CHECK MY WP
zknow . wordpress . com
[spasi dihilangkan]
CHANGE dan beberapa fanfiksi lainnya sudah di UPDATE!
.
.
Warning
THIS IS YAOI! THIS IS YAOI! OOC, AU, Real person, typo, OC, dsb.
.
Rate
M
.
Disclaimer
Themself
.
Last chap :
Oh my God! Jaejoong merasakan ada sesuatu yang lembut, lunak menekan bagian bokongnya. Matanya membulat sempurna saat mengetahui itu adalah benda paling pusaka milik kekasihnya.
Oh, bagaimana ini?!
Jaejoong mulai bergerak gelisah. Sedangkan Yunho yang dibelakangnya tampak tenang-tenang saja memeluk Jaejoong. Seakan tidak merasakan friksi apapun. Berbeda dengan Jaejoong yang merasa perutnya seperti melilit. Rasanya bagian selangkangannya semakin gatal saat Yunho semakin mengeratkan pelukannya sehingga bokongnya semakin menekan selangkangan Yunho.
Hiks... coba Yunho tidak se-innocent ini. Mungkin dia sudah mengerti apa yang Jaejoong inginkan sekarang (T^T)
Huwaa, dirinya mulai tegang!
.
.
Innocent?!
-Z-
.
YunJae FanFiction
.
NP: Kiss B – Kim Jaejoong
.
Yunho mendongak menatap langit malam yang begitu indah bertaburkan bintang. Tangannya masih nyaman memeluk pinggang Jaejoong. Memang dia sedikit merasa aneh dengan Jaejoong yang tampak gelisah dalam rengkuhannya.
BRUSH
Yunho harus tersentak kaget karena tiba-tiba Jaejoong bangkit. Dan tanpa ba-bi-bu mengambil handuk untuk dililitkan di pinggangnya dan segera berlari ke luar.
Eh? Apa yang terjadi dengan Jaejoong?
Merasa khawatir, Yunho mengikuti gerakan Jaejoong. Mengambil handuk dan menyusul Jaejoong. Kenapa tiba-tiba Jaejoong kabur seperti melihat setan seperti itu, ya? Yunho bingung.
Dan ough, pabboya Jung. Apa kau tidak tahu bahwa kekasihmu yang unyu-unyu itu menahan diri untuk tidak menyerangmu ha?! Bayangkan! Sudah bertahun-tahun menjadi kekasih namun baru akhir-akhir ini saja dapat berciuman! Setidaknya minimal kalian sudah bisa melakukan foreplay, kan? Kasihan uri Jaejoongie yang harus bersabar setengah mati melihat ke-sexy-an tubuhmu.
Yunho membuka pintu geser yang menjadi batasan antara loker baju dan onsen. Dia mendapati Jaejoong buru-buru menggunakan bajunya. Rambutnya masih basah kuyup bahkan tetesan-tetesan air membasahi bagian kerah kaus-nya. Dan lihat! Tetesan air mengalir lembut dari rahangnya dan mengalir lembut masuk ke dalam kausnya. Jika Yunho pervert, mungkin dia sudah berharap menjadi air yang mengalir menyusuri tubuh mulus Jaejoongie-nya. Namun sayangnya dia tidak pervert.
Dengan polos Yunho mendekati Jaejoong sambil mengeringkan rambutnya. Dan di mata seorang Kim Jaejoong yang terlihat adalah Yunho sedang melakukan gerakan erotis di hadapannya. Tahan Jaejoong! Tahan...
"Y-Yun, aku ke kamar dulu, ya?" ucap Jaejoong buru-buru. Dia harus menenangkan diri dahulu sebelum harus berhadapan dengan ke-innocet-an Yunho—lagi.
Yunho awalnya mau mengangguk meng-iyakan, "Tunggu, Jae!" Yunho yang baru menggunakan celananya segera mencegah Jaejoong dengan menggengam pergelangan tangan Jaejoong.
Dan, BLUSH. Pipi Jaejoong merona heboh. Di otaknya sudah terjalin kejadian yang 'iya-iya' antara dirinya dan Yunho. Coba bayangkan kenapa tiba-tiba Yunho menghentikan dirinya yang hendak kembali ke kamar? Apa dia mau memberikan Jaejoong sebuah poppo? Ish, khayalanmu terlalu tinggi, Kim...
"W-waeyo, Yun?" tanya Jaejoong gugup. Kepalanya menunduk dan menatap malu-malu tangan Yunho yang menggengam pergelangan tangannya.
"Keringkan rambutmu dulu, sini..."
PRANG
Ng? Spertinya aku mendengar suara harapan Jaejoong yang hancur berkeping-keping.
.
.
Berhubung mood Jaejoong turun karena harapannya hancur, pria cantik itu memaksa Yunho untuk mengeringkan rambut di kamar saja. Membuat Yunho meminta izin pada wanita yang menjaga di depan onsen untuk meminjam hair dryer. Beruntung wanita itu mengangguk meng-iyakan. Yunho berjanji akan mengembalikan hairdryer itu besok pagi.
