PUZZLE

Pair : HanChul, WonKyu, HaeBum

Genre : Romance, family

Disclaimer : All is belong to God, Super Junior belong to Elf except Yesung for me #plak

Warning : miss typos, YAOI (Except Heechul female), fast chennel, bad language, etc.

.

.

::[]::

PUZZLE

By JojoHye

::[]::

.

.

Namja kecil dengan rambut ikal kecoklatannya, berlari cepat mengejar mobil taxi yang membawa seorang yeoja berambut pendek dengan seorang namja kecil lainnya. Tangisnya yang meminta sang umma kembali dan membawanya pergi bersama mereka terdengar begitu memilukan hati ibu-ibu panti asuhan. Sesekali ia terbatuk saat mengejar mobil itu, air mata mulai terasa asin saat masuk di ruang mulutnya.

"Uhfaaa...," raung namja kecil itu. Dengan pita suara yang tak berfungsi lagi, namja kecil itu hanya bisa menggeram ditengah tangisnya. Hatinya sakit saat sang umma memilih menitipkannya pada panti asuhan dan pergi meninggalkannya dengan sang kakak. Begitu membeda-bedakannya yang seorang namja kecil bisu dengan sang kakak yang namja kecil dengan kondisi tubuh normal dan sempurna.

"KYUNNIE...," jerit namja kecil di dalam taxi, kepalanya menyembul dari balik jendela taxi, tangannya mencoba menggapai tangan sang adik yang tak mungkin bisa ia raih karena roda taxi yang dinaikinya semakin menjauh. Sungguh, ia tak ingin berpisah dengn adik yang sangat disayanginya dan meninggalkannya sendirian di panti asuhan. Sungguh, ia benar-benar marah pada sang umma yang dengan teganya memberikan adiknya pada pengurus-pengurus panti asuhan itu. Ia takut adiknya akan menangis sendirian dan kesepian, apalagi dengan anak-anak asing lainya yang mungkin saja akan menyakiti adiknya itu.

"Kibummie diamlah dan masuk sekarang!" perintah sang umma. Namja kecil itu –Kibum- menuruti perintah sang umma dengan terpaksa, menatap tajam ummanya.

"Umma jahat! UMMA JAHAT...!" mulut mungilnya berteriak tepat di hadapan wajah sang umma, membuat sang umma sedikit kaget.

"Diamlah! Kau tak tahu apa-apa Kibummie..."

"Umma jahat meninggalkan Kyuhyun sendirian. Bagaimana kalau anak-anak panti asuhan itu menjahilinya, bagaimana kalau Kyuhyun tak mendapat perlakuan yang semestinya, bagaimana kalau Kyuhyun merindukan kita..." Begitu khawatir pada keadaan adiknya, Kibum tak tahan lagi untuk tidak mehanan air matanya yang sedari tadi sudah memenuhi pelupuk matanya.

"Kibummie, tolong diamlah, kau tidak tahu apa-apa..." Sang umma –Kim Heechul- mencoba menenangkan anaknya, tangan panjangnya merangkul tubuh sang anak sulung namun ditepis.

"Jangan sentuh aku umma..."

Bagai tersambar petir, hati seorang Kim Heechul terasa remuk saat sang anak mengatakan 'Jangan sentuh aku umma...' Kalimat itu benar-benar tajam menusuk ulu hatinya. Ia benar-benar tak mengerti bagaimana anak usia 6 tahun bisa mengatakan hal setajam itu. Ia tak diperbolehkan menyentuh anaknya sendiri.

"Kyunnie... hiks... hiks...," tangis Kibum kemudian, ia menutup wajahnya dengan tangan mungilnya sesekali menatap tajam dan dingin ke arah sang umma.

.

.

'Hyung... jangan pergi... umma... jangan tinggalkan Kyunnie...'

"Kyunnie... ayo masuk..." Disela-sela tangisnya, Kyuhyun merasakan tangan seorang yeoja menyentuh bahunya, dan mencoba mengangkat tubuhnya yang jatuh terduduk di atas aspal. Ia menoleh kebelakang, ditatapnya wajah yeoja itu, wajah penuh damai bagai malaikat.

