Deidara mulai tersenyum. Rambut pirangnya menutupi kilatan matanya yang menunjukkan keyakinan lebih. Sinar matahari sore masuk malu-malu dari sela jendela ruangan sidang turut menyinari sosok Deidara. Deidara kini tak peduli lagi hasilnya, yang penting ia sudah memberikan yang terbaik. Setidaknya, menurut dia.

"Saya, tetap dengan prinsip saya. Art is a BANG!"

.

"Ehem….okeh! Deidara. Dengan nomor mahasiswa 0811xxxxxxx….." kata Jiraiya, sang Ketua Jurusan.

.

Tangan Dei mengepal. Senyum dan tatapannya semakin yakin. Hatinya bersinar seperti matahari hari ini.

"Anda dinyatakannn…."

"LULUS"

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

suzanessa Present

.

DEIDARA MENCARI PENDAMPING

.

ATTENTION!

Sequel from "Deidara Nyekripsi".

This is Dei X Ino pairing, so….don't like don't read. College life. OOC. No EYD rules, unimportant scene but important (yee…gimana sih? Mhehehe…).

Kelompok Akatsuki berusia sekitar 22 taun.

Kalo kelompoknya Naruto dkk (Sasuke, Ino, Sakura, Naruto) usianya 19 taun.

Happy reading!

.

.

************************** Chapter 1 : Pren's Plan *****************************

.

Suara burung bermekaran. Bunga-bunga dan dedaunan di halaman rumah saling berkicau –oke, kebalik. Balikin aja sendiri yee! *gaploked!*- . Sinar matahari menyusup malu-malu di sela jendela sebuah kamar yang ga seberapa besarnya. Bunyi kipas angin dan dengkuran seorang pemuda berambut pirang panjang adalah satu-satunya yang terdengar di kamar tersebut.

.

'PROOOOOOOOTT! BRUT! BRUT! BRUT! PESSSSSHH…..'

.

Suara alarm yang ga nyantai dari HP pemuda pirang itu mengencang suaranya. Tangan si pemuda pirang itu berusaha menggapai HPnya yang daritadi bunyi kentut plus 'sodara-sodara' nya itu, sambil tetap memebenamkan wajahnya di bantal. Setelah sukses menghentikan bunyi ga nyantai itu, barulah si pemuda pirang tersebut bangun dan duduk di kasurnya. Padahal matanya masih kreyep-kreyep, tapi ia berusaha meraih kesadarannya kembali.

"Hoaaaaaahhmm….udah pagi, un! Tidur gue nyenyak banget."

Deidara. Ya, nama pemuda pirang itu. Ia bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan gontai ke arah jendela kamarnya, tak peduli kakinya telah menginjak tanah liat bekas yang berserakan di lantai. Lalu ia membuka gordennya, membuka kacanya. Berhembuslah angin pagi yang sejuk, dan membelai rambut pirang Deidara. Ia memejamkan matanya merasakan angin membelai lembut tiap pori-pori kulitnya.

Ia menarik nafas panjang.

"Un…"

Tiba-tiba ia membelalakan matanya dan...

"SALAM SARJANA MUDA!" -Ouch! Baru aja author mau nulis 'berteriak'. Eh….si Dei udah teriak duluan. Ya sutralah….-

"WOY BERISIIIIK!" Lagi-lagi tetangga sebelah (Baca: Zetsu) komplen sama kebisingan si pirang ini entah untuk yang keberapa kalinya. Hahahahaahahaaha….

.

.

Sementara itu, di kediaman Uchiha…

"Cuit…cuit…kurr…kurr…kurrr…"

'Kakek tua…Kakek tua….'

"Cuit…cuit…kurr…"

'Kakek tua….'

"Aniki o'on….Ngapain lu 'cuit cuit'-in beo gue? Lagian beo bunyinya kagak 'cuit cuit' tau! Dasar bego!" Sasuke, adik Itachi ini mergokin kakaknya lagi curhat ama beo. Sementara si kakak ini cuek aja.

"Jiah, jujur amat sih jadi beo!" benak Itachi berkata demikian serempak dengan dengusan dan sweatdrop-nya. "Ngapain lu mari?" Itachi sekarang ngomong serius ke adenya.

"Tuh, temen lu udah nangkring di luar."

"Sapa?"

