.

Ballerina and the Beast

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing: Sasuhina

Genre: Romance, Hurt&comfort

Warning: AU, OOC, crackpair, typo, Language, dll.

Prolog

A Boy from Hell, A Girl from Heaven

Happy reading

'Heck! Benar-benar membosankan.'

Seorang pemuda bernama Uchiha Sasuke menggerutu dalam hati. Mata onyx-nya menatap papan tulis dengan pandangan bosan. merasa tak ada lagi hal menarik di kelas, pemuda itu lantas berjalan keluar kelas.

"Uchiha Sasuke, mau kemana? Kelas belum selesai," tegur seorang guru yang mengajar di kelasnya.

"I don't care."

Sasuke melanjutkan langkahnya –meninggalkan sang sensei yang bengong karena tingkahnya. Bibirnya membentuk sebuah seringai.

Hari ini tepat satu minggu Sasuke bersekolah di Ohsaka Gakuen. Ia tidak ingat ini sekolah ke berapa yang pernah ia singgahi. Sejak satu tahun yang lalu, Sasuke memang sering pindah sekolah. Ia tidak pernah bertahan lebih dari 1 bulan di sekolah-sekolahnya yang lama. Kenakalan yang ia lakukan membuatnya selalu di-drop out.

Setelah menemukan tempat yang menurutnya nyaman untuk menghabiskan waktu selama membolos, Sasuke memasuki ruangan itu. Sebuah lapangan basket indoor Ohsaka Gakuen.

Sepi.

Beruntung tidak ada kelas yang menggunakan ruangan ini. Sasuke menuju ke tengah ruangan –lalu membaringkan tubuhnya disana. Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celana dan menyalakannya.

Sasuke menghirup aroma tembakau rokok itu dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Mata onyx-nya menatap langit-langit ruangan itu. Memori tentang kelakuannya tadi muncul kembali.

Ia sengaja melakukan semua ini. Semakin banyak kenakalan yang ia lakukan, semakin cepat pihak sekolah akan mengeluarkannya. Dan jika ia dikeluarkan dari sekolah lagi, ayahnya pasti akan marah.

'Akan menyenangkan jika orangtua itu tahu aku dikeluarkan lagi.'

Sasuke memejamkan matanya, sebuah seringai kembali hadir di wajahnya. Membayangkan ayahnya yang frustasi sangatlah menyenangkan – menurutnya.

Pemuda ini dikaruniai wajah yang rupawan, tubuh yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata. Ia juga berasal dari keluarga kaya. Namun sayang, ia tak peduli dengan semua yang dimilikinya. Ia tak peduli dengan apapun lagi sekarang – lebih tepatnya sejak setahun yang lalu.

Permasalahan keluarga yang pelik membuat masa remaja Sasuke dipenuhi dengan kebencian. Ayahnya jarang di rumah –terlalu sibuk dengan urusan bisnis. Ibunya menjadi tertutup dan pemurung karena sang ayah yang seakan tidak peduli dengan keluarganya. Walaupun begitu, Sasuke tetap menyayangi ibunya. Beruntung ada kakaknya –Uchiha Itachi yang selalu menjaga dan membimbingnya. Setidaknya saat itu perilaku Sasuke masih biasa.

Kehidupannya mulai hancur setelah ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Tak lama setelah itu kakaknya pergi dari rumah, meninggalkannya dengan sang ayah yang ia benci –Uchiha Fugaku. Pendapat yang tak pernah sejalan dengan Fugaku membuat Itachi memutuskan untuk keluar dari kediaman Uchiha. Dan sejak itulah, Sasuke merasakan rumahnya yang megah seperti neraka.

Perlahan-lahan, sifat pendiam pemuda itu berubah menjadi arogan. Dia tidak peduli pada apapun lagi. Kehidupannya hanya diisi dengan membolos, casino, night club dan berkelahi. Pulang malam sudah menjadi kebiasaannya.

Kelakuannya yang berubah drastis membuat teman-temannya menjauh. Para sensei yang awalnya selalu memujinya berbalik membencinya –hingga akhirnya Sasuke dikeluarkan dari sekolah.

B&B

Sementara itu, di tempat lain…

Hyuuga Hinata berjalan memasuki panggung dengan langkah pelan. Di depannya duduk para juri dan ratusan penonton. Gadis itu menunduk –memberikan salam hormat seraya tersenyum lembut. Ia berjalan ke sisi belakang panggung dengan langkah mundur –bersiap memulai penampilannya.

Hinata menarik nafas sambil memejamkan mata. Setelah beberapa detik, ia membuka matanya lagi seraya menghembuskan nafas. Musik mulai terdengar. Perlahan, gadis itu menggerakkan tubuhnya dengan gemulai seirama dengan musik.

Musik yang lembut memenuhi gedung teater –bersamaan dengan gerakan lincah gadis itu, membuat semua penonton terpana. Keluarganya yang ikut menyaksikan di deretan depan bangku penonton tersenyum bangga.

Tubuh Hinata bergerak kesana kemari, membentuk gerakan yang indah –selaras dengan musik yang diputar. Kedua tangannya memegang pita berwarna putih, senada dengan gaun balet yang dipakainya. Tangannya bergerak-gerak dengan lihai, membuat pita-pita itu seperti melingkari tubuhnya.

Semua mata bagaikan terhipnotis dengan tarian sang ballerina. Para juri saling berbisik dan mengangguk puas.

Musik semakin melambat, tarian Hinata pun makin melambat hingga akhirnya terhenti. Gadis itu menuju ke tengah panggung dan kembali menunduk. Ia mengakhiri penampilannya dengan sempurna.

