Summary: Sasuke nyari jodoh buat ngegantiin Itachi ngasih cucu buat Fugaku! Cowok ganteng nan borju diobral.../RomanceFunFiction/SasuHina
.
Naruto by Masashi Kishimoto © 1999
A Bride for Sasuke! By Jen © 2012
Genre: Romance/General
A SasuHina Multichaptered fic
Card 01: Ready? Start!
.
.
Matahari bersinar terang, burung-burung berkicau senang. Ikan danau berenang-renang, semut dimakan berang-berang, ubur-ubur kencan sama kerang, selamat pagi sayang.
Seorang cowok memandang layar ponselnya dengan tampang yang tidak enak dilihat. Tampaknya SMS berisi puisi abal nan absurd dari salah satu fansnya tadi bikin suasana hatinya kurang baik. Pagi-pagi udah disuguhin beginian, males banget.
Sekarang, Sasuke Uchiha berada dalam kelas. Karena duduk paling belakang dan di pojokan, cowok itu nggak ketahuan sama Ms Tsunade lagi mainin handphone.
Cowok cakep satu ini bukannya sengaja ngelanggar aturan sekolah karena sok jagoan atau bete di kelas, dia lagi ngurusin satu urusan penting.
Masalah penting yang menyangkut hidup matinya, masa depannya dan finansialnya.
Kalo dipikir-pikir, Sasuke sesibuk ini juga karena salahnya sendiri. Dia baru sadar sekarang, kesalahan kecil yang disebabkan olehnya ternyata berdampak besar.
Tiga minggu lalu, Sasuke yang merupakan pemilik dojo kendo Uchiha yang terkenal, melakukan latihan bertarung seperti biasa. Kali itu lawannya, Itachi Uchiha—kakaknya.
Pertarungan sengit yang berlangsung tiga hari tiga malam itu diakhiri dengan Itachi yang dehidrasi karena melakukan pertarungan tanpa persiapan khusus, tidak seperti Sasuke yang sudah mengonsumsi berbagai suplemen sebelum bertanding. Dan tanpa menyadari kalau Itachi sudah kelelahan, Sasuke tetap melancarkan serangan bertubi-tubi. Dia kira, Itachi bakal menghindar dan tertawa mengejek jahat seperti biasa. Tapi nggak Sasuke sangka, pukulan terakhirnya mendarat cantik di kepala Itachi.
Itachi pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Gegar otak ringan. Tapi kata dokternya—dokter Hidan yang juga merupakan teman Itachi, Itachi harus dirawat selama dua bulan. Lebay tuh Hidan.
Fugaku Uchiha—ayah Sasuke yang baru sampai di Somalia buat study banding, langsung balik lagi waktu tahu putra kesayangannya mengalami gegar otak.
Fugaku yang kolot itu langsung memeluk Itachi erat-erat dengan gaya dramatis ala drama-drama tragedi ketika sampai di kamar pasien. Dia pun segera memperkenalkan diri, menceritakan momen-momen penting keluarga Uchiha, dan memperlihatkan album foto pada Itachi yang justru heran akan sikap si Ayah.
Sebagai istri yang baik, Mikoto pun menjelaskan pada Fugaku kalo gegar otak dan amnesia itu beda.
Setelah semuanya jelas, Fugaku pun memberengutkan wajah, merasa malu atas kesalahpahaman barusan. Dia memasang wajah berwibawanya lagi.
.
Cemas, Sasuke cuma bisa terkulai di sofa empuk di ruang tunggu dan menunduk. Merasa bersalah karena melukai Aniki-nya. Namun dia segera mendongak ketika mendengar derap kaki Fugaku kian mendekat.
"Tou-san..."
Fugaku mengisyaratkan 'kau-tenang-dulu' dengan tangan pada Sasuke ketika melihat putranya mulai panik.