Dan kini deru mesin dari hair dryer bergema di kamar YunJae. Yunho bersenandung kecil sambil mengeringkan rambut Jaejoong. Sesekali dia tersenyum manis merasakan lembutnya rambut kekasihnya mengelitik sela-sela jarinya. Membuatnya ingin terus menyentuh rambut itu.
Sedangkan Jaejoong menatap wajah Yunho melalui kaca. Dalam diam dia mengagumi wajah tampan kekasihnya. Hahaha! Ingin rasanya menyombongkan Yunho yang notabene kekasihnya kepada semua fans Yunho yang tersebar di penjuru negri. Oh yeah... Beruntung sekali kau, Kim. (-_-")
"Nah, selesai," Yunho mematikan hair dryer di tangannya. Saat dia menaruh mesin itu di atas meja, Jaejoong mendongak membuat tatapan mata mereka bertemu.
Pasangan kekasih itu tampak sibuk menyelami ke dalam mata satu sama lain. Sampai akhirnya Yunho tersenyum kecil. Mau tidak mau otot pipi Jaejoong juga ikut tertarik melihat kekasihnya. Menampilkan senyuman manis miliknya.
"Poppo," ucap Jaejoong manja. Dia menarik tangan Yunho agar memegang pundaknya.
Yunho hanya tertawa kecil. Dia menunduk dan mengecup pipi Jaejoong, "Nah, ayo tidur. Sudah mau jam 11."
Sebenarnya dalam hati Jaejoong agak kecewa Yunho hanya mencium pipinya. Namun apa daya, kekasihnya yang innocent itu pasti tidak mengerti. Jaejoong bangkit dari posisinya dan naik ke kasur bersama Yunho.
Mereka tidur saling berhadapan. Perlahan Jaejoong bergerak mendekati Yunho dan menelusupkan wajahnya di leher kekasihnya. Membuat Yunho tertawa geli. Rambut Jaejoong mengelitik dagunya.
"Poppo..." ucap Jaejoong pantang menyerah. Pokoknya dia harus mendapatkan ciuman selamat tidur dari Yunho. Dibibir!
"Tadi kan sudah."
Jaejoong mengangkat wajahnya, "Tadi baru di pipi," ucapnya malu-malu.
Ish, manis sekali. Yunho menggerakan wajahnya maju dan mengecup dahi Jaejoong lembut. Pria manis di hadapannya selalu berhasil membuatnya gemas.
Jaejoong mengecurutkan bibirnya setelah mendapatkan kecupan di dahi. Pura-pura ngambek. Buru-buru dia berbalik membelakangi Yunho.
Dan Yunho? Tentu saja dia kaget. Apa dia salah mencium kening Jaejoong?
"J-Jae?" ucap Yunho gugup sambil mencolek pundak Jaejoong.
"Apa?" balas Jaejoong ketus.
"Wae?"
Jaejoong berbalik lagi menatap Yunho, "Aku mau poppo," ucapnya sambil mencengkram ujung baju Yunho. Gemas dengan tingkah lugu kekasihnya.
"Tadi bukannya sudah?"
Jaejoong mendesah kesal. Dia memajukan tubuhnya dan mencium bibir Yunho. Singkat, sih. Namun berhasil membuat pangeran tampan itu merona malu karena kekasihnya tiba-tiba menyerang.
"Selamat malam," ucap Jaejoong riang setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia menaikan selimut hingga menutupi bagian dadanya dan mulai terlelap.
.
.
.
.
.
Jaejoong terbangun lebih dahulu. Dia turun dari atas kasur dan mengambil tasnya. Entah apa yang dia lakukan, namun dilihat dari matanya yang masih terpejam, kurang lebih Jaejoong melakukan hal itu dengan kondisi tidak sadar.
Dahinya berkerut saat tangannya mendapati botol kaca dalam tasnya. Seingatnya botol parfumnya sudah dia letakkan di atas meja rias. Kenapa ada botol lain di dalam tasnya?
Mau tidak mau, dia membuka matanya dengan enggan, walaupun yang terjadi hanya sebelah matanya yang terbuka. Dia menarik botol itu keluar dan menatapnya lama.
Botol itu berwarna bening dengan cairan berwarna pink samar. Tidak ada tulisan apapun di botol itu. Hanhya saja ada kertas kecil yang ujungnya terikat tali kuning yang menggantung di leher botol.
Jaejoong membuka kertas kecil yang dilipat itu dan seketika matanya terbuka lebar.
Obat perangsang
Tulisan itu berhasil mengembalikan kesadaran Jaejoong sebanyak 100%! Namun tulisan kecil dibawahnya membuat Jaejoong tahu siapa yang menaruh obat ini di dalam tasnya
'teteskan 2 tetes saja pada minuman Yunnie'
Omona, ini pasti dari calon mertuanya. Jaejoong meremas-remas botol itu gugup. A-apa dia harus melakukan ini? Hihihi, membayangkannya saja sudah membuatnya merona. Bagaimana jika dia meneteskan ini di minuman Yunho pria itu tiba-tiba terangsang? Ang~
Jaejoong melirik ke atas kasur untuk memastikan keadaan Yunho. Saat dilihatnya kekasihnya masih terlelap, Jaejoong membuka tutup botol itu dan membaui-nya. Takut-takut jika cairan ini memiliki bau menyengat yang bisa membuat Yunho sadar jika dia mencampurkan obat perangsang ini ke dalam minumannya.
