Disclaimer : I own nothing. Super Junior belongs to their self and GOD. And 'Goodbye Days' belong to YUI. Hanya fic ini yang murni punya saya, Jung Hyun Hyo ^^ Don't copy without permission, please!

Cast : - Choi Siwon

- Kim Kibum

- Choi Kyuhyun

- Lee Sungmin

Pair : SiBum ; KyuMin ; HanChul ; KangTeuk (pair lain mungkin menyusul ^^)

Warning : Genderswitch for uke, typo(s), OOC, OC, AU. So, if you DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

Chapter 11 : A Thousand Years

Kibum menggeliat dalam tidurnya saat ia merasa kedinginan. AC di dalam kamar berhembus terlalu kencang rupanya. Dengan mata yang setengah tertutup, Kibum meraba nakas di samping tempat tidurnya. Uh, dimana remote itu?

Menyerah karena tidak menemukan benda tersebut, Kibum mendudukkan dirinya dan mengucek kedua matanya. Huh, rasanya tidak enak sekali. Yeoja itu lantas meregangkan tubuhnya dan merasakan suara 'kretek-kretek' kencang keluar dari pinggangnya. Uh.

Menit berikutnya, Kibum sudah selesai membilas wajah putihnya dengan sabun cuci muka khusus di kamar mandinya. Segar rasanya. Tak lama, ia duduk di tepi tempat tidurnya seraya mengaplikasikan sebuah bedak khusus untuk penderita XP sepertinya di muka cantiknya. Rasanya sedikit perih. Huh.

Merasa bosan di dalam kamar, Kibum akhirnya keluar dari kamar mewahnya. Ia sedikit mengintip ke arah tangga untuk melihat apakah cuaca sedang cerah dan matahari bersinar kuat –yang menyebabkannya tidak bisa turun ke bawah. Wah, mendung. Sepertinya Tuhan sedang berbaik hati padanya.

Dengan hati-hati, Kibum turun menuruni tangga. Hawa dingin khas cuaca yang sedang tidak begitu baik menerjang kulitnya. Seketika, Kibum merasa rileks.

Ia mengerjap menemukan sesosok namja-yeoja paruh baya yang sedang duduk manis di ruang tamunya. Mereka berdua tersenyum ketika melihat Kibum. Leeteuk tiba-tiba muncul dari dapur. "Kibummie, sudah bangun?"

Kibum mengangguk seraya membalas senyuman namja-yeoja itu dengan seulas senyum maut.

Leeteuk tersenyum. "Ah, kenalkan, Kibummie, mereka sahabat Siwon, namjachingumu. Hangeng dan Heechul."

Kibum mengangguk lagi.

Merasa aneh karena nama mereka berdua sama dengan nama orangtua Siwon? Well, tidak ada yang aneh. Mereka berdua memang orangtua Siwon. Mereka ingin mengetahui dan mengenal Kibum lebih dalam tanpa menyebutkan identitas mereka sebagai ayah-ibu pacarnya. Kalau Kibum sudah tahu, pasti Kibum akan bertindak sopan untuk merebut hati Hangeng dan Heechul. Dan mereka berdua tidak mau kalau kesopanan itu palsu.

"Aahahaha, halo Kibum. Aku Kim Heechul, kau bisa memanggilku Heechul meskipun aku beberapa tahun lebih tua darimu." sahut Heechul ramah. Ia menepuk-nepuk sofa disebelahnya, mengisyaratkan Kibum untuk duduk disitu. Kibum menurut. Ia akhirnya duduk di antara Hangeng dan Heechul.

"Ah, aku Hangeng. Panggil aku Han oppa saja." sahut Hangeng ramah. Kibum tersenyum sopan.

"Hei, ku dengar kau itu pacarnya Siwon ya? Bagaimana rasanya berpacaran dengannya?" tanya Heechul langsung.

Kibum tersenyum gugup seraya memutar-mutar rambutnya. Haruskah ia menjawab? Memang sih, orang-orang ini sahabat Siwon, tapi kan.. "Yaaah, dia orang yang sangat menyenangkan.."

"Kau mencintainya?" tembak Hangeng langsung.

