Maafkan Tsuki…. Tsuki terlalu lama update. Udah lama, eh…. Ternyata ceritanya belum selesai. Maafkan Tsuki. Tsuki tadinya mau jadiin ini oneshot. Tapi ternyata, Ceritanya terlalu banyak apalagi sampai mereka menikah. Jadi Tsuki merencanakan untuk membuat cerita ini menjadi 2 sampai 3 chapter. Tapi niatnya hanya 2 chapter aja kok. Berhubung Tsuki akan sulit sekali update dikarenakan Tsuki udah kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan mengadakan ujian sekolah dan ujian nasional. Doakan Tsuki ya supaya Tsuki bisa melewati itu semua dengan baik dan lulus. Doakan Tsuki juga agar Tsuki bisa masuk Universitas idaman Tsuki.

Naruto : WOY! Disini bukan tempat untuk curhat!

Tsuki : Ya kan, Tsuki cuma mau minta doanya untuk para readers. *memainkan jari ala Hinata.*

Sasuke : Mana ceritanya?

Tsuki : Iya- iya- iya. selamat membaca.

Happy reading!

Naruto punya Masashi Kishimoto. Bukan punyaku. Tapi kalo dikasih boleh juga. hahahahaha.*di amaterasu Itachi*

Pairing : SasuFemnaru

Warning : TYPO, OOC, pokoknya kesalahan ada dipenulis.

MISI : LOVE

KRRRRIIIINNNNGGGG….

Jam beker yang berada disamping seorang wanita berambut pirang panjang sepertinya tidak dapat membangunkan wanita itu dari mimpi indahnya. Tubuhnya hanya sedikit berguling kesamping karena mencari posisi yang nyaman untuknya.

1 jam kemudian

"Hoam." wanita itu akhirnya terbangun dan mengucek matanya yang sulit sekali dibuka.

DRET DRET DRET

Handphone wanita itu bergetar. Wanita itu segera mengangkat telfonnya.

"Sampai kapan kau mau tidur? Aku ada kuliah pagi hari ini dan juga dirimu. Jika kau tidak juga keluar. aku akan meninggalkanmu, NARUTO!" terdengar suara orang malas tapi sedikit membentak disebrang. Naruto mengucek kembali matanya dan melihat jam yang ada disampingnya.

"TIDAK…"

GUBRAK

Dan suara orang jatuh menjadi akhir dari telfon itu.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

"Hoam.." Naruto sudah berkali- kali menutup mulutnya karena menahan rasa kantuknya. Dan hal itu membuat pria yang ada disebelahnya sedikit kesal.

"Apa yang kau lakukan tadi malam? Sudah ku katakan jangan terlalu lama mengerjakan sesuatu hal yang tidak penting." pria itu memasukan tangannya ke saku celananya. Sepertinya sifat kantuknya sekarang menular kepada Naruto yang ada disebelahnya itu.

"Aku baru kali ini seperti ini, Shikamaru. Dan asal kau tahu, pekerjaanku sangat penting. Aku sedang mencoba menjadi seorang detektif. Tenang saja, kau akan menjadi anak buahku jika aku sudah menjadi sukses, jadi… tidak perlu difikirkan. Kau tahu? Kau itu terlalu memperbesar masalah. Aku saja tidak protes jika kau mengantuk dan tidur di atap." Naruto melirik Shikamaru yang sedang menguap.

"Bukan hanya kali ini, Naruto. kau sudah 3 hari ini melakukannya." Shikamaru menarik sedikit Naruto yang ingin bertabrakan dengan seorang pria.

"Perhatikan jalanmu." Shikamaru memperingatkan.

"Hu uh! Kau seperti orang tuaku saja. baik, baik, baik. Aku tahu aku yang salah." Naruto menggembungkan pipinya.

"Jika aku melihatmu begini lagi besok. Aku akan membawamu ke rumahku. Jika ada apa- apa denganmu. Bukan hanya Baa-san dan Jii-san yang akan marah kepadaku. Tetapi kedua orang tuaku juga. Dan itu sangat merepotkan." Shikamaru menaruh kedua tangannya dibelakang kepalanya. Naruto kembali melirik Shikamaru lalu terkikik.

"Iya, iya. aku mengerti. Sudah sana pergi. kelasmu bukan disini." Naruto mendorong punggung Shikamaru. Shikamaru tersenyum dan menghentikan gerakan itu.

"Baik. Aku pergi sekarang. Kau itu mengusirku seenaknya saja. Ini ada bento dari Kaa-san. Kaa-san tahu kau pasti akan telat bangun jadi dia membuatkanmu bento." Shikamaru mengeluarkan kotak makannya satu dan memberikannya kepada Naruto.

"Yang aku tahu. Makanan yang ada didalam kotak makanmu lebih banyak dari yang ada dikotak makanku. Kaa-san selalu pilih kasih." Shikamaru berbisik kepada Naruto. Naruto terkikik kembali. Shikamaru mengacak rambut Naruto sebentar. Lalu dia segera berjalan menuju kelasnya dengan malas.

