.

.

.

Bibirmu adalah alkohol yang terus ingin kunikmati..

Tubuhmu bagai candu yang tak bisa sekalipun kutinggalkan...

Dan cintaku padamu, seperti penjara yang membuatk tak bisa melarikan diri dari pesonamu...

Yes, I am your prisoner...

.

Ela-Kyuhyunnie presents

"Prisoner"

Pairing : WonMi/MiWon (Choi Siwon X Zhou Mi)

Slight HanChul

Desclaimer : They're belongs to God, themselves, and Super Junior

Rated : Langsung author masukin ke rated M deh, soalnya udah semi NC di sini

Warn : Crackpair! Yaoi! Typo's, semi NC!

Don't like this pair? Just get out from ma FF now, and don't you ever dare to bash the Cast!

.

.

.

Siang ini begitu terik. Matahari seakan-akan sedang berbahagia sehingga membagikan sinarnya dengan begitu banyaknya. Membuat seorang namja berkulit putih, dengan surai merah menyalanya itu terpaksa harus berteduh di bawah naungan dahan-dahan pohon yang tak hanya memberikan perlindungan dari panas, namun juga memberikannya angin dan udara segar.

"Aigoo~ panasnya.." keluh namja itu sambil membuka dua kancing teratas kemeja tipisnya. Yah, mana mungkin tidak panas, sekarang kan bulan Juli, puncaknya musim panas di negeri ginseng ini. Korea.

"Yo, seasoning, apa yang sedang kau lakukan?" seru sesosok namja cantik yang berjalan ke arahnya sambil membawa sebuah payung untuk menahan sinar ultraviolet.

"Kau lihat sendiri kan Chullie, aku sedang berteduh." Sahut namja yang di panggil seasoning itu.

Namja yang kecantikannya melebihi yeoja itu berjalan mendekat ke arah pohon tempat si seasoning bersandar, dan ikut menjatuhkan tubuhnya ke samping namja bersurai merah itu.

"Kalau kau tak ingin kepanasan, bawa payung sepertiku dong!" seru namja cantik itu sambil menutup payungnya—karena ia sekarang sedang berada di bawah pohon yang teduh. "Huufth, aku merindukannya, seasoning," gumam namja cantik itu lagi sambil memejamkan mata, menikmati angin yang memainkan helaian panjangnya.

"Ha! Seorang Kim Heechul merindukan kekasihnya ternyata!" ejek namja bersurai merah itu pada namja cantik di sampingnya.

"Diam kau Tan Zhoumi! Jika bukan kau adalah adik dari Tan Hangeng—kekasihku—dan juga sahabatku, sudah kusumpal mulutmu dengan payungku ini!" kesal Kim Heechul—namja cantik tadi—sambil menggerutu dan memasang mimik sebalnya. "Kapan gegemu itu pulang, seasoning?"

"Heum? Aku tak tahu. Kenapa tak kau tanyakan langsung saja Chullie? Dia pulang ke Cina sudah berpamitan padamu kan?" tanya Zhoumi—namja bersurai merah menyala itu—sambil tetap berdiam di posisinya.

"Huuufth, Hannie bilang, dia akan pulang 3 hari lagi," sahut Heechul yang berbuahkan gumaman kesal dari Zhoumi yang merasa sebal karena sudah menanggapi omongan Heechul. Jelas-jelas Heechul tahu kapan kepulangan Hangeng, kenapa masih bertanya pada Zhoumi?

"Ah, tahukah kau seasoning, akan ada dosen baru di tempat kita!" seru Heechul dengan sedikit berbinar. "Katanya lagi, dosen baru itu masih muda dan sangat tampan!" lanjutnya dengan sangat bersemangat. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan raut sebalnya dan juga wajah sendunya tadi.

Zhoumi hanya menghela nafas menghadapi tingkah sahabatnya yang memang mood swingnya terlalu ekstrem itu. 'Yaah, tipe AB,' batin Zhoumi sambil kembali memejamkan mata dan menikmati semilir angin.

"YA! Seasoning! Kau lihat itu? Itu dosen baru kita!" seru Heechul exicted sambil menarik-narik lengan kemeja lengan pendek Zhoumi, meminta perhatiannya untuk memperhatikan dosen baru mereka dengan seksama.

