Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin

Pairing : KyuMin / genderswitch

Genre : Romance

Rate : T

DON'T LIKE DON'T READ

CHAPTER 1

"BRAKKK!" suara hentakan keras menggema disebuah ruang keluarga. "APA MAKSUD DARI SURAT INI SUNGMIN? TAWURAN?" teriak Kangin penuh emosi, sementara Sungmin hanya menatap Kangin datar. "MEMALUKAN! KAU MENCORENG NAMA KELUARGA KITA…" bentak Kangin lagi.

"Sudahlah chagi… mungkin Minnie tidak bermaksud untuk…" bela Teuki namun dipotong oleh Sungmin.

"Aniya… aku suka melakukan itu semua. Waeyo appa? Kau mau melarangku, maaf aku tidak akan pernah mematuhinya, sama seperti dirimu yang tidak ingin dilarang untuk melakukan kesenangan dengan wanita itu.." ucap Sungmin penuh penekanan.

PLAKK!

Kangin benar benar marah sekarang, ia tidak terima jika Sungmin menghina Teuki, istrinya.

"Jaga ucapanmu Kim Sungmin, karena bagaimana pun dia ini eommamu…"

"Tidak, eomma hanya satu dan dia sudah pergi karena wanita yang sedang kau bela ini…" ucap Sungmin sambil menatap Teuki tajam, kemudian pergi keluar dari rumah.

"Aissshhh… anak itu benar benar…" geram Kangin.

"Sudahlah Kangin-ah…"

Sial, ini benar benar hari tersial dalam hidupku. Bisa bisanya surat itu jatuh ketangan appa… Aahh pasti itu semua kerjaan wanita penggoda itu. Selamat Leeteuk, kau telah mengambil semua yang telah kumiliki, dulu kau membunuh eommaku dan sekarang kau mengambil appaku. Aku benar benar membencimu.

Sungmin memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun saat ditikungan ada seorang namja melintas dihadapannya..

CKIIITTTT!

Sungmin yang panik segera membanting stirnya kearah trotoar. Dengan wajah yang merah padam, Sungmin keluar dari mobilnya dan berjalan cepat kearah namja yang masih berdiri kaku dipinggiri jalan.

"KALAU NYEBRANG PAKE MATA DONG! LO BISA GANTI MOBIL GUE YANG RUSAK NGGAK?" bentak Sungmin kasar, tetapi objek yang dibentak hanya diam dan membungkukkan badannya tanda menyesal. Namja itu mengeluarkan sebuah note book dari kantung jacketnya, kemudian menulis sebaris kalimat maaf.

Mian tadi aku sedang buru buru, sekali lagi mianhae…

Sungmin mengerjapkan matanya tidak percaya, ternyata namja yang barusaja dimarahinya itu bisu. Mengetahui hal itu hati Sungmin sedikit melunak.

"Arasseo.. tapi lain kali hati hati…" ucap Sungmin sambil tersenyum tipis. Namja itu menganggukan kepalanya lalu tersenyum manis kearah Sungmin.

Cantik, aku ingin bertemu dengannya lagi…

"Aigoo Kyu.. kenapa keluar rumah sendirian? Nanti kalau ada apa apa bagaimana?" tanya Heechul lembut.

Gwenchanayeo eomma… jawab Kyuhyun dengan menggunakan isyarat tangan.

"Hmm.. baiklah, tapi lain kali harus ada yang menemanimu ne.." ucap Heechul sambil mengelus kepala Kyuhyun sayang.

Yup, namja bisu itu adalah Choi Kyuhyun, anak bungsu dari keluarga Choi yang kaya raya. Secara fisik ia terlihat sempurna, namun tidak dengan suaranya, ia terlahir sebagai tunawicara.

Setelah menerima wejangan dari eommanya, Kyuhyun berjalan kearah kamarnya. Disana ia membaringkan tubuhnya, pandangannya mengarah pada langit langit kamar. Sedangkan pikirannya mengarah pada seseorang, gadis yang tadi nyaris menabraknya, Kim Sungmin.

Begitu manis.. aku rasa aku menyukainya. Seperti inikah rasanya Love at the first sight?

Kyuhyun tersenyum simpul saat mengingat betapa lucunya ekspressi Sungmin saat marah tadi.

Pipinya menggembung sempurna, matanya besar, bibirnya… aaa terlalu sulit untuk dijelaskan. Dia seperti malaikat, manis dan cantik. Aku mohon pertemukan aku dengannya lagi Tuhan…

.::oOo::.

