genre: Humor, Drama

rate: T+

chapter: 1/2

cast:

- Cho Kyuhyun

- Lee Sungmin

- And other member of Super Junior

diclaimer:

semua yang terlibat dalam cerita ini adalah murni milik Tuhan. saya hanya meminjam nama mereka untuk keperluan FF yang murni milik saya ini


Kalau seorang evil yang suka bertindak seenak jidat seperti Cho Kyuhyun mengalami masa kehamilan, apa yang akan terjadi dalam hidupnya? apakah dia masih bersikap evil seperti biasanya? atau malah insyaf dan menjadi anak baik dan penurut? lalu, setelah masa yang menyiksa itu berakhir, akankah dia masih bisa berlaku sebagai seorang seme yang hobi menginjak ukenya di ranjang? semua terangkum dalam cerita ini.

hope you like it! ^0^


Kyuhyun Hamil?

Sungmin duduk termenung di meja makan. Tangannya menopang dagunya dan pandangan matanya terlihat kosong. Sesekali di membuang napas panjang dan berat. Tampak ada selembar kertas di hadapannya. Kertas berisi tulisan yang sedari tadi tak dijamah oleh Sungmin.

"Hyung." Kyuhyun yang tiba-tiba datang lalu mengambil posisi duduk di hadapan Sungmin.

Sungmin tak menghiraukan kedatangan Kyuhyun.

"Hyung." Kyu memanggil hyungnya itu sekali lagi. Berharap kali ini akan ada respon dari namja aegyo itu.

"Sungmin hyung." kali ini Kyuhyun menyenggol tangan Sungmin yang masih menopang dagunya.

"Hyung!" kali ini Kyu berteriak sambil menyentak lengan hyungnya itu.

"Oh, Kyuhyun? Kau dari tadi duduk di sana?" tanya Sungmin tanpa dosa. Sepertinya namja itu memang tidak menyadari kedatangan Kyuhyun.

"Kenapa hyung melamun? Sudah berkali-kali aku memanggil hyung, tapi hyung tak menghiraukanku." Kyu memasang wajah bête.

"Ah, maafkan aku Kyu. Aku sedang memikirkan sesuatu." kata Sungmin kembali menopang dagunya.

"Memikirkan sesuatu? Apakah hyung sedang memikirkanku?" tanya Kyuhyun girang.

"Anio. Aku memikirkan hal yang lebih penting dari itu."

"Mwo? Maksud hyung aku tak penting begitu? Sampai-sampai hyung tak mau memikirkanku." Kyuhyun kembali memasang wajah bête.

"Bacalah ini." Sungmin menyodorkan selembar kertas yang sedari tadi tak disentuh itu kepada Kyuhyun.

"Apa ini?" Kyu membolak-balik kertas yang ada di tangannya.

"Jangan banyak bicara. Baca saja."

Kyuhyun menuruti perintah Sungmin untuk membaca isi kertas yang dia pegang. Matanya focus memahami tiap kalimat yang ada di dalamnya. Sesekali alisnya bertaut. Sesekali juga kepalanya manggut-manggut tak jelas. Tak jarang dia juga bergumam sendiri. Sementara Sungmin kembali menopang dagunya dan sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Apa-apaan ini? Omong kosong apa yang hyung temukan in? Aku tak percaya." tiba-tiba Kyuhyun berteriak seraya membuang kertas yang tadi dia baca.

"Apa-apaan kau? Kenapa melemparya begitu?" kata Sungmin marah.

"Artikel itu sungguh tak masuk akal. Mana ada seorang namja yang hamil? Jelas-jelas aku tahu kalau namja itu tak punya sel telur untuk menghasilkan keturunan."

"Entahlah. Pokoknya aku takut kalau sampai hal itu terjadi padaku. Aku tak mau hamil." Sungmin menelungkupkan kepalanya di meja.

"Kalaupun hyung hamil kan tak masalah. Toh, ada aku yang bisa hyung suruh untuk bertanggung jawab atas kehamilan hyung." kata Kyuhyun asal.

"Apa katamu? Tak apa? Kau pikir hamil itu mudah. Aku tahu betul kalau hamil itu tak menyenangkan. Kau harus merasa mual dan lelah karena membawa beban di perut yang sangat menyiksa. Pokoknya aku tak mau."

"Sudahlah hyung. Lupakan masalah ini. Aku berkata begitu karena aku tahu betul kalau hal itu mustahil untuk terjadi." Kyuhyun meraih jemari Sungmin dan menggenggamnya erat. "Tapi, lucu juga kalau melihat hyung memakai daster dengan perut yang buncit. Pasti hyung akana terlihat sangat menggemaskan."

Sungmin mengerucutkan bibirnya. "Mulai sekarang aku tak mau melakukan hal itu lagi denganmu. Aku takut kalau aku hamil. Aku tak mau terlihat sangat gemuk. Aku juga tak mau harus merasa mual tiap pagi hari."

"Tidak! Aku tak setuju. Aku mau kegiatan rutin itu tetap dilakukan." Kyuhyun berteriak tak terima. *apadeh nih bocah. Kegiatan rutin apa yang kau maksud hah?*

"Pokoknya aku tetap tak mau." Sungmin tetap kukuh pada keputusannya.

"Hyung pasti sudah tak mencintaiku lagi. Hyung sudah bosan denganku ya? Mangkannya hyung tak mau melakukan itu lagi denganku dan menggunakan artikel itu sebagai senjata. Kalau hyung sudah tak mencintaiku lagi lebih baik hyung jujur saja padaku. Aku tak mau memaksa hyung untuk mencintaiku seperti dulu." Kyuhyun memasang wajah sedih. Jelas sekali kalau itu adalah senjata agar Sungmin membatalkan niatnya untuk tidak memanjakannya.

"Bukan begitu Kyu. Aku tak bermaksud untuk itu. Aku hanya takut saja." Sungmin meremas jemari Kyuhyun.

"Tak apa hyung. Kalau memang hyung tak mencintaiku lagi aku bisa menerimanya. Karena aku mencintai hyung dengan tulus dan tak berharap hyung akan membalasnya." melihat respon positif dari Sungmin, Kyuhyun semakin membuat ekspresinya semakin menderita.

"Hmmm… Baiklah. Kau tetap bisa melakukan hal itu." kata Sungmin akhirnya.

"Benarkah?" tanya Kyu girang. Wajah sedih yang dari tadi dipasang kini lenyap entah kemana.

"Benar, tapi hanya satu ronde."

"Apa? Satu ronde?" Kyu kembali protes. Baru saja dia berniat untuk kembali berakting agar keputusan yang Sungmin ambil lebih menguntungkannya, Sungmin sudah membekap mulut Kyuhyun dengan kertas.

