_Jill's POV_

Aku terbangun mendengar suara ayam berkokok dan burung bercuit-cuit. Yap, hari baru, alias pagi.

06.00, tepat waktu!

Segera aku bangkit dan lekas mandi, lalu berganti baju dan memasak.

Aku... yah, hehe, nggak terlalu—mungkin ... dalam memasak ... tapi, perutku sudah merengek-rengek minta diisi.

Setelah mengekang nafsu makan (?) segera saja aku membuka pintu, dan... pas sekali ada orang yang akan mengetuk pintu...

Jadinya, Ya...

BRUAK!

"Ouuch..." Seru korban penabrakan pintu oleh Jill (?)

"? ... Oh! Ma-maaf! Ng... kau ... Kai, kan?" Ku ulurkan tanganku.

"Oh ... yah ... ya... nggak apa-apa...Aku nggak keberatan di tabrak oleh seorang gadis cantik ..." Jawabnya Gombal sambil mencoba berdiri.

Aku dengar, Kai ini hanya datang tiap Summer, pantesan aku gak pernah lihat.

"Hee... aku belum pernah melihatmu disini, apakah takdir yang mempertemukan kit-PLAAK!"

Aku memukulnya dengan Hammer (Li : Serasa De ja vu sama HM:FoMT ... waktu Jack mukul mayor Thomas pake hammer :P)

"Aww! K-kenapa kau seperti itu gadis can-BUUK!"

Satu pukulan lagi.

"Eh... ya udah, tu-de-poin deh, aku membuka restoran besok, jadi... kuharap kau mau datang, emm..? Jill."

"Hmm... baiklah." Aku memasukan kembali Hammerku.

"Hanya itu, Bye~!" Serunya sambil mengedipkan sebelah mata, aku memasang tampang pura-pura muntah, dan dia hanya tersenyum, lalu pergi keluar Farm.

"Cih, Dasar cowok gombal." Cercaku, tapi entah kenapa di dalam hati rasanya senang.

"Petooook~"

"Ah~ aku lupa maaf!" Seruku sambil berlari ke kandang ayam.

_Afternoon_

"Akhirnya selesai juga..." Aku menaruh 18 buah Turnip, dan 9 Cabbage, Semua tanaman udah kupangkas soalnya besok mulai summer.

"Jill,"

Aku menoleh. Takakura.

"Bisa kau antarkan nanas ini ke kai? Kau tahu siapa kan? Ada di Inn."

"Eh, baiklah!" Aku mengambil nanas itu dan menaruhnya di Ranselku, lalu pergi ke Inn.

Semula aku heran, kenapa bukan Takakura aja yang ngasih, aku lagi males ketemu sama cowok gombal itu.

"Kring-Kring."

"Halo Jill!" Sapa Ruby.

"Halo!" Aku balas menyapanya. "Em... anu, kamar orang yang namanya... namanya... Ka...Ka... Ka...?"

"Kai?" tebak Ruby, aku mengangguk.

"Iya! Itu dia! Namanya susah diingat sih ..." Seruku. Semua orang di Lobi Inn Sweatdropped.

"Kamar nomor 22 di atas." Kata Ruby, aku mengangguk, lalu berjalan menaiki tangga.

"22... ini dia...". Aku mengetuk pintu. "Selamat siang! Halo! Pengantaran paket Takakura! Cepat, aman dan barang selamat! Hubungi 2***! " (Loh?).

Tak ada Jawaban, kuketuk lagi.

Sama saja.

"Ah~ gak ada orang, percuma!" Kulemparkan nanas itu ke pintu, dan entah kenapa, pas pada saat seseorang keluar dari kamar.

BUM

"OUUUCCH!" Serunya, keras sekali sampai tersengar hingga patung Liberty.

"Hey, What's that?"

"Oh-oh! I know, it's an alien!"

"What? Let's call NASA, there's an alien screaming."

Mari kita skip pembicaraan orang-orang asing itu.

"Oh! Maaf, aku nggak sengaja!" Aku mencoba mengangkatnya, tapi ia malah terlempar dan menghantam dinding.

"OUUUUUUUUUCCCCCHHH!"

Dia pingsan, langsung saja aku mengotongnya bersama Ruby ke Clinic .

_Clinic, Kai's POV_

L: Kita lihat saja di TeKaPe! #Plaaak

Ouh... mataku berkunang-kunang, apa yang terjadi?

Perlahan kubuka mataku, ... ... ...

"Oh, kau sudah sadar..." Kata .

"GYAAA!" Seruku ketika melihat sebuah mata cyborg. "Wow men, Dr. Hardy bro! Jangan bikin aku kaget!".

"Dia kenapa?" Tanya seorang gadis berambut coklat diikat dua.

"Hmm, sepertinya dia kena penyakit yang bernama Krosambea (Ngasal)." Ujar Dr. Trent (Yang datang hari rabu ini) sok tahu.

"Penyakit apa itu, dokter?" Tanya ... Ruby?

"Penyakit ini sangat berbahaya, harus di suntik mati supaya tidak menular!"

"..."

"..."

"..."

"..."

"GAK MAUU DOKTER SINTIIINGG GUA KAGAK SAKKEEEET!" Teriakku sambil berlari terbirit-birit keluar.

"..."

"..."

"Cepat bius dia, Trent."

"Virus gilanya bisa nular..."

"..."

Dan kini aku dikejar oleh trio medis sinting.

_Malamnya, Jill's POV_

"Ya~ kerjaan selese juga~".

