Hi minna!^_^

Oke, aku tau untuk orang yang kenal aku minta maaf ya. Hehehe… otakku emang lagi gak beres, bukannya nyelesein fic yg udah ada malah buat yang baru. Hehehhe….

Tapi berhubung sebentar lagi aku ultah, jd fic ini aku persembahkan untuk diriku sendiri! Yeeee… *jingkrak2 sendiri* Dan fic ini aku buat di kantor, nyuri2 waktu. Abis gimana lagi si lappie di pinjem kakak, jadi deh gak bisa buat d kamar. Huhuhu… *curcol dikit ya!*

Dan cerita kali ini agak lain dari biasanya, aku pengen ngambil tema humor. Mudah2an sih gak garing2 amat ya!

Oke deh gak banyak omong lagi, mending langsung baca aza deh! Dan jangan lupa ripiew ya!

Thanks minna!

..

.

RAHASIAMU, RAHASIAKU

Pairing: SasuNaru

Genre: Romance, Humor

Rate: M

Warning: OOC, Aneh, Gaje, Abal, Ngaco, Fantasy, Miss typo, Boys love etc

..

.

GAK SUKA PAIRINGNYA?

SILAHKAN TEKAN TOMBOL "BACK"

..

.

SUKA?

'MET BACA

..

.

Pagi yang cerah menyapa semua murid yang satu persatu mulai masuk ke gerbang sekolah yang berdiri dengan megah. KONOHA HIGH SCHOOL, itulah nama sekolah terbaik saat ini. Disini berkumpul semua anak dengan kemampuan otak yang bisa dibilang pintar sampai jenius, tak hanya itu hampir semua murid merupakan anak dari kalangan menengah keatas. Bisa dibayangkan seperti apa sekolah elite dengan murid-murid yang selalu menjadi incaran semua orang. Incaran para gadis, karena disini semua murid pria berparas ganteng plus dompet tebal. Incaran para pemuda, om-om dan sebagainya, karena disini pula para murid perempuan memiliki paras rupawan. Dan tak lupa icaran para penjahat, karena disini banyak sekali anak orang-orang penting. Pokoknya incaran semua orang, dan itulah yang membuat keamanan sekolah ini sangatlah ketat. Tidak sembarangan orang bisa masuk ke sekolah ini.

Di KHS (singkatan untuk KONOHA HIGH SCHOOL), ada 2 pangeran yang paling diincar oleh semua murid perempuan juga murid laki-laki. Sebutan untuk mereka adalah 'Pangeran Es' dan 'Pangeran Matahari'. Ya itulah sebutan untuk dua makhluk paling sempurna (menurut semua siswa plus guru) di KHS.

Pangeran Es, julukan itu diberikan untuk sosok pemuda berparas rupawan. Kulit putih pucat, rambut hitam legam dan melawan gravitasi, mata hitam tajam, otak encer dan tak lupa merupakan anak kedua dari pengusaha kaya Uchiha. Ya dialah Sasuke Uchiha, sang pangeran es. Julukan itu tidak begitu saja diberikan, melainkan mencerminkan sikapnya yang cool dan sangat cuek. Jarang bicara apalagi tersenyum, menjadikannya incaran nomer 1 para siswi yang merasa penasaran padanya.

Pangeran Matahari, julukan itu diberikan pada sosok pemuda manis yang selalu tersenyum. Berambut pirang, kulit cokelat, mata biru yang menenangkan, senyuman yang selalu membuat orang bahagia. Itulah Uzumaki Naruto, anak semata wayang dari klan Uzumaki yang tak hanya terkenal karena kekayaan tapi juga karena darah biru yang mengalir di keluarga bangsawan itu. Berbanding terbalik dengan Sasuke, Naruto adalah pribadi yang hangat, supel, murah senyum hingga dijuluki pangeran matahari karena kehadirannya yang selalu dinanti oleh setiap orang.

Perbedaan antara pangeran es dan pangeran matahari tak hanya sampai disitu. Tapi dari dulu, mereka berdua adalah musuh bebuyutan. Istilahnya, jangan dekat dengan mereka saat mereka berada dalam satu tempat yang sama. Biasanya selalu ada pertumpahan darah disana. Entah mengapa, tapi itulah mereka. Ibaratnya mereka adalah kucing dan tikus yang sangat tidak mungkin bisa duduk bersama dengan damai.