"Kalau kau tak mau, maka keputusan pertama yang aku ambil."

"Hah… Baiklah. Satu ronde juga tak masalah." Kyuhyun akhirnya menyerah. Dia menerima keputusan yang Sungmin ambil.

Namja berketurunan setan itu akhirnya setuju untuk melakukan rutinitas ranjanganya hanya satu ronde. Dia lebih memilih main satu kali dari pada tidak sama sekali. Jadi apa nanti benda pusakanya itu kalau tak dipakai? Bisa jadi berkarat, berlumut, lapuk dan akhirnya hancur tak berbentuk. Kyuhyun jelas tak mau hal itu terjadi.

Sungmin menggeliat tak nyaman di bawah tubuh kurus yang tengah menindihnya. Sesekali dia mendesah pelan saat namja kurus itu menggigit daun telinganya dan akan berteriak saat namja itu menghisap lehernya dan meninggalkan bercak merah di sana.

"Kyuh….." desah Sungmin pelan.

"Diam dan nikmatilah." kata Kyuhyun tegas.

Seolah terhipnotis dengan perkataan Kyuhyun, Sungmin hanya diam pasrah menerima perlakuan magnae keturuan setan itu. Hanya suaranya yang menjadi tanda betapa dia menikmati kelakuan namja kurus itu. Sementara sang penguasa melakukan apapun yang dia inginkan.

===== skip….

Berhubung ini bukan fict NC, jadi, adegan yang itu silahkan dibayangin sendiri ya? Hhoohoo… ^^v

"Ahhh….." desahan panjang dari keduanya mengakhiri permainan panjang mereka.

Tubuh ringkih Kyuhyun ambruk di atas tubuh Sungmin. Napas keduanya tak beraturan. Seperti seorang atlet lari yang baru saja menempuh perlombaan lari sepanjang sepuluh kilometer.

"Keluarkan milikmu dariku." kata Sungmin dengan suara pelan. Tenaganya telah habis terkuras.

"Ani." jawab Kyuhyun singkat.

"Keluarkan atau aku akan menghhh… ahhhh…" belum sempat Sungmin melanjutkan kalimatnya, Kyu sudah kembali menggerakkan pinggulnya. Membuat namja aegyo itu kembali mendesah.

Bisa ditebak, perjanjian mereka telah hangus tak berlaku. Perjanjian untuk melakukannya hanya satu rode nyatanya tak ditepati oleh sang evil magnae. Dia terus menggarap tubuh lemas hyungnya itu sampai berjam-jam lamanya. Tak dipedulikan lagi teriakan menolak dari Sungmin dan cakaran kuku di punggungnya. Yang terpenting adalah dia merasa puas.

"Kalau aku hamil, matilah kau Cho Kyuhyun." kata sungmi dalam hatinya. tenaganya sudah terlanjur habis untuk mengucapkan kalimat itu.

Hari semakin malam. Jam dinding telah berdenting dua belas kali. Di sebuah kamar masih terdengar desahan-desahan mencurigakan dan suara derit ranjang. Di dalam kamar tersebut, sepasang kekasih tengah mekaukan aktifitas terlarang. Satu orang tengah berbaring pasrah sementara satu yang lainnya tengah berdiri dengan gerakan pinggulnya yang semakin cepat. Yup! Meraka adalah pasangan KyuMin. Hampir tiap malam mereka melakukan hal itu.

"Kau menikmatinya Kyu?" tanya Sungmin seraya menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

"Lebih cepat hyung." kata Kyuhyun di sela desahannya. Tubuhnya terlentang tak berdaya di bawah Sungmin.

Tunggu. Apakah kalian merasakan ada hal yang tak wajar di sini? Bukan. Bukan karena mereka sama-sama namja. Ini tentang posisi mereka. Biasanya Sungmin selalu berada di posisi terbaring lelah di ranjang, tapi kali ini terbalik. Justru Kyuhyun yang berbaring lelah dan tak berdaya di atas ranjnag. Sementara Sungmin terlihat tengah asik menggerakkan pinggulnya.

"Sudah hyung. Aku lelah. Hentikan." kata Kyuhyun berusaha lepas dari tubuh Sungmin yang kini menindihnya.

"Satu kali lagi." bisik Sungmin dengan seringainya.

"Kau sudah melakukannya berkali-kali. Aku sangat lelah. Aku takut kalau aku hamil." suara Kyuhyun terdengar sedikit bergetar karena takut.

"Tadi kau bilang kalau kemungkinan itu sangat mustahil terjadi. Lagi pula kalau kau hamil, aku akan bertanggung jawab untuk hal itu. Mudah kan?" suara Sungmin yang pelan terdengar begitu mengerikan bagi Kyuhyun.

"Hyung… Tolonglah…" Kyuhyun memelas.

Seperti tak mendengarkan apa yang Kyuhyun katakan, Sungmin tetap melakukan aktifitasnya. Beberapa menit kemudian, hilang sudah teriakan penolakan dari Kyuhyun. yang ada adalah suara desahan nikmat akibat apa yang Sungmin lakukan. Seperti sudah kerasukan dewanya setan, Sungmin terus mengerjai tubuh Kyuhyun sampai bocah itu terkapar tak berdaya dengan tubuh penuh kissmark dan lengket akibat cairan cinta mereka yang tercecer dimana-mana.

"Gomawo Kyu. Kau hebat sekali." bisik Sungmin di telinga Kyuhyun saat mereka mengakhiri permainan mereka.

"Kalau aku hamil kau harus bertanggung jawab." gerutu Kyuhyun sebal. Tubuh bagian bawahnya sudah hancur tak berbentuk. Rasanya sakit sekali.

"Tenang saja. Seperti yang pernah kau katakan padaku, namja itu tak akan bisa hamil karena mereka tak punya sel telur untuk menghasilkan anak." kata Sungmin enteng. Persisi ketika Kyuhyun mengatakan hal itu padanya dulu.

Kyuhyun tak menggubris perkataan Sungmin. Dia meraih selimut dan menutupi tubuhnya dengan selimut hijau miliknya yang sudah sangat kusut. Sedetik kemudian namja kurus itu sudah tertidur karena tubuhnya yang sudah terlalu lelah. Sementara Sungmin ikut merangsek ke dalam selimut. Di bibirnya tergabar sebuah seringai yang sulit untuk diterjemahkan.

Kyuhyun menggeliat di bawah selimut hijau yang menutupi tubuh polosnya saat sinar matahari yang menerobos lewat celah gorden mengenai wajahnya. Sosok putih yang semalam berbaring di sampingnya sudah hilang entah kemana. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi bocah itu masih setia bergelung di balik selimutnya. Sepertinya pertempuran semalam terlalu menguras tenaganya.

