Chapter 21

It can be love

Dear Siwonie, My husband…

Ketika kau membaca surat ini mungkin aku sudah tidak berada di Korea lagi. Maaf aku berbuat seperti ini, tetapi aku harus, Siwon… aku sadar bahwa kita tidak bisa selamanya menjalani hidup seperti ini.

Aku tau bahwa aku seharusnya melakukannya sejak dulu. Tetapi aku kira semuanya akan baik-baik saja. Kita akan baik-baik saja. Tapi aku salah. Cintamu masih untuk Kyuhyun dan seberapa keras pun aku berusaha, aku tidak bisa merubahnya.

Aku memutuskan untuk membawa Donghae bersamaku. Aku ingin dia mengerti dulu apa yang sebenarnya terjadi pada kita. Dan aku yakin waktu lah yang akan melakukannya.

Kau tidak perlu khawatir untuk masalah perusahaan. Semuanya masih akan tetap sama.

Tapi hanya kita… hanya kita yang akan berubah. Margaku tak akan lagi 'Choi' tetapi kembali menjadi 'Cho Ahra'. Begitu kau selesai membaca surat ini, tak lama lagi pengacaraku akan mengurus perceraian kita.

Maaf selama ini aku telah egois. Aku telah menjadi penghalang bagi kalian. Maafkan aku yang telah mencintaimu dengan buta.

Ahra.

Kertas itu bergetar di tangan Siwon yang gemetaran. Laki-laki berusia 27 tahun itu seperti tidak mempercayai apa yang baru saja dibacanya. Entah apa yang seharusnya ia rasakan kini, apakah ia harus sedih atau bahagia bahwa ia akan berpisah dengan Ahra?

Laki-laki berpotongan rambut cepak itu melepaskan kertas itu begitu saja dari tangannya. Dan mengikuti gravitasi bumi, kertas itu jatuh ke lantai dengan bunyi gesekan yang terdengar begitu keras di rumah yang kini sunyi itu.

Siwon meraih ponselnya dan berusaha menghubungi Ahra. Tidak tersambung. Kemana is—calon mantan istrinya itu pergi? Biarpun begitu, Siwon sudah menganggap Ahra benar-benar seperti keluarganya sendiri.

Apa yang sebenarnya Tuhan tengah rencanakan untuknya? Ia seperti diombang-ambingkan oleh takdir. Baru saja kemarin ia merasa bahwa dunianya akan berakhir, namun kini takdir seolah memberinya harapan.

Tak kehilangan akal, Siwon segera mengetikkan pesan untuk dikirimkan ke email Ahra.

Jika Noona membaca pesan ini tolong hubungi aku.

Siwon.

Siwon mengacak rambutnya frustasi. Memang selama ini hal inilah yang terkadang ia dambakan, tetapi ketika hal ini benar terjadi, tetap ada rasa bersalah yang menggelayuti hatinya. Secara tidak langsung, ia telah menghancurkan keluarga ini. mempermainkan perasaan kedua kakak beradik itu sesuka hatinya. Namun Siwon pun tak menginginkan hal ini.

.

.

.

"Umma, kemana kita pergi? Kenapa Appa tidak ikut?" Tanya Donghae polos.

Ahra mati-matian menahan dirinya untuk tidak lagi menangis di depan Donghae. Bocah itu terlalu melihat banyak kesakitan yang dirasakannya. Wanita itu kemudian tersenyum sebelum mengelus pipi Donghae lembut.

"Appa harus tinggal. Kita pergi berdua saja. Bukankah Donghae bilang kalau Donghae akan mengikuti kemanapun Umma pergi? Sekarang Umma ingin pergi. Donghae akan ikut kan?" Jawab Ahra.

Donghae terdiam sejenak. Mata beningnya menatap kedua mata Ibunya dengan bingung. Namun tak berapa lama bocah itu mengangguk. tangan kecilnya meraih tangan Ibunya.

"Donghae akan ikut kemana pun Umma pergi." Ucap Donghae tulus.

Ahra segera merengkuh putra semata wayangnya itu dengan penuh kasih sayang. Meskipun cinta tak ia dapatkan dari Siwon, namun setidaknya sosok laki-laki yang selama ini ia harapkan itu memberinya malaikat yang bisa menjaga dan mengisi hari-harinya.

Keduanya kemudian segera menyerahkan paspor mereka kepada petugas sebelum masuk melalui sebuah pintu menuju dunia mereka yang baru.

oOo

"Mulai hari ini kau tidak perlu datang kesini lagi." Ucap Siwon ketika pembantu yang biasanya membantu pekerjaan rumah di kediaman Cho itu mengantarkan kopi untuknya sore itu.

Pembantu yang seorang wanita paruh baya itu terlihat heran.

"Tapi Tuan, Nyonya Ahra sudah berpesan kepada saya untuk membantu Tuan di rumah ini…" Ucap pembantu itu dengan sopan.

"Mulai sekarang tidak perlu. Aku bisa mengurus diriku sendiri." Kata Siwon tegas.

Pembantu itu pun akhirnya mengangguk sambil undur diri dari hadapan Siwon yang tengah menikmati pemandangan di halaman belakang rumahnya itu.

Tak lama kemudian laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya tanpa menyentuh kopi kesukaannya itu. ia berjalan dengan perlahan menuju rumah yang kini resmi ia tempati sendiri itu. Rumah yang dulu diisi oleh seluruh anggota keluarga Cho itu.

Siwon memperhatikan baik-baik dekorasi bahkan warna cat di setiap sudut rumah itu. semuanya masih sama sejak ia pertama kali menginjakkan kakinya di tempat itu. tidak ada yang berubah bahkan bergeser sedikit pun dari tempatnya semula.

Ketika Siwon melewati ruang keluarga dimana sebuah tv flat dan sofa yang nyaman mengisi ruangan itu terasa begitu dingin. Laki-laki itu baru menyadari bahwa tidak ada lagi figura foto yang seingatnya dulu ditempel di dinding. Figura yang berisi foto pernikahannya bersama Ahra. Yang tersisa kini hanyalah foto keluarga Cho ketika masih utuh dulu.