"Baunya seperti stoberi," desis Jaejoong. Mungkin dia akan mencampurkan dengan sirup.
Setelah menyusun rencana yang 'oh~' dan 'ah~' dipikirannya, Jaejoong buru-buru memasukan botol itu ke dalam tasnya lagi. Lalu kembali naik ke atas kasur untuk bergelung bersama kekasihnya lagi.
.
.
"Ramen, 1800 Yen."
"Takoyaki, 500 Yen."
"Sup kari, 2500 Yen. Ng? Sup kari?"
Jaejoong yang dari tadi hanya diam dan berjalan mengikuti Yunho, ikut melihat papan besar yang tertempel di atas sebuah kedai makanan. Sedari tadi mereka sudah berkeliling untuk mencari makan siang. Awalnya supir yang menjadi tour guide mereka mengusulkan untuk makan di restoran Itali di pusat kota. Namun Yunho menolak dan memilih untuk membeli makanan di kedai yang berada di gang-gang seperti ini. Menurutnya untuk apa mereka ke Sapporo jika tidak mencicipi makanan khas di sana?
"Kau mau coba sup kari, Jae?" tanya Yunho sambil menyikut lengan kekasihnya.
"Boleh," jawab Jaejoong. Dan segera Yunho mengenggam tangan kekasihnya dan mengajaknya untuk masuk ke kedai itu.
Pasangan YunJae disambut dengan keadaan kedai yang walaupun kecil namun sangat rapih. Keduanya memilih untuk duduk di dekat dinding. Seluruh data menu tertulis jelas di dinding kedai untuk memudahkan mereka.
Jaejoong menarik-narik ujung pergelangan tangan jaket Yunho. Meminta pria itu untuk mengartikannya.
"Andalan restoran ini sup kari. Ada 40 level tingkat kepedasan... Mwo? 40?" Yunho yang mengartikannya kepada Jaejoong terkejut sendiri, "Dan level terakhir itu 300x lebih pedas dari biasa? Daebaak," gumam Yunho sendiri. Namun Jaejoong mengangguk-anggukan kepalanya mengerti maksud Yunho.
"Aku mau coba yang 300x lebih pedas!" ucap Jaejoong percaya diri. Membuat Yunho menatap kekasihnya tidak percaya.
"Nanti kau sakit perut," bujuk Yunho. Sepertinya dia salah berbicara tadi. Seharusnya tidak menyebutkan sup kari yang 300x lebih pedas dari pada biasanya.
Jaejoong segera memasang aegyo-nya, "Jebal, aku penasaran bagaimana rasanya."
Dan kalian tahu, aegyo seorang Kim Jaejoong berhasil meluluhkan Jung Yunho.
.
"Akh," Jaejoong mengerang sambil menutup mulutnya sendiri. Matanya terbuka lebar dan menatap Yunho lama. Gila! Dia tidak menduga ini pedas sekali! Padahal ini baru suapan pertama.
Yunho di depannya menatap khawatir dan buru-buru menyodorkan Jaejoong air putih. Dari sela-sela rambut Jaejoong, Yunho bisa melihat telinga pria itu memerah. Hi, itu pasti pedas sekali. Lihat saja sausnya yang berwarna merah pekat seperti magma. Mau-maunya Jaejoong memakan makanan seperti itu.
"Apakah ada susu atau minuman manis?" Yunho bangkit berdiri dan mendekati wanita yang berjaga di kasir.
Wanita muda itu tampak sedikit kaget didatangi oleh pria tampan, "Kami ada susu segar yang baru di antar tadi pagi."
"Berikan aku itu. Kalau ada sirup tolong sekalian di campurkan saja," balas Yunho. Kakinya menghentak-hentak lantai tidak sabar.
Namun beruntung wanita itu cepat tanggap. Dia mengambil botol susu yang ada di dapur dan menuangkannya ke dalam gelas dan dicampur dengan sirup melon. Hihi, pasti ada pelanggan yang kepedasan. Dia sudah biasa menghadapi para pelanggan yang penasaran dengan rasa sup kari yang 300x lebih pedas.
Wanita itu mengaduk susu yang dicampur dengan sirup melon dan segera keluar dari dapur. Menyodorkan gelas itu dengan sedikit menunduk ke arah Yunho.
"Terima kasih," Yunho tersenyum singkat lalu segera berlari kecil ke mejanya.
Jaejoong membekap mulutnya dengan tisu tebal. Mengeluarkan makanan pedas itu dari mulutnya ke atas tisu dan berniat membuangnya. Jika dia telan, pasti nanti malam perutnya akan mulas berlebihan. Walaupun sudah membuang makanan pedas itu dari mulutnya, namun rongga mulutnya masih terasa seperti di bakar dari dalam.
Sampai Yunho menyodorkan segelas susu berwarna hijau ke putihan. Jaejoong menyambarnya dan segera menghabiskan segelas susu itu. Manis... namun ini baik untuk menghilangkan rasa pedasnya.