"Aigo!" umpat Kyuhyun sebal saat merasakan sakit pada tubuh bawahnya.

Namja kurus dengan rambut coklat madu acak-acakan itu bangkit dari posisi tidurnya. Susah payah dia bangun dari tidurnya. Tubuhnya terlalau sakit dan bagai remuk terlindas truk.

"Sakit sekali… Aduh…" gerutu Kyuhyun lagi.

Tiba-tiba Kyuhyun merasakan ada yang aneh dengan perutnya. Rasanya sangat mual. Kyuhyun mengelus-elus perutnya yang datar itu. Niatnya sih mengurangi rasa mual yang dia rasa, tapi sepertinya usahanya itu sia-sia saja. Rasa mual yang dia rasa semakin menjadi-jadi.

"Mungkin aku masuk angin karena semalam." gumam Kyuhyun sambil memijit-mijit tengkuknya.

Namja kurus itu beranjak menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang lengket. Baru beberapa langkah dia berjalan, mual di perutnya semakin menjadi. Terpaksa Kyuhyun harus sedikit berlari menuju kamar mandi. Walaupun bagian bawah tubuhnya terasa sangat sakit saat dia berlari.

"Huwekk…. Huweeekkk…" Kyuhyun memijat tengkuknya lagi. Mual itu membuatnya ingin sekali muntah.

Sudah lima menit Kyuhyun berdiri di depan wastafel. Mualnya memang semakin parah, tapi tak ada apapun yang di muntahkan. Hanya cairan bening yang keluar. Kyuhyun membasuh wajahnya dengan air. Perutnya masih sangat mual.

"Kyu, aku bawakan sarapan untukmu. Apa kau sedang mandi?" suara lembut Sungmin terdengar dari balik pintu kamar mandi.

"Iya hyung. Sebentar lagi aku selesai." Kyuhyun buru-buru mandi. Setelah selesai, namja itu keluar dari kamar mandi dengan balutan baju handuk yang memamerkan kakinya yang putih mulus.

"Makanlah. Aku sudah memasakkan bubur untukmu." Sungmin menyodorkan semangkuk bubur kari pada Kyuhyun.

"Memangnya aku sedang sakit? Kenapa hyung membuatkan bubur untukku? Aku tak mau memakan makanan lembek yang menjijikkan itu." Kyuhyun duduk di tepi ranjangnya sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

"Diamlah. Hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu. Cepat makan."

Baru saja Kyuhyun hendak memasukkan suapan pertama di mulutnya, rasa mual itu kembali datang.

"Huuweek…." Kyuhyun berlari menuju kamar mandi. Kembali berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya, tapi sama seperti tadi. Hanya cairahn putih yang keluar.

"Gwaenchana Kyu? Kau kenapa?" Sungmin menghampiri Kyuhyun dan membantu Kyuhyun memijat tengkuknya.

"Entahlah hyung. Sejak tadi pagi aku merasa mual begini. Mungkin aku masuk angin." Kyuhyun kembali duduk di tepi ranjangnya dan melanjutkan untuk memakan bubur buatan Sungmin.

Belum sampai menyentuh mangkuk itu, rasa mual itu datang lagi. Buru-buru Kyuhyun berlari menuju kamar mandi. Sungmin yang melihat hal itu merasa iba kepada dongsaeng kesayangannya itu. Terlebih lagi karena langkah Kyuhyun yang tertatih akibat kelakuannya semalam. Sungmin paham betul bagaimana sakitnya tubuh bagian bawah Kyuhyun. dia kan sudah sering merasakan hal itu.

"Lebih baik kau berbaring saja Kyu. Biar aku ambilkan baskom supaya kau tak perlu bolak-balik ke kamar mandi. Kau bisa muntahkan di baskom saja." Sungmin menuntun Kyuhyun untuk kembali berbaring di ranjang yang sudah Sungmin rapikan.

"Tapi aku belum makan bubur buatan hyung."

"Sudahlah. Tak usah memaksakan diri. Baru melihatnya saja kau sudah mual begitu. Bagaimana bisa kau memakannya."

Kyuhyun berbaring di ranjangnya. Merasakan rasa mual yang masih memenuhi perutnya. Ahh… Ini sangat menyiksa bagi seorang Cho Kyuhyun. Bagaimana tidak? Rasanya dia sangat lapar, tapi perutnya tak bisa diajak kompromi. Akhirnya dia tak bisa sarapan dan terus membiarkan lambungnya dalam keadaan kosong sejak semalam.

"Apakah Kyu menyukai bubur buatanmu hyung?" tanya Wookie saat melihat Sungmin kembali ke dapur dengan nampan berisi semangkuk bubur kare dan segelas susu yang sudah dingin.

"Dia tak memakannya. Dia mual dan muntah-muntah. Sepertinya masuk angin." jawab Sungmin singkat.

"Mual? Apakah dia mengalami morning sick?" terka Wookie.

Sungmin menatap Wookie dalam.

"Maksudku, mual di pagi hari karena bawaan bayi." jawab Wookie.

"Maksudmu, Kyuhyun hamil begitu?" kini Sungmin duduk di hadapan Wookie yang tengah mengiris sayuran untuk makan siang.

"Mungkin." jawab Wookie singkat.

Sungmin terdiam. Ada sebuah senyuman yang sulit diartikan terkembang di bibirnya yang semerah cery itu.

"Kenapa hyung tersenyum begitu? Aneh sekali melihat senyuman hyung itu." Wookie memandang dengan tatapan takut ke arah Sungmin yang tengah duduk sambil menopang dagu di meja makan.

"Tidak apa. Ah, aku ke kamar dulu ya? Mau melihat keadaan Kyuhyun." Sungmin beranjak dari tempatnya sambil membawa sebuah baskom besar.

"Aish! Kau ini kenapa sih Kyu? Tidak biasanya kau melakukan banyak kesalahan saat latihan. Kau sakit?" Eunhyuk menggerutu bête karena Kyuhyun terus-terusan membuat kesalahan saat mereka latihan. Sebenarnya yang lain juga kesal, tapi hanya si monyet itu yang berani bersuara.

"Kalau kau sakit, lebih baik kau istirahat saja." Leeteuk mengelus rambut dongsaeng termudanya itu lembut.

"Mian hyung. Aku tak akan buat kesalahan lagi. Ayo kita mulai lagi latihannya."

"Benar kau tidak apa-apa?" Leeteuk tampak kurang percaya dengan apa yang Kyuhyun katakan.