Ya, kalau kalian sedari tadi bertanya-tanya, maka apa yang ada dalam benak kalian itu benar. Tan Zhoumi dan Kim Heechul itu adalah mahasiswa dari Kyunghee University, dan keduanya sama-sama memasuki fakultas bahasa. Usia yang hanya terpaut beberapa bulan dan entah bagaimana sifat mereka bisa cocok, membuat mereka berdua sudah berteman begitu memasuki ruang kelas pertama mereka.

Kim Heechul yang sangat cantik bahkan dalam ukuran yeoja, dan juga memiliki sifat feminim dan sangar sekaligus, membawa angin segar bagi Zhoumi yang notabene adalah orang baru di tanah korea itu. Dengan cepat Heechul akrab dengan Zhoumi dan mengajarkannya bahasa korea dengan baik. 'Baik' dalam artian seorang Kim Heechul tentunya.

Dan bagai simbiosis mutualisme, gege atau kakak lelaki Zhoumi yang notabene adalah salah satu dosen pengampu di bagian sastra Cina itupun akhirnya berkenalan dengan Heechu, dan tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Zhoumi sungguh tak mengerti bagaimana gegenya itu bisa bertahan sangat lama menjadi kekasih sahabatnya yang nyata-nyata berkepribadian unik—kalau tak mau di bilang aneh—dan bahkan sekarang ini mereka sudah bertunangan dan tinggal bersama.

"YA! Seasoning! Jangan pura-pura tidur, dan lihalah dosen baru kita itu! Itu bahan gosip paling hot di kampus kita!" seru Heechul sambil mengguncangkan tubuh Zhoumi.

Zhoumi yang merasa terganggu dengan kehebohan sahabatnya itu akhirnya membuka matanya, dan berusaha mencari sosok yang di maksud oleh Heechul.

Dan seketika itu juga Zhoumi membelalakkan kedua manik matanya. Bibirnya membuka dan menutup saking tak percayanya melihat sosok yang tengah berjalan dengan santai namun penuh keyakinan itu. Satu tangan dosen baru mereka itu berada di dahi kanannya, berusaha menghalangi sinar matahari yang menyorot ketampanan namja itu. Zhoumi mengedipkan matanya berkali-kali, berusaha meyakinkan dirinya kalau namja yang tengah berjalan di tengah terik matahari—dengan kemeja putih tipisnya dan juga dengan lengan kemeja yang di lipat, memperlihatkan otot yang dibanggakan oleh setiap namja—itu adalah benar orang yang sama dengan sosok yang ia kenal.

Zhoumi menutup matanya sejenak—meyakinkan kalau ia tak hanya salah lihat—dan membuka matanya kembali.

Namja itu masih ada! Dan itu benar dia! Tak mungkin ia bisa melupakan wajah yang sudah amat familiar dengannya.

"I found you!" gumam Zhoumi dengan wajah berbinar-binar, membuat Heechul yang ada di sampingnya tersenyum dengan sangat lembut, dan namja cantik itu kembali memasang wajah normalnya sebelum ketahuan oleh Zhoumi.

"Chullie, aku pergi dulu!" ucap Zhoumi sambil beranjak meninggalkan Heechul tanpa memandangnya sekalipun. Manik matanya masih terfokus pada namja yang akan menjadi dosen barunya itu.

"Daebak, Hannie, kau berhasil," ucap Heechul senang ketika akhirnya Zhoumi pergi dan ia berhasil menghubungi kekasihnya itu via telepon.

.

.

.

"Jadi, dia tinggal disini?" gumam Zhoumi saat melihat namja incarannya itu memasuki sebuah hotel berbintang yang sangat mewah. "Seoul International Hotel ya.." lanjutnya sambil tersenyum senang dan akhirnya beranjak pergi dari tempat itu.

.

.

.

At night Seoul International Hotel

Sudah satu jam ini namja bersurai merah itu membuka dan menutup ponselnya dengan kesal. Ia memiliki janji bertemu dan bersenang-senang dengan pelanggannya di tempat ini, dan sudah satu jam lamanya ia menunggu, namun sampai saat ini orang itu tidak datang-datang juga. Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon pelanggan setianya itu.

"Ya! Yunho-hyung, kau tak jadi datang?" bentak Zhoumi begitu nada sambungnya berganti dengan sapaan dari suara di seberang sana.

"Mianhae Zhoumi, Jeje, istriku sedang ada di rumah, jadi aku tak bisa kesana," sahut suara di seberang dengan bisikan lirih—takut ketahuan istrinya mungkin.