"Aku tahu kau salah. Dan aku sangat marah padamu..." kata Fugaku dengan wajah es-nya. Membuat Sasuke terkulai lagi. Perkataan Fugaku menyadarkannya lagi pada kenyataan kalau Itachi lebih disayang Sang ayah daripada dirinya.
Sasuke berusaha bertampang biasa, menyembunyikan kepahitan di wajahnya, tidak ingin dikasihani.
"Tapi, aku marah bukan karena Itachi terluka."
Kaget, Sasuke segera mendongak.
"Aku marah karena kalau begini pesta pencarian jodoh buat Itachi tidak bisa dilangsungkan..." Fugaku tertunduk loyo. "Padahal aku pingin banget cepet-cepet punya cucu..."
Pemuda berambut hitam kebiruan di depannya membelalak, mendapati ke-OOC-an ayahnya.
"To-Tousan... Ma, maafkan ak—!" Sasuke segera berdiri sebelum membungkuk sopan.
"Nggak usah minta maaf, sudahlah, semuanya sudah terlambat... Aku nggak akan punya cucu..." Fugaku makin loyo. Dia pun melangkah pergi.
Sembari memandang punggung Ayahnya yang melangkah pergi, Sasuke berusaha mencerna perkataan Fugaku barusan, aku nggak akan punya cucu. Aku nggak akan punya cucu. aku nggak akan punya cucu. Aku nggak akan punya cucu.
Ha? Kenapa? Emangnya kalo Itachi nggak nikah sekarang Fugaku nggak akan punya cucu selamanya? Emang harus sekarang? Terus kalo emang Aniki-nya nggak nikah, emang Sasuke nggak bisa nikah terus ngasih cucu buat Fugaku?
Yah, semuanya mulai terkuak! Pasti Sasuke anak pungut, makanya anak Sasuke pasti bukan cucu kandung Fugaku. Semuanya sudah jelas sekarang, kenapa Itachi selalu jadi kesayangan Fugaku.
Tapi Sasuke masih belum yakin atas penyimpulannya (alias gak bisa nerima kenyataan) dan dia harus mastiin sendiri kebenarannya.
"Tou-san!" seru Sasuke. Suaranya menggema dipantulkan dinding-dinding rumah sakit.
Fugaku menoleh. "Apa?"
"Memangnya kalau Aniki nggak nikah, Tou-san nggak akan punya cucu?" tanya Sasuke gugup.
Fugaku mengangguk. "Kita, para Uchiha cuma percaya pada hal yang ilmiah. Logikanya, kalau nggak nikah berarti nggak punya anak. Anak kan nggak turun dari langit. Keajaiban itu nonsense!"
Sasuke membuka mulutnya sedikit, makin kaget. Sekarang Ayahnya yang bahlul itu udah bisa pake istilah barat, great!
Setelah mendengar jawaban gak nyambung dari Fugaku, kemudian, Sasuke menyadari kalau pertanyaannya tadi kurang lengkap. Harusnya begini,
"Kalau Aniki nggak nikah sekarang, Tou-san nggak akan punya cucu selamanya?" tanya Sasuke lagi, kali ini pertanyaannya udah diyakininya lengkap.
Fugaku mengangguk berwibawa. Dia pun duduk di bangku tunggu, pegel berdiri melulu. Sasuke ikut duduk.
"Menurut Kakek-mu, kalau Itachi nggak nikah di tahun ini, Fengshuinya akan kurang bagus..." jawab Fugaku frustasi. Helaan napas panjang keluar dari mulutnya.
Dahi Sasuke berkerut. Kecewa. Tadi katanya Uchiha cuma boleh percaya hal logis, sekarang Fugaku malah percaya Fengshui. Si bapak gondrong ini ternyata udah stres ampe kehilangan pendirian.
"Kalo Aniki nggak nikah, emang aku nggak bisa nikah dan ngasih cucu buat Tou-san?" cecar Sasuke. Jantungnya berdegup keras, takut menerima kenyataan terpahit kalo ternyata dia betulan anak pungut.