B&B

Hubungan Sasuke dengan ayahnya semakin memburuk. Uchiha Fugaku semakin jarang pulang ke rumah. Bisnis yang dikelola memang semakin sukses, namun hal itu membuat Sasuke makin tak terkendali. Setiap pulang ke rumah, Fugaku selalu memarahi Sasuke – dan selalu diacuhkan oleh si anak.

Setiap kali Sasuke pindah ke sekolah yang baru, kelakuannya tetaplah sama. Merokok di sekolah, membolos dan tidak pernah mendengarkan nasihat para sensei. Ia juga sering bermain casino dengan masih berseragam sekolah.

Sebelum di Ohsaka Gakuen, Sasuke dikeluarkan dari Mizu Gakuen karena terlalu sering membolos. Tiap kali ada sensei yang memberi hukuman, kelakuan pemuda itu semakin buruk. Pada akhirnya, Sasuke dikeluarkan karena tidak ada yang bisa mengatasinya.

B&B

Sasuke menghisap rokoknya lagi dalam-dalam –lalu menghembuskannya. Bel tanda pelajaran berikutnya dimulai sudah berbunyi sejak setengah jam lalu. Tapi pemuda berambut raven ini tidak ada niatan untuk beranjak dari posisinya.

Merasa rokoknya sudah tidak bisa dihisap lagi, Sasuke melemparnya ke arah jendela. Sayang, rokok yang masih menyala itu mengenai salah satu gorden –dan Sasuke tidak menyadarinya.

Sasuke yang tadinya berbaring langsung bangun saat mencium bau benda terbakar. Benar saja, api dari puntung rokok itu perlahan mulai merambati gorden putih yang tipis itu. Dalam sekejap gorden terbakar.

"SHIT!"

Sasuke segera berlari ke kamar mandi, bermaksud mengambil air.

"Brengsek!"

Lagi-lagi pemuda itu mengumpat. Ia menghela nafas saat dilihatnya tidak ada air di kamar mandi laki-laki. Sasuke segera berlari menuju toilet wanita. Tidak ada air, keberuntungan sedang tidak di pihaknya kali ini.

Kepanikan mulai menyusupi pemuda itu. Ia segera mengambil ember dan membuka keran air. Tak lama kemudian air mulai mengalir.

Salah satu petugas sekolah yang kebetulan melewati lapangan basket langsung memberikan sinyal adanya kebakaran ke seluruh sekolah. Para murid dan sensei berhamburan keluar – saling membantu untuk memadamkan kebakaran di lapangan basket itu.

B&B

Plok plok plok

Suara tepuk tangan meriah memenuhi gedung pertunjukan saat Hinata kembali naik ke atas panggung –untuk menerima tropi sebagai juara pertama kompetisi balet tingkat nasional.

Sang ibu –Hyuuga Hitomi menangis haru atas kemenangan putrinya. Hyuuga Hiashi tersenyum bangga pada putrinya. Adiknya – Hyuuga Hanabi yang berumur 3 tahun lebih muda juga tengah mengabadikan momen kemenangan kakaknya dengan kamera digital-nya. Di samping Hanabi, duduk sang kakak yaitu Hyuuga Neji yang juga tersenyum bangga melihat keberhasilan adiknya.

"Selamat."

"Terima kasih."

Hinata menjabat tangan para juri bergantian seraya mengucapkan terima kasih. Senyum tak lepas dari wajah manis gadis itu. Ia benar-benar bahagia karena usaha kerasnya selama ini tak sia-sia.

B&B

Api berhasil dipadamkan, namun lapangan basket itu kini benar-benar memprihatinkan. Setengah ruangan dilalap oleh si jago merah. Dinding yang tadinya berwarna putih kini menjadi kehitaman.

Sang kepala sekolah bersama wakilnya datang untuk memeriksa dan langsung terkejut. Ruangan yang direnovasi belum ada 2 tahun itu kini tampak buruk. Ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, hingga matanya menangkap sosok siswa yang tengah berdiri dengan tenang tak jauh dari lapangan itu. Kedua tangan siswa itu dimasukkan dalam saku celananya. Wajahnya hanya menampakkan ekspresi stoic.

"Anak itu!"

B&B

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Sasuke – menyisakan bekas merah. Perlahan, ia mengangkat wajahnya. Wajahnya masih menampakkan ekspresi datar, namun kali ini tatapannya lebih tajam.

"Kau benar-benar keterlaluan!" Fugaku mati-matian menahan amarahnya. Beberapa saat lalu ia mendapat surat dari sekolah yang menyatakan putranya dikeluarkan.

"Sudah kubilang aku tak sengaja," sahut Sasuke malas. Dalam hati pemuda ini tertawa karena melihat ayahnya frustasi.

"Besok kau akan pindah ke Konoha Gakuen," kata Fugaku.

"Tch. Terserah." Sasuke berbalik dan pergi menjauh – menuju ke kamarnya di lantai atas. Langkahnya terhenti saat mendengar perkataan ayahnya lagi.

"Sasuke! Sekali-kali dengarkan ayahmu!"

"Aku tak merasa punya ayah," jawab Sasuke dengan enteng sambil berlalu.

"UCHIHA SASUKE!"

T.B.C

Sasuhina rate m pertamaku. Gyaboooo .

Ntah kenapa aku pengen bikin rate m yg sasuhina n tiba-tiba keinget kalo Hinata pinter nari, jadilah fic ini. Hehe :D

Well… menurut teman-teman, lebih baik fic ini dilanjutkan atau tidak?

Karena sejujurnya hanya berawal dari iseng, juga mengingat ada beberapa fic yg masih ngutang apdet. *lirik rundevilrun yang terlantar* keke :DD

So, keep or delete?

Gimme your opinion ^^ . Arigatou gozaimasu ^^

Jaa ne ~~

Ayuzawa Shia

.

.

Please click the review button ^^