"Waah, itu pedas sekali. Jangan coba-coba untuk mencicipinya, Yun! Aku saja hampir mati," celoteh Jaejoong setelah mengabiskan susunya. Mengundang tawa singkat dari Yunho, "Aku sudah bilang jangan pesan. Kau saja nekat," balas Yunho.
Jaejoong mengecurutkan bibirnya tidak suka dengan komentar Yunho. Namun tindakan tiba-tiba Yunho dengan menjepit hidungnya menggunakan tisu membuat Jaejoong heran.
"Lihat, kan? Sampai ingusmu keluar. Pasti pedas sekali," ujar Yunho sambil membersihkan cairan dari hidung kekasihnya menggunakan tisu.
Jaejoong? Jangan tanya. Pria itu sudah senyum-senyum sendiri diperlakukan dengan manis. Rasa pedas yang hinggap rasanya sudah terbang entah kemana. Perutnya diaduk-aduk dengan friksi menyenangkan.
.
.
"Botanical garden," Jaejoong membaca tulisan besar di halaman 32 buku guide-nya mengenai pulau Hokkaido.
Kini couple YunJae kita tampak sedang duduk bersebelahan di sebuah kedai ice cream di pinggir jalan. Kedai ice cream ini juga hanya berbentuk seperti stand dengan kursi berjejer di depannya.
Yunho yang berada di sebelah Jaejoong ikut melirik isi buku itu, "Mau kesana?" tanya Yunho.
Jaejoong mendongak menatap kekasihnya. Lalu mengecek jam tangannya. Sudah jam 3 sore. Niatnya Jaejoong ingin kembali ke hotel sebelum jam 6. Kenapa? Tentu saja untuk menjalankan rencananya!
Karena asyik berfikir, Jaejoong jadi tidak menanggapi pertanyaan Yunho. Membuat pria di sebelahnya gemas, "Atau kita ke Tokeidai?"
Mendengar nama asing, Jaejoong menoleh dan menatap Yunho, "Tokeidai?"
Yunho mengangguk samar, "Iya, Tokeidai atau nama lainnya Clock Tower. Bangunan ini adalah lambang kota Sapporo."
Jaejoong kembali mengerutkan alisnya berfikir, "Jauh tidak?"
"Jalan kaki sebentar kita sampai."
"Kalau begitu kita kesana saja. Lalu besok pagi baru ke Botanical garden. Pokoknya kita harus kembali ke hotel sebelum jam 6!"
"Memangnya kenapa?"
Ups, Jae kau keceplosan.
.
Terpaksa dengan—berpura-pura—tidak sengaja menjatuhkan ice cream ke celana Yunho, Jaejoong berhasil mengalihkan topiknya dengan Yunho. Dan lagi-lagi dengan—berpura-pura—kelabakan, Jaejoong meminta tisu.
Dan beruntun kejadian riweh berlanjut karena Jaejoong tidak bisa berbahasa Jepang sehingga dia meminta tisu menggunakan bahasa tubuhnya. Entahlah kenapa namja ini tidak kepikiran untuk menggunakan bahasa Inggris. Mungkin karena paniknya dibuat-buat sehingga dia hanya fokus dengan aktingnya sendiri.
Setelah kejadian itu, mari kita ambil kesimpulan. Apakah tuan muda Jung yang terhormat tanpa rasa malu akan pergi ke Clock Tower dengan celana bagian pada bagian pahanya basah? Tentu tidak. Orang pasti akan melihat dirinya sebagai namja dewasa yang ternyata masih mengompol.
Maka dari itu sebagai kekasih yang baik, Jaejoong memanggil supir yang seharian ini sudah mengantar mereka. Dan kedua sejoli itu kembali ke hotel sebelum jam menunjukan jam 4.
Haha, lucky day for you, Jae!
.
.
.
.
.
Jaejoong duduk di meja rias. Dihadapannya sudah ada segelas susu—berhubung dia tidak menemukan sirup melainkan susu—dan di tangan kanannya sudah ada botol kaca kecil pemberian umma Jung yang kita tahu berisi obat perangsang.
"Dua tetes, ya?" gumam Jaejoong pada dirinya sendiri. Dengan perlahan Jaejoong mencondongkan botol yang sudah dia buka itu ke dalam gelas.
Namun sebelumnya Jaejoong melirik ke pintu kamar mandi. Memastikan Yunho belum keluar. Berharap pria itu masih sibuk membersihkan celananya yang lengket.
Satu tetes
Jaejoong kembali menoleh ke pintu kamar mandi. Huft, belum terbuka.
Dua tetes
CKLEK
Jantung Jaejoong berdegup kencang mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Buru-buru dia menutup botol kaca bening itu dan tanpa pikir panjang memasukannya kedalam bajunya.
"Sedang apa, Jae?" tanya Yunho polos sambil mendekati kekasihnya. Dia sudah menggunakan pakaian lengkap walaupun rambutnya masih sedikit basah. Yunho duduk di atas ranjang dengan tetap menghadap Jaejoong.
"Tidak ada apa-apa," balas Jaejoong gugup. Dia memutar posisinya menjadi berhadapan dengan Yunho.
"Makan di luar, yuk. Cari kepiting. Hokkaido itu terkenal dengan seafood-nya, loh."