"Benar hyung. Aku tidak apa-apa. Aku sehat." Kyuhyun memaksakan seulas senyum mengembang di bibirnya, walaupun sebenarnya kepalanya terasa sangat pusing.

Sungmin yang berada jauh dari Kyuhyun hanya diam menatap dongsaengnya itu. Dia sama sekali tak peduli dengan hal itu. Dia hanya diam menatap kejadian yang terjadi.

Malam telah datang. Dorm sedang sepi saat itu. Separuh dari member sedang ada jadwal. Hanya tinggal Kyuhyun, SiBum couple dan Shindong yang ada di rumah. Kyuhyun tampak sedang duduk sendiri di balkon. Kepalanya terasa sangat pusing saat itu. Sesekali dia memijit keningnya, berusaha untuk mengurangi rasa sakit yang mendera kepalanya.

"Haaah…" Kyuhyun mengehembuskan napas panjang sekali sebelum kembali menyeruput teh hangat yang ada di atas meja.

"Kyu, kau sedang apa sendirian di sini?" Shindong tiba-tiba datang dan duduk di hadapan Kyuhyun.

"Tidak apa hyung. Hanya ingin sendiri saja. Kepalaku pusing sekali." Kyuhyun kembali memijit kepalanya.

"Pusing? Sejak tadi siang?" tanya Shindong.

Kyuhyun hanya mengangguk.

"Pantas saja kau tak bersemangat saat latihan tadi. Jujur saja, tadi aku merasa sangat kesal padamu. Aku sampai harus kehilangan jam makan siangku gara-gara kau terus-terusan membuat kesalahan."

"Maafkan aku hyung. Kau tak boleh menyalahkanku, aku juga tak berniat untuk sakit dan mengacaukan latihan." Kyuhyun memanyunkan bibirnya protes.

"Hei! Ayo makan. Aku sudah masak makan malam untuk kita." teriak Kibum dari ruang makan. di sampingnya, tampak Siwon yang sedang sibuk menata piring di meja makan.

Kyuhyun dan Shindong beranjak menuju ruang makan. tanpa menunggu lebih lama lagi, Shindong langsung duduk dan melahap jatah makannnya yang memang jauh lebih banyak dari yang lainnya.

"Cepat makan Kyu. Sejak tadi siang kau terlihat pucat. Kau tak boleh sakit di tengah jadwal kita yang kelewat padat seperti sekarang." kata Kibum perhatian sambil mengambilkan makanan untuk Siwon, kekasihnya.

Kyuhyun baru saja ingin menyuapkan nasi ke mulutnya saat tiba-tiba perutnya kembali terasa mual.

"Huuuuweek….." Kyuhyun berlari menuju kamar mandi yang letaknya di dekat meja makan.

Siwon, Kibum dan Shindong saling berpandangan. Ketiganya sama-sama mengangkat pundaknya tanda tak tahu.

Kyuhyun kembali duduk di kursinya. Wajahnya tampak sangat pucat. Bocah itu kembali mencoba menyuapkan nasi ke mulutnya, tapi hal yang sama kembali terulang. Kyuhyun berlari ke kamar mandi dan muntah. Walaupun tak ada yang keluar dari mulutnya, tapi dia merasa sangat mual sehingga ingin sekali muntah. Sudah lebih dari lima kali hal itu kembali terulang. Saat hendak menyuapkan makanan, dia berlari ke kamar mandi untuk muntah. Sepertinya dirinya tak bersahabat dengan aroma makanan.

"Kyu, kalau kau tak bisa makan, jangan kau paksakan. Aku tak tega melihatmu bolak-balik ke kamar mandi." Kibum duduk di samping Kyuhyun dan mengelus punggung bocah itu.

"Gwaenchana hyung. Aku hanya merasa sedikit pusing sejak tadi siang." Kyuhyun memijit tengkuknya pelan.

"Kau sakit Kyu? Wajahmu pucat dank au muntah-muntah. Kau sakit apa? Sejak kapan hal itu terjadi? Kalau kau sakit, cepatlah kau pergi ke dokter untuk periksa." kata Siwon bijak.

"Entahlah hyung. Aku sendiri juga tak tahu aku kenapa. Sejak bangun tidur tadi aku merasa sangat mual dan tak bisa menerima makanan yang masuk ke perutku. Kalaupun tertelan masuk, beberapa detik saja sudah merasa mual lagi dan akhirnya harus dimuntahkan keluar." kata Kyuhyun panjang.

Kibum yang duduk di sampingnya menyimak apa yang Kyuhyun katakan dengan seksama. Sesekali dia mengangguk tak jelas saat mendengar penjelasan Kyuhyun.

"Lebih baik kau istirahat saja Kyu. Besok kita ada jadwal yang padat. " Kibum membantu Kyuhyun berjalan menuju kamarnya. "Semoga besok keadaanmu membaik." kata Kibum sebelum menutup pintu kamar Kyuhyun.

"Dia sudah tidur?" tanya Shindong saat melihat Kibum duduk di ruang tv.

"Sebenarnya dia sakit apa sih? Kenapa muntah-muntah begitu?"tanya Siwon penasaran.

"Aku curiga pada Kyuhyun" kata Kibum dengan wajah serius.

Siwon dan Shindong merangsek mendekat pada Kibum.

"Aku curiga kalau Kyuhyun hamil." lanjut Kibum kemudian.

"Ha-hamil?" teriak Siwon dan Shindong bersamaan. Keduanya sama-sama kaget.

"Tidak mungkin! Itu pasti tidak benar." komentar Shindong.

"Selama ini Kyuhyun kan yang berkedudukan sebagai seme. Bagaimana mungkin bisa dia hamil. Kalaupun hamil, seharusnya itu dialami oleh Sungmin hyung." Siwon tampak berpikir sambil mengusap dagunya.

"Entahlah. Aku sendiri juga belum yakin. Aku hanya menduga saja."

"Kau tahu darimana kalau apa yang Kyu alami saat ini adalah tanda-tanda kehamilan?" Shindong bertanya dengan mulut penuh dengan makanan.

"Aku pernah membaca buku milik adik perempuanku. Dia sekolah di keperawatan dan aku suka membaca buku-bukunya tentang kehamilan. Menurut apa yang pernah aku baca, Kyu kemungkinan besar sedang hamil."

"Kita harus memberitahu Leeteuk hyung dulu. Ingat, rahasiakan dulu hal ini dari Sungmin hyung. Sebelum semuanya pasti, dia tak boleh tahu hal ini." saran Siwon bijak. Namja tegap itu selalu bersikap penuh wibawa dan tenang.