Shikamaru adalah tetangga Naruto. sejak kecil mereka memang sudah berteman. Mereka layaknya seorang kakak dan adik. Shikamaru sangat menyayangi Naruto, begitu pula sebaliknya. Walaupun Kaa-san dan Tou-san Naruto sudah tidak ada atau mati. Naruto tetap tidak mau pergi dari rumahnya. Dia tidak mau pindah ke rumah Baa-san nya yang ada didesa. Baa-san nya yang mengerti hal itu akhirnya memperbolehkannya untuk tinggal di rumah. Dan tentunya dengan meminta bantuan kedua orang tua Shikamaru yang memang sudah menganggap Naruto sebagai anaknya.

Awalnya Tsunade dan Jiraya masih ingin menemani Naruto di rumahnya. Berhubung rumah sakit milik mereka berdua dekat. Tetapi sekarang mereka sudah pensiun dan mereka ingin menikmati masa tua mereka. Mereka pindah ke suatu daerah yang sangat terpencil dan asri. Mereka percayakan masalah rumah sakit kepada kaki tangan mereka. Karena mereka yakin kaki tangan mereka sangat setia kepada mereka.

Jiraya dan Tsunade baru saja keluar dari rumah Naruto, pada saat Naruto masuk universitas mereka baru pindah karena mereka yakin Naruto pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Naruto adalah seorang mahasiswa dijurusan arsitektur dan Shikamaru dijurusan kedokteran.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

Naruto menatap kedepan melihat orang yang berlalu lalang dia sedang memakan bekal makan siangnya yang diberikan oleh orang tua Shikamaru.

"Sudah kuduga bekalmu lebih banyak." seseorang datang dan duduk disamping Naruto.

"Kau selalu iri padaku, Shikamaru-Nii." Naruto tersenyum.

"Tunggu dulu! kau sakit?" Shikamaru memeriksa suhu tubuh Naruto dengan menempelkan dahi mereka berdua.

"Jauhkan kepalamu." Naruto mendorong kepala Shikamaru. Shikamaru tidak mengerti dengan keadaan Naruto. Jika dia memanggilnya seperti itu biasanya terjadi masalah dengan dirinya. Shikamaru menghela napas lalu membuka bekalnya juga.

"Mereka disana pasti bahagia melihat dirimu tumbuh dengan baik. Tenang saja, orang tuamu dan orang tuaku itu dekat, jadi kau tidak usah sungkan. Tapi… jika kau sungkan, kau bisa saja membayar uang bulanan kepadaku. Untuk segala yang keluargaku berikan."

TAK

Naruto memukul Shikamaru dengan buku yang ada disampingnya.

"Itu maumu. Akan kuadukan ke Ba-san kau meminta uang kepadaku." Naruto mengancam Shikamaru.

"Itu bukan salahku. Akukan hanya memberi solusi. Aku tidak akan menolak jika diberi uang." Shikamaru memasukan makanannya kedalam mulutnya. Naruto tertawa mendengar perkataan Shikamaru. Lalu Shikamaru menaruh bekalnya dan mengacak rambut Naruto sayang.

"Ini baru Naruto yang ku kenal. Owh ya, aku mendapatkan ini dikotak posmu tadi pagi." Shikamaru mengeluarkan sebuah amplop.

"Apa itu?" Naruto memandang Shikmau heran. Shikamaru mengangkat bahunya menjawab pertanyaan Naruto. Naruto menaruh bekalnya dan mengambil amplop itu. Dan dengan segera dibukanya amplop itu.

"Pesta?" Naruto memandang aneh surat undangan yang ada ditangannya.

"Aku tidak akan datang!" Naruto langsung membuang undangan itu.

Shikamaru mengambil undangannya dan membacanya sambil menikmati makan siangnya. Naruto sesekali melirik Shikamaru. Tapi Shikamaru terlalu serius membaca undangan itu.

"Kau harus datang, Naruto." Shikamaru mengembalikan undangannya kepada Naruto.

"Aku tidak mau! Aku tidak suka keramaian. Kau tahukan, aku sedikit fobia dengan keramaian." Naruto memasukan kembali makanannya kedalam mulutnya.

"Kau harus datang. Mereka itu teman baik Baa-san dan Jii-san. Tentunya kau tidak ingin mengecewakan mereka." Shikamaru memaksa Naruto untuk mengambil undangan itu.

"Aku tetap tidak mau datang!" Naruto bersikeras untuk tidak datang. Shikamaru menghela napas.

"Tenang saja. Aku juga ikut, karena aku juga mendapatkan undangannya, mereka teman baik orang tuaku juga." Shikamaru menatap Naruto berharap Naruto akan berubah pikiran.

"Tidak-"

DRET DRET DRET

Hp Naruto bergetar dengan segera Naruto mengangkatnya. Tapi sebelum itu dia mengangkat tangannya memberi isyarat Shikamaru untuk diam.

"Hallo?" Naruto membuka pembicaraan.

"NARUTO! APAPUN YANG TERJADI KAU HARUS DATANG! ATAU KAU TIDAK AKU AKUI SEBAGAI CUCUKU." seseorang berteriak. Naruto mengenal baik suara itu.

"Baa-san, kau tahu aku-"

"TIDAK ADA ALASAN. TIDAK ADA ALASAN APAPUN. BAJU SUDAH KAMI KIRIM." sekarang yang Naruto tahu bahwa itu adalah suara Jii-sannya.

"DENGARKAN AKU DULU-"

PET

Dan akhirnya Naruto tidak bisa membela dirinya sendiri. Naruto menatap Shikamaru lalu memakan bentonya dengan sangat lahap.

