Kutunggu di Kamar

(Part 1/2)

Pairing: Donghae x Hyukjae (HaeHyuk)

Genre: PWP, Mesum (genre apa ini?), Romance (cuma biar masuk aja ke kategorinya ffn)

Rating: NC-21

Summary: Donghae baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor ketika istrinya, Hyukjae, mengirimkan sebuah pesan video.

Warning: BL/Yaoi, plotless, eksplisit, mesum, masturbasi, dan lain sebagainya. Yang merasa anak-anak mendingan jangan baca.

A/N: Anjir fanfic perdana gue malah PWP bahahah emang bakat mesum kayaknya. Fanfic ini sebenernya nggak ada ceritanya alias plotless sangat dan isinya CUMA smut, jadi sekali lagi tolong hati-hati. Baca, tanggung sendiri yaaaah ~


Lee Donghae baru saja menyelesaikan rapat kepemilikan saham perusahaannya dengan sukses. Menjadi pengusaha di usia yang tergolong muda membuat Donghae kerap kali lelah dengan urusan kantornya. Tetapi demi masa depan yang lebih baik untuk keluarganya, Donghae rela bahkan jika harus kerja rodi sekalipun.

Donghae sedang duduk bersandar pada kursi kerjanya di ruang direktur—ruangannya. Rapat baru saja selesai dan sebenarnya Donghae sudah bisa langsung meninggalkan kantor, tetapi pengusaha muda itu memilih untuk beristirahat sebentar di ruangannya dan menikmati sunyinya sore hari ketika sudah tak banyak pegawai yang bekerja di sana. Donghae sedang bermain dengan iPhone-nya ketika alat komunikasinya itu bergetar mengindikasikan ada pesan masuk. Penasaran, Donghae menutup aplikasi permainannya dan berpindah jendela menuju pesan masuk. Ada satu pesan video.

Donghae mengangkat sebelah alis ketika melihat nama 'Hyukkie wifey' tertera pada kolom pengirim. 'Ngapain Hyukkie mengirimi aku pesan video?' tanya Donghae dalam hati. Memutuskan untuk segera menghilangkan rasa penasarannya, Donghae menekan tombol buka—dan kalau saja dia sedang meneguk kopinya sekarang, dia pasti akan langsung menyemburkan seluruh isinya.

Video tersebut menayangkan Hyukjae, istrinya tercinta, sedang berbaring di atas kasur king-size mereka, dengan bertelanjang bulat dan kedua kaki mengangkang, memperlihatkan kemaluannya yang berdiri tegak. Donghae nyaris mimisan.

"Haeeee… apakah kamu menerima pesanku ini?" Hyukjae di dalam video berkata dengan nada yang diayun, membuat suaranya menjadi semakin seksi. Kedua tangannya bergerak menuju dadanya yang polos, mengusap-usapnya menggoda, sebelum kemudian jari-jarinya sampai pada kedua puting dadanya dan memilin-milinnya dengan sangat sugestif. "Ahhhn… Haeeee aku kangen kamuuu…" Hyukjae mengerang dengan sangat erotis, tangannya tidak berhenti memberikan kenikmatan pada dirinya sendiri.

Donghae hanya bisa menatap video yang berputar di iPhone-nya dengan mulut ternganga. Dia bisa merasakan celananya menyempit dan sesuatu di selangkangannya mulai mengeras. Dari sudut pandang yang ditawarkan istrinya, Donghae yakin Hyukjae merekamnya dengan kamera DSLR beresolusi tinggi yang diletakkan di depan ranjang dengan tripod. Kualitas gambar dan suaranya benar-benar bagus.

Dengan tangan gemetaran, Donghae menekan tombol 'jeda' sehingga video tersebut terhenti memperlihatkan wajah Hyukjae yang memerah dan penuh gairah. Tidak menunda-nunda waktu lagi, Donghae kemudian mengeluarkan earphone dari tasnya, memasangkan ke kedua telinganya, dan mencolokkan kabelnya ke dalam lubang earphone yang tersedia pada sisi kiri iPhone-nya. Donghae kemudian menaikkan volume suara ke tingkat yang paling tinggi.