Kibum mengerjap. Namun detik berikutnya, ia menerawang jauh. Mengingat-ingat wajah Siwon yang tampan dan sifatnya yang sangat baik. Terlebih, jantungnya yang berdebar keras setiap menatap mata penuh ekspresinya. "Ya." jawab Kibum. Singkat, tegas, namun dengan senyum lembut.

Hangeng dan Heechul saling lirik tanpa sepengetahuan Kibum. Pandangan mereka pun penuh arti. Mereka berdua tersenyum lembut seraya menganggukan kepala.

"Pernah terpikir untuk menikah dengannya, Kibum?" tanya Heechul lagi. Ia buat sikapnya se-bersahabat mungkin agar Kibum tidak curiga. Nada ramah, gestur tubuh terbuka, wajah penuh senyum. Begitu pula dengan Hangeng.

Kibum menggeleng. "Aku.. Aku tidak bisa memberikannya kebahagian kalau aku menikah dengan Siwon.." sahutnya lirih –sedih.

Hangeng mengernyit. "Memangnya kenapa?"

Kibum tidak menjawab. Namun Hangeng dan Heechul tahu, mungkin apa yang dipikirkan Kibum sama dengan apa yang dibicarakan orangtuanya kemarin pagi. Heechul menggangguk mengerti, lalu lanjut menginterogasi Kibum. "Hei, bagaimana gaya Siwon saat sedang pacaran? Apa dia orang yang agresif?" goda Heechul.

Muka Kibum bersemu terang.

. . .

"Kau sedang apa, Kibummie?" tanya Leeteuk heran saat Kibum sibuk mondar-mandir di dapur. Bolak-balik dari kulkas dan oven. Kelihatan repot sekali.

"Ah, aku sedang membuat cake, umma. Mianhae, nanti ku bereskan kok." sahut Kibum seraya mengocok sebuah krim dengan mixer di tangannya.

Leeteuk mengernyit heran. "Untuk siapa? Umma dan appa sedang tidak berulangtahun kok." guraunya. Kibum menunduk salah tingkah dan tertawa gugup. Ia langsung sibuk berkutat dengan adonan tepungnya –kelihatan sekali untuk menyembunyikan sikapnya yang mungkin terlihat konyol.

"Emm.. Hehehe, ini untuk Siwon, umma, hehe.."

Mata Leeteuk membola mendengarnya. Lalu ia terkikik geli. Well, anaknya sudah besar ternyata. Sungguh, rasanya baru kemarin Leeteuk melahirkan Kibum dan menimangnya, tapi tiba-tiba saja anak perempuannya sudah besar, membuat cake untuk kekasihnya, dan dilamar orang.

"Mau umma bantu?" tawar Leeteuk. Rasanya tidak tega melihat dapurnya yang seperti terkena invensi alien. Berantakan dan hancur. Terutama lelehan coklatnya.

Kibum menggeleng. Lalu ia mendorong tubuh umma-nya keluar dari dapur dan berkata. "Aku hanya ingin Siwon merasakan cintaku dalam kue ini."

Leeteuk tertawa mendengar jawaban Kibum yang terdengar begitu puitis.

.

.

.

"Whoa ~ " Kibum mengerjap bingung menemukan Siwon yang sudah duduk di bibir pantai dengan dua buah gelas tinggi di atas nampan di sisi kirinya. Namja tinggi tersebut menyelonjorkan kakinya –membuat bulir pasir halus menyapa betis dan tumitnya. Matanya yang setajam elang mendongak menatap awan hitam, sementara kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menopang tubuhnya. Kibum menyeringai senang seraya mempercepat langkahnya menuju sang kekasih.

"Siwonnie!"

Chu ~

Siwon tersentak kecil –kaget ketika sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh pipinya. Dan ketika ia menoleh ke kanan, terpampanglah sesosok yeoja yang kecantikannya bak malaikat sedang menebar senyuman mautnya.

Namja Choi itu menyeringai senang melihat sang kekasih yang duduk di sebelahnya. "Heyo, Kibummie!" Sedetik kemudian, Siwon menyambar bibir ranum Kibum dan melumatnya selama semenit.

Jantung Siwon dan Kibum berdebar hebat saat pandangan mata mereka saling bertubrukan. Kelereng mata namja dan yeoja itu sungguh indah. Berhasil membuat siapapun terhanyut melihatnya.

