A DuRaRaRa! Fanfiction.

~ Dullahan in Wonderland ~


Desclaimer: DuRaRaRa! © Ryohgo Narita dkk. Eh? Dkk? Kok dkk? *dia yang nulis dia yang bingung* maksudnya sama Suzuhito Yasuda dan Akiyo Satorigi. Desain chara nya dari Yasuda-sensei dan manga nya dari Akiyo-sensei. Gitu sih kayaknya… *ragu-ragu* kalo di komiknya sih tulisannya gini; Story: Ryohgo Narita. Desain chara: Suzuhito Yasuda. Manga draw: Akiyo Satorigi. Aye… kok malah Alice yang bingung? Au ah, lanjut. Pokoknya DRRR! Punya Ryohgo-sensei. Mikado, Anri, Shinra, semuanya punya mereka. Tapi Shizuo sama Izaya punya lice *peluk* *dihajar* bukaannn! lice ngaku-ngaku aja. Saking nge fans sama mereka berdua. || Story © arichu13 (me!) beneran buatan lice nih ceritanya. 100% buatan lice. Ehh… kalo idenya sih dari sebuah gambar yang lice temuin di zerochan ._. tapi itu tulisannya DRRR! In Alice. Nggak 100% ngikutin kok.

Character: hmm… belum kepikiran semuanya sih, tapi di chapter ini udah pasti ada Celty Alice Sturluson *dibantai* ayee… sebenarnya mau Anri buat Alice nya. Tapi gak jadi. Jadilah Celty Alice Sturluson ini. Numpang mbetak dirimu ya, Nona Celty. Terus kepalanya si Celty pas jadi Celty ini udah balik. Wkwk. Terus… Shinra Rabbit . Izaya Cat, alias Izaya jadi Cheshire. Shizu Hare, alias Shizuo dijadiin March Hare. Kasu Hatter, alias Kasuka dijadiin Mad Hatter. Dan… sisanya belum kepikiran. Siapa Queen nya terutama. Oh damn it'll be so hard. Susah nih pasti mikiran siapa Queen nya. Ayee… tenang aja, pasti jadi!

Warning: HAHA gaje sumpah ini fanfic. Kalo gak mau gila, jangan baca. Gaje, AU, OOC, abal, typo(s) maybe, pokoknya macem-macem. Kalo gak mau, jangan baca, ya! Ini peringatan! Ayee… soal ada romance itu belum kepikiran. Emang mau romance-an dimana? Nanti kalo kesampean lice taruh romance. Ah, nggak janji. Gak yakin bisa soalnya.


Dullahan in Wonderland


Chapter I: Down the 'Rabbit' Hole


Celty Alice Sturluson duduk dalam keadaan bosan. "Heehhh… apa tidak ada yang bisa kulakukan sekarang? Kok rasanya membosankan sekali, ya?" pikirnya. Ia menatap langit. Matahari bersinar sangat cerah, udara sangat panas, tidak ada hal baru yang menarik. Semuanya sukses membuat mood Celty sekarang buruk sekali. Kedua bola matanya menelusuri setiap sudut tempat ini, berharap menemukan sesuatu yang cukup menarik.

"Ng?" sepertinya ada sesuatu yang menarik. Menarik…? Apa mungkin hal biasa yang terlihat menarik? Celty bangkit sedikit, ia duduk tegap melihat apa ada hal menarik. Celty melihat ekor kelinci di balik pohon besar. "Heehhh…" ia menghela napas dan kembali bersender santai dalam kekecewaan. Dikiranya ada hal menarik. "Ah, kukira ada hal menarik. Ternyata hanya kelinci…"

"…? Seekor kelinci? Hanya itu? Apa iya hanya seekor kelinci?" Celty bangkit lagi dan terus meneliti ekor kelinci itu. Masih belum bergerak sejak tadi. Tiba-tiba, Celty baru menyadari apa yang aneh dari 'kelinci' itu. Kelinci itu, ekornya terlalu besar untuk ukuran kelinci normal. Lalu, terlihat bagian bawah tail-coat menjuntai dekat si kelinci. Hah? Apa iya kelinci itu memakai tail-coat? Tiba-tiba, kelinci itu bergerak.

"Oh! Sial! Aku sudah benar-benar terlambat, nih." Kata si kelinci pada dirinya sendiri.

…? Si kelinci? Pada dirinya sendiri?

Celty langsung terduduk mendengar suara si kelinci. "Hah? Masa' kelinci itu bicara?" pikirnya.

"Tch. Bisa dimarahi lagi, nih."

! Betul! Si kelinci itu berbicara. Bicara pada dirinya sendiri.

Srek.

Terdengar suara 'srek' dari si kelinci. Celty terus memperhatikan si kelinci.

"Hah? Apa benar dia kelinci?" pikir Celty. Dilihat olehnya tangan si kelinci yang muncul dari balik pohon. Tangan manusia. Tangan manusia yang memegang pocket watch.

"Ah! Benar-benar, deh. Ini sih sudah sangat terlambat. Ya sudah." Kelinci itu menggerakkan tubuhnya sedikit sampai telinganya menjuntai dan cukup untuk dilihat Celty.

"Telinga kelinci! Dia itu apa, sih, sebenarnya?" pekik Celty pelan. Ia segera bangkit dan berlari tanpa suara menuju pohon tempat si kelinci. "… Eeh?" Celty terkejut. Ia tidak menemukan si kelinci. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Tidak ditemukan apa-apa memang, kecuali…

Lubang kelinci!