"Aku tahu kau pasti datang." Shikamaru tersenyum kepada Naruto. Dan hal itu membuat siapapun yang lewat langsung blushing.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

"Apa- apaan menyuruh seenaknya, dengan ancaman tidak diakui sebagai keluarga. Mereka itu sungguh sangat menyebalkan. MENYEBALKAN…" Naruto berteriak. Tapi setelah itu dia segera menelfon seseorang.

"Hallo." terdengar suara dari sebrang.

"Itachi-Nii…. Aku sudah menyelesaikan tugasku. Aku tahu siapa pembunuhnya." Naruto berkata dengan sangat senang.

"Sssstttt… kau tidak boleh berisik, Naruto. Berhubung aku dan Deidara sedang ada Misi hari ini dan besok. Aku tunggu kau di rumahku 2 hari lagi. Aku pernah memberikan alamatku padamu, bukan?" Itachi terdengar seperti orang berbisik.

"Baiklah." bisik Naruto pelan.

'Ahh… hari yang menyenangkan. Kecuali tentang undangan itu.' Naruto melihat keatas lalu segera menuju rumah. Berhubung sekarang sudah jam 5 sore.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

"Kau benar akan datangkan? Cucuku yang manis." terdengar suara dari handphone Naruto.

"Iya, iya." Naruto berkata dengan sangat tidak sopan.

"Kau memang cucuku." terdengar lagi suara dari sebrang.

"Sudahlah. Aku pasti datang. Sekarang aku mau ke rumah Shikamaru. Aku ingin makan malam." Naruto mencoba mengakhiri pembicaraannya dengan Baa-sannya itu.

"Seperti biasa mencari keuntungan untuk makan gratis." Tsunade terkikik disebrang. Naruto menghela napas.

"Baa-san tutup telfonnya atau aku tidak akan datang."

PET

Dan sambungan terputus. Itu memang sangat tidak sopan tetapi Naruto sudah biasa melakukan hal itu. Naruto keluar dari rumahnya dan segera berlari ke rumah Shikamaru.

TOk TOK TOK

Naruto mengetuk pintu.

CKLEK

Seorang berambut nanas membuka pintu rumahnya.

"Sudah kuduga pasti itu kau, Naruto." Shikamaru mempersilahkan Naruto untuk masuk.

"Siapa itu, Shikamaru?" tanya seorang wanita dari dalam.

"Orang yang ingin mendapatkan makan gratis, Kaa-san." Shikamaru berteriak. Kaa-sannya yang mendengar hal itu langsung terkikik.

"Suruh Naruto masuk dan segera ke meja makan." teriak Kaa-san Shikamaru lagi.

Shikamaru melirik Naruto dan mereka langsung berjalan menuju meja makan.

"Ah… apa kabar, Naruto?" tanya seorang pria berambut nanas juga.

"Baik, Ji-san." Naruto membungkuk hormat.

"Ayo duduk, Naruto. Meja makan pasti akan terasa sepi jika kau tidak disini." Seorang wanita berambut hitam panjang datang sambil membawa sup ditangannya.

"Xixixixi. Kau dengar itu Shikamaru, Ba-san saja menanti kehadiranku." Naruto tersentum lebar kepada Shiakmaru.

"Hn." Shikmaru menjawab singkat.

Dan tidak berapa lama mereka akhirnya makan.

"Ittadakimasu…" Naruto menangkupkan tangannya lalu mencoba sup yang ada dimangkuknya.

"Oishii! Sup Ba-san memang yang terbaik." Naruto tersenyum kepada Kaa-san Shikamaru.

"Dasar! Cari muka." Shikamaru menyuapkan nasi kedalam mulutnya. Naruto menatap Shikamaru dan menjulurkan lidahnya. Dan hal itu membuat Kaa-san dan Tou-san Shikamaru tertawa.

"Hahahahha. Kau ini sudah seperti kakaknya saja, Shikamaru." Tou-san Shikamaru melirik Shikamaru yang sedang memakan makanannya dengan tenang.

"Ji-san, Shikmaru itu seperti raja jika sudah makan di meja makan." Naruto berbisik kepada Ji-sannya itu. Dan hal itu lagi- lagi membuat semuanya tertawa minus Shikamaru tentunya.

Naruto memang membawa keceriaan. Walaupun Naruto bukan anak mereka. Tetapi mereka sudah seperti layaknya keluarga. Naruto memang sejak kecil sudah sering makan bersama di rumah Shikamaru. Sebelum atau sesudah orang tuanya meninggal bahkan pada saat awal ada niatan untuk menjodohkan Naruto dengan Shikamaru. Tetapi, para Kaa-san tidak setuju karena mereka yakin, bahwa pernikahan harus dilandasi oleh cinta. Dan kasih sayang yang ada diantara Naruto dan Shikamaru adalah kasih sayang seorang adik dan kakak.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

"Shikamaru, sudah malam. Antar Naruto ke rumahnya." Tou-san Shikamaru berteriak dari ruang kerjanya.

"Ah… aku ingin menonton tv lebih lama." Naruto menolak untuk pulang.

"Dia akan pulang sendiri jika dia ingin. Aku tidak ingin mengantarnya, rumahnya itu tepat disebelah rumah kita." kata Shikamaru tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dibacanya.

