendela besar kamar tersebut. Pemandangan kota yang penuh dengan kisah. Impian seorang kim heechul agar ia dapat berubah dan hidup bahagia dengan namja dingin bersurai hitam legam ini, disinilah titik awalnya.

"Benar chullie-ah, jika aku tak membunuhnya kau akan kehilangan hartamu dan adikmu yang berharga"

%ika. Zordick%

Tes… tes… tes….

Seorang namja bersurai coklat ikal mempercepat langkahnya, sedang mencari sesuatu entah lari dari sesuatu. Dia menghempas pintu ruang OSIS saat tak di temukannya sosok orang yang ia cari. "Kemana dia? Apa sudah pulang duluan? Kenapa meninggalkanku?" gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang jelas tak gatal.

Perkarangan sekolah mereka berlahan di basahi oleh bulir air hujan. Bagaikan permata. Tapi jika itu sungguhan permata pasti akan terkesan sangat menarik. "Manusia bodoh akan punah, akibat keserakahan mereka tertancap permata yang hendak mereka perebutkan dan lupa untuk berlindung" namja tinggi yang sibuk memperhatikan sosok namja bersurai coklat ikal yang sedang berkeliaran di luar gedung bermonolog ria.

Seorang namja lain berpenampilan stylish meski dengan seragamnya melirik namja tinggi di sebelahnya. Sesungguhnya ia agak bingung dengan kelakuan teman barunya itu. Selain suka menghilang secara tiba-tiba, namja tinggi itu membuat firasat buruknya seolah sedang mencambuk hatinya. Ia tak tahu alasannya, tetapi ia berusaha membuang pemikiran itu. Shim Changmin—namja tinggi aneh itu, ia adalah sahabatnya, juga sahabat dari teman-temannya.

"Min-ah… kau sedang bicara apa?"namja tersebut—lee donghae akhirnya memberanikan dirinya untuk bertanya. Bukan takut, hanya saja ia sedikit segan mengganggu temannya yang ia rasa suka belajar itu.

Changmin menoleh melirik donghae, dia nyengir. "Anniyo,,, aku hanya sedang mengingat filsafat" ujarnya tenang. Topeng? Apakah serasa memakai topeng?

"Filsafat? Filsafat siapa changmin-ah?" namja tampan berlesung pipi yang duduk di depan changmin mencoba mengikuti pembicaraan yang ia rasa menarik. Kenapa? Ia hanya berharap sedikit mendapatkan ilmu agar bisa lebih memahami perkataan Tuhan, dia cukup belajar banyak saat di dalam penjara.

Sementara namja yang tak kalah stylish—namja bersurai pirang yang duduk di sebelah donghae, hanya manggut-manggut mencoba agar tak di ejek teman-temannya yang lain karena dia harus sedikit mengakui bahwa ia sama sekali tak menyambung soal pembicaraan yang tak berhubungan dengan 'dance' dan 'yadong'.

Tanpa berpikir terlalu panjang, seolah ia sudah memikirkan dan merencanakan bahwa mereka akan bertanya. Ia berbohong "Shakesphare" ucapnya singkat, 'si pecinta mawar yang bodoh' lanjutnya dalam hati dengan senyuman manis di bibir sexy-nya.

"Aku pernah dengar dia, ceritakan padaku apa yang kau tahu tentang dia min-ah" dan kesempatan itulah yang ia lanjutkan untuk memperkuat topengnya merekat di wajahnya. Memanipulasi pemikiran orang lain tentang dirinya. Tapi berterimakasihlah untuk itu, karena ia memalingkan sedikit perhatian dari namja manis yang sedang berkeliaran mencari seseorang di lapangan sekolah mereka.

Namja bersurai coklat ikal itu meronggoh sakunya, mencoba mencari nama 'Kim Kibum' di dalam kontak ponselnya dengan obsidian indah yang tak ada tandingannya. "Bummie… kau dimana?" ia langsung bersuara saat mendengar orang yang ia hubungi mengangkat panggilannya.

"Aku?"

"Nee… lalu siapa lagi? Kau meninggalkanku eoh?"

"Berhenti bersikap manja cho Kyuhyun atau aku akan memenggal kepalamu" apa itu kata-kata yang pantas di ucapkan oleh seorang namja pada kekasihnya? Kyuhyun menelan ludah gugup, nyalinya kecut seketika. Apakah kibumnya kembali seperti dulu? Dia menggeleng paksa, ia tak terlalu bodoh untuk mengartikan keadaan dengan cepat. Jika ia takut, maka nasibnya akan sama dengan hyungnya. Lalu siapa yang selanjutnya akan membunuhnya? Apa lee donghae? Atau namja yang seperti kim ryeowook?