Kangin sedang uring uringan dimeja kerjanya. Lagi lagi ia mendapatkan surat peringatan dari sekolah Sungmin. Ini adalah untuk kesekian kalinya ia mendapat kiriman surat dari pihak sekolah tentang kenakalan kenakalan yang diperbuat oleh Sungmin.

Tidak ada cara lain, aku harus segera melaksanakan plan B

Kangin mendial beberapa digit nomer pada telephone genggamnya.

"Yoboseyeo Kangin-ah.. waeyo?" sapa Siwon diujung telephone.

"Kajja kita nikahkan anak kita.."ucap Kangin mantap. Siwon sedikit kaget dengan ucapan Kangin, pernikahan itu memang sudah lama direncanakan, tetapi dilangsungkannya nanti saat Sungmin sudah menamatkan SMA nya, tetapi bukankah sekarang Sungmin masih kelas 2?

"Kau serius? Sungmin kan masih kelas 2.."

"Anak itu membuatku pusing Siwon-ah.. hari hari kerjanya tawuran dan buat masalah, aku pikir jika ia menikah maka akan ada yang mengawasi dan menasihatinya.." ucap Kangin

"Tapi Kyuhyun bisu Kangin-ah.. dia tidak akan bisa menasihati Sungmin.."

"Bisa, aku yakin itu…"

"Baiklah, nanti malam aku akan kerumahmu untuk melamar Sungmin."

"Ne aku tunggu.."

BIP

Malam harinya, kediaman keluarga Kim disibukkan dengan acara makan malam dengan keluarga Choi. Namun, emosi Kangin kembali tersulut saat ia tidak mendapati Sungmin dirumah. Kemana lagi anak itu?

"Mianhae Siwon-ah.. Chullie-ya… acara hari ini tidak berlangsung begitu lancar.."

"Gwenchana… toh masih ada hari esok, ingat kalau dia pulang, jangan marah padanya…" ucap Heechul.

"Ne… sejak dulu kau selalu saja membelanya.."

"Karena dia gadis kecilku yang baik hati…"

Heechul memang sudah lama mengenal Sungmin, karena dulu Heechul adalah sahabat dari Ryewook, eomma Sungmin. Namun, kedekatan itu tidak berlangsung lama karena Heechul harus pindah ke Amerika untuk menemani Siwon. Lalu apakah Sungmin mengenal Kyuhyun? Tentu saja tidak, karena dulu Kyuhyun tinggal bersama kakek dan neneknya.

"Non Sungmin ?" ucap salah satu pelayan yang ada dirumah Sungmin. Betapa terkejutnya ia saat melihat Sungmin yang awut awutan dengan bau alcohol yang begitu menyengat. Sungmin melenggang dengan santainya menuju kamar tanpa mengetahui bahwa Kangin tengah memandanginya dengan wajah yang benar benar merah menahan amarah.

"KIM SUNGMIN!" bentak Kangin. Ia sudah tidak peduli lagi dengan ucapan Heechul yang memintanya untuk tidak memarahi Sungmin. Kali ini Sungmin sudah sangat keterlaluan, bisa bisanya ia kabur dari rumah dan pulang dalam keadaan mabuk berat.

"Kangin-ah.." tegur Heechul dan Teuki hampir bersamaan. Sementara Siwon ia sudah terlebih dahulu menahan Kangin agar tidak menyusul Sungmin.

"Wae… appa…hik… ah.. ya… tuan Kim.." ucap Sungmin sambil berjalan menuju Kangin.

GREBB

Sebelum Sungmin sempat menjangkau Kangin, Heechul telah terlebih dahulu menghampiri dan memeluknya. Sedikit shock memang, keadaan Sungmin sangatlah berbeda dengan dulu. Heechul tidak kuasa membendung airmatanya saat memeluk Sungmin. Ia tidak begitu mengerti apa yang telah terjadi pada Sungmin setelah kematian Ryeowook, eommanya.

"Apa yang terjadi padamu Minnie?" tanya Chullie sambil mengelus kepala Sungmin. Merasakan sentuhan hangat yang begitu dihafalnya membuat Sungmin membalas pelukan Heechul.

"Ahjumma.. mian.. kau harus melihatku dalam keadaan yang seperti ini…" ucap Sungmin yang masih berada didalam pelukan Heechul. "Aku merindukanmu Chullie ahjumma.."