"Si Mas Pirsing!" –Piercing maksudnya-

"Oi! Ga sopan lu ama sarjana! Beuh! Anak muda jaman sekarang…." Pein –si Mas Pirsing- ini geleng-geleng kepala sambil mengelus dada kaya orang tua. Doi udah ada di dalem rumah Uchiha tanpa ijin yang punyanya.

"Bodo! Gue pergi dulu yee! Awas beo gue jangan dimakan!" Sasuke ngambil jaketnya sambil berlalu ke pintu tanpa melirik sedikitpun ke senior-seniornya.

'Saske bau kentut…Saske bau kentut…wakakakakak!'

"Ni beo terlalu jujur ato apa yak?" Pein bingung, ngelus-ngelus kepala beo itu. Ampir aja si beo matuk-matukin piercingan Pein yang di tangan (?).

"Ya kali…By the way, napa lo kmari?" Tanya Itachi, yang sekarang ngasih biji jagung ke si beo, yang nurut aja matuk-matukin ke biji-biji itu.

"Hahaha…kagak. Kangen aje. Udah brapa minggu ini setelah kita lulus udah jarang ngumpul lagi."

"Hehehe, iya ya! Rasanya baru kemaren kita di wisuda." kata Itachi yang sekarang ngeluarin si beo dari sangkarnya,

"Bentar lagi si Sasori juga bakal ke sini ya katanya?" tanya Pein, sambil ngambil air minum di dispenser deket Itachi.

"Iya, gue mesen boneka satpam rakitan dari dia. Soalnya males gue ngegaji satpam beneran, kerjaannya kalo ga molor ya malingin kolor gue dan ade gue." jawab si sulung Uchiha itu datar. Sementara temen pirsingnya sweatdrop berat.

.

'BERTAHAN SATU CII~NTA. BERTAHAN SATU C-I-N-'

"T-A!" Si Itachi treak bermaksud nerusin lirik lagu yang jadi ringtun HPnya itu, ia lalu nempelin speaker HPnya ke jidat….eh, ke mata…eh, ke kupingnya –yaiyalah ke kupingnya! Maklum Itachi kan udah kakek-kakek!- *dikroyok Itachi FG*

"Yellllow?"

"Chi, ini gue Sasori. Rumah lu dimana seh? Gue udah muterin komplek ni tujuh kali tapi kagak nemu dah!"

"Lo nyasar dimana nih skarang?"

"Pokoe ini udah di…..udah di depan minimarket!"

"Oh, lu masih terus aja sampe nemu jembatan sampah (?) Terus sebelum jembatan lu belok kanan dan teruuuus sampe ketemu mesjid yang ada pohon mangganya. Nah, lu jangan nyolong mangganya, ntar 'diikutin' lho!"

"Diikutin sapa?" Sasori yang mule merinding disko dengan polosnya nanyain ke Itachi.

"Ya diikutin tetangga yang punya pohon lah!"

"Beeeuh….yaudah ah dari pohon mangga terus gue kemana lagi? Gue udah ngeliat sungai rumah lo nih!"

"Lu masih terus dikit lagi, sampe nabrak pos hansip yang dicat belang-belang kuning item. Terus pala lo, lo palingin ke arah jam 3. Nah itu rumah gue!"

"Hoo….iye-iye. Gue lagi nyusurin jalan di pinggir sungai lo nih, Chi! Serem banget kayak lagi di hutan."

"Emang rumah gue di hutan! Lo jangan coba-coba mancing di sungainya, Sor! Ntar malah Kisame yang dateng!"

"Iye-iye! Yadah gue tutup dulu nih, dah!"

.

Dan ga lama kemudian bener aja si master boneka berambut merah itu dateng ke rumahnya Itachi dengan mobil Kia Picanto merahnya.

"Jiaaaah, ga susah kan nyari rumah gue?" Itachi keluar ke pintu dengan maksud ngebukain pintu buat si Sasori. Beo-nya masih bertengger dengan memalukannya –bosen kalo 'dengan indahnya' mulu! Ahahahahahah- di lengan Itachi.

"Gampang dari Wamena? Serem banget gue kudu ngelewatin hutan! Beuh! Nih, pesenan lo!" Sasori menaruh dus besar yang pastinya berisi rakitan boneka pesenan Itachi.

"Whoaaaa! Thanks! Lo udah cek rekening lo kan?" Itachi menunduk dan memeriksa isi dus itu.