"Tidak! Kau harus mengantarnya, sedekat apapun rumahnya dia tetap wanita." Tou-san Shikamaru tetap tidak ingin Naruto pulang sendiri.

"Kau tidak ada kuliah besok?" Kaa-san Shikmaru bertanya kepada Naruto yang sedang tertidur dipangkuannya. Naruto sedang menikmati acara di tv.

"Tidak, Ba-san." Naruto berkata tanpa melihat Ba-sannya itu.

"Kau tidur disini saja. Aku khawatir denganmu. Kau selalu bangun telat bukan?" Kaa-san Shikamaru membelai rambut Naruto.

"TIDAK!" Naruto bangun dari pangkuan Kaa-san Shikamaru.

"Ada apa, Naruto?" Kaa-san Shikamaru terlihat sangat khawatir.

"Maaf, Ba-san. Aku harus pulang sekar-. Tidak jadi." Naruto kembali tidur dipangkuan Kaa-san Shikamaru.

"Sebenarnya ada apa?" Kaa-san Shikamaru sedikit heran dengan Naruto.

"Jangan pedulikan dia, Kaa-san. Dia itu memang seorang wanita yang sangat aneh." Shikamaru kembali berkomentar. Naruto menatap Shikamaru sebal lalu kemudian dia menyeringai.

"Kaa-san, aku ingin mengatakan sesuatu." Naruto kembali bangun dan berbisik ketelinga Kaa-san Shikamaru. Dan hal itu membuat sedikit perhatian dari Shikamaru. Shikamaru melirik Naruto dan Kaa-sannya.

"Begitukah?" Kaa-san Shikamaru terlihat sedikit terkejut. Naruto mengangguk.

BUK

Shikamaru menutup bukunya lalu menghampiri mereka berdua.

"Apa yang dikatakannya, Kaa-san?" Shikamaru berjongkok di depan Kaa-sannya.

"Itu rahasia." Naruto menatap Shikamaru.

"Hey.. tidak ada-"

"Ah… aku mengantuk. Kaa-san, aku tidur disini." Naruto memotong perkataan Shikamaru.

"Kamarmu selalu siap, Naruto." Kaa-san Shikamaru tersenyum.

"Oyasumi, Minaa-san…" Naruto berteriak dan langsung segera masuk kedalam kamarnya. Kamar yang selalu akan jadi miliknya, karena dia sudah dianggap keluarga oleh keluarga Nara.

"Kaa-san, apa yang dikatakannya?" Shikamaru berkata dengan penasaran.

"Sudahlah, sudah sana tidur." Kaa-san Shikamaru mengusap kepala Shikamaru dan tersenyum. Shikamaru melihat senyum ibunya dan dia ikut tersenyum.

"Baiklah, aku akan mencari tahunya nanti. Oyasumi Kaa-san." Shikamaru bangkit lalu segera menuju kamarnya yang ada dilantai atas.

"Oyasumi Naruto, Shikamaru." Kaa-san Shikmaru segera mematikan tvnya dan masuk kedalam kamar juga.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

Naruto melihat kembali gaun yang ada didepannya. Gaun berwarna putih panjang, gaun itu juga datang bersamaan dengan sepatu hak berwarna putih.

"Tidak ada yang mau berangkat." Naruto mengabaikan gaun itu dan mengalihkan pandangannya ke kertas yang tadi sedang dibacanya.

"Aku yakin pembunuh itu adalah dirinya. Aku harap jawabanku benar. Aku ingin sekali seperti Itachi- Nii. Menjadi seorang detektif terkenal. Deidara- Nee sangat beruntung memiliki Itachi- Nii." Naruto bergumam sendiri.

Naruto terus saja mengutak- ngutik kasus yang ada dikertas yang ada ditangannya itu. Dia benar- benar ingin sekali menjadi seorang detektif. Walaupun jurusannya tidak ada hubungannya dengan detektif. Tapi kecintaannya dengan detektif jauh lebih tinggi. Itachi dan Naruto diperkenalkan oleh Baa-san dan Jii-sannya. Itu terjadi sekitar 1 bulan yang lalu. Tidak terlalu lama, tetapi itu benar- benar sangat bermakna.

Kasus yang ada ditangan Naruto adalah kasus ketiganya. Dia benar- benar menikmati semuanya. Dan ternyata 2 kasus sebelumnya membuat Itachi dan Deidara puas dengan kerja Naruto. Dan Naruto tidak ingin mengecewakan mereka. Dia hanya membutuhkan waktu paling lama 5 hari untuk mengerjakan kasusnya. Tapi entah mengapa untuk kasus yang ditanganinya sekarang dia hanya butuh waktu 2 hari, tetapi Itachi tidak mempunyai waktu sekarang sehingga penyerahan hasil ditunda. Dan hal itu membuat Naruto mengulang kembali analisisnya.

Itu adalah keuntungan untuknya untuk mendapatkan waktu lebih lama. Naruto mengangguk lalu memasukan kertas itu kedalam tasnya. Tas yang memiliki sebuah tempat rahasia. Dia sengaja membuat itu setelah melihat tas yang dimiliki oleh Deidara.

"Ah… aku ingin memiliki tas itu." Naruto menjatuhkan kepalanya ke meja.

DRET DRET DRET

"Hallo." Naruto berkata dengan sangat tidak bersemangat.