Jaejoong menelan ludahnya gugup. Kalau mereka keluar, berarti rencananya akan terbuang sia-sia. Pria cantik itupun menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Kita di sini saja. Aku lelah," ucap Jaejoong dengan alasan yang sederhana. Namun Yunho menganggukkan kepalanya. Mengerti bahwa kekasihnya butuh istirahat, padahal itu hanya alasan saja!
"Aku mandi dulu," Jaejoong berlari kecil ke kamar mandi sambil memegangi perutnya—yang di dalamnya ada botol kaca berisi obat perangsang—berusaha agar Yunho tidak memandangnya curiga.
Sedangkan tokoh utama kita yang innocent ini hanya berkedip-kedip bingung saja sampai matanya menangkap ada susu di atas meja rias. Dia turun dari kasur dan mendekati gelas itu. Menunduk untuk mengendus baunya.
Samar seperti wangi stoberi...
"Ini punya Jae?" gumam Yunho pada dirinya sendiri. Aroma stoberi dari susu itu seperti memanggil-manggil dirinya. Namun jika ini punya Jaejoong, maka Yunho tidak akan tertarik untuk meminumnya.
Yunho lama sekali memandang gelas itu. Membuat author dan readers gemas. Kenapa tidak segera tidak diminum agar cepat-cepat terangsang dan melakukan 'oh~' dan 'ah~' dengan Jae?!
Pria itu malah membuka lemari es mini yang memang disediakan di setiap kamar hotel. Mencari tahu apa ada susu lain yang bisa dia minum. Dan berutung sekali Yunho tidak mendapati ada secuil susu di dalam sana.
Yunho menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Entah kenapa dia benar-benar tergoda dengan wangi stoberi yang dikeluarkan susu itu.
'Ah, minum sedikit tidak akan jadi masalah, kan?'
Yunho mengangkat gelasnya dan mendekatkan bibir gelas itu ke bibirnya. Dan saat hampir cairan itu masuk ke dalam mulutnya—
KRIING
Ponselnya berbunyi. Yunho menaruh lagi gelas itu dan mengambil ponselnya di atas meja nakas. Ibunya menelfon.
"Yeobseo?"
"Jae mana?"
Yunho mengerutkan alisnya. Tiba-tiba ibunya menelfon hanya untuk menanyakan keadaan kekasihnya, "Dia sedang mandi."
Sunyi
"Nanti eomma telfon lagi."
Pik
Hell yeah! Rasanya ingin melempar ibu Yunho dengan batu karena membuat Yunho tidak jadi meminum susu—yang dibubuhi obat perangsang—belum lagi ternyata wanita itu hanya menanyakan hal yang sangat tidak penting!
"Aneh," gumam Yunho. Dia memutar bola matanya sebelum meletakkan lagi ponselnya di atas meja nakas.
.
.
Jantungnya berdebar cepat sekali.
Jaejoong memilin ujung bathrobe-nya ragu. Harap-harap cemas apakah Yunho sudah meminum susu di atas meja rias atau belum? Bodohnya tadi dia tidak mengatakan pada pria itu bahwa itu susu untuknya.
Dengan gugup Jaejoong membuka pintu kamar mandi. Mengintip dari sela-sela pintu dan...
YEAAAH!
Rasanya ingin menjerit seperti itu saat melihat gelas yang ada di atas meja rias sudah habis tidak bersisa. Omona, Yunho meminumnya? Meminumnya kaan?
Dengan perlahan, Jaejoong membuka pintu agak sedikit lebar. Mencari di mana kekasihnya berada. Dan fiolla~ pria Jung itu tampak duduk gelisah di atas kasur. Kakinya dilipat di atas ranjang dan tangannya saling meremas. Hihihi~
Jaejoong kembali masuk ke kamar mandi. Menatap kaca besar yang ada di atas washtafel. Oke.. check seluruh tubuhmu, Jae! Persiapkan untuk malam pertamamu. Hahaha!
Dengan gerakkan menggoda Jaejoong mengacak-acak rambutnya. Berlatih memasang wajah erotis sebentar sebelum melonggarkan ikatan bathrobe-nya. Membuatnya terlihat longgar dan tampak mudah dibuka.
Dan sentuhan terakhir, Jaejoong mengigit bibirnya sendiri. Membuat warna bibirnya merona.
'Aigo, ini kah rasanya?' ucap Jaejoong dalam hati. Dia menangkupkan tangannya di pipi. Dengan malu-malu menatap bayangan dirinya di cermin. Rasanya baru kali ini Jaejoong merasakan jantungnya berdebar begitu kencang. Apa ini hal yang sama yang dirasakan oleh ibunya saat malam pertama? KYAA~
"Tenang Jae... Tenang," Jaejoong berusaha menenangkan jantungnya yang semakin semangat berdegup. Ish, perutnya jadi melilit senang. Tidak sabar lagi...
.
Langkah Jaejoong seperti mengendap. Dia perlahan mendekati Yunho yang sedang gelisah.
"Yun?" Jaejoong menepuk pundak Yunho dengan lembut.
Namun tidak ada sedetik, Yunho berbalik dan menatap tajam Jaejoong. Wajahnya memerah dan keringat mengalir membuatnya terlihat semakin menggoda, "Jaejoongie?" desah Yunho berat.