Semua member minus Kyuhyun dan Sungmin sedang berkumpul di meja makan. Mereka bukan sedang menikmati makan siang mereka, tapi ada hal penting yang harus mereka bicarakan. Belakangan ini, gejala sakitnya Kyuhyun semakin terlihat. Setiap pagi, pasti terdengar suara muntah dari kamar KyuMin couple. Selain itu, Kyu akan merasa sangat marah jika melihat nasi. Bukan apa-apa, tiap melihat dan mencium aroma nasi, Kyu akan muntah-muntah mangkannya dia selalu mengehindar saat jam makan tiba.

"Aku melihat pipi Kyu semakin gembul sekarang." celetuk Ryeowook yang selalu memperhatikan tubuh Kyu. Bagaimana tidak, pipi yang biasanya kurus kering itu terlihat lebih gembul dari sebelumnya.

"Aku juga melihat kalau dia hobi bercermin sekarang. Memang sih kita semua tahu kalau dia adalah raja narsis, tapi kali ini dia bercermin lebih sering dari biasanya." kali ini komentar keluar dari mulut Eunhyuk yang langsung dihadiahi tatapan horror oleh yang lain.

"Sejak kapan orang suka bercermin dikatakan sedang hamil? Berarti kau sedang menuduh kalau aku juga sedang hamil hah?" kata heechul tak terima. Pasalnya, namja berparas cantik itu kelewat sering bercermin tiap harinya.

"Ti-tidak. Bukan begitu maksudku. Kalau hyung sih memang sudah bawaan. Lagi pula aku hanya asal bicara saja kok. Hehehehe…" kata Eunhyuk dengan cengiran yang menampakkan gusinya.

"Sudahlah. Hyukkie, seriuslah sedikit. Ini bukan masalah sepeleh. Aku mau kita semua berpikir serius." kata sang leader menenangkan suasana yang sempat menjadi ricuh.

"Apakah perlu kita mengajak Kyu periksa di rumah sakit?" kata Hangeng memberi saran.

"Itu memang ide paling bagus yang bisa kita lakukan, tapi masalahnya bagaimna kita mengajaknya pergi ke rumah sakit? Kalian tahu sendiri kan bagaimana Kyuhyun?" Leeteuk menopang dagunya.

Semuanya ikut terdiam. Ada yang berpikir dan ada juga yang melamun.

"Kita beli alat tes kehamilan saja. Saat pagi hari, kita curi sedikit air kencing milik Kyuhyun dan kita tes dengan alat itu." Yesung yang dari tadi sibuk melamun tiba-tiba berkata dengan wajah babonya.

Semua menatap ke arah yesung dengan pandangan yang seolah berkata "Yang benar saja?"

"Hehehe… Aku hanya memberikan saran yang ada di dalam kepalaku." katanya sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kepalamu besar, tapi ide yang ada di dalamnya tak sebesar kelihatannya." komentar Kangin pedas.

"Apa kita tidak mencoba saja saran dari yesung hyung? Siapa tahu cara itu berhasil untuk membuktikan apakah Kyu benar hamil atau tidak." kata donghae menengahi.

Memang tak ada salahnya mencoba menjalankan rencana Yesung. Masalahnya sekarang, siapa yang mau memungut air kencing Kyuhyun dan memasukkannya di alat tes kehamilan. Selain itu, bagaimana juga cara mereka mendapatkan air kencing itu. Sangat tidak menyenangkan kalau harus menyelinap masuk dalam kamar mandi bersembunyi lalu memunguti air kencing Kyuhyun yang berserakan di lantai kamar mandi. Itu sangat tidak lucu. Yang lebih mustahil lagi, tak mungkin mereka berbicara secara langsung pada Kyuhyun dan meminta Kyu untuk memberikan sedikit saja air kencingnya. Itu lebih tak lucu lagi.

"Baiklah, kita tunggu saja beberapa hari lagi. Kalau Kyuhyun masih saja aneh begitu, maka kita akan memaksanya pergi ke dokter untuk periksa." kata Leeteuk bijak. "Rapat ditutup sampai di sini. Aku lelah dan mau istirahat dulu." Leeteuk berjalan pelan menuju kamarnya. Disusul oleh Kangin dan member lainnya.

Kyuhyun duduk melamun di bangku panjang yang terjejer rapi sepanjang taman. Matanya tampak sayu dan bibirnya pucat. Beberapa hari ini keadaan tubuhnya memang sedang tidak baik. Dia sering merasa pusing, mual dan muntah-muntah tanpa sebab. Akhirnya, keadaan emosinya juga menjadi sangat buruk. Dia sering merasa marah tanpa sebab dan mulutnya selalu ingin memaki orang dengan seenak jidat. Tentu, hal itu bukanlah hal yang bagus baginya. Dia akan mendapat banyak sekali omelan, teguran, geplakan dan tentu saja tamparan serta tinju dari orang lain kalau hal itu tak segera diatasi. Siapa sih yang mau dimaki dan dimarahi tanpa tahu apa salahnya?

"Huweeeekk…" untuk yang kesekian kalinya Kyuhyun merasa ingin sekali muntah.

Namja jangkung dengan rambut kecoklatan itu menutup mulutnya dengan tangan kanan. Sementara tangan yang kiri mengelus perut ratanya yang terasa sangat mual. Matanya tampak semakin sayu dan bibirnya juga semakin pucat.

"Ada apa denganku sih?" gerutunya pelan. Dia memijit keningnya yang kali ini terasa berdenyut nyeri. "Apa aku harus periksa ke dokter ya?" lagi-lagi Kyuhyun menggerutu sendiri.

Dengan langkah gontai, namja kurus itu akhirnya pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. Dokter pasti lebih paham kondisi tubuhnya yang sedang tak baik itu. Oke, mari berdo'a supaya hasil yang diterima oleh namja keturunan evil itu tak membuatnya kaget dan pingsan seketika.

"TIIIIIIIDAAAAAAK..!" sebuah teriakan kerasa terdengar dari salah satu ruang periksa di sebuah rumah sakit.

Dokter yang berada di dalamnya tampak kaget dan menutup telinganya rapat-rapat. Sementara di hadapannya saat ini, ada seorang namja yang terduduk lemas dengan selembar kertas putih yang telah lusuh dan tak berbentuk.

"Dokter, tolong katakan kalau apa yang tertulis di kertas ini salah. Tolong dokter…" namja yang terduduk di lantai itu tampak mengiba pada dokter yang masih setia dengan menututp telinganya itu.

Sang dokter hanya menghela napas panjang. Perlahan, dokter itu ikut duduk di samping pasiennya yang terlihat sangat shock.

"Kyuhyun-sshi. Apa yang tertulis di kertas itu memang benar. Anda sedang hamil dua minggu." kata dokter itu pelan sambil mengelus punggung namja menyedihkan yang ternyata bernama Kyuhyun itu.