Mata Siwon tertuju pada satu sosok diantara empat orang yang berdiri berdampingan dalam foto itu. bagaimana kabar pemuda itu? apakah ia baik-baik saja setelah perpisahan mereka?

Siwon kemudian melanjutkan langkahnya menuju lantai 2 dimana kamar-kamar berada. Ia membuka sebuah pintu yang membawanya pada sebuah ruangan yang beraroma cherry. Selama 29 tahun hidupnya Ahra menempati kamar ini seorang diri. Kamar itu masih sama. Sepi. Sunyi. Siwon miris membayangkan betapa menderitanya Ahra atas semuanya.

Di sebelah kamar itu, ada kamar yang lain dimana Siwon pernah menempatinya selama hidupnya di rumah itu. kamar Kyuhyun yang juga masih sama. Sesak yang dirasa Siwon bergumul didadanya.

Seandainya mereka tidak pernah bertemu kala itu. Kemudian sebuah kamar yang tidak pernah tersentuh sejak Siwon datang. Kamar yang dulunya ditempati oleh Mr. dan Mrs. Cho. Patutkah rasa bersalah yang Siwon rasakan kini menebus semua yang terjadi? Cukupkah?

Siwon memegang dada kirinya yang terasa nyeri. Penyesalan yang menyerang tiba-tiba melumpuhkannya. Pemuda itu kemudian duduk di salah satu deretan anak tangga yang dilapisi marmer itu. Dingin.

Tak terasa air mata menjatuhi pipi laki-laki itu. masih bisakah dirinya memperbaiki semuanya?

oOo

"Kau harus menemui Ibumu. Ia terus berusaha menghubungimu. Bahkan beberapa hari yang lalu ia mendatangi kantorku untuk menanyakan keadaanmu." Kata Yesung ketika Siwon masih sibuk dengan dokumen-dokumen di atas meja kerjanya.

Laki-laki itu sama sekali tidak menanggapi kalimat-kalimat yang meluncur dari bibir sahabat dekatnya itu.

"Apa kau akan seperti ini terus selamanya? Setidaknya kau harus menjemput Kyuhyun di Jepang, atau jika tidak, setidaknya kau urus dirimu sendiri dengan baik." Ujar Yesung agak pedas. Laki-laki yang dua tahun lebih tua dari Siwon itu sudah tidak tahan melihat kelakuan dongsaengnya itu.

Siwon lagi-lagi tidak bergeming. Ia begitu tenggelam dengan pekerjaan yang selama ini menjadi satu-satunya pengisi waktunya itu. sudah 1 bulan lamanya sejak perceraian antara Siwon dan Ahra menggemparkan dunia bisnis Seoul. Ahra yang kini tidak diketahui keberadaannya menyerahkan semua wewenang perusahaan pada Siwon meskipun dirinya tetap menjadi pemilik saham terbesar. Siwon yang tidak peduli akan perkataan orang-orang disekitarnya menyibukkan dirinya dengan pekerjaan yang selalu menumpuk. Laki-laki itu akan berangkat ke kantor paling awal dan pulang paling akhir.

Siwon bahkan tidak mempunyai waktu untuk bertemu dengan Ibunya yang berang atas perceraiannya itu. menghindar lebih tepatnya. Siwon tidak mau mendengar kata-kata menyakitkan terlontar dari mulut Ibunya.

Yesung, satu-satunya sahabat yang dimiliki Siwon berusaha membujuk laki-laki itu untuk setidaknya beristirahat sejenak. Ia percaya lambat laun Siwon akan mati oleh penderitaan yang ia ciptakan sendiri.

Siwon seharusnya memiliki kesempatan untuk menemui Kyuhyun, cinta pertamanya yang hilang. Namun Siwon memilih sibuk mengurus perusahaan yang tiada matinya itu.

"Siwon!" Yesung terlihat kesal karena sedari tadi diabaikan oleh Siwon.

Laki-laki itu akhirnya meletakkan pena yang sedari tadi ia gunakan untuk menandatangani berkas-berkas.

"Aku baik-baik saja, hyung. Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku benar-benar masih sibuk dan aku harus menyelesaikan pekerjaan ini segera." Kata Siwon pelan.

Yesung mencibir. Omong kosong. Apa yang dikatakannya itu hanya alibi.

"Berhenti menyiksa dirimu sendiri." Ucap Yesung melepas kacamata yang dipakainya.

Siwon menghembuskan nafas dari mulutnya dengan keras.

"Lakukanlah seperti keinginanmu. Jarang sekali kesempatan datang dua kali seperti ini."

Siwon berusaha mencerna kalimat yang baru saja Yesung ucapkan. Apakah ini adalah kesempatan kedua yang benar-benar Tuhan persiapkan untuknya?

oOo

"Hks.. Hks.. Hks.. Hhh…" Kyuhyun masih belum juga menghentikan airmata yang keluar dari kedua matanya. Wajahnya masih terbenam dalam pelukan Changmin. Dada Kyuhyun terasa sesak. Sakit.

Mereka masih berada di dalam mobil seperti sebelumnya. Kyuhyun yang membisu sejak turun dari pesawat akhirnya menyerah dan menangis.

"Sssshh.. sudah selesai, Kyuhyun.. ini semua sudah selesai.." Changmin mengusap punggung Kyuhyun lembut.

"It hurts… Hiks." Bisik Kyuhyun di sela-sela isakannya. Meskipun ia telah mengetahui bahwa semua ini akhirnya telah berakhir namun entah kenapa rasanya masih sesakit ini. pemuda itu berkali-kali merutuki dirinya yang masih membiarkan air mata tidak berguna itu kembali menuruni pipinya.

Tangan Kyuhyun mencengkeram erat kemeja yang dipakai Changmin. Berharap hal itu bisa sedikit melegakan hatinya.

Changmin mendorong pelan tubuh Kyuhyun dan menangkup wajah pemuda itu dengan kedua tangannya. Kyuhyun terlihat kacau. Matanya terlihat sembab dengan hidung dan bibir yang memerah. Kedua pipinya sudah basah oleh airmata.

