Naruto © Masashi Kishimoto.

Pairing : ShikaNaru.

Genre : Drama/Romence.

Rate : T.

Warning : OOC, AU, typo(s), Boy Love.

DON'T LIKE DON'T READ!

I Will Love You © Yanz Namiyukimi-chan.

Shikamaru menyukainya. Dan Naruto menerima perasaan Shikamaru karena menurutnya Shikamaru adalah pemuda yang baik. Shikamaru tahu itu, karena si pirang sendirilah yang mengatakannya dan ingin mencoba untuk berusaha membalas perasaannya. Dan seperti apakah cara Shikamaru membuat Naruto jatuh cinta padanya?

.


.

Shikamaru dalam mood yang buruk. Benar-benar buruk! Hingga ia menguar aura jahat di sekelilingnya. Ya, bukan hanya aura jahat yang menguar begitu pekat, tapi ia juga tampak siap untuk meledak kapan saja. Kebanyakan orang memilih untuk menghindarinya karena tidak mau kena imbas dari Si Jenius Nara yang sedang murka. Kejadian seperti ini memang langka membuat sebagian orang bertanya: Ada apa dengan Shikamaru? Kemana perginya sikap kalemnya itu?

Pemuda bermarga Nara itu biasanya selalu tenang. Sikap acuh tak acuhnya selalu terkesan tidak mau mencari masalah atau tidak mau melakukan hal yang merepotkan. Tapi kali ini wajah cemberutnya tampak garang. Sebenarnya anggapan jenius ini hanya berlaku untuk beberapa teman dekat Shikamaru. Ia lebih terkenal dengan sikap pemalasnya karena itulah sikap pasif yang lebih dominan membuat orang-orang sulit untuk percaya kejeniusan Sang Nara. Tambah prestasinya yang terkesan biasa-biasa saja.

Ya, tidak peduli yang mana kepribadian yang sesungguhnya. Yang jelas Nara Shikamaru tampak mengerikan jika sedang marah.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, ne? Kau sudah membuat orang-orang takut, tahu tidak?" tegur Kiba yang duduk di sebrang Shikamaru dengan wajah bosan.

Tampaknya ia hanya satu-satunya makhluk yang berani berada di dekat Shikamaru. Menonton wajah cemberut Shikamaru layaknya seorang anak kecil yang telah kehilangan mainannya karena direbut oleh anak lain. Itu sebenarnya lucu melihat wajah Shikamaru yang cemberut. Karena pemuda itu jarang memasang ekspresi sengsara seperti itu.

Shikamaru melotot mendengar komentar Kiba. "Urusai!" ucapnya kesal.

Kiba sendiri merinding mendengar suara gelap Shikamaru. Ia sedang marah besar dan berusaha menahannya. Ya, terlukis jelas di wajahnya. Tidak aneh jika Shikamaru siap meledak kapan saja.

"Kuso! Siapa sih yang membuat Shikamaru seperti ini?" rutuk Kiba ngeri.

Shikamaru sungguh ingin pergi membunuh seseorang. Terutama seseorang berjenis kelamin laki-laki yang bernama Uchiha Sasuke. Ya, Uchiha Sasuke pelaku utama yang telah membuatnya kehilangan sesuatu yang special dari kekasih pirangnya. Dia sudah mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya. Uchiha yang satu ini memang brengsek! Dan kenapa ia baru menyadarinya sekarang?

Ia sering mendengar bagaimana mengerikannya sikap yang dimiliki oleh Sang Uchiha membuat laki-laki yang terkenal di kalangan perempuan itu dibenci oleh sebagian besar kaumnya sendiri. Shikamaru tidak terlalu peduli seberapa brengseknya orang itu. Karena ia tidak pernah dan tak ingin berurusan dengan orang-orang populer seperti Sasuke. Oh, Sialnya sekarang Shikamaru tahu bagaimana brengseknya Sang Uchiha seperti yang dikatakan oleh teman-temannya.

Sejak awal ia memang tidak menyukai Sasuke tapi ia tidak membencinya. Tidak ada alasan cukup untuk membencinya. Ia hanya tidak suka bagaimana aura dominan Sasuke yang selalu menarik perhatian orang-orang disekitarnya kemana pun ia pergi. Ia tidak menyukainya karena hal itu telah menarik perhatian Naruto.

