Time for Me

Title : Time for Me

Cast : yunjae, yoosu, Changmin and other cast (ooc)

Rating : PG 15+

Genre : angst, hurt, romance sad ending (tadinya tapi kata temenku ff nya kaga sedih T^T)

Previous chapter...

Tanpa berfikir panjang, Yunho segera memanjat pohon tersebut untuk melihat apakah benda yang berkilat cahaya yang tadi ia lihat,

"Apa ini? jam pasir kuno? Kenapa bisa ada disini?" gumam Yunho heran saat ia tahu bahwa kilatan cahaya yang tadi ia lihat adalah sebuah kalung dengan bandul jam pasir kuno antik yang tertimpa cahaya matahari.

Ketika Yunho hendak beranjak turun dari dahan pohon sakura, tiba-tiba saja ia terpeleset jatuh sehingga tangannya menggenggam erat bandul kalung berbentuk jam pasir kuno tersebut. Satu hal yang Yunho tidak sadari bahwa jam pasir tersebut bergerak memutar dengan cepat.

Ketika Yunho kehilangan keseimbangan dan terjatuh, dari bandul kalung keluarlah seberkas cahaya putih. Yunho merasa kalau ia ditarik paksa masuk kedalam bandul jam pasir tersebut, Yunho merasa seperti terombang-ambing di laut dan diangkat ke tempat yang sangat tinggi lalu di jatuhkan dengan paksa ke bumi, ia juga merasakan rasa mual yang teramat sangat di perutnya seperti ada sesuatu yang menghantam perutnya dengan sangat keras...

Note : sebelum baca aku bakalan jelasin bentar istilah yang bakalan di pake di chapter ini

Gat : Topi pria Korea

Sokgui : Bagian dalam Jeogori

Durumagi : Pakaian terluar yang dipakai pada waktu-waktu tertentu, dipakai setelah Sokgui

Baji : Celana

ini adalah penyebutan hanbok untuk laki-laki

Time For Me (2a)

Seoul, Musim semi 30 April 1839

Seorang namja mengenakan hanbok dengan Durumagi berwarna biru langit dengan sokgui berwarna putih dengan menggunakan Baji dengan warna yang sama dan tak lupa namja tersebut mengenakan Gat untuk melindungi kepalanya dari sengatan sinar matahari yang menusuk.

Walaupun namja tersebut terlihat sangat keren dengan pakaian yang ia kenakan, namun wajah namja tersebut sangat cantik dengan mata besar yang mampu menelanmu dengan utuh, hidung mancung sempurna dengan bibir berwarna merah cerry di balut dengan kulit seputih salju dan selemput kapas membuat namja ini terkesan jauh dari kata "tampan".

Namja cantik ini bernama Kim Jaejoong ia adalah salah satu pelajar di Universitas Sungkyunkwan, ia merupakan salah satu pelajar terbaik disana. Ia mempelajari ilmu sastra korea dan salah satu sastrawan jenius yang dimiliki oleh universitas tersebut.

Kim Jaejoong sedang berjalan di sebuah bukit dan duduk tepat dibawah pohon sakura yang paling besar dan rindang yang ada disana.

Semilir angin menerpa wajah cantiknya yang sedang membaca buku dengan serius sesekali keningnya berkerut tanda tidak setuju dengan buku yang sedang ia baca.

"Akh, rasanya aku sudah terlalu lama berada disini aku harus kembali kerumah" ujar Jaejoong sambil menutup buku yang sedang ia baca.