Seperti pagi ini, pagi yang cerah selalu berubah saat mereka bertemu pandang.

"Sudahlah Naruto, untuk apa kamu memusingkan orang seperti dia?" Teguran untuk Naruto kali ini berasal dari sang sahabat Kiba. Meskipun sedikit heran kenapa Naruto begitu membenci Sasuke, tapi Kiba tidak pernah bertanya lebih. 'Lebih baik melihat harimau marah daripada membuat Naruto terbangun dari tidurnya' Itulah semboyan Kiba.

"Cih, siapa juga yang pusing karena si teme? Aku cuma heran, kenapa bisa ada orang seperti dia?" Naruto sama sekali tidak suka dikatakan sedang memikirkan pemuda berambut hitam yang tengah menatapnya tajam.

"Merepotkan!" Hanya itu yang keluar dari mulut Shikamaru yang kemudian mendapatkan tatapan mematikan dari kedua sahabatnya. Namun segera semua sirna kala makanan yang mereka pesan datang.

"Huaaa… ramennya wangi sekali!" Tanpa menunggu lama, Naruto langsung menyantap ramen yang merupakan makanan kesukaannya. Kiba dan Shikamaru hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabat mereka.

Sedangkan tanpa mereka sadari, sebuah tatapan masih terus tertuju pada mereka. Tepatnya, pada Naruto yang tengah asyik dengan ramennya.

'Tunggulah sebentar lagi, kehidupanmu akan berubah Naruto! Aku berjanji!'

..

.

Bugghh…

"Aw.. maaf saya tidak…." Suara Naruto langsung terpotong saat dilihat siapa orang yang telah ditabrak olehnya. 'Kenapa aku harus sesial ini sih?'

"Cih, tidak punya mata ya dobe?" Sasuke yang ternyata ditabrak Naruto langsung melontarkan kata-kata yang membuat Naruto marah.

"Apa kamu bilang? Harusnya aku yang berkata seperti itu, dimana matamu. Dasar teme jelek!" Naruto membalas perkataan Sasuke dengan marah.

"Sekali dobe tetap dobe!"

"Apa kamu bilang? Asal kamu tahu ya, aku sama sekali tidak dobe!"

"Oh ya? Kalau gitu minta maaf!" Sasuke memerintah sambil menatap tajam Naruto.

"Apa? Kenapa aku harus minta maaf?" Naruto tanpa takut sedikit pun membalas tatapan Sasuke tak kalah tajam.

"Kalau tidak minta maaf berarti kamu memang dobe!"

"Apa katamu? Hei harusnya kamu juga minta maaf tau!" Naruto semakin marah, ditambah saat seringai licik terlihat dari muka Sasuke.

"Dobe!"

"Teme nyebelin! Aku tidak akan minta maaf. Enak saja, ngapain juga aku harus minta maaf sama orang kayak kamu!"

"Dasar dobe!"

"Teme jelek!"

"Idiot!"

'Apa maunya si teme nyebelin ini? Kenapa juga aku harus ngikutin dia?'

"Diam? Merasa ya. Hah?"

"Apa kamu bilang?"

"Berisiiikkkkkk!"

"Diaaaammmmmm….." Sasuke dan Naruto kompak berteriak dan melirik ke arah suara yang tak dikenal. Namun wajah mereka berdua langsung bungkam melihat siapa yang tengah menatap mereka dengan tatapan kesal.

"Berani sekali kalian berdua menyuruhku diam, hah?" Tsunade, tepatnya kepala sekolah KHS yang menatap mereka berdua. "Sebaiknya kalian ikut denganku sekarang!" Tsunade pun memerintah mereka, dan berjalan mendahului mereka menuju ruangannya. "Duduk!" Untuk kedua kalinya Tsunade memerintah 2 muridnya saat mereka telah berada diruangannya.

'Semua ini gara-gara kau, teme jelek' Inner Naruto mengumpat Sasuke sambil menatap Sasuke dengan tatapan kesalnya.

'Apa kamu bilang? Semua ini salahmu, dasar dobe!' Sasuke berkata dalam hati seakan membalas ucapan hati Naruto.