"Aku namja dokter. Mana mungkin bisa hamil?" kata Kyu pelan. Suaranya terdengar sangat menyedihkan.

"Kasus seperti ini memang jarang terjadi pada namja. Namun, anda termasuk dari beberapa namja istimewa yang bisa mengalami fase kehamilan."

Kyuhyun menjambak rambutnya frustasi. Tak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya kalau dia akan hamil. Selama Sembilan bulan dia harus hidup dengan perut buncit dan berat badan yang membengkak. Oh, pasti sulit sekali membayangkan Kyuhyun yang terlanjur kurus itu tiba-tiba menjadi gembul dengan pipi yang tembem. Satu lagi yang tak boleh ketinggalan, baju daster yang akan setia menemani aktifitasnya sehari-hari. Itu sangatah tak cocok dengan si raja evil itu.

"Apa yang harus aku katakan pada hyungdeul? Aku tak mungkin datang dan mengatakan kalau aku hamil." desis Kyuhyun frustasi.

Malam telah larut. Jam dinding yang berdiri megah di ruang tengah telah berdenting selama dua belas kali. Dua belas pasang mata masih terjaga di ruangan itu. Ada gurat gelisah dari mata-mata itu.

"Dia kemana sih? Kenapa mematikan ponsel begitu? Membuat orang khawatir saja." sosok imut dengan pipi merah itu dari tadi tak pernah berhenti untuk mengomel. Dia lebih gelisah dibanding yang lainnya.

"Sudahlah Sungmin. Kau jangan terlalu khawatir begitu. Mungkin saja dia sedang ada urusan penting dan handphonenya kehabisan baterai." kata Leeteuk menenangkan.

"Aish! Hyung ini bagaimana sih? Bagaimana aku bisa tenang sementara kekasihku tak jelas kabarnya sampai selarut ini?" Sungmin mengehempaskan dirinya di sofa dengan kasar.

Semua hanya diam. Tak mau bernasip sama seperti Leeteuk jika mereka mengeluarkan suara.

'Kriiieek…'

Pintu utama terbuka. Sosok tinggi kurus dengan rambut ikal nampak berdiri di ambang pintu. Sungmin yang melihat hal itu segera berlari ke pintu dan menyambut sosok itu. Berharap kalau yang datang benar-benar Kyuhyun, kekasihnya.

"Kyu!" Sungmin segera memeluk erat sosok tinggi di hadapannya.

"Kenapa hyung belum tidur?" Kyuhyun menetap sang bunny pinknya lekat-lekat. "Lho, hyungdeul yang lain juga belum tidur? Ada apa?" kali ini mata Kyuhyun mengabsen satu per satu hyungnya yang tengah berdiri dengan wajah lega. Seolah berkata "Oh, ternyata setan kecil itu masih sehat toh."

"Kami semua mengkhawatirkanmu bodoh! Kemana saja kau? Kenapa ponselmu mati dan tak memberi kabar sama sekali? Kalau terjadi apa-apa denganmu bagaimana?" Leeteuk yang paling tua menghampiri magnae itu dan menggeplak kepalanya dengan tangan kanan.

"Aish! Kenapa memukulku?" Kyu memegang kepalanya yang sakit.

"Kau masih bertanya seperti itu? Kau ini…." Leeteuk gemas dengan kelaukan magnae itu. Rasanya dia ingin menelan kepala Kyu bulat-bulat.

"Sudahlah hyung. Tahan emosimu." Kangin menepuk pundak Leeteuk pelan. Berusaha menekan emosi Leeteuk. "Kau cepat ke kamarmu. Besok pagi saja kita lanjutkan ini." lanjut kangin sok bijak. :p

"Iya, cepat kalian semua pergi tidur. Kita butuh banyak istirahat untuk kegiatan besok pagi."

Semua member segera berjalan menuju kamar mereka masing-masing. Sungmin tampak berjalan di samping Kyuhyun dengan wajah yang masih cemas. Tangannya melingkar di lengan kurus Kyuhyun. sementara si magnae hanya diam menunduk dan sibuk dengan dilema dalam pikirannya.

"Kau kenapa Kyu?" tanya Sungmin saat mereka telah ada dalam kamar.

Kyuhyun hanya diam menunduk. Di saku celananya ada selembar kertas lusuh yang telah sukses membuatnya galau tingkat dewanya dewa. Kertas itu berisi hasil pemeriksaan dokter tadi siang. Matanya tampak sayu dan tubuhnya lemas. Kalau begini, Kyu jadi ingin nyanyi lagunya cherrybelle yang judulnya 'Dilema'. "Entah apa yang harus kukatakan, hatiku bimbang jadi tak menentu. Syalalala…" #plakkk.. *abaikan*

"Kyu…" Sungmin menepuk pundak Kyu pelan.

"Entahlah hyung." kata Kyu pelan. Suara begitu lirih.

"Memangnya apa yang telah terjadi padamu Kyu? Kenapa kau jadi diam begini? Kau sakit? Atau kau ada masalah. Kau bisa cerita padaku Kyu." Sungmin memeluk tubuh kurus di sampingnya itu erat.

Kyuhyun menarik napas panjang lalu mengehembuskannya dengan memejamkan mata. Tangannya melepas pelukan Sungmin pelan. Hal itu membuat si bunny pink itu heran. Perlahan, tangan Kyuhyun beralih menuju kantong celanya dan mengeluarkan selembar kertas lusuh lalu memberikannya pada Sungmin. Perlahan, Sungmin membuka kertas lusuh yang telah berada di tangannya. Sementara itu, Kyuhyun diam sambil memejamkan mata dan menarik napas panjang beberapa kali.

Sungmin terduduk lemas di lantai setelah membaca hasil dari pemeriksaan dokter tentang Kyuhyun. tak dapat dia percaya, ternyata Kyuhyun hamil. Kyuhyun mengandung anaknya. Buah cinta mereka berdua. Kyuhyun yang kaget dengan reaksi Sungmin segera memeluk hyungnya itu. Disandarkannya kepala hyung kesayangannya itu di dadanya.

"Kyu…" ucap Sungmin lirih.

Kyuhyun menatap ke dalam bola mata Sungmin. Entah mengapa, hatinya sangat kelu melihat tatapan mata Sungmin. Ini adalah moment yang menyedihkan bagi Kyuhyun.