"Kaa-san akan datang ke rumahmu. Kita akan berangkat ke pesta bersama." tanpa menyebutkan namapun Naruto tahu siapa yang menelfonnya siapa lagi jika bukan Shikamaru.

TENG NONG

Suara bel rumah Naruto berbunyi.

"Ba-san sudah datang. Sekarang kau tutup saja telfonnya." Naruto bangkit dari duduknya.

PET

Sambungan terputus.

Naruto segera berlari kedepan dan membuka pintu rumahnya.

"Ba-san, baru saja Shikamaru menelfon." Naruto tersenyum lebar kearah Ba-sannya itu.

"Aku akan mendandanimu." Kaa-san Shikamaru tersenyum dan mendorong Naruto masuk kedalam kamarnya.

"Ba-san aku tidak berniat untuk datang." Naruto mencoba untuk menghentikan Ba-sannya.

"Tidak ada alasan. Kau harus datang. Bukankah kau bilang kau ingin mempertemukanku dengan wanita itu." Kaa-san Shikamaru berkedip kearah Naruto.

"Ah… tentu saja." Naruto tersenyum dan setelah itu dia tidak mencoba untuk mengagalkan diri untuk pergi ke pesta.

Yang dibisiki oleh Naruto pada saat malam hari itu adalah bahwa Naruto memberitahu Kaa-san Shikamaru bahwa Shikmaru sekarang sedang dekat dengan seorang wnaita yang bekerja di rumah sakit neneknya. Dan sepertinya Shikamaru dengan wanita itu seperti sangat dekat. Dan Naruto ingin memperkenalkan wanita itu. wanita itu 2 tahun lebih tua dari Shikamaru.

Dan yang paling Naruto tahu benih- benih cinta sudah mulai tumbuh dihati mereka. Shikamaru memang sering menyangkalnya tetapi sebenarnya mereka sudah pernah pergi berdua beberapa kali. Dan Naruto mengetahu itu. Shikamaru memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari Naruto. Begitu pula dengan sebaliknya.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

Naruto memandang dirinya dicermin dia memakai gaun berwarna putih dan sepatu hak berwarna putih juga. anting panjang yang sengaja dibawa oleh Kaa-san Shikamarupun ternyata cocok untuk dipasangkan dengan bajunya. Riasannyapun tipis dan rambutnya tidak perlu digaya. Kaa-san Shikamau hanya perlu menambahkan bando putih milik Naruto.

"Ah.. aku kira aku harus memberikannya sekarang. Tutup matamu, Naruto." Kaa-san Shikamaru menyuruh Naruto untuk menutup matanya.

Kaa-san Shikamaru membuka sebuah kotak yang ada ditasnya. Disana dia menemukan sebuah gelang dan sebuah kalung. Dengan segera dipasangkannya kalung dan gelang itu.

"Bukalah." Kaa-san Shikamaru menyuruh Naruto untuk membuka matanya.

Naruto melihat kedepan tepatnya kearah cermin dan dia menemukan dirinya sudah menggunakan kalung Kristal dan gelang berbentuk nada.

"Itu adalah barang orang tuamu, Naruto. Sehari sebelum kematian mereka. Mereka memesan kalung dan gelang itu. Sebenarnya itu akan diberikan pada saat ulang tahunmu. Tapi… entah mengapa Kaa-sanmu memberitahu bahwa jangan memberikannya. Tetapi aku disuruh memberinya pada saat yang tepat. Pada saat itu tidak ada firasat apapun bahwa kedua orang tuamu akan pergi meninggalkan kita." Kaa-san Shikamaru mencoba untuk tidak menangis.

HUG!

Naruto memeluk Kaa-san Shikamaru.

"Arigatou." Naruto memeluk Kaa-san Shikamaru dengan sangat erat.

"Jangan menangis, nanti make up mu rusak." Kaa-san Shikamaru mencoba untuk membuat Naruto tertawa dan hal itu ternyata berhasil.

"Hahahahha… Ayolah! Sepertinya para pria akan sangat marah jika kita tidak segera keluar." Kaa-san Shikamaru menatap lembut Naruto. Naruto tersenyum kepada Kaa-san Shikamaru dan tersenyum.

Naruto dan Kaa-sang Shikamaru keluar dari rumah Naruto. Naruto segera mengunci rumahnya dan berjalan menuju rumah Shikamaru.

"Kau lama sekali." Shikamaru menggaruk bagian belakangnya dan melihat Naruto.

"Penampilan yang tidak buruk." Shikamaru menilai penampilan Naruto.

"Kau juga." Naruto memandang Shikamaru.

"Sudah- sudah ayo masuk mobil." Tou-san Shikamaru menyuruh mereka berdua untuk segera masuk.

Setelah mereka masuk Tou-san Shikamaru segera menjalan mobilnya menuju pesta.

Setelah berapa lama dijalan akhirnya mereka sampai juga ditempat pesta. Mereka masuk bersamaan, membuat semua orang salah paham. Naruto banyak sekali mendapatkan ucapan selamat begitu pula dengan Shikamaru.

"Mereka salah paham, Shikamaru." Naruto menarik jas Shikamaru pelan.

"Biarkan saja." Shikamaru merasa cuek akan semuanya. Dan hal itu membuat Naruto sedikit kesal akan hal itu.