"Aaa..." Bermaksud ingin menyampaikan pesan pada sang yeoja bahwa ia ingin pergi bersama ummanya, tangan Kyuhyun kecil masih menunjuk-nunjuk jalanan dimana taxi yang membawa umma dan kakaknya melaju yang sedetik lalu baru saja menghilang dari pandangannya.

"Ne, pasti umma kembali... Kyuhyun tunggu di sini saja bersama ahjumma," yeoja itu menggendong tubuh Kyuhyun dan membawanya masuk ke dalam gedung panti asuhan itu. Tangannya masih mengelus kepala Kyuhyun lembut, sedikit menyeka air mata Kyuhyun dan mengecup pucuk kepalanya sayang. Ia begitu iba melihat anak malang yang ada di hadapannya, fisik yang tak sempurna dengan tubuh ringkih yang masih membutuhkan banyak kasih sayang dari sang umma yang justru meninggalkannya. Leeteuk, yeoja itu, ibu ketua panti asuhan, akan berjanji menjaga anak kecil innocent yang tengah digendongnya, mengurusnya sampai ada orang yang bersedia mengadopsinya dan memberi banyak kasih sayang serta kehidupan yang layak.

.

.

::[]::

11 years later

::[]::

.

.

Mobil hitam mewah dengan roda sejumlah tiga pasang melaju dengan anggunnya di tengah musim gugur yang menyajikan keindahan mahadaya alam. Dua namja terlihat duduk di kursi depan, salah satunya sedang mengemudikan mobil dengan setir.

"Kyunnie... kenapa diam saja? Kau tak senang akan menemui ibu baru-mu?" suara si namja pengemudi memecah suasana hening di dalam mobil itu.

"Ahi... ahu haha hihung, aa hau hemhaha'u hemaha...?" jawab namja muda di sampingnya, ia menggerak-gerakkan jemari tangannya membentuk simbol-simbol yang mungkin akan sulit dimengerti oleh orang awam, kecuali sang appa, si namja pengemudi tadi.

"Appa akan membawamu ke rumah baru kita, di sana ibu baru dan saudara-mu sudah menunggu, appa akan mempertemukan mereka denganmu." Namja pengemudi itu –sebut saja Tan Hangeng- menatap sang putra angkat tunggal, menjelaskan maksudnya membawa sang anak pergi dengan berbagai koper di jok belakang.

Sedikit ulasan senyum terlukis di wajah sang anak, Kyuhyun. "A... henaha aa hihak hihang... ahu aha hahat hehang..." Senyumnya bertambah melebar. Ia sangat senang sang appa telah menemukan pengganti umma angkatnya yang telah meninggal tiga tahun lalu, umma yang sangat menyayanginya dengan kekurangan yang dimilikinya. Umma yang sangat ia cintai.

"Gomawo Kyunnie, kau mau menerima keputusan appa untuk menikah lagi..." Hangeng mengusap kepala anaknya sayang. Kyuhyun memberi senyuman terbaiknya untuk sang appa. Bagaimana mungkin ia bisa menolak keinginan sang appa untuk mempersunting yeoja lain setelah umma angkatnya pergi. Appa yang sangat baik hati sampai bisa-bisanya mengadopsi namja bisu seperti dirinya. Ia tak bisa membantah keinginan appanya setelah banyak perlakuan-perlakuan istimewa yang diberikan sang appa saat membesarkannya.

.

::[]::

Flashback

::[]::

.

"Hangeng-ssi, Sungmin-ssi, kalian datang untuk menjemput anak itu?" Menyambut kedatangan dua orang yang akan mengadopsi anak asuhnya, Leeteuk mengajak dua orang itu berkeliling untuk mencari anak yang telah dipilih untuk diadopsi.

"Kau bilang, anak itu namanya Siwon? Benarkan?" Namja dari dua orang pengadopsi itu bertengak-tengok, mencoba menemukan anak imut bernama Siwon yang seminggu kemarin dilihatnya sedang bermain dengan sebuah boneka Simba.

"Ne, Hangeng-ssi, anak itu biasanya ada di gereja siang-siang begini," ucap Leeteuk.