"YA! Kalau begitu kenapa kau tak menghubungiku sedari tadi,hah? Kau membuatku menunggu lama, dan sekarang sudah terlalu malam untuk mnghubungi pelangganku yang lain!" seru Zhoumi kesal pada namja yang tengah di teleponnya itu. "Kau menyebalkan, Jung Yunho!" tutup Zhoumi tanpa mendengarkan jawaban dari seberang. Ia sangat kesal sekarang. Seharusnya ia dan Yunho bisa bersenang-senang di salah satu kamar dihotel ini, namun nyatanya namja itu malah lebih memilih berdiam di rumah karena istrinya itu tumben-tumbennya pulang.

Ah, kalian seharusnya bisa menebak sendiri apa yang di maksudkan oleh Zhoumi. Kata-kata mengenai pelanggan, bersenang-senang dan kamar, pasti akan dapat membuat kalian mengerti akan apa yang sedang di nantikan namja bersurai merah itu.

Ya, seks.

Namja bernama Zhoumi itu adalah tipe namja jaman sekarang, yang notabene mengikuti gaya hidup bebas. Apalagi dengan kondisinya yang seorang namja, ia sama sekali tak merasakan takut kalau-kalau ia bisa hamil. Dan soal resiko menghamili yeoja, itu juga tidak mungkin, karena ia 100% gay, homo, atau apalah sebutan lain bagi penyuka sesama jenis sepertinya.

Malam ini, ia akan kembali bersenang-senang dengan salah satu partnernya yang bernama Jung Yunho itu, dan mereka melakukan temu janji di diskotik yang ada di lantai satu Soul International Hotel ini, agar bisa dengan mudah memesan kamar kalau-kalau mereka sudah tak tahan lagi. Namun kini, apa yang ia dapatkan? Sudah harus menunggu lama dan membayar minumannya sendiri, ujung-ujungnya Ia jadi tak bisa menikmati surga dunianya, hanya karena istri Yunho pulang ke rumah!

The Hell!

.

.

.

Seorang namja tampan dengan badan kekar dan abs sempurna yang tertutupi dengan kemeja itu keluar dari kamar hotelnya yang berada di lantai 7 dengan raut frustasi yang nyata-nyata terpampang dari wajahnya yang sangat tampan itu. Mau tahu alasannya?

Pertama, ia di pindah tugaskan ke Seoul, tepatnya ke Kyunghee university, padahal ia sudah nyaman dengan pekerjaannya yang hanya berkutat dengan buku, kamus dan juga komputer, sebagai penerjemah buku di universitas lain

Kedua, kini ia malah harus mengajar para mahasiswa itu karena surat tugasnya berkata demikian, padahal ia sangat tak suka berinteraksi dengan orang lain. Sangat tidak suka.

Dan ketiga—yang paling parah menurutnya—di universitas lamanya, ia mendapatkan pelayanan berupa rumah tinggal yang dekat dengan kampusnya hingga ia tak perlu memikirkan soal tempat tinggal. Berkebalikan dengan tempat kerjanya sekarang yang tak memberinya fasilitas tempat tinggal, hingga kini ia harus rela merogoh kantongnya dengan tinggal di hotel.

Ah, kalian berfikir kalau namja kekar kita ini miskin, eoh? Sayangnya kalian salah. Namja bernama lengkap Choi Siwon ini adalah penerus utama Hyundai Corp. yang memiliki cabang di seluruh Korea, bahkan kini perusahaan itu mengibarkan sayapnya ke negara-negara lain. Namun entah bagaimana, ia memiliki sifat yang cukup lucu—mengingat ia adalah seorang dari kalangan atas—yaitu hemat. Ia hanya akan mengeluarkan uang seperlunya saja.

Dan kini, dengan keberadaannya di hotel ini, ia terpikir untuk mencari rumah tinggal yang berada di dekat kampusnya itu. Baginya, akan sungguh merugikan kalau mengeluarkan biaya besar dengan tinggal di hotel seperti ini untuk ke depannya.

Ah, dan raut frustasi namja itu muncul karena sampai saat ini ia belum bisa menemukan rumah yang sesuai seleranya.

"Lebih baik aku minum," gumam namja tampan nan kekar itu sambil mulai memasuki lift untuk turun ke lantai dasar tempat dimana bar hotel ini berada.

.

.

.