"Uljima…" Changmin menyeka airmata panas yang turun dari mata Kyuhyun.

Namun airmata justru semakin deras berjatuhan dari matanya. Kyuhyun menundukkan kepalanya. Changmin kemudian meraih tangan kiri Kyuhyun.

"Ayo kita mulai lagi dari awal." Ditariknya cincin perak yang melingkar di jari manis Kyuhyun. Kyuhyun menggelengkan kepalanya ketika seolah-olah Changmin baru saja menarik jiwanya. Hatinya terasa perih. Kyuhyun tidak kuat menahannya lagi.

Dengan tangan gemetar Kyuhyun mencengkeram pahanya sendiri dengan keras. Isakan tangisnya semakin keras hingga kemudian Kyuhyun mencakar-cakar beberapa bagian tubuhnya sendiri.

"Aaahhaaaa…" Kyuhyun kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Rasa nyeri yang merasuki dadanya benar-benar menyiksa.

"Kyuhyun!" Changmin berusaha menahan tangan Kyuhyun namun pemuda itu masih saja berontak. Tangannya masih berusaha melukai tubuhnya sendiri.

"Kyuhyun!" Bentak Changmin sambil menggenggam kedua tangan Kyuhyun dan menarik pemuda itu lagi ke dalam pelukannya.

Ia tidak mengerti dengan pemuda ini. pemuda ini bodoh. Sangat bodoh karena ia membiarkan dirinya sendiri merasakan sakit yang sama untuk kedua kalinya. Namun Changmin juga tidak bisa berbuat apa-apa selain terus berada disamping Kyuhyun.

.

.

"Kau tidak ke kantor hari ini?" Tanya Kyuhyun ketika ia melihat Changmin memasuki apartemennya. Kyuhyun tidak perlu membukakan pintu untuk laki-laki itu mengingat Changmin yang sudah hafal dengan password apartemennya.

"Nope. Aku sedang bosan makanya aku kesini." Kata Changmin santai sambil tidur di atas ranjang Kyuhyun sementara sang empunya tengah sibuk di depan meja menghadap sebuah laptop. Bermain game tentu saja.

"Hey, kudengar ada bar baru dibuka di daerah Shibuya. Kau mau mencoba?" Tanya Changmin mengutak-atik iphone Kyuhyun yang tergeletak begitu saja.

Lama tak terdengar jawaban sebelum terdengar tombol spasi yang ditekan keras ketika Kyuhyun mem-pause game-nya.

"Aku ada job malam ini. sepertinya Café itu menyukai suaraku." Jawab Kyuhyun sambil beranjak dari tempat duduknya. Ia kemudian merebut iphone-nya yang masih berada ditangan Changmin.

"Ow, you suck, man." Ucap Changmin. Entah untuk tindakan Kyuhyun barusan atau karena Kyuhyun menolak ajakannya.

"What? You wanna suck my dick?" Goda Kyuhyun melangkah keluar dari kamarnya.

"Ewhhh.." Changmin memasang tampang jijik namun ia segera mengikuti Kyuhyun yang berjalan ke dapur.

Changmin memperhatikan Kyuhyun yang tengah membuat coklat panas untuk dirinya sendiri. Pemuda itu terlihat tidak banyak berubah. Ia kembali menjadi Kyuhyun versi Jepang. Dengan tindik dan kebiasaan buruk yang masih terus dilakukannya. Namun Changmin menyadari jika kini Kyuhyun lebih tertutup dari sebelumnya. Seolah kabut tebal menyelimuti pemuda itu hingga Changmin tidak dapat menduga apapun darinya.

"Ibumu sudah mengunjungimu bulan ini?" Tanya Changmin setelah Kyuhyun duduk dihadapannya.

Kyuhyun menggeleng. Ia menyeruput coklat panas itu dengan hati-hati.

Keduanya sama-sama diam. Tidak ada topik yang cukup bagus untuk sekedar basa-basi. Changmin kemudian menyodorkan iphone-nya sendiri pada Kyuhyun. Kyuhyun terlihat tidak tertarik dan justru menyeruput kembali coklat panasnya itu.

"Siwon dan kakakmu sudah bercerai 1 bulan yang lalu." Kata Changmin. Baru lah Kyuhyun melirik sedikit artikel yang terpampang di layar ponsel Changmin.

"I don't give a fuck." Jawab Kyuhyun cepat.

Changmin menyeringai. Hal itu adalah salah satu yang paling dibenci Kyuhyun dari Changmin. Seringaian yang menandakan bahwa laki-laki itu seolah-olah tau segalanya tentang dirinya.

"You do." Ujar Changmin.

"Mari kita tunggu saja." Tambah Changmin yang kemudian mengambil coklat panas Kyuhyun dan menyeruputnya. Kyuhyun mendelik menanggapi hal itu.

oOo

3 bulan kemudian…

Kyuhyun membungkukkan badannya setelah penampilannya selesai. Pengunjung kafe pun memberikan tepuk tangan yang meriah. Kyuhyun kemudian menghampiri sebuah mangkuk yang berisi gulungan-gulungan kertas kecil. Tangannya meraih salah satu gulungan itu dan membawanya kembali ke tempatnya.

"Sekarang, aku akan menyanyikan lagu yang salah satu dari anda tulis dalam gulungan kertas yang aku pilih ini." Kyuhyun kemudian membuka gulungan kertas yang ia pilih tadi.

Dengan tenang pemuda itu membaca judul lagu yang tertera. Sekilas terjadi perubahan dalam raut wajah Kyuhyun, namun tak lama pemuda itu kembali memasang wajah tanpa ekspresinya.

"Lagu yang terpilih adalah "Super Junior KRY – Promise you"." Kyuhyun kembali duduk di depan pianonya. Jemarinya sudah siap menekan tombol-tombol note itu. Namun sebelumnya Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe malam itu. Para pengunjung sudah siap menantikan penampilannya lagi.

Pemuda itu mengatur nafasnya sebentar. Ia kemudian melirik kembali kertas itu.