Tawa Fugaku meledak berderai-derai mendengar pertanyaan Sasuke. Membuat anaknya itu makin bingung.
"Kalau dari kau... Yah, itu tidak mungkin..." kata Fugaku dengan muka mendadak serius.
Sasuke memasang wajah pahit. Ternyata gak salah lagi, dia emang anak pungut.
"Soalnya... kamu kan gay..." lanjut Fugaku.
Kepahitan di wajah Sasuke kian menebal. Iya, udah anak pungut, gembel, Gay pula.. kurang sial apa lagi si Sasuke...
Eh, tunggu... apa katanya? Gay?
"Tou-san! Aku bukan gay! Kabar nista darimana itu?" seru Sasuke. Dia sewot banget, apalagi pas denger dua orang suster cantik lewat dan bisik-bisik, "ih...ganteng-ganteng gay... Gak nyangka ya..."
Fugaku menghela napas. Dia menepuk bahu Sasuke dengan alat penggaruk punggung. Menenangkan cowok tujuh belas tahun itu, tapi bukannya tenang, Sasuke justru tersinggung. Sasuke tambah sewot, dia sekarang tahu kenapa selama ini Ayahnya nggak mau nyentuh dia, nggak mau deket-deket dia, nggak mau banyak bicara dengannya dan nggak terlalu ngakuin dia sebagai anak. Selama ini dia disangka pecinta sesama jenis. Lagian kalo emang Sasuke homo, dia juga gak bakalan naksir Fugaku, kok!
"Sas, ingat prinsip keluarga Uchiha, meski dimarahi tidak boleh bohong... Meski kau homo, tapi—"
"Tou-san, aku normal! Buktinya setiap malam aku selalu mimpi indah... mimpi film dewasa, yang modelnya aku sama cewek seksi! Aku juga lumayan sering nonton yang gitu-gitu yang straight pair, kalo gak percaya, cek aja handphone-ku!" Saking marahnya, Sasuke lupa image apalagi situasi, ibu-ibu yang lewat pun bisik-bisik "ih...ganteng-ganteng cabul... Dasar anak-anak jaman sekarang..."
Itu segerombol ibu-ibu gendut rasanya pengen Sasuke katain, tapi mengingat mereka lebih tua, jadi rasanya gak sopan. Biar dingin dan angkuh, tapi dia masih punya rasa hormat tinggi. Keren juga dia.
"Tapi ada buktinya, kata Mikoto kau selalu bersikap dingin pada anak-anak perempuan, kata Itachi kau cuma akrab sama Naruto Uzumaki, dan ada bukti yang paling bikin stres... kata pelayan di rumah sih, suka ada pria paruh baya berwajah seram bernickname Oro-chan suka datang ke rumah, mencarimu. Dan katanya si Oro-chan itu punya hubungan khusus denganmu..." papar pria Uchiha paruh baya itu panjang lebar. Sasuke berkeringat dingin.
Oro-chan? Siapa itu? Aku bahkan gak kenal. Pikir Sasuke dalam hati. Jangan-jangan... Si Orochimaru...? Ogah banget.
"Yah... pokoknya aku nggak mau tahu siapa itu Oro-chan! Yang jelas, kau sudah menghancurkan mimpiku sebagai seorang kakek! Kalau sudah begini, aku tidak berniat lagi mengajar di dojo." oceh Fugaku.
"Kalo emang males ngajar, nggak usah jadiin aku alesan!"
Sasuke urung ngomong kayak gitu, takut dipecat sebagai anak. Jadi, dia bilang,
"Tou-san, aku akan menggantikan Aniki untuk memberikan cucu untuk Tou-san!" seru Sasuke yakin. Kali ini seruannya dipergunjingkan om-om yang lewat, "idih... muka homo begitu mau bikin anak, mana bisa..."
Tuh dua Om tukang gosip bikin Sasuke gondok banget, kesabarannya udah abis diomongin sama orang lewat melulu, tapi dia memutuskan buat menjaga nama baik Uchiha dengan nggak ngamuk di rumah sakit.