"Aku akan pulang brengsek! Jangan membuat masalah!"

"Kau mengancamku?"

"Nee… jangan macam-macam denganku kim kibum! Aku akan membawamu bersamaku jika kau memang membunuhku"

"Coba saja!" JDEEERR…. Seolah tersambar petir, kyuhyun mengerti maksudnya sekarang. Kibum—namja dingin itu telah mendapatkan jiwanya kembali. Kibum yang takkan mendengar siapapun, kibum yang tak menyadari bahwa dirinya berbeda. Dia harus segera kembali ke rumah. Meski ia tahu, ia mungkin akan mati, tapi ia lebih memikirkan orang lain yang mungkin menjadi bahan penjagallan namja itu.

%ika. Zordick%

"Kibummie…" panggil kyuhyun saat mendapati namjanya sedang duduk tenang di depan sofa yang menghadap dengan jendela besar tempat melihat pemandangan kota seoul.

Sinar lampu gedung pencakar langit yang berkelap kelip, tak lupa dengan kenderaan yang terlihat dari sana. Namja bersurai hitam yang sedang di sebut namanya tak bergeming. Dia masih sibuk dengan dunianya sendiri. Kyuhyun berusaha memutar memorinya, berharap ia menemukan alasan mengapa namja yang berubah menjadi lebih baik di hadapannya kembali menjadi yang begitu mengerikan. Apa ia tak sengaja memberikan namja ini makan buah apel?

Ada apa dengan apel? Ya… namja yang terlihat seindah snow white itu memang alergi dengan salah satu zat yang terkandung dalam buah apel hingga dapat diartikan makanan alergi itu menyebabkan naiknya kadar ke autisannya. Tapi… kyuhyun berusaha mengingat lagi, dia sungguh menghindarkan buat merah menggiurkan itu jauh-jauh dari hadapan seorang kim Kibum. Selain tak ingin mencari masalah, ia juga lebih suka mengupas buah jeruk.

"Kibummie… kau dengar aku?" kyuhyun berusaha mencegah rangsangan secara langsung pada tubuh kibum. Ia sungguh mempelajari dengan baik betapa orang-orang berjenis seperti kibum terkadang tak suka dengan rangsangan sentuhan, dan tatapan.

Kibum akhirnya berbalik, menunjukkan wajah dinginnya yang tanpa ekspresi apapun. Kyuhyun menunduk, menghindari kontak mata secara langsung. Ia tak ingin kibum berpikir bahwa ia sedang mencari masalah. Sekali lagi, hanya menatap seolah tak ingin mengeluarkan kata-kata tajam menyakitkan yang siap menyayat hati.

"Masuklah ke kamar!" akhirnya suara namja dingin itu terdengar. Kyuhyun mendongakkan kepalanya menatap manic hitam kibum dengan ekspresi yang sama dinginnya. Ia tahu, saat kibum berbicara seperti itu, ia takkan di sakiti. "Bersihkan tubuhmu, aku akan masuk tiga puluh menit lagi"

Menghela nafas, kibum akan berbohong lagi padanya. Namja itu pasti akan keluar rumah dan pulang di pagi hari. Itu kebiasaannya dari dulu dan dia akan melakukannya lagi sekarang. Tapi jika ia memang sedang serius, maka kyuhyun tak ingin mengambil resiko kibum akan memandikannya secara paksa atau mungkin dia akan keluar dan mencari namja atau yeoja lain.

"Hyung…. Apa yang harus kulakukan? Entah kenapa aku merasa bersalah telah menghilangkanmu dari dunia ini?" gumam kyuhyun saat ia tak sengaja melihat figura heechul di kamarnya dan kibum. Ribuan rasa bersalah, tertekan batin dan gejala depresi sebenarnya sudah menghantuinya. Kibum, sungguh hanya kibumlah yang menjadi satu-satunya jalan hidupnya untuk tetap bertahan di dunia ini.

Namja jahat yang siap membunuhnya kapan saja. Seorang namja yang tak pernah tertebak. Seorang namja berparas luar biasa. Seorang namja yang memiliki intelektual yang lebih tapi tak percaya Tuhan. Seorang namja yang membuat ratusan namja dan yeoja patah hati dan jatuh bangkrut. Namja yang membuatnya tak lagi seperti seorang manusia. Pantaskah dia terus mencintai namja itu? "Dia akan berubah, aku ingin yakin sampai akhir" gumam kyuhyun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi.

