Wake Up! ini Bukan Drama Asia! (Part 4: Ninja Beraksi!)

By : Yanz

Rate: Teen di part ini

Genre: friendship and romance

Masashi Kishimoto

Cerita sebelumnya gak akan terlalu berpengaruh buat part 4 ini cuma sekedar mengingatkan bahwa di part sebelumnya Sasuke mengalami kemajuan di bandingkan Sai karena dia berhasil jalan bareng Naruto seharian.

*Sai POV*

Senin dengan jadwal padat kembali lagi, so… I hate Monday! Seperti biasa, gue harus memasang topeng ceria di balik hati gue yang masih galau. Tanya dong kenapa gue galau gitu? Yeaah.. gue galau tentang perasaan gue ke Naruto, gue bingung sumpah. Before, gue tuh normal! Mana pernah gue merasakan debaran aneh saat bersama cowok. Gue tuh sering pelukan sama Kiba, Shikamaru, bahkan tidur bareng Lee biasa aja! Tapi Naruto, dia bikin gue merasakan kalau dia itu punya aura cewek yang bikin gue berdebar-debar, gue takut! Serem banget kalau sampai gue jadi binan, apa kata orang, cowok sekeren gue yang bisa dapatkan cewek mana pun dalam kurun waktu kurang dari seminggu eh malah suka cowok? Aaakhh… gue rasa drama Asia mana pun gak ada percintaan sesame jenis, atau gue aja yang belum nemu?

Aissshhh… gue mengacak-acak rambut gue frustasi dan menarik banyak perhatian dari pelanggan café, mereka bingung. Namun kemudian gue tersenyum sopan dan membungkukkan badan ke segala arah. Haaahh… lagi dan lagi gue menghela nafas panjang. Gue tuh terlalu berharap kalau gue adalah pemeran utama cowok yang ada di dalam drama Asia, yang sangat berperan penting dan berakhir dengan bahagia! Dan Lee sempat berkata, "Mungkin loe binannya cuma sama Naruto?" walau gue sedikit lega dengarnya tapi apa masuk akal? Haaaah… Dan pada akhirnya gue kemakan skenario gue sendiri, gue yang punya misi buat dapetin Naruto akhirnya malah kejebak cinta terlarang, mau gak mau gue terpaksa terima perasaan ini.

"Permisi…" sapa seorang bapak-bapak dengan berjas hitam, kaca mata hitam yang gayanya seperti bos-bos mafia O_O dan tak lupa sebuah cerutu di mulutnya, di belakang diiringi 4 pengawal bertubuh tinggi tegap kurang lebih berdandan mirip dengan bapak-bapak itu.

"Iya, ada perlu apa tuan?" sapa Lee sambil membungkukkan badan.

"Saya ingin bertemu dengan pemilik café ini," katanya dengan wajah datar.

-0-0-

Sekitar setengah jam orang-orang itu di dalam kantor paman Jiraya setelah diantar Lee, akhirnya mereka keluar. Terlihat paman menangis merengek-rengek di kaki orang itu, tetapi orang itu malah menendang paman Jiraya. "Saya beri anda waktu satu minggu mengemasi barang, sebelum penggusuran," kata bapak-bapak itu datar dan meninggalkan paman yang menangis histeris.

Gue, Naruto dan yang lain berlarian menghampiri paman yang terduduk di lantai dan masih menangis, "Paman, ada apa sebenarnya?" Tanya Naruto khawatir.

"Huaaa… Hikhh… terjadi sengketa tanah, karena kecerobohan paman yang tidak melegalkan tanah ini maka orang-orang tadi ingin mengambil hak milik tanah ini dan mereka akan menggusur daerah ini minggu depan tanpa ganti rugi!" kata paman yang masih histeris.

"Bagaimana bisa paman?" tanya gue ikutan panik.

"Mereka ingin membuat lapangan sepak bola, hikhh…" balas paman yang masih terhisak.

"Berarti nasib café ini akan tamat?" Tanya Lee histeris.

"Husshhh… Jangan sembarang menyimpulkan, Lee!" bentak Kiba.