"Eh?" seru Zhoumi tertahan ketika retna matanya melihat siluet orang yang baru saja memasuki diskotik ini. Ya sedari tadi namja bersurai merah yang memiliki kaki panjang ini belum beranjak dari meja bar, dan masih sangat setia meneguk minuman memabukkan itu sambil menatap pintu masuk bar, siapa tahu saja ia menemukan mangsa menarik yang bisa memebrinya kepuasan untuk malam ini.

Beruntungnya Zhoumi karena suatu kebetulan yang tak berani ia bayangkan kini terjadi. Namja incarannya itu kini memasuki bar dengan langkah-langkah lebar dan langsung menuju barteder, memesan minuman keras dan meminumnya dengan sekali teguk.

Zhoumi tersenyum senang sambil menyesap red winenya dengan perlahan. Iris matanya kini terpancang pada sosok tampan itu sambil memikirkan hal-hal apa saja yang bisa ia dapatkan malam ini.

.

.

.

"Ukh..." keluh Siwon saat merasakan tubuhnya mulai oleng dan kepalanya sudah sangat pusing. Sepertinya karena terlalu frustasi memikirkan soal tempat tinggal, namja itu tanpa sadar akhirnya minum dan melewati batas toleransinya akan alkohol.

Sebelum akhirnya ia benar-benar tak sanggup lagi untuk menopang tubuhnya, Siwon memanggil bartender, dan memintanya untuk memasukkan biaya minumannya itu ke tagihannya dan akan ia bayar esok ketika keluar dari hotel. Sang bartender mengiyakan dan mencatat nama dan nomor kamar namja di depannya itu, sebelum kemudian pergi meninggalkan Siwon yang kini kesadarannya sudah tinggal separuh.

Siwon berdiri dari tempatnya dengan susah payah, dan mulai berjalan dengan sempoyongan menuju pintu keluar bar. Ia sungguh tak sanggup memperhatikan jalan hingga akhirnya—

BRUKK!

Siwon menabrak sesuatu—atau tepatnya seseorang—dan karena tubuhnya yang dikuasai alkohol itu tak bisa menahan keseimbangan, akhirnya Siwon pun jatuh terduduk di lantai bar itu.

"Ah, mianhae, kau tak apa?" tanya Zhoumi, namja yang di tabrak Siwon itu. Siwon hanya diam sambil menggelengkan kepalanya yang terasa sangat ringan itu. Saking ringannya, sepertinya ia sudah tak sanggup berpikir lagi.

"Hei, kau tak apa? Mau kubantu?" tawar Zhoumi sambil mulai membantu mengangkat tubuh aletis Siwon dan menopangnya hingga namja itu berdiri tegak.

"Kau terlihat payah sekali, mau kubantu sampai ke kamarmu?" tawar Zhoumi yang langsung saja membantu Siwon berjalan tanpa menunggu jawaban dari namja tampan itu. Siwon sendiri hanya mengikuti saja langkah Zhoumi, ia tak sanggup lagi berpikir apapun selain tubuhnya yang tak bisa bergerak secara benar, dan juga kepalanya yang terasa ringan.

"Kamarmu dimana?" tanya Zhoumi lagi saat akhirnya dengan susah payah tubuh kurus Zhoumi memapah Siwon sampai di depan lift. Ia tak tahu harus ke arah mana, ke lantai berapa dan ke kamar nomor berapa untuk bisa mencapai kamar namja tampan nan kekar didalam pelukannya ini,

"Lantai... tujuh..." sahut Siwon dengan agak susah payah, karena sepertinya lidahnya tak bisa lagi ia ajak kerja sama. Namja itu menyandarkan tubuh sepenuhnya pada Zhoumi, dan meletakkan kepalanya di leher Zhoumi yang badannya terhitung tinggi itu.

"Mm.. kamar 407... ahh..baumu enak sekali.." ucap Siwon tanpa sadar saat ia mencium bau menyenangkan dari leher Zhoumi. Siwon makin melesakkan kepalanya ke leher Zhoumi untuk bisa mendapatkan bau itu lebih banyak lagi.

"Nnghhh..." Zhoumi menahan erangannya didalam lift itu karena nafas, hidung dan bibir Siwon kini tengah menggelitiki lehernya, memberikannya sensasi menggetarkan yang membuatnya ingin mendesah.