"For my first love." Kyuhyun membacakan pesan yang ditulis dibawah tulisan judul lagu di kertas itu.

Tidak seperti biasanya, dengan menundukkan kepalanya Kyuhyun mulai menyanyikan lagu itu dengan suara khasnya. Sudah beberapa bulan ini Kyuhyun bekerja di sebuah Café ternama di daerah pusat kota Tokyo itu sebagai penyanyi. Meskipun ia telah resmi lulus dari universitas dan menjadi sarjana, namun Kyuhyun belum mempunyai keinginan untuk bekerja di tempat lain.

"Promise you kimiwo omotte bokuwa ikuruyo.. tsunagatte iru kokoroto kokorokara… Promise you tsunataetainowa.. Tada aishiteru.. Chikauyo eien no kakera o.."

Dan diantara pengunjung yang menikmati suara lembut Kyuhyun, seseorang yang memilih duduk di pojok Café itu memperhatikan si penyanyi dengan seksama. Bagaimana kedua matanya bergerak mengikuti note dalam bukunya atau tangannya yang dengan gemulai menari di atas piano atau bibirnya yang mengeluarkan suara yang menurutnya paling indah.

Choi Siwon membetulkan letak kacamatanya ketika malam itu. Dan sekali lagi, ia menantang takdir.

oOo

Ketika kita membicarakan kebencian ataupun kesakitan, maka akan terselip cinta dibaliknya. Apakah cinta memang tercipta hanya untuk berujung rasa sakit?

Malam itu Kyuhyun pulang dari tempat kerjanya dengan berjalan kaki. Kebetulan jarak Café dimana ia bisa menyanyi tidak terlalu jauh dengan apartemen yang selama ini ia tempati. Kyuhyun mengamati setiap langkah kecil kakinya. Waktu sudah menunjukkan dini hari ketika pemuda itu memandangi langit yang terlihat cerah malam itu.

I love you, I need you,

you're my everything

Even if time stops and my breath stops, it's OK

Tak terlalu jauh dari Kyuhyun yang tengah berjalan, Siwon diam-diam mengikuti dan memperhatikan setiap gerak-gerik orang yang selama ini masih saja terus mengisi pikirannya. Betapa ia ingin berlari dan memeluk Kyuhyun. mengutarakan semua kerinduan yang selama ini ia tahan.

My heart knows so

it will find you, even if you're somewhere else

I feel your familiar breath mixed with the wind

Because it'll be a bright path that will take me way beyond my sight

Suara dedaunan yang saling bergesekan akibat diterpa angin seolah menjadi musik pengiring malam itu. kyuhyun menggosok lengannya yang masih terasa dingin meskipun ia telah memakai kaos berlengan panjang. Beberapa kali kepalanya akan tertimpa daun-daun kering yang berguguran. Kyuhyun menghentikan langkahnya. Ia menengokkan kepalanya ke belakang ketika ia merasa ada yang mengikuti. Namun ia tidak melihat siapapun.

Kyuhyun menghela nafas panjang. Tangannya meraih sesuatu dibalik kaosnya dan meraih sebuah kalung dengan bandul sebuah cincin. Cincin perak itu berkilauan ketika sinar bulan terpantul ke arahnya.

Entah hanya perasaan Kyuhyun saja atau memang kala itu ia sempat mencium aroma tubuh Siwon yang khas bercampur bersama hembusan angin. Sekelebat rasa rindu mengoyak hati Kyuhyun. pemuda itu memasukkan kembali kalung itu dan menekan cincin itu di atas dadanya yang terasa nyeri. Sesekali ia akan mendongak agar cairan panas yang sudah menggenangi matanya itu tidak terjatuh.

Let's not forget,
let's not forget
In my lips, in my ears,

only you live
Don't be sad, don't cry
Even if it hurts even more,

love will always be by your side

Siwon tidak menyadari ketika cairan panas menuruni pipinya akibat sesak didadanya sudah tidak tertahankan lagi. Tubuhnya bergetar ketika ia berusaha bersembunyi dibalik sebuah pohon. Kini giliran Siwon yang memperhatikan setiap detail cincin perak yang melingkar di jari manisnya. Cincin yang dulu ia beli di Paris. Cincin yang ia beli sepasang.

Siwon ingat betul ketika dulu ia sering mendengar bahwa akan selalu ada pelangi setelah hujan. Akan selalu ada bintang dalam gelapnya malam.

Siwon tidak bisa berhenti sekarang. Siwon kembali melangkahkan kakinya ketika ia melihat Kyuhyun sudah kembali berjalan.

I love you, I need you,
you're my everything
Even if time stops and
my breath stops, it's OK

Siwon mengikuti Kyuhyun sampai pemuda itu benar-benar memasuki apartemennya. Ia memperhatikan dari kejauhan hingga lampu apartemen Kyuhyun menyala dan Siwon yakin bahwa pemuda itu sudah aman.

Lalu pada saat-saat seperti ini bolehkah aku menyentuhmu hanya untuk sekedar memastikan bahwa dirimu baik-baik saja? Bolehkah aku berbisik disamping telingamu sebelum kau tidur hanya untuk mengatakan bahwa aku merindukanmu?

oOo

Keesokkan harinya tak disangka-sangka hujan turun ketika Kyuhyun akan berangkat ke Café. Kyuhyun baru sampai setengah perjalanan ketika air yang turun dari langit itu sedikit demi sedikit mulai membasahi tubuhnya. Kyuhyun melindungi kepalanya dengan kedua telapak tangannya sembari berlari menuju café yang selalu ramai itu.

Kyuhyun menghentikan langkahnya ketika seseorang berdiri didepannya menghalangi jalan. Hati Kyuhyun mencelos ketika yang dilihatnya adalah Siwon. Laki-laki yang ia rindukan.

Kyuhyun mematung di tempatnya berdiri. Hujan terus membasahi tubuhnya yang mendadak mati rasa itu.

Dengan segala keberanian dan keyakinannya, Siwon memutuskan untuk menemui Kyuhyun malam itu. Ia tidak peduli apa reaksi Kyuhyun ketika melihatnya. Tapi lebih baik sekarang atau tidak sama sekali.