"Kita gak bisa diam aja biarin hal buruk ini terjadi," kata Shikamaru dengan tatapan malas.

"Pasti ada jalan keluar," sambung Sasuke juga.

"Kita bantai para mafia tadi!" teriak Naruto penuh emosi.

Kami semua cengok melihat Naruto menganggkat tangan kanannya yang dikepal dengan semangat api yang membara, "Waah gue suka gaya loe Naru, begitu berjiwa muda!" teriak Lee yang ikutan semangat.

"Ok, kita bantai mereka," kata Sasuke juga sambil tersenyum sinis.

Gue dan Kiba saling bertukar pandangan gak percaya. Jujur gue takut menghadapi masalah ini. Bagaimana jadinya nanti kalau beneran nih café tamat, gue bisa jadi pengangguran dan gak bertemu Naruto lagi! Aakkhh… apapun rencana mereka nanti, gue pasti akan berpatisipasi demi café kiss!

-0-0-

Malamnya, setelah pekerjaan kami selesai kami berkumpul di ruang tamu untuk merapatkan misi kami malam ini. Shikamaru sedang asik dengan laptop yang ada di hadapannya sedangkan kami berenam termasuk paman ikut berkerumun. Shikamaru terkenal sebagai ahli ternologi yang sangat handal bahkan dia seorang hacker. Dengan kelebihannya di bidang teknologi, dia berhasil mendapatkan info lengkap tentang pria yang datang tadi pagi, pria tersebut bernama Hizashi Hyuga, seorang pembangun tim sepak bola yang baru, dia seorang konglemerat yang sangat terkenal di Jakarta. Shikamaru bahkan berhasil mendapatkan alamat lengkap beserta denah rumahnya dan dia berhasil membobol kamera CCTV yang ada di rumah orang itu sehingga Shikamaru bisa melihat keadaan di rumah itu kecuali di ruang kerja sang empunya rumah, pasti ada banyak rahasia di dalam ruangan itu makanya sangat dijaga privasinya.

Jadi niatnya kami ingin menculik Pak Hizashi Hyuga tersebut, walau kedengarannya konyol tapi semua patut dicoba demi café kiss, "Paman tidak akan mengijinkan kalian! Ini berbahaya dan masuk dalam tindakan kriminal."

"Paman jangan khawatir, Sai sebagai yang paling tua di sini akan menjaga adik-adik. Lee, Kiba, Shikamaru dan Sai kan paman tau sendiri kami ahli bela diri," kata gue membujuk.

"Gue dan Naruto gak dianggap nih?" tanya Sasuke sewot.

"Gue kan gak tau kemampuan kalian," jawab gue dengan wajah malas.

"Gue harus ikut! Gue juga pandai berkelahi," teriak Naruto dengan semangat api yang membara.

"Waah loe keren banget Naru, semangat masa muda loe begitu terasa!" kata Lee juga dengan mata yang berapi-api.

"GAK! Ini sangat berbahaya anak-anak, paman tidak akan pernah mengijinkan, baik Sai yang paling tua, Lee, Kiba, Shikamaru, Sasuke maupun Naruto!" kata paman khawatir.

Kami semua saling bertukar pandangan kemudian menganggukan kepala dengan bersamaan. Kemudian Lee dengan sigap menangkap paman, Naruto dan yang lain memegangi kaki dan anggota tubuh paman sehingga beliau gak bisa gerak sedangkan gue mengambil tali tambang. Kiba menarik bangku mendekat dan mendudukkan paman di bangku tersebut, gue mengikat tangan dan kaki paman di bangku goyang tersebut dan terakhir Sasuke membungkam mulut paman dengan lakban.

"Maaf paman, kami harus pergi," kata Naruto dengan mata memelas, paman terus meronta-ronta.

Dan akhirnya gue, Naruto, Sasuke, Shikamaru, Lee dan Kiba pergi dengan mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan penutup topeng ala ninja anbu, lengkap dengan senjata seperti pisau lipat, suriken, panah, tali tambang dan alat komunikasi yang ditempelkan ke kuping kami masing-masing. NINJA BERAKSI!