"Iya, udah…"

'Woooah, cowo imut! Cowo imut!' Kali ini si beo treak-treak pas matanya ngeliat Sasori.

"Mhehehe, jujur banget nih beo!" akhirnya Sasori pun dibuat salah tingkah oleh si beo, "Beo lu ini, Chi? Jujur amat."

"Bukan, ini punya Sasuke."

Sasori cengo, "Setau gue, kata-kata beo kan nurutin kata hati dan kebiasaan pemiliknya. Berarti Sasuke selama ini….ke gue…" Sasori langsung mual ngebayanginnya. Gajadi geer dah! Oke, forget about that, Sasori! Lalu Ssaori beralih ke ruang makan yang ga jauh dari tempat Itachi berdiri saat ini. Ia bergabung dengan Pein yang daritadi ngerampok kue di toples milik Itachi.

.

Dialog mode: on

Sasori : "Hiyaaa, kita samaan lagi! Kayaknya ada yang kurang nih ngumpul ama kita!" (masukin kue ke mulutnya)

Pein : "Iya nih, Kisame, Tobi, Konan…."

Itachi : "Dan Deidara!" (memasukan beo ke sangkarnya).

Sasori : "Oh, ya….seru yah waktu Dei sidang kemaren! Hampir seangkatan pada dateng."

Pein : "Yee, itukan gara-gara gue bawa massa banyak banget!" (nyeruput kopi)

Itachi : "Iya sih. Tapi ga usah ada acara pom pom boys segala dong! Gue kudu nginstal ulang harga diri gue setelah itu, tau!" (Sekarang dia melakukan gerakan aerobic).

Sasori : "Iya nih gue juga! Mana yang dateng cewe-cewe semua lagi! Hadeeuh…" (Mulai ketularan Itachi, dia sekarang nungging-nungging).

Pein : "Yeee….sekali-sekali kalian pada berkorban kek demi temen kita Deidara. Kesian tao sendirian gitu dia. Hidupnya kagak ada gairahnya banget!" (Sambil kayang).

Sasori : "Ngebantu sih bantu, tapi…."

Dialog mode: off

.

Sasori mengambil sisa-sisa brosur di kamar Itachi. Brosur bergambar Deidara dengan pose sedang membuka kemeja di depan jendela (FYI, ini foto yang diambil Sasori secara diam-diam alias candid. Ehemmm….rasa terpendam gitu sih kayaknya). Di bawah gambar itu tertulis tulisan super besar dengan font unyu warna kuning yang bunyinya:

Dukung Deidara di sidang skripsi !

Datang dan Saksikan sidang paling fenomenal abad ini!

Pada malam Jumat Kliwon, jam 8 – selesai!

Ketik REG (spasi) LULUS

Kirim ke 08111xxxxx

Sekarang Itachi bergabung dengan Sasori. Mereka membaca brosur itu, sampai akhirnya mata mereka terbelalak sampe hampir coplok. Apalagi yang bisa membuat mereka kaget gitu selain tulisan di bawah ini:

DOOR PRIZE!

Sehari semalam bersama UCHIHA ITACHI atau AKASUNA SASORI

dan koleksi lengkap DVD "Sundel Bolong Kesengsem" season 1-10

DON'T MISS IT!

.

GEPLAK!

"Wadaow!" Pein ngusap kepalanya yang penyok digaplok kedua temennya itu.

"Whoaaaa! Pantesan aje rusuh ni kmaren di rumah gue! Ternyata ini toh!" Sasori sekarang udah ngisi peluru ke shotgun nya, bermaksud mengincar kepala si Pein.

"Haduh, gue ampir dibunuh Sakura waktu tiba-tiba segerombolan cewe dan cowo (?) dateng ke rumah gue pas gue lagi ehem-ehem ama Sakura. Sialan lo Pein!" Ujar Itachi dengan nada datar, yang sekarang asyik ngasah pedangnya.

"Hey, easy! Easy! Ambil sisi baiknya laaah! Berkat itu, gue jadi tau cewe mana aja yang pantes jadi pendamping Dei di wisuda nanti! Nih, gue udah punya kandidatnya sapa aja!"

"Ah, bau-baunya bakal lu embat sendiri tuh kandidatnya. Ngaku lo!" Sasori udah membuka pengaman shotgun.