Ia ingin menjadi orang yang selalu menarik perhatian Naruto. Ia mendambakannya. Ya, itu menjadi keinginannya sejak ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.

Dan Uchiha Sasuke telah menarik perhatian Naruto darinya sudah cukup membuat Shikamaru tidak menyukai Sang Uchiha. Dan saat Naruto mengatakan bahwa ia menyukai Sasuke sudah cukup membuat Shikamaru mengutuk keberadaan Sang Uchiha bungsu. Seolah-olah tidak cukup dengan perasaan tidak sukanya, sekarang Sang Uchiha telah menyulut rasa benci dalam dirinya.

Sungguh benar-benar merepotkan mempunyai perasaan seperti ini. Perasaannya pada Naruto telah menarik batas-batas yang tidak biasa ia lakukan. Shikamaru mulai bertingkah diluar kendalinya. Oh… sialan itu pasti rasa cintanya pada naruto yang terlalu berlebihan.

"KYAAAAAA! SASUKEEE-KUUUNNN!"

Cih! Akhirnya pangeran sekolah kita telah menampakkan dirinya. Melihat wajah Uchiha Sasuke yang angkuh seperti biasa membuat Shikamaru ingin mendatanginya dan mencekiknya. Shikamaru menarik napas dalam-dalam. Ia tidak boleh kehilangan kendali di sini. Ingat bahwa ia adalah orang yang anti mencari masalah. Tapi sialan… setiap melihat sosok itu, ia ingat kembali coklat yang telah dibuat khusus untuknya telah direbut oleh Uchiha membuat Shikamaru benar-benar ingin mendatangi Sang Uchiha dan membunuhnya.

Shikamaru harus menekan emosinya dalam-dalam. Shikamaru tidak mau seperti ini. Kehilangan banyak kontrol. Ia ingin pergi menyalahkan orang lain dan menumpahkan emosinya. Shikamaru membenturkan kepalanya pada meja cukup keras, tidak menyadari tatapan Kiba yang menatapnya ngeri melihat tingkahnya yang semakin aneh.

Shikamaru merasa telah kehilangan jati dirinya. Ia adalah orang yang acuh pada sesuatu yang menurutnya tidak penting. Ia adalah orang pemalas yang merasa tidak tertarik melakukan apapun untuk menarik keluar sikap pasifnya. Tapi ia merasa berbeda setiap sesuatu yang berhubungan dengan kekasih pirangnya—Naruto. Orang itu mengubahnya seperti ini. Membuatnya menanggapi masalah-masalah kecil yang seharusnya bisa ia abaikan begitu saja bukan melebih-lebihkannya.

Tapi sialan… coklat itu bukan masalah yang dianggap kecil. Coklat itu adalah buatan Naruto. Itu special. Itu khusus dibuat hanya untuknya. Lalu kenapa bisa jatuh ke tangan bajingan itu! Oh, God! Sampai kapan pun Shikamaru tidak akan bisa menerimanya! Tidak peduli seberapa mengerikannya rasa coklat itu. Ia tahu seberapa buruknya masakan Naruto. Tapi mendapatkan sesuatu special dari Sang Uzumaki itu sendiri adalah sesuatu yang langka. Ya, benar-benar langka dan Shikamaru telah kehilangan kesempatan langka itu.

"Sial!" Shikamaru pikir ia tidak hanya jatuh cinta pada Naruto tapi sepertinya ia mulai tergila-gila pada sahabatnya itu.

.


.

Naruto memastikan sekelilingnya aman. Dikejar-kejar oleh sekelompok fans Sasuke yang sedang mengamuk memang mengerikan. Lagipula siapa sih yang menyebar gosip bahwa ia menyerahkan coklat Valentine pada Sasuke? Ia tidak ingat ada orang saat kejadian itu. Lagi pula mereka itu salah paham! Ia tidak pernah berniat untuk memberikan coklat pada Sasuke. Coklat itu jatuh tanpa sengaja ke tangan pemuda raven. Coklat yang seharusnya ia berikan untuk Shikamaru! Lagipula kenapa Sasuke bisa berpikir coklat itu untuknya?

"Kuso!" Naruto membenturkan kepalanya ke dinding. Ia pikir nasib sialnya belum berakhir.

"ITU DIA!" Naruto tersentak mendengar teriakan pengumuman kematiannya itu. Menandakan bahwa kemana pun ia lari, mereka akan tetap menemukannya.