Jaejoong berubah menjadi gugup, "N-ne?"
BRUK
Yunho mendorong tubuh Jaejoong hingga terbaring di bawahnya. Dia menelusuri wajah Jaejoong dengan telunjuknya. Membuat gerakan sesensual mungkin, "Tubuhku panas," Yunho merunduk dan berdesis di samping telinga Jaejoong. Membuat pria cantik itu mengelinjang merasakan sensasi lembut mengelitik perutnya.
"Bantu aku menyelesaikan ini, Jae..." dan secara tiba-tiba Yunho merunduk mengigit perpotongan leher Jaejoong.
.
KYAAA! Jaejoong memukul-mukul kepalanya sendiri dengan wajah merona. Iih, bisa-bisanya dia berkhayal tentang Yunho menyentuhnya.
Oke apakah readers belum mengerti? Paragraf di atas itu hanya sebatas hayalan uri Jaejoongie saja. Hahaha... Uri eomma yadong sekali~
Jaejoong menepuk pipinya beberapa kali, "Huft. Hwaiting!"
Dengan langkah pasti, dia berjalan keluar dari kamar mandi.
Oke. Ini benar-benar seperti khayalannya. Yunho tampak gelisah duduk di atas ranjang. Wajahnya menunduk membuat Jaejoong tidak dapat melihatnya dengan jelas. Perlahan Jaejoong mendekat dan menyentuh pundak kekasihnya, "Yun?"
Yunho mendongak. Wajahnya merah dan keringat mengalir, membuat namja Jung itu terlihat sexy, "Sudah selesai, Jae?" tanya Yunho pelan. Suaranya berat membuat Jaejoong merinding.
Perlahan Jaejoong duduk di depan Yunho. Bathrobe-nya sedikit dia singkapkan agar tidak membuat pergerakanya terganggu. Namun yang terjadi sebenarnya adalah, Jaejoong sengaja melakukan hal itu agar paha putih mulus dan soft miliknya terekspose, "Gwaenchana, Yun?" dengan berpura-pura khawatir, Jaejoong mengusap pipi Yunho.
Eh? Sepertinya ini berbeda jauh dengan khayalan Jaejoong. Jika di khayalannya Yunho yang agresif, tapi kenapa kini malah Jaejoong yang agresif? Hahaha...
Yunho terdiam lama. "Rasanya panas, ya?" tanya Yunho ragu. Seluruh tubuhnya terasa terbakar dan ada sensasi yang membuat perutnya terasa di aduk-aduk sedemikian rupa. Entah secara sadar atau tidak, Yunho menikmati sentuhan Jaejoong di wajahnya.
Jaejoong tersenyum kecil, "Tidak tuh," balasnya santai. Namun matanya bergerak liar menelusuri tubuh kekasihnya. Melirik selangkangan Yunho, memastikan 'barang' berharga kekasihnya bangkit. Ng? Sepertinya sudah ada yang sedikit menyembul di bawah sana~
"Kenapa aku merasa panas, ya?" keluh Yunho. Pria itu mengusap wajahnya, "Mungkin harus mandi lagi."
"Eh! Tidak usah," duh. Kalau Yunho berniat mandi lagi bisa-bisa rencananya gagaaal...
Yunho menatap Jaejoong kaget, "Kenapa?"
Jaejoong mengigit bibir bawahnya. Matanya melirik kesana-kemari mencari-cari alasan, "Aku bisa menghilangkan panasnya, Yun!" Akh, dirinya sudah tidak kepikiran untuk beralasan apa lagi.
Yunho hanya meanutkan alisnya heran. Namun tidak membalas ucapan Jaejoong. Dia hendak bangkit dan mengambil minuman dingin di kulkas. Rasanya... ugh, tubuhnya tidak nyaman.
Namun Jaejoong bergerak lebih cepat. Dia berdiri dengan lututnya di atas kasur dan menahan Yunho dengan melingkarkan tangannya di pundak pria itu. Untuk menekan pergerakan kekasihnya, perlahan Jaejoong menempelkan bibir keduanya.
Dan rasa susu pada bibir Yunho membuat Jaejoong tertarik untuk 'mencicipi' lebih. Tanpa aba-aba dia mengulum bibir Yunho. Satu tangannya menangkup pipi kekasihnya. Mengelusnya lembut seolah mengajak Yunho agar mau membuka mulutnya. Sedangkan tangannya yang satu lagi, mengkomando tangan Yunho agar melingkar di pinggangnya.
Jaejoong menghisap celah bibir Yunho dengan lembut. Dengan tidak sadar dia memposisikan Yunho yang terduduk berada di kedua lututnya. Membuat posisi tubuhnya lebih tinggi sehingga Yunho harus mendongak sedangkan dirinya menunduk.
Tangan Yunho di pinggangnya meremas. Membuat rasa geli mengalir di tulang punggungnya. Oh yeah, Jaejoong semakin bergairah. Tangannya bergerak memeluk leher pria itu saat bibir Yunho terbuka.
Awalnya Yunho hanya ingin mengais udara. Jaejoong menciumnya tiba-tiba dengan sangat liar. Namun saat bibirnya terbuka, Jaejoong malah mengambil kesempatan itu untuk mempertemukan lidah mereka berdua.