*Penulis POV*

Setelah memarkir mobil yang Sai curi dari Paman Jiraya cukup jauh, Sai beserta teman-temannya bergerak ke arah perumahan elit itu. Rumah sasaran memiliki pagar beton setinggi 5 meter, cukup tinggi memang tapi itu bukan penghalang karena mereka memiliki tali tambang beserta jangkar yang dilemparkan ke sisi lain tembok itu dan syukurlah jangkar itu menyangkut dengan kokoh, dengan bergantian mereka menaiki tembok tersebut dengan tali dan akhirnya mereka berhasil sampai ke sisi lain tembok tersebut.

"Tunggu dulu," kata Sai sedikit berbisik, Sasuke begitu kesal karena Sai jadi pemimpin misi dan sok mengatur. Kemudian Sai menebar tepung ke udara dan mereka semua menganga setelah melihat cahaya merah yang bergerak-gerak di hadapan mereka, cahaya itu sejenis infra red (bener gak seh?) yang digunakan sebagai pengaman, jika ada yang menyentuh cahaya tersebut maka alaran keamanan akan berbunyi dan tentu saja mereka akan ditangkap petugas keamanan.

Sai menghela nafas panjang, "Ini bahaya, kalau gak sanggup silakan putar arah dan menunggu di mobil," kata Sai khawatir, namun…

SYUUTT… SYUUUTT… HUP!

Dengan dua kali lompatan panjang dan sekali menggelundung, Naruto telah sampai dengan ganteng di seberang tepatnya dia sudah berada di teras rumah tersebut dengan selamat tanpa menyentuh sinar pengaman. Lee menatap kagum dengan mata yang berapi dan menyusul dengan semangat, kemudian yang lain menyusul dengan selamat, katakan saja mereka punya tubuh lentur nan lincah bak seorang pemain sirkus.

Shikamaru menahan kami untuk sementara, dia sedang mengutak-atik alat yang menempel di dinding rumah tersebut bergantian menggutak-atik laptopnya, "Eh… gue sudah program CCTVnya. Jadi para penjaga keamanan hanya akan melihat rekaman CCTV yang terjadi sekarang terus menerus jadi mereka gak akan tau kejadian di rumah itu sebenarnya, sedangkan rekaman yang live alias aslinya gue alihkan ke laptop gue, ngerti? Kalau ada bahaya gue akan hubungin kalian."

Mereka berlima berlari masuk setelah Shikamaru berhasil membobol pintu rumah tersebut. Mereka sedikit tercengang melihat rumah yang lebih tepatnya mirip labirin ini karena begitu banyak jalan, berwarna putih terang karena lampu yang banyak, begitu banyak CCTV, dan bisa saja tersesat jikalau tanpa arahan Shikamaru, dia terus mengarahkan mereka berlima untuk ke ruang kerja target karena sepengetahuan Shikamaru, si target adanya dalam ruang tersebut, "Eh… waspada, di depan kalian tepatnya di lorong sebelah kiri ada 2 petugas keamanan yang patroli!" ucap Shikamaru dan terdengar di kuping mereka berlima.

"Kalian bertiga maju, biar serangga kecil ini gue dan Kiba yang atasin!" kata Lee semangat dan menampakan silau gigi putihnya

Sai, Naruto dan Sasuke berlari maju lalu dikejar 2 petugas tersebut namun berhasil dihambat Lee dan Kiba. Dan setelah 15 menit mencari, mereka bertiga pun berhasil menemukan ruangan target, "Eh… jangan masuk lewat pintu, terlalu berbahaya. Di dinding sebelah kiri kalian ada sebuah trowongan angin-angin kan? Nah buka tuh ruang, kalian menyelinap lewat situ perlahan, setelah menguasai sikon kalian sergap si target, okay?" kata Shikamaru dari alat komunikasi di kuping kami.

Kami merayap di lubang tersebut sesuai arahan Shikamaru, dan akhirnya kami melihat si target dari lubang angin-angin, target gak sendirian namun dengan seorang pria paruh baya, "Hah… itu kan DPR partai –PIIPP- yang bernama –PIIP-," kata Sasuke berbisik, Sai dan Naruto mengangguk.