Siwon berdeham dan menjauhkan tubuhnya. Sesungguhnya, ia takut kalau semburat malu berwarna pink lembut menjalar di pipi tegasnya –seperti Kibum. Akan sangat memalukan kalau ia tersipu malu seperti yeoja. Namja itu melirik yeoja cantik di sebelahnya. Kibum tetap cantik.

Kekasihnya itu mengenakan celana jeans biru hingga sebatas mata kaki. Kakinya –tumben sekali– terbalut flat shoes putih lembut. Gelang kaki dengan gemerincing lembut masih setia melingkar di pergelangan kaki Kibum. Tubuh ramping nan halus yeoja itu dibalut jaket putih polos yang ia tutup hingga sebatas dada, memperlihatkan dada dan leher jenjangnya yang sangat menggoda. Pergelangan tangannya yang kecil dihias sebuah arloji mungil cantik.

"Aku buat cake! Mau coba?" tanya Kibum senang. Matanya menatap dua bola mata Siwon dengan binar yang terang –mengalahkan pendar bintang di langit. Siwon terkekeh saat Kibum tersenyum penuh harap padanya. "Boleh. Pasti enak." jawabnya singkat.

Kibum menebar senyum mautnya –membuat Siwon terlena selama sedetik. Namun detik selanjutnya, Kibum menyodorkan sebuah kotak makan cantik berisi cake coklat dengan cream putih yang sudah ia buat dan siapkan tadi pagi. Aroma coklat manis khas coklat merebak kuat –menggoda iman siapapun yang menciumnya. Begitu tidak tertahankan.

"Wow! Kelihatannya enak! Aku coba ya?" tanya Siwon seraya mengambil sendok kecil di dalam kotak tersebut dan memotong cake tersebut. Kibum mengangguk senang. Wajahnya berubah harap-harap-cemas saat Siwon menyuap potongan cake tersebut dan memejamkan matanya saat menikmati cake di dalam mulutnya. Respon positif adalah yang ingin didapatkan Kibum dari bibir Siwon.

"DAEBAK!" seru Siwon kencang setelah beberapa saat, membuat dada Kibum dibanjiri kelegaan yang luar biasa deras. Yeoja itu tertawa senang. Matanya menyipit dan melengkung membuat siluet bulan sabit karena bahagia. Siwon menyeringai. Ia tidak bohong. Rasa cake ini persis seperti rasa cake mahal, meski Siwon tahu itu bukan hasil beli karena rasa creamnya yang sedikit terlalu manis. Tapi enak secara keseluruhan. Sangat enak. Cake itu lembut dan langsung melumer di atas lidahnya.

Seraya mengunyah, Siwon meraih sebuah gelas tinggi dari sampingnya dan menyodorkan gelas itu pada Kibum. "Apa ini?" tanya Kibum heran saat jemari kecilnya menggenggam erat gelas itu. Matanya membulat bingung mendapati gula berwarna kuning setinggi setengah senti bertaburan di sekeliling mulut gelas. Cantik sih, terlebih ditambah hiasan lemon di pinggir gelas dengan es bening di dalam minuman tersebut. Hanya saja ia sedikit tidak yakin dengan bau sitrus yang.. Agak aneh.

"Cobalah. Orange on spark. Khusus kubuatkan untukmu." sahut Siwon seraya menyuap cake lagi. Gembul. Kibum tertawa.

"Oke. Tapi tidak ada alkohol kan?"

"Sedikit." Melihat Kibum yang langsung merengut dan melotot garang, Siwon buru-buru berdalih. "A-aku bohong. Tidak ada alkohol kok, hanya soda. Coba saja."

Kibum menyipitkan matanya, namun tidak urung ia meneguk minuman berwarna cerah itu. Dan rasa menyengat di lidahnya membuat yeoja itu membelalakkan matanya kaget. Itu benar-benar soda yang bercampur dengan manisnya jeruk.

"Enak!" sahut Kibum girang. Matanya berbinar menatap bulir-bulir jeruk yang melayang dalam cairan berwarna orange segar tersebut. Dengan penuh kenikmatan, Kibum menjilat bibir bawahnya dengan gerakan yang sangat menggoda –membuat Siwon melotot dan menelan ludah–, lalu menutup matanya dan mengerang nikmat merasakan segarnya jeruk yang seolah mengalir bersama darah di dalam tubuhnya.