Menarik napas dalam-dalam, Donghae kemudian menekan tombol 'mulai' dan seketika, erangan Hyukjae terdengar nyaring langsung ke telinga Donghae. "Ahhhnnn… aahhnnn… Hae kamu selalu ninggalin aku buat kerja, aku—ahhnn—kesepian, Haeee…" Hyukjae menggigit jari telunjuknya dengan sangat menggoda, sementara tangan yang satunya masih bermain-main pada salah salah putingnya, membuatnya mengeras. Tangan Hyukjae kemudian mulai menjelajah ke bawah menuju perutnya yang rata dan seksi, menggelitik pusarnya sehingga dia merasa kegelian sendiri. Tubuh Hyukjae menggeliat, "H-Hae… tubuhku butuh kehangatanmu, Haeee… aku ingin tangan besarmu menyentuh seluruh bagian tubuhku… ahhhnn… bermain-main dengan putingku ini Hae. Aku tahu kamu suka bermain dengan putingku, membuatnya mengeras—KYAAH!" Hyukjae menjerit tertahan ketika salah satu tangannya yang masih berada di dada mencubit putingnya dengan cukup keras, tetapi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan. Sebaliknya, kedua matanya yang sayu, mulutnya yang terbuka, dan napasnya yang terengah-engah, menandakan bahwa Hyukjae tengah merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Donghae menjilat bibir bawahnya, napasnya memburu. Baru kali ini dia melihat Hyukjae senakal ini. Biasanya Hyukjae sangat pemalu ketika berhubungan intim, makanya Donghae heran mengapa sekarang Hyukjae bisa 'bermain' dengan dirinya sendiri sambil berkata kotor. Memang sudah satu minggu mereka tidak bercinta, mengingat pekerjaan Donghae yang selalu menumpuk. Sang istri kelihatannya sudah sangat tidak tahan sehingga dia memutuskan untuk bermasturbasi. Oh, betapa Donghae menikmati permainan tunggal istrinya itu.

"Aku rindu lidahmu yang hangat dan basah, Hae. Biasanya lidahmu akan menjilatku dari daun telinga, membisikkan kata-kata kotor membuat kemaluanku menegak… lalu kamu akan menggigit dan mengisap leherku, Hae, menandaiku. Dan kamu akan menjilati putingku, sementara tanganmu bermain dengan yang satunya. Ahhn badanku panas Haeee aku butuh kamuuu…" Hyukjae mengakhiri kalimatnya dengan desahan panjang, matanya menutup membayangkan tangan suaminya lah yang menggerayangi tubuhnya alih-alih tangannya sendiri.

Jari-jarinya kemudian mulai menelusuri pinggangnya yang langsing, hingga ke pinggul, lalu maju ke depan memijat-mijat area di atas kejantanannya, sebelum kemudian dia menggenggam penis (yang bagi Donghae sangat menggemaskan) dengan satu lenguhan panjang, "AAAAHH.. HAE.. HAEEE!" Hyukjae terus meneriakkan nama suaminya sambil terus mengocok kemaluannya, merasakan kenikmatan seksual yang luar biasa. Tubuhnya menggeliat tidak sabaran dan peluh membasahi tubuhnya, membuatnya terlihat mengilat.

Donghae yang sudah merasakan panas luar biasa mulai melonggarkan dasinya dan melepas kancing atas kemejanya. Setelah cukup lega di bagian leher, Donghae kemudian membuka pengait ikat pinggangnya sebelum menurunkan ritsleting celana beserta boksernya, sehingga kejantanannya yang sangat besar dan sudah tegak terbebas dari sarangnya. Melihat istrinya memuaskan nafsunya sendiri membuat Donghae sangat terangsang. Donghae menggenggam penis besarnya itu dan segera mengocoknya sesuai dengan ritme istrinya di dalam video.