Perlahan-lahan Siwon mendekati Kyuhyun yang menatapnya dengan tidak percaya. Semuanya masih sama. Termasuk perasaan mereka. Siwon melingkarkan kedua lengannya di tubuh Kyuhyun yang masih saja membeku.

Kyuhyun mati-matian menahan tubuhnya untuk tidak merespon apapun pada tindakan Siwon.

"Apa kau baik-baik saja?" Sebuah pertanyaan klise terlontar dari mulut Siwon.

Laki-laki itu masih memeluk Kyuhyun.

Siwon mengepalkan tangannya sebelum melepaskan pelukannya. Keduanya sudah benar-benar basah kuyup kini. Kyuhyun menundukkan kepalanya. Ia tidak mau menatap Siwon yang berada dihadapannya.

"Aku kembali…" Ujar Siwon lagi.

Kyuhyun terdiam. Ia tidak siap dengan momen seperti ini. Apakah ini adalah permainan lain lagi?

"Kita bisa bersama lagi sekarang…" Hujan yang turun semakin deras. Namun Kyuhyun bisa menyimak dengan jelas suara Siwon diantara guyuran hujan itu. Suara yang telah lama tidak ia rindukan itu.

Kenapa hyung harus kembali? Apa hyung berniat membolak-balikkan perasaanku lagi?

Siwon memegang kedua pundak Kyuhyun yang mematung. Laki-laki itu memperhatikan Kyuhyun yang tidak menunjukkan ekspresi atau bahkan bergerak sedikit pun. Hanya dadanya yang naik turun ketika bernafas atau kedua kelopak matanya yang berkedip cepat akibat air hujan yang turun dari keningnya.

Dengan mengumpulkan seluruh kekuatannya Siwon mengangkat dagu Kyuhyun agar pemuda itu menatapnya. Siwon menitihkan airmatanya begitu melihat kedua mata Kyuhyun.

"Apa Kyuhyun tidak mau bersama hyung lagi?"

Kyuhyun tidak bisa menahannya lagi. Kedua matanya akhirnya menangis. Rasa asin terasa di lidahnya ketika pipi bagian dalamnya berdarah akibat ia gigit sebelumnya.

Tangan Siwon terulur untuk menyeka wajah Kyuhyun yang basah entah karena air hujan atau airmata. Kyuhyun juga ingin melakukan hal yang sama pada Siwon tetapi tubuhnya terasa lemah, ia seolah letih. Tubuhnya benar-benar tidak bisa digerakkan dan Kyuhyun hanya bisa menangis lebih keras.

Jantungmu berdentum keras lalu darahmu berdesir cepat…Can it be love?

Trotoar jalan yang biasanya ramai dilewati orang, malam itu terlihat lengang. Tidak ada satu orang pun yang berjalan di tempat itu. kini hanya Siwon dan Kyuhyun yang masih berdiri berhadap-hadapan.

"Aku… tidak bisa… melupakan.. hyung…" Kata Kyuhyun lirih diantara isakannya lagi.

Siwon sesekali akan menyeka airmata yang terus turun deras di pipi Kyuhyun sederas hujan yang turun malam itu.

"Hks.. Aku.. masih.. mencintai.. hyung…" isakan yang keluar dari mulut Kyuhyun benar-benar menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya, termasuk Siwon.

Ketika matamu terpejam kemudian bayangannya muncul…Can it be love?

Mata dan hidung Siwon kini sudah memerah. Sudah tidak bisa dibedakan lagi yang mana airmatanya dan yang mana air hujan.

"Tapi…" Kyuhyun terlihat kesusahan untuk mengutarakan kalimat selanjutnya.

"Tapi.. aku, tidak bisa bersama hyung lagi.."

Dengan serta merta Siwon menarik Kyuhyun ke dalam pelukannya. Tidak memperdulikan apapun lagi Siwon mendekap Kyuhyun erat tanpa ada kemauan untuk melepaskannya lagi. Dadanya sakit. Kalimat Kyuhyun barusan membuatnya terasa di tusuk dengan belati berkali-kali.

Kyuhyun kini menangis lebih keras. Namun suara tangisannya teredam oleh wajahnya yang ia benamkan di dada Siwon.

"Jangan.. jangan katakan hal itu.. hyung mohon.." Suara Siwon terdengar serak.

"Apa yang harus hyung lakukan, Kyu…" Kyuhyun mencengkeram jaket yang dipakai Siwon hingga buku-buku jarinya memutih.

Lalu sakit itu ketika tak bisa memiliki namun hatimu tetap tak peduli… Can it be love?

Kyuhyun sendiri pun tidak mengerti ketika ia mengatakan kalimat itu tadi. Namun ia tidak mau menjadi bodoh lagi. Ia tidak mau merasakan sakit lagi. Mungkin indah ketika Siwon menawarkan kebahagiaan yang berada di angan-angannya, tetapi Kyuhyun tidak sanggup lagi berjalan di atas duri untuk mencapainya.

Kedua laki-laki itu, keduanya lelah.

Perlahan-lahan Siwon melepaskan pelukannya. Tubuh Kyuhyun berguncang ketika isakan keras lolos dari mulutnya. Keadaan yang tak jauh berbeda pun terlihat pada Siwon. Siwon menatap Kyuhyun baik-baik. Ia seolah ingin mematri sosok Kyuhyun dalam ingatannya.

Siwon kemudian memajukan tubuhnya sedikit dan mengecup kening Kyuhyun. Kyuhyun bisa merasakan tetes-tetes air menuruni keningnya. Namun itu bukan air hujan, karena terasa hangat dan meresap betul ke dalam kulitnya.

"Hyung serahkan semuanya padamu… tapi.."

"Hyung masih akan terus mencintaimu… mencintaimu bukan karena alasan yang sering orang-orang ucapkan, tetapi karena hati hyung ini hanya menginginkan Kyuhyun dan bukan orang lain." Siwon menarik kembali tangannya dari bahu Kyuhyun. kakinya mundur satu langkah sebelum berdiri sejenak.