"Chukkae!" Kyuhyun terjengkal kebelakang. Kaget melihat Sungmin yang tiba-tiba berdiri dengan wajah sumringah. Tangannya terulur, mengajak Kyu untuk bersalaman. "Selamat atas kehamilanmu! Aku sangat senang sekali. Kita akan punya anak. Omo… Ini benar-benar akan sangat menyenangkan. Kau hamil dan aku yang akan merawatmu. Kamu melahirkan dan kita akan bersama-sama membesarkana anak kita. Aigo! Alangkah bahagianya." Sungmin tersenyum bahagia membayangkan apa yang akan mereka lakukan selama Kyu hamil sampai anak mereka besar nanti.

Sementara Kyuhyun, namja itu serasa ingin membenturkan kepalanya ke tembok hingga remuk. Tak disangka, Sungmin justru akan sebahagia itu mendengar kabar kehamilannya. Padahal beberapa menit yang lalu, Kyu sempat girang saat melihat Sungmin yang tampak kaget dan menunjukkan sinyal iba dan kasihan padanya. Tapi sekarang, dia justru melonjak kegirangan.

"Hyung…" panggil Kyu pelan.

"Ne? Kenapa kau cemberut begitu? Harusnya kau bahagia Kyu. Kau akan jadi ayah. Ah tunggu, bukan ayah, tapi ibu. Kan kau yang melahirkannya. Mana mungkin kau jadi ayah kalau kau yang melahirkannya. Sudahlah, ayo tersenyum." Sungmin mengangkat tubuh Kyuhyun yang terduduk di lantai agar berdiri. "Dengar, kau harus menjaga baik-baik bayi kita ini. Jangan sampai dia kenapa-napa. Arraso?"

Kyuhyun hanya diam mendengar nasihat Sungmin. Remuk sudah harga dirinya.

Sungmin merendahkan badannya hingga sejajar dengan perut Kyuhyun. Tangannya mengelus pelan perut yang masih rata itu. Sementara mulutnya sibuk berbicara dengan makhluk kecil di dalam perut Kyuhyun yang mungkin belum berwujud itu.

"Tendang saja perut umma kalau dia nakal. Tenang saja, appa akan selalu menjagamu dari sifat umma yang evil. Hahahaha…" Sungmin terkekeh sendiri. Tak perduli pada ekspresi wajah Kyuhyun yang ditekuk bête.

"Hyung…"

"Sudahlah, kau cepatlah tidur. Orang hamil itu tak boleh tidur malam-malam." Sungmin mendorong tubuh Kyuhyun agar segera berbaring di ranjangnya.

Kyuhyun mencibir. Mulutnya manyun melihat bagaimana Sungmin memperlakukannya.

"Selamat malam Kyu." Sungmin mengecup kening Kyuhyun. "Selamat malam baby." Sungmin beralih mengecup perut rata Kyuhyun. "Tidurlah yang nyenyak" Sungmin menyelimuti tubuh Kyuhyun lalu mematikan lampu.

#Kyuhyun POV

Aish! Apa-apaan ini? Ini benar-benar pelecehan. Rasanya harga diriku hilang tak bersisa disapu angin. Sungmin hyung kan ukeku. Kenapa sekarang dia bersikap seolah-olah seorang seme? Aku kan hanya hamil saja. Kenapa sampai bersikap sebegitu lembut padaku? Oke, aku memang suka dimanjakan seperti itu. Tapi tidak keterlaluan begitu. Menyelimutiku, mengecup keningku saat mau tidur. Dia pikir aku anak umur lima tahun?

Aku melirik ke ranjang pink yang terletak di seberang ranjangku. Hah, dia sudah tidur. Lihat saja, seharusnya kalau memang berniat menjadi seme, harusnya dia tidur larut dan memandangi ukenya yang tertidur. Bukannya berangkat tidur duluan. Aku menatap langit-langit kamarku. Gelap sekali. Aku tak bisa melihat apapun.

Tanganku mengelus perutku yang masih rata. Apa benar kalau di dalam sini benar-benar ada bayi?

"Hei, kau bisa dengar aku?" aku megelus perutku. "Aku ucapkan terimaksih banyak padamu. Kau telah membuat aku kehilangan harga diriku. Awas saja kalau kau bertambah besar dan membuat perutku membuncit. Aku tak mau terlihat aneh dengan perut buncit. Kau memang pembawa sial bagiku." kupukul pelan perutku. Entah mengapa, rasanya aku sangat jengkel.

"Hei! Apa yang kau lakukan hah? Kau mau membunuh anak kita hah?" tiba-tiba Sungmin hyung membentakku dan melemparku dengan bantalnya. Dia sudah duduk di tepi ranjangnya. Dapat aku lihat, matanya tampak menyala marah di tengah lampu yang padam.

"H-hyung?" aku bangkit dari tidurku. Menatapnya takut.

"Apa yang kau katakan? Kau mau membuat di menangis hah? Omonganmu itu sangat kasar. Jagalah sedikit mulutmu itu. Tak seharusnya kau berkata hal yang menyakitkan pada calon anak kita. Kau bilang supaya dia tak usah tumbuh membesar dalam perutmu, itu berarti kau memintanya mati!" Sungmin hyung menelungkupkan kepalanya di antara lututnya ditekuk. Dia menangis.

Aku terdiam. Jujur, aku bingung harus mengatakan apa. Aku sadar, aku sudah berkata yang keterlaluan pada bayi yang ada dalam perutku.

"Hyung…" kusentuh bahu Sungmin hyung yang bergetar karena tangisnya yang pecah.

Dia tak meresponku. Masih sibuk dengan tangisnya yang semakin kencang.

"Mian hyung. Maafkan aku." kupeluk tubuhnya erat.

Dia menatapku tajam. Pipinya basah karena air matanya yang masih setia mengalir. "Jangan minta maaf padaku. Minta maaf pada bayi kita. Kau sudah sangat menyakiti hatinya." dia menatap perutku.

Aku turuti perintahnya. Dia memang benar. Aku harus meminta maaf padanya. Aku mengelus perutku pelan. Sangat pelan, sampai-sampai aku bisa merasakan lembutnya elusanku di kulit perutku yang tertutup kaos tipis. Entah kenapa, air mataku tiba-tiba berhamburan keluar. Berjatuhan tanpa bisa aku tahan.

"Baby…" kupanggil makhluk kecil yang berada dalam perutku dengan suara yang sangat lirih. Aku tak mampu berkata apa-apa. Yang terasa hanya rasa bersalah yang sangat besar. Aku merasa dia, bayiku menagis dalam perutku. Aku bisa merasakan betapa sakit hatinya mendengar perkataanku tadi. Sungguh, tangisku semakin keras saat aku semakin merasakan tangis bayiku semakin keras.