Siwon melotot semakin lebar. Kalau tidak ingat statusnya sebagai namja baik-baik, Siwon sudah akan 'memakan' Kibum di pantai ini sekarang juga.

"Enak? Benarkah?" tanya Siwon senang. Tidak urung ia menghela nafas lega. Well, sebenarnya itu adalah minuman coba-coba rekaannya sendiri. Me-mix ini dan itu. Sepenglihatan Siwon, menjadi bartender seperti Kyuhyun seharusnya sih tidak terlalu sulit. Untunglah Kibum tidak keracunan.

Dasar gila.

. . .

"Kibummie.." panggil Siwon pada Kibum yang sedang bersandar pada dadanya. Kedua lengan yeoja cantik tersebut melingkar di leher Siwon, sementara kedua kakinya terjulur bebas melintang dari paha Siwon.

"Hm?" tanya Kibum seraya mendongak. Ia tersenyum hangat mendapati mata kekasihnya tengah meneliti wajahnya lembut. Yeoja itu selalu suka kalau Siwon tengah menatapnya penuh sayang. Rasanya seolah seperti sedang memberitahu Kibum, kalau Siwon mengaguminya.

"Aku sangat-sangat-sangat mencintaimu, Kibummie. Bagaimana denganmu?" tanya Siwon seraya mengelus rambut hitam Kibum dengan sangat lembut. Kibum mengelus pipi Siwon dan tersenyum –memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi.

Dada mereka berdua dibanjiri kehangatan yang luar biasa dari sang kekasih. Benar-benar memanja dan penuh cinta. Kalau bisa, Siwon dan Kibum tidak ingin beranjak dari tempat indah yang mereka sebut sepotong surga kecil mereka ini. Mereka ingin waktu berhenti, namun tetap dengan angin malam yang berhembus lembut dan air laut yang menyapa bibir pantai dengan deburannya yang terdengar sempurna. Belum dengan gemerisik daun kelapa.

Semuanya sempurna detik ini.

Kibum menjawab dengan sepenggal lagu.

I have died, everyday

Waiting for you

Darling don't be afraid, I have love you for a thousand years

I love you for a thousand more ~

Siwon tertawa lembut dan mengecup pipi Kibum sekilas. Hangat dan penuh kasih sayang. Kibum ikut tertawa, mengeratkan pelukannya di leher Siwon dan saling menempelkan pipi mereka.

Menyipitkan mata, Siwon memegang kepala Kibum dengan kedua tangannya. Ia mengecup dahi Kibum seraya berkata. "Aku bahagia menemukanmu."

Siwon mengecup pucuk hidung Kibum. "Aku tahu aku disayang oleh Tuhan karena Ia mengirimmu sebagai malaikatku, Kibummie."

Lalu mengecup kedua kelopak mata Kibum. "Kau benar-benar mengubah hidupku."

Lalu mengecup pipi kanan Kibum. "Setiap detik cintaku padamu bertambah."

Lalu mengecup pipi kiri Kibum. "Aku bisa gila kalau berada jauh darimu, seperti kemarin.."

Lalu mengecup dagu kecil Kibum. "Aku tidak bisa hidup tanpamu, Kibummie.."

Dan terakhir, Siwon melumat bibir Kibum lembut. "Aku mencintaimu, Kim Kibum."

.

.

.

"Siwonnie." panggil Kibum. Alisnya mengernyit menemukan sang kekasih yang sedang melamun.

"Siwonnie." panggilnya lagi. Yeoja itu memanyunkan bibirnya saat Siwon masih berada di alamnya sendiri. Tautan tangannya dengan sang kekasih ia goyang pelan untuk menyadarkan Siwon. Dan berhasil.

"A-ah, ya, Kibummie?" sahut Siwon gugup.

Kibum menggembungkan pipinya karena kesal namun terlihat sangat imut –membuat Siwon tersenyum lembut. Namja tegap itu mencium pipi kekasihnya sekilas untuk meminta maaf, dan sedetik kemudian pikirannya berkelana jauh ke ingatannya kemarin.

(Siwon's flashback on)

"Saya ingin.. Melamar Kibum."

"Hah?"

"Mwo?"

Ucapan kekagetan itu terlontar dari bibir Leeteuk dan Kangin mendengar ucapan Siwon yang to the point. Mereka sungguh tidak menyangka.