Zhoumi akhirnya merasakan lift yang mereka naiki ini berhenti, dan sedetik kemudian pintu lift ini terbuka, menampakkan lorong yang berisikan kamar-kamar. Dan untungnya, matanya dengan cepat bisa menangkap pintu kamar yang bertuliskan angka 407. Segera saja ia memapah Siwon yang terus saja melesakkan kepalanya ke leher Zhoumi, membuatnya benar-benar kepayahan dalam memapah Siwon.

"Ummh.. hei, keluark..ahh...kan kuncimu.." ucap Zhoumi dengan desahan yang tak bisa ia tahan ketika Siwon yang kini malah menciumi lehernya.

Merasa tak mendapat tanggapan, Zhoumi mendorong tubuh Siwon hingga namja itu menabrak tembok. "Cepat, berikan kuncimu padaku." Ucap Zhoumi dengan nafas yang agak tersengal karena rangsangan-rangsangan yang Siwon berikan sedari tadi. Siwon yang masih saja tak bisa berpikir jernih kini merogoh saku celananya dan mengeluarkan keycard kamarnya, yang langsung di sambar oleh Zhoumi dan menggunakannya untuk membuka kamar Siwon.

Setelahnya, Zhoumi memapah Siwon kembali untuk memasuki kamar itu, dan dengan sepenuh tenaga, Zhoumi menjatuhkan tubuh Siwon ke atas bed berukuran King size itu. Naasnya, saat itu Siwon belum ingin melepaskan Zhoumi, jadi namja tampan itu meraih tangan Zhoumi dan membawanya jatuh bersamanya.

"Hei!Apa yang kau lakukan?" kesal Zhoumi karena merasa kaget ketika badannya ikut di tarik jatuh oleh Siwon.

"Aku masih ingin..." ucap Siwon sambil kembali membenamkan wajahnya di leher Zhoumi, dan mengecupinya, membuat namja bersurai merah itu kembali mendesah. Siwon tak mengerti apa yang saat ini terjadi padanya, yang ia tahu hanyalah kepalanya terasa sangat ringan, seperti ia bisa melakukan apa saja, dan kini di depannya ada sesuatu yang sangat menggiurkan baginya. Sisi liarnya bangkit, membuatnya tak menghiraukan siapa yang kini berada bersamanya. Yang ia inginkan hanya mencium, melumat, menggigit dan melumat lebih banyak. Menyentuh seseorang yang juga terasa memabukkan itu lebih... dan lebih jauh.

"Ahh... ummhh... ngghhhh... ahhhh..."

Serta mendengarkan desahan-desahan yang makin mengobarkan gairahnya. Membakar nafsunya dan menaikkan libidonya hingga ke tingkat dimana ia tak lagi bisa mengontrol dirinya.

"Aahhhh..." Siwon mendesah nikmat ketika Zhoumi yang kini duduk di atasnya dengan perlahan memasukkan milik Siwon yang besar dan panjang ke dalam rektum sempit milik Zhoumi. Yah, itulah kelebihannya, seorang namja akan selalu memiliki lubang yang sangat ketat, meskipun berkali-kali lubang itu telah termasuki.

"Uuuukkhhh..." Zhoumi menggeram menahan sakit yang masih saja terasa ketika milik Siwon yang ternyata berukuran big size itu membobol rektumnya. Meskipun berniat melonggarkan, namun tetap saja secara tak sadar dinding rektumnya menyempit dan menghimpit benda besar dan panjang yang kini menginvasinya.

"Haaahhhh..." desah keduanya bersamaan ketika akhirnya junior besar Siwon telah masuk sempurna ke dalam rektum hangat dan ketat milik Zhoumi.

"Aaahhh... uungghhhhh... ahh! Oohhhh..."

Dan untuk seterusnya, kamar yang –tadinya –sunyi itu kini jadi berwarna dengan desahan-desahan menggoda, lenguhan-lenguhan nafsu, dan juga erangan-erangan nikmat dari kedua insan yang sedang meraih surga dunia mereka masing-masing.

.

.

.

"Uukhh..." Siwon mengerang merasakan sinar mentari yang menerobos tirai tipisnya, mengganggunya dari mimpi yang entah seperti apa.

"Argh!" erangnya lagi ketika ia berusaha menggerakkan kepalanya, dan merasakan nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang kepalanya itu. Akhirnya ia terus memejamkan matanya dan berusaha merilekskan tubuhnya, agar rasa nyeri pada kepalanya itu berangsur menghilang.