Kemudian jika setiap luka yang memunculkan air mata itu selalu saja ada… Can it be love?

Tubuh Kyuhyun jatuh ke tanah begitu saja ketika Siwon melangkahkan kakinya pergi. Sekali lagi, meninggalkannya. Namun Kyuhyun tidak lupa bahwa ia lah yang memutuskan semuanya. Ketakutan akan rasa sakit yang dialaminya membuat Kyuhyun melepaskan laki-laki itu.

Tak lama kemudian sebuah payung berwarna biru berhenti di atas tubuh Kyuhyun yang duduk di atas trotoar jalan yang basah. Laki-laki yang memegang payung itu lalu berjongkok disamping Kyuhyun.

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Kyuhyun seperti orang linglung. Airmatanya tak kunjung mengering meskipun hujan sudah sedikit reda kala itu.

Changmin melepaskan payungnya dan menyeka airmata Kyuhyun dengan hati-hati.

"Tidak apa-apa." Jawab Changmin dengan sauaranya yang menenangkan. Ia kemudian membantu Kyuhyun untuk sedikit bergerak dan menyandarkan pemuda itu ke punggungnya sebelum ia mengangkat dirinya sendiri dan Kyuhyun.

Changmin menyamankan tubuh Kyuhyun yang ia gendong dibelakang. Setelah itu laki-laki itu kemudian berjalan dan membawa Kyuhyun pulang. Payung yang tadi ia bawa ia tinggalkan begitu saja.

.

.

"8 tahun yang lalu.. seorang pemuda berusia 16 tahun ditemukan tewas di kamarnya akibat overdosis obat penenang. Pemuda itu bunuh diri karena berpisah dengan kekasihnya. Mereka berdua berpisah karena kedua orang tua mereka yang tidak menyetujui hubungan terlarang itu." Kyuhyun membiarkan Changmin melucuti satu per satu pakainnya yang basah kuyup ketika mereka sampai di apartemen. Dinding kamar mandi yang terbuat dari keramik itu terasa dingin ketika Kyuhyun menyandarkan tubuhnya yang kini telanjang. Namun tak lama kemudian Changmin menyalakan shower air hangat hingga Kyuhyun tidak lagi menggigil.

"Hubungan terlarang itu adalah hubungan cinta sesame jenis. Hubungan cinta antara laki-laki dengan laki-laki." Changmin menggosokkan sabun ke tubuh Kyuhyun dengan sedikit kasar. Namun Kyuhyun tidak merasakan apapun. Suara Changmin yang biasanya tenang dan santai itu kini terdengar bergetar.

"Hubungan cinta antara Jung Yunho dan Shim Changmin.." Sabun yang berbentuk padat itu terlepas dari genggaman tangan Changmin. Pemuda itu terlihat gemetaran.

"Mereka harus berpisah karena hal bodoh seperti itu." Changmin pun tanpa sadar mulai menangis. Dan untuk pertama kalinya Kyuhyun melihat pemuda itu begitu rapuh.

"Changmin.." Kyuhyun memanggil dengan lirih.

"Dan sekarang Changmin bertemu orang bodoh lainnya yang tidak mau memanfaatkan kesempatan yang datang untuk kedua kalinya." Changmin menatap Kyuhyun dengan nanar. Ia terlihat begitu marah dan kecewa.

"Changmin.." bibir Kyuhyun yang pucat kembali memanggil.

"Dasar bodoh! Jika kau masih mencintainya kenapa kau melepaskannya begitu saja? Lalu untuk apa kesakitan selama 6 tahun yang kau rasakan itu jika kau menyerah seperti ini?" Kata Changmin meledak.

Kyuhyun diam dan menundukkan kepalanya. Keputusannya memang tidak masuk akal, bahkan dirinya sendiri masih saja tidak mengerti.

"Kau masih menyimpan cincin pemberian Siwon dan bahkan memakainya setiap waktu. Kau masih sering meminum coklat panas agar kau tidak lupa bagaimana rasanya ciuman pertamamu. Kau masih selalu menyalakan musik di dalam mobil untuk terus mengingat momen-momenmu bersama Siwon. Dan sekarang kau tau bahwa Siwon sudah resmi bercerai dengan kakakmu, lalu apa yang lagi yang kau mau?" Changmin terlihat terengah-engah.

Lalu ketika kau terus mencoba melupakan namun tidak mampu… Can it be love?

oOo

Malam itu Kyuhyun tidak tertidur. Kedua matanya terpejam namun pikirannya melayang. Sesekali ia kembali ke masa lalu, sesekali ia kembali ke masa sekarang dan sesekali ia akan mengintip masa depan.

Mungkin orang-orang yang hanya mengetahui Kyuhyun akan menertawakannya karena pada dasarnya Kyuhyun yang terlihat begitu tegar dan kasar dari luar hanyalah seorang pemuda yang cengeng dan manja. Ia hanya bisa menangis dan merengek.

Pemuda yang terlihat mandiri dan kuat dari luar ini sebenarnya hanya seorang pemuda ringkih yang tidak bisa hidup tanpa satu orang ini. belahan hatinya yang hilang. Siwon.

Dan dari semua yang telah terjadi, tawa kita, tangis kita, bahkan luka yang kita rasakan… apakah itu bisa menjadi cinta?

oOo

2 minggu kemudian…

"Sekarang lihat hasil perbuatanmu sendiri." Yesung yang siang itu mendengar kabar bahwa Siwon masuk rumah sakit akibat pingsan saat rapat segera meninggalkan semua pekerjaannya dan meluncur menuju rumah sakit.

Siwon hanya tersenyum kecil mendengar omelan sahabat sekaligus orang yang sudah anggap seperti kakaknya sendiri itu.

Sejak kepulangannya dari Jepang, Siwon terlihat lebih menyibukkan dirinya pada pekerjaan hingga ia lupa makan dan istrirahat. Semua orang juga pasti bisa melihat bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Siwon meskipun laki-laki itu berusaha terlihat baik-baik saja.

"Apa nyonya Choi sudah menjengukmu?" Tanya Yesung yang sedang mengirimkan sms pada kekasihnya Ryeowook agar ikut datang ke rumah sakit.