'Enak saja! Semua ini salahmu tau!'

'Salahmu!'

'Salahmu dobe!'

'Teme jelek, semua salahmu!'

'Dobe'

'Teme'

'Dobe'

'Teme'

"Bisakah kalian berhenti saling hujat dalam hati?" Sebuah intrupsi tajam menghentikan hujatan dalam hati mereka. "Saya sama sekali tidak mengerti dengan kalian! Kenapa bisa kalian saling benci seperti ini hah?" Tsunade memulai perbincangannya dengan nada putus asa. Sasuke dan Naruto adalah murid kebanggaannya, namun dia tidak habis pikir kenapa mereka berdua tidak pernah bisa akur.

"Ini semua salah dia, teme jelek!" Naruto menuding Sasuke sebagai penyebab pertengkaran mereka yang dibalas dengan tatapan membunuh dari Sasuke.

"Sudah, sudah. Saya tidak mau tahu lagi, dan tidak ada lagi pertengkaran antara kalian berdua! Mengerti!" Sasuke dan Naruto mau membuka mulut, namun tak jadi saat melihat amarah yang ada di muka kepala sekolahnya.

"Baiklah.." Naruto menjawab dengan lemas, sedangkan Sasuke hanya mengangguk.

"Sekarang kalian keluar, dan lebih baik kalian cepat pulang!" Perintah Tsunade langsung diiyakan oleh mereka yang segera beranjak keluar. Tsunade hanya bisa mengelus dada menyaksikan tingkah kedua bocah yang entah kenapa selalu kehilangan kendali bila dipertemukan.

'Aku harus melakukan sesuatu!' Tsunade berkata dalam hati sambil melihat Naruto dan Sasuke yang masih saja melemparkan hujatan saat mereka berjalan pulang. 'Semua akan berbeda besok, aku jamin!'

..

.

Keesokan harinya…

Kediaman Namikaze

"Naruto, cepat bangun! Sudah siang!" Ketukan pintu yang terus dilakukan oleh seorang pelayan mau tak mau mengusik tidur pemuda berambut pirang.

"Hn." Sebuah teriakan pelan namun cukup sebagai jawaban, dan sang pelayan pun beranjak pergi. 'Apa aku salah dengar? Kenapa bisa aku mendengar nama dia disebut?' Dengan langkah gontai, pemuda berambut pirang itu berjalan pelan. 'Hei kenapa semua terasa asing?'

"Tidaaaakkkk….. itu… huaaaaaaaa…" Sang pemuda langsung menjerit saat melihat pantulan dirinya di cermin. Dengan sekuat tenaga, dia menampar pipinya berharap ini mimpi. Namun sayang, pandangannya akan apa yang dilihat di cermin ternyata bukanlah mimpi.

'Ini tidak mungkin, ini tidak boleh terjadi!'

Dengan segera, pemuda pirang itu mencuci mukanya dan berganti pakaian. 'Semuanya tidak boleh terjadi.

..

.

Kediaman Uchiha

"Oh, tapi tuan masih tidur!"

"Bangunkan!"

"Tapi…."

"Biar saya yang naik keatas!"

'Duh siapa sih yang bertamu pagi-pagi!' Pemuda berambut hitam itu masih bergelung dalam selimut hangatnya. Sayup-sayup dia mendengar percakapan orang namun tak dihiraukannya. Hingga….

"Bangun!"

"Bentar lagi ah, cerewet! Aku masih ngantuk!"

"Aku bilang bangun!"

"Tidak mau, aku masih ngantuk! Jangan ganggu aku!" Sang pemuda berambut hitam makin bergelung masuk kedalam selimut.

"Dobe, aku bilang bangun!" Kini teriakan tepat ditelinga yang membuat pemuda itu bangun seketika.

"Aisshh…sakit tau! Siapa sih…. Eh?" Sang pemuda seketika sadar akan sesuatu. "Teme? Ngapain kamu di rumahku hah?" Rasa kantuknya hilang saat mengetahui siapa yang telah membangunkannya dari tidur. "Dan, kenapa….." Lidahnya langsung membatu saat melihat sosok yang tengah berdiri di hadapannya.