Benar saja, tak lama kemudian, rasa nyeri itu perlahan memudar. Siwon dengan hati-hati membuka kedua matanya, dan berusaha untuk bangkit. Ia abaikan sedikit rasa nyeri yang kembali menyerang ketika gerakan-gerakan tubuhnya itu mengguncang kepalanya. Sedikit menghela nafas ketika akhirnya ia bisa duduk tegak di atas bed king sizenya itu.

Namun tak lama, sepasang iris itu kini membulat sempurna menatap benda yang berserakan di lantai kamarnya itu.

Baju.

Lebih tepatnya, baju dan juga celananya, tak lupa dengan boksernya.

Berserakan di lantai kamarnya.

Siwon menatap horor pakaian-pakaian itu, dan dengan cepat, ia mengangkat selimutnya—

"What the Hell!"

-dan ia berseru kaget, serta dengan cepat mengeratkan selimutnya yang kini menutupi tubuhnya yang polos, tanpa sehelai benangpun.

Ingatannya dengan cepat memutar kembali memorinya semalam.

Rumah...

frustasi...

bar...

alkohol...

mabuk...

...

...

...

dan lalu?

Ia tak bisa mengingatnya.

Siwon mengedarkan pandangan sekali lagi ke seluruh ruangan kamarnya, dan matanya menangkap sesuatu yang berada di nakas yang berada tepat di sebelah ranjangnya. Ia meraih kertas memo dan juga beberapa lembar uang yang berada di sana.

Ia memperhatikan kertas memo yang bertuliskan huruf bertinta hitam itu, dan mulai membacanya.

"Dear Siwon—itu namamu kan?

Malam yang menyenangkan karena kau sangat hebat dan sangat bisa memuaskanku. Ambil uang itu sebagai imbalan karena sudah membuatku merasakan nikmatnya seks yang hebat.

Tertanda

Zhoumi."

Siwon membelalakkan matanya tak percaya. Kembali ia baca tulisan tangan yang cukup rapi itu, dan betapa inginnya ia berharap kata-kata 'hebat' 'memuaskan' dan 'seks yang hebat' itu hanyalah fatamorgana semata. Tapi sayangnya tidak. Tulisan itu nyata, dan benar adanya.

Siwon kembali memutar ingatannya mengenai peristiwa semalam. Setelah ia minum, siapa yang membawanya kembali ke kamar? Sekilas ia teringat dengan seorang namja yang sepertinya lebih tinggi darinya. Ia berusaha kembali mengingat seperti apa wajah namja itu, namun hasilnya nihil, yang ia ingat hanyalah surai merahnya, dan ia merasa wajah namja itu cantik dan menggairahkan ketika medesah di atasnya—

-WHAT?

Mulut Siwon terbuka lebar dalam ketidakpercayaan ketika ia bisa mengingat hal yang sepertinya telah ia dan namja tak ia kenal itu lakukan. Ia ingat kalau namja itu mendesah dan mengerang nikmat di atas tubuhnya...

"Oh my God..." lirih Siwon saat ia menyadari kalau ia telah melakukan seks pertamanya—ya, selama ini ia masih perjaka ting ting—dalam keadaan mabuk, dan parahnya, ia melakukan itu dengan seseorang yang sama sekali tidak ia kenal ! Double Hell!

"Zhoumi," gumam Siwon ketika ia kembali melihat siapa penulis memo itu, dan juga nama namja yang telah ia tiduri semalam. Dan seketika amarahnya memuncak melihat lembaran uang yang ditinggalkan namja itu.

"SHIT!"

.

.

.

~TBC~

Annyeong~~

Author bek egein bawa epep Crackpair lagi~!

Kekekekeke~

Ini epep req dari Park Hyo Ra a.k.a Clara eve~

Hope u like it, saeng ^.~

Dan karena ini masih chap awal, jadi author bikinnnya masih semi NC, dan untuk selanjutnya, kalau ada yang berkenan, mungkin bakal author kasih Full NC

Hehehehehe

Author mau nanya nih...

adakah yang suka epepnya author ini?

kalau ada, kasi reviewnya dooong~

author menerima pujian#dor! , kritik yang di sertai saran~

Bash ato flame author nggak masalah...

TAPI

Jangan sekali-kali bash para Cast di sini, Ok? *pinjem death glarenya EvilKyu