Jaejoong kemudian bangkit dari tempat ia duduk dan mulai berjalan menjauhi pohon sakura, namun beberapa langkah ketika ia sudah berjalan tiba-tiba saja dari arah belakang terdengar suara,

~~~~~Brrrugh~~~~~~~~~

Dengan sangat keras, otomatis Jaejoong menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah belakang.

sedetik setelah Jaejoong membalikkan badannya, tiba-tiba saja angin berhembus dan menerbangkan kelopak sakura ke seluruh penjuru mata angin.

Jaeoong terpaku dengan penglihatannya sekarang, jantungnya berdetak dengan kencang dan entah kenapa kakinya melangkah dengan pasti ke sumber bunyi tersebut.

The person I've been searching for

I want to share a heated embrace with you

Stay still and close your eyes

So I can kiss you on the lips

I love you, it's you who I love

Found you

The one person I'll keep by my side

Jaejoong melihat seorang namja yang memakai pakaian yang aneh menurutnya, namun wajah itu…. Wajahnya terasa sangat familiar dan ia merasa sangat mengenal wajah itu.

Tanpa berfikir panjang, Jaejoong membawa namja tersebut ke rumahnya dengan mengendongnya di punggungnya.

Sepanjang perjalanan Jaejoong tak henti-hentinya tersenyum dengan lebar seperti habis menang lotre, tanpa ia sadari kalau ia di perhatikan oleh "seseorang" yang memperhatikan mereka berdua sejak tadi.

"Akhirnya kalian bertemu dan mulai sekarang takdir kalian dimulai" ujar "orang" tersebut sambil tersenyum misterius,

Angin berhembus sekali lagi dan menerbangkan bunga sakura, Jaejoong menoleh ke belakang dan pandangan matanya ke arah "Orang" tersebut berada namun ketika angin sudah tidak berhembus lagi ternyata "orang" tersebut sudah pergi menghilang bersama angin.

Jaejoong menatap sebentar dan kemudian ia pergi membawa namja yang ada di gendongannya kedalam rumahnya.

*********************************Time For Me********************************

Sinar matahari menyeruak masuk kedalam mata elang milik seseorang sehingga membuatnya menggeliat tak nyaman dalam tidurnya, dengan terpaksa Yunho membuka matanya dengan perlahan.

1 detik….

2 detik…

3 detik….

4 detik….

5 detik….

Yunho langsung terduduk dengan wajah panic karena ia menyadari kalau ia bukan dikamarnya.

Ia memaksa memori otaknya bekerja untuk memutar balik alasan kenapa ia bisa sampai dikamar ini,

namun sia-sia Yunho sama sekali tidak ingat mengapa ia bisa berada dikamar ini.

"Aku dimana? Kenapa aku tidak bisa ingat dimana aku berada? Ini kamar siapa?" ujar Yunho dengan panik dan melihat keadaan sekelilingnya.

Ia tidur di kasur lipat berwarna putih dengan selimut berwarna merah, kamar ini dikelilingi oleh rak buku, namun ada yang aneh dengan buku disini yaah bukunya berupa lembaran kertas yang dijahit seperti buku yang ia lihat didrama sejarah korea.

Dan sebuah lemari baju yang disampingnya terdapat sebuah meja kecil dengan tempat lilin, Yunho kemudian menegok ke arah lain, ternyata ruangan ini sama sekali tidak ada lampu yang ada hanyalah lilin.

"Aku ini sebenarnya ada dimana? Kenapa tak ada lampu? Kenapa bukunya aneh seperti ini?" gumam Yunho,

Ketika Yunho tengah bergelut dengan fikirannya, tiba-tiba saja pintu bergeser dan Jaejoong masuk kedalam kamarnya untuk melihat orang yang kemarin ia tolong,

"Akh, kau sudah bangun rupanya" ujar Jaejoong riang saat melihat Yunho tengah mengacak-ngacak lemari bukunya,

Yunho reflek menoleh kebelakang dan ia sangat terkejut mendapati seorang namja yang sangat cantik dengan hanbok berwarna hijau muda cerah,