#Kyuhyun POV end

Sungmin menatap Kyuhyun yang menangis kencang dengan memegangi perutnya. Sungmin kasihan melihat kekasihnya, dia bawa kepala Kyuhyun dalam pelukannya. Tangannya meraih tangan Kyuhyun yang masih setia mengelus perutnya. Mengenggamnya erat lalu ikut megelus perut rata Kyuhyun.

"Baby, maafkan appa ya? Appa tadi tak bermaksud untuk berkata hal sekasar itu. Tadi dia sedang marah. Appa merasa sangat bersalah padamu. Dia benar-benar tulus meminta maaf padamu. Benarkan appa?" Sungmin memandang mata Kyu yang merah karena tangisnya.

Kyuhyun menyeka air matanya. "Benar sayang. Maafkanlah appa. Appa…" Kyuhyun tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Tangisnya sudah kembali pecah.

Sungmin tersenyum lembut. "Kau lihatkan baby, appa merasa sangat bersalah. Sampi-sampai dia tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Kau memaafkan appa kan sayang?" Sungmin mendekatkan telinganya di perut Kyuhyun. "Dengar Kyu, dia tertawa. Dia memaafkanmu." Sungmin tersenyum memandang Kyuhyun yang masih menangis. "Dia bilang, kau jangan menagis lagi. Dia jadi sedih lagi kalau melihatmu menangis."

Kyuhyun tersenyum mendengar perkataan Sungmin. Dia menghapus air matanya. "Benarkah kalau baby mengatakan hal itu hyung?"

"Ya, dia bilang dia sayang padamu."

"Aku juga menyayangimu baby." Kyu mengelus perutnya. "Aku juga menyayangimu hyung." Kyu meraih Sungmin ke dalam pelukannya. "Aku sayang kalian."

"Kami juga menyayangimu Kyu. Benarkan baby? Mulai sekarang, jangan pernah kau mengatakan hal yang buruk lagi pada baby kita."

"Iya hyung. Aku tak akan mengulanginya lagi."

"Janji?" Sungmin mengulurkan jari kelingking kanannya.

"Aku berjanji. Janji padamu dan pada baby kita." Kyuhyun menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Sungmin.

Matahari mulai muncul dari persembunyiannya. Sinarnya yang hangat menerobos masuk ke dalam kamar KyuMin melalui cela-cela gorden yang sedikit terbuka. Kyuhyun mengerjabkan matanya akibat terpaan sinar matahari yang jatuh di wajahnya. Dia menguap sebentar lalu merenggangkan ototnya yang entah kenapa terasa sangat kaku. Matanya liar mencari sosok imut berpipi merah dengan bibir cery yang semalam berbaring nyenyak di sampingnya. Namun sekeras apapun Kyuhyun berusaha mencarinya, dia tetap tak dapat menemukan sosok itu.

"Hyung…" Kyuhyun berteriak. Berharap kekasihnya tercinta sedang berada di dalam kamar mandi.

"…" tak ada respon.

"Mungkin sedang memasak." gumamnya sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi.

Sementara itu, di dapur dan ruang makan sudah sangat ramai. Semuanya sudah berkumpul di meja makan. Namun wajah mereka tampak berkerut heran. Bagaimana tak heran? Sejak bangun pagi, di meja makan sudah penuh dengan makanan. Semuanya heran dan bertanya-tanya, kecuali Sungmin. Namja itu tampak bahagia menatap semua makanan yang berhasil dia masak saat pagi buta tadi. Yah, tersangka utamanya adalah Sungmin. Sejak pagi buta, dia sudah bangun dan langsung memasak begitu banyak makanan.

"Pagi Kyu…" sapa Sungmin sumringah saat melihat namja berambut coklat madu itu berjalan menuju meja makan.

Kyuhyun yang melihat semua member sudah berkumpul serta banyaknya makanan di atas meja makan juga ikut heran. Dia terhenti dan melongo. Sungmin buru-buru menarik Kyuhyun berdiri di sampingnya. Sekarang, mereka berdualah yang menjadi pusat tontonan.

"Ada apa ini hyung?" bisik Kyuhyun saat dia mulai risih dipandangi oleh sebelas pasang mata yang tengah duduk manis mengelilingi meja makan.

"Hmm… Maaf kalau sudah membuat kalian semua heran. Hehehe.." kata Sungmin yang tak menghiraukan pertanyaan Kyuhyun. "Ini adalah perayaan kecil atas apa yang telah kami terima." lanjut Sungmin girang sambil memeluk pinggang Kyuhyun.

Kyuhyun yang sepertinya mulai paham dengan apa yang Sungmin maksud, langsung menundukkan kepalanya. Malu. Dia berani jamin, semuanya akan tertawa lepas begitu mendengar apa yang akan Sungmin katakan nanti.

"Memangnya kalian berdua mendapatkan apa? Hadiah berlibur? Atau uang milyaran?" tanya Shindong tak sabar.

"Hmm…" Sungmin hanya tersenyum sambil mempererat pelukannya di pinggang Kyuhyun.

"Ayolah! Cepat katakan!" Shindong semakin tak sabar. Namja gembul itu bukannya tak sabar untuk mendengar lanjutan kalimat Sungmin, melainkan tak sabar untuk segera menyantap semua makanan lezat yang tersaji di atas meja.

"Kami akan segera mempunyai baby." ucap Sungmin bahagia.

Bingo! Wajah Kyuhyun segera memerah. Rasanya dia sangat malu.

"Jinjja? Selamat ya Sungmin hyung. Sudah berapa bulan usia kandungnmu." Ryeowook yang pertama kali bersuara setelah mendengar berita kehamilan itu.

Sementara yang lain hanya tersenyum ikut bahagia.

"Oh, kami belum tahu. Kyuhyun baru mengatakannya padaku semalam. Aku juga belum memeriksakannya lagi ke dokter. Maka dari itu, aku mengadakan syukuran kecil ini. Aku minta kalian mendo'akan agar Kyuhyun selalu sehat dan dapat menjalani masa kehamilannya selama sembilan bulan kedepan." kata Sungmin sambil mengecup sekilas pipi Kyuhyun yang merah padam.

"MWO?" sontak semua member berteriak kaget.

"Matilah kau Cho Kyuhyun." batin Kyuhyun.

_T.B.C_

Hahaha….

Maafkanlah daku.. awalnya emang project one shot, tapi aku pikir part ini akan lebih seru kalau hanya dijadikan sebuah pengantar dan di part selanjutnya akan jadi part full of deritanya KYUHYUN! hheheeehe… *ketawa nista*

Ok, ditunggu lanjutannya dan harap bersiap untuk penyiksaanmu KYU! *ketawa nista* #lagi

Give me spirit please..

Click 'priview' button please!

Suntikan semangat dari anda akan sangat membantu saya..

SARANGHAE! ^0^