"Aku ambil minum dulu." Naruto memisahkan diri dengan Shikamaru. Kaa-san dan Tou-san Shikamaru sudah berpisah dengan mereka sejak mereka masuk. Dan tentunya Shikamaru juga ingin berpish dengan Naruto dan mengobrol dengan beberapa temannya yang sudah bekerja di rumah sakit ataupun teman kampusnya yang ternyata datang juga ke pesta itu.

Naruto memandang kesegala arah, jika dia tidak dipaksa oleh keluarganya atau kita sebut kakek neneknya dia tidak akan seperti ini. pesta adalah hal yang paling dia benci dan hindari olehnya. Terlalu banyak orang dipesta. Naruto selalu mengingat pemakaman kedua orang tuanya jika melihat banyak orang.

Naruto mengambil minuman dan kembali menatap seluruh orang . 'Aku benar- benar tidak suka dengan keramaian.' Naruto memegang kepalanya sebentar. Dia benar- benar memutar balik kejadian pada saat orang tuanya meninggal. Dan sekarang matanya bertumpu pada seorang pemuda yang menatapnya. Pemuda tampan yang memakai jas hitam, celana hitam, kemeja putih dan dasi berwana hitam. Pemuda itu benar-benar sangat cool. Naruto melihat pemuda itu menghampirinya.

"Apa kau sendiri, Nona?" pemuda itu mencim punggung tangan Naruto.

Dahi Naruto berkedut. 'Sungguh tidak sopan pemuda ini.' batin Naruto.

"Jauhkan tanganmu dariku, atau aku akan memukulmu." Naruto berkata dengan nada yang sedikit horor. Naruto tidak suka dengan perbuatan yang dilakukan pria ini kepadanya. Pria itu menatap Naruto dengan pandangan aneh, tidak biasanya cewek berkata seperti itu kepadanya. Biasanya seorang cewek akan langsung jatuh kedalam pelukannya jika diperlakukan seperti putri.

"Maafkan aku, Nona. Saya Uchiha Sasuke." Sasuke sedikit membungkukan badannya.

"Namikaze Naruto." Naruto membungkukan sedikit badannya juga. Tapi sebenarnya dia ingin segera meninggalkan pria itu.

Sasuke mengambil minum dan berdiri disamping Naruto. Sasuke tidak ingin cowok lain mendekati Naruto, hanya dirinya yang boleh disampingnya. Dia tetap disamping Naruto seolah-olah dia memberi tanda bahwa Naruto adalah miliknya, dan itu semua membuat semua cowok yang ingin mendekati Naruto langsung menggagalkan niatnya. Lagu mulai diputar, satu-persatu pasangan mulai turun. Sasuke melirik Naruto yang sepertinya tidak berminat dengan acara dansa. Tapi Sasuke ingin sekali berdansa dengan Naruto.

"Ayo turun berdansa." Sasuke menatap Naruto.

"Aku tidak bisa berdansa." jawab Naruto. dia mencoba menghindar.

"Aku akan ajarkan. Ayolah…" bujuk Sasuke kepada Naruto.

"Aku tidak mau!" Naruto menatap orang yang berdansa dengan malas.

"Tapi aku mau." Sasuke tersenyum lalu menarik tangan Naruto. Sasuke meletakan tangan Naruto dibahunya sedangkan tangan Sasuke dipinggul Naruto.

"Dasar pervert." Kata Naruto dengan wajah yang memerah.

"Beginilah berdansa." Sasuke tersenyum kepada Naruto. Dan dansapun dimulai, dansa yang sangat menyenangkan dan menghanyutkan bahkan walaupun Naruto sering menginjak kaki Sasuke. Injakan itu tidak terasa apa-apa bagi Sasuke. Dan tanpa mereka sadari seorang peri cinta datang dan memanahkan panah asmara kepada mereka.

"Bisakah kita bergantian." tiba- tiba seorang pria menepuk punggung Sasuke. Sasuke menghentikan dansanya dan memandang pria itu dengan pandangan meremehkan. Mungkin itu pandangan yang biasa dikeluarkannya kepada semua orang. Pria itu menunggu Sasuke untuk menyerahkan Naruto tetapi Sasuke masih tidak mau menyerahkan Naruto kepada pria yang memiliki nama panggilan Shikamaru.

Naruto memandang Sasuke tidak percaya. Dan setelah itu Naruto memandang Shikamaru dan Sasuke secara bergantian. Naruto benar- benar ingin tertawa keras. Dirinya diperebutkan oleh dua pria tampan. Tapi berhubung Shikamaru sudah dianggap sebagai Nii-channya dan dia tidak ingin ada seorangpun yang menganggap remeh Nii-chan nya itu. Naruto melepaskan genggaman Sasuke.

"Maaf, Sasuke. Bisakah kau bergantian. Aku juga ingin berdansa dengan pria ini. Dia teman masa kacilku dan dia juga adalah-"

Kalimat Naruto terpotong karena Sasuke lebih memilih untuk pergi daripada mendengarkan penjelasannya.

"Ada apa dengan pria itu?" Shikamaru menatap Naruto heran. Naruto mengangkat bahunya.