"Kau siapa?" tanya Yunho yang memandang Jaejoong dengan takjub namja yang ada dihadapannya, bukan apa-apa hanya saja Yunho jarang menemui seseorang yang memakai hanbok dengan sangat lengkap,

"Aku? Namaku Kim Jaejoong mianhe kemarin aku membawamu kerumahku karena aku tak tahu alamatmu" jawab Jaejoong sambil tersenyum manis,

Yunho terpengarah saat melihat senyuman Jaejoong, namun sedetik kemudian ia kembali mendapatkan kesadarannya,

"Akh, gomawo Jaejoong-sshi sudah mau menampungku" ujar Yunho sambil tetap memperhatikan hanbok yang dipakai Jaejoong,

"Akh, boleh aku bertanya kau itu dari negara mana Yunho-sshi?" tanya Jaejoong dengan heran karena Jaejoong juga tengah memperhatikan pakaian Yunho,

"Aku dari seoul tentu saja, kenapa?" tanya Yunho dengan heran,

"Pakaianmu itu sangat aneh, mana ada orang di seoul yang memakai pakaian itu Yunho-sshi" jawab Jaejoong sambil menatap heran Yunho,

Yunho kemudian memperhatikan pakaiannya yang berupa singlet berwarna hitam di balut dengan jas berwarna hitam dan celana panjang jins berwarna hitam dan sneakers putih miliknya,

"Apa-apaan dia? Pakaianku aneh? Huh yang ada pakaiannya lah yang aneh! Mana ada di tahun 2011 orang mengenakan hanbok kemana-mana? Dia fikir sekarang sedang hari raya apa?" rutuk Yunho dalam hati dengan kesal,

"Aku rasa pakaianku tidak salah yang salah adalah pakaianmu" ujar Yunho sambil menatap Jaejoong,

"Pakaianku? Ani semua orang memakai hanbok yang ada pakaianmu yang aneh" ujar Jaejoong tidak terima kalau ia dibilang aneh,

"Apa maksudmu pakaianku aneh? Ini kan tahun 2011 wajarkan kalau aku pakai pakaian ini, pakaianmu saja yang aneh seperti orang dari tahun 1800-an, oh apa kau sedang syuting atau sejenisnya atau sedang ada perayaan?" tanya Yunho sangat penasaran,

"Err, aku tak mengerti dengan apa yang kau katakan tapi sekarang memang tahun 1800-an tepatnya tahun 1839" jawab Jaejoong yang bingung saat mendengar pertanyaan Yunho,

"Haah? 1839? Apa kau gila? Jangan bercanda, bagaimana mungkin aku di tahun 1839?" ujar Yunho dengan kesal,

"Aniya, aku serius sekarang adalah tahun 1839 tepatnya musim semi 1 may 1839" jelas Jaejoong menatap heran Yunho,

"Ck, kau tahu? Bercandamu sama sekali tidak lucu! Sudah keterlaluan! Berhentilah menonton drama history Jaejoong-sshi" ujar Yunho kesal sambil mengeluarkan handphonenya dan menelfon ummanya,

Begitu Yunho menyalakan handphonenya, dia melihat dilayarnya sama sekali tidak ada sinyal,

"Mwo? Tidak ada sinyal? Bagaimana ini? umma pasti marah-marah" gumam Yunho,

Lalu Yunho menatap Jaejoong yang ternyata juga sedang menatapnya dengan matanya yang besar,

"Jaejoong-sshi bisa aku pinjam handphonemu sebentar? Aku mau menelfon ummaku kau tahu handphoneku tidak ada sinyal" ujar Yunho sambil memperlihatkan layar handphone miliknya,

"Mwo? Benda apa ini? han han apa tadi?" ujar Jaejoong yang langsung mengambil handphone milik Yunho,

"Handphone, bisa aku pinjam milikmu?" tanya Yunho,

Jaejoong tidak menjawabnya dan malah memegang handphone milik Yunho yang slidenya sedang terbuka.

Jaejoong memperhatikan benda yang baru pertama kali ia lihat tersebut, Jaejoong memegang handphone slide tersebut di kedua tangannya dan tanpa sengaja Jaejoong mematahkan handphone milik Yunho,

"Arrrrrgh! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau patahkan?" teriak Yunho panik saat handphone miliknya terbelah menjadi dua,