%ika. Zordick%

Dengan langkah tenang kibum berjalan menyusuri kota yang gelap. Malam ini tak terlihat lebih sepi dari hari-hari yang pernah ia lalui saat melewati jalan ini ketika tengah malam. Ia melepaskan kacamata tebalnya, memakai kotak lensa kemudian kembali memakai kaca mata tebal itu. Hanya dialah yang tahu alasannya. Apa karena dugaan atau firasat atau bahkan karena pengalamannya.

"Hei… adik kecil, seharusnya kau pulang ke rumah, ini sudah tengah malam lho" benar dugaannya, yakuza yang berkeliaran akan tergiur dengan kecupuannya.

"Jangan ganggu aku ahjussi!" kibum masih betah dengan pandangan kosongnya menatap aspal. Rasanya ia ingin terkikik geli saat mereka tahu mereka akan mati di tangan seorang anak SMA sekarang juga.

"Wah… kau sungguh berani?" JDUAAK…. Sebuah pukulan mendarat mulut di pipi putih kibum. Kacamatanya terlepas, menampakkan pesonanya yang sempat terlepas. "Kau sangat manis, kurasa bos besar akan sangat menyukainya"

Kibum menyeringgai, inilah yang dinantikannya. Ia dengan pasrah mengikuti langkah para mafia itu. Otaknya tak henti berpikir tentang kemungkinan masa depan yang ia rasa tak berguna. Sesampainya di sebuah rumah ala bangsawan korea, ia memasuki dengan langkah santai. Tak hendak menuruti perintah apapun. Hingga di hadapan seorang yeoja cantik dengan tubuh exotis. Ia menyeringgai.

"Apa aku mengenalmu?" kata itulah yang pertama di ucapkannya, yang membuat yeoja itu tersenyum puas. "Kurasa tidak, karena kekuatanmu lemah"

"Maksudmu?"

"Kim heechul yang merebut namjamu bahkan jauh lebih baik"

"Jangan menyebut nama namja sialan itu, good boy!" bentak yeoja itu, menatap dalam ke dalam iris gelap namja menyeramkan di hadapannya. "Ia sudah lama mati"

"Victoria…. Jadilah pengganti kekuatan kim heechul" kibum tersenyum manis.

Yeoja itu menatap kibum penuh makna, di hatinya ada rasa ketertarikan tapi ia masih mencoba menggunakan otaknya untuk bertahan dari godaan orang yang sedang menyebut nama namja yang pernah menghancurkan bisnisnya dulu. Kibum terkekeh pelan, saat Victoria mencoba menepis tangannya. Ya… ia telah mendapatkannya, rasa takut dari yeoja yang jauh lebih kuat dari ratusan namja di gedung ini. Yeoja yang punya kekuasaan yang sangat ia butuhkan untuk menghadapi Shim Changmin.

Kibum meraih rambut panjang Victoria, mencium rambut itu, menyentuh kepalanya dan menjinakkan sang singa betina tersebut dengan gampangnya. Ia tersenyum manis saat Victoria terlihat mulai terpengaruh dengan rangsangan yang ia berikan. "Temani aku malam ini!" bisiknya mesra yang membuahkan desahan dari pemilik bibir merah yang telah menjadi miliknya seutuhnya itu.

%ika. Zordick%

Namja mempesona dengan iris obsidian bersurai ikal itu berjalan dengan langkah panjang menuju gedung OSIS, tempat yang ia sangat yakin sang master berada di sana. Di bantingnya pintu ruang Osis itu dengan keras. Namja bersurai hitam kelam yang duduk di dalamnya, apakah ia terkejut? Apakah ia takut? Tidak… dia masih setia dengan ketenangannya. "Kemana kau semalaman eoh?"

Kibum mendongakkan kepalanya, menatap obsidian cantik yang tepat di hadapannya sekarang. Mencoba menggebrak meja untuk mendapatkan perhatiannya. "Tenanglah!" katanya santai kemudian kembali mengutak-atik laptopnya.

"Kim Kibum kemana kau semalam?" kyuhyun menarik kerah seragam kibum, mencoba menunjukkan kemarahannya. Sementara namja dingin berkulit seputih salju itu hanya balas menatap pasti ke dalam mata kyuhyun. Tak ingin kalah? Bukan… hanya menunjukkan inilah dia.