Sai yang merasa ini adalah hal menarik, mengeluarkan alat perekam dan mulai recording, "Waah… ahaha… uang yang banyak sekali Pak Hizashi Hyuga, saya begitu tersanjung mendapatkannya dari bapak," kata sang DPR.

"Ahaha… Ini tak seberapa dengan peran anda yang telah membantu proyek saya haha…"

Perbincangan penting tersebut berlangsung selama 10 menit namun cukup jelas maksudnya, setelah sang DPR keluar ruangan Sai menyengir licik, "Done, gue rasa kita gak perlu melakukan aksi kriminal lagi, karena rekaman ini akan sangat berperan penting."

-0-0-

Di kediaman Pak Hizashi Hyuga, keesokan harinya.

"Tuan, ada paket untuk anda," kata seorang pelayan dengan sopan.

Hizashi Hyuga pun membuka paket tersebut, ternyata sebuah kaset. Dia mengerutkan dahinya karena bingung kemudian menyetel kaset tersebut. Gak sampai 2 menit pria tua itu menyetel kaset tersebut, dia langsung membanting alat penyetel kasetnya dan berteriak emosi, "BR*NGSEK!"

Setelah itu, beliau menemukan sepucuk surat di dalam paket itu juga, -Dear Pak Hizashi Hyuga, sungguh indah hari ini, matahari bersinar cerah, bunga-bunga semerbak menebarkan harumnya, pada intinya saya sangat bahagia mendapatkan moment penting anda tadi malam, dan itu karena anda. Yaah meskipun anda membanting kaset itu sampai rusak gak akan mengubah keadaan karena saya masih punya banyak copy'nya. Kalau anda tidak mau merasakan sengsaranya bui lebih baik anda batalkan acara penggusuran lahan daerah A, dan bikinkan surat tanah resmi untuk café kiss atas nama Jiraya. Ingat pak, ini bukan sekedar ancaman, saya serius. Dari Sai si pelayan café kiss-

"Dia fikir ini surat untuk pacar hah?" teriak Hizashi Hyuga emosi.

-0-0-

Jam dinding menunjukkan pukul 10:00, mereka semua bekerja dengan damai hari ini, walaupun Paman Jiraya mengomel habis-habisan tapi mereka semua hanya memberikan senyuman termanis saat itu, mereka tau to day is good day!

"Ehem.. mana pemilik café ini?" tanya pria tua yang datang kemarin beserta 4 pengawalnya. Dan seperti kemarin pula Lee mengantarkan mereka ke ruangan Paman Jiraya dan mereka berdiskusi gak nyampe sepuluh menitan lalu Pak Hizashi Hyuga beserta pengawalnya keluar ruang kerja Paman Jiraya. Paman terlihat begitu bahagia sampai menangis, "Akhirnya café kita gak jadi digusur! Bahkan Pak Hizashi Hyuga memberikan sertifikat tanah resmi ini…" kata paman bahagia.

Semua tersenyum bahagia, terliat Pak Hizashi Hyuga ingin membuka pintu namun Sai memanggilnya, "Woy Pak Hizashi Hyuga!" setelah Pak Hizashi Hyuga membalikkan posisi si Sai memberikan kiss bye dari kejauhan dan menyengir bahagia, Pak Hizashi Hyuga hanya menatap masam kemudian lenyap dari pintu.

Naruto yang berdiri tepat di samping kanan Sai tertawa geli kemudian memeluk dada Sai.

DEG…

Sai begitu gugup dan matanya berlari kemana-mana karena salting, "Naru-chan…" lirihnya.

Kemudian di susul Sasuke yang memeluk Naruto dari belakang, Kiba memeluk Sai dari belakang dan mereka membentuk bundaran pelukan, semua berpelukan bahagia termasuk para pelanggan cafe sehingga terjadilah adegan lebay yang sama persis dengan iklan terbaru kartu AXIS LOL.

TBC

Huahaha… gaje? Aneh? Gak masuk akal? Maaf deh… karya punya gue ya suka-suka gue *ditimpukin para reader*

MAU TANYA: masa iya cerita yang pake bahasa gaul itu gak mutu? WAJIB JAWAB 3

KOMENTAR YOOO