Aku duduk di sofa, tiba-tiba terasa sesuatu, kuambil itu, Tape recorder dengan stiker bertuliskan 'Lumiring' (Author di lempar pisau) eh, 'Lumina'.

"Ini Tape Recordernya Lumina? kenapa ada disini toh?" kataku sambil memandang Tape recordernya, Emangnya, sejak kapan Lumina punya Tape recorder?

"Bagaimanapun, aku kembalikan sajalah! Kuharap ia belum tidur..." Aku membawa Tape recorder itu dan memasukannya ke dalam ransel.

Aku mengunci rumahku, lalu berjalan keluar Farm. Dan berbelok.

DING DONG DING DONG Suara big ben- (Author di siksa inggris karena meng-Claim big ben) – eh, jam (sejak kapan di Valley ada jam gede?) berbunyi. Jam 10, wah, harus cepat, kalau nggak besok bisa telat bangun!

Aku segera memasuki wilayah villa, dan ketika aku melewati air mancur, pintu terbuka dan ... MUNCUL ...

"Wah, wah, sedang apa kau disini, gadis cantik?" Kata seseorang.

"..." Aku terdiam.

"kenapa?" Ia bertanya.

Author tertegun #Dihajar gara-gara masuk cerita tiba-tiba/seenaknya.

"..."

"Hei-" katanya lagi, terpotong karena ...

Aku membuka mulut.

"GYAAA SETAN! ADA SETAN!"

"Eh?" Ia terkejut.

Secara refleks aku mengeluarkan hammer dan BUUUK!

"GAAAAAAHH!"

Suaranya terdengar keras seperti cowok yang bernama ... Ka... siapa aku lupa? (Kai : #nangis. Nama 3 huruf aja kamu gak bisa inget?) Sudahlah.

Terdengar sampai tembok China.

Karena Author gak bisa bahasa China (Bisanya; Cang ceng cong) jadi garis miring aja ya...

"Wahai, apa gerangan itu?"

"Oe juga tidak tahu, mungkin hantu buruh yang mati karna membangun tembok ini,Ha~"

"Apa?"

Mereka kabur.

Skiiiip...

Bek tu Jill.

"Hya Setan, ada setan!" Seruku histeris. Sementara orang itu sudah keok.

_? (Ceritanya belum tau namanya -.-) 's POV_

"A... aku ... b-bukannya..." Aku kesusahan berbicara karena babak belur.

Kreeek, pintu terbuka. Oh sial, aku bisa ketahuan, ditangkap, dipenjara, dihukum mati- Oh berhenti berpikiran negatif!

"Hei, Jill! Sedang apa kau disini? Gak ada setan kan? dan ... kau!" Gadis berambut pendek dengan bando itu menunjukku. "Kembalikan barang-barang kami!"

Teriakannya berhenti seketika. "Ini! Tape recordermu kan?".

"Ya! Terimakasih!".

"Hei, Pencuri! Mana barang-barangku?" Tanyanya.

"Oh, hehe, barang-barang apa, Nona manis?" Aku melancarkan aksiku.

"Oh~! Kau bisa saja!" gadis itu tersipu, hmph, mudah sekali.

"Dan nona yang satunya lagi..." Aku melihat ke seorang gadis lain. "Apa yang dilakukan seorang putri cantik di malam hari~?".

Ha, aku menang, aku membawa pulang barang 'pinjaman'ku, lalu hidup bahagia dengan kare-kareku.

Hm?

Hei...

Kenapa dia tidak tersipu?

Malah memandang dengan kebencian? (Death Glare).

Ia-ia malah... BUUUUK!

Memukulku dengan hammer lagi. Maka melolonglah aku.

"Hentikan semua rayuanmu itu, dasar Pencuri Setan!" Ia menginjak-injakku yang terkapar.

"Auh! Ouch! Hei!"

"Tak ada ampuuun!" ia menginjakku makin keras.

"Gau! Ma-maaf putri..."

"Berhenti memanggilku 'Putri'! pencuri ganjen!"

Hhh... kalau begini, tinggal satu cara untuk lolos...

"Chick ... Beam ... FIRE!" Seruku.

"Hei, kenapa..." Kata Gadis yang berambut pendek. "Aku membeku?".

"Hah?" Gadis yang satunya lagi terpaku.

"Dadah~" Aku melompat ke seberang tapi ...

BRUUAAAK!

Ada yang menarikku dan melemparku ke sisi lain.

"HEI! JANGAN MAIN PERGI!" Seru si Gadis coklat.

"Hah?" aku kebingungan, kenapa, dia nggak membeku? Freeze gitu?

"Lumina! Kamu kenapa?" Ia menguncang-guncangkan temannya.

"Gak tahu... aku beku sendiri..."

Coklat menatap marah padaku. "Kembalikan dia! Kembaliin gak?".

"Eh, eh gak bisa!" Aku langsung menggunakan kesempatan itu untuk kabur.

"Kembali kau, maling!" Samar-samar ku dengar suaranya.

_Jill's POV_

"Gimana? Udah bisa bergerak?" tanyaku.

"Ya, kok! Lagian aku gak keberatan di bekuin sama cowok Cute bin Cool kayak dia!" Lumina malah seneng sambil meluk-meluk tape recordernya. "Aku dapet rekaman suaranya lagi! Kya~ Skye~!"

Aku Sweatdropped. "Namanya Skye?".

"Ya! Keren kan? Langit~" Lumina balik ngomong kagak jelas.

"Oh... ok... Lum, aku pulang ya..." Pamitku, lalu berlari pulang.

Siapa sih, sebetulnya dia?

TBC