Tittle: Aku ingin menjadi Sakura

Cast: Sakura Haruno

Rate: T

Genre: General/Friendship/Romance

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

Author © Uchiwara Miharu

Warning: Typo, OOC, dan segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan maupun alur cerita ini.

Don't like, don't read! Selamat membaca!

Chapter 1

Sakura POV***)

Aku berjalan dengan gontai menuju apartemenku. Terasa suasana yang sudah sepi dan lampu-lampu kamar yang telah padam di kanan dan kiri apartemenku.

"Ah, tentu saja. Sekarang sudah sangat larut," kataku lebih pada diriku sendiri.

Dengan malas aku membuka pintu apartemenku. Setelah pintu terbuka, aku segera masuk dan melempar tas kerjaku ke atas sofa.

Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air sebagai penghilang dahaga.

Ting tong...!

'Tamu? Siapa yang bertamu malam-malam seperti ini?' tanyaku dalam hati. Ku letakan gelas berisi air es yang telah ku teguk setengahnya ke atas meja dan menuju ke luar untuk mencari tahu siapa yang bertamu.

Kubuka pinta apartemen dengan setengah hati. Kulihat seorang pria paruh baya berdiri dihadapanku.

'Kenapa dia harus datang kesini? Apa yang dia inginkan, Tuhan?' Aku hanya bertanya pada diriku sendiri tanpa mengatakan apa-apa, bahkan aku tidak berniat mempersilahkannya masuk. Walaupun hatiku merasa ingin melakukannya.

"Sakura... Pulanglah."

Aku hanya diam tidak menanggapi ucapannya. Ku perhatikan wajahnya yang nampak lelah berdiri di depan pintu tersebut. Namun, sekali lagi ego-ku tidak mengizinkan hatiku untuk mempersilahkannya masuk.

"Ayah sangat merindukanmu, Sakura. Ayah ingin kita bisa bersama-sama seperti dulu," ucapnya sekali lagi. Aku dapat merasakan pancaran tulus di matanya. Tidak. Mungkin dia bersandiwara. Jika dia benar menginginkan aku tinggal bersamanya. Mengapa dia melakukan itu padaku? Mengapa dia tega padaku dan ibu?

"Aku hanya akan pulang, jika ayah mengusir anak sialan itu dari rumah,"

Plak!

Normal POV***)

Sakura memegangi pipinya yang memerah karena tamparan dari ayahnya. Nampak ayahnya menyesal melakukan itu, tapi Sakura tidak peduli. Dia menatap tajam ayahnya, menunjukan kemarahan yang mendalam pada ayahnya.

"Ma-maafkan ayah, Sakura. Ayah tidak ber-"

"Cukup! Aku tidak mau peduli dengan apa yang ayah katakan! Aku tidak ingin pulang! Aku tidak ingin melihat anak sialan itu di rumah! Jika ayah mencintai aku dan ibu? Kenapa ayah melakukan itu pada kami? Kenapa ayah setega itu?" seru Sakura dengan luapan emosinya. Matanya memerah menahan air mata yang sebentar lagi merembes jatuh ke pipinya.

"Maafkan ayah, Sakura." Pria itu lalu beranjak pergi dari hadapan putrinya. Sangat jelas diwajahnya raut sedih dan kekecewaan karena tidak berhasil membujuk pulang. Sejenak dia berbalik melihat ke arah Sakura yang kini telah menghilang dibalik pintu apartemennya. Dia ingin kembali membujuk Sakura, tapi urung dia lakukan. Ya. Dia tahu bahwa itu akan semakin menyakiti Sakura.

Sakura POV***)

Aku tidak tahan lagi membendung air mataku. Aku langsung berbalik menutup pintu apartemenku dan menguncinya.

"Kenapa ayah?" Aku hanya bisa mengucapkan kata-kata itu disela tangisku. Aku tidak peduli apakah tetanggaku mendengar tangisanku atau tidak. aku tidak peduli mereka akan merasa terganggu. Sungguh. Aku hanya berfikir untuk menumpahkan segala bebanku dalam tangisan ini.

Aku menutupi wajahku dengan tanganku untuk menghindari silau cahaya yang mengganggu tidurku. Namun, di saat aku mencari posisi nyaman untuk tidur. Aku diganggu oleh suara yang aku tahu berasal dari telpon genggamku. Dengan terpaksa aku bangun dan meraih ponselku, lalu menekan tombol hijau untuk menjawab telpon.

"Hey, Sakura! Aku tahu kau baru bangun tidur! Cepat mandi! Kau pikir ini jam berapa? Apa kau lupa kalau kita ada rapat jam 10 ini." cerocos suara cempreng yang bersumber dari ponselku.

"Iya, Ino. Aku mengerti. Kau berisik sekali," balasku dengan enggan.

"Hey! Apa maksudmu, Saku-"

Plip…!

Sambungan telpon itu kuputus dan aku segera menuju kamar mandi dan membenahi diri. Aku tidak ingin kupingku panas mendengar celotehan sahabatku itu.

Ooo To be continued ooO

Author's note:

Maaf jika ceritanya masih aneh dan tidak menarik. Saya sadar, chapter ini juga masih terlalu pendek. Tapi saya berjanji untuk chapter selanjutnya akan saya usahakan membuatnya sedikit lebih panjang. Mohon kritik dan sarannya. Review, please!