Siwon menggeleng lemah. Jarum infuse terlihat tersambung ke nadinya. Selang oksigen juga terpasang di hidung laki-laki yang berat badannya turun drastic itu.

"Aku akan memberitahunya." Yesung sudah berniat untuk menelpon Ibu kandung Siwon itu ketika Siwon menahannya.

"Jangan, hyung. Ia akan semakin panik. Biarkan seperti ini saja." Kata Siwon.

Yesung hanya bisa menghela nafas melihat dongsaengnya yang keras kepala itu.

.

.

.

Pagi-pagi sekali Siwon yang masih terbaring di rumah sakit mendadak membuka matanya. obat tidur yang semalam ia minum bersama obat lainnya membuatnya tidur lebih nyenyak dari biasanya. pemuda itu duduk perlahan-lahan sambil menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Ia melihat ke sekeliling kamarnya. Selang infuse dan oksigen setia terpasang di tubuhnya.

Yesung terlihat tertidur di sebuah sofa yang berada didekat jendela kamar perawatan VVIP itu. dengan hati-hati Siwon melepaskan selang oksigen dari hidungnya dan menarik jarum infuse yang menancap di nadinya. Rasa perih langsung terasa begitu jarum itu terlepas. Pemuda itu lalu mengendap-ngendap keluar dari dengan perlahan agar tidak membangunkan Yesung.

Siwon tidak tau kemana ia berjalan saat ini. ia hanya mengikuti kakinya yang melangkah. Koridor rumah sakit itu terlihat sepi karena waktu masih menunjukkan pukul 05.00 pagi.

Tanpa terasa Siwon kini sampai di lantai paling atas rumah sakit itu. dengan udara dingin yang menusuk tulang, Siwon berdiri dan menatap ke arah timur dimana matahari akan segera terbit. Kakinya yang melangkah tanpa alas itu perlahan mulai terasa perih.

Semburat kekuningan mulai mengikis warna langit yang semula menghitam. Indah namun Siwon merasa hampa. Ia merasa kosong. Ini bukan matahari terbit yang ia harapkan kehadirannya.

Laki-laki itu berusaha tegar. Ia menghela nafas panjang dan mengangkat kepalanya untuk kemudian menunggu matahari menampakkan diri.

"Untuk apa kau melihat ke arah itu jika mataharimu terbit disini?"

Dan meskipun ia telah memberikan luka namun masih tetap memaafkan… Can it be love?

Siwon berbalik. Hatinya melonjak ketika ia mendengar suara itu.

Siwon memicingkan matanya. Ia tidak mau salah melihat. Bisa saja sosok yang tengah berdiri 5 meter dihadapannya itu hanyalah ilusinya saja. Namun sosok itu nyata. Siwon berjalan mendekat. Perih yang tadi ia rasakan di kakinya tidak terasa sama sekali kini.

"Kyuhyun…" Siwon menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Kyuhyun.

Laki-laki itu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis. Ia seperti baru saja menemukan nyawanya lagi.

"Aku kembali.." Ucap Kyuhyun melingkarkan lengannya di tubuh orang yang dikasihinya itu.

Momen ini seperti mimpi bagi mereka.

Siwon terisak keras. Ia menangis seperti anak kecil di dalam pelukan Ibunya.

"Jangan pergi, Kyu…" Siwon menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhyun seolah hidupnya bergantung pada pemuda itu.

Kyuhyun menggeleng. "Tidak akan, hyung.." Kyuhyun menjawab.

Siwon menarik Kyuhyun lebih dekat ke tubuhnya meskipun mereka masih berpelukan. Bibir pucat Siwon menggigil.

"Aku tidak bisa tanpamu, Kyu.." Siwon terus bergumam sambil menenggelamkan wajahnya di leher Kyuhyun yang hangat. Kyuhyun membelai kepala Siwon, menenangkan laki-laki yang masih merasa tidak aman itu.

Aku dan dirimu.. Kita… Can it be love?

oOo

"Ngh…" Kyuhyun mengernyitkan dahinya ketika ia terbangun dari tidurnya. Kecupan-kecupan mendarat di seluruh wajahnya saat Kyuhyun membuka matanya.

"Hyuuunngg…" Kyuhyun mendorong tubuh Siwon yang kini berada di atasnya.

"Hehe. Ohayou…" Kyuhyun menampar lengan Siwon ketika laki-laki itu tak juga menyingkir dari tubuhnya. Yang bersangkutan hanya tersenyum menampilkan kedua lesung pipitnya.

Keduanya saling bertatapan. Tangan kanan Kyuhyun kemudian terulur untuk menyentuh pipi laki-laki yang telah hidup dalam satu atap bersamanya selama 1 tahun ini.

Laki-laki itu kemudian menarik tubuh Kyuhyun untuk duduk dan meraup bibir pemuda itu dalam ciuman.

"Mph.. aku harus kerja." Kata Kyuhyun menarik diri dan bangkit dari tempat tidur.

"Tidak bisakah kau libur saja hari ini?" Tanya Siwon sambil menikmati tubuh telanjang Kyuhyun yang tengah turun dari tempat tidur.

Kyuhyun menggeleng. Iseng, Siwon meremas pantat Kyuhyun ketika pemuda itu berjalan ke kamar mandi.

"Yah!" Teriak Kyuhyun. Siwon tertawa sambil berlari keluar.

.

.

"Aku akan menjemputmu hari ini, ok?" Kata Siwon ketika mereka tengah menikmati sarapan sambil menonton tv. Kyuhyun memutar bola matanya.

"Hyung, please.. kucing saja bisa melompat dari tempat kerjaku dan rumah ini." Kata Kyuhyun. Siwon tertawa.

Kyuhyun sekarang bekerja sebagai kasir sebuah swalayan di sebuah kota di Paris dan sesekali menyanyi di café-café sementara Siwon bekerja di rumah sebagai penerjemah bahasa Prancis ke bahasa korea. Sejak pertemuan mereka satu tahun yang lalu itu, mereka memutuskan untuk menetap di Paris dan meninggalkan Korea dan semua kenangan mereka disana. Kini mereka sudah memulai hidup baru melupakan semua yang pernah terjadi. Mereka membeli sebuah rumah yang berada di pesisir pantai di kota itu.