"Kau.. Kau serius, Siwonnie?" tanya Leeteuk gagap.

Siwon mengangguk mantap. Kangin dan Leeteuk bisa melihat tidak ada sinar keraguan di kedua bola mata itu.

"Kenapa.. Kau mau menikahinya?" tanya Kangin.

"Karena saya mencintainya. Saya ingin dia selamanya ada di dalam hidup saya sebagai pendamping saya." jawab Siwon mantap.

"Tapi kenapa..? Kau tahu kan, Kibum itu berbeda.." sahut Leeteuk sedih. Yeoja paruh baya itu sedikit menunduk saat mengucapkannya.

Hangeng dan Heechul melongo shock. Berbeda..? Apanya? Siwon tidak pernah memberitahu kedua orangtuanya kalau Kibum 'berbeda' sama sekali!

"Apanya yang berbeda?" sahut Heechul seketika.

Siwon tergagap. Kangin dan Leeteuk melemparkan pandangan heran pada Heechul dan Hangeng. Anak mereka ingin melamar Kibum tapi sama sekali tidak tahu apa kekurangan terbesar Kibum?

Aneh.

Kangin dengan cepat menjawab. "Anak kami terserang penyakit XP. Xeroderma Pigmentosum, penyakit anti matahari turunan dari ibu istri saya. Kibum tidak boleh terkena sinar matahari sama sekali, atau resiko terkena kanker kulit mengintainya."

Heechul langsung melemparkan tatapan membunuh pada Siwon –membuat sang anak tertunduk karena nyalinya yang menciut. Kalau tidak ingat tempat, rasanya ingin Heechul menyemburkan amarahnya pada Siwon sekarang juga. Hal sepenting itu, kenapa tidak diberitahu dari awal sih? Mana mau Heechul mempunyai menantu yang.. Err, penyakitan.

"Aku mencintainya, umma. Mianhae.. Aku bersedia melakukan apapun untuk Kibum. Dan aku percaya penyakit yang diderita Kibum bukan halangan untuk kami berdua mencapai kebahagiaan." lirih Siwon.

Heechul menghela nafas. Amarahnya menguap entah kemana. Melihat kesungguhan Siwon, hati keras Heechul luluh. Apa yang bisa Heechul katakan kalau sudah begini?

"Entahlah. Aku dan Kangin takut kau akan meninggalkan Kibum kalau Kibum ternyata tidak sanggup memberi apa yang seharusnya ia beri."

"Tidak akan! Saya bersumpah tidak akan pernah melakukan itu!"

"Kau tahu, kemungkinan besar, Kibum juga akan meneruskan penyakitnya pada anak-anak kalian kalau kau punya anak, Siwonnie. Kau sanggup?" tanya Leeteuk dengan suara bergetar. Kalau boleh jujur, sebenarnya ia sungguh ingin menangis. Ia tidak pernah tahan kalau harus membicarakan anak semata wayangnya.

"Tapi Kibum gadis baik.. Saya tidak peduli dengan itu semua. Saya mencintai Kibum sepenuh hati saya." tukas Siwon tegas. Ia menelan ludah gugup. Ia bersumpah, ia bisa mendengar debar jantungnya yang menggila sekarang ini.

Kangin menghela nafas. "Kalau apa yang dibilang istriku itu benar, kalian tidak akan pernah hidup normal dan bebas. Kau sanggup dikekang semu seperti itu?"

"Saya sanggup, ahjussi. Dan bagi saya, cinta Kibum ke saya bukanlah sebuah kekangan. Hanya keadaan yang sedikit.. Err.. Tidak mendukung. Saya tidak pernah mempermasalahkan itu." sahut Siwon lugas –membuat kedua orangtuanya dan orangtua Kibum terpana. Siwon selalu bisa menangkis segala pernyataan yang dilontarkan KangTeuk, membuat para ahjussi dan ahjumma yakin kalau Siwon benar-benar mencintai Kibum.

Kangin dan Leeteuk saling lirik. Dalam hati, diam-diam mereka berdua saling menghela nafas. Entah apakah mereka harus mempercayakan Kibum pada Siwon atau tidak. Detik selanjutnya, Kangin menyusupkan jemarinya ke jemari istrinya dan meremas tautan itu erat.