"Akh, mianhe aku tidak sengaja habis bendanya sangat tipis jadi tanpa sadar aku ingin mematahkannya" ujar Jaejoong dengan wajah innocentnya,

"Aaaargh! Handphoneku! Aku akan menelfon pakai apa sekarang?" ujar Yunho yang masih meratapi handhpone miliknya yang dipatahkan oleh Jaejoong,

"Yaa! Pinjamkan aku telfonmu!" ujar Yunho yang habis kesabarannya menghadapi namja gila macam Jaejoong,

"Kau ini sebenarnya bicara apa sih dari tadi? Aku sama sekali tidak paham dengan omonganmu" ujar Jaejoong menatap Yunho,

"Mwo? Kau tidak tahu apa itu handphone? Aneh sekali kau fikir kau itu hidup di tahun kapan?" tanya Yunho,

"Tahun? Sekarang adalah tahun 1839 tanggal satu may dan sekarang musim semi" ujar Jaejoong menatap bingung Yunho,

"Mwo? Kau selalu bilang ditahun 1839! Mana percaya aku dengan omonganmu" ujar Yunho kesal,

Jaejoong menatap jengah Yunho yang sama sekali tidak percaya dengan perkataannya lalu ia menarik tangan Yunho untuk keluar kamar,

"Tuan muda Jaejoong anda mau kemana?" tanya salah seorang pelayan di rumah Jaejoong,

namun Jaejoong tidak mengubrisnya dan terus berjalan keluar sambil menyeret Yunho dengan sedikit kesal,

"Naah! Kau sudah tahu kan ini adalah tahun 1839!" ujar Jaejoong yang ternyata menyeret Yunho kepusat kota,

Yunho kemudian terperangah tak percaya, saat ini ia sedang berada di tempat dimana semua orang memakai hanbok dan tas yang berasal dari kayu,

Yunho kemudian melihat kesekelilingnya yang sama dengan drama history yang sering ia tonton, Yunho kemudian memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit,

"Jika ini benar di tahun 1839 lalu kenapa aku bisa sampai di tahun ini?" tanya Yunho dalam hati tidak mengerti,

"Yun, gwaenchanh-euseyo?" tanya Jaejoong sedikit khawatir,

"Tuan muda, apa dia teman tuan muda? Kenapa ia memakai pakaian yang aneh?" tanya salah seorang pedagang yang menatap Yunho dengan pandangan heran,

Jaejoong kemudian mendongakkan wajahnya, ia terkejut karena semua orang menatap Yunho dengan tatapan penasaran dan tak jarang dari mereka berbisik-bisik sambil menunjuk atau mata yang menatap tajam ke arah Yunho,

"Akh mianhe dari dari negeri seberang wajar kalau pakaiannya sedikit aneh" ujar Jaejoong yang sedang menjelaskan pada orang-orang disekelilingnya dengan berbohong tentunya,

"Jinjja? Jadi orang dari negeri seberang memakai pakaian seperti ini?" tanya salah seorang pedagang yang lain,

"Nee, pakaian ini sedang terkenal sehingga semua orang di sana memakainya" ujar Jaejoong yang semakin meyakinkan para pedang dan penduduk yang sedang melihat Yunho dengan tatapan terpana,

Sedangkan Yunho, akh dia terlihat pucat dan shock di waktu yang bersamaan, di otaknya sekarang masih berfikir dengan sangat keras bagaimana caranya dia bisa terdampar di tahun 1839? Apakah Yunho sedang bermimpi? Yunho berharap dia sedang bermimpi karena ini adalah mimpi paling aneh yang pernah ia dapat.

Setelah Jaejoong selesai meyakinkan para penduduk sekitar, Jaejoong kemudian menarik tangan Yunho dan segera pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan Yunho hanya terdiam dan tatapan matanya tidak fokus hal ini membuat Jaejoong kesal dan menghentikan langkahnya,

"Kau ini sebenarnya kenapa? Kenapa kau itu diam dari tadi?" tanya Jaejoong dengan sedikit kesal,

Yunho kemudian menatap Jaejoong dengan sangat dalam sampai akhirnya ia membuka mulutnya,

"Jaejoong-sshi tolong kau tampar pipiku jadi aku tahu kalau ini nyata atau tidak" ujar Yunho dengan serius,

