The Time Travel

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Warning: Rated T. Tragedy/Hurt/Comfort. Sequel from I Failed You. Semi Canon. Alternate Reality.

Pairing: Naruto dan Sakura.

Based on the song "In Heaven by JYJ"


Hampir setahun hilang dari FFN, akhirnya memutuskan kembali lagi :D. Gomenasai sebelumnya *bungkuk2*.

Ini fic perdana untuk mengawali lembaran baru. Untuk fanfic I Failed You bisa dilihat di blog saya yang ada di profile. Fic-fic lama saya juga ada di sana. Untuk oneshot nggak akan saya publish balik di sini. Tapi untuk multiple-shot yang belum selesai, akan saya publish lagi.

Oke, selamat membaca

Summary: Haruno Sakura yang meregang nyawa, mendapat tawaran dari Kyuubi kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahannya yang telah membiarkan Naruto mati karena luka yang dideritanya. Kyuubi merasa punya hutang budi pada Naruto yang telah menjadi host-nya selama hampir 20 tahun. Ia pun membawa Sakura ke zaman Perang Dunia Shinobi Keempat. Mencari tahu penyebab Naruto memiliki luka dalam yang serius yang sampai membuatnya mati.

.

.

Chapter 1

Kembali Ke Masa Lalu

.

.

Haruno Sakura…

Berdiri di sebuah tanah lapang. Sendiri ia tak peduli. Hanya semilir angin sejuk menemani dirinya yang sepi.

Berdiri di depan sebuah pusara megah. Yang bersemayam pahlawan istimewa di dalamnya. Pahlawan yang tidak tergantikan. Hari ini sudah hampir dua tahun lamanya dia pergi keharibaan Tuhan. Namanya…

"Naruto… Apa kabar? Sudah dua tahun lamanya, tapi rasanya hari kepergianmu itu baru kemarin."

Uzumaki Naruto…siapa yang tidak kenal shinobi yang satu itu?

"Dan sampai sekarang aku masih hidup dalam masa lalu. Jangan menertawakan aku; aku tahu kau bahagia di sana…" Seulas senyum tersungging dari bibirnya yang tak semerah dulu. Membiru bak diterjang badai bersalju.

Naruto pasti sudah berbahagia di sana. Bahagia karena beban itu telah hilang dari pundaknya. Penderitaan itu telah sirna, dan perasaan itu juga telah tersampaikan…

"Akhirnya aku tahu bagaimana sakitnya. Benar-benar sangat sakit, meski berapa kali aku berusaha menstabilkan tubuhku dengan mengkonsumsi berbagai ramuan. Kau mengembannya selama hampir dua puluh tahun, sedangkan aku yang belum dua tahun saja sudah kewalahan. Aku memang payah," ucap Sakura sembari tersenyum getir.

Sakit itu… Beban itu… Dan kutukan itu… Akhirnya bisa dikecap olehnya juga.

Raga yang semakin layu, dan jiwa yang ingin segera bebas ke nirwana merasakan damai. Namun ia menahan kesemuanya itu dengan sekuat tenaga untuk hari ini. Hari yang sangat ia tunggu kedatangannya sejak lama. Yang hanya terjadi setahun sekali.

"Dan kau juga pasti mengetahuinya; hari ini usiamu genap 22 tahun…"

Karena hari ini adalah hari yang spesial. Alasan itu yang membuat Sakura ingin merayakannya sendiri. Meski di tanah lapang sunyi lagi menyeramkan. Ditemani angin yang semakin lama semakin menyengat kulit jangat. Hari ini tepat setahun sepuluh bulan orang yang dicintainya itu pergi keharibaan Tuhan.

Dan Sakura berdiri di depan pusara mewah yang terpahat simbol Negara Hi di atasnya. Yang paling besar, dan memiliki tempat sendiri di area makam pahlawan Konoha. Karena dia memang pahlawan yang sangat dicintai oleh desanya.

"Selamat ulang tahun, Baka." Masih dengan senyuman yang sama. Namun sekarang ditambah dengan airmata yang mengalir pada pipinya yang pucat.

Sakura pun meletakkan sejumlah bunga krisan di atas pusara Naruto. "Aku ingin segera berjumpa…"

Gelap menerjang. Lemah tubuhnya mencapai titik puncak. Tak lama Sakura pun roboh ke tanah.

Dan bunga itu pun semakin layu…

Time skip esok harinya di rumah sakit Konoha.

Tuut… Tuut... Tuut…

"Tsunade-sama! Coba Anda perhatikan ke sini."

"Ada apa, Shizune? Kepanikanmu membuatku jadi tak nyaman hati."

"Ma-Maafkan saya, Tsunade-sama. Tapi coba Anda lihat. Detak jantung Sakura perlahan-lahan mulai melemah."

"A-Apa? Padahal kemarin stabil."

"Apa yang harus kita lakukan, Tsunade-sama? Kita keluarkan saja Kyuubi dari tubuhnya?"

"Itu sama saja, Shizune. Sakura akan mati jika Kyuubi dikeluarkan dari tubuhnya sekarang. Bagaimanapun dia bukan keturunan langsung klan Uzumaki."

"Jadi, kita tak punya pilihan lain?"

Senju Tsunade, Hokage Kelima Konohagakure. Kemarin ia memenangkan lotre yang ia ikuti. Dan ia sudah tahu apa yang akan terjadi, tapi ia tetap takut menghadapinya. Berkali-kali ditinggalkan orang terdekat memang menyakitkan bukan? Mereka semua…mati di umur yang begitu belia.