"H-Haee.. ooooh.. aaah.. Hae…" kata-kata mulai sulit keluar dari mulut Hyukjae, yang terdengar hanyalah desahan, erangan, rintihan, serta jeritan penuh nikmat yang menyeruak dari bibirnya yang seksi. "A-aku lebih suka—oooh—tanganmu yang kasar… ahhhn… yang memanjakan penisku, Hae… oooh tubuhku… tubuhku menanti untuk digagahi olehmu, Haeee… AAAHN HAEEEE!" Hyukjae menjerit bersamaan dengan ejakulasinya. Cairan spermanya yang kental menyiprat keluar dari celah di kepala penisnya dan membasahi perut hingga dadanya. Tubuh Hyukjae pun melemas, namun kerlingan nakal tak pula meninggalkan wajahnya yang imut. Rambut pirangnya basah karena keringat, dan semua itu membuatnya terlihat makin seksi di mata Donghae.

Hyukjae memain-mainkan cairan sperma yang tumpah di atas perutnya. Dioleskannya cairan tersebut hingga merata ke seluruh tubuh bagian depan, bercampur dengan keringatnya. Jarinya yang masih basah karena sperma dibawanya menuju mulutnya, kemudian dia menjilat dan mengisap jarinya, meminum substansi cair tersebut seakan-akan rasanya senikmat madu. Hyukjae tidak lupa mengerang ketika mengemut jarinya sendiri. "Mmmnnn aku lebih suka rasa spermamu, Hae…"

Kejantanan Donghae serasa mau pecah mendengar kalimat erotis dari mulut istrinya. Dia tidak menyangka istrinya berbakat menjadi bintang video porno.

"Aku lebih suka menjilati spermamu, tentu saja penismu juga, Hae! Punyamu begitu besar dan panjang—aaahnnn—membayangkannya saja aku tak tahan…. Tapi aku suka mengisapmu, mengulum batang kejantananmu, meminum seluruh cairan cintamu Haeee."

"Aarrhh.. H-Hyukkie…" tanpa sadar Donghae ikut mengerang, tangan kanannya yang gemetar masih menggenggam iPhone sementara tangan kirinya sibuk mengocok kejantanannya yang masih juga belum terpuaskan dan masih berdiri tegak.

Hyukjae di dalam video kemudian membangkitkan tubuh bagian atasnya, menumpu pada siku-sikunya. Dengan seduktif dia bertanya, "Kamu mau lihat lubangku, Hae?"

Mata Donghae melotot, 'T-tunggu, Hyukkie tidak mungkin—'

Sebelum Donghae bisa meluruskan pikirannya, Hyukjae sudah berada pada posisi merangkak membelakangi kamera, sehingga yang terlihat di layar kini adalah bokong Hyukjae yang mulus dan… lubang anusnya yang berwarna pink. Tangan kiri Hyukjae kemudian mengelus-elus bokongnya sendiri, "Anh… Hae… lihat ini Hae… lubangku sudah tidak sabar untuk diisi oleh penismu yang besaaaaar o-oooh… Haeeee," Hyukjae menggelinjang ketika jari telunjuknya mengusap-usap lubang anusnya, membuat dirinya kegelian dan nikmat. Lubang merah muda itu pun berkedut-kedut, seakan-akan mengantisipasi apapun yang akan menembus masuk ke dalamnya.

"Hyukkie… Hyukkieee…" Donghae memercepat kocokan pada penisnya, cairan sperma suah mulai keluar dari celah kepala kejantanannya itu. Donghae nyaris mimisan ketika melihat Hyukjae memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang kenikmatannya.

"KYAAAAH! AAHHNNN! HAEEE! NYAAAH!" jerit Hyukjae tidak tahu malu ketika ia memasukkan dan mengeluarkan jarinya dengan tempo yang cepat. "O—oh Donghae… enak sekali Haeee oooh le-lebih ce-cepat Haeee…" Bersamaan dengan erangan yang terputus-putus, Hyukjae secara gesit menambahkan jumlah jari yang memasuki lubangnya. Dua, tiga… dan ketiga jari itu dengan sangat cepat menyiksa lubang Hyukjae yang sempit karena sudah lama tidak dimasuki. "Oooh… oooh… Haeee lebih aaaaah dalam la-lagi Haeee.. AHHNNN!"