.
Dan Yunho masih tidak mengerti kenapa dirinya bisa begitu pasrah saat Jaejoong mendorongnya hingga terlentang di atas kasur. Entah karena tubuhnya yang lemas atau apa, dia sama sekali tidak menolak Jaejoong yang sedari tadi terus-menerus menciuminya.
"Yun..." bahkan suara desahan Jaejoong terdengar mengelitik dan merangsang tubuhnya. ARGH! Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan tubuhnya!
Sampai pada akhirnya di suatu titik dimana Jaejoong menghentikan ciuman mereka. Dia menimpa Yunho dan mengosok wajahnya dengan perpotongan leher kekasihnya. Sambil sesekali memberikan ciuman kecil yang membuat Yunho menahan nafasnya.
"Jaejoongie?" ucap Yunho namun lebih terdengar seperti bisikan. Merangsang pendengaran Jaejoong sehingga pria itu berjengit mendengar suara Yunho yang lebih mirip desahan.
Jaejoong mengangakat wajahnya dan menatap Yunho. Mengelus sisi wajah kekasihnya yang sudah memerah, "Kita akan mencoba sesuatu yang berbeda, Yun..."
"Maksudmu?"
Tidak menjawab, Jaejoong malahan membuka bathrobe-nya. Membuatnya telanjang bulat di depan Yunho yang masih memakai pakaiannya lengkap. Yunho terkejut sekali, apa lagi Jaejoong malah menarik bajunya hingga membuat dirinya topless.
Jaejoong menatap tubuh Yunho dengan pandangan yang menggoda. Tubuh kekasihnya benar-benar menggairahkan. Jaejoong merangkak dan membenamkan wajahnya di kepala Yunho. Sedangkan dia mendekap kepala Yunho agar menempel pada perpotongan leher dan pundaknya.
Nafas Yunho mengenai kulit sensitifnya dan wangi shampo Yunho membuat Jaejoong menjadi lebih bersemangat. Dia membuka kakinya, mengangkangi Yunho. Perlahan menempelkan kejantanannya yang sudah setengah tegang ke perut Yunho. Menggeseknya pelan hingga membuat tubuhnya terangsang hebat.
Yunho merasa benda lunak menekan-nekan perutnya hanya memeluk punggung Jaejoong dengan satu tangan. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan. Jaejoong diatasnya sudah berkeringat dan tubuh kekasihnya hangat sekali. Bahkan wajah Jaejoong memerah seperti kepiting rebus. Sedari tadi Jaejoong mendengungkan suara yang tidak korehen atau bisa kita sebut desahan.
Setelah dirinya sendiri tegang, Jaejoong merangkak turun. Namun tetap membuat Yunho berada dalam kukungannya. Matanya menatap kekasihnya nakal. Berharap Yunho terangsang namun apa daya, Yunho hanya seorang innocent belaka.
"Ah, Jae..." Yunho mengerang kecil ketika Jaejoong tiba-tiba membenamkan mukanya di selangkangan Yunho. Tak lama pria cantik itu melucuti celana Yunho dan membuat tubuh keduanya benar-benar polos.
Dan Jaejoong menjilat bibirnya melihat penis Yunho menengang. Oke, walaupun ini karena pengaruh obat perangsang tapi Jaejoong benar-benar semakin terangsang melihatnya. Bagiamana jika benda besar itu menembuk rectumnya? Kyaaa~ Jaejoong semakin tidak sabar.
Dia mengangkat wajahnya menatap Yunho yang hanya diam memandangnya sambil mengatur nafas. Terlihat wajahnya menampilkan raut kebingungan. Pria itu bingung melihat penisnya tegak—tentu saja—dan banyak hal yang berkecamuk di kepalanya. Namun itu semua segera lenyap saat Jaejoong menunduk dan menempelkan bibirnya di kepala penis Yunho.
"Ngg..." Yunho mencengkram sprai. Tidak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya! Dan desahannya hampir meledak saat kekasihnya menyedot ujung kejantanannya.
Yunho mendorong pundak Jaejoong. Merasa aneh dengan rangsangan yang diterimanya. Tapi Jaejoong tidak mengubrisnya. Bahkan dalam sekali sentak, Jaejoong menenggelamkan penis Yunho dengan mulutnya.
"Jae," pekik Yunho pelan. Astaga, perasaan apa ini? Ada rasa nikmat merangkak dari selangkangannya hingga membuat rongga dadanya terasa penuh sesak.
Sedangkan di bawah sana Jaejoong sedang mabuk dengan rasa dan wangi khas yang dikeluarkan oleh penis kekasihnya. Dia mengulum batang kekasihnya dengan seduktif lalu menghisap-hisap pucuknya saat ada cairan bening keluar dari sana. Pre-cum.
Yunho merasa aneh saat Jaejoong menghentikan kegiatannya. Namun selang satu detik, pria yang menjadi kekasihnya selama beberapa tahun itu mengulum twinsball-nya. Mengigit kecil kulitnya membuat Yunho memekik samar.
Dan setelah itu kembali Jaejoong kembali fokus pada batang lezat kekasihnya.