"Tiiidaaaakkkk!"

Buggghhh..

..

.

"Kenapa bisa?" Naruto, pemuda manis yang baru saja bangun memulai perbincangannya dengan pemuda yang kini tengah berada di dalam tubuhnya.

"Mana aku tahu!" Sasuke menjawab kesal, ya hari ini dia merasa amat sangat kesal. Bangun pagi, dan mendapati dirinya tengah berada di tubuh orang lain cukup membuatnya pusing. Ditambah tubuh yang dipakainya sekarang adalah tubuh dari orang yang selalu menjadi musuhnya.

"Lalu sekarang bagaimana?" Naruto bertanya dengan lirih. Sama sekali tidak terbayang dia bisa terjebak dalam tubuh Sasuke. Dan dia juga sama sekali tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi.

"Sebaiknya kamu cepat ganti pakaian!" Naruto, ralat Sasuke yang tengah berada di tubuh Naruto memerintah dengan nada yang tak mau di bantah.

"Mau kemana?"

"Jangan banyak tanya dan sebaiknya cepat ganti!" Sasuke keluar dari kamar Naruto setelah sebelumnya menunjuk dimana letak lemari berada.

'Huh.. dasar teme nyebelin!' Naruto menggerutu sambil berjalan menuju lemari yang ditunjuk Sasuke serta mengambil asal baju yang ada. 'Sebaiknya aku cepat, aku sama sekali tak ingin terjebak lebih lama lagi!' Dengan segera Naruto bergegas masuk ke kamar mandi dan membuka satu persatu pakaian yang dikenakannya.

'Eh..' Naruto tertegun menatap tubuhnya di cermin, ralat tubuh sasuke tanpa sehelai benang pun di cermin. 'Kulitnya ternyata pucat namun mulus!' Naruto mau tak mau mengagumi tubuh yang sekarang tengah ditatapnya tajam.

'Mata hitam' Naruto membelai mata Sasuke dengan penuh perasaan. 'Mata inilah yang selalu membuatku penasaran.'

'Rambut hitam yang entah kenapa bisa berdiri begini..' Sekarang Naruto membelai rambut hitam Sasuke. 'Dari dulu aku selalu ingin membelainya, ternyata begitu lembut'

'Bibir seksi?' Naruto meraba bibir yang selama ini selalu dilihatnya, bibir yang selalu dikatakan sebagai bibir yang seksi. 'Ah, aku selalu ingin mencium bibir ini dari dulu…'

'Leher yang jenjang..' Sentuhan Naruto terus turun mengagumi semua yang ada di tubuh yang kini dimasukinya.

'Ah, putingnya….' Naruto membelai pelan putting kecil itu, menggosoknya dengan ibu jarinya sendiri. 'Ughh…aku selalu ingin menjilatinya dari dulu.'

'Dan ohh…..' Kini tangan Naruto sudah berada di bawah, tepatnya di kejantanan yang sedang dikaguminya. 'Bolehkah aku? Tapi aku selalu memimpikan ini.. aku ingin….'

"Woii dobe cepat!" Sebuah teriakan juga gedoran pintu yang tidak pelan membuyarkan semua khayalan Naruto. "Jangan lama dan cepat keluar!" Sasuke kembali menggedor pintu dengan kesal.

"Iya, bentar!" Naruto menjawab sambil secepat mungkin memakai pakaiannya. Tanpa Sasuke ketahui, ada seringai licik yang dikeluarkan oleh Naruto.

'Semoga…'

..

.

TBC

..

.

Huaaa….

Lagi-lagi buat fic baru, huhu.. tapi daripada ide nya ilang gt aza. *ngeles dikit*

Gimana?

Gaje?

Jelek?

Abal?

oke, memang belum lucu sih, soalnya baru chap awal. tapi mudah2an gak mengecewakan ya! *_*

Ya aku tahu, jelek pastinya coz aku buat dadakan. Langsung buat, langsung publish jadi gt deh. Hehehe..

Untuk yg terakhir, jujur aku g kuat bayanginnya! Xixixi….

Oke deh, sekarang waktunya ucapin makasih buat yang udah baca..

Oh iya, jangan lupa ripiew ya..

Ripiew oke..

Thanks..