"Oh iya, jangan lupa untuk menelpon Changmin. Ia bilang akan membunuhku jika kau lupa mengucapkan selamat ulang tahun padanya hari ini." Ucap Siwon ketika Kyuhyun tengah berkemas.

"Ya ya." Jawab Kyuhyun asal dan sudah akan pergi keluar ketika Siwon menarik tangannya.

"Kau melupakan sesuatu." Siwon menaikkan alisnya.

Kyuhyun segera mengecup bibir Siwon.

"Annyeong." Kata Siwon ceria sambil melambaikan tangannya pada Kyuhyun.

oOo

Shift Kyuhyun malam itu akhirnya berakhir. Pemuda itu segera mengganti seragamnya dengan pakaian yang biasa. Dengan langkah ringan pemuda itu berjalan pulang menuju rumah.

Kyuhyun sudah memencet bel berkali-kali namun Siwon tidak juga membukakan pintu untuknya. Akhirnya Kyuhyun mengeluarkan kunci cadangan yang selalu ia bawa. Mungkin Siwon sedang didalam kamar mandi atau dimana.

Keadaan rumah terlihat gelap. Kyuhyun merasa heran. Tidak biasanya Siwon meninggalkan rumah dalam keadaan gelap seperti itu.

"Hyuunggg.." Panggil Kyuhyun melepas mantelnya dan menggantungnya di balik pintu.

Ketika Kyuhyun akan menyalakan lampu, ia menemukan sebuah kertas dengan pesan di dalamnya.

Candlelight dinner?

CSW.

Senyuman merekah di bibir Kyuhyun ketika ia membaca pesan itu. tanpa menunggu lama Kyuhyun segera berjalan menuju halaman belakang dimana pemandangan pantai segera tersuguh dihadapannya. Namun malam itu bukan pemandangan pantai yang menjadi pusat perhatian Kyuhyun, melainkan sebuah meja yang ditata dengan lilin dan bunga di atasnya.

Angin pantai yang berhembus kencang membuat rambut Kyuhyun berantakan. Pemuda itu tertawa kecil ketika melihat Siwon sibuk menjaga lilin menyala di antara hembusan angin itu.

"Pabo." Bisik Kyuhyun yang segera menghampiri Siwon dan memeluknya dari belakang.

Siwon terlonjak namun segera berbalik dan memeluk Kyuhyun. tak lupa ia mengecup puncak kepala Kyuhyun.

"Kau datang lebih cepat. Aku belum selesai bersiap-siap." Kata Siwon menikmati rambut Kyuhyun yang terasa halus.

Kyuhyun tersenyum. "So cheesy seperti biasa. Untuk apa hyung melakukan semua ini?" Tanya Kyuhyun.

"For you." Siwon menaikkan sebelah alisnya.

Keduanya bertatapan lama. Mereka tidak membutuhkan apapun lagi kini, karena apa yang mereka butuhkan sudah berada dihadapan mereka. Kehadiran masing-masing saja sudah cukup bagi mereka.

Siwon menempelkan dahinya pada dahi Kyuhyun.

"Apa kau bahagia sekarang?" Tanya Siwon.

"Sangat." Kyuhyun segera memajukan wajahnya dan menangkap bibir Siwon.

Keduanya kembali menempelkan dahi mereka setelah bibir mereka terlepas.

"Can it be love?" Kini giliran Kyuhyun yang bertanya. Dan tanpa keraguan sedikit pun mereka berdua menjawab, "It can be love."

-End-

1 tahun bersama fanfic ini dan saia tidak menyangka bahwa saia akan menyelesaikannya. Sebelumnya saia mohon maaf jika mungkin memang tidak seperti yang kalian bayangkan, tetapi endingnya memang sudah saia tentukan sejak pertama saia menulis chapter 1. Mungkin sederhana, tidak dramatis atau apa, tapi saia menghargai tulisan saia sendiri. Saia sudah berusaha dan inilah hasilnya.

Keringat dan airmata benar-benar saia curahkan untuk fanfic ini. tapi yang paling penting adalah dukungan dari kalian semua, tanpa kalian, mungkin saia masih hanya akan menghayal, membuat sebuah plot tanpa membuatnya menjadi tulisan. Terima kasih banyak.

Mungkin masih banyak kekurangan dalam jalan cerita maupun penulisan fanfic saia ini. Tapi disini saia masih belajar jadi saia akan terus berusaha memperbaikinya.

Mungkin saia juga kadang memberikan note2 yang kurang pantas atau menyinggung perasaan kalian, untuk itu saia benar-benar mohon maaf. *jadi pingin nangis*

Saia juga jarang sekali bisa update teratur atau menjawab review kalian. Tapi asal kalian tau, setiap kali saia membaca review kalian, saia merasa sangat berterima kasih karena kalian menghargai karya saia.

Sampai saat ini, 847 reviews bukanlah angka yang sedikit untuk saia. *digenepin jadi 1000 boleh dong* #PLAAAKKKK kekekeke sekali lagi, Terima kasih banyak.

Di chapter ke-21 dan chapter terakhir ini, saia benar-benar mengharapkan bagi kalian, para pembaca, yang belum pernah menampakkan diri, setidaknya 'say hello' lah untuk saia, itung2 kenalan :v

Well, saia tidak berharap banyak. Semuanya saia serahkan kepada kalian.

Sekali lagi, terima kasih untuk kalian yang telah membaca dari chapter 1 hingga chapter ini. sampai jumpa di fanfic saia selanjutnya~

"Menulis bukan hanya sekedar menyusun kata-kata menjadi kalimat atau merangkai plot menjadi cerita. Menulis adalah kepuasaan mengungkapkan inspirasi dan isi hati." – Mutia

Dengan cinta,

Mutmut chan.

Sekuel akan saia pertimbangkan jika review nya mencapai 1000 ;v *semacam rada maksa* kekeke.