"Hanya menghirup udara segar"

"Kau bohong! Kenapa tubuhmu tercium bau wanita"

Kibum melepas tangan kyuhyun yang mencengkram kerah seragamnya. "Kau tahu, kenapa kau mempertanyakannya?" kyuhyun masih setia melotot pada kibum. Hatinya sakit, dia tak bisa menerima, seorang kibumnya meniduri orang lain selain dirinya. Bukankah itu wajar?

"Berhenti menatapku seperti itu! Kau mengancamku ha?" kibum membelai lembut pipi tirus kyuhyun. Kyuhyun dapat merasakannya air matanya telah jatuh. Dia terlalu sakit hati untuk menjawab pertanyaan itu. Ia memang ingin sekali marah, memaki sosok yang ada di hadapannya.

BRUUKKK…. Kibum menghempaskan kepala kyuhyun kuat ke atas meja. Dia kemudian menarik rambut namja itu agar menatapnya kembali. Darah segar terlihat mengalir di pelipis kyuhyun, merembes membasahi seragamnya dan menetes di meja kerja sang master. "Jawab aku! Mahluk indigo! Apa sakit? Kau mengancamku"

"Bummie…" kali ini suara kyuhyun terdengar memelas. Suara batin nya sudah berteriak untuk pergi dari hadapan namja berbahaya itu. Tapi ia masih ingat dengan jelas namja ini adalah orang yang ia cintai, meski rasa sakit sudah mendominasi tubuh dan hatinya, ia masih kukuh untuk menatap namja itu.

JDUAAK…. Sekali lagi, kibum menghempaskan kepala kyuhyun. "Kau ingin menceramahiku eoh?" kibum menyeringgai saat kyuhyun berusaha melepas cengkraman tangannya. "Mahluk sepertimu tak akan pernah menang melawanku. Mahluk yang punya rasa takut dan tertekan sepertimu, takkan pernah bisa merubahku"

"Mian he…" akhirnya ia menyerah, firasatnya untuk bertahan hidup, sebagai manusia munafik yang takut mati telah kembali. Kyuhyun menangis meminta pengampunan, agar manusia iblis di hadapannya itu mengampuni nyawanya. "Aku tak mengancammu kibummie"

"Kau terluka kyu? Lihat wajahmu, kau berdarah" bagai tak terjadi apapun, dan bagai bukan salahnya luka itu. Ia mengobati luka kyuhyun, menjadi orang yang berbeda lagi. Dia masih tak bisa mengalami perubahan tanpa kyuhyun di sisinya.

%ika. Zordick%

"Hei…." Namja tinggi itu menyapa kyuhyun yang sedang melintas di depannya. Kyuhyun hanya tersenyum hampa, mencoba mencari alasan jika namja itu bertanya tentang pelipisnya. "Kyunnie… kau ada waktu sepulang sekolah ini?"

"Yak! Shim Changmin, sampai kapan aku harus mengatakan kalau aku tak tertarik denganmu" kyuhyun berusaha menyembunyikan nada gugup suaranya. Apa ia harus menyembunyikan bahwa changmin memberikannya perhatian yang tak ia dapat dari seorang kim kibum?

Changmin berjalan mendekat, masih setia dengan senyuman pemungkasnya. Di raihnya dahi kyuhyun yang terluka. "Ini sakit?"

"Aku terjatuh dari tangga"

Tangan changmin beralih ke leher kyuhyun, dengan kasar namja itu cepat menepisnya. "Kau tak cocok berbohong chagiya" wajah kyuhyun memerah, tentu saja malu karena ia ketahuan berbohong dengan sangat cepat. "Bagaimana caranya agar kau mau bersamaku?"

"Eh…."

"Apakah jika aku melenyapkan kim kibum kau akan berpaling padaku?"

"Jangan mencari masalah dengannya shim changmin!" kyuhyun membentak, baru pertama kali ini dia menunjukkan ekpresi di hadapan namja tampan tinggi ini. Changmin terpaku sejenak, sebuah cengiran iblis terlihat di wajahnya.

"Kau mengkhawatirkanku eoh?"

PLOOP… wajahn kyuhyun memerah seketika. Changmin mengangkat dagu kyuhyun, meraih bibir merah tebal itu dan mulai melumatnya lembut. Hingga kyuhyun mulai membalasnya dan mengalungkan lengannya di leher changmin. Mereka masih larut dalam ciuman panas meski waktu sudah berlalu sangat lama.

%ika. Zordick%

"Tch!" desis kibum kemudian kembali sibuk dengan bahasa pemogramannya. "Kau kira aku tak tahu apa yang kau lakukan shim changmin? Menggoda milikku, kuhabisi semua milikmu" kikiknya kemudian menekan tombol enter di laptopnya. Ia lalu berjalan keluar dari gedung kehormatannya.