Tegang, Fugaku menatap putra bungsunya lurus-lurus. Sasuke membalas tatapan tersebut.
"Baiklah... Pesta pencarian jodoh diadakan sebulan lagi! Cepat sebarkan undangan via SMS!"
.
.
Karena itulah, Sasuke harus nge-SMS orang setiap harinya. Mungkin, karena Fugaku biasanya ngirim surat pake merpati dan baru tahu yang namanya SMS, dia nganggep SMS itu hebat banget. Sekali klik, langsung kekirim. Tapi dia nggak tahu kalo sebenernya SMS udah lumayan ketinggalan jaman dan gak efisien buat ngundang orang banyak ke pesta. Selain orang-orang gampang lupa sama pesta tersebut, mereka juga pasti ngecap klan Uchiha yang katanya tajir ternyata pelit.
Biarpun titah Fugaku gak relevan, tetep aja Sasuke nurut. Baru kali ini dia dapet kepercayaan Sang Ayah, jadi dia pingin ngelakuin ini sebaik mungkin.
Dan ngomong-ngomong soal jodoh, biarpun keliatannya cuek dan gak minat, sebenernya dia pengen punya pacar. Di antara temen-temennya, cuma Sasuke yang masih jomblo.
Shikamaru punya Tenmari, Sai baru jadian sama Ino, Naruto (kata dia sih) TTM-an sama Sakura, Kiba katanya punya pacar di SMA lain, Shino juga punya lebah-lebahnya...
Dia udah capek jadi teman senasib Rock Lee, yang emang gak laku-laku. Kalo Sasuke sih, jelas bukan ngejomblo karena gak laku. Kalo soal laku nggaknya, cowok ini mah laku keras di pasaran, malah punya fansclub segala. Cuma dia belum nemu cewek yang pas aja.
Makanya, Sasuke ngarep banget bisa dapet cewek yang dia sukain di pesta nanti. Yah, yang dia SMS kan bukan kenalannya doang, dia minta temen-temennya nyebarin ke temen-temen mereka lagi. Jadi kemungkinan Sasuke buat nemu si Gadis Idaman lebih besar.
"Sasuke!" seru suara melengking khas cewek yang bikin Sasuke kaget. Dia melongok, beralih dari handphonenya. Mendapati si Pemilik suara yang berambut pink kayak gulali, Sakura.
"Hn." respon Sasuke gitu doang. Pas Sasuke ngeliat sekeliling, dia baru nyadar kalo udah jam pulang. Ternyata saking asiknya nyebar undangan. Dia lupa waktu masih terus bergulir dengan cepat.
"Sas, lagi nonton bokep ya?" tanya Sai sambil senyam senyum.
"Wow, liat dong!" timpal Kiba semangat.
Sasuke mengeluh, "nggak, madesu banget sih nonton bokep melulu... lagi nyebar undangan..."
Tangan kekar Sasuke membereskan buku-bukunya, memasukan dalam tas hitamnya.
"Oh! Yang nyari jodoh itu ya? Aku pasti dateng!" Sakura kegirangan.
"Nggak ada yang ngarep lo dateng..." Shikamaru nyeletuk, bikin Sakura marah-marah.
"Aku ngarepin kalian semua dateng kok... Tapi, dengan syarat, jangan lupa ajak temen-temen cewek kalian yang belum aku kenal..." pesan Sasuke belagak cool, sebelum akhirnya dia beranjak keluar kelas.
"OKE!" Temen-temen Sasuke serempak menyetujui.
Pesta sudah tinggal beberapa hari lagi, si Cowok Uchiha itu harus siap-siap.
つづく
Tsuzuku...
Joker's Corner:
Actually, ini bukan fic humor, genre utamanya romance, tapi bahasanya dibuat sedemikian rupa supaya kesannya gak berat.
Thank you for reading, Joker need some reviews so bad!
Jokerly Sign,
Jen.