~~~~~~~Plaaaaaaaaaaak~~~~~~~~~~~~~~~

Jaejoong dengan senang hati menampar Yunho dengan sangat keras dan membuat Yunho merasa pipinya terbakar dan panas,

"Yaaa! Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah bosan hidup? Kenapa kau menamparku dengan keras?" marah Yunho sambil memegangi pipinya yang terasa terbakar,

"Bukankau yang memintaku untuk menamparmu? Kenapa sekarang kau malah marah-marah?" tanya Jaejoong tak mengerti dengan perkataan Yunho,

"Iya, memang aku memintamu untuk menamparku tapi tidak sekeras itu!" jawab Yunho dengan sedikit kesal,

"Jangan salahkan aku, kau memintaku untuk menamparmu kan?" ujar Jaejoong sambil mengangkat kedua bahunya,

Yunho masih mengusap kedua pipinya yang masih terasa panas,

"Lalu? Apa kau sudah tahu bahwa ini nyata atau tidak?" ujar Jaejoong dengan santai,

Begitu mendengar perkataan Jaejoong, Yunho langsung menatap Jaejoong dengan tatapan horror,

"Tamparanmu terasa sakit sakit di pipiku apa artinya ini bukan mimpi?" ujar Yunho pelan namun Jaejoong masih dapat mendengarnya,

"Apa perlu aku menamparmu lagi?" tanya Jaejoong yang sudah mengangkat tangannya bersiap untuk menampar Yunho sekali lagi,

"Andwee! Aku tidak mau! Sakit sekali tamparanmu itu!" tolak Yunho dengan cepat,

"Haah, jadi ini bukan mimpi? Lalu bagaimana caranya aku bisa kembali kemasa ku?" tanya Yunho sedikit depresi,

"Jangan khawatir kita akan memecahkannya bersama dan mencari jalan supaya kau bisa kembali" ujar Jaejoong sambil menepuk bahu Yunho,

"Gomawo Jaejoong-sshi" ujar Yunho sambil tersenyum lembut,

"Tapi apa kau benar-benar dari tahun 2011?" tanya Jaejoong penasaran,

"Tentu saja, kau tidak lihat pakaianku dan handphone ku yang baru kau belah jadi dua?" tanya Yunho sedikit kesal mengingat kejadian barusan,

"Jinjja? Apa tidak ada bukti lain?" tanya Jaejoong penasaran, jujur saja saat ini Jaejoong antara percaya dan tidak percaya dengan perkataan Yunho,

Dengan cepat, Yunho mengambil dompet yang ada disaku belakangnya dan memberikan dompet yang berisi kartu identitas miliknya ke Jaejoong,

"Wooah, apa ini? kenapa kau ada disini? Tapi kenapa kau lebih kecil disini?" tanya Jaejoong yang membuka dompet Yunho dan sekarang sedang melihat kartu identitas miliknya,

"Itu namanya kartu identitas nanti di tahun 2011 semua orang sudah memiilkinya, lihat di sini tertera Jung Yunho, itu namaku dan 15 Desember 2011 adalah masa habis kartu ini" ujar Yunho sambil menjelaskan kartu identitas miliknya,

"Heee, kau benar-benar dari tahun 2011? Hebaaat" ujar Jaejoong yang sudah 100 % percaya kalau Yunho berasal dari tahun 2011,

"Tentu saja kau harus percaya padaku, tapi masalahnya aku harus tinggal dimana selama aku ada di tahun ini?" tanya Yunho,

"Tentu saja kau akan tinggal denganku! Kajja aku penasaran seperti apa seoul di tahun 2011" ujar Jaejoong sambil menarik kembali tangan Yunho,

Dan Yunho sama sekali tidak keberatan saat Jaejoong menarik tangannya justru ia sangat senang dengan hal ini terbukti dari senyuman yang terus tersungging di bibir hatinya,

"Ini, kau lebih baik pakai ini agar tidak ada orang lain yang menganggapmu aneh" ujar Jaejoong sambil menyerahkan hanbok miliknya ketika mereka sudah sampai di rumah Jaejoong,

"Gomawo Jaejoong-sshi" ujar Yunho sambil tersenyum manis,

~~~Deg Deg Deg~~~~~~

Jantung Jaejoong berdegub sedikit kencang saat mata Jaejoong melihat senyuman manis Yunho, dengan sedikit salah tingkah Jaejoong membuka mulutnya,

"Jangan memanggilku dengan embel-embel shi" ujar Jaejoong sambil mengerucutkan bibirnya yang Nampak sangat manis dimata Yunho,

"Nee, Jaejoongie gomawo" ujar Yunho kemudian,

"Jaejoongie? Haish kalau kau memanggilku Jaejoongie aku memanggilmu Yunnie" ujar Jaejoong riang,

TBC...