Dia memandang lurus kedepan dengan langkah angkuh. Tidak peduli dengan siswa yang memandang lapar dirinya yang tanpa kacamata tebal dan tampang cupu seorang master seperti selama ini. Tapi semua orang harus mengenali dirinya. Ia masih mengenakan bros kehormatan sekolah yang artinya dia memang sang master.

Kibum menghentikan langkahnya, saat tiba-tiba ia mendengar dengungan di mikropon sekolah. Kikikikikiki…. Berlahan, terdengar suara mengerikan dari sana. Lagu 'karlmayer' berlahan mengalun memenuhi ruangan tempat ia berdiri dan dapat di pastikan seluruh penjuru sekolah akan mendengar itu. "Shit…." Gumamnya saat melihat orang-orang di sekelilingnya terlihat memucat. Ada yang ketakutan dan mulai menunjukkan cirri-ciri pusing serta mual.

"TUTUP TELINGA KALIAN!" perintah kibum cepat kemudian ia berlari menaiki tangga menuju tempat siaran. Ia sangat tahu, efek dari lagu itu, ia terlalu sering mendengarkannya saat di sel penjara dulu. Sesampainya disana ia sudah menemukan sosok changmin yang berdiri dengan anggunnya. Menyeringgai penuh kemenangan.

Tanpa menggubris changmin sedikitpun, kibum mematikan lagu karlmayer yang sedang berputar. Di gantinya lagu itu dengan lagu mellow yang di temukannya secara acak di tempat kaset yang ada di sana. Di putarnya dengan volume penuh. Ia tak ingin para penghuni sekolahnya gila. "Wah.. master yang perhatian eoh?"

Changmin membuka headset di telinganya, ditatapnya penuh arti manic hitam milik kibum. "Kekekekeke…. Menyenangkan bukan? Cara cepat membuat semua orang yang ada di pihakmu lenyap?"

"Kyuhyun juga akan ikut jika seperti itu"

"Aku tidak bodoh kibummie, aku sudah memberikannya benda yang sama seperti yang kupakai sekarang" changmin menunjukkan headsetnya. "Ini masih pembukaan kim kibum, jangan terlalu gugup"

"Shim Yunho, aku memperingatkanmu" kibum melangkahkan kakinya keluar dari ruangan siaran itu. Changmin masih syok dengan pendengarannya. Baru saja kibum menyebut nama hyungnya, apakah itu artinya namja itu akan melakukan serangan balik?

%ika. Zordick%

"Yeoboseo…. Vic…. Kim Jaejoong, cari namja yang bernama kim jaejoong, kuberi kau waktu satu jam, kutunggu di kamar bar chansang 1209" kibum menutup telponnya dan melajukan mobilnya menembus kegelapan malam yang sunyi. 120 km/jam, ia rasa itu kecepatan yang wajah di malam yang sepi itu.

"Jika kau bermain dengan lagu, aku akan ikut denganmu" gumam kibum masih dengan seringgai jahat miliknya.

Sesampainya di bar tersebut, ia segera menunjukkan kartu identitas palsunya dengan nama 'Bryan' dia memasuki kamar 1209 dan duduk manis di sana menghadap jendela besar yang menunjukkan keindahan malam kota Seoul. Dia meraih ponselnya lagi, "Yeoboseo… Kau tahu pemilik Kim's chullie corp?"

"Nee… ada apa master menghubungi kami?" jawab orang di seberang sana.

"Apa ada anggotamu bernama shim Yunho? Aku ingin mengajaknya minum, jika dia mampu membuatku tertarik dengan perusahaanmu, aku akan berkerja sama dengan kalian"

"Benarkah? Aku tak bisa percaya ini"

"Bar Chansang 1209, lima belas menit, kutunggu!" kibum kembali menutup telponnya tanpa izin dari yang ia telpon. Dia bersenandung riang kemudian mengirim pesan singkat pada kyuhyunnya. 'aku akan telat pulang, tapi aku sungguh akan pulang'

%ika. Zordick%

"Namja cantik eoh?" Victoria duduk di pangkuan kibum, memainkan kancing kemeja kibum yang sudah terlepas dua diantaranya. Matanya sibuk mengerling nakal meski ia tahu kibum masih menatap kosong namja cantik yang ketakutan di hadapan mereka.

"Kumohon lepaskan dia! APA MAU KALIAN HA?" teriak namja tampan bertubuh atletis yang kini terborgol sempurna diatas kursi besi di kamar itu.