"Sudahlah. Ayo kita berdansa." Naruto mengajak Shikamaru berdansa. Sebenarnya ada sedikit rasa sakit dihatinya mengetahui bahwa Sasuke tidak mau mendengarkannya. Dia hanya ingin menjelaskan bahwa Shikamaru ini sudah dianggapnya sebagai Nii-channya sendiri. Dia berharap bisa lebih dekat dengan Sasuke tetapi pikirannya salah. Dan Naruto tidak mau memikirkannya lagi.

"Ku pikir pria tadi tertarik padamu." Shikamaru berbisik kepada Naruto. Dan Naruto yang mendengar itu langsung blushing dan memukul pelan dada Shikamaru dengan kepalanya.

Diwaktu yang sama dengan tempat yang tidak terlalu jauh

"Apa- apaan itu. Mereka sangat akrab. Apa dia adalah kekasihnya. Heh! Teman masa kecil." Sasuke mengambil minuman dari seorang pelayan yang lewat. Dia merasa tidak percaya dengan penglihatannya.

Sasuke meminum minuman yang tadi diambilnya dan melihat kembali Naruto dan Shikamaru.

"Uhuk, uhuk, uhuk." Sasuke tersedak karena melihat Naruto begitu pandai berdansa dan dia tengah tertawa bebas dengan pria yang merebutnya tadi dari tangan Sasuke. Sasuke menaruh gelas yang ada ditangannya pada nampan yang sedang dibawa oleh seorang pelayan.

" AH…" Sasuke memukul tembok yang ada disebelahnya. Dia tidak peduli jika ada yang melihatnya, dia hanya sedang kesal sekarang.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

DRET DRET DRET

"Hallo?" Naruto mengangkat handphonenya.

"Hey Naruto." terdengar suara Shikamaru disebrang.

"Ohayou, Shikamaru! Ada apa pagi- pagi menggangguku." Naruto menggaruk kepalanya dengan malas. Dan jawabannya itu membuat siku- siku bermunculan didahi Shikmaru yang ada disebrang.

"DASAR TUKANG TIDUR….. BANGUN….." Shikamaru berteriak sangat keras dan itu membuat Naruto harus menjauhkan handphonenya dari kupingnya.

"Tidak perlu membentakku!" Naruto merasa kesal dengan Shikamaru.

"Lihat jam berapa sekarang! jam 11 kau bilang masih pagi?" Shikmaru memijat kepalanya sebentar.

"APA!" sekarang Naruto yang berteriak sangat keras.

"Sudah- sudah sekarang kau bangun dan segera bersiap. Aku tahu kau ada kuliah sekarang, jam 1 bukan? Cepat bangun! Sarapan ada dimeja, tadi pagi aku mengantarkannya." Shikamaru memberitahu Naruto.

"Mengapa tidak sekalian membangunkanku?" Naruto menggembungkan pipinya. Walaupun dia tahu Shikamaru pasti tidak bisa melihatnya.

"Kau terlihat sangat tertidur lelap, aku tidak enak membangunkanmu." Shikamaru melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Kau ini! Biasanya jika masalah membangunkanku kau senang sekali karena kau pasti menjahiliku." Naruto keluar dari selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Sudahlah! Sana mandi! Aku ada kelas sekarang."

PET

Dan sambungan terputus.

Naruto menaruh hpnya di meja dekat kamar mandi dan dia masuk kedalam kamar mandi.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

Naruto melihat kedepan. Dia tidak mendengarkan dosennya berbicara yang dilakukannya hanya mencorat- coret bukunya. Dia mengingat apa yang terjadi tadi malam.

"Kau sudah menyelesaikan tugasmu, Naruto?" seorang wanita berpenampilan seperti orang cina bertanya kepada Naruto.

"Sudah sejak dulu, Tenten. Kau ingin melihatnya?" Naruto mengeluarkan kertas yang ada ditas gambarnya. Dan memperlihatkan gambarnya ke Tenten.

"WOW! Kau sangat berbakat." Tenten memuji hasil karya Naruto. Naruto hanya memandang malas gambarnya.

"Kau boleh meminjam gambarku, jika kau mau. Mungkin saja kau bisa mendapatkan inspirasi. Aku ingin pergi sekarang." Naruto melihat handphonenya dan benar saja ada satu sms dari Itachi yang masuk.

"Kau harus mengumpulkan gambar jika kau mau pergi." Tenten menatap Naruto. Dia berharap Naruto tidak pergi sehingga dia bisa meminjam gambarnya.

"Bawa saja yang itu. aku akan mengumpulkan yang lain. Aku pergi dulu, karena sekarang kesempatanku dosen sudah selesai menjelaskan jadi aku pasti diperbolehkan untuk pergi." Naruto menunjukan gambarnya yang lain sebelum pergi sambil tersenyum. Tenten memeluk Naruto sebentar sebelum Naruto benar- benar pergi.

Setelah keluar dari kelas, Naruto berjalan menuju mobilnya. Ya, dia sudah memiliki mobil. Mobil itu dibelikan oleh Baa-san dan Jii-sannya. Dia akan menemui Itachi dan Deidara sekarang.

~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~

TOK TOK TOK

Naruto mengetuk pintu rumah yang besar. Dia yakin rumah ini benar- benar rumah Itachi. Menurut alamat yang ada diingatannya. Memang itu rumahnya.

CKLEK!

Pintu terbuka dan memunculkan seorang pria berambut biru donker dan berbentuk pantat ayam.