Si kelinci lewat sini, ya. Celty memandangi lubang itu. Kalau ia masuk ke lubang ini, ia akan sampai dimana? Atau bagaimana caranya keluar setelah memasuki lubang ini? Mungkin ini gila, tapi karena rasa penasarannya, sekalipun ia takut, Celty memutuskan untuk memasuki lubang kelinci itu.

Hup!

Celty melompat masuk ke dalam lubang kelinci itu.

Turun…

Turun…

Turun…

"Sampai di mana ini akan berakhir?" kata Celty pada diri sendiri. Sambil terus turun, ia terus menatap sekitarnya berharap menemukan pegangan agar dia bisa berpegangan dan berusaha naik.

Nihil. Celty tidak bisa menemukan pegangan yang cocok.

Yang Celty temukan selama perjalanan menuju dasar lubang itu adalah… lukisan, pigura, lilin, lemari, meja, kursi, cermin, sangkar burung, dan lain-lain. Semua itu membuatnya terkejut karena semua benda itu beterbangan. Seperti di ruang angkasa, anti gravity begitulah.

Celty sudah mulai merasa mengantuk. Lelah juga, ya, turun seperti ini? Ia takut untuk tidur, tapi akhirnya mendadak ia terlelap, sampai…

Gedebuk!

Ia terbangun. Sekarang, ia terduduk di atas tumpukan ranting dan daun kering. Tapi Celty tidak merasa sakit sedikit pun. Ia melompat duduk dan membersihkan roknya dari dedaunan kering. Ia mendongak dan mencari cahaya. Di situ gelap sekali. Celty membiarkan matanya beradaptasi dengan kegelapan, lalu ia menyadari, si kelinci, atau manusia, yang tadi ia lihat di balik pohon berjalan pergi tanpa menyadari keberadaan Celty.

"Tunggu!" pekik Celty dan berusaha bangkit. Tapi kelinci, atau apa pun itu, tidak mendengar panggilan Celty. Kelinci itu meninggalkan Celty yang masih terdiam bingung.

Saking penasaran, Celty bengkit dan berlari secepat mungkin mendekati si kelinci. Ia terus berlari mendekati si kelinci sampai mendengar kata-kata dari si kelinci.

"Oh! Demi telinga berbulu dan kumis putih, sudah seterlambat ini kah aku?"

Celty sudah berada dekat sekali dengan si kelinci sampai ia berbalik di sudut. Ia mendapati si kelinci sudah menghilang. Sekarang Celty berada di sebuah ruangan kosong dengan banyak sekali pintu.

"Tch. Kemana si kelinci itu kabur? Dan bagaimana cara kaburnya? Semua pintu ini terkunci!" ya, semua pintu itu terkunci. Sekarang Celty terkunci di ruangan itu.

"Bagaimana aku bisa keluar?" ia berkata sedih dan berjalan ke tengan ruangan. Baru ia sadari, ada sebuah meja kecil berkaki tiga yang terbuat dari kaca. Di atas meja itu terdapat kunci kecil yang terbuat dari emas. Awalnya ia berpikir itu kunci untuk salah satu pintu, tapi ia sadar bahwa lubang kuncinya terlalu besar untuk kunci itu. "Ah! Mungkin hanya lubangnya yang besar, lebih baik kucoba saja." Celty mengambil kunci itu dan mencoba membuka semua pintu.

Celty berputar dua kali dan membuka terus semua pintu itu, tapi tidak ada yang terbuka. Sampai ia sadar… dibalik tirai, ada sebuah pintu yang keciiilllll sekali. Walau tidak masuk akal, ia mencoba memasukkan kunci emas itu ke lubang kunci dan membukanya.

Terbuka!

Celty membungkukkan badan berusaha melihat keluar pintu. Sekarang, ia mencoba melewatinya. Tidak bisa. Bahkan tangannya pun sulit sekali dikeluarkan. Celty menyerah dan menutup pintu yang sedetik setelah di tutup terkunci secara otomatis. Ia berjalan bingung ke tengah ruangan dan baru disadarinya bahwa di atas meja kecil itu juga terdapat sebuah botol kaca kecil berisi cairan aneh. Di leher botolnya terdapat kertas bertuliskan 'DRINK ME' dengan manis. Celty memandangi botol itu curiga, sebelum akhirnya dia mencoba meminum cairan itu.

Syuuuttt!

Tubuhnya menyusut. Celty kaget setengah mati. Tapi akhirnya dia menyadari bahwa tubuhnya ini cukup kecil untuk masuk melewati pintu itu. Ia berlari ke pintu dan membukanya. Oh! Pintunya terkunci. Celty menengadah mencari kuncinya. Tertinggal di atas meja. Ia kebingungan. Badannya sudah mengecil, kuncinya ada di atas meja, ia tidak bisa memanjat meja yang seperti itu. Tali atau apapun itu juga tidak ada disini. Tiba-tiba ia menemukan tumpukan kue bertuliskan 'EAT ME'. Celty mengambilnya sebuah. Ia memakannya.

Apa yang terjadi…?

To be Continued


A/N:

Nih! Author note baru disini yo! Jangan kira warning di atas itu AN!

Oke! Jadi ini beneran cerita Alice in Wonderland :p wkwkwk. Ketawa di perbolehkan. Sangat diperbolehkan. Asalkan review nya jangan di lupakan #bletakk

Oke! Pokoknya review! R-E-V-I-E-W! Titik! #plakk