"Yun… hiks..hiks.." isakkan mengiris hati itu terdengar saat namja-namja bertubuh besar mulai menggerayangi tubuhnya yang sudah bugil. Kibum tersenyum puas penuh kemenangan, seringgai mengerikan terlihat lagi. Membuat Victoria tersenyum bangga dengan hasil karyanya yang membuat kibum terlihat senang.

"Turunlah, vic!" perintahnya yang langsung di kerjakan oleh Victoria. Di singkirkannya para namja yang terlihat menikmati tugas mereka. Di dekapnya erat tubuh namja cantik bernama kim jaejoong itu. Sebuah kissmark cantik dibuatnya di leher namja itu, membuat namja itu hanya bisa mendesah nikmat. Tampaknya kibum sangat tahu bagaimana memainkan bibir dan lidahnya.

"KIM KIBUM!" pekik Victoria tak senang.

Tak menggubris sama sekali, kibum mulai mencium bibir namja yang itu, tubuhnya yang sudah lemas terasa bergairah kembali. "Bagus… balas aku cantik!" bisiknya di sela ciuman panas mereka. Yunho yang melihat itu hanya terdiam, jantungnya seolah ingin berhenti berdetak. Kekasihnya sedang bermain dengan suka rela di depan matanya.

"Aaaah.." desahan panjang jaejoong menghentikan segalanya.

"Baiklah, aku harus pulang, orang yang memilikiku sudah menunggu di rumah" cengir kibum keluar dari ruangan itu. "Selebihnya terserahmu vic!"

%ika. Zordick%

BRAAKKK…..

Kyuhyun tersentak, di dalam benaknya sudah siap memaki siapapun yang membuka ruang osis dengan sangat tak berprikepintuan itu. Kibum tampaknya tak terlalu terganggu karena namja itu masih sibuk dengan laptop kesayangannya yang super tipis. "Kim kibum!" tapi niat memaki itu hilang saat di temukannya sosok shim changmin di hadapannya.

Matanya membulat kaget, di tatapnya kibum yang masih tak bergeming. Rasa takut seolah menyerangnya. Apakah changmin akan mengumumkan ciuman mereka pada kibum? Sungguh ia takut kibum akan mencampakkannya, ia seolah tak sadar saat bibir changmin melumat bibirnya lembut.

Changmin melangkahkan kaki panjangnya, sekarang ia tepat berdiri di hadapan kibum dengan meja kerja kibum sebagai pembatas di antara mereka. JLEEB…. Kyuhyun melempar PSPnya begitu saja saat melihat pisau sudah menancap di punggung tangan kibum. "Tetap di tempatmu kyunnie!" ujarnya santai seolah tangannya sama sekali tak terasa sakit. Ia mendongak dan menemukan wajah dingin changmin yang sedang menuntut nyawanya. Masa bodoh!

"Shim Yunho dan Kim Jaejoong, dimana mereka?" changmin menggeser pisaunya berlahan, membuka luka yang sudah ia timbulkan menjadi lebih lebar. Kibum menahan pisau itu, menatap tajam pemilik bola mata hitam yang hamper sama dengannya.

"Kenapa bertanya padaku?"

"Aku tahu kaulah biang keroknya!" changmin melepas pisau itu, kibum menarik pisau di tangannya. Darah menyembur dan memercik ke wajah manisnya. Ia menyeringgai, di jilatinya darahnya sendiri yang menempel di pisau.

"Aku tidak melakukannya, aku bahkan tak mengenal mereka"

"Beritahu aku dimana mereka"

"Kim jaejoong, meninggal dan kurasa mayatnya sudah sama dengan heebumku yang kau habisi, tepat di gorong-gorong, kau bisa mencarinya disana" kibum meraih tangan changmin, menjilati tangan putih besar itu dengan tenangnya. Changmin hanya diam, dia masih menatap kibum dengan maksud menunggu namja itu memberitahu segalanya. JLEEB…. Kibum menggenggam tangan changmin dan menancapkan pisau itu diatas tangannya yang sudah bersimbah darah, menembus tangan changmin yang ada di bawahnya.

"Untuk Shim Yunho?" kibum menghidupkan lagu 'gloomy Sunday' di laptopnya. "Kurasa kau tahu maksudku kan?"