Memasuki penis Yunho ke rongga mulutnya yang panas. Terus masuk ke dalam secara perlahan dan jauh lebih dalam lagi. Hingga membuatnya hampir tersedak. Berdiam sebentar di posisi itu sebelum dia memundurkan kepalanya dan kembali menghujamkan penis itu kedalam mulutnya.
Jaejoong terlihat haus. Mulutnya terus menghisap semua cairan yang dikeluarkan oleh kekasihnya. Awalnya memang terasa aneh, namun kelama-lamaan dia semakin tergoda untuk mencicipi lebih dan lebih. Namun dibandingkan mulutnya, sepertinya lubang-nya di bawah sana lebih 'haus'.
Saat penis Yunho berkedut di mulutnya, Jaejoong merasakan hal yang sama dengan dirinya. Penisnya sendiri sudah tegang dan rectumnya berkedut mencari perhatian. Namun bagaiman jika lebih baik dia memuaskan Yunho terlebih dahulu, kan? Karena setelah ini dia akan mendapat kenikmatan yang berlipat-lipat saat penis Yunho menumbuk rectum hangatnya. Aww~
Jaejoong sedang menghisap kejantanan kekasihnya saat tiba-tiba tubuh Yunho menegang. Dan semburan sperma keluar dari kejantanan kekasihnya, "Nghh~" Yunho mendesah tertahan saat merasakan nikmat yang membawanya terbang. Tangannya mencengkram seprai semakin erat dan matanya terpejam saat cairannya membludak keluar.
Pria cantik itu membiarkan kekasihnya klimkas di dalam mulutnya. Setelah itu dengan perlahan dia mengeluarkan penis Yunho yang sudah lemas dari dalam mulutnya. Cairan sperma meleleh dari ujung bibirnya membuatnya terlihat sangat sexy. Bahkan terlihat cairan putih belepotan di bibirnya.
Jaejoong mengusap bibirnya seduktif. Lalu menjilati jarinya sendiri yang terkena cairan Yunho. Pria itu duduk di atas paha Yunho dan tampak sibuk menarik nafas setelah memuaskan kekasihnya. Matanya terpejam dan tampak sibuk mengatur nafasnya yang memburu.
Astaga, Jaejoong berdebar kencang. Tidak menyangka bisa melakukan hal sejauh ini bersama orang yang sangat dia cintai. Tak lama setelah merasa siap Jaejoong membuka matanya. Berniat untuk ke ronde selanjutnya.
JGLER
Jaejoong menatap tidak percaya Yunho yang berada di bawahnya. Dia merangkak mendekati kekasihnya dan mengusap pipi Yunho, "Yun?" ucapnya pelan.
Kalian tahu? Yunho yang kelelahan tampak memejamkan matanya dengan damai sekarang. Atau dengan kata lain Yunho tertidur.
Unbelievable!
Disaat Jaejoong baru mau mulai, kekasihnya sudah tertidur karena lelah? What the fuck?! Bahkan Jaejoong bisa mendengar nafas Yunho terdengar sangat teratur!
Jadi? Apa Jaejoong harus memaksa Yunho untuk bangun dan mencecokinya dengan obat perangsang lagi, eoh? Huwaa, dia benar-benar tegang dan ingin dipuaskan sekaraang.
"Bagaimana ini?" Jaejoong mengigit bibirnya gelisah. Ja-jangan bilang dia harus beronani..
Huwa! Jahat! Ini jahat sekali... Yunho, kau tega!
Dan Jaejoong menghabiskan sisa waktunya di kamar mandi. Mendesahkan nama Yunho sekaligus memaki lelaki itu karena bisa-bisanya tertidur padahal mereka baru mau 'mulai'.
TBC
Lagu 'Kiss B' selalu berhasil mengingatkanku kepada seseorang. Dia manis sekali saat menyanyikan Kiss B untukku. Hahaha, terutama saat dia mengulang kata 'uri' & 'bimil' sebanyak dua kali (lagu Kiss B pada bait awal)
To Play, To Play KissB
Like it, like it TP
Berhubung akhir-akhir ini JYJ menggunakan Line, dengan susah payah & dibantu teman aku juga membuatnya, z-know. Entah kenapa line ternyata cukup merepotkan juga—bagiku.
.
Mengenai sup kari itu di ambil dari Variety Show Jepang with DB5K yang mengangkat tema tentang Spicy Food.
Lalu Yunho terlihat seperti uke? Haha, salahkan dia innocent. Jadi aku pikir Jae saja yang agresif. Dan karena ini pengalaman pertama Yunho untuk klimaks, makanya dia merasa sangat lelah dan kubuat tidur. Hahaha.
Maafnya jika foreplay-nya buruk. Sudah lama sekali sejak terakhir aku membuat adegan seperti ini.
.
And, annyeong readers. Miss me? Hahaha, lama sekali aku tidak update fanfiksi satu ini ya? Aku minta maaf. Namun, aku berterima kasih atas seluruh dukungan kalian.I love you all...
Apa kalian merasakan? rasanya cara penulisanku menjadi lebih kaku dibandingkan dulu. Aku minta maaf untuk itu. Hiatus merusakku ternyata. Hahaha
.
Kritik & saran?