"Sasuke?" Naruto menatap heran pria itu.

"Apa aku mengenalmu?" pria itu menatap Naruto.

"Ah…." Naruto baru menyadari bahwa dirinya sedang menyamar sekarang. Naruto menggunakan wig berwarna hitam. Dia juga menggunakan topi dan kaca mata. Naruto terkikik sebentar, merasa bangga bahwa dirinya berhasil menyamar dengan baik.

"Sudahlah. Kau pasti salah satu fansku kan." Sasuke merasa sangat malas dan berniat untuk menutup pintu.

DUAK!

Naruto menginjak kaki Sasuke.

"Hey! Dasar DOBE…. Menginjak kakiku sembarangan. Kau kira kau itu siapa?" Sasuke memandang Naruto kesal.

"Kau salah sangka. Aku kesini bukan untuk menemuimu, tetapi untuk menemui Itachi-Nii, TE-ME." Naruto menekankan kata terakhirnya karena merasa menang dengan perlakuannya tentang mengijak kaki Sasuke.

"Naruto? kaukah itu?" terdengar suara dari balik punggung Sasuke.

"Minggir!" Naruto memingirkan badan Sasuke dan langsung memeluk wanita yang tertutupi oleh Sasuke tadi.

"Ah… Dei-Nee." Naruto melepaskan pelukannya.

"Kau mengenaliku? Padahal aku sudah menyamar." Naruto menggembungkan pipinya dan hal itu terlihat oleh Sasuke.

'Lucu.' pikir Sasuke. Tapi segera dihilangkannya pikiran itu. Berhubung wanita itu telah menginjak kakinya tadi. 'Tunggu dulu! Dei-Nee bilang apa tadi? Naruto? jangan- jangan.' Sasuke langsung menatap Naruto.

"Sepertinya adik iparku ini tertarik padamu." Deidara tersenyum lalu menarik Sasuke untuk segera berada didekatnya.

"Aku sudah berkenalan denganya." Naruto tersenyum kepada Deidara. Dan sebelum Sasuke angkat bicara Naruto melepaskan wignya.

"Bertemu denganku lagi, Sasuke. Atau sebutan baru untukmu. TE-ME." Naruto mencopot ikatan rambutnya. Sasuke terkejut melihat Naruto ada didepannya wanita yang ditemuinya kemarin malam dipesta.

"Na-na- DOBE!" Sasuke berteriak.

"Na-ru-to. Bukan Na-Dobe." Naruto memperbaiki.

"Apapun. Sedang apa kau disini?" muka Sasuke berubah cerah.

"Seperti kataku tadi. Aku ada urusan dengan Itachi-Nii. Bye- bye. " Naruto menggandeng Deidara dan meninggalkan Sasuke.

"Menarik!" Sasuke mengelus dagunya dan segera menutup pintunya. Dan dia mengikuti Naruto dan Deidara.

Naruto, Deidara dan Itachi melihat kearah Sasuke, setelah Sasuke iku masuk kedalam ruang kerja Itachi. Dia langsung duduk di tempat yang dia suka.

"Ada apa?" tanya Sasuke dengan wajah datarnya, setelah menyadari bahwa semua orang yang ada disana menatapnya.

"SEDANG APA KAU DISINI!" Naruto berteriak dengan sangat keras.

"Aku hanya duduk." Sasuke menjawab tanpa rasa bersalah.

"TAPI KAU MENGAGANGGU! SANA PERGI…." Naruto mengusir Sasuke dari ruang kerja Itachi. Itachi dan Deidara yang melihat hal itu hanya sweatdrop sesaat lalu terkikik dan Sasuke akhirnya mengalah dan pergi dari ruangan itu.

"Untuk menjaga keamanan aku kunci pintunya." Naruto memandang Itachi lalu segera mengunci pintu.

"Apa aku harus berbicara sekarang?" Naruto menatap Deidara dan Itachi.

"Sepertinya tidak." Deidara menatap Itachi dan Itachi mengangguk.

Itachi mengambil salah satu remot dan menekan salah satu tombol diremot itu. Dan tiba- tiba munculah sebuah tangga rahasia yang mengarah kebawah tanah.

"Bagaimana-" Naruto menghentikan pertanyaannya setelah melihat Deidara menyuruhnya untuk diam dan menyuruhnya untuk cepat mengikuti Itachi. Naruto yang diberitahu segera mengikuti Itachi dan Deidara menekan salah satu tombol. Setelah itu terdengarlah sebuah percakapan. Sepertinya pembicaraan itu direkam oleh Itachi pada saat dirinya dan Deidara menelfon Naruto.

Mengapa Deidara melakukan itu? itu karena Sasuke sedang menguping didepan pintu ruang kerja Itachi. Setelah melihat pekerjaannya benar. Deidara mengikuti Itachi dan Naruto yang sudah jauh didepan.

To be continued

Sekali lagi Tsuki minta maaf dan minta doanya ya. Hehehehe. *Dideathglare Naruto dan Sasuke.* ok, Tsuki akan usahakan untuk update dibawah waktu satu minggu atau paling lambat satu minggu. Ok, ok, ok. sekali lagi Tsuki minta maaf kepada semua yang sudah terlalu lama menunggu cerita ini. Dan kata- kata terakhir Tsuki. Tsuki tunggu reviewnya. ~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~