"Ne.. ahjumma juga merindukanmu Minnie.. sekarang kita kekamarmu ne, biar ahjumma antar.."

"Heumm.." angguk Sungmin. Heechul memapah Sungmin menuju kamar. Sementara yang lainnya menatap nanar kearah Sungmin. Terutama Kyuhyun, ia tidak bisa melepaskan pandanganya dari Sungmin. Gadis yang beberapa hari yang lalu hampir menabraknya, gadis yang beberapa hari ini selalu muncul dalam pikirannya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Aku rasa dia bukanlah tipekal gadis pemabuk, aku tahu itu dari cara pandangan matanya yang begitu lembut. Dia adalah gadis baik baik.

Beberapa saat kemudian, Heechul keluar dari kamar Sungmin.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Kangin.

"Masih peduli heumm? Bukanya kau ingin menghajarnya tadi?" tanya Heechul sarkastik.

"Chullie-ya…"tegur Siwon.

"Kangin-ah.. aku mohon jangan mengasarinya. Ia terlalu rapuh untuk menerima semua itu. Sungmin begitu terpukul atas kematian Wookie, kau tau itukan? Mengertilah… lagipula memarahinya bukanlah tindakan yang tepat.."

"Ne Chullie.. mian…"

"Kangin-ah… kami permisi dulu, maaf atas kelancangan Chullie tadi…"

"Gwenchana, aku lah yang seharusnya meminta maaf karena telah menjadi tuan rumah yang tidak baik…. hati hati dijalan ne…"

"Ne.. annyeong…"

Eomma… tadi aku bertemu dengan Chullie ahjumma.. Eomma benar, kecantikannya tidak akan memudar dimakan usia, eomma tahu bahkan tadi aku hampir saja tidak mengenalinya. Pelukannya masih sehangat yang lalu, meskipun tidak sehangat eomma. Hmmm mianhae aku tadi sudah melakukan hal yang paling tidak kau sukai. Jujur eomma aku tidak berniat untuk mabuk mabukan, hanya saja DIA, dialah yang membuatku seperti ini Tn. Kim. Dengan seenaknya ia ingin menikahkanku dengan namja pilihannya. Apa itu masuk akal? Aku masih 16 tahun eomma. Semenjak kepergianmu dia menjadi lebih egois, aku hampir tidak mengenal sosok appa yang dulu dari dirinya.

Sungmin menatap sebuah bingkai foto yang ia simpan dibawah bantalnya. Sebuah foto keluarga yang menampilkan dirinya yang waktu itu masih berusia 5 tahun, didampingi oleh Kangin dan Ryeowook disisi kanan dan kirinya. Mereka tampak bahagia difoto itu namun kenyataannya kebahagiaan itu tidak berlangsung lama Ryeowook menderita kanker paru paru.

FLASHBACK

Hari itu , hujan sangat deras mengguyuri kota Seoul. Ryeowook ditemani oleh Sungmin kecil sedang menunggu Kangin disebuah halte bis didekat sekolah Sungmin. Ya mendadak mobil yang dibawa Ryeowook mogok sehingga mereka memutuskan untuk menunggu Kangin, karena ia telah berjanji akan menjemput mereka. Namun sudah hampir 2 jam menunggu, Kangin tidak juga kunjung datang. Padahal udara dingin sudah begitu menusuk, terutama bagi Ryeowook yang seyogyanya alergi terhadap hawa dingin.

"Appa macih lama ya eomma… Minnie kedinginan.." adu Sungmin pada eommanya. Mendengar keluhan yang keluar dari bibir putri kecilnya itu, Ryeowook memaksakan sebuah senyuman karena tidak ingin membuat anaknya itu khawatir.

"Minnie kedinginan? Sini biar eomma hangatkan.." ucap Ryeowook sambil menarik gadis kecil kesayangannya itu kedalam pelukannya.

"Tubuh eomma dingin? Eomma sakit?"

"Aniyo chagi… uhuk…" Ryeowook terbatuk mungkin karena efek dingin yang mendera tubuhnya.

"DALAH!" Sungmin berteriak histeris saat melihat ada darah yang keluar dari mulut eommanya.. "Hiks.. hiks.. eomma beldalah… hiks..appa.." Sungmin menangis histeris ia benar benar khawatir dengan keadaan eommanya. Sungmin memberanikan diri untuk menerobos hujan sekedar mencari kendaraan.