"Kau tahu, umur Kibum tidak ada yang tahu –"

Siwon serasa disambar oleh petir saat mendengarnya. Dadanya sakit sekali. Meskipun itu baru perkiraan Kangin, Siwon langsung memotongnya. "Saya berjanji akan membahagiakannya sepanjang sisa hidupnya dengan seluruh kemampuan saya. Kalau bisa, saya akan berusaha menyembuhkan penyakitnya dengan cara apapun. Tolong, ahjussi, jangan membicarakan tentang yang satu itu." lirih Siwon –perih dan tegas.

Kangin tersenyum meminta maaf, namun tidak mengatakan apapun.

Heechul tersenyum lembut, lalu melingkarkan lengannya dipundak Siwon yang duduk diapit olehnya dan suaminya.

Hangeng berdeham dan menatap KangTeuk. "Jadi..?"

Leeteuk tertawa pelan –terdengar miris di telinga Kibum. Mungkin sedih karena anak satu-satunya akan dibawa pergi. "Kau bisa menjaga Kibum? Menerima segala kekurangannya?"

Siwon mengangguk sangat mantap. "Saya bisa menjaga dan menerima kekurangan Kibum sepenuh hati. Ahjussi dan ahjumma bisa mempercayakan Kibum kepada saya. Saya janji tidak akan pernah mengecewakannya. Saya janji akan mencintainya seumur hidup. Saya bisa menjamin masa depannya."

Kangin dan Hangeng terkekeh.

Ucapan Siwon barusan meyakinkan hati kecil Kangin dan Leeteuk. Mungkin tidak salah kalau merelakan Kibum menjadi pendamping hidup Siwon. Mereka pasti akan menjadi keluarga bahagia –walau tidak bisa disebut sempurna. Lantas, KangTeuk mengangguk pelan seraya melemparkan senyum terbaik mereka pada Siwon.

"Apapan untuk kebahagiaan Kibum."

HanChul tertawa lepas.

(Siwon's flashback off)

Siwon tersenyum. Sedemikian susahnya meyakinkan kedua orangtua Kibum. Namun hasilnya tidak sia-sia. Dan besok; besok akan menjadi puncaknya.

"Kamu kenapa melamun sih?" protes Kibum. Siwon hanya tersenyum sebagai jawaban. Dengan sangat perlahan, Siwon meraih jemari lembut Kibum dan menciumnya halus –seolah tangan Kibum adalah keramik mahal yang rapuh dan dapat pecah sewaktu-waktu.

"Aku mencintaimu, Kim Kibum."

Wajah Kibum memanas. Ia sungguh malu. Memang sih, Siwon sering menyatakan cinta, tapi.. Entah kenapa, sekarang rasanya berbeda. Siwon mengucapkannya dengan lantang dan tegas, seolah memberitahu siapapun kalau separuh hatinya sudah dicuri oleh yeoja cantik itu –Kibum.

"Aku juga mencintaimu, Choi Siwon ~ "

Chu ~

'Dan besok, namamu akan menjadi Choi Kibum, bukan Kim Kibum lagi. Ah, nama itu sungguh terdengar indah.' batin Siwon senang.

.

.

.

A/N : Annyeong ~ ^^

No review reply in this chap, tapi Hyo janji chap depan ada. Mianhae *bow*

'Besok' Siwon melamar Kibum. Engng, Hyo tidak bisa bilang adegannya bakal romantis, yang jelas, acara lamaran SiBum tidak 'biasa-biasa saja' ^^

Jujur, Hyo tidak menyangka kalau ternyata banyak yang lebih suka FF Hyo yang GS dibanding Yaoi (O.O') Rata-rata shipper memilih BoysLove kan? Tapi, syukurlah ~ Apapun demi readers yang ikut senang baca tulisan Hyo :D

DAN, ALHAMDULILLAH, HYO LULUS Semoga bisa dapet univ. yang Hyo inginkan, amiiin, haha!

Waaaah, Hyo sungguh tidak menyangka. Lama tidak update, sekalinya update Fic ini justru review meledak

Terima kasih banyak! Ini sebagai tanda terima kasih Hyo, update kilat untuk semua yang bersedia review setelah membaca tulisan Hyo m(_ _)m

Tapi kalo semakin banyak silent reader, mau tidak mau updatenya lama lagi, hehe ~

Pokoknya, budayakan review, oke? ^^b

*Hyo*