"Eh, serius ini! Liatin deh!" Lalu Pein nyodori puluhan foto cewe-cewe di kampusnya. Begitu melihatnya, Sasori langsung nosebleed dan mesen kamar sedangkan Itachi mah cuek aja.

"Apa yang bakal engkau lakukan dengan foto-foto ini, wahai Pein-sama?" Itachi menurunkan pedangnya.

"Ehemm…begini! Tau kan kalo wisuda nanti tuh, sangat keki rasanya kalo kalian ga punya pendamping?" Sekarang Pein serius, menghisap cerutunya dalam-dalam –hah? sejak kapan ada cerutu di situ?- .

"Ah, biasa aja gue!" Sasori mendengus.

'Saso luv Dei…Saso luv Dei-Dei..Saso mm-kkhh…' *Sasori ngebekep paruh (?) si beo jujur yang seenaknya aja ikut nimbrung*

"Yah, alam semesta pun tau kalo lo demen ama Deidara kan, Sor?" Pein membatin dalam hati sambil sweatdrop deras.

"Nah, lalu-lalu?" Itachi membuyarkan acara sweatdrop nya Pein.

"Lalu, gue bermaksud menyeleksi kandidat ini buat si Dei wisuda nanti. Yah, itung-itung sementara lah. Kalo beneran suka ya bagus." Pein sekarang neguk kopinya lagi.

"Wooo…bener juga sih, keki kalo gada pasangan. Untung gue udah ama Sakura kmaren. Yadah, kapan ni mau direalisasiin?" Itachi sekarang buka laptopnya.

"Besok aja gimana?"

"Boleh lah.."

"Terus gimana nih caranya?" Sekarang Sasori yang bicara. Beonya udah dibekep pake rapia dari tadi.

"Yah, kita pilih nih skarang sapa aja yang cocok diantara kandidat-kandidat ini. Ntar kita panggil buat interview. Terus bla blah..blaaah…." Pein melanjutkan sesi pidato dan rencana gilanya itu. Sementara itachi dan Sasori magut-magut aja.

.

Dua jam kemudian…

"Okela kalo begituh. Gue setuju deh! Gue bakal pilihin yang paling oke demi sahabatku si Dei-Dei tercayank!" Itachi OOC, melukin boneka beruangnya sambil ada semburat merah di pipinya, senyumnya unyu banget kayak anak kecil.

"Ah, tapi….tapi…."

"Tapi kenapa, Sasori Akasuna? Apa mau gue bongkar aja nih aib lo? Sasori demen ama De-…"

"Ssssstt…." Sasori kali ini ngebekep mulut Pein pake kolornya sendiri, "Iya dah, gue ikut." Sasori tertunduk lesu.

"Nah gitu donk! Itu baru namanya temen gue!" Pein ngacungin tanda 'peace'.

"Eh, aib apaan nih? Si Sasori?" Ah payah nih, Itachi ketinggalan gossip!

"Baiklaaahh, mulai besok kita akan mulai misi kita! Misi dengan tingkat S-Teler kita! Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, siaaap?" Pein ngacungin tinju ke udara.

Tapi nyatanya, yang diajak orasi ama Pein sekarang malah langsung ngacir ke kehidupannya masing-masing. Itachi kembali mengurusi beo, sedangkan Sasori main PS.

"Siap!" Dalam hati, mereka berbicara.

.

.

.

To be continued

Hoho…akhirnya saya kembali dengan fic ini! Setelah sekin lama berkutat dengan jalan kehidupan! (Hiks.. lebey!)

Ini sequel dari "Deidara Nyekripsi". Bagi yang menginginkan Dei lulus, ini adalah cerita lanjutannya.

DeiIno nya belum keliatan, ini kan baru penggalangan rencana, judulnya aja "Pren's Plan" *Author ngeles* *Digoukakyuu ama readers* *Author bales pake Suiton* *Readers melompat, nyerang pake Kirin* *Author masang Susano'o* *Eh, malah berantem!*

Intinya chap ini masih rencana awal aja, chap depan pasti banyak DeiIno nya deh…hehehehe..

.

Spesial buat Anggie Uchiha ama Crossmaster, udah update nih sequelnya. Monggo dibaca.. :D

.

Dan makasih semua buat para senpai, fav-ers, flamers, silent readers semua yang udah nyempetin baca! Cantik dan cakep-cakep deh kalian!

Apalagi kalo mau ngeREVIEW… Mhehehhee…..