"Minnie-ya… jangan kau bisa sakit nanti.." larang Ryeowook, tetapi tidak digubris oleh Sungmin, ia tidak peduli akan dirinya yang basah ataupun sakit, karena kondisi eommanyalah yang paling penting saat ini.

Tidak sampai 10 menit, Sungmin berhasil memberhentikan sebuah taksi, ia meminta tolong pada supir taksi tersebut untuk menggendong eommanya kemobil.

Saat diperjalanan menuju rumah sakit, Sungmin terus menangis sambil memeluk eommanya. Sementara Ryeowook, ia tidak bisa berbuat apapun untuk menenangkankan Sungmin, karena tubuhnya sudah benar benar lemas dan tidak dapat digerakkan.

Sesampainya dirumah sakit, Ryeowook segera dilarikan ke ruang UGD. Sungmin terus menunggu didepan ruang UGD, airmata tak henti mengalir dari sudut matanya.

"Minnie-ya… apa yang terjadi?" tanya Kangin panik. Ia benar benar khawatir dengan keadaan Ryeowook, dalam hatinya ia mengutuki dirinya sendiri karena terlambat menjemput istri dan anaknya itu.

"Appa.. eomma hiks.. hiks eomma…" mendengar isakan Sungmin, Kangin segera merengkuh gadis kecilnya itu kedalam pelukannya. Beberapa saat kemudian keluarlah seorang yeoja cantik berbalut seragam dokter dari ruang perawatan Ryeowook. Tampak guratan kesedihan dimata dokter itu.

"Teuki-ya?" panggil Kangin, pandangannya sarat akan pertanyaan mengenai keadaan istrinya. Dokter itu menggeleng pelan, kemudian menyentuh pundak Kangin lembut, memberi kekuatan.

"Masuklah, mungkin ini akan menjadi saat saat terakhirnya. Dampingi dia Kangin-ah…" ucap Teuki lembut.

Kangin membimbing Sungmin kekamar Ryeowook. Tangis gadis itu kembali pecah saat melihat tubuh eommanya terbaring lemah diranjang.

"Ssshhh… uljima chagie…" bujuk Ryeowook lemah

"hiks… eomma…." rengek Sungmin sambil memeluk Ryeowook. Ryeowok tersenyum manis menanggapi sikap anaknya. Ia mengelus kepala Sungmin perlahan mencurahkan semua kasih sayang dan cintanya yang mungkin sebentar lagi tidak dapat ia curahkan. Ya Ryeowook tahu benar akan penyakit yang dideritanya, kanker paru parunya sudah mencapai stadium akhir dan sudah tidak harapan lagi baginya.

"Uljima Minnie-ya.. eomma tidak suka melihatmu menangis…" ucap Ryeowook.

"Ne eomma…"

"Sekarang berjanjilah, apapun yang terjadi nanti jangan pernah menangis dengan menggunakan mata indahmu ini ne.." pinta Ryeowook, jujur ia tidak akan bisa pergi dengan tenang jika ia masih melihat airmata dari gadis kecilnya itu.

"Ne eomma.. Minnie janji…" ucap Sungmin sambil menyeka airmatanya kemudian tersenyum manis kearah Ryeowook.

"Yaksok…" ucap Ryeowook sambil mengacungkan kelingkingnya.

"Ne yaksok…" balas Sungmin sambil mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Ryeowook.

Setelah berhasil menenangkan putri kecilnya, pandangan Ryeowook beralih pada Kangin, namja yang begitu dicintainya.

"Kangin oppa…" panggil Ryeowook pelan.

"Hmmm ne…" jawab Kangin sekedarnya, ia benar benar gundah, ia tahu benar bahwa sebentar lagi sosok manis yang menyapanyaa itu akan pergi untuk selamanya.

"Jaga Sungmin untukku oppa… mian karena tidak bisa menepati janji kita untuk membesarkannya bersama sama… mian…" ucap Ryeowook dengan nada penuh penyesalan.

"Shh… kau tidak boleh bicara seperti itu wookie-ya…"

"Aniyo oppa… semua yang kukatakan benar, tolong jaga buah hati kita…

"Baiklah.. tanpa dimintapun aku akan menjaganya…"

"Gomawoyeo oppa… saranghae.. saranghaeyo yeongwonhi…." ucap Ryeowook dengan nada yang semakin pelan. Menyadari kondisi istrinya yang semakin memburuk, Kangin segera memencet tombol sos yang ada didekat ranjang Ryeowook. dan beberapa saat kemudian datanglah Teuki dengan beberapa perawatnya.