Donghae pun makin mempercepat gerakan tangan pada penisnya. Dia berusaha membayangkan telapak tangannya sebagai dinding rektum Eunhyuk yang ketat dan hangat, memijat kejantanannya dengan sangat kencang dan cepat. "Aaaanggghhh… Hy-Hyukkieeee…" Donghae pun sudah merasakan klimaksnya semakin mendekat, bersamaan dengan Hyukjae yang semakin liar memasuk-keluarkan jari-jarinya. Erangan Hyukjae yang begitu seksi dan menggairahkan menghujam telinga Donghae dengan sangat jitu melalui earphone-nya. Ruang direktur saat itu sangatlah sepi, hanya suara desahan berat dan suara gosokan kulit yang terdengar di sana.

Hyukjae masih aktif menggerak-gerakkan jarinya hingga akhirnya ia mencapai klimaks keduanya dengan menjeritkan nama Donghae. Di saat yang bersamaan, sambil meneriakkan nama istrinya, penis Donghae pun memuntahkan spermanya yang kental dan banyak, membasahi kemeja, jas, celana, bahkan meja kerjanya. Setelah mencapai orgasme yang sangat luar biasa, Donghae langsung menghela napas lega, tubuhnya lemas, sama seperti kejantanannya yang layu kembali.

Video yang berputar di iPhone Donghae kini menampilkan Hyukjae yang terkulai tak berdaya. Dia kembali tidur terlentang, masih dengan posisi kaki yang mengangkang. Bedanya, kini dia memperlihatkan kemaluannya yang sudah turun dan basah. Napas Hyukjae terengah-engah, dadanya naik-turun, kelihatan sekali kalau dia sudah kehabisan tenaga. Tetapi Hyukjae lagi-lagi masih bisa melihat ke arah kamera dan menggoda Donghae untuk terakhir kali.

"Kamu pasti baru saja orgasme kan, Hae? Hihihi aku tahu kamu tidak akan tahan tidak menggagahiku berhari-hari," ujar Hyukjae seksi sambil memasang ekspresi tak berdosa, sangat berkebalikan dari kata-katanya yang nakal. "Aku tidak sabar untuk bercinta denganmu, Hae. Cepatlah pulang, jangan kerja terus dan meninggalkan aku," Hyukjae cemberut, seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh orang tuanya.

"Aku juga sudah tidak sabar untuk menjamahmu, Hyukkie…" gumam Donghae, seakan-akan Hyukjae di dalam video bisa mendengarnya.

Hyukjae kemudian tersenyum manis, "Kutunggu di kamar, oke?" dan sedetik setelah kalimat terakhir terlontar, layar iPhone Donghae menjadi hitam, menandakan bahwa durasi video tersebut sudah habis.

Tanpa basa-basi, Donghae segera memakai bokser, merapikan celana panjangnya, dan mengencangkan kembali ikat pinggangnya—setelah membersihkan cairan spermanya yang tercecer dimana-mana, tentu saja. Dengan limbung ia membenahi berkas-berkasnya dan memasukkannya ke dalam tas kulit berwarna hitam, siap untuk beranjak pulang ke rumah, di mana hadiah besar telah menanti dirinya. Donghae yang tidak sabaran segera berlari menuju ke luar gedung, menabrak meja dan pintu elevator dalam prosesnya, karena perlahan-lahan nafsu mulai menguasai dirinya lagi. Yang ada di kepalanya kini hanya bagaimana ia bisa sampai rumah dengan cepat dan selamat, kemudian bercinta hingga sepuluh ronde dengan istrinya.

Masuk ke dalam mobil, tidak peduli untuk memasang sabuk pengaman, Donghae pun melesat pergi.

Bersambung

Udahan dulu ya, nanti di chapter depan baru seks yang sebenarnya. Tunggu aja tanggal mainnya, bahahah.