"Kau. . . ." desis changmin. Ia kemudian tertawa, saat ia mencabut pisau yang di tancapkan kibum. "Tiga namja itu akan menerima nasib yang sama"

Changmin mengecup bibir kyuhyun sekilas kemudian berlalu begitu saja. Kibum hanya berdecih kemudian mengibaskan tangannya yang masih penuh darah. Kyuhyun yang baru kembali ke dunianya, berlari menghampiri kibum, mengobati luka di tangan kekasihnya itu, membuat kibum sadar bahwa kyuhyunnya masih miliknya seutuhnya. Dan soal tiga namja itu…. Ia tak terlalu peduli.

"Dia… tak waras kibummie" suara serak kyuhyun membuat kibum menghentikan kegiatan mengetik sebelah tangannya. "Kumohon, selamatkan mereka bummie. Mereka bagian dari sekolah yang harus kau lindungi, bagaian dari tubuhmu !"

Kata-kata itu sukses membuat pemikirannya berubah. Dengan wajah stoiknya dia manatap kyuhyun. "Arraso" yang membuahkan senyuman manis kyuhyun yang sangat suka ia lihat.

%ika. Zordick%

Gelap gulita tanpa penerang sedikit pun. Ingin sekali donghae berteriak, mengingat dialah namja yang paling takut dengan kegelapan. Sementara siwon dan eunhyuk masih sibuk dengan hipotesa mereka, tentang bagaimana cara mereka terikat di dalam ruang gelap itu. "Ke…ke..ke..ke.. siang!" suara merdu itu jelas sangat mereka hapal. Shim changmin juga ada di antara mereka, Cuma bedanya, namja itu tidak sedang terikat dan malah menghidupkan lampu kecil hingga penerangan di ruang itu cukup minim. Hanya saja cukup bisa menjelaskan bagaimana keadaan ruangan berdebu itu.

"Tebak dimana ini?" suara ceria changmin seolah membuat bulu kuduk merinding. Dia tersenyum iblis dan duduk di salah satu bangku yang kosong.

"Ini….?"

"Tempat Kim Yesung sunbae terbakar" belum sempat eunhyuk menjawab pertanyaan itu, siwon sudah mencela duluan. Terlihat donghae yang sudah menelan ludah kecut akibat ketakutan. "Apa maumu sebenarnya?"

"Tidak ada… hanya bermain-main" changmin mengeluarkan pisau bedah dari saku seragamnya. "Kita mulai dari siapa ya?"

Changmin bangkit dari kursinya, matanya tertuju pada sosok donghae yang terlihat paling ketakutan diantara ketiga namja yang duduk di sana. "He…he..he.. donghae-ya" donghae menelan ludah kecut, dia sudah ketakutan setengah mati. Jantungnya serasa sudah tak memompa darah lagi, wajahnya pucat pasi dan keringat dingin sebesar biji jagung merembes jatuh membasahi seragamnya.

"Aku tak punya salah denganmu! Jangan sakiti aku changmin-ah!"

"Baiklah! Kalau begitu aku akan membakar kalian hidup-hidup saja seperti si sunbae" changmin menunjuk beberapa tong dan kotak kembang api yang tersusun di belakang kursi mereka bertiga. "Aku tak tahu dimana aku bisa mendapatkan bom, jadi kurasa itu sama saja dengan kembang api yang disusun lalu di tambah beberapa drum bensin kan?"

"Kumohon, jangan lakukan itu! Aku bahkan belum menikah" pekik eunhyuk tak tenang.

Siwon memandang changmin memelas, "Hentikanlah changmin! Tuhan akan memaafkanmu jika kau bertobat"

"Tuhan? Aku tak percaya dengan-Nya dan kurasa dialah yang membuatku begini kan?"

BRAAK…. Changmin menoleh, melihat kea rah asal suara, mendapati sosok sang master yang menatapnya intens bersama namja indah yang ia cintai. "Hentikan semua ini!" suara berat kibum terdengar, menginterupsi gerakan changmin yang siap menyulut api.

Donghae tersenyum lega, entah kenapa ada kepercayaan dalam dirinya bahwa kibum akan melindungi dan menyelamatkannya. Meskipun ia di bilang namja yang normal, tapi jika berhadapan dengan namja yang begitu ia hormati itu ada sebuah tekanan di hatinya. Benar hanya namja yang di juluki 'master' itulah yang mampu menjebak dirinya menjadi seorang gay.

"Master, pergilah! Orang ini sudah gila!" kali ini kecemasan yang melandanya, bagaimana jika master yang lemah di pikirannya malah di sakiti oleh shim changmin.