"Gereja?" Yeoja di samping namja bernama Hangeng itu, mengerutkan alisnya heran, bagaimana mungkin anak usia 7 tahun betah berada di gereja siang-siang begini?

"Dia anak yang taat ibadah, Sungmin-ssi...," Leeteuk mencoba menerangkan karakter anak bernama Siwon itu.

Leeteuk, Hangeng, dan Sungmin melanjutkan perjalanan menuju gereja panti asuhan yang tinggal beberapa meter lagi sebelum tiba-tiba Sungmin berhenti.

"Ada apa, chagi?" tanya Hangeng heran.

"Leeteuk-ssi, kau lihat anak itu." Tangan Sungmin menunjuk ke arah salah seorang anak yang tengah duduk sendiri di kursi taman dengan pandangan kosong.

"Ne, Sungmin-ssi, wae?"

"Anak itu kenapa? Kenapa dia tidak bermain bersama temannya?" Sungmin berjalan agak maju ke depan untuk melihat lebih dekat sosok anak kecil yang menarik perhatiannya itu.

"Dia bisu, Sungmin-ssi, satu bulan yang lalu umma-nya pergi meninggalkannya di sini." Manik mata Leeteuk menatap namja kecil itu sedih.

"Benarkah? Siapa namanya?" Sungmin semakin penasaran dengan identitas namja kecil yang terlihat sangat murung.

"Namanya Kim Kyuhyun," jawab Leeteuk.

"Dia kasihan sekali..." Hangeng mulai berjalan menghampiri anak itu, diikuti Sungmin dan Leeteuk. Niat menjemput Siwon-pun terabaikan.

Namja kecil ittu terlihat sedikit kaget dengan kedatangan Hangeng, Sungmin dan Leeteuk, agak dimundurkan badannya, mebuat kaki pendeknya melayang di atas tanah.

"Kyunnie..." Tangan halus Leeteuk menyentuh pipi namja kecil itu.

"Chagi, bagaimana kalau kita adopsi dia saja." Sungmin menatap sang suami penuh harap, meminta persetujuan dari Hangeng yang terlihat sedikit berpikir. Dia benar-benar merasa kasihan pada anak di depannya ini.

"Baiklah chagi," jawab Hangeng satu menit kemudian, membuat senyum kelinci Sungmin merekah sempurna.

"Kyunnie, mau kan ikut bersama ahjumma..."

.

::[]::

Flashback End

::[]::

.

Mobil hitam itu sampai pada sebuah rumah besar nan mewah, kedua namja di dalamnya kemudian turun membawa koper masing-masing. Senyuman terus terkembang di bibir mereka.

"Kajja, temui umma dan kakak-mu Kyu...," ajak Hangeng, sedikit menarik tangan Kyuhyun masuk ke dalam rumah barunya.

"Chullie, kami datang..." Kebahagiaan begitu melingkupi hati Hangeng sampai ia tak sadar berteriak-teriak seperti orang berdemo di depan rumahnya sendiri.

"Aa..." Tangan Kyuhyun menggenggam tangan Hangeng sedikit keras berusaha menghentikan tingkah konyol appa-nya yang menurutnya sangat memalukan. Tapi, siapa yang tadi appa-nya panggil? Chullie? Nama itu...

CKLEK...

'Umma...' Mata Kyuhyun sukses terbelalak saat mendapati sosok yang selama ini hilang dari hidupnya, sengaja menghilang lebih tepatnya.

"Kyunnie... ini umma dan kakak-mu..."

.

.

::[]::

T+B+C

::[]::

.

.

Whoa... author gaje ini kembali dengan new ff berchapter *padahal masih banyak tagihan ff* Semoga yang review banyak dan ff ini bisa berlanjut, karena ide ceritanya bagus banget *menurut gue* Untuk Incest Love, tenang aja readers... author pasti lanjutin, tapi untuk yang An Antis, author gak janji.

FF ini sebenernya terispirasi dari Cinderella Stepsister, tapi so pasti jalan ceritanya berbeda. Yang mau dilanjut dimohon review yang banyak. Author selalu menantikan jumlah review lebih dari 20 tiap chapter biar semangat bikin chap ke duanya n seterusnya.

Ok, ayo review readers...

Gomawo sebelumnya...