"Kangin-ah… tolong tinggalkan ruangan ini sebentar, aku ingin memeriksa wookie dulu…" ucap Teuki sopan.

"Andwaeyo appa… aku tidak mau meninggalkan eomma… turunkan aku appa…" ronta Sungmin saat Kangin menggendongnya keluar.

"Bertahanlah aku mohon, mereka membutuhkanmu wookie-ya…" ucap Teuki sambil memandangi Wookie, pasien sekaligus sahabat dekatnya ini.

"Mianhae eonni… aku sudah berjuang semampuku tetapi tidak ada yang bisa kulakukan lagi… Hahhhhhhh" Nafas Ryeowook tercekat, mungkin ini memang saat saa terakhirnya.

"Wookie-ya..." panggil Teuki panik.

"Eoonnnii.. akku… titip..kan.. anak… dan ..su..ami..ku… pa…"

TIT

Grafik kardiograf yang semula bergelombang berubah menjadi lurus. Menandakan bahwa tidak ada lagi detak jantung dari seorang Kim Ryeowook. Teuki menyeka airmatanya, bukannya ia tidak ingin melakukan sesuatu, tetapi memang tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan sahabatnya itu lagi.

Dengan mata yang sembab, Teuki keluar dari ruangan pasien dan saat itu juga kaki Kangin melemas, ia tahu benar maksud dari sembabnya mata dokter muda itu.

"Mianhae… dia telah pergi…" ucap Teuki pelan.

"Huweeeeee…eommmaaa…" jerit Sungmin sambil berlari memasuki ruang rawat Ryeowook. Meskipun ia masih kecil ia sudah mengerti apa inti dari ucapan Teuki barusan.

"Minnie-ya.. tenanglah chagi… kau ingat janjimu pada eommamu tadi kan?" ucap Kangin sedikit menghibur putri kecilnya itu.

"Ta…tapi eomma appa… hiks…"

"Tenanglah… sekarang eomma sudah bahagia bersama tuhan, dan kau jangan takut chagi… suatu saat nanti kita pasti dipertemukan kembali…"

"Benarkah?"

"Ne…"

Teuki memandangi Kangin dan Sungmin dari jauh.

Aku akan menjaga mereka Wookie-ya… aku janji

6 tahun kemudian.

Kangin menikahi Teuki, dan jelas saja mendapat penolakan dari Sungmin karena sejak dulu Sungmin sudah menganggap Teuki sebagai pembunuh eommanya. Terkesan tidak masuk akal memang, tetapi memang itulah kenyataannya karena yang Sungmin tahu Teukilah yang selama ini mengobati ibunya.

"Appa… aku tidak akan membiarkanmu menikahi wanita pembunuh itu…" teriak Sungmin.

PLAKKK

Untuk pertama kalinya Kangin menampar Sungmin. Wajah Sungmin memanas, tamparan appanya ini begitu menohoknya.

"Baiklah.. sekarang jelas, appa lebih memilihnya dari pada aku, appa tidak menyayangiku lagi.. sekarang aku jadi curiga jangan jangan appa terlibat dalam rencana pembunuhan eomma…" ucap Sungmin dengan nada sarkastik.

"Kim Sungmin!" bentak Kangin, ia sudah bersiap siap untuk melayangkan satu tamparan lagi, namun Teuki menginterupsinya.

"Kangin-ah… jangan.." sela Teuki.

"Cih… penjilat.." ucap Sungmin sambil berlalu.

Sejak itu hubungan Sungmin dan Kangin semakin merenggang dan Sungmin pun mulai berubah dari gadis manis menjadi gadis tomboy

FLASHBACK END

Sungmin mencium bingkai foto itu kemudian meletakkannya ditempat semula. Perlahan ia membaringkan tubuhnya dikasur menutup matanya yang memang sudah diserang rasa kantuk yang sangat hebat.

Saat Sungmin sudah tertidur sepenuhnya. Teuki mengendap endap masuk, melakukan ritual yang selama hampi 9 tahun ini ia lakukan, mengecup dahi Sungmin sesuatu yang hanya bisa dilakukannya saat Sungmin tertidur. Sesuatu yang sangat ingin dilakukannya kapanpun, walaupun dalam kenyataannya itu tidak mungkin.

Selamat tidur Minnie-ya… Teuki eomma menyayangimu, sangat menyayangimu.

TBC