"Oh, Kami-sama… Selamatkan aku." Naruto berharap bahwa suara yang berasal dari belakang tubuhnya itu bukan fans Sasuke yang sedang mengejarnya. Ya, tapi harapannya musnah saat ia melihat sekumpulan wajah garang menatapnya begitu lapar padanya. Naruto tidak bisa membantu untuk menatap ngeri segerombolan perempuan yang sedang berlari untuk menangkapnya. Naruto menggerakan kakinya sekuat tenaga untuk berlari lebih cepat. Naruto tidak tahu perempuan-perempuan yang selalu ia anggap mempunyai sikap manis itu bisa memasang wajah buas seperti hewan yang telah menemukan mangsanya.

Naruto tidak mengerti! Kemana perginya sikap manis yang selalu ia kagumi dari kaum wanita itu?

BRUK!

"Heeyyyyy!"

Naruto terpental dan jatuh mendarat dengan pantatnya. Ia meringis sebelum akhirnya menatap sukacita pada dua sosok yang ia kenal.

"Shikamaru! Kiba!" Kiba tidak bisa berbuat apa-apa saat Naruto memeluknya erat. Entah sejak kapan ia menjadi objek pelukan si pirang.

Shikamaru hanya membeku di tempat. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Naruto memanggil nama mereka dengan sukacita dan hanya memeluk Kiba… lagi.

Oh, jangan salah sangka! Shikamaru senang mendengar suara Naruto saat memanggil namanya dengan riang seolah betapa senangnya Naruto bertemu dengannya. Ya, ia suka melihat ekspresi antusias yang terlukis di wajah Naruto. Tapi yang sulit untuk diakui ia merasa cemburu pada Kiba. Ya, ia begitu sialan cemburu melihat Kiba selalu bisa mendapat kehangatan dari pelukan Naruto.

Dan kemudian di sini Shikamaru merasa diabaikan. Seolah kehadirannya tidak pernah ada dan dibiarkan kedinginan. Menunggu Naruto datang padanya untuk mengeyahkan rasa dingin dengan pelukannya.

Shikamaru hanya bisa menanti si pirang untuk menyerah sepenuhnya padanya. Membuat orang jatuh cinta memang sulit. Tapi ada kala batasan-batasan yang harus ditarik. Ya, dan sepertinya Shikamaru terpaksa melakukannya. Ia mulai tidak sabar. Ia mulai merasa lelah. Bukannya ia ingin menyerah dan mundur. Ia hanya akan mengambil satu langkah lebih maju. Walau Shikamaru tidak begitu yakin dengan idenya, ia tidak akan mundur. Ia akan mendapatkan hati Naruto.

Ya, berharap saja setelah ini Naruto tidak lari menghindarinya.

"Sembunyikan aku!" seru Naruto panik.

"Nani?" tanya Kiba yang belum menyadari situasi sahabatnya yang tengah terancam di tangan para fans Sasuke yang sedang mengamuk.

"Mereka mengejarku! Mereka ingin membunuhku!"

"Naruto tenanglah… tidak ada yang ingin menyakitimu." Kiba mencoba menenangkan Naruto, tapi sepertinya sia-sia saat ia melihat si pirang menggeleng kepalanya keras. Ia tetap terlihat panik.

"Tidak!"

"Naruto."

"Cepat sembunyikan aku sebelum mereka menemukanku! Please…"

"Naruto!"

Naruto langsung terdiam mendapatkan suara tegas memanggil namanya. Ia menggigil di bawah tatapan intens manik kelam milik Shikamaru. Bola mata itu selalu tampak misterius dan seolah ingin menenggelamkannya setiap ia menatap balik.

"Naruto."

"HaHai!" Naruto merespon cepat panggilan Shikamaru.

Naruto benci perasaan ini. Perasaan gugup ini benar-benar membuatnya tidak bisa berkutik. Ia seperti di bawah kendali Shikamaru. Naruto mengakui ia benci perasaan ini. Saat tatapan itu jatuh padanya ia benar-benar tidak bisa mengalihkan perhatiannya pada yang lain. Ia merasa dipermalukan oleh tatapan itu, tapi tidak bisa memalingkan wajahnya. Karena sebagian dirinya mengatakan bahwa ia benar-benar tidak merasa keberatan.