"Tenanglah lee donghae-ssi!" tanpa rasa takut sedikit pun kibum menghampiri changmin yang seolah memang menunggunya. Changmin dengan cengiran iblisnya sementara kibum dengan wajah stoicnya. Tapi kibum tak berhenti di hadapan changmin, dia berjalan begitu saja melewat changmin. Diraihnya satu drum kecil bensin, di bawanya dan kembali berdiri di depan changmin.

"Master?" semua orang di ruangan itu kebingungan, apa yang akan di lakukan oleh namja berwajah manis itu dengan drum kecil bensin di tangannya. Di rapatkannya tubuh changmin dengan dirinya kemudian… BYURR…. Seolah bensin itu adalah air ia mengguyur tubuhnya sendiri dan changmin dengan bensin itu.

"Ayo bermain shim changmin!" dia terkikik, mengerikan memang tapi kyuhyun melihat kibum yang berbeda, kibum sedang melindungi orang lain bukan menyakitinya dengan maksud kepuasaan batinnya saja. Kyuhyun tersenyum, siap di tempatnya seandainya kibum membutuhkannya.

Tes.. tes… tes… suara tetesen bensin terdengar, kyuhyun diam di tempatnya hingga kibum mengeluarkan pematik dari saku seragamnya. "Hihihihihi… kau siap shim changmin?" otaknya cukup pintar untuk merespon apa yang sedang di lakukan kibum. Hendak membunuh dirinya sendiri dan orang yang ada di depannya.

"Kau berani?"

"Kurasa kau yang paling tahu jawabannya"

"Jangan lakukan babo!" teriak kyuhyun.

"Bukankah ini yang kau inginkan?" kibum menyeringgai, tanpa ragu di hidupkannya pematik itu. Dan… CRASSHH…. Api itu langsung menyambar tubuh kedua iblis yang sedang berhadapan. Kyuhyun mencoba berbikir, ia hanya bisa menyelamatkan salah satu, dan jelas ia memilih namja yang ia miliki dan memilikinya.

"Kibummie!" dia menerjang tubuh kibum, berusaha mematikan si jago merah itu dengan tubuhnya. Hanya seragam bagaian atas kibum saja yang terbakar. Sementara changmin, dia berteriak histeris menahan panas yang membakar tubuhnya. "Gwechana?" kyuhyun memeluk erat tubuh kibum, seolah tak ingi kehilangan namja itu.

Kibum seolah kehilangan suaranya, dia menunjuk kea rah changmin, memberi isyarat pada kyuhyun. Kyuhyun mengerti, dengan cepat di ambilnya kursi yang tadi di duduki changmin. Ia berlari sebelum changmin dengan tubuh menyala menyentuh kembang api dan bensin di ruangan itu. Di pukulnya keras tubuh changmin dan mendorongnya kuat ke jendela yang sudah tak berkaca itu.

BAAMM…. Terdengar suara benda tumpul yang berat terjatuh, kyuhyun menjatuhkan kursinya dan berbalik menuju tempat kibum. Tangannya sudah sangat gemetar, dia sudah membunuh orang untuk kedua kalinya. Ketiga namja di ruangan itu terdiam, mereka baru saja melihat adegan pembunuhan yang baru saja membuat mereka lega.

"Kalian cukup diam saat polisi datang, arraso!" suara kibum menyadarkan mereka. Namja itu berusaha bangkit, menyambut tubuh kyuhyun yang tumbang di tempatnya. Kyuhyun menangis dalam dekapan kibum, menyalurkan rasa takut luarbiasa atas perbuatan yang baru saja ia lakukan. Memeluk erat namja yang sebenarnya jauh lebih kuat darinya.

Kibum mengecup pucuk kepala kyuhyun. "You're mine" bisiknya yang membuahkan senyuman bermakna di bibir kyuhyun.

"Kau milikku, kau tak boleh bersama yang lain, kibummie" itulah balasan kyuhyun yang membuahkan senyuman pedih di wajah donghae.

END

Baiklah… buat reader terhormat yang banyak bingung dan ada yang belum terjawab, silahkan baca 'good bye bibeh' dulu ya… karena ini merupakan sequel dari cerita itu. Kemudian buat kelanjutannya ada di 'terror tragedy'. Hahahahaha….

Sudah dulu dah… panas banget nih… ada yang tak mengerti istilah katanya, ada dua pilihan

Lupakan saja

Cari di google

Buat yang Tanya ma kka, kadang ka gak bisa ngejelasinnya lewat kata-kata hahahahahaha….

Okeokeokeoke…. Terima kritik dan saran juga request'an…

Review pliz…..

"Padahal lagi hiatus tapi saya sempatin namatin FF yang ini dulu" hehehehehe….