Kemudian ia perhatikan gadis itu, salah satu muridnya yang paling hebat. Penerus perjuangannya. Terbaring lemah di atas kasur, dengan berbagai macam alat bantu untuk mempertahankan hidupnya. Dengan sekujur tubuh yang memerah terkelupas seperti terbakar api.

Tsunade tahu apa yang akan terjadi, namun ia berusaha keras untuk mengulur takdir waktu yang ia mengerti telah ditetapkan. Apakah ia harus rela?

"Sakura… Kau bisa mendengarkan aku? Jika Naruto masih hidup, ia pasti sangat terpukul melihat keadaanmu seperti ini. Mengapa kau begitu nekat?" bisiknya. "Jangan-jangan kau…ingin bertemu sesegera mungkin dengannya?"

Sebuah tawaran…

Dalam kekosongan itu, Sakura terdampar di tempat lain. Tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena selama ini ia tak sudi bertemu dengan makhluk yang kini sedang bersemayam di perutnya.

"Jadi kau Haruno Sakura teman se-tim Uzumaki Naruto yang dulu menjadi host-ku? Baru sekarang kau menemuiku…"

"Kau sendiri yang memanggilku. Ada apa?" tanya Sakura dengan nada ketus. Ia berdiri di depan penjara yang di dalamnya tersegel si siluman paling angkuh sedunia, Kyuubi.

"Kau berani sekali menjadi host-ku yang sekarang. Padahal itu hanya akan membuatmu mati. Fufufufu"

Tiba-tiba Sakura jadi naik pitam. "Diam kau, Siluman! Aku begini karena aku ingin merasakan menjadi Naruto." Kemudian volume suaranya turun. "Aku ingin merasakan penderitaannya dulu," bisiknya.

"Hahaha. Manis sekali. Lalu apa kau sudah merasakannya, hm? Apa semua ini membuatmu puas? Kau hanya menyakiti dirimu saja."

"Bedebah! Aku tak peduli aku akan mati. Yang penting aku bisa bertemu dengan Naruto."

Kyuubi makin tertawa geli. "Romantis sekali. Padahal seingatku, dulu kau mana peduli padanya. Yang dipikiranmu hanya ada Uchiha, Uchiha, dan Uchiha."

"Diam! Kau tak tahu apa-apa tentang kami." Mendengarnya Sakura merasa ditampar berkali-kali. Siluman itu seperti tahu akan semuanya. "Memang benar aku mencintai Sasuke-kun. Tapi itu dulu. Sekarang orang yang aku cinta…sudah mati..."

"Terlambat menyadari, eh? Sayang sekali. Hahaha."

"Tertawalah sesukamu, Kyuubi! Aku tak peduli."

"Hahahaha. Kau sangat temperamental. Aku sungguh heran mengapa Naruto bisa mencintaimu. Karena satu tubuh dengannya, kadang aku merasakan segala yang Naruto rasakan. Kalau kau tahu, kau terlalu banyak membuatnya menderita…" Siluman yang satu ini memang paling bisa membuat frustasi orang.

Tapi Sakura jadi menangis. Meski ia ingin menampiknya; menurutnya, kata-kata Kyuubi tak sepenuhnya salah. Ia mengakui di dalam hati bahwa hal itu benar adanya. Hatinya tak mampu berdusta. "Di-Diam…"

"Hahaha. Dasar bodoh! Tapi aku kasihan juga melihat Naruto yang mati di umur yang cukup muda. Lebih muda dibandingkan dengan host-hostku terdahulu. Bagaimanapun aku telah lama berbagi tubuh dengannya."

Sakura mencium hawa baik yang berhembus dari dalam penjara itu. Ia pun menyeka airmatanya. "Ma-Maksudmu?"

"Kalau kau mau aku bisa mengantarkanmu lagi ke masa lalu. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahanmu."

Masih adakah harapan itu? "B-Benarkah?"

"Hm, ya. Tapi aku tak menjamin kau akan hidup panjang di sini. Jiwamu akan lama berada di masa lalu. Kematianmu akan berjalan lebih cep—"

"Sudah kubilang aku tak peduli dengan semua itu! Apa kau bisa mengantarkan aku ke masa lalu sekarang?"

"Kau ini tak sabaran, ya. Tapi kuperingatkan; kau tidak tahu bahwa kau kembali ke masa lalu. Yang kau sadari, kejadian-kejadian itu seperti pernah terjadi di hidupmu sebelumnya. Kau harus memperbaikinya…"

Sakura pun menyeka airmatanya. "Tidak apa-apa, asalkan aku bisa bertemu dengan Naruto."

"Huh, baiklah. Aku akan membawamu ke masa Perang Dunia Shinobi Keempat. Pesanku, kau harus tahu di mana kesalahanmu. Asal kau tahu saja, luka yang dideritanya bukan karena aku. Naruto dan gurumu salah mendiagnosa. Sekarang pergilah."

Sakura sempat berpikir, tidak mungkin gurunya bisa salah diagnosa. Tapi, sepertinya Kyuubi dapat dipercaya. Maka dari itu ia tidak lagi banyak bertanya

Kemudian cahaya putih terpancar. Perjalanan meniti waktu lalu pun akan dimulai…

Bersambung…


Oke, ini buat pemanasan jadi sangat pendek. Makasih sudah mau baca ^^. Silakan mengisi komentar di review :3