Naruto ingin mata itu selalu tertuju padanya.

Saat kedua bisepnya dicengkram oleh Shikamaru, Naruto tidak bisa menahan perasaannya yang semakin gugup saat jarak mereka semakin dekat.

"Aku akan membantumu tapi dengan satu syarat."

Serasa disambar petir, Naruto pertama kalinya dalam hidupnya mendengar Shikamaru meminta imbalan atas bantuan yang ia tawarkan.

Di sisi lain Kiba merasa tidak terima dengan pernyataan Shikamaru. Bagaimana bisa Shikamaru memberikan syarat untuk membantu Naruto yang merupakan teman mereka bukan orang lain. Ia hendak protes dengan sikap Shikamaru yang kejam seolah tidak ingin meringankan beban Naruto, namun Kiba tidak bisa membantu rasa syok saat mendengar syarat yang diajukan Shikamaru.

"Kau mau pergi kencan denganku!"

Seketika waktu terasa berhenti. Tanpa mereka sadari mereka telah menahan napas.

Mengabaikan Kiba yang kini menganga lebar karena pernyataannya dan juga sekelompok perempuan yang berada di belakang Naruto—yang tanpa disadari oleh si pirang sendiri—yang naasnya berekspresi tak jauh berbeda dengan Kiba.

Fakta yang tidak bisa dipungkiri saat ini adalah seorang Nara Shikamaru sedang memberikan sebuah ajakan kencan pada sahabatnya sendiri?

Seorang Nara yang selalu menolak gadis-gadis yang menyatakan cinta padanya dengan alasan bahwa ia belum siap menjalin hubungan dengan siapa pun.

Sedangkan Shikamaru menunggu dengan sabar jawaban dari sang kekasih yang sepertinya terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ya dan hal itu sepertinya memberikan tanda positif bahwa Shikamaru tidak akan mendapat jawaban yang ia inginkan segera. Seperti dikatakan sebelumnya Shikamaru adalah orang yang putus asa saat ini. Ia tidak bisa terus bersikap sabar saat ia benar-benar ingin mengklaim Naruto. Ia mungkin akan memberikan beberapa tekanan. Ia tidak bisa menerima penolakan.

Ini adalah sebuah hukuman.

Hukuman untuk Naruto yang telah berani membuatnya jatuh cinta.

"Naruto."

"Hai!"

Respon cepat itu mengundang senyum di bibir sang Nara. Ya, ia sudah menerima jawaban yang ia inginkan tanpa harus memaksa Naruto. Shikamaru tidak peduli jawaban si pirang yang terkesan spontan. Shikamaru akan menunjukan eksistensinya. Ia akan mengkalim si pirang.

Melihat perubahan ekspresi Shikamaru membuat Naruto menyadari sesuatu. Seketika wajah Naruto berubah pucat saat menyadari kesalahannya. Ia telah membuat Shikamaru salah paham. Melihat seringai itu membuat Naruto semakin tidak bisa berkutik.

Tidak…

Ini pasti pertanda buruk. Ia tidak pernah melihat Shikamaru menyeringai sebelumnya. Bahkan menyeringai, Melihat Shikamaru tersenyum atau pun tertawa adalah sesuatu yang jarang. Naruto merasa horror. Melihat seringai itu membuat ekspresi Shikamaru lebih hidup. Sedangkan Shikamaru selalu tampak masam.

Shikamaru membungkuk membuat jarak minim. Naruto hampir melotot karena tindakannya.

"Hari sabtu jam 10 aku akan menjemputmu, ne?"

Jarak wajah mereka yang begitu dekat dan hembusan napas Shikamaru di bibirnya, membuat Naruto merasa seperti jelly. Ditambah seringai itu membuat ekpresi Shikamaru tampak sexy. Wajah Naruto berubah merah seperti tomat.

Yaaakkkk! Shikamaru jelas-jelas mengodanya di sini!

.


TBC


.

Hallo minna^^ akhirnya bisa update fic juga. Arigatou kalian sudah review, favorite atau follow fic ini. Yan terkesan sama kalian yang udah mau menunggu fic ini. Semoga alur fic ini semakin menarik buat kalian. Ada yang mau ngasih ide gimana kencan ShikaNaru nanti?

Yan tunggu ide kalian lewat kolom review^^

Salam hangat Yanz Namiyukimi-chan